• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA “IZZI PIZZA” DI SURABAYA TOWN SQUARE (SUTOS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA “IZZI PIZZA” DI SURABAYA TOWN SQUARE (SUTOS)."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN

KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN PADA “IZZI PIZZA” DI

SURABAYA TOWN SQUARE

(SUTOS)

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

0312010487 / FE / EM BAYU WARDHANA CAHYONO

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(2)

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN

KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN PADA “IZZI PIZZA” DI

SURABAYA TOWN SQUARE

(SUTOS)

S K R I P S I

Oleh :

0312010487 / FE / EM BAYU WARDHANA CAHYONO

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(3)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Relationship Marketing Dan Kualitas

Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada “Izzi Pizza” Di Surabaya Town Square (SUTOS)” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Mei Retno, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulisan

(4)

ii

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang

sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak

Surabaya, Maret 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 9

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 10

2.2.3. Tujuan Pemasaran ... 11

2.2.4. Relationship Marketing ... 12

2.2.4.1. Pengertian Relationship Marketing ... 12

(6)

iv

2.2.5. Kualitas Layanan ... 16

2.2.5.1. Pengertian Kualitas Layanan ... 16

2.2.5.2. Dimensi Kualitas Layanan ... 17

2.2.6. Loyalitas Pelanggan ... 19

2.2.6.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 19

2.2.6.2. Dimensi Loyalitas Pelanggan ... 21

2.2.7. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 22

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

3.1.1. Definisi Operasional Variabel ... 26

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 28

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 29

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.3.1. Jenis Data ... 30

3.3.2. Sumber Data ... 30

3.3.3. Pengumpulan Data ... 31

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 31

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 31

(7)

v

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat ... 32

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat ... 33

3.4.3. Uji Normalitas Data ... 33

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) .... 34

3.4.5. Uji Hipotesis ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 39

4.1.2. Deskripsi Relationship Marketing (X1 4.1.3. Deskripsi Kualitas Layanan (X ) ... 40

2)... 42

4.1.4. Deskripsi Loyalitas Pelanggan(Y) ... 43

4.2. Analisis Data ... 44

4.2.1. Evaluasi Outlier ... 44

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 46

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 47

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 48

4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 49

4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 50

4.2.7. Uji Kausalitas ... 51

4.3. Pembahasan ... 52

(8)

vi

4.3.2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penjualan (dalam triwulan) “Izzi Pizza” di Surabaya Town

Square (SUTOS) Periode Juli 2008 – September Tahun 2009 .... 3

Tabel 1.2 Jumlah Komplain Pada “Izzi Pizza” Di Surabaya Town Square

(SUTOS) Periode Juli 2008 – September Tahun 2009 ... 5

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 40

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Relationship

Marketing (X1) ... 41

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas

Layanan (X2) ... 42

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas

Pelanggan (Y) ... 44

Tabel 4.6. Residuals Statistics ... 45

Tabel 4.7. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 46

Tabel 4.8 Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory

Factor Analysis ... 47

Tabel 4.9. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 48

Tabel 4.10. Assessment Of Normality ... 49

Tabel 4.11. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Base Model ... 51

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Relationship Marketing, Kualitas Layanan dan Loyalitas Pelanggan, Model: One Step

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Data Tanggapan Responden Terhadap Relationship Marketing, (X1), Kualitas Layanan (X2), dan Loyalitas Pelanggan (Y)

(12)

x

ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING DAN

KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA “IZZI PIZZA” DI SURABAYA TOWN SQUARE

(SUTOS)

Oleh :

Bayu Wardhana Cahyono

Abstraksi

Terjadinya penurunan omset penjualan pada produk “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) periode Juli 2008 – September 2009. Pada Triwulan III (Jul - Sep 2008) sebesar 561.131.268 rupiah menjadi 668.022.226 rupiah pada Triwulan IV (Okt - Des 2008). Selanjutnya pada tahun 2009 mulai Januari – September 2009 terus terjadi penurunan pada penjualan (dalam triwulan) “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS). Pada Triwulan I (Jan - Mar 2009) terjadi penjualan sebesar 577.950.278 rupiah, selanjutnya pada Triwulan II (Apr - Jun 2009) terjadi penjualan sebesar 462.500.014 rupiah, dan terakhir pada Triwulan III (Jul - Sep 2009) terjadi penjualan sebesar 423.287.895 rupiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relationship marketing dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS). Skala pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan jenjang 1 - 7. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. Pengambilan sampel didasari asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 11 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 55-110. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 110 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM diagram yang akan mempermudah untuk melihat pengaruh relationship marketing dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) yang akan diuji.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa relationship marketing dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS).

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan usaha pada dewasa ini yang ditandai dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan keinginan dan kebutuhan

manusia mengalami perubahan. Setiap orang bebas untuk memilih produk yang

mereka inginkan guna memenuhi keinginannya. Fenomena ini yang mendorong

timbulnya persaingan diantara produsen dalam menarik konsumennya.

Masalahnya sekarang adalah tergantung bagaimana kemampuan produsen dalam

memasarkan produknya agar dapat meraih konsumen.

Kondisi persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif

mengharuskan setiap pengusaha mengkaji ulang strategi yang digunakannya agar

tidak kehilangan pelanggannya dan demi mencapai keunggulan daya saing yang

berkelanjutan.

Usaha perusahaan dalam memasarkan hasil produksinya, tak bisa lepas

dari kualitas pelayanan yang diberikan. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini

sudah menjadi suatu keharusan bagi perusahaan agar ia dapat tetap survive dalam

bisnisnya. Apabila dahulu kualitas masih menjadi senjata agar perusahaan dapat

memenangkan persaingan, namun kini hampir semua perusahaan, terlebih

perusahaan jasa dapat memberikan kualitas yang sama, tentu saja persoalan

(14)

2

tiket masuk ke dalam gelanggang persaingan bisnis bila perusahaan ingin tetap

survive.

Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan

merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan

dan kualitas perusahaan. Bagaimana pelanggan menentukan pilihan produk yang

akan dibelinya, membuat perusahaan sadar bahwa tiap pelanggan selalu

melakukan pertimbangan mengenai produk atau jasa dari sisi besarnya nilai lebih

yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Mereka membentuk harapan dari

nilai yang diperoleh dan dari nilai tersebut kemudian diukur besar kepuasan yang

dimiliki pelanggan serta seberapa besar loyalitas pelanggan tersebut. Jadi,

persoalan kualitas jasa, kepuasan serta loyalitas pelanggan sudah menjadi hal yang

sangat penting bagi perusahaan.

Banyaknya rumah makan yang bermunculan saat ini, baik itu rumah

makan kecil atau besar telah menimbulkan persaingan harga bagi usaha-usaha

sejenis yang ada sebelumnya. Kondisi ini mendorong pihak rumah makan untuk

menciptakan peluang agar dapat menerapkan ide-ide yang baru untuk menarik

minat konsumen. Setiap pengelola rumah makan harus dapat melaksanakan

sasaran pemasarannya yang tepat sehingga tujuan perusahaan-perusahaan dapat

tercapai, selain itu pihak rumah makan juga harus dapat menentukan bagaimana

memberikan kepuasan kepada pelanggan, bisa berupa kualitas layanan yang lebih

baik dari pesaingnya, menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, dan

(15)

3

Demikian halnya dengan bisnis restoran Pizza yang berasal dari Italia

dengan nama “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS), yang merupakan

salah satu dari sekian banyak bisnis restoran Pizza di Surabaya yang berusaha

memenuhi kebutuhan pelanggan akan makanan dan minuman yang semakin

bervariasi baik rasa, penampilan, maupun kemasannya dan berasal . “Izzi Pizza”

di Surabaya Town Square (SUTOS) dipilih sebagai obyek dalam penelitian ini,

dikarenakan “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) merupakan salah

satu “Izzi Pizza” yang paling ramai dikunjungi pelanggan. “Izzi Pizza” dibangun

pada 3 tempat di Surabaya, antara lain di Galaxi Mall, Tunjungan Plaza dan Sutos

Surabaya. Beberapa menu unggulan dari “Izzi Pizza” adalah Pizza, Pasta, Asia

dan Beverage.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada “Izzi Pizza” di Surabaya

Town Square (SUTOS) diperoleh informasi bahwa penjualan (dalam triwulan)

mengalami penurunan pada periode Juli 2008 – September 2009, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Penjualan (dalam triwulan) “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) Periode Juli 2008 – September Tahun 2009

Periode Sales Pizza

(Rupiah)

(Jul - Sep 2008) 224.452.507 168.339.380 112.226.253 56.113.128 561.131.268 - Triwulan IV

(Okt - Des 2008) 267.208.890 200.406.667 133.604.445 66.802.224 668.022.226 16,0 Triwulan I

(Jan - Mar 2009) 231.180.113 173.385.083 115.590.055 57.795.027 577.950.278 -15,58 Triwulan II

(Apr - Jun 2009) 185.00000.5 138.750.004 92.500.002 46.250.003 462.500.014 -24,96 Triwulan III

(Jul - Sep 2009) 169.315.159 126.986.368 84.657.579 42.328.789 423.287.895 -9,26

(16)

4

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui telah terjadi peningkatan pada

penjualan (dalam triwulan) “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) pada

Triwulan III (Jul - Sep 2008) sebesar 561.131.268 rupiah menjadi pada Triwulan

IV (Okt - Des 2008) sebesar 668.022.226 rupiah. Selanjutnya pada tahun 2009

mulai Januari – September 2009 terus terjadi penurunan pada penjualan (dalam

triwulan) “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS). Pada Triwulan I (Jan -

Mar 2009) telah terjadi penjualan sebesar 577.950.278 rupiah, selanjutnya pada

Triwulan II (Apr - Jun 2009) telah terjadi penjualan sebesar 462.500.014 rupiah,

dan terakhir pada Pada Triwulan III (Jul - Sep 2009) telah terjadi penjualan

sebesar 423.287.895 rupiah. (Sumber: “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square

(SUTOS), Tahun 2009).

Fenomena penurunan penjualan “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square

(SUTOS) dapat mengindikasikan loyalitas pelanggan yang rendah, salah satunya

disebabkan oleh layanan yang kurang memuaskan dan buruknya relationship

marketing yang diterapkan, sehingga mengakibatkan banyak konsumen yang tidak

loyal dan bahkan pindah ke restoran Pizza yang lain. Masalah tersebut

mengharuskan pengelola “Izzi Pizza” mencari tahu penyebab penurunan jumlah

pelanggan dan memperbaikinya. Hal tersebut dapat dicoba diatasi dengan terus

meningkatkan kualitas pelayanan dan memperbaiki strategi relationship

marketing yang telah dilaksanakan sebelumnya, sehingga nantinya diharapkan

(17)

5

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bruhn (2003) dalam Edwin, et al, (2007)

bahwa pemasaran relasional atau relationship marketing berhubungan dengan

bagaimana perusahaan dapat membangun keakraban dengan pelanggannya,

sehingga perusahaan dapat mengetahui keinginan dan harapan pelanggan, yang

pada akhirnya loyalitas pelanggan dapat terwujud. Didukung oleh Parasuraman,

et, al, (1996) dalam Wisnalmawati (2005; 155) yang mengemukakan lima dimensi

kualitas layanan yang terdiri dari: tangible, reliability, responsiveness, assurance,

dan emphaty tersebut di atas saling mendukung dan berhubungan satu sama lain

untuk memenuhi kepuasan pelanggan, yang selanjutnya akan berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan.

Salah satu indikasi dari penilaian kualitas layanan dan ketidakpuasan

konsumen pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) adalah

banyaknya komplain konsumen. Berikut ini akan disajikan data jumlah komplain

pelanggan pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS), periode Juli

2008 – September tahun 2009, sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Komplain Pada “Izzi Pizza” Di Surabaya Town Square (SUTOS) Periode Juli 2008 – September Tahun 2009

Periode Jumlah Komplain

Pelanggan (Orang) Keterangan Triwulan III (Jul - Sep 2008) 36 - Berhubungan

Ordering

(18)

6

Berdasarkan Tabel 1.2, diketahui bahwa selama tahun 2009 periode

Januari – September telah terjadi kenaikan jumlah komplain pelanggan yang

berkunjung ke “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS). Kenaikan jumlah

komplain pelanggan tersebut mengindikasikan semakin banyaknya pelanggan

yang tidak puas dengan “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS).

Mengacu pada permasalahan yang ada, maka penelitian ini mengambil

judul: “Analisis Pengaruh relationship marketing dan kualitas layanan

terhadap loyalitas pelanggan pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square

(SUTOS)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah relationship marketing berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan

pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) ?

2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada “Izzi

Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas

(19)

7

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan

pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS)

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain:

1. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan

pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud Darma Bakti kepada

perguruan tinggi UPN “Veteran” Jatim pada umumnya dan Fakultas Ekonomi

pada khususnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

relationship marketing, kualitas layanan dan loyalitas pelanggan.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

(20)

8

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Edwin Japarianto (2007: 34) dalam Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol 3, No.

1, Maret 2007, dengan judul Analisa Kualitas Layanan Sebagai Pengukur

Loyalitas Pelanggan Hotel Majapahit Surabaya Dengan Pemasaran Relasional

Sebagai Variabel Intervening. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian

tersebut adalah pengaruh kualitas layanan melalui program pemasaran

relasional sebagai variabel intervening terhadap loyalitas pelanggan di hotel

Majapahit Surabaya. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa kualitas layanan

berpengaruh secara tidak langsung melalui program pemasaran relasional

sebagai variabel intervening terhadap loyalitas pelanggan di hotel Majapahit

Surabaya.

2. Sutarso, et al. (2003) dalam JEBA Ventura STIE Perbanas, Vol. 6 No. 2

Agustus 2003, dengan judul “Pengaruh Relationship Marketing Terhadap

Kepuasan Pelanggan Dalam Industri Jasa Asuransi Jiwa”. Penelitian tersebut

bertujuan untuk mengetahui pengaruh relationship marketing terhadap

kepuasan pelanggan dalam industri asuransi jiwa. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan

(21)

9

relationship marketing yang terdiri dari pertalian, empati, timbal balik dan

kepercayaan berpengaruh secara signifiksn terhadap kepuasan pelanggan.

Atas dasar penelitian terdahulu ini, maka dapat digunakan sebagai acuan

penelitian untuk penelitian sekarang dengan menggunakan analisis structural

equation models sehingga diharapkan dapat sebagai pembanding dari hasil

pengujian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing–masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Swastha (1999:5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan

dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

(22)

10

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada pelanggan yang

membutuhkannya.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui cara yang lebih efektif dan lebih

efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Menurut Peter dan Olson (1996:3) menyatakan bahwa perusahaan harus

memahami dan tetap dekat dengan pelanggan dalam menyajikan produk serta

pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan pelanggan.

Kotler dan Amstrong (1997:17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

ketimbang pesaing.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6) adalah

alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi dalah memuaskan

kebutuhan pelanggan dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan.

Hal tersebut tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak

(23)

11

untuk membeli suatu produk, bahkan apa yang pelanggan pikirkan itulah yang

mereka beli-nilai yang mereka persepsikan.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6) terdiri

dari sebagai berikut:

1. Fokus pada kemauan dan keinginan pelanggan sehingga organisasi dapat

membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing

2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya

produksi untuk memuaskan kebutuhan ini.

3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan pelanggan secara hukum dan bertanggung jawab.

2.2.3. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan menurut

Kotler dan Armstrong (1997:17):

1. Memaksimalkan konsumsi

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya dapat

mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan menciptakan

produksi, kesempatan kerja, dan kemakmuran maksimum.

2. Memaksimalkan kepuasan pelanggan

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan pelanggan, bukan jumlah konsumsinya.

3. Memaksimalkan pilihan

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan pelanggan akan memungkinkan

(24)

12

4. Memaksimalkan mutu kehidupan

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan

dan harga barang, tetapi juga mutu lingkungan fisik dan budaya.

2.2.4. Relationship Marketing

2.2.4.1. PengertianRelationship Marketing

Pada mulanya para pelaku bisnis melakukan bisnis dengan orientasi

transaksi yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan. Namun saat ini

pelanggan sangat banyak bahkan mendunia. Para pelanggan lebih cenderung

untuk memilih badan usaha yang mampu memberikan layanan yang berkualitas

dan di beberapa lokasi yang berbeda, mampu dengan cepat mengatasi perbedaan

lokasi, serta mampu bekerja lebih dekat dengan pelanggan. Pentingnya menelaah

keterhubungan pelanggan (customer relationship) terlihat dari semakin banyaknya

perusahaan yang menerapkan strategi relationship marketing dalam memasarkan

produknya.

Pembinaan hubungan dengan pelanggan melalui pemasaran (relationship

marketing) merupakan filosofi berbisnis, suatu orientasi strategik, yang

memfokuskan lebih kepada mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan

pelanggan yang ada sekarang, dari pada mencari pelanggan baru. Filosofi ini

mengasumsikan bahwa dalam mencari nilai (value) yang dibutuhkannya para

pelanggan lebih suka mempunyai hubungan jangka panjang dengan satu

organisasi dari pada terus-menerus berpindah dari organisasi yang satu ke

(25)

13

mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang sekarang adalah memerlukan

biaya yang jauh lebih murah daripada biaya untuk menarik pelanggan baru, maka

para pemasar yang ingin berhasil (dalam jangka panjang) akan menjalankan

strategi yang efektif dalam mempertahankan pelanggan yang ada sekarang.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai relationship marketing maka perlu

mengetahui terlebih dulu konsep-konsep relationship marketing. Menurut

beberapa ahli yang kelihatan agak berbeda, tapi sebenarnya memiliki maksud

yang sama dan saling menunjang antara konsep yang satu dengan yang lain.

Menurut Chan (2003: 6) relationship marketing merupakan pengenalan

setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah

dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan

dan badan usaha. Hubungan ini bersifat partnership, bukan sekedar hubungan

antara penjual dan pembeli. Dengan demikian, tujuan jangka panjang adalah

menghasilkan keuntungan terus menerus dari kelompok pelanggan (pelanggan

sekarang dan pelanggan baru).

Relationship marketing menurut Tjiptono (1998;102) yaitu strategi dimana

transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir

setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan

pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan

pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business). Elemen pusat dalam

relationship marketing adalah kepercayaan antara badan usaha dengan

pelanggannya. Relationship marketing menentukan pelanggan-pelanggan mana

(26)

14

terhadap seluruh aspek badan usaha. Relationship marketing menunjukkan adanya

peningkatan hubungan antara badan usaha dengan pelanggan-pelanggannya dari

sekedar sales driven ke customer driven, dari sekedar manipulating customer ke

involving customer, dari sekedar selling dan telling ke asking dan satisfying. Jadi

pelanggan bukan hanya sebagai pembeli saja, tapi sudah menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari badan usaha dalam melakukan bisnis.

Menurut Kotler & Armstong (1997; 195) suatu relationship marketing

dalam membentuk ikatan yang lebih kuat dengan pelanggan dapat melalui 3

pendekatan yaitu: (1) Financial benefit (Manfaat keuangan atau ekonomis).

Pendekatan yang pertama untuk membangun suatu hubungan nilai dengan

pelanggan adalah dengan memberikan manfaat keuangan atau ekonomi. Manfaat

ekonomis ini dapat berupa penghematan biaya yang di keluarkan oleh pelanggan,

pemberian voucher discount, discount khusus pada saat-saat tertentu, serta

manfaat ekonomis lainnya. (2) Social benefit (manfaat sosial) manfaat ekonomis

diatas memang sangat perlu tetapi tidak cukup sampai disini saja karena akan

mudah ditiru oleh badan usaha lain, sehingga perlu pendekatan yang lain yaitu

manfaat sosial. Manfaat sosial membantu badan usaha untuk meningkatkan

hubungan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan, bahkan

memberikan sesuatu yang sifatnya pribadi atau perindividu. Mengetahui secara

lebih detail apa yang sekarang ini dibutuhkan oleh para pelanggan tersebut. (3)

Structural ties (ikatan structural) Pendekatan yang ketiga ini untuk membangun

hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan melalui ikatan structural. Dalam

(27)

15

memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan, sehingga

pelanggan yang dibantu dan diperhatikan akan merasa sangat dihargai dan lebih

puas pada badan usaha.

Kotler (2000; 13) dalam Edwin, et al, (2007; 36) menyatakan bahwa

pemasaran relasional selain membangun hubungan dengan pelanggannya juga

dibangun berdasarkan hubungan jangka panjang yang dapat memuaskan dengan

pihak-pihak kunci lainnya, seperti pemasok, penyalur, dan lain-lain guna

mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang mereka. Fungsi utama

pemasaran relasional adalah mencakup semua langkah-langkah yang dilakukan

perusahaan untuk mengenal dan melayani pelanggan dengan baik.

Esensi dari relationship marketing sebenarnya berangkat dari pemahaman

akan beberapa aspek dalam transaksi pemasaran. Aspek-aspek penting tersebut

adalah: (1) dari perspektif waktu relationship marketing lebih memiliki dimensi

waktu panjang, sementara pemasaran transaksional adalah jangka pendek;

(2) fokus aktivitas dalam relationship marketing adalah memelihara pelanggan,

sementara dalam pemasaran transaksional adalah berfokus pada penjualan;

(3) orientasi kegiatan dari relationship marketing adalah pada nilai-nilai

pelanggan sedangkan pemasaran transaksional lebih kepada karakter produk;

(4) pada relationship marketing biasanya tidak membatasi komitmen dengan

pelanggan namun tidak demikian pada pemasaran transaksional; (5) dominasi

fungsi pemasaran pada relationship marketing adalah pemasaran interaktif yang

didukung oleh bauran pemasaran, sedang pada pemasaran transaksional dominasi

(28)

16

relationship marketing dibanding dengan pada pemasaran transaksional (Payne,

2000; 56).

2.2.4.2. Dimensi Relationship Marketing

Bruhn (2003) dalam Edwin, et al, (2007; 36) menyatakan bahwa

pemasaran relasional atau relationship marketing berhubungan dengan bagaimana

perusahaan dapat membangun keakraban dengan pelanggannya. Untuk

membangun hubungan yang akrab, maka sebuah perusahaan harus

memperhatikan beberapa hal yang merupakan indikator dari relationship

marketing, antara lain:

1. Harmony, adalah adanya pemeliharaan hubungan yang terjalin dengan

harmonis dengan saling memahami peran baik perusahaan maupun

pelanggan.

2. Acceptance, adalah adanya hubungan saling menerima berdasar kejelasan dari

maksud dan tindakan yang diambil masing-masing pihak.

3. Participation Simplicity, adalah kemudahan untuk dapat saling berhubungan

dengan meniadakan batasan-batasan yang bersifat birokratis maupun

administratif.

2.2.5. Kualitas Layanan

2.2.5.1. Pengertian Kualitas Layanan

Parasuraman, et. al, (2000: 44) : “Service quality is the customer

(29)

17

persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya

pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Kotler (1997: 476) bahwa salah satu cara untuk membedakan dengan

badan usaha jasa yang lainnya adalah dengan memberikan kualitas layanan yang

lebih tinggi dari pesaingnya secara terus menerus.

Kinner, Bernhardt, dan Krentler (1995: 671) mengemukakan layanan

sebagai berikut: “Service as an intangible activity that provides the user some

degree of performance satisfaction but does not involve ownership and that, in

most cases, cannot be stored or transported”. Layanan merupakan suatu aktivitas

yang tidak berwujud dan yang memberikan suatu tingkat kepuasan bagi pemakai

jasa tersebut tetapi tidak termasuk kepemilikan, dan tidak dapat disimpan atau

dipindahkan.

Dalam bersaing, badan usaha yang sejenis pada dasarnya seringkali

terlihat sama dalam hal fasilitas ataupun jenis-jenis layanan yang diberikan

kepada pelanggan, tetapi hal tersebut dipersepsikan berbeda oleh pelanggannya.

2.2.5.2. Dimensi Kualitas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap

orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal

dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan

bisnis. Ada beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa

atau sering disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan

kualitas jasa berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap baberapa

(30)

18

Edwin, et al, (2007; 36) mengemukakan lima indkator kualitas layanan

yang terdiri dari:

1. Tangible yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik yang

diberikan oleh pemberi jasa.

a. Penataan dan kebersihan ruangan

b. Tempat parkir yang disediakan luas dan aman

2. Reliability, yaitu ketrampilan dari karyawan untuk mewujudkan pelayanan

yang dapat diandalkan dan dilaksanakan secara akurat dan tepat berlangsung

secara kontinyu.

a. Ketrampilan karyawan dalam memberikan pelayanan

b. Ketepatan waktu memenuhi janji

3. Responsiveness, yaitu kecepattanggapan karyawan untuk membantu

memecahkan masalah dan kesediaan karyawan dalam membantu memenuhi

kebutuhan dan memberikan layanan yang cepat kepada konsumennya.

a. Kecepattanggapan karyawan dalam membantu memecahkan masalah

pelanggan

b. Kesigapan dan kesediaan dalam membantu memenuhi kebutuhan

pelanggan

4. Assurance, yaitu pengetahuan, keramahan, sopan santun serta kemampuan

karyawan untuk menimbulkan rasa percaya dan keyakinan.

a. Kesopanan dan keramahan karyawan

(31)

19

5. Emphaty, yaitu perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh perusahaan

kepada konsumennya secara individual. Indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Perhatian dan kepedulian perusahaan kepada pelanggan

b. Sifat bersahabat karyawan pada waktu berkomunikasi dengan pelanggan

2.2.6. Loyalitas Pelanggan

2.2.6.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan (customer loyalty) merupakan dorongan (drive) yang

sangat penting untuk menciptakan penjualan. Pelanggan akan menjadi loyal kalau

pelanggan memandang perusahaan itu sebagai perusahaan yang baik. Di mata

pelanggan, suatu perusahaan itu baik bila pelanggan melakukan pembelian

pertama dari perusahaan, dan setelah pembelian pertama, pelanggan punya

keinginan untuk melakukan pembelian berikutnya.

Pelanggan adalah orang yang biasa membeli pada suatu badan usaha

secara tetap. Kebiasaan ini dibangun melalui pembelian dan interaksi pada tiap

frekuensi kesempatan selama suatu periode waktu tertentu. Tanpa adanya jalanan

hubungan yang kuat dan pembelian secara berulang-ulang, orang tersebut tidak

bisa dikatakan sebagai pelanggan, tetapi hanya merupakan seorang pembeli.

Kesetiaan adalah kesediaan dari pelanggan untuk melakukan pembelian

produk atau layanan hanya pada satu badan usaha. Seorang pelanggan dapat

dikatakan setia terhadap suatu badan usaha jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut,

yaitu melakukan pembelian secara berulang pada badan usaha yang sama.

(32)

20

sama memberitahukan kepada orang lain kepuasan-kepuasan yang didapat dari

suatu badan usaha dan menunjukkan kekebalan terhadap tawaran usaha pesaing.

Hal terpenting yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan

adalah memuaskan pelanggan. Perusahaan yang berhasil menjaga agar

pelanggannya selalu puas akan lebih mudah untuk mempertahankan bahkan

mengembangkan usahanya karena pelanggannya lebih setia, sehingga pelanggan

tersebut kerapkali melakukan pembelian ulang dan rela membayar lebih.

Kesetiaan pelanggan mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek

tertentu. Kesetiaan sebagai suatu komitmen untuk membeli kembali secara

konsisten barang atau jasa di masa yang akan datang.

Kesetiaan pelanggan pada suatu merek tidak terbentuk dengan sendirinya

dalam waktu yang singkat tetapi perlu proses belajar dan pengalaman dari

pelanggan itu sendiri, bila dari pengalamannya pelanggan tidak mendapatkan

merek produk yang memuaskan maka pelanggan akan terus membeli dan

mencoba bermacam-macam merek sampai mendapatkan produk yang sesuai

dengan keinginannya.

Menurut Mowen (1995: 108) Kesetiaan merek didefinisikan sebagai suatu

keadaan dimana pelanggan memiliki sikap yang positif terhadap suatu merek,

memiliki komitmen pada merek tersebut dan berniat untuk melakukan pembelian

ulang terhadap produk dengan merek tertentu tersebut di masa yang akan datang.

Pendapat ini didukung oleh Keegan, Moriarty dan Duncan (1995: 6) pelanggan

yang setia akan bersikap positif terhadap produk dan cenderung melakukan

(33)

21

Kesetiaan merek di pengaruhi secara langsung oleh kepuasan atau

ketidakpuasan dengan merek yang telah diakumulasi dalam jangka waktu tertentu

sebagaimana persepsi kualitas produk. Karena empat sampai enam kali lebih

murah untuk mempertahankan pelanggan lama daripada memperoleh yang baru,

maka para manajer harus memberi prioritas tertinggi pada penciptaan strategi

yang membangun dan mempertahankan kesetiaan merek.

Produsen selalu berusaha memuaskan keinginan pelanggan agar pelanggan

setia pada suatu merek, karena dengan semakin banyaknya pelanggan yang setia

penjualan akan semakin meningkat, biaya pemasaran dapat berkurang dan

timbulnya kemungkinan untuk menarik pelanggan baru. Setia tidaknya pelanggan

pada suatu merek dapat dilihat dari sikapnya, seperti yang dinyatakan Assael

(1995: 131) yaitu kesetiaan merek merupakan sikap terhadap suatu merek yang

ditunjukkan dengan pembelian yang konsisten dan terus menerus terhadap merek

tersebut. Jika pelanggan sudah membeli suatu produk dengan merek tertentu

secara berulang-ulang maka pelanggan tersebut memiliki loyalitas terhadap

merek.

2.2.6.2. Dimensi Loyalitas Pelanggan

Zeithaml et.al, (1996) dalam Edwin (2005; 37) menjelaskan bahwa

loyalitas pelanggan diukur dengan menggunakan 3 indikator, antara lain:

1. Say Positive things adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang

(34)

22

2. Recommend Friends adalah memberikan rekomendasi tentang produk yang

telah dikonsumsi kepada orang lain

3. Continue Purchasing adalah melakukan pembelian secara terus-menerus

terhadap produk yang telah dikonsumsi

2.2.7. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan

Kotler (2000;13) dalam Edwin, et al, (2007) menyatakan bahwa

pemasaran relasional selain membangun hubungan dengan pelanggannya juga

dibangun berdasarkan hubungan jangka panjang yang dapat memuaskan dengan

pihak-pihak kunci lainnya, seperti pemasok, penyalur, dan lain-lain guna

mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang mereka. Fungsi utama

pemasaran relasional adalah mencakup semua langkah-langkah yang dilakukan

perusahaan untuk mengenal dan melayani pelanggan dengan baik.

Bruhn (2003) dalam Edwin, et al, (2007) menyatakan bahwa pemasaran

relasional atau relationship marketing berhubungan dengan bagaimana

perusahaan dapat membangun keakraban dengan pelanggannya, sehingga

perusahaan dapat mengetahui keinginan dan harapan pelanggan, yang pada

akhirnya loyalitas pelanggan dapat terwujud.

Penelitian yang diakukan oleh Edwin, et al, (2007) menyatakan bahwa

pemasaran relasional (relationship marketing) yang kuat dengan yang dimensinya

berupa harmony, acceptation, dan participation simplicity didukung dengan

adanya program privilege card mempunyai pengaruh secara langsung terhadap

(35)

23

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Parasuraman, et, al, (1996) mengemukakan lima dimensi kualitas layanan

yang terdiri dari : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

Kelima dimensi kualitas layanan tersebut di atas saling mendukung dan

berhubungan satu sama lain untuk memenuhi kepuasan pelanggan, yang

selanjutnya akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. (Wisnalmawati,

2005;155)

Penelitian yang diakukan oleh Edwin, et al, (2007) menyatakan bahwa

kualitas layanan yang baik berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan secara

langsung. Maka dapat dikatakan bahwa kualitas layanan yang terdiri dari tangible,

reliability, responsiveness, assurance, dan empathy yang positif berpengaruh

langsung dengan dimensi loyalitas pelanggan yaitu mengatakan hal positif (say

positive things), memberikan rekomendasi kepada orang lain (recommend

(36)
(37)

25

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Relationship marketingberpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada

produk “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS)

2. Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada

(38)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah:

1. Relationship Marketing (X1

Merupakan pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan

menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang

saling menguntungkan antara pelanggan dan badan usaha. (Chan, 2003: 6). )

Menurut Bruhn (2003) dalam Edwin, et al, (2007; 36) bahwa relationship

marketing (X1

X

) diukur oleh 2 indikator, antara lain:

1.1

X

Harmony adalah adanya pemeliharaan hubungan yang terjalin dengan

harmonis dengan saling memahami peran baik perusahaan maupun

pelanggan.

1.2

X

Acceptance adalah adanya hubungan saling menerima berdasar

kejelasan dari maksud dan tindakan yang diambil masing-masing pihak.

1.3 Participation Simplicity adalah kemudahan untuk dapat saling

berhubungan dengan meniadakan batasan-batasan yang bersifat

(39)

27

2. Kualitas Layanan (X2

“Service quality is the customer perception’s of the superiority of the

service”, artinya kualitas layanan adalah persepsi pelanggan terhadap

keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya pelanggan yang menilai

kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak. (Parasuraman et.al,

2000: 44)

)

Menurut Edwin, et al, (2007; 36) bahwa kualitas layanan (X2

X

) diukur oleh 5

indikator, antara lain:

2.1

X

Tangible merupakan penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana

fisik yang diberikan oleh pemberi jasa, meliputi: ketersediaan Wi-Fi,

Smoking Area, Music, Dinning Area dan Contact Person.

2.2

X

Reliability merupakan ketrampilan dari karyawan untuk

mewujudkan pelayanan yang dapat diandalkan dan dilaksanakan secara

akurat dan tepat berlangsung secara kontinyu, meliputi: kenyamanan

konsumen seperti yang dijanjikan, pemesanan makanan / minuman

yang tepat.

2.3

X

Responsiveness merupakan kecepattanggapan karyawan membantu

memecahkan masalah dan kesediaan karyawan dalam membantu

memenuhi kebutuhan, meliputi: karyawan dalam membantu kesulitan

konsumen.

2.4 Assurance, merupakan jaminan yang diberikan oleh pihak perusahaan

(40)

28

meliputi: ketersediaan sendok dan garpu, kondisi meja dan kursi bersih,

dan yang lainnya.

X2.5 Emphaty, merupakan perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh

perusahaan kepada konsumennya secara individual, mencakup

kepedulian, dan perhatian terhadap individu yang diberikan oleh

perusahaan terhadap pelanggan.

3. Loyalitas Pelanggan(Y)

Adalah suatu keadaan dimana pelanggan memiliki sikap yang positif terhadap

suatu merek, memiliki komitmen pada merek tersebut dan berniat untuk

melakukan pembelian ulang terhadap produk dengan merek tertentu tersebut

di masa yang akan datang (Mowen, 1995: 108).

Menurut Zeithaml et.al, (1996) dalam Edwin (2005; 37) bahwa loyalitas

pelanggan(Y) diukur oleh 3 indikator, antara lain:

Y1

Y

Say positive things adalah mengatakan hal yang positif tentang produk

yang telah dikonsumsi.

2

Y

Recommend friends adalah memberikan rekomendasi tentang produk

yang telah dikonsumsi kepada orang lain.

3 Continue purchasing adalah melakukan pembelian secara terus-menerus

terhadap produk yang telah dikonsumsi.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

(41)

29

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut:

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 7

Tanggapan atau pendapat pelanggan dinyatakan dengan memberi skor

yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1-4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5-7 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan yang sedang berkunjung

di “Izzi Pizza” di Surabaya Town Square (SUTOS).

b. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(42)

30

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya accidental sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber

data (Sugiyono, 2008:85).

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu

5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002:48). Pada penelitian ini

ada 11 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 55-110.

Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 110

responden. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan jumlah minimal

sampel yang dikehendaki oleh alat analisis kuantitatif yang ditetapkan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer yaitu

jenis yang diperoleh dengan jalan penyebaran kuisioner secara langsung pada

pelanggan yang sedang melakukan pembelian pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town

Square (SUTOS) untuk mengetahui pendapat mereka secara langsung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

pelanggan yang sedang melakukan pembelian pada “Izzi Pizza” di Surabaya Town

(43)

31

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan:

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang dibagikan kepada para responden.

b. Interview

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara

langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat mereka secara

langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

Uji validitas diukur ditafsirkan dengan menggunakan Item to Total

Correlation, jika nilai r > 0,5 maka indikator valid, dan jika nilai r < 0,5 maka

indikator tidak valid.

(44)

32

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan (Augusty, 2002 : 193).

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya (Augusty, 2002 : 52).

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

(45)

33

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

besar dari nilai χ2Tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut:

Kriteria Pengujian:

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah:

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

(46)

34

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor (Augusty, 2002 : 34).

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini

yang perlu dilakukan:

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

(47)

35

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini:

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan.

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap

berbagai kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

(48)

36

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. χ2

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ (Chi Square Statistic).

2

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar ρ > 0,05 atau ρ > 0,10.

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

(49)

37

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2

e. CMIN/DF.

dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai χ2

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

(50)

38

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi

(51)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh relationship marketing dan

kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan pada produk “Izzi Pizza” di

Surabaya Town Square (SUTOS), dimana kuisioner disebarkan pada 110 orang.

Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam

rentang nilai 1 sampai 7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan

nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

jenis kelamin dan usia responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan

dalam tabel frekuensi berikut :

1. Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

(%)

1 Pria 58 52,73

2 Wanita 52 47,27

Total 110 100,00

(52)

40

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden terbesar adalah berjenis

kelamin pria sebanyak 58 orang (52,73 %), dan selanjutnya responden berjenis

kelamin wanita sebanyak 52 orang (47,27 %)

2. Berdasarkan Usia Responden

Dari 110 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbesar adalah berusia

antara 17-30 tahun sebanyak 54 orang (49,10 %), selanjutnya responden berusia

antara 31-45 tahun sebanyak 39 orang (35,45 %), dan terakhir responden berusia

lebih dari 45 tahun sebanyak 17 orang (15,45 %)

4.1.2. Deskripsi Relationship Marketing (X1

Relationship marketing merupakan pengenalan setiap pelanggan secara

lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu

hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan badan usaha. Hasil

tanggapan responden terhadap relationship marketing (X

)

(53)

41

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Relationship Marketing (X1

No

)

Kuesioner Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Sudah terjalin hubungan yang baik antara pihak “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) dengan pelanggan

0 0 0 7 42 52 9 5,57

2

Adanya hubungan saling menerima antara pihak “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) dengan pelanggan

0 0 0 4 48 42 16 5,64

3

Adanya kemudahan pelanggan untuk menghubungi pihak “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) dengan pelanggan

0 0 0 3 37 59 11 5,71

Mean Skor Keseluruhan 5,64

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa pernyataan “Adanya kemudahan

pelanggan untuk menghubungi pihak “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square

(SUTOS) dengan pelanggan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,71, yang

berarti responden setuju bahwa pelanggan dapat dengan mudah untuk

menghubungi pihak “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) dengan

pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap

relationship marketing (X1) sebesar 5,64 yang berarti responden menilai bahwa

hubungan pemasaran yang terjalin selama ini antara pihak pihak “Pizza Izzi” di

(54)

42

4.1.2. Deskripsi Kualitas Layanan (X2

Kualitas layanan (X

)

2) merupakan persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Hasil tanggapan responden terhadap kualitas layanan (X2) dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Layanan(X2

No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Pizza Izzi di Surabaya Town Square (SUTOS) menyediakan Wi-Fi dan Smoking Room.

0 0 0 6 46 51 7 5,54

2

Karyawan “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) mampu menyajikan pemesanan makanan atau minuman dengan tepat waktu.

0 0 0 8 52 47 3 5,41

3

Karyawan “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) selalu membantu kesulitan konsumen. (misal: dalam hal menjelaskan menu yang disajikan).

0 0 0 13 44 33 20 5,55

4

“Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) mampu memberikan jaminan sesuai dengan standart-standart yang ditentukan. (misal: penyediaan sendok dan garpu, dan kondisi meja kursi bersih)

0 0 0 9 51 37 13 5,49

5

Karyawan “Pizza Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) memberikan perhatian kepada pelanggan dengan porsi yang sama, tanpa membedakan.

0 0 0 4 45 57 4 5,55

Mean Skor Keseluruhan 5,51

(55)

43

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan “Pizza

Izzi” di Surabaya Town Square (SUTOS) selalu membantu kesulitan konsumen.

(misal: dalam hal menjelaskan menu yang disajikan)” dan “Karyawan “Pizza Izzi”

di Surabaya Town Square (SUTOS) memberikan perhatian kepada pelanggan

dengan porsi yang sama, tanpa membedakan” memiliki nilai rata-rata tertinggi

sebesar 5,55, yang berarti responden setuju bahwa karyawan “Pizza Izzi” di

Surabaya Town Square (SUTOS) selalu membantu kesulitan konsumen

memberikan perhatian kepada pelanggan dengan porsi yang sama, tanpa

membedakan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden

terhadap kualitas layanan(X2) sebesar 5,51 yang berarti responden setuju bahwa

persepsi pelanggan terhadap keunggulan dari layanan di “Pizza Izzi” di Surabaya

Town Square (SUTOS) cukup baik.

4.1.3. Deskripsi Loyalitas Pelanggan(Y)

Loyalitas pelangganmerupakan suatu keadaan dimana pelanggan memiliki

sikap yang positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen pada merek tersebut

dan berniat untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk dengan merek

tertentu tersebut di masa yang akan datang. Hasil tanggapan responden terhadap

Gambar

Loyalitas Pelanggan(Y)Pada Orang Lain(Y_2)PembelianBerkelanjutan Gambar 2.1
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan konsultasi dengan Penasihat Akademik (PA), mengenai mata kuliah yang akan diambil, bimbingan akademik, dan memantau prestasi mahasiswa. Pada hari dan jam yang telah

Untuk mengetahuipengaruh pemberian berbagai dosis kompos azolla( Azolla spp.) terhadap pertumbuhan produksi bawang merah( Allium ascalonicum L.).

[r]

Hal tersebut bertolak belakang dengan Pasal 54 Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika serta undang-Undang nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan

“ Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage , dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Industri Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2012 sampai dengan Tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:Peranan pengadilan dalam penanganan tindak pidana penelantaran keluarga diwujudkan dengan adanya perlindungan terhadap hak-hak dari pada

terhadap kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum. ditinjau dari segi

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul