• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kebangkrutan pada Industri Perbankan di Indonesia dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score dan Camels.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kebangkrutan pada Industri Perbankan di Indonesia dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score dan Camels."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In the face of increasingly competitive business environment, requires the use of performance measurement methods that can assess overall company performance. In this case, the method can be used is the Balanced Scorecard. Knowledge and application of the Balanced Scorecard in Indonesia is still limited. It’s also an obstacle for PT Bank Jabar Banten Sharia which hasn’t applied the Balanced Scorecard. The purpose of this research is to develop the Balanced Scorecard model for PT Bank Jabar Banten Sharia. This research was conducted by analyzing data based on the theories related to the research problem. The research method used is descriptive analytical research method. From the analysis has been done, the authors develop a model of Balanced Scorecard for PT Bank Jabar Banten Sharia with financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and growth and learning perspective with the main strategy to increase revenue up to 150% and 5% of net margin in 2011 by expanding the market base. Expansion of market base was achieved through improving the quality of the front office staff and the infrastructure, increasing the number of service points, the availability of Islamic products that match to the market needs, business process improvement services, increasing the synergy of Bank Jabar Banten Group, increased new products and services research, increased promotion, development of information technology, increasing employee satisfaction and professionalism, and increased supervision and obedience to cultural rules.

(2)

ABSTRAK

Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh. Dalam hal ini metode yang dapat digunakan adalah Balanced Scorecard. Hingga saat ini pengetahuan dan penerapan Balanced Scorecard di Indonesia masih terbatas. Hal ini juga menjadi kendala bagi PT Bank Jabar Banten Syariah yang belum menerapkan Balanced Scorecard. Tujuan penelitian ini adalah menyusun model Balanced Scorecard untuk PT Bank Jabar Banten Syariah. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis data berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penulis menyusun model Balanced Scorecard untuk PT Bank Jabar Banten Syariah dengan perspektif keuangan, perspektif nasabah, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan strategi utama meningkatkan pendapatan hingga 150% dan net margin 5% di tahun 2011 melalui perluasan basis pasar. Perluasan basis pasar tersebut dicapai melalui peningkatan kualitas petugas front

office beserta infrastrukturnya, peningkatan jumlah titik layanan, tersedianya produk

syariah yang sesuai dengan kebutuhan pasar, pembenahan bisnis proses layanan, peningkatan sinergi Bank Jabar Banten Group, peningkatan riset produk dan layanan baru, peningkatan promosi, pengembangan teknologi informasi, peningkatan kepuasan dan profesionalisme pegawai, dan peningkatan pengawasan dan budaya patuh pada aturan.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...6

1.4 Kegunaan Penelitian...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...8

2.1 Kajian Pustaka...8

2.1.1 Akuntansi Manajemen...8

2.1.2 Visi dan Misi...9

(4)

2.1.3.1 Definisi Strategi ... 10

2.1.3.2 Jenis-jenis Strategi ... 10

2.1.4 Manajemen Strategis ... 14

2.1.4.1 Definisi Manajemen Strategis ... 14

2.1.4.2 Tujuan Manajemen Strategis ... 14

2.1.4.3 Manfaat Manajemen Strategis... 15

2.1.4.4 Proses Manajemen Strategis ... 16

2.1.5 Kinerja ... 19

2.1.5.1 Pengertian Pengukuran Kinerja... 19

2.1.5.2 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 20

2.1.5.3 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 21

2.1.5.4 Jenis Pengukuran Kinerja ... 22

2.1.5.5 Kriteria Sistem Pengukuran Kinerja ... 22

2.1.6 Peta Strategi ... 24

2.1.6.1 Definisi Peta Strategi... 24

2.1.6.2 Manfaat Peta Strategi ... 24

2.1.6.3 Kriteria Peta Strategi ... 24

2.1.7 Inisiatif ... 26

2.1.7.1 Kriteria Inisiatif ... 28

2.1.8 Balanced Scorecard ... 29

2.1.8.1 Definisi Balanced Scorecard ... 29

2.1.8.2 Manfaat Penerapan Balance Scorecard ... 30

2.1.8.3 Empat Perspektif Balance Scorecard ... 31

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.8.3.2 Perspektif Pelanggan ... 33

2.1.8.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 34

2.1.8.3.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 36

2.1.8.4 Balance Scorecard Sebagai Sebuah Sistem Manajeme ... 38

2.1.8.5 Empat Perspektif, Apakah Cukup ? ... 40

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Metode Penelitian ... .44

3.1.1 Teknik pengumpulan Data ... 44

3.1.2 Langkah-langkah Penelitian ... 46

3.1.3 Periode dan Waktu Penelitian ... 52

3.2 Objek Penelitian ... 53

3.2.1 Profil Perusahaan ... 53

3.2.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 54

3.2.3 Gambaran Aktivitas Perusahaan ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

4.1 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan ... 74

4.2 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ... 76

4.3 Kondisi yang Mendukung Penerapan Balanced Scorecard di PT Bank Jabar Banten Syariah ... 80

(6)

4.4.1 Menilai Fondasi Organisasi ... 83

4.4.2 Membangun Strategi ... 84

4.4.2.1 Analisis SWOT Indikator Finansial ... 84

4.4.2.2 Analisis SWOT Indikator Non Finansial ... 90

4.4.3 Membuat Tujuan Organisasi ... 96

4.4.3.1 Pemilihan Perspektif dan Penentuan Sasaran Strategis Perusahaan ... 96

4.4.3.2 Tolok Ukur Balanced Scorecard PT Bank Jabar Banten Syariah ... 99

4.4.4 Menyusun Peta Strategi ... 109

4.4.5 Menyusun Inisiatif ... 112

4.5 Pembahasan Keseluruhan Penyusunan Balance Scorecard ... 117

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 126

5.1 Simpulan ... 126

5.2 Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 129

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Strategi Berdasarkan Hierarki...11

Gambar 2 Strategi Generik Porter...13

Gambar 3 Bagan Proses Manajemen Strategis...19

Gambar 4 Inisiatif...27

Gambar 5 Hubungan Kausal Inti Pengukuran Konsumen...33

Gambar 6 Model Generik Rantai Nilai...36

Gambar 7 Hubungan Kausal Empat Perspektif...37

Gambar 8 Kerangka Pemikiran...43

Gambar 9 Skema Langkah-langkah Penelitian...52

Gambar 10 Struktur Organisasi...55

Gambar 11 Hubungan Antara Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan dengan Perspektif serta Sasaran Strategis...98

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Berbagai Atribut Pengukur Kinerja yang Baik...23

Tabel II Analisis SWOT Indikator Finansial Faktor Internal...85

Tabel III Analisis SWOT Indikator Finansial Faktor Eksternal...88

Tabel IV Analisis SWOT Indikator Non Finansial Faktor Internal...90

Tabel V Analisis SWOT Indikator Non Finansial Faktor Eksternal...93

Tabel VI Balanced Scorecard PT Bank Jabar Banten Syariah...108

Tabel VII Hubungan Sebab Akibat - BSC PT Bank Jabar Banten Syariah...110

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan, perusahaan harus menggunakan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:19). Perusahaan perbankan syariah harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing dengan perusahaan perbankan syariah lainnya.

Pengukuran kinerja penting bagi suatu perusahaan untuk mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien, sebagai alat bantu bagi manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan, dan juga untuk memperlihatkan kepada investor maupun pelanggan atau pihak-pihak yang berkepentingan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Niven, 2003:3).

(10)

BAB I Pendahuluan 2

keuangan yang bersifat jangka pendek dan belum terlalu fokus pada tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan, proses bisnis internal maupun pembelajaran dan pertumbuhan. Keberhasilan yang dilihat dari kinerja keuangannya saja tidaklah memberikan gambaran menyeluruh mengenai kemampuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam lingkungan usaha yang masih berskala kecil, dapat dipastikan bahwa transaksi hanya dilakukan dengan pihak eksternal. Dalam konteks persaingan seperti ini, peran tolok ukur dari informasi keuangan masih representatif karena hampir seluruh aktivitas operasional masih dapat dikendalikan. Pengukuran kinerja, secara obyektif dapat dilakukan dengan membandingkan harga output dengan harga input. Namun, ketika perusahaan mulai membesar dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) ikut bertambah, timbul permasalahan dengan pengukuran kinerja keuangan, antara lain (Yuwono, Sukarno, dan Ichsan, 2004:23) :

1. Peningkatan skala perusahaan berupa integrasi fungsi-fungsi dan semakin kompleksnya struktur organisasi memperbesar jumlah transaksi internal yang membuat mekanisme harga terbengkalai.

2. Pembesaran perusahaan berakibat pula pada semakin panjangnya siklus operasi perusahaan.

3. Pengukuran kinerja semakin sulit dilakukan pada perusahaan padat modal berskala besar yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk, terutama kesulitan dalam pengalokasian biaya overhead.

(11)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Akhirnya, yang disalahkan adalah (sistem) akuntansi. Posisinya semakin tersudut manakala akuntansi tersebut diharapkan sebagai penghasil laporan keuangan yang mampu menengahi berbagai kepentingan. Sehingga, pada akhirnya akuntansi, yang sangat menggantungkan diri pada bukti-bukti otentik dari transaksi input-output, pada akhirnya, akan membawa konsekuensi serius terhadap kecermatan dan manfaat yang dapat diperoleh dari ukuran kinerja keuangan yang dihasilkan.

Terlepas dari itu semua, penggunaan tolok ukur keuangan sebagai satu-satunya pengukur kinerja perusahaan memiliki banyak kelemahan, antara lain :

1. Pemakaian kinerja keuangan sebagai satu-satunya penentu kinerja keuangan perusahaan bisa mendorong manajer untuk mengambil tindakan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.

2. Diabaikannya aspek pengukuran nonfinansial dan intangible asset pada umumnya, baik dari sumber internal maupun eksternal yang akan memberikan suatu pandangan yang keliru bagi manajer mengenai perusahaan di masa sekarang terlebih lagi di masa mendatang.

3. Kinerja keuangan hanya bertumpu pada kinerja masa lalu dan kurang mampu sepenuhnya untuk menuntun perusahaan ke arah tujuan perusahaan.

(12)

BAB I Pendahuluan 4

Perspektif keuangan menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya. Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang.

Menurut Mulyadi keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan Balanced Scorecard adalah sebagai berikut :

1. Komprehensif

Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa perspektif keuangan merupakan perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah adanya Balance Scorecard, perusahaan baru menyadari bahwa perspektif keuangan merupakan hasil dari beberapa perspektif lain yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran yang lebih komprehensif atau menyeluruh ini membuat perusahaan untuk lebih bijak dalam menentukan strategi bisnisnya untuk memasuki ruang bisnis yang lebih kompleks.

2. Seimbang

(13)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha antara scorecard karyawan dengan scorecard perusahaan sehingga setiap masing-masing karyawan dalam perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk memajukan perusahaan.

3. Terukur

Berbagai perspektif dapat diukur dengan Balanced Scorecard baik itu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan juga pertumbuhan dan pembelajaran.

Menghadapi kondisi demikian, PT Bank Jabar Banten Syariah harus lebih meningkatkan kinerja manajemennya di setiap bidang dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal yang dimiliki. Oleh karena itu PT Bank Jabar Banten Syariah memerlukan Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan, karena (Kaplan dan Norton, 2000:2) :

1. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis.

2. Balanced Scorecard tidak hanya memfokuskan pada ukuran keuangan semata, tapi juga memperlihatkan sejumlah ukuran yang terintegrasi sehingga dapat mengaitkan pelanggan saat ini, proses bisnis internal dan karyawan untuk pencapaian profit jangka panjang.

(14)

BAB I Pendahuluan 6

mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun model Balanced Scorecard untuk PT Bank Jabar Banten Syariah.

1.2 Identifikasi Masalah

Persaingan di dunia bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, kompleks, dan dinamis. PT Bank Jabar Banten Syariah harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing dengan perusahaan perbankan syariah lainnya. Balanced Scorecard dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan apabila perusahaan telah memahami dan menerapkan Balanced Scorecard secara tepat. Namun, hingga saat ini pemahaman dan penerapan Balanced Scorecard di Indonesia masih terbatas. Hal ini pula yang menjadi kendala bagi PT Bank Jabar Banten Syariah yang belum menerapkan Balanced Scorecard.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

Bagaimana penyusunan model Balanced Scorecard untuk PT Bank Jabar Banten Syariah ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(15)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi PT Bank Jabar Banten Syariah

Hasil skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang berguna bagi PT Bank Jabar Banten Syariah dalam menyusun model Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaannya.

2. Bagi Masyarakat

Hasil skripsi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat mengenai proses penyusunan model Balanced Scorecard dalam sebuah perusahaan perbankan syariah.

3. Bagi Rekan-rekan Mahasiswa

Hasil skripsi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna sebagai bahan rujukan atau pembanding bagi rekan-rekan mahasiswa yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan Balance Scorecard.

4. Bagi Penulis

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang penyusunan model Balanced Scorecard pada PT Bank Jabar Banten Syariah, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. PT Bank Jabar Banten Syariah menggunakan empat perspektif dalam menyusun model Balanced Scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif nasabah, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

2. PT Bank Jabar Banten Syariah menggunakan strategi pertumbuhan dengan strategi utama meningkatkan pendapatan hingga 150% dan pencapaian net margin 5% di tahun 2011 melalui perluasan basis pasar.

3. Perluasan basis pasar tersebut diyakini dapat dicapai melalui :

a. Peningkatan kualitas petugas front office beserta infrastrukturnya terutama menyangkut pengetahuan dan sikap petugas front office berikut proses bisnisnya.

(17)

Bab V Simpulan dan Saran 127

Universitas Kristen Maranatha c. Tersedianya produk syariah yang sesuai dengan kebutuhan pasar dengan

melakukan analisis tentang kelebihan/kekurangan produk syariah kompetitor.

d. Pembenahan bisnis proses pelayanan

e. Peningkatan sinergi Bank Jabar Banten Group dengan pembentukan tim lintas perusahaan dalam Group PT Bank Jabar Banten Syariah dengan penugasan dari direksi.

f. Peningkatan riset produk dan layanan baru

g. Peningkatan promosi above dan below the line

h. Pengembangan teknologi informasi

i. Peningkatan kepuasan dan profesionalisme pegawai

j. Peningkatan pengawasan dan budaya patuh dengan melaksanakan audit implementasi bisnis proses syariah.

5.2 Saran

Dari simpulan yang telah diuraikan di atas, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak PT Bank Jabar Banten Syariah antara lain :

(18)

Bab V Simpulan dan Saran 128

2. Ukuran strategis yang merupakan tolok ukur kinerja suatu unit bisnis atau perusahaan merupakan basis untuk pemberian insentif sehingga penetapannya harus dilakukan secara hati-hati atau prudent dengan kesepakatan bersama.

3. Penentuan besaran target dari setiap ukuran strategis harus mengikuti prinsip Smart-C, yaitu spesific, measureable, achievable, relevant, time-bounded, dan

continously improve sehingga dapat memacu produktivitas setiap unit.

(19)

129 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Tirtarianto. 2008. Peranan Balance Scorecard sebagai Metode Meningkatkan

Kinerja Perusahaan. Universitas Parahyangan. Bandung.

Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. (2004). Management Control System. 11th Edition. The Mc Graw-Hill, Inc., New York.

Atkinson, AA. and Robert S. Kaplan. (1998). Advanced Management Accounting. 3rd Edition. Prentice Hall, Inc., New Jersey.

Horngren, Datar, dan Foster. (2006). Cost Accounting A Managerial Emphasis. 12th Edition. Prentice Hall, Inc., New Jersey.

Imelda, R. H. N. (2004). Implementasi Balanced Scorecard Pada Organisasi Publik.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 6 (2), hal. 106-122.

Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Kaplan, Robert S. and David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Diterjemahkan oleh : Peter R. Yosli. Erlangga, Jakarta.

Kaplan, Robert S. and David P. Norton. (2004). Strategy Maps: Converting Intangible

Assets Into Tangible Outcomes. Harvard Business School Publishing Corporation,

United States of America.

Mulyadi. (2001). Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk

Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta.

Niven, Paul R. (2002). Balanced Scorecard: Step - By – Step Maximazing Performance and Maintaining Results. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Niven, Paul R. (2003). Balanced Scorecard: Step – By – Step for Government and Nonprofit Agencies. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Siagian, Sondang P. (2002). Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.

Wheelen, Thomas L. and Hunger, David J. (2003). Strategic Management and Business

Policy. 9th Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan. (2004). Petunjuk Praktis

Penyusunan Balance Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi.

Referensi

Dokumen terkait

Sifat ZnO yang mudah bereaksi menjadikan bahan tersebut dapat disintesis menjadi nanopartikel sebagai filler pada pembuatan bio- nanokomposit film berbahan

Pada pembuatan website ini hanya dikhususkan pada merk mobil Honda, Toyota, dan Mitsubishi, serta tidak ada transaksi secara online, oleh karena itu penulis memberikan solusi

Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis aktivitas komunikasi pemasaran Balikpapan TV dalam menarik minat pengiklan; 2) Menganalisis hambatan yang dihadapi

Sedangkan variabel yang tidak signifikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Kampung Tambak Lorok yakni persepsi pembangunan infrastruktur, jumlah anggota keluarga dan

Pada Gambar 15 di atas, dapat diketahui jumlah rata- rata energi listrik yang dihasilkan Turbin Angin adalah sebesar 30 kW dengan maksimum daya yang dihasilkan sebesar

Maket pada perancangan sistem ini adalah sebagai visualisasi dari sistem aliran daya yang ada pada praktikum distribusi dan transmisi dimana terdapat dua pembangkit dan lima

Pengetahuan tentang ilmu mekanika, ilmu bahan bangunan, ilmu manajemen konstruksi untuk pengendalian proyek, serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan perancangan struktur

[r]