• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN

KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH :

RISMA HOTMAIDA SIMANJUNTAK NIM : 8136132046

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRACT

Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046. The Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management to improve the performance of Junior High School Indonesian language Teacher’s In Medan. Thesis: Postgraduate of State University of Medan. 2015.

The purpose of this research was to determine whether the Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management can improve the performance of Junior High School Indonesian language Teachers In Medan. This research used school action research. The sample in this research consist of 16 teachers were determined by purposive sampling. Data collection techniques using sheet Teacher Performance Assessment Instrument (IPAI) 1, and Academic Supervision Observation Sheet Scientific Model-Based Educational Management. From the research obtained some conclusions: (1) In the pre-cycle step, there is no teachers were in good category and the average score of teacher performance is 30.44 with percentage rate 50.73%. (2) In the first cycle, the average score of of teacher performance is 43.71 with percentage rate 72.85% and are in good enough category. (3) In the second cycle, the average score of teacher performance is 52.69 with percentage rate 87.81% and are mostly located in good category. Thus, it can be stated that the implementation of Scientific Supervision Academic Models - Based Education Management Can Improve Teacher’s Performance. Therefore, Indosesian language teachers have to equip them selves by enrich their knowledge, especially teaching skills through training and education, to increase their performance and automatically the students get better knowledge.

(5)

ABSTRAK

Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046, Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kota Medan. Tesis: Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kotamadya Medan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang guru yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) 1, dan Lembar Observasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan. Hasil Penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Pada tahap pra siklus, tidak ada guru berada dalam kategori baik dan skor rata-rata nilai kinerja guru 30,44 dengan tingkat persentase 50,73%. (2) Pada tahap siklus pertama, skor rata-rata nilai kinerja guru 43,71 dengan tingkat persentase 72,85% dan berada dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua, skor rata-rata nilai kinerja guru 52,69 dengan tingkat persentase 87,81% dan sebagian besar berada dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru. Untuk itu bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan menambah ilmu pengetahuan khususnya ketrampilan mengajar melalui pelatihan dan pendidikan sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didik mendapatkan ilmu yang maksimal.

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Model Ilmiah, Manajemen Pendidikan, Kinerja

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk pengasihanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan”.

Kinerja guru merupakan hasil unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk mengukur kinerja guru adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru adalah melalui supervisi akademik model ilmiah yang dilaksanakan secara demokratis, sistematis, obyektif dan menggunakan instrumen melalui tahapan fungsi-fungsi manajemen. Oleh sebab maka dalam penelitian ini perlu mengembangkan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan untuk meningkatan kinerja guru.

Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi berbagai kendala tetapi berkat semangat, doa, dorongan, dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Prof. Dr. H.Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

(7)

4. Prof Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi dalam proses penulisan tesis ini. 5. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Saut Purba, M.Pd.

selaku narasumber dan Prof. Dr. Benjamin Situmorang, M.Pd. selaku validator yang selalu memberikan masukan maupun saran dalam penulisan tesis ini.

6. Para Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan dan Civitas Akademika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga selesai.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian

8. Pengawas sekolah Bapak Drs. Marlin Tambunan yang telah banyak membantu saya untuk melakukan kegiatan supervisi

9. Kepala sekolah SMP Negeri 11 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 42, pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru Bahasa Indonesia yang telah bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian.

10. Orangtua tercinta, ayahanda Tauan Simanjuntak (Alm) dan Ibunda Tianna Tambun terimakasih untuk doa, kasih sayang yang luar biasa, pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga dan saudara-saudaraku terkasih yang senantiasa menjadi penyemangat kepada penulis.

(8)

12. Suami tercinta Gordon Hutagalung, SH dan anak-anakku tersayang Gracia Hutagalung dan Marco Carnegie Hutagalung yang telah merelakan sebagian waktu dan perhatiannya terkurangi selama perkuliahan.

13. Mahasiswa angkatan XXII Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga, sahabat, khususnya seluruh kelas AP-B3 Yanti, Dewi, Dina, Husna, Julianto, Khairani, Fahriza, yang selalu memberi motivasi dan pengalaman berharga kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan,

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dan yang belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 15

1. Hakikat Kinerja Guru ... 15

(10)

E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel………. 64

F. Indikator Keberhasilan………... 66

G. Evaluasi Tindakan ... 67

H. Instrumen Penilaian/Alat Pengumpulan data ... 67

I. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………... . 72

1. Pra Siklus……….. 73

2. Siklus I……….. 77

3. Siklus II……… 85

B. PEMBAHASAN……… 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………. 98

B. Implikasi………. 99

C. Saran………... 100

DAFTAR PUSTAKA……….. 101

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Nama Sekolah dan Jumlah Guru ... 54

3.2. Skenario Tindakan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan………... 57

3.3. Penilaian Perencanaan Pembelajaran... 65

3.4. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

3.5. Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 65

3.6. Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan……….. 66

3.7. Interval Kelas dan Kriteria………... 69

3.8. Tingkat kecenderungan skor kompetensi kinerja pembelajaran guru ... 69

4.1. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada tahap Pra Siklus………. 74

4.2. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Kinerja Guru pada Pra Siklus ……….. 74 4.3. Statistik deskriptif Data Guru dari Penilai Pada Tahap Pra Siklus …… 75 4.4. Skor Total Kinerja Guru Dari Penilai Pada Siklus I……… 81 4.5. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ……….... 81 4.6. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru pada Tahap Siklus I………. 83

4.7. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada Siklus II………..… 88 4.8. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru Pada Siklus II……… 89

4.9. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru oleh Penilai pada tahap Siklus II……….... 90

4.10 Skor Nilai kinerja Guru Tiap Indikator pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………. 91

4.11 Skor Total Nilai Kinerja Guru pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………...………..… 92

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Dimensi Kinerja ... 17

2.2. Fungsi Supervisi ... 29

2.3. Hubungan Antar Fungsi Manajemen ... 42

3.1. Model Penelitian Tindakan Sekolah ... 56

4.1. Grafik Skor Kinerja Guru pada Pra siklus ………... 74

4.2. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus I ………... 82

4.3. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus II ……….... 89

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 103 2. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……… ... 105 3. Instrumen Penilaian Evaluasi Pelaksanaan Supervisi……….. ... 108 4. Instrumen Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi akademik Model Ilmiah

Berbasis Manajemen Pendidikan……… 110 5. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus………... 112 6. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Tahap Pra Siklus.. 113 7. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Tahap

Pra Siklus ……….. 114 8. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I…………. 115 9. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I…………. 116 10. Perolehan Skor Niali Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I…… 117 11. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II…………... 118 12. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II………... 119 13. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II….. 120 14. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………. 121 15. Skor Kinerja Guru pada Siklus I………. 122 16. Skor Kinerja Guru pada Siklus II………... 123 17. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan

Pembelajaran pada Tahap Pra Siklus ……… 124 18. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap Pra Siklus ……… 126 19. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada

Tahap Pra Siklus……… 130 20. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan

(14)

21. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tahap Siklus I……… 133 22. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada

Tahap Pra Siklus I ………. 137 23. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan

Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 138 24. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 140 25. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran

Pada Tahap Siklus II……… 144 26. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 11 Medan ……… 145 27. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 17 Medan ……… 146 28. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis

Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 42 Medan ……… 147 29. Kontrak Pertemuan Pra Siklus Supervisi Akademik Model Ilmiah

Berbasis Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri Kotamadya Medan 148 30. Kontrak Pertemuan Siklus I dan Siklus II Supervisi Akademik Model

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari

setiap elemen masyarakat. Lewat pendidikan, bisa diukur maju mundurnya suatu

negara. Sebuah negara akan tumbuh pesat dan maju dalam segenap bidang

kehidupan jika ditopang oleh pendidikan yang berkualitas. Sebaliknya, kondisi

pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

kondisi negara. Negara tersebut akan jauh tertinggal dari negara lain serta tidak

akan mampu mengikuti perkembangan jaman, karena pendidikan merupakan

kebutuhan hidup sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan,

sampai kapan dan dimanapun ia berada. Manusia yang berpendidikan tinggi akan

mampu mengatasi segala masalah yang datang dalam kehidupannya melalui ilmu

yang ia peroleh melalui pendidikan. Pendidikan sangat menentukan sejahtera atau

tidaknya seseorang, karena semakin tinggi pendidikan yang ia dapatkan, maka

semakin maju pikiran seseorang untuk merubah hidupnya kearah yang lebih baik.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

(16)

demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia

yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing,

berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia. Masalah penting yang belum

terselesaikan terkait pendidikan di Indonesia saat ini yaitu rendahnya mutu

pendidikan di sekolah-sekolah di duga karena rendahnya kinerja guru.

Sekolah merupakan salah satu unit pelaksana pendidikan formal yang

didalamnya terdapat berbagai macam peserta didik yang berasal dari latar

belakang dan potensi yang berbeda serta kondisi lingkungan yang berbeda,

sehingga sekolah memerlukan layanan pendidikan yang berbeda dan dituntut

untuk memiliki sifat dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk

mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dengan

demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia

yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing,

berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, tidak lepas dari adanya

peran sumber daya manusia, yaitu guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha,

tenaga kependidikan lainnya dan pengawas sekolah. Guru dan kepala sekolah

adalah yang bersentuhan langsung pada kegiatan pembelajaran dan

bertanggungjawab menjamin layanan belajar yang diterima peserta didik

dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan

pengawas adalah orang yang diberi tugas dan tanggungjawab memberi bantuan

kepada guru untuk mengatasi kesulitannya mengajar dan membantu kepala

sekolah mengatasi kesulitan berkaitan dengan manajerial sekolah untuk menjamin

(17)

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Karena guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar

mengajar serta pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan

melalui proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Tilaar yang dikutip

oleh Ambarita (2013:21) bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya

pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu.

Pembelajaran yang bermutu menuntut proses pendidikan harus berjalan dengan

baik. Hal ini dapat tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan

tersebut menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan akan sangat

dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas yang mampu

meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian

tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian pada penguasaan materi maupun

metode serta mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan

spritual. Lebih lanjut Udin syaefudin (2009:97) mengatakan bahwa guru

profesional memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) mempunyai komitmen pada

proses belajar siswa; (2) menguasai secara mendalam pelajaran dan cara

mengajarkannya; (3) mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang

dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; (4) merupakan bagian dari

masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka

untuk meningkatkan profesionalismenya.

Ambarita (2013: 42) menyatakan bahwa seorang guru yang profesional

(18)

Penjelasan tersebut memaparkan bahwa guru profesional adalah guru kompeten

yang mampu memenuhi tuntutan dalam mengembangkan seluruh konsep, asas

kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu mendemonstrasikan

keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi

pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas dalam praktek nyatanya

dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses pembelajaran disekolah.

Kenyataan di lapangan menunjukkan hal tersebut masih jauh dari yang

diharapkan. Berdasarkan hasil UKA (Uji Kompetensi Awal) 2014, yang

dilaksanakan pada bulan februari lalu dan ternyata hasilnya daerah yang

mempunyai rata-rata paling tinggi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang

memiliki nilai rata-rata sebesar 50,1. Provinsi yang masuk 10 besar adalah

propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2),

Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1)

dan Banten (41,1). Ada juga 5 Provinsi yang memperoleh nilai rata-rata terendah

yaitu Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8), Kalimantan Barat (35,40), Kalimantan

Tengah (35,5), dan Jambi (35,7). Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal

(UKA) tahun 2014 Sumatera Utara tidak termasuk dalam 10 peringkat teratas dan

bahkan berada dibawah propinsi Papua. Hasil penelitian Balitbang dalam jurnal

Asia (2014) menyatakan bahwa kinerja guru di Sumatera Utara tergolong rendah

ditinjau dari kelayakan mengajarnya di sekolah. Adapun persentasi kelayakan

mengajarnya sebagai berikut : guru yang layak mengajar di SD negeri dan swasta

ternyata hanya 28,94%, sedangkan guru SMP Negeri 44,3 % dan guru di swasta

60, 99%, guru SMA negeri 65% dan guru SMA swasta 64, 73% dan guru di SMK

(19)

mengenai hasil uji coba tes kompetensi membuktikan bahwa rata-rata skor untuk

semua mata pelajaran masih dibawah 50%, yaitu 40% untuk guru Bahasa

Indonesia, 54% untuk guru IPS, dan 40% untuk guru IPA. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara

termasuk di Kota Medan.

Rendahnya mutu Sumber Daya Manusia dalam dunia pendidikan diduga

karena rendahnya kinerja guru dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan

keterampilan mengajar guru. Menurut Sagala (2011: 38) “ Kinerja guru selama ini

belum optimal. Guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin. Guru

seharusnya dapat melakukan inovasi pembelajaran. Sebaliknya, inovasi

pembelajaran bagi guru relatif tertutup dan kreatifitas dinilai bukan bagian dari

prestasi ”. Sehingga kemampuan guru tidak dapat berkembang, hal ini disebabkan

karena guru belum menguasai materi bidang studinya sendiri, paedagogis,

didaktik, dan metodik keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan

bermotivasi, kurangnya kerja tim antara sesama guru dan tenaga pendidik lainnya.

Ukuran seorang guru melakukan kinerjanya dengan baik menurut

Ambarita (2013: 44) adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan

dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam

proses pembelajaran. Rincian kinerja guru ini tertuang dalam Permendiknas

No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Menengah

dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan

pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d)

(20)

Sehingga sebagai seorang guru profesional dengan kinerja yang baik seorang guru

harus menguasai kemampuan dalam hal (a) merencanakan program belajar

mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai

kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik.

Semua pihak mengetahui bahwa kinerja seorang guru berbanding lurus

terhadap peningkatan mutu pendidikan disuatu sekolah. Tingginya kinerja seorang

guru, maka tinggi pula mutu pendidikan sekolah tersebut. Sebaliknya, rendahnya

kinerja seorang guru sudah pasti berpengaruh pula terhadap rendahnya kualitas

pendidikan di sekolah. Secara umum, ada tiga bekal yang harus dimiliki seseorang

untuk dapat menjadi seorang guru yang baik. Tiga bekal yang dimaksud di sini

adalah: (1) kompetensi yang cukup (2) kreatifitas yang memadai sehingga gaya

mengajarnya guru tersebut bervariasi, dan (3) memiliki sifat ikhlas dan mau

mendoakan kesuksesan pada anak didiknya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas SMP bidang

studi Bahasa Indonesia di Kota Medan, tanggal 11 Maret 2015, bahwa masih

terdapat guru mengajar dengan metode belajar konvensional (tradisional) dengan

menyuruh siswanya satu persatu membaca buku sampai selesai jam pelajaran,

semangat kerja masih rendah, kurang kompetennya guru dalam mengajar, guru

masih melakukan catat buku selanjutnya menyuruh siswa mengerjakan soal tanpa

memberi penjelasan tentang materi yang diajarkan. Pembelajaran yang seperti ini

pastilah tidak efektif, menjadikan siswa malas dalam belajar dan cenderung

membuat siswa melakukan kegiatan lain yang lebih menarik bagi mereka seperti

(21)

Hasil pengamatan dilapangan pada beberapa SMP Negeri di Kota

Medan terhadap guru Bahasa Indonesia yang tersebar di 3 (lima) sekolah tanggal

16 Maret 2015, diperoleh data masih menemukan guru yang tidak membawa

perangkat pembelajaran ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dan hanya

menyuruh siswa mengerjakan latihan selama 2 jam pelajaran, belum semua guru

menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menggunakan

media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang

lainnya pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

kurang tercapai, masih banyak guru yang melakukan copy paste dari internet atau

mengcopy file guru dari sekolah lain, penggunaan metode pembelajaran yang

masih konvensional, pembelajaran miskin dengan variasi sehingga tidak dapat

mendorong siswa belajar lebih kreatif dan bersemangat dikarenakan pembelajaran

masih berpusat pada guru, membuat instrumen tes tanpa dilengkapi kunci

jawaban, Kurang memanfaatkan sumber belajar dan berbagai media secara

optimal. Hal ini jika terus dilakukan dapat mengakibatkan guru malas dalam

mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi monoton

dan membosankan bagi para siswa.

Permasalahan lainnya adalah kepala sekolah maupun pengawas dari

dinas pendidikan cenderung mengabaikan kegiatan supervisi. Pengawas sekolah

hanya datang berkunjung dan bertemu dengan guru untuk melakukan pertemuan

secara umum tanpa adanya observasi ke kelas apalagi memberikan umpan balik

terhadap kinerja guru. Model supervisi yang dilakukan pengawas sekolah masih

bersifat konvensional. Pada sisi lain guru dituntut senantiasa meningkatkan

(22)

telah dipaparkan, maka salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru

adalah supervisi pendidikan.

Menurut Aedi (2014:13) Supervisi Pendidikan adalah pengawasan

profesional dalam bidang akademik dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah

keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih

mendalam dari sekedar pengawas biasa. Supervisi pendidikan pada dasarnya

diarahkan pada tiga kegiatan, yakni : supervisi akademik, supervisi administrasi,

dan supervisi lembaga. Supervisi pendidikan yang dibahas dalam penelitian ini

merupakan supervisi akademik. Dikatakan supervisi akademik, karena

menitikberatkan pengamatan pengawas pada masalah-masalah yang berhubungan

dengan kegiatan akademik, yaitu hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan

pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

Sasaran supervisi akademik yaitu pemberdayaan guru dalam melaksanakan

tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik yang diwujudkan dalam kinerja

membelajarkan peserta didiknya.

Sergiovanni dalam Sahertian (2010:34), mengemukakan berbagai model

supervisi akademik, antara lain: (1) supervisi konvensional (2) supervisi ilmiah

(scientific supervision), (3) supervisi klinis (clinical supervision), (4) supervisi

artistik. Supervisi konvensional (tradisional) merupakan supervisi yang korektif

masih dipengaruhi sikap otoriter dalam mengadakan inspeksi untuk mencari

kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai.

Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan

dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi

(23)

memiliki karakteristik yaitu memerlukan perhatian mendengarkan, memerlukan

keahlian khusus untuk memahami kebutuhan seseorang, menuntut untuk

memberikan perhatian lebih banyak terhadapa proses kehidupan kelas yang

diobservasi sepanjang waktu tertentu.

Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bimbingan profesional yang

diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik

dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian

balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata,

untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu.

Pemberian bimbingan berbentuk bantuan sesuai kebutuhan guru yang

bersangkutan, dan dilakukan dengan berbagai upaya (observasi secara sistematis,

analisis data balikan) sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan

dirinya melalui analisis bersama.

Supervisi akademik model ilmiah terkait erat dengan pembinaan guru

dengan peningkatan efektifitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran seringkali

diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan

dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Supervisi akademik

model ilmiah memiliki ciri-ciri yang dilaksanakan secara berencana dan

berkesinambungan, sistematis, dengan menggunakan prosedur serta teknik

tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang

diperoleh dari keadaan yang sebenarnya

Dari keempat model supervisi yang ada dalam supervisi pendidikan,

pengawas cenderung menerapkan model konvensional. Supervisi model

(24)

memecahkan masalahnya dan memperbaiki proses pembelajaran, hanya melihat

dan menilai proses pembelajaran yang dilakukan guru tanpa memberikan umpan

balik terhadap perbaikan kinerja guru. Sementara guru menginginkan pengawas

dapat mendengarkan masalah mereka dan memberikan perhatian terhadap proses

pembelajaran di kelas. Menyadari hal tersebut, setiap pengawas sekolah

dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan

sebenarnya secara tearah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan

kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran.

Supervisi akademik model ilmiah tepat untuk meningkatkan kemampuan

guru dibandingkan pola lama (inspeksi) yang cendrung melahirkan rasa takut,

tidak bebas sehingga dianggap tidak memberikan ruang gerak dan kemajuan

kepada guru. Supervisi akademik model ilmiah sebagai wujud layanan profesional

dilaksanakan secara demokratis, sistematis, objektif dan menggunakan instrumen.

Sistematis adalah berurut dan runtut dari masalah yang satu ke masalah yang

lainnya. Demokratis adalah adanya hubungan didasarkan kesepakatan, kerjasama,

kesejawatan, hubungan yang dibangun secara akrab dan hangat atas dasar

kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Objektif

berarti apa adanya tidak berdasarkan opini supervisor sehingga pembinaan sesuai

kebutuhan guru dan tuntutan perubahan berupa inovasi/ menemukan hal-hal yang

baru. Menggunakan alat pencatat data yaitu menggunakan alat observasi yang

dijadikan panduan dan sumber acuan dapat memberikan informasi untuk

mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran selanjutnya.

Menurut Masaong (2013:61) Setiap bidang kegiatan memerlukan

(25)

Oleh karena itu, dalam kegiatan supervisi, pengawas dituntut memiliki

pengetahuan yang mumpuni dalam memandang manajemen sekolah sebagai satu

kesatuan sistem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi dan substansi

manajerial. Tanpa aspek-aspek manajemen yang baik supervisi hanya

memberikan kekecewaan kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu

guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan

pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.

Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dan adanya peningkatan

kinerja guru maka diperlukan supervisi akademik model ilmiah berbasis

manajemen pendidikan

Menyadari hal tersebut diatas, setiap pengawas sekolah dihadapkan pada

tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan sebenarnya secara

tearah, berencana, demokratis dan berkesinambungan untuk meningkatkan

kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran dengan menerapkan

fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kerangka inilah peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Supervisi Akademik

Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan

Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota

Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru : (1) Kurangnya

(26)

menyiapkan Rencana Pembelajaran sebelum mengajar; (3) Minimnya

pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam

penyampaian bahan ajar; (4) Model supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas

hanya merupakan supervisi konvensional; (5) Guru belum melaksanakan

pembelajaran sesuai standar proses pendidikan yang mewajibkan adanya

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Melaksanakan pembelajaran

meliputi kegiatan yang mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi;

(6) Guru belum mendapatkan pembinaan dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran; (7) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan atas kesadaran dan

kesepakatan bersama antara guru dan kepala sekolah atau guru dan pengawas; (8)

Supervisor dan guru belum paham akan hakikat supervisi yang sebenarnya; (9)

Pelaksanaan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan

belum dilaksanakan oleh pengawas sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dalam

rangka mencapai tujuan penelitian terdapat banyak sekali masalah yang

hendaknya diteliti secara rinci untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan

mutu pendidikan. Namun, mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi waktu,

biaya, dan tenaga maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini

dibatasi hanya meneliti implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis

manajemen pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran

khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa

(27)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka diajukan rumusan masalah

dalam penelitian sebagai berikut : Apakah implementasi supervisi akademik

model Ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru

khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa

Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis

manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa

Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan?.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian implementasi supervisi akademik model Ilmiah berbasis

manajemen pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa

Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan diharapkan dapat memberikan

manfaat, antara lain:

1. Secara teoretis,

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan teori, khususnya teori tentang kinerja, dan teori supervisi.

b. Memperkaya pengetahuan tentang penerapan pentingnya supervisi

akademik ilmiah berbasis manajemen pendidikan dalam meningkatkan

(28)

2. Secara praktis,

a. Bagi Kepala dinas pendidikan, sebagai informasi untuk menentukan

kebijakan dalam peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik

model ilmiah berbasis manajemen

b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat membantu guru

memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas melalui supervisi akademik model ilmiah berbasis

manajemen

c. Bagi guru, sebagai upaya mengetahui langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya melalui supervisi akademik

model ilmiah berbasis manajemen pendidikan.

d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah yang berlokasi di Kotamadya Medan, Sekolah yang menjadi tempat penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan adalah SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 17 Medan dan SMP Negeri 42 Medan.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Persentase nilai kinerja yang ditunjukkan pada setiap tahap mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari hasil penilaian dari ketiga penilai dimana pada tahap pra siklus nilai persentase yang diperoleh hanya sebesar 50.73 %, pada tahap siklus I mengalami peningkatan menjadi 72,85% namun nilai kinerja yang diharapkan belum mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada tahap siklus II menunjukkan peningkatan mencapai 87,81%. Artinya setelah pelaksanaan dua siklus, persentase nilai kinerja guru mencapai di atas 80%, sehingga supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dinyatakan sudah tuntas.

B.Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :

(30)

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui langkah konkrit dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen oleh supervisor dengan cara membina/melatih guru sesuai kebutuhan dilapangan dengan tehnik observasi kelas secara bersistim yang dilakukan secara teratur atau berurutan.

2. Penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan menekankan pada hubungan kerja yang saling percaya dan bekerja sama antara kepala sekolah, pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk disupervisi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dikelas membutuhkan bantuan atau arahan dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas untuk membantu dan memberi pengaruh dan perbaikan sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dan peningkatan kinerja guru dapat tercapai.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

(31)

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.

2. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dan supervisi model lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

3. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus supervisor sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi. 4. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan

(32)

Daftar Pustaka

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan Tinjaauan Teori dan Praktek, Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

AKSI, 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan, Sumedang: Alqaprint Jatinagor.

Ambarita, Binner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan, Bandung:

Alfabeta.

_____, 2010. Manajemen Dalam Gamitan Pendidikan. Medan : USU Press

Amstrong, Michael dan Angela Baron,1989. Performance Management, London:

Instite of Personal and Development

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rieneka Cipta.

Atmodiwiryo, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :

Arzaziyah Jaya.

Burhanuddin, 1994. Analisis administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:Balai

Pustaka Depdiknas. 2005

______. 2014. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai

Pustaka

Dinarzad. 2014.”Implementasi Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan”.Tesis. Medan:Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Glickman, D. Carl. 2002. Supervision of Instruction.Boston : Allyn Bacon

Hadari, Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri, Yogyakarta:Gadjah Mada University, Press.

Imron, Ali.2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara

(33)

Masaong, Kadim. 2013. Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, E. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas

Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas Sekolah. Jakarta: Binamitra Publishing.

Panjaitan, Tauhaposan. 2012. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru(Studi Kasus Pada Smp Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan). Tesis. Medan : Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta:Rineka Cipta

PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan

Departeman Pendidikan Nasional

Prasojo, L.D, & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi Teori,

Konsep dan korelatnya. Yogyakarta: LaksBang

Purba, Jentina. 2013.”Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis.

Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

---, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung :Alfabeta

Sahertian Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan SDM, Jakarta : Rineka cipta

---, 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka

Cipta.

---, 2008. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalsship, A Reflective Practice Perspective.

(34)

Slavin, Robert.E. 2004. Cooperative Learning. Bandung : Nusa media.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

SuharSaputra,Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung:Refika Aditama.

Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Suparlan. 2013. Manjemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai Praktik.. Jakarta:

Bumi Aksara.

Suratman, Maman.2012. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah. (OnLine),

(http://msuratman.wordpress.com/2012/03/10/supervisi-akademik-oleh- kepala-sekolah/Di akses 12 april 2015).

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                     Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah menentukan proses pembakaran (jarak dan lama pemanasan) dan jumlah bumbu yang optimum untuk mereduksi kandungan PAH dalam daging ikan dan

My activities during internship were knowledge upgrading on Pura Mangkunegaran Palace, escorting the senior guide, and guiding the tourists.. During the internship as tour guide

The Indonesian side will bear the expenditure of operation and maintenance for the Chinese, Indonesian and English versions of the website, which include expenses for

karena pengujian secara bertahap maka proses relatif lebih mudah (walaupun untuk software skala besar). Dan identifikasi kesalahan dan koreksi lebih mudah, walaupun dengan

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi