16
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau
Research and Development (R&D), penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014: 297). Produk yang
dihasilkan dalam penelitian ini berupa papan kartun bilangan pada materi
penjumlahan bilangan bulat untuk siswa SD kelas IV. Model untuk
menghasilkan papan kartun bilangan bulat ini adalah model ADDIE.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri Kutowinangun
3 Salatiga, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV. Subjek dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu siswa di kelas IV yang sudah
menggunakan Papan Kartun Bilangan dan kelas IV yang tidak
menggunakannya. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 pada
semester 2.
B. Langkah Penelitian
Penelitian ini menggunakan model ADDIE (analysis, desain, development, implementation and evaluation) yang menggambarkan langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan produk
tertentu. Model ADDIE dirancang untuk memperlihatkan tahapan-tahapan
dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari
(Benny, 2009: 125).
1. Tahap Analisis (Analyze)
Tahap ini merupakan tahap analisis untuk menganalisis siswa
secara umum seperti usia, gender, dan gaya belajar dari siswa atau
subjek penelitian. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap gaya
pelaksanaan tahap selanjutnya sehingga pengembangan papan kartun
bilangan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Rusman (2012: 110) berpendapat bahwa terdapat tiga macam
gaya belajar yang harus dicermati guru yaitu gaya belajar visual,
auditif dan kinestetik.
a. Analisis kebutuhan
Masalah yang sering muncul siswa belum paham tentang
konsep penjumlahan bilangan bulat, ketika diberikan
pembelajaran dengan menggunakan garis bilangan seperti yang
biasa diterangkan guru sebagian besar siswa merasa bingung,
maka dibutuhkan media papan kartun bilangan dengan harapan
menjadi media yang lebih menarik dan lebih mudah dipahami
siswa.
Alasan membuat papan kartun bilangan dikarenakan siswa
kelas 4 SD cenderung masih suka bermain dan melihat
gambar-gambar yang menarik bagi mereka, papan kartun bilangan ini
dibuat untuk belajar dengan bermain dan disajikan dengan
gambar-gambar kartun agar siswa lebih senang belajar
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan papan kartun
bilangan.
b. Analisis kinerja
Masalah yang sering muncul siswa belum paham tentang
konsep penjumlahan bilangan bulat, ketika diberikan
pembelajaran dengan menggunakan garis bilangan seperti yang
biasa di terangkan guru sebagian besar siswa merasa bingung.
2. Tahap Desain(Design)
Tahap kedua dalam model ADDIE ini merupakan inti dari
langkah analisis, yaitu tahap desain. Desain dari isi papan kartun
bilangan yaitu pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan
lebih jelas tentang konsep penjumlahaan dan pengurangan bilangan
bulat.
Penggunaan papan kartun bilangan ini dapat dilakukan siswa
sendiri, wasit/guru mengacak soal yang akan diberikan. Siswa
bermain dengan menggunakan peraturan papan kartun bilangan yang
sudah tertulis di papan kartun bilangan.
Cara pembuatan papan kartun bilangan dengan menggunakan
MMT yang bergambar bilangan bulat positif dan bilangan bulat
negatif yang melingkar dan dilengkapi gambar kartun-kartun yang
menarik bagi siswa, desain papan kartun bilangan ini menggunakan
aplikasi Corel Draw X7, menggunakan Corel Draw X7 ini dapat
mempermudah untuk merancang papan kartun bilangan.
3. Tahap Pengembangan(Development)
Tahap ketiga merupakan tahap untuk memproduksi alat dan
bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tahap
ketiga ini meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi
bahan ajar atau mediauntuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan (Benny, 2009:132). Papan kartun bilangan ini dibuat
dengan menggunakan papan berlapis MMT dengan dihias
menggunakan gambar kartun yang menarik untuk siswa kelas IV SD
agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
memperhatikan.
4. Tahap Implementasi(Implementation)
Tahap keempat ini adalah tahap untuk melaksanakan program
pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program
pembelajaran (Benny, 2009: 134). Tujuan utama dari tahap ini adalah
membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau
kompetensi, menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi, dan
memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan. Melalui tahap ini akan diperoleh masukan atau saran dari
responden atau subjek atau pengguna media yang dikembangkan
kemudian masukan atau saran tersebut menjadi bahan untuk evaluasi.
5. Tahap Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang
dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran.
Evaluasi dilaksanakan dalam dua hal yaitu menilai prestasi siswa dan
mengevaluasi strategi, teknologi dan media. Proses menilai prestasi
siswa yang menjadi perhatian adalah siswa telah belajar apa yang
seharusnya mereka pelajari dan kemampuan yang ada pada standar
dan tujuan sudah dikuasai siswa. Evaluasi juga meliputi penilaian
strategi, teknologi dan media untuk menilai strategi sudah efektif atau
masih membutuhkan peningkatan. Menentukan strategi tersebut, harus
melalui tiga tahap dalam uji coba produk yaitu:
a. Expert Judgement
Expert judgement atau uji ahli, dilakukan dengan responden ahli media atau dosen pembimbing. Kegiatan ini
dilakuan untuk mereview produk awal dan memberikan
masukan untuk perbaikan dengan menggunakan angket
penilaian validasi. Lembar penilaian validasi digunakan untuk
mengetahui kualitas awal papan kartun bilangan. Hasil dari
lembar penilaian validasi kemudian dianalisis dan hasil analisis
baik berupa kekurangan maupun kelebihan diaplikasikan
menjadi landasan dalam revisi aplikasi yang pertama.
b. Uji Kelompok Kecil
Uji kelompok kecil dilakukan dengan responden
kelompok kecil yaitu beberapa mahasiswa Pendidikan
Matematika sebagai pengguna produk. Kegiatan ini untuk
masukan dan untuk perbaikan dengan menggunakan angket
penilaian validasi. Hasil dari lembar penilaian validasi kemudian
dianalisis dan hasil analisis baik berupa kekurangan maupun
kelebihan menjadi landasan dalam revisi aplikasi yang kedua.
c. Uji Lapangan
Uji lapangan merupakan uji coba di sekolah dengan siswa
dan guru matematika sebagai responden. Setelah melalui dua
tahap uji coba dan dua tahap revisi papan kartun bilangan
diterapkan di lapangan. Siswa diberikan pelajaran dengan alat
peraga papan kartun bilang dari guru. Alat peraga ini digunakan
sebagai suplemen tambahan yang artinya guru mengajar di kelas
menggunakan alat peraga tersebut sebagai sarana belajar.
Setelah siswa menggunakan alat peraga permainan bilangan
bulat siswa diberikan lembar penilaian angket pendapat siswa.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
uji pakar, tes dan nontes. Uji pakar dalam penelitian ini adalah uji pakar
materi dan uji pakar media. Uji pakar dilakukan untuk menilai kevalidan
papan kartun bilangan. Kemudian untuk menilai keefektifan papan kartun
bilangan digunakan teknik tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes
tertulis yang berbentuk isian. Sebelum dilaksanakan tes tertulis, instrument
soal terlebih dahulu diuji kepada ahli (expert judgement) sedangkan teknik nontes yang digunakan adalah wawancara, angket, dan observasi.
Wawancara dilakukan untuk melihat bagaimana tanggapan guru terhadap
proses pembelajaran matematika dan penggunaan media dalam kelas.
Angket dibagikan kepada siswa dan guru setelah impelementasi papan
kartun bilangan untuk mengetahui kualitas papan kartun bilangan yang
guru dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan papan kartun
bilangan yang telah dikembangkan.
2. Instrumen Pengumpulan Data a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
tanggapan guru pada pembelajaran matematika di kelas IV dengan
menggunakan KTSP serta tanggapannya tentang media pembelajaran yang
dapat membantu proses pembelajaran matematika. Hasil wawancara ini
dilakukan sebagai acuan dalam penyusunan draft produk awal dalam
pembuatan media pembelajaran berupa papan kartun bilangan. Pedoman
wawancaranya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Pedoman Wawancara Pembelajaran Matematika KTSP
Indikator Pertanyaan
Pembelajaran Matematika
KTSP
Bagaimana pendapat bpk tentang pembelajaran matematika di kelas IV yang menggunakan KTSP?
Apakah siswa tertarik dan berantusias saat mengiuti pembelajaran matematika?
Dalam pembelajaran matematika, apakah ibu sudah sering menggunakan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaranya?
Dalam media pembelajaran yang ibu gunakan sudah efektif untuk materi tersebut?
Apakah ibu pernah mengembangkan sendiri media pembelajaran matematika bu? Misalnya seperti apa?
Berapakah KKM untuk mata pelajaran matematika di kelas IV? Berapa jumlah siswa yang nilainya masih di bawah KKM mata pelajaran Matematika?
b. Validasi Pakar
Lembar validasi digunakan untuk uji pakar media, dan uji pakar materi. Lembar validasi diisi oleh ahli (expert judgement). Lembar validasi dilakukan untuk memvalidasi draft produk awal dan untuk menguji kelayakan dari papan kartun bilangan sebelum diujicobakan di dalam kelas penelitian.
1) Lembar Validasi Pakar Materi
Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Validasi Pakar Materi
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Kesesuaian materi dengan isi materi
No. Indikator 1 2 3 4 5 3. Menambah minat siswa
4. Kemudahan mempelajari materi
5. Kemudahan akses bahan ajar Papan Kartun Bilangan
6. Kemudahan pemanfaatan bahan ajar operasi bilangan bulat yang disediakan dalam Papan Kartun Bilangan
7. Kebermanfaatan bahan ajar Papan Kartun Bilangan dalam mempermudah pemahaman konsep
8 Kemudahan memahami materi dengan prosedur penggunaan alat peraga
9 Efisiensi alat peraga untuk mencapai tujuan pelajaran
10 Manfaat alat peraga untuk penguasaan konsep materi bagi siswa
Dilihat dari tabel di atas, maka ada 10 butik aspek yang
dinilai. Kriteria penilaian uji pakar materi yang dikembangkan
disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Kriteria Uji Pakar Materi
Skor Kriteria
41-50 31-40 21-30 11-20 <10
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
a. Lembar Validasi Pakar Media
Lembar validitas dari pakar media digunakan untuk
validasi draft produk awal yang telah dibuat sehingga layak untuk uji coba terbatas. Kisi–kisi lembar validasi pakar media
pada tabel berikut.
Tabel 4
Kisi-kisi Lembar Validasi Pakar Media
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Kesesuaian media pembelajaran dengan materi yang diajarkan
2. Kesesuaian media pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan 3. Kelengkapan media pembelajaran
No. Indikator 1 2 3 4 5 4. Keruntutan media yang digunakan
dalam pembelajaran
5. Kemudahan pemanfaatan media dalam pembelajaran
6. Kemampuan media mempermudah pemahaman materi pembelajaran bagi siswa
Dilihat dari tabel di atas, maka ada 6 butik aspek yang
dinilai. Kriteria penilaian uji pakar media yang dikembangkan
disajikan pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5
Kriteria uji pakar media
Skor Kriteria
25-30 19-24 13-18 7-12
<6
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
b. Lembar Angket / Respon Guru
Selain dilakukan uji pakar materi dan media. Maka
dilakukan pengumpulan data menggunakan angket untuk
mengetahui respon dari guru dan siswa setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa
multimedia interaktif. Angket respon guru pada media
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Kisi-kisi Angket Respon Guru
No Indikator
1 Kesesuaian Media papan kartun bilangan dengan indikator pembelajaran.
2 Kesesuaian Media papan kartun bilangan dengan tujuan pembelajaran.
3 Kesesuaian Media papan kartun bilangan dengan konsep materi yang diajarkan.
4 Media papan kartun bilangan membantu siswa memperoleh pengalaman belajar yang baik.
5 Pembelajaran menggunakan media membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran.
No Indikator
7 Pembelajaran menggunakan media dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
d. Lembar Angket / Respon siswa
Lembar respon siswa digunakan untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat belajar dengan media ini dan bagaimana
respons siswa terhadap media ini. Berdasarkan lembar pendapat
siswa yang berisi kalimat terbuka dapat diperoleh respons siswa
yang merupakan subjek penelitian ini. Kisi-kisi lembar penilaian
pendapat siswa tercantum dalam Tabel 7.
Tabel 7
Kisi-kisi angket Respon Siswa
No. Indikator
1 Permainan papan kartun bilangan ini membuatku tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika.
2 Permainan papan kartun bilangan ini lebih mudah untuk memahami materi operasi bilangan bulat.
3 Media pelajaran di dalam permaian papan kartun bilangan membuatku lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru.
4 Peraturan permainan di dalam papan kartun bilangan ini mudah dipahami.
5 Media pembelajaran papan kartun bilangan menarik.
e. Lembar Observasi Pembelajaran
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana guru
dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran papan kartun bilangan yang dikembangkan. Kisi-kisi
untuk melakukan observasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8
Pedoman Observasi Guru Ketika Pembelajaran
No Indikator
Pendahuluan
1 Perlengkapan dan kesesuaian media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan Awal
2 Ramah tamah dengan guru (salam, presensi)
No Indikator 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
5 Guru memperkenalkan materi yang disampaikan melalui buku petunjuk penggunaan media papan kartun bilangan
6 Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang materi melalui pertanyaan
7 Guru membuat peserta didik dalam kelompok.
8 Guru memberi tugas untuk setiap kelompok.
9 Guru memberikan kesempatan bagi setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Kegiatan Penutup
10 Guru mengajak siswa melakukan refleksi pembelajaran.
11 Guru melakukan serangkaian evaluasi pembelajaran dengan tanya jawab dan test kecil.
12 Guru meminta siswa mengisi angket respon siswa.
13 Guru mengelola waktu pembelajaran secara efisien.
1. Soal Pretest dan Posttest
Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. Soal pretest dan
posttest digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan alat peraga papan kartun bilangan. Soal yang digunakan adalah soal isian yang disesuaikan dengan kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran. Kisi-kisi soal pretest dan posttest
terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9
Kisi-Kisi Soal Prettest
Kompetensi Dasar Indikator Jenis Soal Nomor
Lambang bilangan dan bilangan bulat
Mengurutkan bilangan dari
nilai kecil sampai nilai besar Isian 1,2,3,4,5
Menentukan lambang
Tabel 10
Kisi-Kisi Soal Posttest
Kompetensi Dasar Indikator Jenis Soal Nomor
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Menjumlahkan bilangan
bulat positif angka rendah Isian 1,3
Menjumlahkan bilangan
bulat positif angka tinggi Isian 2,5
Mengurangkan bilangan
bulat positif angka rendah Isian 4
Mengurangkan bilangan
bulat positif angka tinggi Isian 6
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan negatif angka
rendah
Isian 7
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan negatif angka
tinggi
Isian 9
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan
bilangan negatf Angka rendah
Isian 8
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan
bilangan negatf Angka tinggi
Isian 10
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Soal Pretest dan Posttest
Uji validasi soal dilakukan untuk mengetahui tingkat validasi dari setiap
soal yang dibuat. Uji validasi soal dilakukan oleh ahli (expert judgement) dengan melihat kompetensi dasar dan indikator yang digunakan sebagai
acuan. Apakah soal pretest dan posttest sudah sesuai dengan kompetensi
dasar dan indikatornya atau belum. Validasi soal dilakukan oleh guru SD
Kuthowinangun Negeri Salatiga 03 yaitu Bapak Sutopo, S.Pd
2. Analisis Angket Respon Guru dan Respon Siswa
Analisis data angket dilakukan dengan cara mengkonversi data
berdasarkan pada skala Likert yang penilaiannya dimulai dari 1 sampai 5 (1
dinyatakan sangat tidak setuju dan 5 dinyatakan sangat setuju). Data skala 5
digunakan untuk mengkonversi data kuantitatif ke data kualitatif. Jawaban
setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai penilaian dari
sangat positif sampai sangat negatif, begitu juga sebaliknya. Pedoman untuk
mengkonversi data kuantitatif ke data kualitatif dilakukan berdasarkan
pendapat dari Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko (2012:123). Pedoman
konversi tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11
Pedoman Konversi Data Kuantitatif Skala 5 ke Data Kualitatif Jumlah Skor
Pernyataan
Rerata Skor Klasifikasi
Kinerja (n + 4i) < x ≤ (n +5i) (n + 4i) x Sangat Baik (n + 3i) < x ≤ (n +4i) (n + 3i) x Baik (n + 2i) < x ≤ (n +3i) (n + 2i) x Kurang Baik (n + i) < x ≤ (n +2i) (n + i) x Tidak Baik n ≤ x ≤ (n + i) n ≤ x ≤ Sangat Tidak Baik
3. Analisis Data Validasi Alat peraga dan Lembar Kepraktisan
Data yang diperoleh melalui lembar validasi ahli dan lembar
kepraktisan oleh responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jenis data yang diambil berupa data kuantitatif selanjutnya
diubah menjadi data kualitatif dengan ketentuan pada Tabel 12.
Tabel 12
Aturan Pemberian Skala
Skala Penilaian Keterangan
1 Tidak valid
2 Kurang valid
3 Cukup valid
4 Valid
5 Sangat valid
b. Setelah data terkumpul kemudian menghitung rata-rata skor dari
Keterangan:
I : nilai rata-rata untuk setiap indicator
v : data nilai validator untuk setiap indicator
N : jumlah validator
c. Menentukan rerata nilai untuk semua aspek dengan rumus
Keterangan:
I : nilai rata-rata untuk setiap indicator
A : rerata nilai untuk setiap aspek
M : jumlah indikator setiap aspek
d. Menentukan nilai rerata total dari rerata nilai untuk semua aspek
dengan rumus
Keterangan:
A : rerata nilai untuk setiap aspek
V : nilai rerata total untuk semua aspek
n : banyaknya aspek
e. Hasil yang diperoleh kemudian ditulis pada kolom yang tersedia
dan selanjutnya nilai V dirujuk pada interval penentuan tingkat
kevalidan alat peraga papan kartun bilangan sebagai berikut
pada Tabel 13.
Tabel 13
Kategori Persentase Penilaian Validasi Media
No Rentang Skor (x) kuantitatif Kategori Kualitatif
1 1 ≤ V < 2 tidak valid
2 2 ≤ V < 3 kurang valid
3 3 ≤ V < 4 cukup valid
4 4 ≤ V < 5 Valid
5 V = 5 sangat valid
Hasil persentase penilaian kepraktisan alat peraga dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14
Kategori Persentase Penilaian Kepraktisan Alat Peraga
No Rentang Skor (i) kuantitatif Kategori Kualitatif
1 1 ≤ V < 2 Sangat rendah
2 2 ≤ V < 3 Rendah
3 3 ≤ V < 4 Sedang
4 4 ≤ V < 5 Tinggi
5 V = 5 Sangat tinggi
*V= nilai rerata total untuk semua aspek
4. Keefektifan Alat Peraga Papan Kartun Bilangan
Keefektifan alat peraga papan kartun bilangan ditentukan berdasarkan
hasil belajar posttest serta berdasarkan hasil lembar pendapat siswa. Data hasil belajar posttest siswa yang telah terkumpul kemudian dianalisis signifikansi peningkatannya dari nilai pretest yang dihitung dengan rumus N-Gain berikut.
Keefektifan alat peraga
Klasifikasi kategori G terdapat pada Tabel 15.
Tabel 15
Klasifikasi Kategori N-Gain
Skor N-Gain Kategori
Peningkatan Tinggi
3 Peningkatan Sedang
3 Peningkatan Rendah
5. Analisis Data Soal Posttest
Sebelum instrumen digunakan untuk memperoleh data penelitian
instrumen, maka instrumen yang berupa soal tes akan diujicobakan terlebih
dahulu untuk memastikan instrumen tersebut valid dan reliabel untuk
a. Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2012: 363). Instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan
validitas ahli dengan tiga validator.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan (Sugiyono, 2012:364). Instrumen
yang dapat dipercaya, yang sudah reliabel akan menghasilkan
data yang reliabel dan dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas
suatu instrumen dapat menggunakan rumus berikut.
[ ] [ ]
Keterangan :
= reliabilitas instrumen = banyak soal
= jumlah varians butir
= varians total
6. Analisis Perbedaan Hasil Pretest dan Posttest
Hasil pretest dan posttest siswa dilakukan dengan cara menguji t sampel berpasangan (Paired-Samples T Test) karena data yang diuji berasal dari dua sampel dengan subjek yang sama, tetapi mengalami dua perlakukan
atau pengukuran yang berbeda. Sebelum kita melakukan uji t sampel
berpasangan, maka kita harus melakukan uji normalitas. Jika datanya
terbukti berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji t sampel
berpasangan (Paired-Samples T Test). Namun jika datanya berdistribusi tidak normal, maka uji yang dilakukan adalah uji nonparametris yaitu