• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BRAND CAMPAIGN UNTUK SOCIALSCRIBE DI SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN BRAND CAMPAIGN UNTUK SOCIALSCRIBE DI SURABAYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

13 PERANCANGAN BRAND CAMPAIGN UNTUK

SOCIALSCRIBE DI SURABAYA

Isdijono Chandra Christian Anggrianto Mahasiswa & Dosen Program Studi Visual Communication Design Fakultas Teknik dan Desain Universitas Ciputra

UC Town, Citra Land, Surabaya ABSTRAK

Tugas akhir dengan judul “Perancangan Brand Campaign untuk SocialScribe di Surabaya” membahas perancangan konsep dan media kampanye sosial, sebagai media promosi SocialScribe, dengan tujuan memperkenalkan, mengedukasi, dan membangun persepsi masyarakat, terutama pengusaha akan pentingnya perkembangan media periklanan melalui social media.

Media periklanan konvensional yang mulai dirasa kehilangan fungsinya mulai digantikan media periklanan online yang mampu mengkomunikasikan lebih banyak, memberikan dampak yang lebih luas, dengan waktu yang dibutuhkan lebih singkat.

Abstract

Final Project "Designing Brand Campaign for SocialScribe in Surabaya" discusses the design concept and social campaign media as SocialScribe promotion media, with the aim to introduce, educate, and build public perception, especially business owners of the importance of the development of advertising media through social media.

Conventional advertising media beginning to be felt to lose its function being replaced by online advertising medium that is able to communicate more, giving a wider impact, with shorter time. Kata kunci: Online, Social Media, Brand Campaign, dan periklanan.

LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH

Perkembangan kemajuan teknologi di zaman sekarang menuntut masyarakat untuk mau tidak mau mengikutinya. Kemajuan teknologi itu sendiri pun meliputi berbagai bidang, mulai dari elektronik, otomotif, mesin hingga yang tak kalah penting adalah internet. Internet sendiri saat ini bahkan berkembang sangat pesat, hingga bisa dikatakan menjadi kebutuhan primer secara tidak langsung bagi mayoritas masyarakat dunia saat ini. Bagaimana tidak, semua akses kebutuhan informasi apapun bahkan bisa ditemukan melalui internet, melalui berbagai situs web yang sesuai dengan kebutuhan si pencari informasi.

Jumlah situs web yang terdaftar di dunia hingga akhir tahun 2013 berdasarkan Royal Pingdom.com jumlahnya sudah mencapai sekitar 634 juta website dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 47.2% per tahunnya. Pengguna internet saat ini bahkan tidak tanggung-tanggung jumlahnya, yakni sebesar 77% dari populasi pengguna, di mana lama akses internet rata-rata dari mereka sekitar 2-3 jam per hari dari total waktu kebutuhan online mereka.

Selain situs web, social media juga mengambil bagian penting dalam promosi dan periklanan online. Bahkan 22% dari lama akses internet rata-rata masyarakat dihabiskan di depan social media. Social media terpopuler dengan jumlah pengguna terbesar hingga saat ini adalah Facebook, di mana penggunanya hingga saat ini sudah mencapai 137.644.000 pengguna. Rata-rata lama akses pengguna untuk Facebook sendiri bahkan mencapai 7 jam 45 menit 49 detik. Hal ini bahkan mendasari mengapa

(3)

14 Facebook saat ini seringkali dipenuhi ruang iklan di sisi-sisi tampilannya, yang berarti menunjukkan juga pesatnya pertumbuhan periklanan online saat ini.

Di Indonesia, pengguna social media pun tidak kalah banyaknya. Pengguna Facebook di Indonesia menduduki peringkat ke 4 terbesar di dunia, sedangkan pengguna Twitter menduduki peringkat pertama pengguna terbesar di Asia. Bahkan 93% para marketers negeri ini menggunakan bantuan social media dalam bisnis mereka.

Media periklanan konvensional saat ini juga dirasa mulai mencapai titik jenuh di Indonesia. Di mana tidak mengalami perkembangan. Terbatasnya jumlah pesan yang dikomunikasikan dan kekurangan-kekurangan lainnya dirasa tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

‘Personal communication, word of mouth, juga akan lebih menonjol ketimbang beriklan konvensional.’ (Kertajaya, 2006)

SocialScribe merupakan cara baru dalam mengkomunikasi sebuah brand kepada konsumen dengan cara yang lebih menarik dan memiliki mass effort yang lebih besar. Jasa yang ditawarkan berupa social media advertising, website development, promotion & maintenance. Dimana tujuan yang ingin dicapai adalah membangun brand awareness publik terhadap sebuah brand tertentu.

Brand Awareness sendiri adalah tingkat kesadaran konsumen akan adanya sebuah brand / merek. Kesadaran ini lebih mengacu kepada sifat psikologis manusia, karena kesadaran ini sifatnya tidak langsung. Kesadaran sangatlah penting dalam upaya memasukkan identitas / sugesti ke benak konsumen saat memikirkan / memilih sebuah produk. Perusahaan-perusahaan sendiri berusaha membangun brand awareness konsumen produk mereka, dengan tujuan mencapai top of mind / pemikiran utama dan pertama konsumen dalam memikirkan sebuah kategori produk, contoh : minuman berkarbonasi, yang muncul di benak kita pertama adalah Coca Cola. Brand awareness masing-masing konsumen dapat berbeda-beda tergantung tingkat kesadaran yang dicapai mereka.

Selain itu dikenal juga istilah Brand Experience. Brand Experience sendiri merupakan pengalaman pribadi yang didapatkan konsumen terhadap sebuah produk yang dihasilkan dari kegiatan membeli, penggunaan produk, pelayanan, dan sebagainya. Brand experience sendiri juga sangat penting, terutama juga berpengaruh dalam mencapai top of mind konsumen.

‘We don’t want people to buy a brand, We want people to buy a brand ,to make it part of their lives.’ – Stan Richards, The Richards Group (Robin, 2006).

Namun seiring perjalanan untuk menuju perusahaan digital yang lebih besar, faktanya SocialScribe masih menghadapi beberapa masalah. Pertama, adalah perlunya untuk mencari customer-customer baru yang mau menggunakan jasa dari SocialScribe. Selain itu, juga diperlukan ajakan yang meyakinkan terhadap calon-calon customer yang sudah ada, untuk mau menggunakan jasa dari SocialScribe.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti, dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu :

Merancang brand campaign untuk membangun brand awareness bagi SocialScribe di Surabaya.

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN Hasil Kuesioner

Pengumpulan data kuesioner terhadap 50 responden acak berusia 21 – 40 tahun, yang mayoritas di antaranya memiliki pendidikan terakhir Sarjana S1. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan umum masyarakat saat ini mengenai social media.

(4)

15 Wawancara dilakukan dengan sistem pertanyaan laddering, di mana sejumlah pertanyaan telah disusun dan dipersiapkan, serta hidden issue questioning untuk menggali informasi lebih dalam terhadap narasumber utama.

Narasumber pertama adalah Jiewa Vieri yang merupakan pakar social media sekaligus memiliki usaha di bidang social media advertising, INIJIEMEDIA. Dari hasil wawancara dengan beliau yang telah menggeluti bidang ini selama 4 tahun, diperoleh berbagai informasi bahwa social media adalah it’s all about branding, di mana social media memiliki tujuan yang serupa dengan branding. Selain itu, social media juga memiliki kekurangan utama yakni kemungkinan timbulnya miss communication yang diakibatkan oleh sifat komunikasi yang bersifat verbal saja. Untuk saat ini social media yang menduduki posisi teratas adalah Instagram dan Facebook. Ketika ditanyakan kepada beliau mengenai cara mengelola social media yang baik, diperlukan product knowledge (terutama bahasa), kemampuan dalam menyesuaikan mind dan behavior dengan orang lain, schedule yang tersusun rapi dan tentunya communication skill yang sangat baik (seperti hospitality dalam menjawab pertanyaan di social media)

Narasumber kedua adalah Sandy Wahyudi yang merupakan Business Development Director dari SLC Marketing Inc. Menurutnya, social media ditujukan untuk membangun relation dan keep in touch dengan rekanan, namun dalam perkembangan fungsinya, akhirnya juga digunakan untuk kebutuhan marketing. Untuk menjalankan sebuah bisnis, tidak bisa jika hanya dengan media

online saja, media offline juga harus ada untuk saling melengkapi sesuai fungsi masing-masing. Fungsi dari media offline adalah untuk membangun awareness, sedangkan online berfungsi untuk maintain. Selain itu menurutnya, social media unggul dalam efektifitas secara jangkauan, namun kelemahannya terletak di eksistensi yang tidak bisa dirasa dan return sales yang dihasilkan masih belum bisa mengalahkan media konvensional. Namun, social media masih unggul juga dalam hal customer loyalty.

Narasumber ketiga dan keempat merupakan extreme user dari dua sudut pandang yang berbeda. Extreme user ini antara lain pengusaha yang menggunakan banyak social media dalam aktivitas bisnisnya dan pengusaha yang belum / tidak menggunakan social media dalam aktivitas bisnisnya. Extreme user yang pertama adalah Ferryanto Chia yang merupakan pemilik dari TPS Print. Hasil wawancara dengan beliau memberikan kesimpulan mengenai kekurangan dan kelebihan masing-masing social media yang digunakan. Di antaranya, Facebook unggul dalam hal frekuensi dan penyajian gambar, Blackberry Messenger unggul dalam hal copyright dan kecepatan penyebaran informasi, sedangkan Instagram unggul dalam penyajian foto dan gambar yang sangat baik. Dalam pandangannya, beliau merasa bahwa social media advertising itu bagus dan menjanjikan. Jika ditawarkan untuk menggunakan, beliau mau membayar dengan syarat adanya SOP (Standard Operational Prochedure) yang jelas.

Extreme user kedua adalah Rebela Muklim yang merupakan pemiliki dari Sego Senggol Indonesia. Dalam pandangannya yang ia kutip dari Hermawan Kertajaya yakni, social media tergolong dalam new wave marketing yang bersifat horizontal, tujuannya adalah memperkenalkan brand. Social media juga memiliki kemampuan dalam membangun emotional engagement, di mana masyarakat akan membeli dikarenakan munculnya ikatan emosi yang dibentuk oleh penjual terhadap pembeli. Ketika ditanyakan mengenai keinginan dalam menggunakan jasa social media advertising, beliau merasa bahwa untuk saat ini, penjualan secara langsung masih menjadi pilihan utamanya, dikarenakan adanya kesempatan dalam membujuk / persuade pelanggan untuk membeli secara langsung.

Survei Kepuasan Pelanggan

Survei Kepuasan Pelanggan ditujukan kepada salah satu pelanggan SocialScribe yakni Sari Jahe Keraton. Dari hasil survei singkat dengan pemilik, Danar Pradipto Rahardjo, diperoleh berbagai informasi. Respon positif ditujukan dari beliau akan kemampuan SocialScribe dalam membangun brand awareness yang baik, respon pelanggan yang bagus dan meningkat. Beliau juga mengharapkan adanya peningkatan frekuensi dalam page social media bisnisnya tersebut.

(5)

16 Kesimpulan Hasil Penelitian

Social media faktanya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat modern saat ini. Pemimpin social media saat ini, Facebook dan Instagram mampu menjadi tren yang mengendalikan behavior masyarakat dalam menjalani aktivitas.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa social media memiliki kelebihan dan kekurangan. Social media tetap unggul melalui jangkauan dan efektifitas harga. Namun dalam hal tertentu, posisinya masih tidak dapat digantikan oleh media konvensional, seperti return sales dan bentuknya yang tidak nyata.

Namun terlepas dari itu semua, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan zaman menuntut social media sebagai salah satu media periklanan yang patut diperhitungkan. Kekuatan psikologis yang dapat membawa masyarakat terikat setiap hari dengan social media juga menjadi faktor penentu eksistensi social media hingga saat ini.

Untuk memanfaatkan fungsi secara maksimal dari social media sebagai peluang bisnis baru ternyata tidaklah mudah, diperlukan berbagai strategi marketing dan maintenance yang baik dalam mengelola dan mengembangkannya.

SOLUSI KOMUNIKASI VISUAL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditentukan sebuah strategi brand campaign untuk membangun brand awareness masyarakat akan SocialScribe. Brand campaign dengan judul TalkActive, adalah sebuah brand campaign jangka pendek yang diselenggarakan oleh SocialScribe selama 6 bulan. Tujuan dari kampanye ini adalah mengajak masyarakat untuk aktif menggunakan social media sebagai solusi komunikasi informasi brand usaha mereka.

Brand campaign ini didesain secara khusus untuk menciptakan sebuah customer behavior yang baru dan experience baru dalam berkomunikasi melalui social media.

TalkActive dipilih berdasarkan gabungan dua kata kerja sederhana yang mudah dipahami, dalam Bahasa Inggris yakni : Talk dan Act. Talk berarti berbicara, sedangkan Act berarti melakukan sesuatu. Gabungan kedua kata ini memiliki makna sebuah tindakan yang mengajak masyarakat untuk aktif dan mau banyak berkomunikasi di social media.

Untuk membantu kampanye ini, dirancang juga sebuah tagline yang relevan dengan tujuan dari kampanye ini, yakni : Get Social. Get Active. Tagline ini dipilih dengan harapan mampu memperoleh customer baru dan mengajak customer yang semula tidak mau menggunakan, menjadi sadar dan mau menggunakan jasa yang ditawarkan oleh SocialScribe.

Konsep desain menggunakan gaya design simplicity yang populer saat ini, di mana mengutamakan tampilan yang minimalis dan sederhana. Semua desain media akan dibuat simple, artistik dan menarik. Estetika desain terletak pada perbandingan proporsi bidang kosong dengan bidang objek gambar dan tulisan yang seimbang. Selain itu layout dengan gridding system terpadu yang teratur, mampu menuntun mata pembaca untuk melihat secara runtut dan tidak menimbulkan kebingungan.

Warna yang akan digunakan dalam seluruh media promosi kampanye adalah hijau toska, kuning dan jingga. Pemilihan ketiga warna ini berdasarkan efek psikologis yang ditimbulkan dari masing-masing warna tersebut. Hijau toska dipilih untuk merepresentasikan sifat segar (refresh). Warna kuning dan jingga merepresentasikan sifat kebahagiaan dan pergerakan (fun and active).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditentukan sebuah strategi brand campaign untuk membangun brand awareness masyarakat akan SocialScribe. Brand campaign dengan judul TalkActive, adalah sebuah brand campaign jangka pendek yang diselenggarakan oleh SocialScribe selama 6 bulan.

(6)

17 Tujuan dari kampanye ini adalah mengajak masyarakat untuk aktif menggunakan social media sebagai solusi komunikasi informasi brand usaha mereka.

Brand campaign ini didesain secara khusus untuk menciptakan sebuah customer behavior yang baru dan experience baru dalam berkomunikasi melalui social media.

TalkActive dipilih berdasarkan gabungan dua kata kerja sederhana yang mudah dipahami, dalam Bahasa Inggris yakni : Talk dan Act. Talk berarti berbicara, sedangkan Act berarti melakukan sesuatu. Gabungan kedua kata ini memiliki makna sebuah tindakan yang mengajak masyarakat untuk aktif dan mau banyak berkomunikasi di social media.

Untuk membantu kampanye ini, dirancang juga sebuah tagline yang relevan dengan tujuan dari kampanye ini, yakni : Get Social. Get Active. Tagline ini dipilih dengan harapan mampu memperoleh customer baru dan mengajak customer yang semula tidak mau menggunakan, menjadi sadar dan mau menggunakan jasa yang ditawarkan oleh SocialScribe.

Untuk merancang sebuah penelitian yang berhubungan dengan social media, diperlukan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan informasi yang akurat. Selain itu juga, untuk menjadi sebuah perusahaan dengan brand yang kuat, proses brand building melalui brand campaign saja tidak cukup. Diperlukan juga manajemen brand yang baik. Manajemen brand yang baik akan menentukan masa depan perusahaan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Adamson, Allen P. 2007. BrandSimple : How the Best Brands Keep it Simple and Succeed. New York: Palgrave Macmillan.

Bodnar, Kipp, Cohen, Jeffrey. 2012. The B2B Social Media Book Become a Marketing Superstar. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Cialdini, Robert B. 2007. Psikologi Persuasif MEREKAYASA KEPATUHAN. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Clapperton, Guy. 2012. This is social commerce : turning social media into sales. United Kingdom: Capstone.

Heller, Steven & Seymour Chwast. 2000. Graphic Style: From Victorian to Digital. New York: Harry N. Abrams, Inc.

Kartajaya, Hermawan. 1992. The 22 Immutable Laws of Branding Strategi Membangun Produk atau Jasa Menjadi Merek Berkelas Dunia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

- 2006. Hermawan Kartajaya on Marketing Mix. Jakarta: Mizan Media Utama

Landa, Robin. 2006. Designing Brand Experiences. United States of America: Thomson Delmar Learning.

Noble, Ian & Russel Bestley. 2007. Visual Research. Switzerland : AVA Publishing SA. Official, MIM Academy. 2010. Brand Operation. Jakarta: ESENSI, dari Erlangga Group

Schmitt, Bernd H. 1999. EXPERIENTIAL MARKETING How to Get Customers to SENSE, FEEL, THINK, ACT, and RELATE to Your Company and Brands. New York: THE FREE PRESS.

The Brand Glossary by Interbrand. 2007. New York: PALGRAVE MACMILLAN

Watono, Adji A. 2011. IMC that SELLS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Wheeler, Alina. 2006. Designing Brand Identity. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Critical Thinking : Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan

KOMUNITAS BROKEN HOME (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Pola Komunikasi Komunitas Broken Home Jogja), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ketiga, pengeditan nomor ini oleh Dewan Penyunting yang terdiri dari Ahmad Calam, dan Iskandar Zulkarnain (penyunting penyelia) serta Alesyanti, Gunadi Widi

Selama diskusi kelompok perlu meyakinkan bahwa mereka telah membawa sumber pembelajaran yang relevan, yang akan dirujuk dalam tutorial.. Untuk mencapai

Sekolah yang belum terpenuhi kuota peserta didik baru dan calon peserta didik yang belum dapat ditampung di sekolah tempatnya mendaftar pada akhir masa

NO NAMA USAHA ALAMAT NPWPD HARI TGL HARI TANGGAL.. 44 THE BALI KHAMA BEACH RESORT &

Maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang dribbling dari maslah yang ada didalam perkuliahan sepak bola mahasiswa pjkr unisma bekasi, maka peneliti tertarik

Pada penelitian ini yang dikaji adalah program aplikasi yang dirancang untuk menganalisa tes kepribadian manusia dengan menjawab pertanyaan tes kepribadian