BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu
cara untuk mencapai keadaan tersebut. Selain memberikan dampak positif, adanya
pembangunan ekonomi juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh
berbagai masalah. Adanya krisis ekonomi sebagai akibat dari perkembangan
pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun menyebabkan timbulnya masalah
baru yaitu tenaga kerja dan kesempatan kerja.
Berbeda dengan sektor industri yang terpuruk akibat adanya krisis
ekonomi, sektor informal justru mampu bertahan. Salah satu contoh sektor
perekonomian di bidang informal adalah warung tradisional atau biasa disebut
warung rumah tangga atau warung tradisional. Selain mudah untuk mendirikan
sebuah warung tradisional dengan modal yang tidak besar, bidang informal ini
berpotensi untuk menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan
secara langsung. Usaha tradisional secara umum merupakan bisnis keluarga yang
tidak menutup kemungkinan dapat juga menyerap tenaga kerja. Sebelum adanya
minimarket, warung tradisional sangat diandalkan para konsumen untuk
memenuhi kebutuhan. Seiiring berkembangnya jaman, warung tradisional
semakin lama semakin mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena munculnya
Menurut Bob Foster (2008: 35) :
Industri ritel modern telah berkembang pada tahun 1964 yang ditandai dengan berdirinya Sarinah department store. Bisnis ini mulai menampakkan pertumbuhannya dari tahun 1970-1977 dengan adanya perubahan jenis misalnya supermarket, department store dan sebagainya, yang dirintis oleh Gelael dan Hero supermarket kemudian diikuti oleh perkembangan dan berdirinya supermarket lainnya. Dalam perkembangannya, pusat perbelanjaan semakin modern yang ditandai dengan penampilan bentuk fisik yang lebih mewah dan fasilitas yang lebih canggih dibandingkan dengan pasar tradisional. Fasilitas atau sarana yang disediakan minimal tersedia AC sehingga konsumen mendapatkan kenyamanan berbelanja. Konsep berbelanja dengan nyaman merupakan faktor utama yang ditawarkan pasar modern saat ini.
Salah satu ritel modern yang mengalami pertumbuhan cukup pesat di
Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba atau franchise.
Tahun 2003 pertumbuhan gerai mini market mencapai 254,8 persen, dari 2.058
gerai menjadi 7.301 pada tahun 2008 (Asep Si Susana, 2008: 64), sementara
jumlah pasar tradisional dalam kurun waktu yang singkat cenderung menurun.
Tumbuhnya minimarket ke wilayah pemukiman, berdampak negatif bagi warung
tradisional yang telah ada di wilayah tersebut. Banyak pemilik warung tradisional
kehilangan pelanggan yang dapat mengurangi omset penjualan. Keberadaan
minimarket yang terdapat di mana-mana khususnya di Kota Salatiga merupakan
fakta bahwa pasar modern mulai mengacam warung tradisional.
Terlihat warung tradisional penuh dengan barang dagangan sebelum
munculnya minimarket, namun setelah munculnya minimarket barang dagangan
yang dijual mulai berkurang. Barang yang terjual rata-rata hanya rokok, kopi, dan
makanan ringan. Keberadaan minimarket yang jaraknya sangat berdekatan tentu
akan memunculkan persaingan dan monopoli di wilayah tersebut. Minimarket
konsumen pindah ke minimarket tersebut dengan kualitas pelayanan yang lebih
baik dari warung tradisional. Tetapi dibalik dampak negatif yang terjadi pada
warung tradisional dengan munculnya minimarket, minimarket sendiri menjadi
dampak positif untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka banyak
kesempatan kerja. Persebaran minimarket hampir merata diseluruh Kota di
Salatiga. Hampir disetiap kecamatan muncul minimarket-minimarket yang
jumlahnya semakin banyak. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Salatiga tercatat ada 29 minimarket yang muncul di Kota Salatiga dari tahun 2011
hingga 2014.
Berikut adalah jumlah warung kelontong dan jumlah minimarket yang ada
[image:3.595.100.517.208.621.2]di Kecamatan Tingkir Salatiga.
Tabel 1.1
Jumlah Warung Tradisional dan Minimarket di Kecamatan Tingkir Salatiga Tahun Jumlah Warung Tradisional Jumlah Minimarket
2011 198 9
2012 186 20
2013 157 24
2014 151 29
Jumlah warung tradisional di Kelurahan Gendongan Salatiga adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Warung Tradisional dan Minimarket di Kelurahan Gendongan Salatiga
Tahun Jumlah Warung Tradisional Jumlah Minimarket
2011 39 0
2012 34 0
2013 30 1
2014 27 2
Sumber: http://salatigakota.bps.go.id/, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga (2014)
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “DAMPAK TURUNNYA
PENJUALAN DAN KEUNTUNGAN WARUNG TRADISIONAL AKIBAT
MUNCULNYA MINIMARKET DI KELURAHAN GENDONGAN SALATIGA”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana dampak munculnya minimarket terhadap keberadaan
warung tradisional?
2. Apakah munculnya minimarket mengakibatkan penurunan penjualan
dan keuntungan warung tradisional?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk:
1. Menganalisis dampak munculnya minimarket terhadap keberadaan
2. Mengidentifikasi dan mendiskripsikan faktor yang berdampak pada
turunnya penjualan dan keuntungan warung tradisional yang diduga
karena perbedaan harga, kenyamanan dan ketersediaan barang-barang
yang di beli karena munculnya minimarket.
1.4 Signifikansi Penelitian
Adanya penelitian ini maka diharapkan berguna antara lain :
1. Signifikansi Teoritis
Penilitian ini diharapkan menguji pendapat Arifin Sitio (2001: 78),
menyatakan bahwa:
“Perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba diatas rata-rata laba normal. Keuntungan yang tinggi merupakan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan outputnya dalam jangka panjang. Sebaliknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien. Keuntungan yang diperoleh seorang pemilik usaha setiap hari, minggu, bulan bahkan tahun selalu mengalami perubahan. Perubahan pada keuntungan tersebut bisa perubahan keuntungan yang meningkat atau perubahan keuntungan yang menurun.”
2. Signifikansi Praktis
a. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai pengaruh munculnya pasar modern (minimarket) terhadap
pasar tradisional.
b. Bagi peneliti lain, bahwa penelitian ini dapat di gunakan untuk
menambah pengetahuan dan untuk meneliti lebih lanjut dengan
c. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan
ilmu pengetahuan.
d. Bagi pemerintah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan kebijakan atau ijin pendirian
minimarket-minimarket yang baru.
e. Bagi warung kelontong, menggugah pemilik warung kelontong untuk
memiliki pandangan yang kritis terhadap proses pembangunan di