SKRIPSI
Diajukan oleh :
Widhi Jatmiko
0613010113/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
GEDANGAN SIDOARJO
yang diajukan Widhi Jatmiko 0613010113/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan
Pembimbing Utama
Dra. EC. Dwi Suhartini, M.Aks Tanggal : ……… NIP: 030 226 900
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KELUARGA PENSIUNAN TNI-AL DI KOMPLEK TNI-AL TEBEL GEDANGAN SIDOARJO
Disusun oleh :
WIDHI JATMIKO 0613010113/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 17 Desember 2010
Pembimbing Utama : Tim Penguji Utama Ketua
Dra.Ec.Dwi Suhartini, M.Aks Drs.Ec.H.Tamadoy Thamrin MM Sekretaris
Dra.Ec.Dwi Suhartini, M.Aks Anggota
Drs.Ec.R.Sjarief Hidayat, Msi Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
rahmatNya, karunia serta bimbingannya, sehingga penulisan skripsi yang saya buat sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi, jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul: “Implementasi Manajemen Keuangan Rumah Tangga Keluarga Pensiunan TNI-AL Di Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo”
Tentunya dalam proses penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam hal ini secara khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
5. Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, M. Aks, selaku dosen pembimbing utama skripsi yang dengan kesabaran dan kerelaanya telah membimbing dan memberikan
ii
dan berharga selama ini dan untuk kelancaran penelitian ini.
7. Terima kasih kepada para pensiunan TNI-AL yang bermukim di Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo, yang telah mendukung penelitian ini. 8. Secara khusus dengan penuh rasa hormat menyampaikan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada Ayah - Mama ku , dan keluargaku tercinta untuk dukungan, kasih sayang, serta restunya.
9. Dengan bangga dan sayang kepada Variandiniku dan keluarga (papa - mama Zoel), atas perhatian, pengertian dan kasih sayangnya, serta seluruh teman dan sahabat yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan penelitian ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi pada khususnya. Amin.
Surabaya, Agustus 2010
iii
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
ABSTRAKSI...x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Fokus Penelitian 4
1.3. Perumusan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 7
2.2 Landasan Teori 14
2.2.1.Pengertian Akuntansi Rumah Tangga 14
2.2.2.Pengertian Manajemen 15
iv
2.2.3.1. Proses perencanaan keuangan kelurga 19 2.2.3.2. Alasan diperlukannya perencanaan Keuangan
Keluarga 22
2.2.4. Jenis Manajemen Keuangan Keluarga 24 2.2.5 Siklus Kehidupan manusia dan Perencanaan Keuangan Pribadi 26 2.2.6. Anggaran Keuangan Keluarga 33
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 37 3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti 38 3.3. Lokasi Penelitian 38
3.4. Penentuan Informan 39 3.5. Sumber Data dan Jenis Data 40
3.6. Teknik Pengumpulan Data 40 3.7. Analisis Data 42 3.8. Keabsahan Data 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
v
4.2.4. Keluarga Bapak Rochani ...49
4.2.5. Keluarga Bapak Harjono ...49
4.3. Manajemen Keuangan Rumah Tangga 49 4.3.1. Pemahaman Manajemen Keuangan Rumah Tangga 50
4.3.2. Pengertian Anggaran dalam Rumah Tangga 53
4.3.3. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Maupun Pendek 56 4.3.4. Pihak yang dilibatkan dalam perencanaan keuangan rumah tangga...58
4.4.Penerapan Manajemen Keuangan Rumah Tangga 62
4.4.1. Penerapan Anggaran Rumah Tangga 63
4.4.1.1. Pos Pendapatan dan Pengeluaran 64
4.4.1.2. Pengeluaran yang lebih besar dari Pemasukan 64 4.4.2. Perbendaharaan 66
4.4.2.1. Dana cadangan dan Tabungan 66
4.4.2.2. Peranan Pengelola keuangan Rumah tangga 68
4.4.3. Akuntansi 69
BAB V : Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 74
vi
vii
viii
ix
LAMPIRAN 2 : Bukti slip Gaji pensiun
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH TANGGA KELUARGA
PENSIUNAN TNI-AL DI KOMPLEK TNI-AL TEBEL GEDANGAN SIDOARJO
OLEH :
Widhi Jatmiko
ABSTRAK
Pengetahuan tentang ilmu akuntansi, anggaran dan perbendaharaan saat ini sudah tidak lagi hanya menjadi kegiatan yang hanya dilakukan di perusahaan-perusahaan industri, perdagangan atau semacamnya, namun sudah menjadi keharusan bagi sebuah rumah tangga untuk dapat melakukanya, karena perlu disadari pula bahwa rumah tangga yang di dalamnya terdapat suami, istri, dan anak-anak merupakan unit perusahaan yang terkecil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pendapatan dan pemanfaatan serta sejauh mana sebuah perilaku akuntansi pengelolaan keuangan pada sebuah rumah tangga pensiunan TNI-AL yang penghasilannya hanya dari dana pensiun, serta penerapan akuntansinya. Metode Penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif, yang didapat dari langkah observasi langsung ke para pensiunan TNI-AL dengan mendapatkan juga dokumen dan interview informan kunci dan informan lain yang direkomendasikan oleh informan kunci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah pemahaman tentang manajemen keuangan sudah diterapkan dan dipahami oleh sebagian besar rumah tangga, khususnya dalam penelitian ini adalah rumah tangga pensiunan TNI-AL. Dengan pemahaman yang sederhana para pensiunan juga telah menerapkan kaidah-kaidah akuntansi secara sederhana juga. Disamping itu terdapat temuan bahwa kaum ibu lah yang menjadi pengendali keuangan di dalam rumah tangga.
IMPLEMENTATION OF FINANCIAL MANAGEMENT FAMILY HOUSEHOLDS RETIRED TNI-AL TNI-AL IN THE COMPLEX TNI-AL GEDANGAN SIDOARJO
BY:
Widhi Jatmiko
ABSTRACT
Knowledge of the science of accounting, budget and treasury at this time is no longer the only activity carried out in industrial companies, trade or something, but it has become imperative for a household to be able to do it, because we need to realize also that households in included a husband, wife, and children are the smallest unit of the company. The purpose of this study is to investigate and analyze revenue and utilization and the extent to which a financial management accounting behavior in a household Navy retiree whose income is only from the pension fund, and the implementation of accounting. Methods The study in this thesis is qualitative, derived from direct observation step into the retired Navy to obtain also the documents and interviews with key informants and other informants recommended by key informants. The results showed that an understanding of financial management has been implemented and understood by most households, especially in this study is the household retired Navy. With a simple understanding of the retirees also have applied the accounting rules are simple as well. In addition there is the finding that the mother who became the financial
controller of the household.
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan tentang ilmu akuntansi, anggaran dan perbendaharaan saat ini sudah tidak lagi hanya menjadi kegiatan yang hanya dilakukan di perusahaan-perusahaan industri, perdagangan atau semacamnya, namun sudah menjadi keharusan bagi sebuah rumah tangga untuk dapat melakukanya, karena perlu disadari pula bahwa rumah tangga yang di dalamnya terdapat suami, istri, dan anak-anak merupakan unit perusahaan yang terkecil.
kebutuhan jangka panjang yang harus dipenuhi dikemudian hari atau masa yang akan datang seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, dll
Pengelolaan keuangan yang tidak tepat dapat mengganggu kelangsungan dan stabilitas denyut jantung keuangan keluarga. Pada dasarnya mengelola keuangan rumah tangga sama seperti mengelola keuangan di perusahaan. Penghasilan besar pasangan suami istri bukanlah jaminan bahwa kondisi cash flow keuangan dapat terjaga (Moeljadi, 2010). Perempuan berlatih mengendalikan berbagai hal keuangan, mereka sering juga disebut Menteri keuangan rumah tangga oleh para suaminya (Iwao,1993 dalam Komori,1998). Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kaum istri lah yang biasanya bertugas mengatur lalu-lintas keuangan rumah tangga mereka sendiri, sementara suami telah melakukan tugas sebagai pencari penghasilan. Sebagai contoh, lebih dari 90% wanita jepang mengendalikan keuangan dalam rumah tangga (Robins, 1983 dalam komori, 1998).
