• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA RHYTHM DAN MELODY INSTRUMEN KULCAPI DALAM UPACARA RTUAL ERPANGIR KU LAU PADA MASYARAKAT KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA RHYTHM DAN MELODY INSTRUMEN KULCAPI DALAM UPACARA RTUAL ERPANGIR KU LAU PADA MASYARAKAT KARO."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Adenansius Nainggolan, NIM 081222510035, Analisa Rhythm dan Melody Instrumen Kulcapi dalam Upacara Rtual Erpangir Ku Lau pada masyarakat Karo, Jurusan Sendratasik, Progrm Studi Pendidkan Seni Musik, UNIMED.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan kucapi, bentuk Rhythm dan Melody instrumen kulcapi dalam Upacara Ritual Erpangir Ku Lau pada Masyarakat Karo.

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat kerja laboratorium, menulis atau mencatat semua melodi instrumen kulcapi dalam upacara Ritual Erpangir Ku Lau kemudian menganalisisnya dengan metodologi musik Barat dan Tradisional

(2)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kepada TUHAN YESUS KRISTUS, karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga dalam bentuk skripsi. Penelitian ini berjudul, “Analisa Rhythm dan Melodi Instrumen Kulcapi dalam Upacara Ritual Erpangir Ku Lau pada Masyarakat Karo”. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik dan atas Berkat Anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Di sini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni. 3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS

Universitas Negeri Medan serta selaku Pembimbing I yang selalu sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan, serta selaku Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan rendah hati.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang telah banyak memberikan sumbangan ilmunya selama perkuliahan.

6. Bapak Pulumun Ginting, M.Sn selaku Dosen Program Studi Seni Musik Jurusan Sendratasik Unimed yang dengan senang hati memberikan arahan, bimbingan dengan rendah hati dan penuh semangat. Bujur Ma..!! Dibata Simasu-masu.

7. Bapak Sastra Pinem selaku Kepala Desa Kuta Buluh

8. Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya tercinta Bincar Nainggolan dan Sarianna br Ginting, terima kasih untuk Doa, kesabaran, kesetiaan, perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga sampai kepada skripsi. Kugejapken kel keleng atendu ras latihndu e Nande, Bapaku, totondu singarak-ngarak aku. Lit nge pagi malemna, Dibata simasu-masu.

9. Buat Abangku Gabriel Nainggolan, dan adikku Donelta Nainggolan, Risdo Nainggolan, terima kasih untuk Doa dan semangatnya. Jadilah anak yang membanggakan. Aku sayang kalian..!!

10. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Jabal Sembiring, Bapak Sorensen Tarigan, yang membantu serta melengkapi referensi yang saya butuhkan. 11. Teman – teman Stambuk 08, untuk semua semangat, doa dan dukungan dari

(3)

12. Sahabat – sahabatku Adenansius Nainggolan, Andre Girsang, Teger P. Bangun, Modalta Barus, Ferydikson Sianturi, Dian P. Bangun, Cinthya Br. Sitepu, Viva A. Br. Sitepu, Minegia Lola S. Br. Tarigan, Ezma M. Br. Bangun, Dian Angel Br. Sitorus, Thiodora Br. Sinaga, sebagai teman yang luar biasa dan terbaik, terima kasih untuk Doa, semangat dan juga masukannya. Mejuah – juah..!! Dibata Simasu – Masu.

13. Buat Rimenda Sinulimgga terima kasih untuk dukungan dan selalu mendoakan, menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Thank’s Jin. 14. Buat mama Juriyanto Tarigan terimakasih untuk dukungan, tuhu melala kel

penampatndu ras pelajaren siberekenndu, Dibata lah simasu-masu pendahinndu.

15. Buat temanku Niko Barus, Egi Barus, Tia Barus, Lili Pinem, Erika Napitupulu, Mona, Nael Ginting, terimakasih untuk dukungan dan selalu mendoakan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kassih kepada semua pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2013

(4)

iv DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teoritis ... 7

1. Pengertian Masyarakat Karo... ... 7

2. Pengertian Ritual ... 10

3. Pengertian Analisa ... 13

4. Pengertian Rhythm ... 15

5. Pengertian Melody ... 15

6. Pengertian Instrumen... .... 16

7. Pengertian Kulcapi ... 16

8. Pengertian Upacara dan Ritual ... 17

9. Pengertian Erpangir Ku Lau ... 19

B. Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 26

D. Metode Penelitian. ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Wawancara ... 28

2. Opservasi Lapangan ... 29

3. Dokumentasi ... 30

4. Studi Pustaka ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 33

(5)

v

B.Bentuk Nada ... 35

C. Partitur... ... 38

1. Mari-mari... ... 40

1.1. Bentuk.. ... 41

1.2. Variasi Melodi... ... 41

1.3. Variasi Irama... ... 41

2. Odak-odak... ... 41

2.1. Bentuk ... 41

2.2. Variasi Melodi ... 42

2.3. Variasi Irama ... 42

3. Patam-patam ... 43

3.1. Bentuk ... 43

3.2. Variasi Melodi ... 43

3.3. Variasi Irama ... 44

4. Peselukken ... 45

4.1. Bentuk ... 45

4.2. Variasi Melodi ... 45

4.3. Variasi Irama ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

1

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Musik adalah salah satu ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Didalam musik terkandung nilai dan norma –norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya,baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas,baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Demikian juga yang terjadi pada musik dalam kebudayaan karo.

Dalam kehidupan suku karo, sepertinya musik tidak dapat dipisahkan baik dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam praktek adat dan budaya.Tanah karo yang merupakan daerah dataran tinggi yang subur dan memiliki dua gunung berapi yang masih aktif sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dan dalam prakteknya suku karo banyak memasukkan unsur seni musik sebagai bagian dari kehidupan agraris itu sendiri,misalnya nyanyian dalam memanggil angin ketika “ngangin page” yaitu memisahkan padi dari dari sisa batang ketika panen padi, ketika “ngeria” yaitu proses untuk mendapatkan air manis atau nira dari pehon enau dan asktifitas lainnya.

(9)

2

2

Wari Udan(memanggil hujan), ritual Nengget(buat pasasngan suami istri yang

tidak memiliki keturunan), ritual Motong Buk(memotong rambut anak yang baru lahir) dan masih banyak lagi. Dalam kegiatan adat sendiri musik juga mengambil peranan yang penting dalam suku karo, seperti misalnya dalam pesta adat pernikahan maupun kematian.

Dalam pengamatan sementara penulis, dari keseluruhan ritual – ritual yang dilakukan oleh orang karo, ritual Erpangir Ku Lausepertinya ritual yang dianggap paling besar, seperti yang diungkapkan oleh Junaidi Sinuhaji seorang seniman karo, hasil wawancara, 10 April 2013 mengatakan bahwa : ritual Erpangir Ku Lau sudah disebut sebuah pesta karena mengundang seluruh sanak saudara dan memakai jasa seorang Guru Si Baso, sebutan dukun dalam masyarakat karo. selain itu, dalam melaksanakan ritual Erpangir Ku Lau, harus melibatkan ansambel Gendang Telu Sendalanen, hal ini disebabkan karena Guru Si Baso hanya bisa trance ketika diiringi oleh ansambel Gendang telu sendalanen, Guru Si Baso harus mengalami trance terlebih dahulu, sehingga kita bisa meminta apa

yang kita inginkan.

Ritual Erpangir Ku Lau sampai saat ini masih di yakini masyarakat setempat sebagai sarana meminta kepada nenek moyang berbagai permintaan. Contohnya meminta kesehatan, mengusir roh jahat, dan meminta bantuan – bantuan lainnya. Erpangir artinya mandi, Ku Lau artinya ke sungai. Erpangir Ku Laumandi ke sungai. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa begitu

(10)

3

3

Dalam pengamatan penulis,Kulcapi merupakan salah satu alat musik tradisional karo dalam ansambel Telu sendalanen, terutama dalam ritual Erpangir Ku Lau.Dimana kulcapi berfungsi sebagai pembawa melodi. Sorensen Tarigan

seorang Penggual(pemain musik karo) dalam ungkapannya, untuk membuat Guru Sibaso menjadi trance ada empat jenis musik yang dimainkan oleh penggual

(yang memainkan musik) yaitu, (1) Mari – mari, (2) Odak – odak, (3) Patam – patam, (4) Peselukken. Keempat jenis musik ini memiliki pola irama, rhythm,

melodi, dan tempo yang berbeda – beda.Dalam teknik penggunaan kulcapi, kulcapi memiliki teknik yang berbeda dengan alat musik lainnya.Begitu juga dengan melodi yang dimainkan, sepertinya melodi yang dihasilkan instrumen kulcapi memiliki unsur tersendiri sehingga dapat mempengaruhi guru sibaso menjadi trance

Menurut fenomena – fenomena diatas, penulis merasa tertarik lebih mendalami dan selanjutnya bagaimana sebenarnya bentuk rhythm dan melodi instrumen kulcapi dalam pelaksanaan ritual Erpangir Ku Lau.

(11)

4

4 B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukanmenjadi terarah serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Dalam sebuah penelitian ilmiah , dalam sebuah penelllitian ilmiah , perlu adanya upaya untuk mempersempit atau memperkecil lingkup kajian agar sebuah kajian terlihat lebih fokus dengan analisis yang lebih mendalam sesuai dengan tujuan dari identifikasi masalah. Maka penelitian ini dapat di identifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Bagaimanapenggunaan kulcapi dalam ritual Erpangir Ku Lau. 2. Bagaimanabentuk rhythm yang dimainkandalam ritual Erpangir Ku

Lau.

3. Bagaimana bentuk melodi yang dimainkan dalam ritual Erpangir Ku Lau.

C. Pembatasan masalah

Mengingat luasnya cakupan permasalahan dalam topik yang diangkat penulis, maka untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan peneliti oleh karena itu peneliti mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah penulis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1990:36) yang menyatakan bahwa:

(12)

5

5

yang diperlukan dalan memecahkan masalah tenaga, waktu, ongkos dan sebagainya yang timbul dari rencana tertentu”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan penggunaan Kulcapi dalam ritual Erpangir Ku Lau. 2. Mendeskripsikan bentuk Rhythm yang dimainkan dalam ritual

Erpangir Ku Lau.

3. Mendeskripsikan bentuk Melodi yang dimainkan dalam ritual Erpangir Ku Lau.

D. Perumusasan masalah

Rumusan masalah merupakan merupakan suatu titik dari penelitian yang hendak dilakukan Menurut ( Maryeani : 2005 : 14 ) mengatakan bahwa :

“Rumusan masalah merupakan upaya untuk menentukan jawaban atas pertanyaan sebagai mana telah terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah adalah juga suatu jabaran atas fokus penelitian karena dalam prakteknya proses penelitian berfolus pula pada butir masalah yang telah dirumuskan”

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana penggunaan kulcapi serta bentuk rhythm dan melodi instumen Kulcapi Dalam ritual Erpangir Ku Laupada masyarakat karo”

E. Tujuan penelitian

(13)

6

6

penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penggunaan Kulcapi pada ritual Erpangir Ku Lau. 2. Untuk mengetahui bentuk rhythm kulcapi yang diamainkanpada ritual

Erpangir Ku Lau.

3. Untuk mengetahui bentuk melodi kulcapi yang dimainkan pada ritual Erpangir Ku Lau.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan sebagai bahan informasi kepada masyarakat Karo desa Tambunen mengenai ritual Erpangir Ku Lau.

2. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda untuk melestarikan musik tradisional daerahnya.

3. Sebagai bahan masukan bagi penulis dan pembaca dalam menambah pengetahuan tentang musik tradisi.

(14)

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

A.Kesimpulan

1. Hubungan kekrabatan yang paling mendasar pada Masyarakat Karo dikenal dengan Rakut Si Telu (ikatan yang tiga) yaitu Sukut, kalimbubu dan anak beruyang menjadei dasar dalam tutur pada masyarakat Karo.

2. Upacara Ritual Erpangir Ku Lau saat ini masih sering dilaksanakan oleh sebahagian dari masyarakat Karo yakni penganut kepercayaanpemena karena mereka meyakini dengan pelaksanaan upacara ritual Erpangir Ku Lau dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan yang terjadi. Seperti meminta kesehatan, meminta rejeki,, dan lain sebagainya.

3. Kulcapi mempunyai reportoar yang khusus serta punya peran yang sangat vital dalam mengiringi ritual Erpangir Ku Lau. Adapun reportoar tersebut adalah :mari-mari, odak-odak, patam-patam, dan peselukken. Pada reportoar peselukken lah Guru Si Baso menjadi trance. Pemberian nama khusus untuk pemain musik pada masyarakat Karo adalah Si Erjabaten

(15)

48

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagi berikut:

1.Ansambel Gendang Telu Sendalanen merupakan salah satu ansambel yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita yang harus tetap kita jaga dan tetap dipertahankan kedudukannya dalam kesenian musik tradisional Karo.

2.Ritual ErpangirKu Lau sebagai salah satu tradisi budaya Karo perlu mendapat perhatian dari dinas kebudayaan dan pariwisata, karena hal ini bisa saja membuat wisatawan lokal maupun mancanegara merasa tertarik untuk mengikutinya.

3. Dalam konteks perubahan baik dalam peran ansambel gendang Telu Sendalanen dalam kesenian tradisional Karo karena mulai diterimanya keyboard

(16)

49

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bangun, Roberto. 2006, Mengenal Suku Karo. Jakarta: Yayasan Pendidikan Bangun.

Barus,Mekawati ”Gendang Lima Sendalanen Pada Upacara Mbuah Page Kerja Tahun di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo”, 2006.

Debdikbud (2005:740). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta:Balai pustaka Debdikbud (2005:1163). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta:Balai pustaka Esdawara, Suwardi. 2006, Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka

widiatama

Ginting, Pdt. DR. E. P. (1999 : 38), mengenal suku Karo

Matius Ali, S.Sn.,M.Hum dalam buku Seni Musik SMA kelas XI (2006:46) Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Noveli,Cerah ”Penyajian Musik Tradisional Karo Pada Upacara Erpangir Ku lau di Desa Budaya Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo”, 2010.

Pulungan,Muhammad Rahmat ”Musik Tradisional Mandailing Pada Upacara Adat Horja Godang Di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung”, 2006.

Situmorang,Meliana Suyani ”Peranan Musik Tradisional Batak Toba Pada Pesta Sulang-Sulang Pahompu Di Desa Sabulan Kecamatan Sitio-Tio Samosir Sumatera Utara”, 2008.

(17)

50

Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Tarigan, Brevin 2011, Ansambel Gendang Lima Sendalanen pada masyarakat Karo: studi kasus pembawa trance pada ritual Erpangir Ku Lau dalam konteks sosio – Budaya di Lau Debuk-debuk Kecamatan Beras Tagi Kabupaten Karo.

Tarigan, Sarjani. 2010, Kepercayaan Orang Karo Tempoe Doeloe, Medan: Balai Adat Budaya Karo Indonesia.

Tarigan, Perikuten (2004) Pluralitas Musik Etnik Karo, tulisan ini berisi tentang letak Geografis suku Karo dan alat musik tradisional suku Karo.

(https://www.google.com/search?q=arti+ritem.html)

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html)

(http://www.erapasifik.asia/2012/04/definisi-instrumen.html)

(https://www.google.com/search?q=arti+melodi.html)

(18)

51

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi & Thamrin. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bangun, Roberto. 2006, Mengenal Suku Karo. Jakarta: Yayasan Pendidikan Bangun.

Barus,Mekawati ”Gendang Lima Sendalanen Pada Upacara Mbuah Page Kerja Tahun di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Tanah Karo”, 2006.

Debdikbud (2005:740). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta:Balai pustaka Debdikbud (2005:1163). Kamus Besar Bahasa indonesia. Jakarta:Balai pustaka Esdawara, Suwardi. 2006, Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka widiatama Ginting, Pdt. DR. E. P. (1999 : 38), mengenal suku Karo

Matius Ali, S.Sn.,M.Hum dalam buku Seni Musik SMA kelas XI (2006:46) Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Noveli,Cerah ”Penyajian Musik Tradisional Karo Pada Upacara Erpangir Ku lau di Desa Budaya Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo”, 2010.

Pulungan,Muhammad Rahmat ”Musik Tradisional Mandailing Pada Upacara Adat Horja Godang Di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung”, 2006.

Situmorang,Meliana Suyani ”Peranan Musik Tradisional Batak Toba Pada Pesta Sulang-Sulang Pahompu Di Desa Sabulan Kecamatan Sitio-Tio Samosir Sumatera Utara”, 2008.

Sitepu, Putra (2010) “Deskriptif penggabungan alat musik keyboard dengan gendang lima sendalanen dalam pesta ulang tahun Persadan karo mergana ras anak beruna di Cinta Damai Medan Helvetia”.

Subagyo, B. Andreas. 2001. Pengantar Riset Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Tarigan, Brevin 2011, Ansambel Gendang Lima Sendalanen pada masyarakat

(21)

Tarigan, Sarjani. 2010, Kepercayaan Orang Karo Tempoe Doeloe, Medan: Balai Adat Budaya Karo Indonesia.

Tarigan, Perikuten (2004) Pluralitas Musik Etnik Karo, tulisan ini berisi tentang letak Geografis suku Karo dan alat musik tradisional suku Karo.

(https://www.google.com/search?q=arti+ritem.html)

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html)

(http://www.erapasifik.asia/2012/04/definisi-instrumen.html)

(https://www.google.com/search?q=arti+melodi.html)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini mendapatkan 3 jenis gaya hidup yang terkait sebagai faktor resiko kanker payudara masih banyak penyintas kanker payudara yang melakukan, yaitu paparan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel assurance atau jaminan memiliki pengaruh positif akan tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada

Anda juga akan mudah mendeteksi gaya kerja orang lain, atau bahkan rekan atau.

Audit syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh institusi keuangan Islam tidak melanggar syariahatau

yang memberikan laporan atau kesaksian mengenai suatu dugaan tindak pidana kepada aparat penegak hukum dalam proses peradilan pidana. Siapa pun pada akhirnya dapat

Permulaan dari rasa bunyi, yang terungkap sebuah hasil pada suatu keutuhan yang d.ikatakan ungkap-. all j

Maharani Asri, yang terhubung antar agennya di setiap propinsi dengan menggunakan sistem database client server. Aplikasi ini dibangun karena penulis melihat layanan penjualan para

Dengan mengimplementasikan ajaran Ki Hajar Dewantoro dalam pembelajaran matematika, guru bisa menanamkan budaya asli Indonesia, membentuk menjadi manusia yang tangguh