i
EFEKTIVITAS KOMBINASI
ISOLAT ANDROGRAFOLID DARI
Andrographis
paniculata
(Burm.f.) Nees DAN VITAMIN E DALAM
UPAYA PENCEGAHAN
KEJADIAN ATEROSKLEROSIS PADA
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
SKRIPSI
I MADE SANJAYA SAPANCA
1208505071
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
ii
Lembar Pengesahan
EFEKTIVITAS KOMBINASI
ISOLAT ANDROGRAFOLID DARI
Andrographis
paniculata
(Burm.f.) Nees DAN VITAMIN E DALAM
UPAYA PENCEGAHAN
KEJADIAN ATEROSKLEROSIS PADA
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm.) di
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Dr. rer. nat. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Kombinasi Isolat Andrografolid dari Andrographis paniculata
(Burm.f.) Nees dan Vitamin E dalam Upaya Pencegahan Kejadian
Aterosklerosis pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar” tepat pada waktunya.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, dukungan, semangat, bimbingan, dan saran dengan sabar selama penulis mengikuti pendidikan di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, khususnya dalam penyusunan skripsi ini.
2. Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan motivasi, semangat, bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M. Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
iv
5. Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Orang tua yang sangat saya cintai dan hormati, I Wayan Darmika Sapanca, S.Pd. dan Ni Putu Widyiasih yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, membimbing dan memberi motivasi dengan penuh kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
7. Saudara saya yang tercinta Putu Agus Kurniawan Sapanca, serta keluarga besar di Rumah Tabanan yang selalu memberi motivasi dan dukungan. 8. Seluruh rekan mahasiswa Jurusan Farmasi angkatan 2012 (Dioscury
Hygeia), khususnya Tim seperjuangan penulis: Widi, Rika, Dipa, Putri Nejor, dan Kak Feb, serta para laboran Kak Anggi, Kak Pasek, Kak Nova dan Mbok Dwi yang banyak membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman seperjuangan pada saat praktikum yaitu, Milka, Yudi, Ayu Suryani, Kak Tata, Agas, Ulan, dan Inggrid.
10.Teman seperjuangan yang selalu menemani saya saat suka dan duka di Pondok Pekak Ole: Dipa, Krisnawan, Dewa, Lanang, Widiangga, Made, dan Pasek.
v
12.Semua pihak yang terlibat dan telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sehingga di masa yang akan datang dapat menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Bukit Jimbaran, Juni 2016
vi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
2.1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) ... 5
2.1.1. Klasifikasi Tanaman ... 5
2.1.2. Morfologi Tanaman ... 6
2.1.3. Kandungan Kimia ... 6
2.1.4. Kegunaan dan Bioaktivitas ... 6
2.2. Andrografolid ... 7
2.3. Aktivitas Farmakologi Andrografolid ... 9
2.4. Ekstraksi dan Isolasi Metabolit Sekunder dari Bahan Alam ... 10
2.5. Vitamin E ... 11
2.6. Antioksidan ... 12
2.7. Kolesterol ... 13
vii
3.1. Rancangan Penelitian... 14
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
3.6.2. Pembuatan Ekstrak Sambiloto dan Isolasi Andrografolid ... 17
3.6.3. Uji Kemurnian Isolat Andrografolid. ... 17
3.6.4. Pengukuran Kadar Andrografolid dalam Isolat ... 18
3.6.5. Penyiapan dan Aklimatisasi Hewan Uji ... 18
3.6.6. Perlakuan Terhadap Hewan Uji ... 18
3.6.7. Pengukuran Kadar Kolesterol Total ... 20
3.7. Analisis Data ... 20
3.8. Skema Rancangan Penelitian ... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
4.1. Determinasi Tanaman ... 22
4.2. Ekstraksi ... 22
4.3. Isolasi Andrografolid ... 24
4.4. Kemurnian Isolat Andrografolid... 25
4.5. Kadar Andrografolid dalam Isolat ... 25
4.6. Induksi Hiperkolesterol pada Hewan Uji ... 29
viii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Arteri koroner : Pembuluh pemasok darah beroksigen ke jantung Arteri serebral : Pembuluh pemasok darah beroksigen ke otak
BB : Berat Badan
CMC Na : Carboxy Methyl Cellulose Natrium
Diet aterogenik : Makanan yang menginduksi aterosklerosis berupa lemak babi : kuning telur bebek : pakan standar (15:5:80) setiap hari dengan penambahan kalsium 0,1% setiap hari dan Vitamin D3 20000 IU seminggu sekali
Ekstrak terpurifikasi : Ekstrak yang sudah mengalami proses purifikasi untuk menghilangkan komponen yang dianggap sebagai pengganggu seperti lemak, klorofil dan lain-lain sehingga didapatkan komponen bahan alam yang lebih murni dan bebas dari komponen kimia lain yang tidak dibutuhkan
Fatty Streak : Garis lemak yang merupakan lesi awal dari Aterosklerosis
Fibrosis : Pembentukan struktur seperti skar yang halus yang menyebabkan jaringan mengeras dan mengurangi aliran cairan melalui jaringan-jaringan
GPx : Glutathione Peroxidase
HDL : High Density Lipoprotein, yaitu lipoprotein yang
mengandung kolesterol sekitar 20-30%
ix
IDL : Intermediate Density Lipoprotein
In vitro : Percobaan dalam biakan dengan medium buatan, tidak
dalam sel atau jaringan hidup
In vivo : Eksperimen di dalam tubuh organisme
Isolat : Hasil dari proses isolasi
IU : International Unit, yaitu satuan khusus untuk vitamin LCAT : Lecithin Cholesterol Acyltransferase
LDL : Low Density Lipoprotein, yaitu lipoprotein yang
mengandung kolesterol paling banyak yaitu 60-70% dan 10% trigliserida
MDA : Malondialdehid, produk akhir dari peroksidasi lipid yang bersifat radikal dan juga merusak makromolekul lain disekitarnya
p.o : Per oral, yaitu diberikan secara oral
Proliferasi : Pertumbuhan pesat menghasilkan jaringan baru PUFAs : Polyunsaturated Faty Acid’s
RSD : Standar Deviasi Relatif
Sel busa : Bentukan makrofag berisi LDL yang teroksidasi
SOD : Superoksida Dismutase
Stroke : Penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak Ulserasi : Plak lemak yang mengandung kapur
x
VCAM-1 : Vascular Cell Adhesion Molecules-1 VLDL : Very Low Density Lipoprotein
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees ... 5 Gambar 2.2. Struktur Kimia Andrografolid ... 8 Gambar 2.3. Spektrum KLT-Spektrofotodensitometri dari kristal
andrografolid pada panjang gelombang 235 ... 9 Gambar 3.1. Persamaan untuk penetapan kadar kolesterol total ... 20 Gambar 3.2. Skema Rancangan Penelitian ... 21 Gambar 4.1. Spektrum standar andrografolid dan isolat pada panjang gelombang
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Evaluasi Kelayakan Etik Hewan Uji ... 43
Lampiran 2. Hasil Determinasi Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) ... 44
Lampiran 3. Data Hasil Pembuatan Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto ... 45
Lampiran 4. Perhitungan Rendemen Ekstrak dan Isolat ... 46
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Kadar Andrografolid dalam Isolat ... 48
xiv
ABSTRAK
Andrografolid merupakan komponen bioaktif utama tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) dan mampu mencegah aterosklerosis melalui mekanismenya menghambat terbentuknya LDL teroksidasi. Vitamin E merupakan antioksidan yang mencegah aterosklerosis dengan menghambat oksidasi LDL pada lesi aterosklerosis. Dengan mempertimbangkan aktivitas yang saling mendukung dari andrografolid dan vitamin E, maka kemungkinan pemberian terapi kombinasi semakin baik apabila kedua senyawa bekerja secara sinergis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kombinasi isolat andrografolid dan vitamin E dalam penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus, L.) jantan galur wistar yang diinduksi diet aterogenik.
Penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu: ekstraksi, isolasi andrografolid, uji kemurnian dan penetapan kadar andrografolid, serta pengujian efektivitas kombinasi isolat andrografolid dan vitamin E dengan melihat kadar kolesterol dalam darah tikus. Pengujian dilakukan dengan mengelompokan hewan uji menjadi 5 kelompok perlakuan antara lain: kontrol normal, kontrol negatif (CMC Na 0,1%), perlakuan 1 (Vitamin E 10 IU/kg BB), perlakuan 2 (Andrografolid 18 mg/kg BB) dan perlakuan 3 (Kombinasi Andrografolid 9 mg/kg BB dan Vitamin E 5 IU/kg BB). Semua kelompok hewan uji kecuali kontrol normal diberi perlakuan dan diet aterogenik selama 60 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik metode ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.
xv
ABSTRACT
Andrographolide is a main bioactive component of bitter plant (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) and capable to prevent atherosclerosis by inhibiting the formation of oxidized LDL. Vitamin E is an antioxidant to prevent atherosclerosis by inhibiting oxidation of LDL in atherosclerotic lesions. Taking into account the mutual activity of andrographolide and vitamin E, then the possibility of combination therapy is getting better if the two compounds work synergistically. The purpose of this study to determine the effectiveness of the combination of andrographolide isolates and vitamin E in reducing total cholesterol in the male rat (Rattus norvegicus, L.) wistar strain induced atherogenic diet.
This study includes several stages: extraction, isolation andrographolide, purity test and assay andrographolide, as well as testing the effectiveness of the combination of andrographolide isolates and vitamin E to prevent atherosclerosis. Testing is done by grouping the animals into 5 groups : normal control, negative control (CMC Na 0,1%), treatment 1 (Vitamin E 10 IU/kg), treatment 2 (andrographolide 18 mg/kg) and treatment 3 (combination of andrographolide 9 mg/kg and Vitamin E 5 IU/kg). All groups except normal control was treated by atherogenic diet for 60 days. The data were analyzed with statistical methods one-way ANOVA with 95% confidence level.
The results showed isolates andrographolide, vitamin E and combination of both equal potention in lowering total cholesterol in rats induced atherogenic diet.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aterosklerosis adalah penyakit yang pada saat ini merupakan masalah kesehatan paling besar, terutama untuk negara-negara yang sudah maju dan negara-negara yang sedang menuju ke arah negara industri. Pada tahun 2020 aterosklerosis diramalkan sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang dikarenakan adanya suatu perubahan pola hidup yang tidak sehat (Rahman, 2012).
Aterosklerosis adalah penyakit arterial yang ditandai dengan penebalan lapisan dalam dinding pembuluh darah karena adanya penumpukan lipid yang disertai pembentukan jaringan fibrosa. Penebalan tersebut akan menyempitkan lumen pembuluh darah, mengurangi elastisitas dan mengganggu aliran darah (Linder, 2007). Pembentukan plak arteri pada proses aterosklerosis sangat dipengaruhi oleh tingginya kadar lipid darah yang salah satunya adalah Low Density Lipoprotein (LDL), dimana LDL yang bertugas membawa kolesterol ke
2
sehingga berperan pada proses aktivasi sel endotel yang ditandai dengan infiltrasi monosit yang berdiferensiasi menjadi makrofag ke dalam lapisan pembuluh darah membentuk sel busa (Kopaei, et al., 2014).
Melihat bahaya yang dapat ditimbulkan akibat aterosklerosis, maka dibutuhkan upaya pencegahan lebih dini dan tepat disamping menerapkan terapi nonfarmakologis dengan perbaikan pola makan dan hidup sehat. Salah satu upaya pencegahan dengan memanfaatkan tanaman obat tradisional merupakan salah satu upaya potensial yang dapat dilakukan untuk mencegah terbentuknya aterosklerosis pada individu dengan asupan kolesterol yang tinggi. Salah satu bahan alam yang memiliki potensi dalam upaya pencegahan aterosklerosis adalah herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).
3
memiliki aktivitas menurunkan pembentukan sel busa dan menurunkan kadar MDA pada proses pengobatan aterosklerosis.
Vitamin E, vitamin C dan beta caroten merupakan salah satu antioksidan. Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak dan merupakan antioksidan yang berperan mencegah terjadinya LDL teroksidasi, juga dapat menghentikan proliferasi sel otot polos yang distimulasi oleh LDL teroksidasi (Maliya, 2006). Dengan mempertimbangkan aktivitas yang saling mendukung dari andrografolid dan vitamin E, maka kemungkinan adanya potensiasi aktivitas antioksidan yang lebih tinggi karena andrografolid dapat meningkatkan komponen antioksidan seluler dan mereduksi peroksidasi lipid (Singh, et al., 2011). Secara teoritis terdapat kemungkinan potensiasi aktivitas farmakologi jika produk herbal ini digunakan bersama dengan vitamin E, dimana vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi aksi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas (Gunawan, 2007). Efektivitas pemberian terapi kombinasi akan semakin baik apabila kedua obat bekerja secara sinergis sehingga akan berefek potensiasi yaitu kedua obat saling memperkuat khasiatnya atau sebaliknya efek yang dihasilkan semakin berkurang karena terjadi interaksi obat yang satu mempengaruhi atau mengubah proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dari obat yang lainnya atau bekerja antagonis pada reseptor yang sama (Syamsul, dkk., 2011).
4
kombinasi dengan pemberian tunggal isolat andrografolid atau vitamin E dalam upaya pencegahan kejadian aterosklerosis yang dilihat terhadap perubahan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi diet aterogenik.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana efektivitas kombinasi isolat andrografolid dari Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees dan vitamin E dibandingkan dengan pemberian
tunggal isolat andrografolid atau vitamin E ditinjau dari perubahan kadar kolesterol total?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui efektivitas kombinasi isolat andrografolid dari Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees dan vitamin E dibandingkan dengan pemberian tunggal isolat andrografolid atau vitamin E ditinjau dari perubahan kadar kolesterol total.
1.4. Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees)
2.1.1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermathopyta Divisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledon Ordo : Personales Famili : Acanthaceae Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees
(Sivananthan and Elamaran, 2013)
6
2.1.2. Morfologi Tanaman
Sambiloto merupakan tumbuhan tegak yang berukuran 40 cm sampai 90 cm. Cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut, percabangan banyak dengan letak yang berlawanan. Bentuk daun lanset, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar daun 1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, ujung dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata. Perbungaan tegak bercabang-cabang, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm, bunga berbibir berbentuk tabung, bibir bunga bagian atas berwarna putih atau berwarna kuning dengan ukuran 7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji berwarna ungu dengan panjang 6 mm (Depkes RI, 1979).
2.1.3. Kandungan Kimia
Daun dan percabangan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung lakton yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrgrafolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid, flavonoid, alkene, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium). Flavonoid terbanyak yang diisolasi dari akar yaitu polimetatoksivaflavon, andrografin, pan, ikkulin. Daun Andrographis paniculata mengandung saponin, flavonoid, dan tannin juga mengandung zat pahit andrografolida yang merupakan golongan diterpenoid (Brooks et al., 2005).
2.1.4. Kegunaan dan Bioaktivitas
Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees merupakan salah satu tanaman yang
7
Andrographis paniculata sering digunakan sebagai “cold property” untuk
menurunkan panas (Kumar et al., 2012). Beberapa dari hasil penelitian secara empiris, ekstrak terpurifikasi Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees dan isolatnya (andrografolid) diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL pada tikus yang diberi diet tinggi fruktosa dan lemak (Nugroho et al., 2012). Selain itu, pada penelitian in vitro andrografolid dilaporkan dapat meningkatkan degradasi protein iNOS sehingga mencegah inflamasi pada pembuluh darah dan mencegah pembentukan aterosklerosis (Azlan et al., 2013).
Adapula penelitian in vitro ekstrak metanol Andrographis paniculata yang terbukti menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS). Pemberian andrografolid secara signifikan menurunkan akumulasi pembentukan ROS hasil induksi phorbol-12-myristate-13-acetate (PMA) serta menurunkan adhesi yang diinduksi N-formyl-methionyl-leucyl-phenylalanine (fMLP) pada sel neutrofil tikus (Sheeja et al., 2006; Shen et al., 2000).
2.2. Andrografolid
Andrografolid yang merupakan senyawa yang masuk ke dalam grup trihidroksilakton memiliki rumus molekul C20H30O5. Andrografolid merupakan diterpen lakton yang larut dalam metanol, etanol, pyridine, asam asetat dan aseton, serta sedikit larut dalam air dan eter. Andrografolid memiliki titik leleh 228-230oC (Kumoro, 2007).
8
ditemukan di semua bagian tanaman terutama pada bagian daun. Di dalam daun, kadar senyawa andrografolid sebesar 2,5-4,8% dari berat keringnya (Prapanza dan Marianto, 2003).
Gambar 2.2. Struktur Kimia Andrografolid (Depkes RI, 2008)
9
Gambar 2.3. Spektrum KLT-Spektrofotodensitometri dari kristal andrografolid pada panjang gelombang 235 (Pawar et al., 2010)
2.3. Aktivitas Farmakologi Andrografolid
10
2.4. Ekstraksi dan Isolasi Metabolit Sekunder dari Bahan Alam
Ekstraksi adalah suatu teknik penarikan kandungan aktif dari tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dimulai dari kontak pelarut dengan dinding sel tumbuhan, penetrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan, pelarutan zat aktif dalam sel, difusi zat aktif ke luar sel, dan pengumpulan zat aktif yang telah terektraksi (Sticher, 2008).
Maserasi ialah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada tempratur ruangan (kamar). Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000). Pada metode ekstraksi dengan maserasi, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan pada wadah atau bejana yang bermulut lebar bersama larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana ditutup rapat kemudian dikocok berulang-ulang sehingga memungkinkan pelarut masuk ke seluruh permukaan simplisia (Depkes RI, 1986).
11
rendemen yang diperoleh yaitu 6,4%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama maserasi, maka rendemen yang dihasilkan pun semakin tinggi. Pada metode ini dipengaruhi oleh waktu kontak yang lama antara pelarut dan simplisia, sehingga pelarut dapat lebih mudah masuk ke dalam sel dan menarik senyawa-senyawa secara maksimal. Adanya pengadukan juga sangat membantu mempermudah pelarut dalam melarutkan senyawa-senyawa tersebut.
Isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah teknik untuk menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Proses isolasi dengan kristalisasi dan rekristalisasi adalah teknik permurnian padatan-padatan organik yang mempunyai kecenderungan membentuk kisi-kisi kristal yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Prinsip umum yang berlaku dalam proses kristalisasi adalah penurunan temperatur dimana terjadi perbedaan kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya, hanya molekul-molekul yang sama yang mudah mengkristal sedangkan molekul lain berupa pengotor berada di luar kristalnya atau berada di dalam larutannya (Hostettmann, 1995).
2.5. Vitamin E
12
komponen sel serta membran sel dari oksidasi radikal bebas. Vitamin E berperan sebagai antioksidan dan dapat melindungi aksi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas (Gunawan, 2007). Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang membuang radikal bebas dan senyawa oksigen. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh (Lyn, 2006).
2.6. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Antioksidan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan makanan dan obat serta dapat berfungsi dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Dalam hal kesehatan manusia, antioksidan merupakan salah satu komponen yang mampu menghambat ROS, spesies nitrogen reaktif, dan juga radikal bebas di dalam tubuh. Sehingga dapat dikaitkan bahwa antioksidan dapat mencegah penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas (Halliwell and Gutteridge, 2000).
13
2.7. Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu hasil metabolisme lemak yang bisa berada dalam bentuk bebas maupun kolesterol terikat bersama trigliserida, fosfolipid, protein dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density Lipoprotein (IDL), LDL, dan HDL (Guyton, 1995). LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar dan bertugas dalam membawa kolesterol ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak (Tjay, 2002). HDL merupakan lipoprotein yang memiliki antiaterogenik sehingga disebut kolesterol baik. Pembentukan HDL merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga keseimbangan lemak dalam tubuh (Tjay, 2002).