Banyak masalah perselisihan yang terjadi didalam keluarga bahkan berkembang sampai perceraian bahkan pembunuhan, yang salah satu sebabnya adalah karena tidak adanya perencanaan keuangan keluarga (Yohnson, 2004). Fakta menyebutkan bahwa Pengadilan Agama Kota Bandung, sejak bulan Januari hingga Mei 2005, tercatat 14 kasus perceraian karena alasan ekonomi. Yang terbanyak alasan bercerai adalah karena suami tak bertanggung jawab, yaitu 480 kasus (diantaranya
termasuk tak bertanggung jawab dalam masalah ekonomi atau materi. (Pikiran Rakyat, Minggu 26 Juni 2005).
Kenyataan diatas membuktikan bahwa tidak hanya perusahaan yang mutlak mengelola keuangan secara baik, keluarga/rumah tangga dan individu pun harus mahir menangani keuangannya agar pendapatan dan pengeluaran bisa diatur keseimbangannya. Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga mutlak dilakukan agar perjalanan hidup selanjutnya lebih aman (Sambel, Ichsan dan Lubis, 2003).
Menurut Warren et, al, (2006:10), bahwa peranan akuntansi secara sederhana adalah menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk menganalisa kondisi dan perilaku akuntansi dari rumah tangga para pensiunan TNI yang mana para pensiunan ini sudah tidak melakukan kegiatan usaha lain dalam arti tidak mendapatkan tambahan penghasilan/pendapatan lain lagi selain uang pensiunnya (pasif). Karena ini menjadi masalah besar jika penghasilan terbatas, dengan usia yang rata-rata kurang produktif lagi itu menyesuaikan arus kebutuhan dan tujuan hidup terus saja meningkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul “Implementasi Manajemen Keuangan Rumah Tangga
Keluarga Pensiunan TNI-AL di Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo”
1.2. Fokus Penelitian
Peneliti telah melakukan pengamatan secara umum pada rumah tangga keluarga pensiunan TNI tanpa penghasilan / pendapatan lain selain dana pensiunnya saja (non-bisnis / karir) antara Rp.1 juta- Rp.2 juta /bulan. yang bertempat tinggal di dalam area Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo, tentang bagaimana pengelolaan manajemen keuangan rumah tangganya yang mana sumber penghasilannya terbatas dan pasif.(tidak ada penghasilan lain)
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa rumah tangga keluarga pensiunan TNI dengan fokus objeknya adalah rumah tangga pensiunan TNI-AL beristri ibu rumah tangga biasa (wanita non karir / non bisnis). Penelitian ini mengacu pada pertanyaan apakah dengan dana terbatas itu mereka masih melakukan Penganggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansinya dan bagaimana dengan pos penerimaan, pos pengeluaran dan pos sisa dana kasnya. Sebab peneliti menduga ada pengaruh kondisi keuangan terhadap penganggaran, dan pemanfaatannya / konsumsi, serta secara tidak langsung dengan gaya hidupnya (life style).
Menurut Moeljadi, 2010. Anggaran adalah perencanaan dana, dan pengawasannya. Apakah mereka dalam hal ini mencatat setiap penerimaan, pengeluaran dan sisanya pada akhir periode. Kemudian Perbendaharaan, dalam pengertian sederhana yaitu kegiatan menyimpan uang agar
mendapatkan keuntungan dan mengeluarkan uang serta mendayagunakan dengan efisien. Dan selanjutnya merujuk pada sebuah Akuntansi nya ,yaitu apakah ada sebuah kegiatan pencatatan semua transaksi penerimaan, pengeluaran, dan sisa dana pada akhir periode, apakah masih bisa menabung, apakah justru terdapat rekening utang, dsb.
Fokus penelitian ini diarahkan pada :
1. Pemahaman manajemen keuangan rumah tangga keluarga pensiunan TNI-AL
2. Penerapan manajemen keuangan rumah tangga keluarga pensiunan TNI-AL, baik dalam Penganggaran, perbendaharaan, dan akuntansinya.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat diambil perumusan masalahnya yaitu : “Bagaimana manajemen keuangan rumah tangga keluarga pensiunan TNI-AL di komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo yang berpenghasilan terbatas yaitu hanya dari dana pensiun saja”.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa pendapatan dan pemanfaatan serta bagaimana dan sejauh mana sebuah pengelolaan keuangan pada sebuah rumah tangga pensiunan TNI-AL yang penghasilannya hanya dari dana pensiun, serta penerapan akuntansinya.
Disamping itu, peneliti berharap dengan penelitian ini mampu mengetahui kondisi keuangan rumah tangga pensiunan TNI tersebut secara umum dan problematikanya.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian akan memiliki manfaat praktis dan teoritis, adapun uraiannya sebagai berikut:
a.Manfaat praktis dan sederhana penelitian ini akan memberikan informasi, ide atau gagasan mengenai prilaku pengelolaan keuangan rumah tangga di kalangan rumah tangga pensiunan TNI AL yang tidak lagi mendapatkan pendapatan lain selain dana pensiun saja, serta permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya.
2.1. Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan kajian berkaitan dengan penelitian ini
adalah :
2.1.1 Yose Rizal S.A (2009)
Judul yang digunakan ”Study Perencanaan Keuangan Pada
Dewasa Lajang di Komunitas Pecinta Sulap RnB Magic Community Surabaya”
Adapun permasalahan :
Bagaimanakah pengelolaan keuangan pribadi pada masa dewasa
lajang ?
Pembahasannya :
Perencanaan keuangan menjadi banyak peneliti karena pengetahuan
ini mampu memberikan pedoman bagi seseorang untuk merealisasikan
tujuan hidupnya. Perencanaan yang dilakukan lebih dini adalah lebih baik,
oleh karena itu peneliti berupaya untuk mengeksplorasikan bagaimana
para dewasa lajang melakukan perencanaan keuangan dalam mendalam.
Kesimpulan :
Individu dewasa lajang mengetahui apa yang diinginkan kedepan,
mereka memiliki tujuan dan cita-cita. Namun demikian, tujuan tersebut
belum sepenuhnya berkriteria Spesifik, Measurable, Attainable, Reality,
Time-bound. Selain itu, dalam perencanaan keuangan belum ada
sinkronisasi antara tujuan hidup dan manajemen keuangan informan.
Karena hal ini dapat dipahami karena ketidak jelasan tujuan menyebabkan
mareka kurang dapat menentukan prioritas pengeluaran. Mengenai
implementasi perencanaan keuangan masih menggunakan format yang
sederhana bahkan ada informan yang tidak mencatat keuangannya karena
menganggapnya terlalu rumit.
2.1.2 Fitria Widyasari (2009)
Judul yang digunakan ”Studi Tentang Kinerja Wanita dalam
Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan Siwalankerto Surabaya ”
Adapun permasalahannya :
Bagaimanakah kinerja wanita khususnya ibu dalam mengelola
keuangan keluarga dan bagaimana cara untuk merencanakan secara
keseluruhan ?
Pembahasannya :
Mengurus dapur rumah tangga memang tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Apalagi, bila pemasukkan keluarga tidak menentu. Bila
tidak cermat bisa saja peribahasa besar pasak dari pada tiang
menghinggapi keuangan rumah tangga kestabilan ekonomi di dalam
kebahagiaan di dalam keluarga, karena penghasilan yang tidak mencukupi
kebutuhan hidup dapat merupakan penyebab utama terjadinya
pertengkaran di dalam sebuah keluarga. Terjadinya kestabilan dalam
perekonomian keluarga bukan saja karena penghasilan yang tidak cukup,
tetapi karena keluarga tersebut kurang bijaksana didalam membelanjakan
uang atau pendapatan.
Kesimpulan :
Penerapan pencatatan keuangan yang sistematis dan lengkap, dapat
membantu bahkan memberikan informasi yang signifikan tentang harta
kekayaan maupun informasi lainnya yang berhubungan dengan keuangan
keluarga sehingga dapat lebih mengerti oleh anggota keluarga lainnya.
Agar dapat lebih baik lagi dalam mengambil keputusan yang penting
dalam keuangan keluarga.
2.13. Yohnson (2004)
Judul yang digunakan ”Peran Universitas di Surabaya dalam
Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya”. Adapun permasalahannya :
Apakah minat dalam merencanakan keuangan rumah tangga
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu-ibu rumah tangga ?
Pembahasannya :
Dewasa ini banyak keluarga tidak mapan dalam keuangan sehingga
ketidakmampuan keluarga mengelola keuangan atau tidak ada waktu
untuk membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan
permasalahan sebagai berikut (negative cashflow), banyak aktiva tidak
likuid, kesalahan investasi, kesalahan perencanaan dana pendidikan dan
masih banyak lagi.
Dalam rangka menciptakan keluarga yang mapan dalam hal
keuangan maka perlu adanya suatu program sosialisasi pentingnya peranan
keuangan keluarga, pelatihan perencanaan keuangan keluarga dan
pemberian jasa financial planner. Program-program diatas memerlukan
peranan lembaga dunia pendidikan khususnya peranan universitas karena
universitas adalah salah satu perannya adalah pusat studi bagi masyarakat.
Selain alasan diatas untuk mendukung perlunya program-program
di atas, dari hasil penelitian keuangan keluarga yang mengungkapkan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi minat perencanaan keuangan
keluarga adalah faktor pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ibu rumah tangga di Surabaya yang sudah mengeyam pemdidikan
setara S1 lebih berminat melakukan perencanaan keuangan keluarga
dibandingkan dengan pendidikan menengah setara SMU, sehingga dapat
disimpulkan bahwa faktor pendidikan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan minat perencanaan keuangan keluarga.
Kesimpulan :
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan peran univesitas dalam
Surabaya. Setiap universitas di Surabaya mulai mengambil peran
membuka program-program diatas. Para pengajar keuangan di universitas
harus mengambil peran aktif yaitu mengambil gelar profesi keuangan yaitu
menjadi finacial planner dan menjadi pembicara dalam program
sosialisasi manfaat dan pelatihan perencanaan keuangan. Dengan adanya
peningkatan peran aktif universitas di Surabaya maka banyak terdapat
keluarga mapan di Surabaya dalam kondisi keuangan yang mengalami
positif cashflow, semakin banyak aktiva likuid dapat melakukan investasi
yang tepat, merencanakan dana pendidikan sesuai dengan tujuan kelurga
lainnya.
2.1.4. Stephen P. Walker dan Sue Llewellyn (2000)
Judul yang digunakan “Accounting at home : interdicilianary
perspectives (Akuntansi dalam rumah tangga : beberapa perspektif interdiciplinary)”.
Adapun permasalahannya :
Selama ini belum ada suatu wadah yang pantas dalam studi
akademis yang ada kaitannya dengan akuntansi dalam rumah tangga
maupun individual.
Pembahasannya :
Di antara fenomena sosial dan peran emosional, para wanita dipilih
dalam pembahasan ini adalah karena perihal mengurus rumah tangga dan
rumah tangga pembelanjaan, kalkulasi gaji dan biaya-biaya lain,
pemeliharaan arsip (gudang atau toko).
Seringnya rumah disebut sebagai kantor bagi para wanita karena
rumah sebagai lokasi potensi wanita-wanita dalam akuntansi. Hakekatnya
praktek akuntansi di dalam rumah tangga dan individual berpotensi sama
dengan institusi publik. Kini penelitian tentang satu cara dimana isu yang
menyinggung ke akuntansi dan tanggung jawab sudah bertaut dengan
praktisi di dalam disiplin yang lain.penelitian ini mencoba untuk
mengungkapkan alat penghubung antara para akuntan dan para siswa
rumah (keluarga) dilandasi dari sejarah, hukum, keuangan dan
perekonomian pribadi.
Rumah tangga telah menjadi “ledakan” aktifitas riset di dalam
ilmu-ilmu sosial selama 25 tahun (Moris, 1990). Pengenalan arti rumah
untuk pemahaman lebih besar dan struktur ekonomi sosial mempunyai
hubungan terhadap sebagaian besar masyarakat sarana akuntansi. Hal ini
mengejutkan, dimana akuntansi mempunyai peran yang sangat besar
terhadap pencatatan keuangan keluarga atau rumah tangga, selain itu
akuntansi juga telah lama menentukan corak dari praktek akuntansi dalam
kehidupan sehari-hari.
Peran akuntansi dan tanggung jawab jenis kelamin nampaknya
akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, sosial dan perubahan budaya
yang berdampak pada rumah tangga dan hubungan antar penduduknya. Isu
pokok kepemahaman pembagian tenaga dan pemeliharaan yang tidak
sama di dalam maupun di luar rumah. Ini adalah bidang dimana akuntansi
masyarakat hendaknya mempunyai suatu suara.
Kadangkala batasan-batasan norma menciptakan di sekitar
penggunaan akuntansi di rumah memelihara ideologi dari rumah sebagai
kepedulian, daerah ekspresif dan pada gilirannya, menguatkan asumsi
tentang rumah tangga sebagai lokasi tidak produksi dan suatu daerah tidak
publik. Arti dari penjelasan tersebut adalah sangat dalam mengerti kenapa
rumah tangga jaman ini telah dilalaikan oleh para peneliti akuntansi,
mereka tidak bisa di asumsikan untuk mempunyai pembelian analitis dan
menjelaskan pengabdian dari rumah tangga sebagai lokasi permintaan
keterangan dalam periode awal.
Kesimpulan :
Penelitian ini telah mencari cara untuk menawarkan sejumlah
pengertian yang mendalam ke dalam cara yang ditempuh oleh literatur
yang populer pada rumah tangga dan manajemen keuangan pribadi,
bersama-sama dengan anggota dari lain komunitas akademis, dalam rumah
tangga ini adalah pokok dimana akademi akuntansi yang dengan jelas
mempunyai suatu kontribusi penting untuk membuat akuntansi dalam
rumah tangga. Telah ditunjukkan bahwa rumah tangga adalah suatu lokasi
penting untuk studi akuntansi. Anekaragam kemampuan akuntansi dalam
kehidupan ini lebih menarik perhatian para pengacara dibandingkan para
rangkaian tugas dan tanggung jawab yang lebih berbeda dibanding diakui
di dalam literatur dan untuk melibatkan unsur-unsur otoritas dan kendali.
2.1.5. Penelitian antara Penelitian yang terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu pada informan yang dipilih peneliti untuk memecahkan
permasalahan yang ada pada informan. Adapun informan disini adalah
keluarga pensiunan TNI-AL
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi Rumah Tangga
Pengetian Akuntansi Rumah Tangga
Akuntansi rumah tangga adalah proses pengidentifikasian, penggolongan,
penyortiran, pengikhtisaran, dan penyajian transaksi keuangan yang berkaitan
dengan transaksi rumah tangga, sehingga dapat diambil penilaian dan keputusan
oleh anggota rumah tangga, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa akuntansi
rumah tangga tidak dapat dilepas dari perencanan keuangan keluarga atau pribadi.
Selain tiu akuntansi rumah tangga menyediakan informasi yang penting untuk
membantu pengambilan keputusan alokasi sumber daya yang terbatas, dan
keputusan di masa depan. Oleh karena itu pada bahasan selanjutnya dibahas
2.2.2 Manajemen
Definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol, Terry,
Taylor adalah berbeda-beda, tetapi pada pokoknya semua mempunyai pengertian
yang sama. Perbedaan yang ada hanyalah terletak pada latar belakang keahlian
masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berbeda pula, (Swastha, 2002).
Menurut Oei Liang Lee, manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Kelima macam fungsi manajemen di atas sangat penting dalam
menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Namun dalam penelitian kali ini, peneliti ingin mencoba menitik
beratkan sebuah manajemen dalam lingkup rumah tangga.
Menurut Moeljadi (2010:5), Prinsip-prinsip dasar manajemen keuangan
sederhana yang perlu dipahami dan dijadikan oleh ibu rumah tangga dalam
mengelola keuangan rumah tangga keluarga adalah:
2.2.2.1. Anggaran
Anggaran dalam arti luas adalah perencanaan pembelanjaan yang
sistematis dan formil bagi manajemen untuk melaksanakan tanggung jawabnya
dalam aspek perencanaan, koordinasi, dan pengawasan . dalam arti sederhananya
adalah penyusunan dan pencatatan setiap penerimaan arus kas masuk dan arus kas
keluar yang biasa disebut anggaran kas (budget cash).(Moeljadi, 2010)
2.2.2.2. Perbendaharaan
Perbendaharaan dalam pengertian yang sederhana adalah kegiatan
menyimpan uang, mengeluarkan uang dan mendayagunakan sisa uang agar
mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, mengatur dan mengelola uang
dengan efisien, berdaya guna dan berhasil guna agar menghasilkan keuntungan
yang optimal. (Moeljadi, 2010)
2.2.2.3. Akuntansi
Akuntansi dalam pengertian sederhana adalah setiap kegiatan
catat-mencatat semua transaksi penerimaan, pengeluaran,dan pencatatan sisa uang
dalam periode tertentu, misal: harian, bulanan, ataupun tahunan. Dengan
pencatatan yang rutin setiap terjadi transaksi penerimaan, pengeluaran dan sisa
uang dalam rumah tangga keluarga, maka dapat mengetahui dengan cepat dan
akurat tentang lalu-lintas keuangan rumah tangga tersebut. (Moeljadi, 2010)
2.2.3. Pengertian Perencanaan Keuangan
Financial Planning atau perencanaan keuangan mulai populer di
profesi ini menyebut dirinya sebagai Financial Planner yakni orang-orang yang
mendampingi individu atau keluarga untuk menyusun rencana keuangan guna
mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dipilih atau ditetapkan sebelumnya.
Dalam konteks ini perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan
keuangan pribadi (Personal Finance) daripada keuangan perusahaan (Corporate
Finance). Primeplanner, family financial planner mendefinisikan financial
planning sebagai ”proses perencanaan guna mencapai tujuan-tujuan hidup
melalui pengelolaan keuangan secara terampil, cerdas, dan bijaksana”. Definisi ini
dibuat dalam pengertian yang lebih bersifat praktis dan operasional.
Sebagai proses, perencanaan keuangan tidak bisa dilakukan satu kali
untuk selamanya-lamanya. Perencanaan akan berkembang mengikuti dinamika
kehidupan dari mereka yang merencanakannya. Berbagai perubahan yang terjadi
dalam berbagai bidang kehidupan harus terus-menerus diakomodasi untuk
memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan keuangan yang pernah dibuat
sebelumnya.
Proses perencanaan menjadi penting sepanjang ada tujuan-tujuan hidup
(life goals) yang ingin dicapai artinya, perencanaan yang tidak dibuat sekedar
demi perencanaan itu sendiri, tetapi untuk suatu maksud yang dianggap penting
bagi perencanaannya. Tujuan kehidupan, antara lain mencakup: membeli rumah,
membeli mobil, mempersiapkan dana untuk menikah, malahirkan dan
membesarkan anak, pendidikan anak, pensiun, mengantisipasi resiko dan
melindungi diri atau keluarga dari berbagai kemungkinan buruk, merencanakan
dan sebaginya. Semua tujuan itu memerlukan perencanaan yang baik, agar
peluang pencapaiannya dapat diperbesar. ”
Secara khusus proses perencanaan berkaitan dengan bidang keuangan
(meskipun tidak terbatas hanya pada bidang keuangan). Dengan kaitan ini, uang
dipahami lebih sebagai ”alat” dan bukan tujuan akhir. Dan agar uang dapat
benar-benar ”diperalat” untuk merealisasikan tujuan masa mendatang, diperlukan
berbagai keterampilan (skills), kecerdasan (intellegence) dan kearifan
(WISDOM). (Sembel, 2003). Pepatah bijak mengatakan bahwa WISDOM adalah
awal dari keberhasilan. Ditangan kanannya adalah awal dari keberhasilan.
Ditangan kirinya ada kebahagiaan, dan jalan menuju kemakmuran. Interprestasi
WISDOM bisa beraneka ragam. Sembel (2003) menggunakan WISDOM sebagai
singkatan untuk mempermudah mengingat langkah perencanaan keuangan.
Tabel 2.1 : WISDOM
Sumber : Sembel et al, 2003
KONSEP PENTING : WISDOM, landasan proses keuangan W Watak, kenali situasi saat ini.
2.2.3.1. Proses Perencanaan Keuangan Keluarga
Berikut adalah langkah-langkah dalam merencanakan pengelolaan
keuangan keluarga (Sembel et al. 2003).
a. Penentuan tujuan keuangan keluarga secara spesifik dan relistik.
Setelah memahami kondisi keuangan saat ini, kita lebih siap untuk
menetukan tujuan keuangan yang spesifik dan relistis dalam kaitan dengan
perencanaan keuangan keluarga secara terpadu. Penetapan tujuan hendaknya
memiliki karakteristik Specific, Measurable, Attainable, Reality-based, dan
Time-bound yang disingkat SMART.
Tabel 2.2 : SMART
Time-bound Berjangka waktu Attainable Bisa dicapai
Reality-based Realitis Measurable Terukur Specific Spesifik KONSEP PENTING : Tujuan harus SMART
Sumber : Sinar Harapan, 2003
Salah satu kunci lain dalam menentukan tjuan keuangan keluarga adalah
realitis, agar secara rasional bisa dii capai melalui pelaksanaan dan usaha yang
berkesinambungan. Untuk itu perlu dipertimbangkan situasi kondisi saat ini.
merindukan bulan. Ciri realistis sangatlah penting karena tujuan keuangan
merupakan pilar penting perencanaan keuangan keluarga. Tujuan yang terlalu
mulus akan menjadi bomerang karena bebannya akan terasa sangat berat
sehingga menjadi enggan untuk melakukan perencanaan dan usaha
pencapaiannya. Selain itu, tujuan juga harus diurutkan berdasarkan
prioritasnya. Bila ada beberapa tujuan keuangan, perlu dikaji urutan
prioritasnya. Keterbatasan dan kendala sumber daya yang kita miliki sering
mengharuskan kita untuk memilih tujuan yang paling penting harus dicapai
lebih dulu. Setelah tujuan prioritas tercapai, tujuan lain bisa dikejar bila
kondisi memungkinkan.
b. Penyusunan rencana strategi untuk mencapai tujuan bertolak dari kondisi saat ini.
Setelah mengetahui tujuan awal dan tujuan keuangan keluarga, langkah
selanjutnya adalah penyusunan strategi untuk mencapai tujuan keuangan
keluarga itu, sebagai persiapan penyusunan strategi, perlu dilakukan analisis
lebih lanjut terhadap kondisi keuangan. Dari analisis dapat dilihat
terpenuhinya ciri SMART dari tujuan keuangan keluarga yang ditentukan.
Analisis ini juga membantu mengidentifikasi kesesuaian antara keinginan kita
atau nilai-nilai yang kita miliki dan kebiasaan serta penggunaan pendapatan
bulanan. Bila ditemukan ketidak sesuaian, maka perlu ditentukan sasaran
jangka pendek untuk menangani kesenjangan ini. Selanjutnya, strategi yang
c. Pembelajaran untuk melengkapi diri dengan pengetahuan (knowledge) keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi.
Perencanaan keuangan dapat membantu kita meningkatkan diri kita
dengan mengarahkan kita untuk mempelajari diri kita dengan mengarahkan
kita untuk mempelajari pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan membangun
sikap baru (KSA yaitu knowledge, skill, dan attiitude).
d. Pelaksaan strategi dengan bekerja keras dan bekerja cerdas.
Agar tujuan keuangan bisa tercapai, kita perlu mengembangkan kebiasaan
untuk bekerja keras dan cerdas (Work hard and Smart). Kebiasaan inilah yang
dalam jangka panjang akan menentukan masa depan kita.
e. Pemantauan dan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki agar tetap pada jalur rencana semula, atau melakukan penyesuaian / perubahan bila rencana semula dirasa tidak lagi sesuaian dengan kondisi.
Langkah berikutnya adalah terus mengelola sumber daya dan memantau
pelaksana perencanaan agar sesuai dengan rencana. Bila terjadi penyimpangan
terhadap rencana semula, perlu dilakukan tindakan pemulihan. Tindakan ini
bisa berupa mengembalikan perjalanan pada jalur semula, atau mengubah
rencana karena sudah tidak relevan lagi dengan situasi saat ini. Revisi
2.2.3.2. Alasan Diperlukananya Perencanaan Keuangan Keluarga
Alasan diperlukannya Manajemen keuanagn sederhana selain menambah
kekayaan ialah menjaga agar kehidupan keuangan tidak kacau akibat ada hal-hal
yang tidak sesuai keinginan seperti kematian anggota keluarga, harga saham
anjlok, deposito yang tidak terbayar karena bank yang jahat dan lain sebagainya.
Dalam buku The Truth About Money (1998),yag dikutip oleh Sembel, Ric
Edelman memaparkan 11 alasan mengapa perencanaan keuangan perlu dilakukan
oleh individu maupun keluarga. Menurut Edelman, melaksanakan perencanaan
keuangan lebih memungkinkan untuk :
1. Melindungi diri sendiri dan keluarga dari berbagai resiko yang berdampak
secara finansial seperti kecelakaan, penyakit, kematian, dan tuntutan hukum;
2. Mengurangi hutang / hutang pribadi / keluarga;
3. Membiayai kehidupan saat tidak lagi berada dalam rentang usia produktif (ini
berkaitan dengan naiknya tingkat ekspetasi hidup rata-rata manusia di suatu
negara);
4. Membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk membesarkan anak;
5. Menyediakan biaya pendididkan anak sampai perguruan tinggi;
6. Membayar biaya pernikahan anak;
7. Membeli rumah dan kendaraan
8. Mampu menentukan masa pensiun dengan gaya hidup yang kita inginkan;
9. Membayar biaya-biaya perawatan yang bersifat jangka panjang;
Daftar alasan rasional diatas bisa ditambah dan diperpanjang sesuai
dengan tujuan-tujuan kehidupan yang sangat bervariasi dari orang ke orang.
Misalnya; berlibur bersama sahabat, keluarga dan kerabat ke mancanegara
setahun sekali, membiaya orang tua dan keluarga untuk umroh, naik haji, atau
mengunjungi tanah suci, membiayai anak asuh di panti asuhan, dan sebagainya.
Pada intinya dapat dikatakan bahwa Manajemen keuangan menjadi
penting karena tanpa perencanaan yang baik, maka hidup yang bagi sebagian
besar anggota masyarakat sudah sulit akan semakin sulit. Bertambahnya
penderitaan itu bisa dihindari dengan melakukan perencanaan keuangan dengan
baik dan terarah.
Manajemen memungkinkan untuk menentukan arah dan memberi makna
atas keputusan-keputusan finansial yang kita ambil. Perencanaan juga berguna
agar lebih memahami dan mengerti dampak atau konsekuensi keputusan finansial
terhadap kondisi keuangandan pemenuhan kebutuhan kehidupan.
Manajemen keuangan membuat lebih jelas melihat ketertarikan keputusan
finansial dengan aspek fianansial lainnya secara keseluruhan, dan lebih jeli
mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap tujuan
hidup kita. Dengan perencanaan keuangan, kita akan lebih mudah menyesuaikan
diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam perjalanan hidup kita dan
merasa lebih aman / nyaman karena segala sesuatu yang beresiko terhadap kondisi
2.2.4. Jenis Manajemen Keuangan Keluarga
Manajemen keuangan pribadi adalah suatu proses pencapaian tujuan
pribadi melalui manajemen keuangan yang berstuktur dan tepat. Banyak orang
yang belum mempunyai perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan
keuangannya, mereka selalu berharap masa depannya selalu baik atau mereka
pasrah. Memang tidak mungkin untuk merencanakan semua, tetapi dengan
perencanaan yang baik, setiap individu mempunyai kesempatan membuat
keputusan yang lebih tepat agar hasilnya lebih baik.
Manajemen keuangan keluarga mencakup beberapa perencanaan atau bisa
disebut juga ”kiat jitu” (Moeljadi, 2010), seperti dibawah ini :
1. Menyusun Anggaran
Menyusun anggarandengan membuat konsep/format pos-pos penerimaan, dan
pengeluaran yang disesuaikan dengan kebutuhan yang selama ini terjadi.
2. Kebiasaan Menabung
Dengan membiasakan menabung maka kemampuan rumah tangga dalam
mengelola keuangannya akan lebih mudah dan semakin meningkat dari waktu
ke waktu.
3. Membeli Barang Produktif
Bertujuan untuk efisiensi dana keluar yang mungkin juga bisa saja dana
tersebut di alihkan ke barang yang darurat dan sangat dibutuhkan, sehingga
4. Memiliki Bisnis Sampingan
Dengan memiliki sebuah usaha atau bisnis sampingan maka akan memper luas
dan memper lunak gerak dari konsumsi dan pengeluaran keuangan rumah
tangga itu.
5. Memiliki Proteksi
Sebuah tindakan pencegahan atau preventif akan sebuah resiko yang mungkin
akan terjadi di dalam rumah tangga dan keluarga sangatlah penting di lakukan
dan di perhitungkan. Yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap keuangan
rumah tangga jika resiko terus berdatangan namun kita tidak mempunyai
tameng atau senjata untuk mengatasinya. Namun tetap dalam konteks
seperlunya dan seefisien mungkin.
6. Investasi Pasif Income dan Pasif Amal
Salah satu investasi yang tergolong pasif income adalah barang ciptaan yaitu
harta produktif yang biasa kita buat dengan modal sendiri atau dengan modal
orang lain dan memproduksinya secara masal dan mendapatkan pendapatan
atau royalti. Kemudian pasif amal, yang dimaksud disini adalah bersedekah.
Dengan bersedekah tidak akan menjadikan seseorang menjadi minskin, seperti
yang di anjurkan oleh nabi Muhammad SAW.
7. Menghindari Utang
Hutang sebenarnya harus diimbangi dengan menabung, akan sangat menjadi
masalah jika lebih besar hutang daripada tabungan yang dimiliki. Jadi hutang
2.2.5. Siklus Kehidupan Manusia dan Perencanaan Keuangan Pribadi
Perencanaan keuangan pribadi umumnya melakukan pendekatan
individual. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan siklus kehidupan
manusia. Siklus kehidupan manusia ialah perjalanan hidup manusia yang selalu
dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan meninggalnya individu tersebut.
Perencanaan dengan melihat pendekatan siklus kehidupan manusia dapat
digunakan sebagai acuan dalam membuat pertimbangan kebutuhan dimasa yang
akan datang.
Menurut Malinda (2007), sebelum membuat suatu perencanaan keuangan,
langkah awal yang harus dilakukan ialah kegiatan pengumpulan data.
Pengumpulan data mencakup siklus kehidupan manusia, profil resiko, dan
kebutuhan dana darurat.
Setiap masa dalam siklus kehidupan manusia mempunyai karakteristik
yang mirip yang akan dibahas menggunakan siklus kehidupan yang telah
disederhanakan. Malinda menjelaskan berbagai perilaku individu dalam setiap
masa siklus kehidupan yang disarikan secara lengkap berikut ini:
Usia Sekolah Dasar sampai lulus Perguruan Tinggi S1 di usia 20-an (masa
anak-anak) :
Pada usa 0 sampai 18 tahun, umumnya orang masih berada di bangku
sekolah pendidikan dasar dan seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang
tua. “Lived is beatiful, with no responsibilities what so ever…” kira-kira
remajanya. Hanya saja memang tidak seindah kenyataannya jika berkaitan
dengan uang.
Saat di Perguruan Tinggi, kebanyakan masih dibiayai orang tua, tetapi
pengaruh teman-teman, mengikuti tren, atau mungkin memang terpaksa
banyak juga yang harus paruh waktunya mencari penghasilan tambahan
untuk tambahan ongkos kuliah. Dengan naiknya ongkos kuliah,
transportasi, dan buku-buku memang agak sulit jika harus mengandalkan
orang tua.
Lagipula, mempunyai uang sendiri kedengarannya lebih keren dan gaul.
Lebih bebas menentukan pilihan dimana dalam membelanjakan uang, juga
sesekali mentraktir orang tua dan bisa jadi kebanggaan tersendiri. Asalkan
bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah yang harus segera diselesaikan,
maka bekerja paruh waktu atau berusaha mendapat uang sendiri sambil
kuliah tentunya bisa dilakukan. Bekerja sambil kuliah memang
memanfaatkan waktu luang dengan positif. Tentunya kita sedikit banyak
bisa mempraktikkan apa yang dipelajari selama di sekolah.
Di usia 20-an (masa lajang)
Penghasilan belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun
kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan
anggaran yang sudah direncanakan.
Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tetapi rajin
berbelanja. Namun seberapa penghasilan anda, usahakanlah untuk selalu
bahwa anda mempunyai tabungan di bank dalam kondisi nyaman, fasilitas
lengkap, biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing.
Pisahkan tabungan dengan rekening rekening gaji.
Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana darurat, yaitu sejumlah
dana yang dengan sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluaran
mendadak yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana darurat
belum terlalu besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali
pengeluaran anda perbulan. Anda bisa menempatkan rekening dana
dararut ini direkening tabungan.
Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh
panggang dari api alias masih lama sekali anda pensiun, tidak ada salahnya
sudah mulai mempersiapkan sejak sekarang. Tidak pernah ada kata terlalu
cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat
anda bekerja mempunyai program dana pensiun sendiri, bergabunglah,
atau anda bisa mengikuti program pensiun Jamsostek dari pemeerintah
atau belilah program dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuangan
lain seperti bank dan perusahaan asuransi.
Jangan membeli asuransi jiwa jika anda belum mempunyai tanggungan
atau terkecuali ada hutang yang harus diselesaikan, namun pertimbangan
untuk mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat anda bekerja
Di usia 30-an (masa menikah)
Pada saat ini anda mungkin sudah menikah karena itu perlu sekali
meng-cover penghasilan anda dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki
anak. Jangan sampai keluarga yang anda tinggalkan mengalami derita
finansial yang terlalu parah karena anda meninggal terlalu cepat.
Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana
pendidikan anak. Anda bisa mempersiapkan dengan cara menabung
ditabungan pendidikan, mengambil asuransi pendidikan, atau kedalam
produk investasi lain.
Pertimbangkan jika untuk mengambil asuransi kecelakaan yang lebih
lengkap seprti asuransi yang meng-cover risiko kecelakaan, penyakit
kritis, cacat tetap akibat kecelakaan, atau risiko-risiko kesehatan lain yang
belum dicakup oleh tunjangan kesehatan dari perusahaan anda.
Jangan lupa untuk meng-cover harta benda anda dengan asuransi kerugian
seperti asuransi kendaraan atau asuransi kebakaran
Pastikan bahwa anda mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak
terlalu memberatkan anda. Luangkan waktu untuk membandingkan
penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang lain dan jangan malas
untuk berburu rumah idaman anda, agar sesuai antara budget dengan
keinginan.
Jika anda mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat
wasiat sebanarnya mudah dan tidak mahal, tetapi orang belum terbiasa
yang ditinggal tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbagai
urusan administrasi bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah
kepada teman yang ahli atau seorang notaris yang sudah berpengalaman
dalam membuat surat wasiat.
Evaluasi terus program pensiun yang sudah anda ikuti, pastikan telah
memberikan pengembalian investasi sejumlah yang diharapkan.
Jika anda masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah
mengendalikan gaya hidup anda dan secara bertahap lunasi
tagihan-tagihan hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara begaimana agar
anda bisa membayar cicilan hutang-hutang ini dengan cara yang paling
murah.
Tambah pengetahuan dan pengalaman anda dalam berinvestasi, bersikap
krestif dan mulailah berinvertasi diluar produk bank. Carilah investasi
dengan biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses,
pajak yang kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.
Di usia 40-an (masa tua)
Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap
tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran tabungan dan
investasi selalu naik sesuai dengan kenaikan penghasilan anda. Setiap kali
mendapat rejeki lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkan terlebih dahulu
untuk menambah investasi anda.
Evaluasi lagi jumlah uang pertanggungan asuransi jiwa yang anda ambil,
kehilangan pengahasilan. Jika biaya hidup anda telah berubah, naik atau
turun, maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga
disesuaikan.
Pastikan cicilan KPR anda tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal.
Simpan segala bukti pembayaran berikut catatan saldo terakhir dari hutang
KPR anda. Jika suku bunga naik, dan karena jumlah cicilannya menjadi
terlalu berat, bisa anda pertimbangkan untuk memperpanjang waktunya.
Sebaliknya, jika beruntung anda memiliki sejumlah dana yang cukup besar,
bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau
seluruhnya dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini bisa membuat
anda menghemat bunga KPR dan mempercepat waktu pelunasan.
Di usia 50-an (masa pensiun)
Disaat menjelang pensiun, ada baiknya anda mengetahui saldo pensiun anda
yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang
terkumpul masih jauh dari target.
Review semua investasi anda, jika hampir semua investasi anda beresiko
tinggi segelah melakukan verifikasi dan alokasi secara proporsional ke
investasi yang resikonya lebih rendah.
Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran
cicilan KPR sudah selesai sebelum anda pensiun.
Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang
Asuransi kesehatan hari tua atau long term care insurance keuntungannya
seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup anda.
Di usia pensiun 55 atau 60-an (masa pensiun)
Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun
yang anda ikuti selama ini. Dana pensiun yang anda ikuti dari perusahaan
tempat anda bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun
secara sekaligus didepan, sehingga selanjutnya anda tinggal mengambil
sesuai dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvestasikan sisanya agar
terus berkembang kedalam instrumen investasi yang tidak beresiko, namun
bisa pendapatan tetap setara dengan bunga.
Jika anda mengikuti program pensiun yang diselenggarakan Jamsostek,
segeralah ajukan klaim kepada badan pemeerintah ini. Anda bisa
mendapatkan dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya
secara bulanan seperti layaknya gaji. Jika anda sempat beberapa kali pindah
keerja, namun program pensiun Jamsostek pada perusahaan sebelumnya
belum sempat anda klaim, namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan
segan-segan untuk mengajukan klaim.
Barang kali dulu pernah iseng mengikuti program pensiun yang ditawarkan
oleh bank atau perusahaan asuransi. Jangan malu untuk mengajukan klaim
hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab sedikit atau banyak
pada masa usia ini jumlah berapa pun akan sangat berarti.
Maksimalkan seluruh aset-aset anda mengangur untuk segera bisa
tanah, bangunan, atau kendaraan yang menganggur, mungkin anda bisa
mengusahakan mendapatkan pendapatan sewa dari aset-aset tersebut.
Berhati-hatilah pada investasi yang beresiko tinggi, karakternya yang
fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan anda.
Periksalah kembali surat wasiat anda apakah sudah seperti yang anda
inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bahwa pasangan anda dan
anak-anak anda mengetahui wasiat tersebut.
Pertimbangkanlah untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk
mempersiapkan dana kematian bagi anda dan pasangan. Kedengarannya
memang sangat tidak menyenangkan juga menakutkan, tetapi tindakan ini
akan sangat membantu keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa
mengurangi kesedihan orang-orang yang dicintai anda telah anda tinggalkan.
(Malinda, 2007)
2.2.6. Anggaran Keuangan Keluarga
Anggaran keuangan keluarga merupakan bagian dari perencanaan
keuangan keluarga. Beberapa pakar bahkan menyebutkan bahwa pusat dari
perencanaan keuangan keluarga adalah proses penganggaran keuangan. Anggaran
merupakan perwujudan dari perencanaan keuangan yang dibuat berlandaskan
pada tujuan individu baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perhatikan
gambar berikur tentang proses penyusunan anggaran.anggaran pendapatan dan
belanja keluarga (APBK) merupakan jantung dari sebuah perencanaan yang baik
persiapan sasaran maupun tujuan keuangan jangka panjang ditengah keterbatasan
pendapatan. Penyusunan anggaran dilakukan melalui enam tahap.
Gambar 2.1 : Proses Penyusunan Anggaran
Tinjauan ulang dan kontrol perencanaan Laksanakan perencanaan anggaran
Mendata informasi keuangan
Analisis anggaran
Membuat perencanaan anggaran Penentuan sasaran dan tujuan
Sumber : Sembel at el, 2003
Berikut penjelasan diagram di atas.
1. Penentuan sasaran dan tujuan keuangan
Langkah awal dari sebuah perencanaan anggaran adalah penentuan sasaran
serta tujuan keuangan masa depan. Contoh dari sasaran adalah meningkatkan
kemampuan atau tingkat menabung keuangan keluarga. Sasaran keuangan lebih
hasil analisis catatan keuangan yang telah dibuat pada awal proses perencanaan
keuangan keluarga.
2. Pengumpulan data keuangan
Langkah kedua dalam menyusun anggaran keuangan keluarga adalah
pengumpulan data keuangan. Anggaran merupakan proyeksi pendapatan dan
pengeluaran keluarga untuk masa depan. Informasi dari catatan keuangan, baik
catatan kekayaan maupun catatan arus kas, merupakan informasi awal yang
berguna untuk menyusun anggaran. Kebutuhan akan pengeluaran masa depan dan
alokasi dana untuk tujuan keuangan keluarga juga harus dimasukkan dalam
perhitungan. Ekspektasi pendapatan juga harus masuk dalam penganggaran. Suatu
hal penting harus dipertimbangkan juga adalah menyiapkan dana darurat. Pos ini
merupakan dana untuk jaga-jaga bila keadaan tak terduga terjadi. Dalam
penyusunan anggaran, penting diperoleh informasi besarnya dana waktu dan
tersebut dibutuhkan. Bisa terjadi secara satu periode untuk satu tahun, anggaran
mengalami surplus. Tapi bila dirinci bilan per bulan, terjadi difisit dalam
bebearapa bulan berjalan. Untuk menutupi defisit ini perlu dipertimbangkan dana
darurat atau emergency found. Selain diperlukan untuk menutupi kekurangan arus
kas bulanan, pos ini juga bisa di anggarkan untuk ketersediaan dana saat
terjadinya keadaan darurat. Untuk dana darurat, jumlah yang perlu dipersiapkan
dianjurkan sebesar sekitar 3 sampai 6 kali kebutuhan pengeluaran bulanan.
3. Penyusunan anggaran
Anggaran merupakan hasil pengumpulan dana dan perangkuman semua
kedalam bentuk tabel. Ditengah tabel terdapat ekspektasi pengeluaran bulanan
yang diperoleh dari catatan arus kas.
4. Analisis anggaran
Setelah disusun, anggaran harus dianalisis dengan cermat. Alur kas yang
terjadi baik surplus maupun defisit harus dikaji dengan baik.
5. Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan implementasi anggaran tersebut.
6. Peninjauan ulang dana pengendalian pelaksaan anggaran
Langkah akhir dari proses penyusunan anggaran adalah meninjau ulang dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif.
Menurut Sugiyono (2007:1), Metode kualitatif dalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi
Metode kualitatif ini sering disebut juga metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian tentang perencanaan keuangan keluarga ini berorientasi untuk
mengupas pengelolaan keuangan pada keluarga pensiunan TNI-AL yang
berpenghasilan dari dana pensiun saja (antara 1-2 juta / bulan). Peneliti telah
melakukan penjelajahan umum pada rumah tangga dari keluarga pensiunan TNI
tanpa penghasilan / pendapatan lain selain uang pensiunnya saja (non-bisnis /
karir) antara Rp.1 juta- Rp.2 juta /bulan. yang bertempat tinggal di dalam area
Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo, tentang bagaimana pengelolaan
manajemen keuangan rumah tangganya yang mana sumber penghasilannya
3.2 Alasan ketertarikan peneliti (Acknowledge)
Alasan peneliti untuk meneliti permasalahan ini adalah rasa ingin tahu
yang timbul dari peneliti sendiri. Melihat fenomena disekitar bahwa bagaimana
mereka mengelola keuangan rumah tangga sendiri selama ini dengan dana
terbatas dalam kaitannya dengan masih banyak juga para pensiunan yang masih
tetap bekerja, misalnya sebagai Satpam, membuka usaha toko, koperasi, dsb.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa rumah tangga keluarga
pensiunan TNI dengan fokus objeknya adalah rumah tangga pensiunan TNI-AL
beristri Ibu rumah tangga biasa (wanita non karir / non bisnis). Penelitian ini
mengacu pada pertanyaan apakah dengan dana terbatas itu mereka masih
melakukan Penganggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansinya, serta bagaimana
dengan pos penerimaan, pos pengeluaran dan pos sisa dana kasnya. Sebab peneliti
menduga ada pengaruh kondisi keuangan terhadap penganggaran, dan
pemanfaatannya / konsumsi, serta secara tidak langsung dengan gaya hidupnya
(life style).
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Komplek TNI-AL Tebel Gedangan Sidoarjo
yang mempunyai lingkup homogen yang artinya yaitu terdiri dari 1-2
jenis/golongan saja yaitu TNI-AL dan PNS TNI-AL namun bersal dari budaya,
pengetahuan dan tingkat pendidikan berbeda-beda. Hal ini dapat membantu
peneliti dalam menjawab permasalahan yang telah diangkat dengan tingkat
penelitian dapat bersifat ilmiah (nutural setting), yang menjadi karakteristik dasar
dari penelitian kualitatif.
Selain itu tingkat keanekaragaman kehidupan finansialkeluarga pensiunan
TNI-AL, dianggap mewakili keanekaragaman yang terjadi pada para pensiunan
TNI secara umum bukan hanya dari satu tingkat finansial, pangkat, dan korps
yang sama. Dengan keadaan seperti itu maka peneliti sangat tertarik untuk
mengetahui cara kerja dan pengelolaanya dalam merencanakan dan manajemen
keuangan rumah tangganya.
3.4 Penentuan Informan
Bungin (2003: 53) menyatakan bahwa untuk memilih sampel (dalam hal
ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja
(purposive sampling). Selanjutnya, jika dalam proses pengumpulan data sudah
tidak lagi ditemukan variasi informan, maka peneliti tidak perlu lagi untuk
mencari informan baru, proses pengumpulan informan dianggap sudah selesai.
Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah sampel.
Dalam hal ini, jumlah sampel (informan) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak,
tergantung dari :
a) Tepat tidaknya pemilihan informan kunci
b) Kompelksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti
Dalam penelitian ini peneliti ingin mendapatkan informasi kunci dari
pensiunan TNI-AL yang telah lama bertempat tinggal di komplek TNI-AL
sejak tahun 1982, dengan beranggapan bahwa dari beliau yang notabene adalah
termasuk yang senior dan lama bertempat tinggal di lingkungan tersebut maka
akan dapat memberikan keterangan-keterangan lengkap dan merekomendasikan
untuk informan-informan selanjutnya kepada peneliti lebih luas.
3.5 Sumber Data dan Jenis Data
Unit (satuan) analisis data penelitian ini pertama adalah Pensiunan TNI
khususnya para pensiunan TNI-AL yang berpenghasilan pensiunnya antara 1-2
juta rupiah per bulan, dengan kriteria:
1. Tidak berbisnis /karir lagi setelah pensiun
2. Berusia ≥ 50 tahun
Data yang diperoleh adalah data primer, yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Sugiyono (2005: 62), sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan wawancara langsung
dengan para pensiunan TNI-AL Tebel Gedangan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :
1. Observasi (pengamatan)
Observasi dilaksanakan dengan cara observasi partisipasi moderat. Dalam
dengan orang luar.peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi
partisipatif dalam berbagai kegiatan, tetapi tidak semuanya. Hal itu dapat
membantu peneliti lebih mengamati proses pengelolaan keuangan
keluarga.
2. Interview (Wawancara Bebas Terpimpin)
Wawancara jenis ini dilakukan secara bebas, tetapi terarah dengan tetap
berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Teknik wawancara semacam ini
dimungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi
dan kondisi sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap, terutama yang
berkenaan dengan pengelolaan keuangan keluarga informan.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian
berupa foto proses wawancara, rekaman selama wawancara berlangsung
dengan mengunakan kamera, perekam suara dan juga dokumen lain yang
berhubungan dengan perencanaan keuangan pribadi informan.
4. Triangulasi (Gabungan)
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
3.7. Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisa data dilakukan sejak awal dan
sepanjang proses berlangsung. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisa interaktif (interactive model of analysis) yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) sebagi berikut :
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian data lapangan dituangkan dalam
uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan lapangan oleh
peneliti direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya (melalui
penyutingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data ini dilakukan
terus-menerus selama proses penelitian ini berlangsung.
2. Penyajian Data
dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran
secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Dengan
kata lain merupakan pengorganisasian data kedalam bentuk tertentu
sehingga kelihatan dengan sosoknya yang utuh.
3. Penarikan kesimpulan / Verifikasi
Verifikasi data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara
terus-menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki
lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu
timbul yang dituangkan dalam kesimpulan-kesimpulan tentative. Dengan
bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus-menerus, baru
ditarik kesimpulan yang bersifat ”grounded”. Dengan kata lain setiap
kesimpulan yang dibuat senantiasa terus dilakukan verifikasi selama
penelitian berlangsung.
Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema
sebagai berikut :
Gambar 3.1 : Analisis interaktif menurut Miles dan Huberman
Pengumpulan data
Reduksi data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan
verifikasi
Sumber : Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa Data
Kualitatif, Jakarta : UI-Press,1992.
3.8. Keabsahan Data
Setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat keprecayaan
atas kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standar tersebut
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Uji kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif antara lain dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi.
a. Perpanjangan pengamatan
Perpajangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan waawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru. Diharapkan perpanjangan
pengamatan ini berarti berhubungan peneliti dengan narasumber
akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
Bila telah terbentuk kepercayaan, maka telah terjadi kewajaran
dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji
kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian
terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah
dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila
setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel,
maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Meningkatnya ketekunan
Meningkatnya ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direka secara pasti dan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak. Demikian juga ketekunan maka, peneliti dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang telah
diamati.
c. Triangulasi
Tujuan triangulasi adalah untuk megecek kebenaran data tertentu
dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber
lain. Pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu berlainan
dan dalam penelitian ini metode tersebut digunakan untuk menguji
data para informan dengan dokumen yang ada.
2. Pengujian Transferability
Seperti telah dikemukan bahwa, transefability ini merupakan validitas
ekternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan
derajat ketetapan atau dapat ditetapkannya hasil penelitian ke populasi
dimana sample tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan
pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi
lain. Maka penelitian tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan
keluarga dapat dipahami, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya
untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Bila
gambaran tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga dapat
dipahami dengan jelas, ”semacam apa” penelitian tersebut diberlakukan ,
3. Pengujian Dependability
Uji Dependeability dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi penelitian
tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa bisa
memberikan data. Penelitian ini seperti ini perlu di uji dependabilitynya.
Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka peneliti
tersebut reliable atau dependable. Untuk itu pengujian dependability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Audit dilakukan dengan menyediakan bukti-bukti penelitian
seperti perijinan, hasil wawancara, hasil observasi, dokumentasi serta
jadwal aktifitas penelitian.
4. Pengujian Konfirmability
Uji konfirmability mirirp dengan uji dependability, sehingga pengujian
dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji
hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila penelitian
tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan