IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK MODEL ILMIAH BERBASIS MANAJEMEN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA PADA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
OLEH :
RISMA HOTMAIDA SIMANJUNTAK NIM : 8136132046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046. The Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management to improve the performance of Junior High School Indonesian language Teacher’s In Medan. Thesis: Postgraduate of State University of Medan. 2015.
The purpose of this research was to determine whether the Implementation of Scientific Supervision Academic Models -Based Education Management can improve the performance of Junior High School Indonesian language Teachers In Medan. This research used school action research. The sample in this research consist of 16 teachers were determined by purposive sampling. Data collection techniques using sheet Teacher Performance Assessment Instrument (IPAI) 1, and Academic Supervision Observation Sheet Scientific Model-Based Educational Management. From the research obtained some conclusions: (1) In the pre-cycle step, there is no teachers were in good category and the average score of teacher performance is 30.44 with percentage rate 50.73%. (2) In the first cycle, the average score of of teacher performance is 43.71 with percentage rate 72.85% and are in good enough category. (3) In the second cycle, the average score of teacher performance is 52.69 with percentage rate 87.81% and are mostly located in good category. Thus, it can be stated that the implementation of Scientific Supervision Academic Models - Based Education Management Can Improve Teacher’s Performance. Therefore, Indosesian language teachers have to equip them selves by enrich their knowledge, especially teaching skills through training and education, to increase their performance and automatically the students get better knowledge.
ABSTRAK
Risma Hotmaida Simanjuntak, 8136132046, Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kota Medan. Tesis: Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada SMP Negeri di Kotamadya Medan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang guru yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) 1, dan Lembar Observasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan. Hasil Penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Pada tahap pra siklus, tidak ada guru berada dalam kategori baik dan skor rata-rata nilai kinerja guru 30,44 dengan tingkat persentase 50,73%. (2) Pada tahap siklus pertama, skor rata-rata nilai kinerja guru 43,71 dengan tingkat persentase 72,85% dan berada dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua, skor rata-rata nilai kinerja guru 52,69 dengan tingkat persentase 87,81% dan sebagian besar berada dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru. Untuk itu bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan menambah ilmu pengetahuan khususnya ketrampilan mengajar melalui pelatihan dan pendidikan sehingga kinerja guru dapat meningkat dan anak didik mendapatkan ilmu yang maksimal.
Kata Kunci : Supervisi Akademik, Model Ilmiah, Manajemen Pendidikan, Kinerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk pengasihanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan”.
Kinerja guru merupakan hasil unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Untuk mengukur kinerja guru adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru adalah melalui supervisi akademik model ilmiah yang dilaksanakan secara demokratis, sistematis, obyektif dan menggunakan instrumen melalui tahapan fungsi-fungsi manajemen. Oleh sebab maka dalam penelitian ini perlu mengembangkan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan untuk meningkatan kinerja guru.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi berbagai kendala tetapi berkat semangat, doa, dorongan, dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Prof. Dr. H.Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
4. Prof Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi dalam proses penulisan tesis ini. 5. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd., Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Saut Purba, M.Pd.
selaku narasumber dan Prof. Dr. Benjamin Situmorang, M.Pd. selaku validator yang selalu memberikan masukan maupun saran dalam penulisan tesis ini.
6. Para Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan dan Civitas Akademika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga selesai.
7. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian
8. Pengawas sekolah Bapak Drs. Marlin Tambunan yang telah banyak membantu saya untuk melakukan kegiatan supervisi
9. Kepala sekolah SMP Negeri 11 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 17 Medan, Kepala sekolah SMP Negeri 42, pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru Bahasa Indonesia yang telah bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian.
10. Orangtua tercinta, ayahanda Tauan Simanjuntak (Alm) dan Ibunda Tianna Tambun terimakasih untuk doa, kasih sayang yang luar biasa, pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga dan saudara-saudaraku terkasih yang senantiasa menjadi penyemangat kepada penulis.
12. Suami tercinta Gordon Hutagalung, SH dan anak-anakku tersayang Gracia Hutagalung dan Marco Carnegie Hutagalung yang telah merelakan sebagian waktu dan perhatiannya terkurangi selama perkuliahan.
13. Mahasiswa angkatan XXII Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga, sahabat, khususnya seluruh kelas AP-B3 Yanti, Dewi, Dina, Husna, Julianto, Khairani, Fahriza, yang selalu memberi motivasi dan pengalaman berharga kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan,
Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dan yang belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan yang akan datang.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 15
1. Hakikat Kinerja Guru ... 15
E. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel………. 64
F. Indikator Keberhasilan………... 66
G. Evaluasi Tindakan ... 67
H. Instrumen Penilaian/Alat Pengumpulan data ... 67
I. Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN………... . 72
1. Pra Siklus……….. 73
2. Siklus I……….. 77
3. Siklus II……… 85
B. PEMBAHASAN……… 94
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………. 98
B. Implikasi………. 99
C. Saran………... 100
DAFTAR PUSTAKA……….. 101
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Nama Sekolah dan Jumlah Guru ... 54
3.2. Skenario Tindakan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan………... 57
3.3. Penilaian Perencanaan Pembelajaran... 65
3.4. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 65
3.5. Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 65
3.6. Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan……….. 66
3.7. Interval Kelas dan Kriteria………... 69
3.8. Tingkat kecenderungan skor kompetensi kinerja pembelajaran guru ... 69
4.1. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada tahap Pra Siklus………. 74
4.2. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Kinerja Guru pada Pra Siklus ……….. 74 4.3. Statistik deskriptif Data Guru dari Penilai Pada Tahap Pra Siklus …… 75 4.4. Skor Total Kinerja Guru Dari Penilai Pada Siklus I……… 81 4.5. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ……….... 81 4.6. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru pada Tahap Siklus I………. 83
4.7. Skor Total Nilai Kinerja Guru dari Penilai pada Siklus II………..… 88 4.8. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru Pada Siklus II……… 89
4.9. Statistik Deskriptif Data Kinerja Guru oleh Penilai pada tahap Siklus II……….... 90
4.10 Skor Nilai kinerja Guru Tiap Indikator pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………. 91
4.11 Skor Total Nilai Kinerja Guru pada Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ………...………..… 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Dimensi Kinerja ... 17
2.2. Fungsi Supervisi ... 29
2.3. Hubungan Antar Fungsi Manajemen ... 42
3.1. Model Penelitian Tindakan Sekolah ... 56
4.1. Grafik Skor Kinerja Guru pada Pra siklus ………... 74
4.2. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus I ………... 82
4.3. Grafik Skor Kinerja Guru pada Siklus II ……….... 89
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
1. Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 103 2. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……… ... 105 3. Instrumen Penilaian Evaluasi Pelaksanaan Supervisi……….. ... 108 4. Instrumen Penilaian Proses Pelaksanaan Supervisi akademik Model Ilmiah
Berbasis Manajemen Pendidikan……… 110 5. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus………... 112 6. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Tahap Pra Siklus.. 113 7. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Tahap
Pra Siklus ……….. 114 8. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I…………. 115 9. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I…………. 116 10. Perolehan Skor Niali Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I…… 117 11. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II…………... 118 12. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II………... 119 13. Perolehan Skor Nilai Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II….. 120 14. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus………. 121 15. Skor Kinerja Guru pada Siklus I………. 122 16. Skor Kinerja Guru pada Siklus II………... 123 17. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan
Pembelajaran pada Tahap Pra Siklus ……… 124 18. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap Pra Siklus ……… 126 19. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada
Tahap Pra Siklus……… 130 20. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun Perencanaan
21. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pada Tahap Siklus I……… 133 22. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran pada
Tahap Pra Siklus I ………. 137 23. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Perencanaan
Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 138 24. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyusun Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Tahap Siklus II………. 140 25. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Pada Tahap Siklus II……… 144 26. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis
Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 11 Medan ……… 145 27. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis
Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 17 Medan ……… 146 28. Jadwal pelaksanaan Supervisi Akademik Model Ilmiah Berbasis
Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri 42 Medan ……… 147 29. Kontrak Pertemuan Pra Siklus Supervisi Akademik Model Ilmiah
Berbasis Manajemen Pendidikan Pada SMP Negeri Kotamadya Medan 148 30. Kontrak Pertemuan Siklus I dan Siklus II Supervisi Akademik Model
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari
setiap elemen masyarakat. Lewat pendidikan, bisa diukur maju mundurnya suatu
negara. Sebuah negara akan tumbuh pesat dan maju dalam segenap bidang
kehidupan jika ditopang oleh pendidikan yang berkualitas. Sebaliknya, kondisi
pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
kondisi negara. Negara tersebut akan jauh tertinggal dari negara lain serta tidak
akan mampu mengikuti perkembangan jaman, karena pendidikan merupakan
kebutuhan hidup sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan,
sampai kapan dan dimanapun ia berada. Manusia yang berpendidikan tinggi akan
mampu mengatasi segala masalah yang datang dalam kehidupannya melalui ilmu
yang ia peroleh melalui pendidikan. Pendidikan sangat menentukan sejahtera atau
tidaknya seseorang, karena semakin tinggi pendidikan yang ia dapatkan, maka
semakin maju pikiran seseorang untuk merubah hidupnya kearah yang lebih baik.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing,
berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia. Masalah penting yang belum
terselesaikan terkait pendidikan di Indonesia saat ini yaitu rendahnya mutu
pendidikan di sekolah-sekolah di duga karena rendahnya kinerja guru.
Sekolah merupakan salah satu unit pelaksana pendidikan formal yang
didalamnya terdapat berbagai macam peserta didik yang berasal dari latar
belakang dan potensi yang berbeda serta kondisi lingkungan yang berbeda,
sehingga sekolah memerlukan layanan pendidikan yang berbeda dan dituntut
untuk memiliki sifat dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk
mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dengan
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia
yang berkualitas dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan mampu bersaing,
berbudi pekerti luhur serta memiliki akhlak mulia.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, tidak lepas dari adanya
peran sumber daya manusia, yaitu guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha,
tenaga kependidikan lainnya dan pengawas sekolah. Guru dan kepala sekolah
adalah yang bersentuhan langsung pada kegiatan pembelajaran dan
bertanggungjawab menjamin layanan belajar yang diterima peserta didik
dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan
pengawas adalah orang yang diberi tugas dan tanggungjawab memberi bantuan
kepada guru untuk mengatasi kesulitannya mengajar dan membantu kepala
sekolah mengatasi kesulitan berkaitan dengan manajerial sekolah untuk menjamin
Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Karena guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar
mengajar serta pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan
melalui proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Tilaar yang dikutip
oleh Ambarita (2013:21) bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya
pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu.
Pembelajaran yang bermutu menuntut proses pendidikan harus berjalan dengan
baik. Hal ini dapat tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan
tersebut menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan akan sangat
dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas yang mampu
meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian
tugas-tugasnya yang ditandai dengan keahlian pada penguasaan materi maupun
metode serta mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan
spritual. Lebih lanjut Udin syaefudin (2009:97) mengatakan bahwa guru
profesional memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) mempunyai komitmen pada
proses belajar siswa; (2) menguasai secara mendalam pelajaran dan cara
mengajarkannya; (3) mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; (4) merupakan bagian dari
masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka
untuk meningkatkan profesionalismenya.
Ambarita (2013: 42) menyatakan bahwa seorang guru yang profesional
Penjelasan tersebut memaparkan bahwa guru profesional adalah guru kompeten
yang mampu memenuhi tuntutan dalam mengembangkan seluruh konsep, asas
kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu mendemonstrasikan
keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi
pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas dalam praktek nyatanya
dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses pembelajaran disekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan hal tersebut masih jauh dari yang
diharapkan. Berdasarkan hasil UKA (Uji Kompetensi Awal) 2014, yang
dilaksanakan pada bulan februari lalu dan ternyata hasilnya daerah yang
mempunyai rata-rata paling tinggi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang
memiliki nilai rata-rata sebesar 50,1. Provinsi yang masuk 10 besar adalah
propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2),
Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1)
dan Banten (41,1). Ada juga 5 Provinsi yang memperoleh nilai rata-rata terendah
yaitu Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8), Kalimantan Barat (35,40), Kalimantan
Tengah (35,5), dan Jambi (35,7). Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal
(UKA) tahun 2014 Sumatera Utara tidak termasuk dalam 10 peringkat teratas dan
bahkan berada dibawah propinsi Papua. Hasil penelitian Balitbang dalam jurnal
Asia (2014) menyatakan bahwa kinerja guru di Sumatera Utara tergolong rendah
ditinjau dari kelayakan mengajarnya di sekolah. Adapun persentasi kelayakan
mengajarnya sebagai berikut : guru yang layak mengajar di SD negeri dan swasta
ternyata hanya 28,94%, sedangkan guru SMP Negeri 44,3 % dan guru di swasta
60, 99%, guru SMA negeri 65% dan guru SMA swasta 64, 73% dan guru di SMK
mengenai hasil uji coba tes kompetensi membuktikan bahwa rata-rata skor untuk
semua mata pelajaran masih dibawah 50%, yaitu 40% untuk guru Bahasa
Indonesia, 54% untuk guru IPS, dan 40% untuk guru IPA. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara
termasuk di Kota Medan.
Rendahnya mutu Sumber Daya Manusia dalam dunia pendidikan diduga
karena rendahnya kinerja guru dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan
keterampilan mengajar guru. Menurut Sagala (2011: 38) “ Kinerja guru selama ini
belum optimal. Guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin. Guru
seharusnya dapat melakukan inovasi pembelajaran. Sebaliknya, inovasi
pembelajaran bagi guru relatif tertutup dan kreatifitas dinilai bukan bagian dari
prestasi ”. Sehingga kemampuan guru tidak dapat berkembang, hal ini disebabkan
karena guru belum menguasai materi bidang studinya sendiri, paedagogis,
didaktik, dan metodik keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan
bermotivasi, kurangnya kerja tim antara sesama guru dan tenaga pendidik lainnya.
Ukuran seorang guru melakukan kinerjanya dengan baik menurut
Ambarita (2013: 44) adalah bagaimana seorang guru mampu mengembangkan
dan menjalankan empat standar kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional sebagai suatu kesatuan tanggungjawab dalam
proses pembelajaran. Rincian kinerja guru ini tertuang dalam Permendiknas
No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Menengah
dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a) merencanakan
pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran, (c) menilai hasil pembelajaran, (d)
Sehingga sebagai seorang guru profesional dengan kinerja yang baik seorang guru
harus menguasai kemampuan dalam hal (a) merencanakan program belajar
mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, (c) menilai
kemajuan proses belajar mengajar, (d) membina hubungan dengan peserta didik.
Semua pihak mengetahui bahwa kinerja seorang guru berbanding lurus
terhadap peningkatan mutu pendidikan disuatu sekolah. Tingginya kinerja seorang
guru, maka tinggi pula mutu pendidikan sekolah tersebut. Sebaliknya, rendahnya
kinerja seorang guru sudah pasti berpengaruh pula terhadap rendahnya kualitas
pendidikan di sekolah. Secara umum, ada tiga bekal yang harus dimiliki seseorang
untuk dapat menjadi seorang guru yang baik. Tiga bekal yang dimaksud di sini
adalah: (1) kompetensi yang cukup (2) kreatifitas yang memadai sehingga gaya
mengajarnya guru tersebut bervariasi, dan (3) memiliki sifat ikhlas dan mau
mendoakan kesuksesan pada anak didiknya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas SMP bidang
studi Bahasa Indonesia di Kota Medan, tanggal 11 Maret 2015, bahwa masih
terdapat guru mengajar dengan metode belajar konvensional (tradisional) dengan
menyuruh siswanya satu persatu membaca buku sampai selesai jam pelajaran,
semangat kerja masih rendah, kurang kompetennya guru dalam mengajar, guru
masih melakukan catat buku selanjutnya menyuruh siswa mengerjakan soal tanpa
memberi penjelasan tentang materi yang diajarkan. Pembelajaran yang seperti ini
pastilah tidak efektif, menjadikan siswa malas dalam belajar dan cenderung
membuat siswa melakukan kegiatan lain yang lebih menarik bagi mereka seperti
Hasil pengamatan dilapangan pada beberapa SMP Negeri di Kota
Medan terhadap guru Bahasa Indonesia yang tersebar di 3 (lima) sekolah tanggal
16 Maret 2015, diperoleh data masih menemukan guru yang tidak membawa
perangkat pembelajaran ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dan hanya
menyuruh siswa mengerjakan latihan selama 2 jam pelajaran, belum semua guru
menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menggunakan
media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang
lainnya pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
kurang tercapai, masih banyak guru yang melakukan copy paste dari internet atau
mengcopy file guru dari sekolah lain, penggunaan metode pembelajaran yang
masih konvensional, pembelajaran miskin dengan variasi sehingga tidak dapat
mendorong siswa belajar lebih kreatif dan bersemangat dikarenakan pembelajaran
masih berpusat pada guru, membuat instrumen tes tanpa dilengkapi kunci
jawaban, Kurang memanfaatkan sumber belajar dan berbagai media secara
optimal. Hal ini jika terus dilakukan dapat mengakibatkan guru malas dalam
mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi monoton
dan membosankan bagi para siswa.
Permasalahan lainnya adalah kepala sekolah maupun pengawas dari
dinas pendidikan cenderung mengabaikan kegiatan supervisi. Pengawas sekolah
hanya datang berkunjung dan bertemu dengan guru untuk melakukan pertemuan
secara umum tanpa adanya observasi ke kelas apalagi memberikan umpan balik
terhadap kinerja guru. Model supervisi yang dilakukan pengawas sekolah masih
bersifat konvensional. Pada sisi lain guru dituntut senantiasa meningkatkan
telah dipaparkan, maka salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru
adalah supervisi pendidikan.
Menurut Aedi (2014:13) Supervisi Pendidikan adalah pengawasan
profesional dalam bidang akademik dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan tentang bidang kerjanya, memahami tentang pembelajaran lebih
mendalam dari sekedar pengawas biasa. Supervisi pendidikan pada dasarnya
diarahkan pada tiga kegiatan, yakni : supervisi akademik, supervisi administrasi,
dan supervisi lembaga. Supervisi pendidikan yang dibahas dalam penelitian ini
merupakan supervisi akademik. Dikatakan supervisi akademik, karena
menitikberatkan pengamatan pengawas pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan kegiatan akademik, yaitu hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
Sasaran supervisi akademik yaitu pemberdayaan guru dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik yang diwujudkan dalam kinerja
membelajarkan peserta didiknya.
Sergiovanni dalam Sahertian (2010:34), mengemukakan berbagai model
supervisi akademik, antara lain: (1) supervisi konvensional (2) supervisi ilmiah
(scientific supervision), (3) supervisi klinis (clinical supervision), (4) supervisi
artistik. Supervisi konvensional (tradisional) merupakan supervisi yang korektif
masih dipengaruhi sikap otoriter dalam mengadakan inspeksi untuk mencari
kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai.
Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan
dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi
memiliki karakteristik yaitu memerlukan perhatian mendengarkan, memerlukan
keahlian khusus untuk memahami kebutuhan seseorang, menuntut untuk
memberikan perhatian lebih banyak terhadapa proses kehidupan kelas yang
diobservasi sepanjang waktu tertentu.
Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bimbingan profesional yang
diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik
dalam perencanaannya, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian
balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata,
untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesional guru itu.
Pemberian bimbingan berbentuk bantuan sesuai kebutuhan guru yang
bersangkutan, dan dilakukan dengan berbagai upaya (observasi secara sistematis,
analisis data balikan) sehingga guru menemukan sendiri cara-cara meningkatkan
dirinya melalui analisis bersama.
Supervisi akademik model ilmiah terkait erat dengan pembinaan guru
dengan peningkatan efektifitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran seringkali
diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan
dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Supervisi akademik
model ilmiah memiliki ciri-ciri yang dilaksanakan secara berencana dan
berkesinambungan, sistematis, dengan menggunakan prosedur serta teknik
tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang
diperoleh dari keadaan yang sebenarnya
Dari keempat model supervisi yang ada dalam supervisi pendidikan,
pengawas cenderung menerapkan model konvensional. Supervisi model
memecahkan masalahnya dan memperbaiki proses pembelajaran, hanya melihat
dan menilai proses pembelajaran yang dilakukan guru tanpa memberikan umpan
balik terhadap perbaikan kinerja guru. Sementara guru menginginkan pengawas
dapat mendengarkan masalah mereka dan memberikan perhatian terhadap proses
pembelajaran di kelas. Menyadari hal tersebut, setiap pengawas sekolah
dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan
sebenarnya secara tearah, berencana, dan berkesinambungan untuk meningkatkan
kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran.
Supervisi akademik model ilmiah tepat untuk meningkatkan kemampuan
guru dibandingkan pola lama (inspeksi) yang cendrung melahirkan rasa takut,
tidak bebas sehingga dianggap tidak memberikan ruang gerak dan kemajuan
kepada guru. Supervisi akademik model ilmiah sebagai wujud layanan profesional
dilaksanakan secara demokratis, sistematis, objektif dan menggunakan instrumen.
Sistematis adalah berurut dan runtut dari masalah yang satu ke masalah yang
lainnya. Demokratis adalah adanya hubungan didasarkan kesepakatan, kerjasama,
kesejawatan, hubungan yang dibangun secara akrab dan hangat atas dasar
kemanusiaan dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru. Objektif
berarti apa adanya tidak berdasarkan opini supervisor sehingga pembinaan sesuai
kebutuhan guru dan tuntutan perubahan berupa inovasi/ menemukan hal-hal yang
baru. Menggunakan alat pencatat data yaitu menggunakan alat observasi yang
dijadikan panduan dan sumber acuan dapat memberikan informasi untuk
mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran selanjutnya.
Menurut Masaong (2013:61) Setiap bidang kegiatan memerlukan
Oleh karena itu, dalam kegiatan supervisi, pengawas dituntut memiliki
pengetahuan yang mumpuni dalam memandang manajemen sekolah sebagai satu
kesatuan sistem yang di dalamnya berpadu antara aspek fungsi dan substansi
manajerial. Tanpa aspek-aspek manajemen yang baik supervisi hanya
memberikan kekecewaan kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu
guru, kepala sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan.
Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dan adanya peningkatan
kinerja guru maka diperlukan supervisi akademik model ilmiah berbasis
manajemen pendidikan
Menyadari hal tersebut diatas, setiap pengawas sekolah dihadapkan pada
tantangan untuk melaksanakan supervisi akademik dengan sebenarnya secara
tearah, berencana, demokratis dan berkesinambungan untuk meningkatkan
kualitas kinerja guru khususnya dalam pembelajaran dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kerangka inilah peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Supervisi Akademik
Model Ilmiah Berbasis Manajemen Pendidikan untuk Meningkatkan
Kinerja Guru bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Negeri di Kota
Medan”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru : (1) Kurangnya
menyiapkan Rencana Pembelajaran sebelum mengajar; (3) Minimnya
pengetahuan guru dalam penggunaan metode maupun media pembelajaran dalam
penyampaian bahan ajar; (4) Model supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas
hanya merupakan supervisi konvensional; (5) Guru belum melaksanakan
pembelajaran sesuai standar proses pendidikan yang mewajibkan adanya
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Melaksanakan pembelajaran
meliputi kegiatan yang mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi;
(6) Guru belum mendapatkan pembinaan dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran; (7) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan atas kesadaran dan
kesepakatan bersama antara guru dan kepala sekolah atau guru dan pengawas; (8)
Supervisor dan guru belum paham akan hakikat supervisi yang sebenarnya; (9)
Pelaksanaan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan
belum dilaksanakan oleh pengawas sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka dalam
rangka mencapai tujuan penelitian terdapat banyak sekali masalah yang
hendaknya diteliti secara rinci untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Namun, mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi waktu,
biaya, dan tenaga maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini
dibatasi hanya meneliti implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis
manajemen pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran
khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka diajukan rumusan masalah
dalam penelitian sebagai berikut : Apakah implementasi supervisi akademik
model Ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru
khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bidang studi bahasa
Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis
manajemen pendidikan dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa
Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan?.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian implementasi supervisi akademik model Ilmiah berbasis
manajemen pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa
Indonesia pada SMP Negeri di Kota Medan diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain:
1. Secara teoretis,
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori, khususnya teori tentang kinerja, dan teori supervisi.
b. Memperkaya pengetahuan tentang penerapan pentingnya supervisi
akademik ilmiah berbasis manajemen pendidikan dalam meningkatkan
2. Secara praktis,
a. Bagi Kepala dinas pendidikan, sebagai informasi untuk menentukan
kebijakan dalam peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik
model ilmiah berbasis manajemen
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat membantu guru
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas melalui supervisi akademik model ilmiah berbasis
manajemen
c. Bagi guru, sebagai upaya mengetahui langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya melalui supervisi akademik
model ilmiah berbasis manajemen pendidikan.
d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah yang berlokasi di Kotamadya Medan, Sekolah yang menjadi tempat penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan adalah SMP Negeri 11 Medan, SMP Negeri 17 Medan dan SMP Negeri 42 Medan.
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Persentase nilai kinerja yang ditunjukkan pada setiap tahap mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari hasil penilaian dari ketiga penilai dimana pada tahap pra siklus nilai persentase yang diperoleh hanya sebesar 50.73 %, pada tahap siklus I mengalami peningkatan menjadi 72,85% namun nilai kinerja yang diharapkan belum mencapai nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, sehingga dilanjutkan pada tahap siklus II menunjukkan peningkatan mencapai 87,81%. Artinya setelah pelaksanaan dua siklus, persentase nilai kinerja guru mencapai di atas 80%, sehingga supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dinyatakan sudah tuntas.
B.Implikasi
Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, diantaranya :
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan melalui langkah konkrit dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen oleh supervisor dengan cara membina/melatih guru sesuai kebutuhan dilapangan dengan tehnik observasi kelas secara bersistim yang dilakukan secara teratur atau berurutan.
2. Penerapan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan menekankan pada hubungan kerja yang saling percaya dan bekerja sama antara kepala sekolah, pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk disupervisi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran dikelas membutuhkan bantuan atau arahan dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas untuk membantu dan memberi pengaruh dan perbaikan sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dan peningkatan kinerja guru dapat tercapai.
3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.
C.Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Pendidikan Kotamadya Medan diharapkan memperhatikan kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka mampu memberikan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan sebagai salah satu bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan dapat meningkat dengan baik.
2. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan supervisi akademik model ilmiah berbasis manajemen pendidikan dan supervisi model lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.
3. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus supervisor sekolah bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan supervisi kepada guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat memperbaiki cara mengajar mereka ke arah yang lebih baik lagi. 4. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan
Daftar Pustaka
Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan Tinjaauan Teori dan Praktek, Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
AKSI, 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Sumedang: Alqaprint Jatinagor.
Ambarita, Binner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan, Bandung:
Alfabeta.
_____, 2010. Manajemen Dalam Gamitan Pendidikan. Medan : USU Press
Amstrong, Michael dan Angela Baron,1989. Performance Management, London:
Instite of Personal and Development
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi, Jakarta: Rieneka Cipta.
Atmodiwiryo, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :
Arzaziyah Jaya.
Burhanuddin, 1994. Analisis administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta:Balai
Pustaka Depdiknas. 2005
______. 2014. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai
Pustaka
Dinarzad. 2014.”Implementasi Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan”.Tesis. Medan:Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Glickman, D. Carl. 2002. Supervision of Instruction.Boston : Allyn Bacon
Hadari, Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Industri, Yogyakarta:Gadjah Mada University, Press.
Imron, Ali.2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara
Masaong, Kadim. 2013. Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas
Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2012. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas Sekolah. Jakarta: Binamitra Publishing.
Panjaitan, Tauhaposan. 2012. Pengaruh Supervisi Akademik Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Guru(Studi Kasus Pada Smp Negeri Kecamatan Percut Sei Tuan). Tesis. Medan : Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta:Rineka Cipta
PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan
Departeman Pendidikan Nasional
Prasojo, L.D, & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava.
Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi Teori,
Konsep dan korelatnya. Yogyakarta: LaksBang
Purba, Jentina. 2013.”Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis.
Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
---, 2012, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung :Alfabeta
Sahertian Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan SDM, Jakarta : Rineka cipta
---, 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.
---, 2008. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Sergiovanni, T.J. 1987. The Principalsship, A Reflective Practice Perspective.
Slavin, Robert.E. 2004. Cooperative Learning. Bandung : Nusa media.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
SuharSaputra,Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan, Bandung:Refika Aditama.
Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa
Suparlan. 2013. Manjemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai Praktik.. Jakarta:
Bumi Aksara.
Suratman, Maman.2012. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah. (OnLine),
(http://msuratman.wordpress.com/2012/03/10/supervisi-akademik-oleh- kepala-sekolah/Di akses 12 april 2015).
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.