RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN
PADA PT. BERKAH JAYA MOTOR
Disusun : SAEPUL BAHRI
107093001652
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN
PADA PT. BERKAH JAYA MOTOR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Disusun Oleh :
SAEPUL BAHRI
107093001652
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta,
Saepul Bahri
1 ABSTRAK
SAEPUL BAHRI, Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada PT
Berkah Jaya Motor. Di bawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra dan Syarip
Hidayatulah.
Dalam dunia bisnis kebutuhan akan teknologi informasi sekarang ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital. Banyak perusahaan yang menggunakan sistem informasi yang berbasiskan teknologi informasi untuk kelancaran bisnis dan pekerjaan mereka. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem informasi penjualan.
PT. Berkah Jaya Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan motor bekas (second), baik motor Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Berdasarkan observasi yang dilakukan, Peneliti menemukan beberapa hal yang terjadi pada proses pencatatan SO (Sales Order), retur, Invoice dan persediaan motor di gudang yang bersifat manual dan untuk menyimpan pencatatan menggunakan kertas. Disaat pembuatan laporan karyawan menggunakan kertas-kertas tadi dalam mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian direkapitulasi jumlahnya. Dengan proses pembuatan laporan seperti ini, karyawan membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu 1-2 hari kerja pada proses pencarian data pesanan, pengiriman, persediaan, dan penjualan untuk di jadikan laporan. Untuk memudahkan pihak perusahaan, maka dikira perlu peneliti melakukan “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada PT. Berkah Jaya Motor” yang dapat membantu proses penjualan dan mempermudah manager dan direktur dalam mengakses laporan masing masing divisi dalam perusahaan. Ditambah fitur ramalan penjualan yang dapat digunakan oleh direktur sebagai bahan referensi dalam menganalisis penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) dengan UML (Unified Modeling Language) sebagai
tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk pengolahan databasenya. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi penjualan berbasis web yang mampu membantu perusahaan dalam melakukan proses penjualan dan menunjukkan ramalan penjualan sebagai referensi untuk menganalisis penjualan di periode yang akan datang.
Kata Kunci: Rancang bangun, Sistem Informasi penjualan, PT. Berkah Jaya
Motor, simple moving average, Rapid Application Development, Unified Modeling Language, PHP, MySQL.
V Bab + xxviii Halaman + 243 Halaman + 80 Gambar + 64 Tabel + Pustaka + Lampiran
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Taufiq-Nya sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem
Informasi Penjualan Pada PT. Berkah Jaya Motor. Tidak lupa shalawat
beriringan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa‟at dari beliau di akhirat kelak. Amin.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si , selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Zulfiandri,S.Kom, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku pembimbing 1 yang telah
banyak memberikan ilmu, motivasi serta bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmu.
6. Bapak H. Ahmad Yani beserta karyawan PT. Berkah Jaya Motor.
7. Ibu Aisyah dan Bapak Sa‟anan, orangtua yang sangat ananda cintai serta kakak dan adik. Terimakasih atas doa, dukungan dan semuanya. Kalian sangat berarti bagiku.
8. Sahabat-sahabat Fakultas Sains dan Teknologi, SI D 2007 dan SIK B 2007. Terimakasih doanya.
9. M. Noor Hudha, Agung Ismail, Hanif Ribhan, Muhammad Anas, Meza Strata S dan Dahlan Saputra Terimakasih bantuannya.
Peneliti sadar bahwa penyususan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui email ke
ipoel49@gmail.com. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin
Wassalaamu’alaikum wr. wb
Jakarta,
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ... i
LEMBAR JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR SIMBOL ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 5
1.6 Metodologi Penelitian ... 6
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 6
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 7
1.7 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Rancang Bangun ... 10
2.1.2 Bangun ... 11
2.2. Sistem Informasi ... 11
2.2.1. Pengertian Sistem ... 11
2.2.2. Pengertian Sistem Informasi ... 12
2.2.3. Tipe Sistem Informasi ... 13
2.2.4. Tipologi Sistem Informasi ... 15
2.3. Penjualan ... 16
2.3.1. Jenis – Jenis Penjualan ... 16
2.3.2. Perbedaan Penjualan dan Pemasaran ... 18
2.3.3. Pengertian Strategi Penjualan... 18
2.3.4. Sistem Informasi Penjualan ... 19
2.4. Konsep Pemesanan... 20
2.4.1 Pengertian Surat Pesanan ... 20
2.5. Pengertian Pengiriman ... 22
2.6. Konsep Persediaan ... 22
2.6.1. Pengertian Persediaan Barang ... 22
2.6.2. Manfaat Persediaan Barang ... 23
2.6.3. Fungsi Persediaan Barang ... 25
2.6.4. Jenis Persediaan Barang ... 27
2.6.5. Manajemen Inventory ... 28
2.7. Konsep Pembayaran ... 29
2.8. Konsep Supply Chain ... 30
2.8.1. Pengertian Supply Chain ... 30
2.8.2. Pembagian Supply Chain ... 31
2.8.4. Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point... 33
2.9. Konsep Dasar Metodologi Penelitian ... 36
2.9.1. Metode Pengumpulan Data ... 36
2.9.1.1. Observasi ... 36
2.9.1.2. Wawancara ... 36
2.9.1.3. Studi Pustaka ... 37
2.9.1.4. Studi Literatur Sejenis ... 37
2.9.2. Konsep Dasar Rapid Application Development ... 39
2.9.2.1. Pengertian Rapid Application Development ... 39
2.9.2.2. Unsur – Unsur Penting RAD ... 40
2.9.2.3. Tahap – Tahap Pengembangan Sistem ... 41
2.9.2.4. Keunggulan dan Kelemahan RAD ... 47
2.10. Pengertian Object Oriented Analysis dan Design ... 49
2.10.1 Tool Pengembangan Sistem ... 50
2.10.1.1. Sejarah UML ... 50
2.10.1.2. Kegunaan UML... 52
2.10.1.3. Diagram – Diagram dan Notasi UML ... 53
2.11. Pengujian Perangkat Lunak... 73
2.11.1. Pengujian White-Box ... 74
2.11.2. Pengujian Black-Box ... 75
2.12. Kebutuhan Aplikasi ... 78
2.12.1. Internet ... 78
2.12.2. Sejarah Internet dan WWW ... 78
2.12.3. PHP ... 79
2.12.4.1 Tipe Data Mysql... 81
2.13. Metode Rata-Rata Bergerak Sederhana ... 84
2.13.1 Pengertian Metode Rata-Rata Bergerak Sederhana ... 84
2.14. Basis Data dan Management Basis Data ... 86
2.14.1. Pengertian Basis Data dan Management Basis Data ... 86
2.14.2. Keunggulan dan Kelemahan DBMS ... 86
2.15. Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format ... 88
2.16. Activity / Entity (CRUD) Matrix ... 90
2.17. Spesifikasi Database ... 91
2.18. Konsep Dasar Operasional Prosedur (SOP) ... 92
2.19. Konsep Laporan ... 93
2.19.1. Laporan ... 93
2.19.2. Fungsi Laporan ... 93
2.19.3. Jenis Laporan ... 95
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 101
3.1. Metode Pengumpulan Data ... 101
3.1.1. Observasi ... 101
3.1.2. Wawancara ... 102
3.1.3. Studi Pustaka ... 103
3.1.4. Studi Literatur Sejenis ... 104
3.2. Metode Pengembanagan Sistem ... 104
3.2.1. Scope Definition ... 104
3.2.2. Analysis... 105
3.2.3. Design ... 105
3.2.3.2 Desain Database ... 107
3.2.3.3 Desain Interface ... 108
3.2.4.Constuction & Testing ... 108
3.3. Kerangka Berpikir ... 109
BAB IV SISTEM INFORMASI PENJUALAN ... 111
4.1. Scope Definition ... 111
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 111
4.1.2. Visi dan Misi ... 112
4.1.3. Struktur Organisasi ... 112
4.1.4. Tugas dan Tanggung Jawab ... 113
4.2. Analysis ... 116
4.2.1. Problem Analysis... 116
4.2.1.1. Analisis Sistem Berjalan ... 116
4.2.1.2. Identifikasi Masalah ... 121
4.2.1.3 Sistem Usulan ... 122
4.2.2 Requirement Analysis ... 126
4.2.2.1 Functional Requirement ... 126
4.2.2.2 Nonfunctional Requirement ... 128
4.2.3. Decision Analysis ... 128
4.3.2.1 SOP(Standar Operating Procedure) ... 130
4.3 Design ... 140
4.3.1 Desain Proses ... 140
4.3.1.1 Use Case Diagram ... 140
4.3.1.1.1 Identifikasi Actor ... 140
4.3.1.1.3 Perancangan Use Case ... 145
4.3.1.1.4 Usecase Narative ... 146
4.3.1.2 Activity Diagram ... 160
4.3.1.3 Sequence Diagram ... 179
4.3.1.4 Class Diagram ... 198
4.3.2. Desain Database ... 202
4.3.2.1 Matriks CRUD ... 202
4.3.2.2 Mapping Class Diagram ... 205
4.3.2.3 Schema Database ... 209
4.3.2.4 Spesifikasi Database ... 210
4.3.3. Desain Interface ... 218
4.4. Construction & Testing ... 235
4.4.1 Pemrograman (coding) ... 235
4.4.2 Pengujian Sistem (Black-box Testing) ... 236
BAB V PENUTUP ... 238
5.1. Kesimpulan ... 238
5.2. Saran ... 239
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tipe Informasi ... 15
Gambar 2.2 Notasi Aktor ... 55
Gambar 2.3 Notasi Use Case ... 55
Gambar 2.4 Notasi Interaction ... 56
Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram ... 57
Gambar 2.6 Contoh Activiti Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 61
Gambar 2.7 Contoh Sequence Diagram Sales Order ... 65
Gambar 2.8 Contoh Asosiasi ... 67
Gambar 2.9 Contoh Composite Aggregation dan Shared Aggregation ... 69
Gambar 2.10 Contoh Generalisasi ... 70
Gambar 2.11 Contoh Class Diagram ... 72
Gambar 2.12 Contoh Pengujian Black Box Halaman Sales Order ... 77
Gambar 2.13 Contoh Mapping Class Diagram ... 89
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 110
Gambar 4.2 Sistem Berjalan ... 117
Gambar 4.3 Sistem Usulan ... 123
Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Penjualan ... 145
Gambar 4.5 Activity Diagram Login ... 160
Gambar 4.6 Activity Diagram input SO (Sales Order)... 161
Gambar 4.7 Activity Diagram Manage User ... 162
Gambar 4.8 Activity Diagram Permintaan Persediaan Motor ... 163
Gambar 4.9 Activity Diagram Input Data Pengiriman Motor ... 164
Gambar 4.10 Activity Diagram Input Invoice... 165
Gambar 4.11 Activity Diagram Pembayaran Customer ... 166
Gambar 4.12 Activity Diagram Input Surat Masuk Motor ... 167
Gambar 4.13 Activity Diagram cetak Invoice... 168
Gambar 4.14 Activity Diagram Cetak Surat Pengiriman Motor... 169
Gambar 4.15 Activity Diagram Manage Motor Gudang ... 170
Gambar 4.16 Activity Diagram Input Retur ... 171
Gambar 4.17 Activity Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 172
Gambar 4.19 Activity Diagram Melihat Laporan Penjualan ... 174
Gambar 4.20 Aktiviti Diagram Melihat Laporan Retur ... 175
Gambar 4.21 Activity Diagram Forecasting ... 176
Gambar 4.22 Activity Diagram Manage Pegawai ... 177
Gambar 4.23 Activity Diagram Logout ... 178
Gambar 4.24 Sequence Diagram Login ... 179
Gambar 4.25 Sequence Diagram SO (Sales Order)... 180
Gambar 4.26 Sequence Diagram Manage User ... 181
Gambar 4.27 Sequence Diagram Permintaan Persediaan Motor ... 182
Gambar 4.28 Sequence Diagram Input Surat Pengiriman Motor ... 183
Gambar 4.29 Sequence Diagram Input Invoice ... 184
Gambar 4.30 Sequence Diagram Input Pembayaran Customer ... 185
Gambar 4.31 Sequence Diagram Input Surat Masuk Motor ... 186
Gambar 4.32 Sequence Diagram Cetak Invoice ... 187
Gambar 4.33 Sequence Diagram Cetak Surat Pengiriman Motor ... 188
Gambar 4.34 Sequence Diagram Manage Motor ... 189
Gambar 4.36 Sequence Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 191
Gambar 4.37 Sequence Diagram Melihat Laporan Pesanan Motor ... 192
Gambar 4.38 Sequence Diagram Melihat Laporan Penjualan ... 193
Gambar 4.39 Sequence Diagram Melihat Laporan Retur ... 194
Gambar 4.40 Sequence Diagram Forecasting ... 195
Gambar 4.41 Sequence Diagram Manage Pegawai ... 196
Gambar 4.42 Sequence Diagram Logout ... 197
Gambar 4.43 Class Diagram... 201
Gambar 4.44 Mapping Class Diagram ... 206
Gambar 4.45 Mapping Class Member ... 207
Gambar 4.46 Mapping Class Order Item ... 208
Gambar 4.47 Schema Database Sistem Informasi Penjualan ... 209
Gambar 4.48 Perancangan Interface Login ... 218
Gambar 4.49 Perancangan Interface Persediaan Motor ... 219
Gambar 4.50 Perancangan Interface Input SO ... 220
Gambar 4.51 Perancangan Interface Input Permintaan Persediaan ... 220
Gambar 4.53 Perancangan Interface Home Keuangan ... 222
Gambar 4.54 Perancangan Interface input Invoice ... 223
Gambar 4.55 Perancangan Interface input Pembayaran Customer ... 224
Gambar 4.56 Perancangan InterfaceHome Inventory ... 225
Gambar 4.57 Perancangan InterfaceInput Surat Masuk Motor ... 226
Gambar 4.58 Perancangan InterfaceInput Cetak Invoice ... 227
Gambar 4.59 Perancangan InterfaceInput Cetak Surat Pengiriman Motor ... 227
Gambar 4.60 Perancangan InterfaceManage Motor Gudang ... 228
Gambar 4.61 Perancangan InterfaceInput Retur ... 229
Gambar 4.62 Perancangan Interface Home Direktur ... 230
Gambar 4.63 Perancangan Interface Laporan Persediaan Motor ... 231
Gambar 4.64 Perancangan Interface Laporan Pesanan Motor Customer ... 232
Gambar 4.65 Perancangan Interface Laporan Penjualan ... 233
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran... 18
Tabel 2.2 Studi Literatur Sejenis ... 37
Tabel 2.3 Klasifikasi PICES Pada Kebutuhan Sistem ... 43
Tabel 2.4 Activity Symbol ... 60
Tabel 2.5 Komponen Komponen Sequence Diagram... 64
Tabel 2.6 Simbol-simbol Class Diagram... 70
Tabel 2.7 contoh pengujian black box sales order ... 76
Tabel 2.8 Tipe Data Numerik ... 82
Tabel 2.9 Tipe Data String ... 82
Tabel 2.10 Letak Perbedaan Jumlah Memori ... 83
Tabel 2.11 Tipe Data Tanggal ... 84
Tabel 2.12 Perhitungan Simple Moving Average ... 85
Tabel 2.13 Contoh Data To Location CRUD Matrix ... 90
Tabel 2.14 Contoh Spesifikasi Database ... 91
Tabel 2.15 Contoh SOP Diagram ... 92
Tabel 4.1 Legenda Sistem Berjalan ... 118
Tabel 4.2 Nonfuntional Requirement ... 128
Tabel 4.3 Proses Sales Order ... 130
Tabel 4.4 Proses Pembayaran ... 131
Tabel 4.5 Proses Input Data Pengiriman Motor ... 132
Tabel 4.6 Proses Retur ... 134
Tabel 4.7 Proses Permintaan Persediaan Motor ... 135
Tabel 4.8 Proses Laporan Penjualan ... 136
Tabel 4.9 Proses Laporan Persediaan Motor... 137
Tabel 4.10 Proses Laporan Retur ... 137
Tabel 4.11 Proses Laporan Pesanan Motor ... 138
Tabel 4.12 Proses Ramalan Penjualan ... 139
Tabel 4.13 Identifikasi Actor... 141
Tabel 4.14 Identifikasi Use case ... 142
Tabel 4.15 Use Case Narative Login ... 146
Tabel 4.16 Use Case Narative Manage User ... 147
Tabel 4.18 Use Case Narative Input Permintaan Persediaan ... 149
Tabel 4.19 Use Case Narrative Input Surat Pengiriman Motor... 149
Tabel 4.20 Use Case Narrative Input Invoice ... 150
Tabel 4.21 Use Case Narrative Menginput Pembayaran Customer ... 151
Tabel 4.22 Use Case Narrative Input Surat Masuk Motor ... 152
Tabel 4.23 Use Case Narrative cetak Invoice ... 152
Tabel 4.24 Use Case Narrative cetak surat pengiriman Motor ... 153
Tabel 4.25 Use Case Narrative Manage Motor Gudang ... 154
Tabel 4.26 Use Case Narrative Input Retur ... 154
Tabel 4.27 Use Case Narrative Melihat Laporan Persediaan Motor ... 155
Tabel 4.28 Use Case Narrative Laporan Pesanan Motor Customer ... 156
Tabel 4.29 Use Case Narrative Laporan Penjualan ... 156
Tabel 4.30 Use Case Narative Laporan Retur ... 157
Tabel 4.31 Use Case Narrative Ramalan Penjualan ... 158
Tabel 4.32 Use Case Narrative Manage Pegawai ... 158
Tabel 4.33 Use Case Narrative Logout ... 159
Tabel 4.35 Matriks CRUD (Create, Read, Update, Delete) ... 202
Tabel 4.36 Member ... 209
Tabel 4.37 Profile... 210
Tabel 4.38 City ... 211
Tabel 4.39 Provinsi ... 212
Tabel 4.40 Customer ... 212
Tabel 4.41 Order ... 213
Tabel 4.42 Order item ... 214
Tabel 4.43 Item... 214
Tabel 4.44 Order Sign ... 215
Tabel 4.45 Order pay ... 215
Tabel 4.46 Retur ... 216
Tabel 4.47 category ... 217
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS
(Whitten, 2004)
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
System boundary «uses»
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
(Whitten, 2004)
Simbol Keterangan
Action State
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
Synchronization Bar
Decision Activity
SIMBOL CLASS DIAGRAM
(Whitten, 2004)
Simbol Keterangan
Class
1. Class name
2. Attributes
3. Operation
Association
Agregation
Generalization
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
(Whitten, 2004)
Simbol Keterangan
Object
Lifeline
Messages
SIMBOLDIAGRAM ALIR (Jogiyanto, 2008)
Simbol Keterangan
Terminator
Input/Output
Process
Document
Manual Operation
Database
1
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia bisnis kebutuhan akan teknologi informasi sekarang ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital. Sebab sudah banyak jalannya bisnis dikendalikan dan tidak terlepas dari teknologi informasi. Bahkan hampir semua bidang sekarang ini mulai menerapkan teknologi informasi dalam pengembangannya, dikarenakan oleh kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh teknologi tersebut yaitu dalam pengolahan data dan penghematan waktu yang digunakan untuk memprosesnya.
PT. Berkah Jaya Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan motor bekas (second), baik motor Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Dalam proses penjualannya PT. Berkah Jaya Motor mempunyai beberapa divisi yang terlibat, diantaranya : marketing, inventory dan keuangan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, Peneliti menemukan beberapa hal yang terjadi pada proses pencatatan SO (Sales Order), retur,
Invoice dan persediaan motor di gudang yang bersifat manual dan untuk menyimpan pencatatan menggunakan kertas. Penggunaan media penyimpanan kertas akan berakibat rentan terhadap kehilangan data ataupun rusak.
Disaat pembuatan laporan bagian marketing & inventory
menggunakan kertas-kertas tadi dalam mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian direkapitulasi jumlahnya, sedangkan keuangan menggunakan software Microsoft Excel dalam menginput data-data pembayaran ketika akan membuat laporan penjualan. Dengan proses pembuatan laporan seperti ini, karyawan membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu 1-2 hari kerja pada proses pencarian data pesanan, pengiriman, persediaan dan penjualan untuk di jadikan laporan.
masing divisi dalam perusahaan. Ditambah fitur ramalan penjualan yang dapat digunakan oleh direktur sebagai bahan referensi dalam menganalisis penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas serta hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Berkah Jaya Motor, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Sistem penjualan yang digunakan selama ini masih menggunakan program Ms. Excel pada bagian keuangan sedangkan pada bagian inventory dan marketing menggunakan pencatatan secara manual. 2. Penggunaan media penyimpanan dalam bentuk kertas akan berakibat
rentan terhadap kehilangan atau kerusakan data.
3. Membutuhkan waktu 1-2 hari kerja pada proses rekapitulasi data persediaan, pemesanan, retur dan penjualan untuk dijadikan laporan.
1.3 Batasan Masalah
Agar penyusunan dan penulisan laporan skripsi ini menjadi terarah, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Penjualan ini digunakan oleh bagian Direktur, Manager, Marketing, Keuangan, Inventory, HRD dan Admin
2. Sistem ini berfokus pada proses penjualan, laporan pemesanan, laporan retur, laporan persediaan dan laporan penjualan.
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) dan tools UML yang meliputi use case diagram, class diagram,sequence diagram dan activity diagram.
4. Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Adapun database yang digunakan adalah dengan menggunakan MySQL.
5. Ramalan penjualan menggunakan metode Simple Moving Average.
1.4 Tujuan
1. Menganalisis dan merancang sistem informasi penjualan yang terintegrasi antara proses pemesanan, retur, persediaan dan pembayaran.
2. Merancang database sistem informasi penjualan yang memberikan keuntungan dalam penyimpanan data yang dapat digunakan saat dibutuhkan.
3. Merancang sistem yang dapat memberikan laporan pesanan, persediaan, retur dan pembayaran yang terintegrasi dan update kepada manager atau direktur.
4. Membangun aplikasi sistem informasi penjualan yang dapat memberikan referensi dalam menganalisis penjualan dengan ramalan penjualan.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi masalah media
penyimpanan pada kegiatan pemesanan, retur, persediaan dan pembayaran.
2. Memudahkan pendataan dan pelaporan pihak keuangan, inventory dan
3. Memberikan kemudahan untuk direktur memantau atau menganalisis perkembangan penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan PT Berkah Jaya Motor.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi dilakukan melalui pengamatan langsung atau observasi yang dilakukan di PT. Berkah Jaya Motor untuk mendapatkan data-data mentah yang dapat dianalisis.
2. Wawancara
Metode ini dilalui dengan melakukan wawancara langsung pada narasumber yang terlibat, yaitu pegawai bagian pemesanan, pengiriman, persediaan dan keuangan pada PT. Berkah Jaya Motor dan Manager atau direktur untuk mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan.
3. Studi Pustaka
mengaplikasikan sistem ini ke dalam sebuah aplikasi berbasis
web.
4. Studi Literatur Sejenis
Dalam studi literatur sejenis penulis mempelajari literatur-literatur yang hampir sama dengan skripsi yang akan dibuat oleh penulis dengan harapan penulisan skripsi ini bisa memiliki keunggulan dibandingkan dengan literatur-literatur tersebut.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dimana tiap bab saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan diawali dengan pembahasan latar belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi mengenai teori-teori yang digunakan dalam penulisan skripsi, tentang teori-teori dasar, pendapat ahli, konsep mengenai sistem informasi penjualan, pemesanan, pengiriman, persediaan, keuangan, ramalan penjualan, Rapid Application Development (RAD) dan Unified Model Language
(UML).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
rinci tentang metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem yang digunakan serta adanya kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan pada PT Berkah Jaya Motor.
BAB IV SISTEM INFORMASI PENJUALAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan berupa profil, visi dan misi, struktur organisasi PT Berkah Jaya Motor. Analisis permasalahan mengenai sistem yang berjalan saat ini pada PT Berkah Jaya Motor, serta perancangan sistem yang akan dibuat, meliputi perancangan use case, activity, sequence, class diagram dan database serta interface dari
system ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
10
2.1. Rancang Bangun
2.1.1 Rancang
Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.
Menurut Rizky, Soetam (2011), Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya.
2.1.2 Bangun
Pressman (2002) pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada
2.2. Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Menurut O‟Brien (2008). sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output
Pendapat lain mengatakan, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003).
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi, relevansi, dan tepat waktu (Mulyanto, 2009).
Semakin lengkap dan baik informasi yang disajikan maka semakin baik pula kualitas dari sistem tersebut. Oleh karena itu, data dapat disebut informasi bila telah dianggap fakta dan mudah digunakan oleh pemakai dengan ciri sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):
1. Relevance, informasi yang disampaikan harus sesuai dengan fakta dan berguna bagi pemakai.
3. Accurate, informasi yang disampaikan mungkin sudah sesuai dengan fakta, namun data-data yang mendukung belum sepenuhnya benar sehingga tingkat akurasinya dipertanyakan.
4. Complete, informasi tidak disajikan secara sebagian-sebagian tetapi harus lengkap sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memecahkan suatu masalah dengan baik.
Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling terhubung untuk melakukan kegiatan yang terdiri dari input, proses dan output dimana akan menghasilkan keluaran yang berguna bagi tujuan bisnis (Jogiyanto,2008).
2.2.3 Tipe Sistem Informasi
Sistem informasi dapat menyediakan tiga macam tipe informasi yang masing-masing memiliki arti berbeda untuk tingkatan manajemen yang berbeda, yaitu:
1. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information), merupakan informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data yang berguna bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information), merupakan informasi untuk membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang, ketidakefisienan dan ketidakberesan. Informasi ini akan menbantu manajer tingkat menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada.
Manajemen Tingkat Bawah Manajemen Tingkat
Menengah Manajemen Tingkat Atas
Perencanaan Strategi
Pengendalian Manajemen
Pengendalian Operasi
TIPE KEGIATAN
MANAJEMEN TIPE INFORMASI
Informasi Pemecahan Masalah
Informasi Pengarah Perhatian
Informasi Pengumpulan Data
Gambar 2.1 Tipe Informasi
2.2.4 Tipologi Sistem Informasi
Berdasarkan pembagian tingkat manajemen secara klasik, sistem informasi dapat dibagi menjadi enam kategori:
1. Sistem Informasi Operasional 2. Sistem Informasi Manajemen
3. Sistem Informasi Pendukung Keputusan 4. Sistem Informasi Eksekutif
5. Sistem Informasi Pakar 6. Sistem Informasi Perkantoran
2.3 Penjualan
Menurut Mulyadi (2001), Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika pesanan dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualann tunai, barang/jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.
2.3.1 Jenis – Jenis Penjualan
Menurut Mulyadi (2001), ada beberapa jenis penjualan yaitu: A. Trad Selling
distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru, jadi titik beratnya pada “penjuala melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli terakhir.
B. Missionary Selling
Dalam missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian produknya.
C. Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli terakhir dari barang dan jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
D. New Business Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
E. Responsive selling
hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembeli ulang.
2.3.2 Perbedaan Antara Penjualan dan Pemasaran
Menurut Alma, perbedaan antara penjualan dan pemasaran adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran
Penjualan Pemasaran
Menekankan kegiatan pada produk dan jasa
Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen
Mula-mula membuat produk atau jasa, kemudian berusaha menjualnya
Mula-mula meneliti apa yang diinginkan konsumen, kemudian merancang bagaimana membuat produk tersebut agar memuaskan selera konsumen
Berorientasi pada bagaimana tercapainya volume penjualan sebesar-besarnya
Berorientasi pada keuntungan dalam arti laba total, bukan laba per unit barang
Rencana biasanya bersifat jangka pendek,dalam arti produk atau jasa sekarang harus dipasarkan sekarang
Rencana dibuat jangka panjang, dalam arti memikirkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan dating
2.3.3 Pengertian Strategi Penjualan
paling penting yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Anda. Coming up with the perfect formula regarding sales and marketing strategies is imperative for your
success.Datang dengan rumus yang sempurna tentang penjualan dan strategi pemasaran adalah suatu keharusan bagi keberhasilan Anda menurut Al-Bahra Ladjamudin (2005).
2.3.4 Sistem Informasi Penjualan
2.4 Konsep Pemesanan
Menurut Robert C Nickerson (2001), pemesanan adalah suatu proses permintaan produk atau jasa yang dilakukan oleh pelanggan atau customer. Untuk mendukung dari suatu proses pemesanan, dilakukan sebuah sistem pemesanan atau order system. Tujuan dari sistem pemesanan untuk menerima pemesanan dari pelanggan baik barang maupun jasa dan juga menyiapkan pesanan dalam suatu bentuk yang dapat digunakan dalam bisnis.
2.4.1 Pengertian Surat Pesanan
barang-barang yang dipesan dari surat pesanan yang dikirimkan oleh pemesan. Sering kali yang menjadi masalah adalah jangka waktu yang diminta tidaklah panjang (barang-barang yang dipesan harus dikirim dalam jangka waktu singkat). Setelah pihak penyedia menyiapkan barang-barang pesanan tersebut, pihak penyedia harus menyertakan surat jalan sebagai surat penyerta pengiriman barang. Biasanya pembuatan surat jalan ini masih diketik ulang. Tentu pekerjaan manual ini memakan banyak waktu. Setelah barang dan surat jalan disiapkan, kemudian barang dan surat jalan itu dikirimkan kepada pemesan. Lalu pihak penyedia akan melanjutkan urutan proses bisnis lainnya seperti pembuatan surat tagihan, dll.
Untuk mempercepat proses pembacaan surat pesanan yang masuk, sistem pengenalan karakter dapat digunakan. Sistem ini akan sangat membantu pengerjaan pengetikan surat pesanan yang datang, sehingga dapat mempercepat proses pengetikan dan tentunya akan menghemat waktu pekerjaan.
2.5 Pengertian Pengiriman
Menurut Mulyadi (2008) sistem pengiriman barang adalah suatu kegiatan mengirim barang dikarenakan adanya transaksi penjualan barang dagang. Penjualan terdiri dari transaksi penjualan baik barang maupun jasa, baik secara tunai atau kredit.
2.6 Konsep Persediaan
Berikut ini merupakan pengertian teori dasar yang berhubungan dengankasus yang akan dianalisis, yaitu sebagai berikut :
2.6.1 Pengertian Persediaan Barang
Inventory merupakan kata lain dari persediaan, istilah persediaan disini maksudnya menunjukkan barang-barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan dapat mengambil bentuk yang tergantung pada jenis usaha yang ditekuni oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk, persediaan barang merupakan salah satu unsur yang paling efektif dalam operasional perusahaan barang harian yang dapat disajikan dalam bentuk laporan persediaan barang.
untuk melakukan pemeriksaan barang yang tersedia dan barang-barang yang habis persediaannya.
Menurut Soemarso S.R (2004) Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri).
Sedangkan menurut Assauri (2004) persediaan barang adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam periode usaha yang normal.
2.6.2 Manfaat Persediaan Barang
Menurut Ma‟arif (2006) persediaan yang dilakukan oleh perusahaan memiliki kegunaan, antara lain:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang.
Jika barang yang dipesan terlambat datang sedangkan proses produksi berjalan terus, maka persediaan akan dikeluarkan dan dipakai untuk keperluan produksi. Hal ini akan terus berlangsung sampai barang yang dipesan datang.
disepakati, maka perusahaan dapat me-reject barang dengan alasan barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak.
3. Untuk menumpuk barang-barang yang dihasilkan musiman. Ini berlaku bagi produk-produk pertanian. Karena sifatnya musiman, maka ketika musim panen, persediaan dilakukan dalam jumlah besar. Sedangkan jika tidak musim, maka persediaan yang besar tadi di keluarkan.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.
Pada akhirnya, persediaan memiliki kegunaan untuk mempertahankan agar produksi terus berjalan. Jika produksi berhenti, maka stabilitas operasi perusahaan akan terganggu. 5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
Persediaan pun diperlukan untuk mencapai penggunaan mesin agar optimal. Karena jika tidak ada barang, mesin akanidle.
Dalam kondisi tidak ada barang yang masuk, maka persediaan menjadi wajib hukumnya untuk dikeluarkan.
6. Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi.
2.6.3 Fungsi Persediaan Barang
Persediaan barang pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas eksistensi suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang yang diminta.
Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut.
1. Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory.
Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga pembelian, efisiensi produksi karena proses produksi yang lama, dan adanya penghematan di biaya angkutan.
2. Fungsi decoupling
Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan
decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.
3. Fungsi Antisipasi
Alasan yang kuat untuk menyediakan inventory adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas didalam fasilitas penjadwalan distribusi barang, untuk spekulasi didalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian tentang waktu pesanan perlengkapan dan kebutuhan.
Ketika menghadapi permintaan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, pihak manajemen dapat melakukan pemesanan barang
(inventory) selama periode permintaan yang sedikit untuk mengantisipasi periode permintaan yang tinggi. Inventory ini membuat manajemen dapat beroperasi secara tetap sepanjang musim, dan dapat menghindari biaya produksi yang berubah-ubah.
2.6.4 Jenis Persediaan Barang
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Jenis-jenis persediaan dapat dibedakan menjadi lima jenis (Assauri, 2004):
1. Persediaan barang mentah (raw material stock).
Yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun beli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan atau pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan Bagian Produk atau Part yang dibeli (purchase part/component stock).
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas part yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembli dengan part lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang persediaan
(supplies stock).
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress work).
Yaitu persediaan barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses untuk kemudian menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished good stock).
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Jadi barang jadi ini adalah merupakan produk selesai dan siap untuk dijual.
2.6.5 Manajemen Inventory
Pengendalian terhadap persediaan atau inventory control
adalah aktifitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian inventory
ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan (Sumayang, 2003).
Harus ada keseimbangan antara mempertahankan tingkat
modal yang sangat besar, sehingga akan mengakibatkan juga biaya operasi yang tinggi (Sumayang, 2003).
Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan efektifitas optimal dalam penyediaan material. Dalam pengertian di atas, usaha yang perlu dilakukan dalam manajemen persediaan secara garis besar sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan operasi 2. Membatasi nilai seluruh investasi
3. Membatasi jenis dan jumlah material
4. Memanfaatkan seoptimal mungkin material yang ada.
2.7 Konsep Pembayaran
2.8 Konsep Supply Chain
2.8.1 Pengertian Supply Chain
Menurut Kalakota (2001) supply chain adalah serangkaianproses yang terdiri dari pembuatan produk perusahaan dan pengiriman kepelanggan dengan melibatkan jaringan hubungan yang rumit antaraperusahaan dan rekannya untuk menyediakan bahan baku, memproduksiproduk, dan menyampaikannya ke pelanggan.
Menurut Pujawan (2008) supply chain adalah jaringan yang terdiridari beberapa perusahaan yang secara bersama sama berkerja untukmenciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.Perusahaan tersebut biasanya terdiri dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan perusahaan pendukung lainnya, seperti perusahaanjasa logistik.
Menurut Turban (2010) supply chain adalah aliran material,informasi, uang, dan jasa dari supplier bahan baku, kepabrik, ke gudang,sampai ke pelanggan akhir.
Jadi, dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasupply chain adalah jaringan perusahaan yang saling berkerja sama danterdiri dari aliran material, informasi, uang, dan jasa dari
2.8.2 Pembagian Supply Chain
Menurut Turban, (2010) secara umum supply chain
dapatdibagi menjadi tiga bagian utama :
1. Upstream supply chain
Bagian upstream dari supply chain terdiri dari aktivitas yang melibatkanperusahaan dengan pemasoknya (dapat berupa perusahaan manufaktur,maupun jasa). Kegiatan utama dalam
supply chain bagian upstreamadalah procurement yang merupakan proses dimana perusahaanmelakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan untuk medapatkan aksesterhadap sumber daya (dapat berupa produk, keterampilan, kemampuan,fasilitas) yang diperlukan perusahaan untuk melakukan proses bisnisutama mereka.
2. Internal supply chain
Bagian internal dari supply chain melibatkan semua proses internal yangdilakukan untuk mengubah input dari supplier
3. Downstream supply chain
Bagian downstream dari supplychain melibatkan semua aktivitas yangbertujuan untuk menyampaikan produk akhir perusahaan kepelanggannya. Perhatian utama dalam bagian
downstream dari supply chain dipusatkan pada kegiatan distribusi, penyimpanan ataupergudangan, transportasi, dan layanan pasca penjualan.
2.8.3Decoupling Point dalam Supply Chain
sistem produksi, namunkonsep ini juga sangat relevan dalam konteks yang lebih luas, yaitu supply chain management.
2.8.4 Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point
Walaupun istilah decoupling point merupakan istilah yang jarangdigunakan untuk suatu sistem produksi, analogi yang sangat mirip bisa kitagunakan untuk memahami order penetration point
pada supply chain. Secara umum, terdapat empat macam posisi
decoupling point (DP) pada supply chain (Pujawan, 2008) 1. Make-to-stock (MTS)
MTS adalah sistem dimana DP berada pada proses terkhir, yaitu padapengiriman ke pelanggan. Produk akhir dibuat berdasarkan ramalan.Hanya kegiatan pengiriman yang dilakukan setelah ada pesanan daripelanggan. Bagi supply chain tipe ini efisiensi fisik menjadi fokus dalampengelolaannya. MTS cocok untuk produk yang variasinya sedikit danketidakpastian permintaannya relatif rendah. Aspek kunci dalammengelola
supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTS
dengan sistem MTS. 2. Assemble-to-order (ATO)
ATO adalah sistem dimana hanya kegiatan perakitan yang menunggupesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan pabrikasi komponendilakukan atas dasar ramalan. ATO cocok diterapkan pada sistem yangmemproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan anatra komponen dari tiap produk yang cukup tinggi. Jadi, DP ditempatkan setelah proses pabrikasi atau diawal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akandisimpan dalam bentuk komponen siap rakit. Aspek kunci dalammengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ATO adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari pelanggan dan jumlahvariasi produk yang dapat ditawarkan ke pelanggan. Kecepatanperusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan sangat ditentukan olehlead time perakitan.
3. Make-to-order (MTO)
yang tinggi. Aspek kunci dalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTO adalah kecepatanperusahaan dalam menerima, menterjemahkan, dan memproses pesanan dari pelanggan sehingga produksi dapat berjalan secepat mungkin. 4. Engineer- to-order (ETO)
bisamembedakan bagaimana pengelolaan masing-masing sistem produksitersebut.
2.9 Konsep Dasar Metodologi Penelitian
Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitan. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu computer atau sistem informasi atau teknologi informasi merupakan langkah-langkah atau tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses atau sasaran penelitian dibidang CS/IS/TI (Hasibuan, 2007).
2.9.1 Metode Pengumpulan Data
2.9.1.1 Observasi
Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008).
2.9.1.2 Wawancara
interview), wawancara intersep (intercep interview) dan wawancara telepon (telephone interview) (Jogiyanto, 2008).
2.9.1.3 Studi Pustaka
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis melakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi penulisan. (Nazir, 2005)
2.9.1.4 Studi Literatur Sejenis
Studi literatur ini dilakukan penulis untuk membandingkan skripsi yang dibuat oleh penulis dengan skripsi yang telah dibuat sebelumnya, bertujuan untuk mengetahui sisi kelemahan dan sisi kelebihan dari kedua skripsi yang sejenis. Dalam hal ini penulis akan membandingkan skripsi penulis yang berjudul Rancang Bangun Sitem Informasi Penjualan Pada PT Berkah Jaya Motor dengan skripsi sebagai berikut.
Tabel 2.2Studi Literatur Sejenis
No Nama Peneliti Judul Tahun Kelemahan Kelebihan
1 Hanif Ribhan Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada
2014 Jenis barang tidak
berdasarkan
Tersedianya fasilitas
PT. Djunaedi 2 Murniati Pengembangan
Sistem Informasi 3 Syajaratuddur Pembangunan
Sistem Informasi
Berdasarkan tabel 2.2 Studi Literatur Sejenis, ada beberapa kelebihan dari sistem yang akan dibuat, yaitu: 1. Tampilan aplikasi yang user friendly.
3. Setiap pegawai dalam perusahaan saling terintegrasi 4. Isi/content dari sistem yang dibuat lebih banyak.
5. Laporan menggunakan tabel dan grafik yang mempermudah user dalam membaca laporan.
6. Tersedianya ramalan penjualan untuk analisis penjualan
2.9.2 Konsep Dasar Rapid Application Development (RAD)
2.9.2.1 Pengertian Rapid Application Development (RAD)
RapidApplicationDevelopment (RAD) merupkan salah satu metode pengembangan suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Jika dalam pengembangan suatu sistem informasi secara normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, maka dengan menggunakan metode RAD suatu system dapat diselesaikan kurang dari 180 hari atau bisa dua kali lebih cepat yaitu hanya dalam waktu 30-90 hari.Menurut Whitten (2004), model RAD mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:
1. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen (berkebalikan dengan reaksi pasar pada model-model sistem yang tidak bekerja). Hal ini meningkatkan antusiasme pengguna akhir proyek.
tinggi karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis perangkat lunak dan bekerja lebih cepat dari pada pengembangan model-driven.
4. Error dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal dalam prototype dari pada model sistem.
5. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami dari pendekatan prototyping yang mendasar.
6. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih “alami” karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
2.9.2.2 Unsur-unsur Penting RAD
Menurut McLeod (2008) RAD membutuhkan empat unsur penting, yaitu:
2. Orang, daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus. Anggota dalam tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. 3. Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup
RAD.
4. Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa piranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitasi
prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi piranti lunak dan basis data operasional.
2.9.2.3 Tahap-tahap Pengembangan Sistem
Whitten, (2004) mengemukakanada empat tahap penting dalam pengembangan sistem, yaitu:
1. Scope Definition
dan ruang lingkup sistem baru, mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem, melakukan sub-divisi sistem menjadi komponen-komponen besar dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2. Analysis
Menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan-temuannya dalam bentuk model-model proses, data, dan objek.Terdapat tiga tahapan analisis pada alur pengembangan sistem RAD menurut Whitten (2004), yaitu:
a. Problem Analysis, Analisa masalah merupakan tahap mempelajari sistem yang sudah ada dan menganalisa temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam atas masalah yang memicu adanya proyek ini.
dengan menghindari pembahasan tentang teknologi atau teknis pelaksanaan. Ini mungkin merupakan tahap terpenting pengembangan sistem karena kesalahan dan kelalaian dari hasil analisis ini mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dengan sistem final dan modifikasi yang mahal.
1) Functional requirement adalah deskripsi dari aktivitas dan layanan yang harus disediakan sebuah sistem.
2) Nonfunctional requirement adalah deskripsi dari fitur, karakteristik dan batasan lain yang menentukan kepuasan sistem.
Tabel 2.3Klasifikasi PIECES Pada Kebutuhan Sistem
Tipe Persyaratan
Nonfungsional Keterangan
Performance Persyaratan performa merepresentasikan performa sistem yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penguna. Throughput rateapa yang bisa diterima?
Response timeapa yang bisa diterima?
Ada kegunaan input dan output? Kapan keduanya harus terjadi?
Data apa yang perlu disimpan? Harus seperti apa informasi saat ini? Apa antarmuka untuk sistem external?
Economic Persyaratan ekonomi kebutuhan akan sistem untuk
mengurangi biaya atau meningkatkan laba.
Bagian mana dari sistem yang biayanya harus dikurangi?
Sebagian banyak biaya harus dikurangi atau laba harus ditingkatkan?
Apa batasan anggaran?
Apatimetable untuk pengembangan?
Control Persyaratan kontrol merepresentasikan lingkungan di
mana sistem harus beroperasi, tipe dan tingkatan keamanan yang harus disediakan.
Haruskah akses ke sistem atau informasi dikontrol? Apa persyaratan privasi?
Apakah kekritisan data yang mutlak diperlukan memang dibutuhkan untuk penanganan khusus (seperti
backups,off-site, storage, dll)terhadap data?
ketidakefisienan minimal.
Apakah langkah-langkah duplikasi pada proses harus dieliminasi?
Apakah ada cara untuk mengurangi ketidakefisienan dalam cara sistem menggunakan sumber daya?
Service Persyaratan pelayanan merepresentasikan kebutuhan agar
sistem menjadi reliable, fleksibel, dan dapat diperluas. Siapa yang akan menggunakan sistem, dan di mana
mereka akan ditempatkan?
Apakah ada perbedaan tipe pengguna? Apa faktor manusia yang tepat?
Apa alat dan materi pelatihan yang dimasukkan kedalam sistem?
Apa alat dan materi pelatihan untuk dikembangkan dan dipelihara secara terpisah dari sistem, seperti program atau database CBT (computer-based training) stand-alone?
Apa persyaratan reabilitas/availibilitas?
Bagaimana sistem akan dikemas dan didistribusikan? Dokumentasi apa yang dibutuhkan?
tersebut, dan merekomendasikan pilihan sistem yang akan dirancang.
3. Design
Merancang komponen dan antarmuka dengan sistem-sistem lain umtuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.Terdapat empat tahapan desain pada alur pengembangan sistem RAD menurut Whitten (2004) a. Desain Proses, pada tahapan ini menggambarkan
alur proses sistem yang di bangun dengan bantuan notasi Diagram UML seperti Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram
b. Desain Input/Output, pada tahapan ini menggambarkan proses input output yang ada pada sistem yang dibangun.
c. Desain Database, tahapan ini mendefinisikan dan merancang kebutuhan database pada sistem yang di bangun.
4. Construction & Testing
Komponen-komponen sistem dipasang, dan dilakukan uji penerimaan pengguna. Penerimaan oleh pengguna akan menjadi tanda persetujuan untuk melanjutkan ke tahap serah terima.
2.9.2.4 Keunggulan Dan Kelemahan RAD
Menurut Jogiyanto (2005), Dalam menggunakan RAD ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan.
1. Keunggulan RAD
Beberapa keunggulan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:
a. Berguna untuk mengembangkan proyek yang memiliki persyaratan-persyaratan yang tidak pasti dan tidak tepat.
b. Mendorong pengguna aktif dan partisipatif
c. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis software dan bekerja lebih cepat. d. Kesalahan dan penghilangan cenderung untuk
dideteksi lebih awal.
f. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan
2. Kelemahan RAD
Beberapa kelemahan dalam menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:
a. RAD dapat mendorong mentalis “mengkode, mengimplementasi, dan memperbaiki” yang
meningkatkan biaya seumur hidup yang dibutuhkan untuk mengoperasikan, mendukung, dan merawat sistem.
b. Prototype RAD lebih mudah memecahkan masalah dibanding pada tahap analisis yang relative disingkat atau diabaikan. Ini berakibat juga membuat para analis minder untuk mengembangkan alternatif bisnis yang lebih bernilai.
c. Kadang-kadang lebih baik membuat sebuah prototype, tetapi para stakeholder enggan melakukannya karena menganggapnya sebagai hilangnya waktu usaha dalam produk saat ini.
2.10 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design
Object Oriented Analysis and Design merupakan suatu metode untuk keperluan analisis dan perancangan sistem yang berorientasi pada objek (Mathiasses et al, 2000). Identitas objek dalam analisis menunjukkan bagaimana objek tersebut dapat dibedakan dengan objek lainnya dalam suatu konteks oleh para pengguna. Sedangkan identitas objek dalam perancangan menunjukkan bagaimana objek-objek lain dalam sistem dapat mengenali objek tersebut dan bagaimana pula mengaksesnya. Object Oriented Analysis and Design menggunakan object and class sebagai konsep kuncinya serta terdiri atas empat prinsip umum untuk analisis dan perancangan: membuat model konteks sistem, menekankan perhatian pada arsitektural, penggunaan ulang pola yang menggambarkan dengan baik sebuah ide, dan merangkai metode untuk setiap solusi pengembangan.
Kunci utama perancangan sistem tradisional terdiri dari metode, fungsi, data dan aliran data, namun di dalam penerapan sistem Object Oriented Analysis and Design kunci utama untuk analisis dan perancangan sistem adalah Object dan class. Beberapa keuntungan utama lewat penggunaan metode Object Oriented Analysis and Design adalah:
2. Metode Object Oriented Analysis and Design memberikan hubungan yang dekat antara analisis, perancangan, dan user interface.
2.10.1 Tool Pengembangan Sistem
Menurut Whitten (2004) Unifield modeling language
(UML) adalah sekumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek.
Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah di mengerti, serta di lengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
2.10.1.1 Sejarah UML
Munawar (2005) UML adalah pengantar kepada gelombang metode Object Oriented Analysis and Design
yang muncul pada akhir tahun 1980an dan awal 1990an. Pada saat itu, ada banyak metode object oriented yang berbeda yang digunakan dalam industri, di antaranya Booch Method dari Grady Booch, Object Modeling Technique(OMT) dari James Rumbaugh, dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Adanya banyak metode dan teknik pemodelan tersebut merupakan permasalahan utama dalam pengembangan sistem saat itu, karena tidak ada standar dan keseragaman tertentu sehingga terdapat keterbatasan antar proyek dan antar anggota tim pengembangan. Hal ini mempersulit komunikasi dan menimbulkan banyak kesalahan dalam proyek. Permasalahan inilah yang membawa kepada usaha untuk menemukan bahasa pemodelan yang standar, yang dapat digunakan pada semua keadaan di seluruh dunia.
lain-lain. Pada 1996, Object Management Group (OMG) meminta proposal untuk sebuah pendekatan yang standar untuk object oriented modeling. Para pencetus UML mulai bekerja dengan para metodologis dan pengembang dari perusahaan lain untuk membuat sebuah proposal yang menarik bagi OMG agar modeling language dapat diterima oleh para pencetus, metodologis dan pengembang. Proposal diserahkan ke OMG pada September 1997, hasil akhirnya adalah kolaborasi dari banyak orang. Dan pada November 1997 dibuat sebuah standarnya yaitu UML version 1.0. UML adalah standar dunia yang dibuat oleh Object Management Group
(OMG), sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi object oriented dan software component.
2.10.1.2 Kegunaan UML