• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh: Yusep Hadiansyah

1101075

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung)

Oleh

Yusep Hadiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yusep Hadiansyah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

YUSEP HADIANSYAH (1101075) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP NEGERI 14 BANDUNG)

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi awal bahwa peneliti menemukan adanya masalah pembelajaran di kelas VIID, yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa pada pemebelajaran PKn. Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan lima cara, yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, angket, dan catatan lapangan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung, menunjukan bahwa (1) penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran PKn. Hal ini terlihat dengan diterapkannya model pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini mampu meningkatkan minat rasa ingin tahu, dan kerjasama siswa serta dengan keterampilan bertanya probing question membuat siswa semakin aktif terdorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. (2) beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question, antara lain kurangnya pengalaman guru dalam menerapkan model pembelajaran ini, kesulitan dalam pengolalaan kelas, kurangnya kesiapan siswa, hanya siswa tertentu saja yang aktif, dan memerlukan alokasi waktu yang cukup lama. (3) Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala atau hambatan yang terjadi, antara lain guru berusaha memahami dengan benar tentang makna dan langkah-langkah pembelajaran quiz team, menciptakan suasan pembelajaran yang kondusif, berusaha menumbuhkan kepercayaan diri siswa, memfasilitasi siswa untuk aktif dalam bertanya maupun berpendapat, dan manajemen waktu yang baik pada saat pembelajaran.

(6)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn

ABSTRACT

In this research is based on the result of preliminary observation that the writer found learning problem in class VIID, that is the low activity of students in civics learning. Therefore, the writer conducted a Classroom Action Research using learning model active learning tipe quiz team through skills probing question to improve students learning activities. The kind of this research is the Classroom Action Research (CAR). The writer use qualitative and quantitative approaches. Furthermore, the data collection techniques conducted in five ways, such as observation, interviews, documentation studies, questionnaires, and field notes. The writer takes the sample in SMP Negeri 14 Bandung, on the students of class VII D out of the 40 students. The results of the research that has been done in class VIID SMP Negeri 14 Bandung, show that (1) the application of learning model active learning tipe quiz team through skills probing question to improve students learning activities can support the achievement of objectives Civics learning. This can be seen with the implementation of this model proved to increase students' learning activities. In addition to the implementation of this model is able to increase the interest of curiosity, and the cooperation of students. Moreover, through skills to ask probing question makes pupils more actively encouraged to improve the quality or quantity of the answers that have been given in the previous question. (2) some of the obstacles encountered in the implementation of active learning learning model type quiz team with the skills to ask probing question, among others, the lack of experience of teachers in implementing this model, difficulties in classroom management, the lack of preparedness of students, only certain students are active, and requires the allocation of considerable time. (3) The efforts of teachers to overcome obstacles or barriers that occur, among other teachers try to understand the true meaning and learning steps quiz team, creating a conducive learning atmosphere, trying to foster self-confidence of students, facilitating students to be active in giving opinion, asnwer the questions, and time management of learning.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat dari Segi Kebijakan ………... 11

3. Manfaat Praktis ... 12

4. Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial ………... 12

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ………. 15

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ………... 15

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan... 17

3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ………. 18

(8)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn

dari Pendidikan Kewarganegaraan ……….. 20

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……… 22

1. Pengertian Belajar ………... 22

2. Teori-teori Belajar ………. 24

3. Pengertian Pembelajaran ……… 27

4. Tujuan Pembelajaran ……….. 30

5. Prinsip-prinsip Pembelajaran ……… 31

C. Model Pembelajaran ………... 32

1. Pengertian Model Pembelajaran ……… 32

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran ……….. 33

3. Mengaktifkan Siswa Melalui Pendekatan dan Model Pembelajaran ……….. 34

4. Pembelajaran Aktif (Active Learning) ………. 35

5. Model Pembelajaran tipe Quiz Team ……… 38

6. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team………… 39

D. Keterampilan Bertanya ………... 39

1. Pengertian Keterampilan Bertanya ……….. 39

2. Keterampilan Bertanya Probing Question ………. 41

E. Keaktifan siswa ………... 41

1. Pengertian Keaktifan Siswa ……….. 41

2. Prinsip-prinsip Belajar Siswa Aktif Waktu Proses Belajar ………. 42

3. Indikator Cara Belajar Siswa Aktif ……….. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ………. 46

(9)

2. Subyek Penelitian ……… 46

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 47

1. Pendekatan Penelitian ……… 47

2. Metode Penelitian ……….. 48

C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 49

1. Wawancara ……….. 49

2. Observasi ……….... 50

3. Studi Dokumentasi ……….. 51

4. Kuesioner (Questionnaire) ………. 51

5. Studi Kepustakan (literature) ………. 52

D. Prosedur Penelitian ………... 52

1. Tahap Pra Penelitian ……… 53

2. Tahap Persiapan Penelitian ………. 53

3. Pelaksanaan Penelitian ……… 54

E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ……….... 54

1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) ………. 54

2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ………. 55

3. Pengamatan (Observing) ……… 55

4. Refleksi (Reflecting) ……….. 56

5. Siklus ……….. 56

F. Teknik Analisis Data ……… 57

1. Analisis Sebelum di lapangan ……… 58

2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman ……….. 58

G. Validitas Data ………... 59

1. Uji Kredibilitas ………... 59

(10)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 62

1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question ……… 157

(11)

Model Pembelajaran Active Learning

tipe Quiz Team dengan Keterampilan

Bertanya Probing Question untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa ………. 159

3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn ……… 167

4. Kendala dalam Menerapkan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ………. 174

5. Upaya Dalam Mengatasi Kendala Penerapan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question ………. 175

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 178

A. Kesimpulan ………... 178

1. Kesimpulan Umum ………. 178

2. Kesimpulan Khusus ……… 178

B. Saran ………. 182

1. Bagi Guru ……… 182

2. Bagi Siswa ……….. 182

3. Bagi Sekolah ……….. 182

4. Bagi Penelitian Selanjutnya ……… 183

(12)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn

(13)

BAB I PENDAHULUAN

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID di SMPN 14 Kota Bandung)

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap

prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan

pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh kompenen

bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat (1) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Mengembangkan potensi yang dipunyai peserta didik juga sangat penting dalam

rangka mengasah kemampuan di bidang keterampilan. Hal ini dipandang perlu agar

peserta didik mempunyai keterampilan sehingga bisa mengahadapi kehidupan

(14)

2

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang cukup

memprihatinkan diantaranya ketidakmampuan proses pendidikan menghasilkan

lulusan yang berkualitas. Melihat kenyataan ini, pemerintah dan praktisi pendidikan

tidak diam saja, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah

dilakukan, antara lain pengembangan dan perbaikan kurikulum, pengembangan

metode, model pembelajaran dan sistem penilaian, perbaikan sarana pendidikan, dan

penyediaan fasilitas belajar. Namun usaha itu belum mencapai hasil yang maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya daya serap siswa.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik,

cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mata pelajaran PKn

dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam

membentuk warga negara yang baik sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi

negara Republik Indonesia. Dengan memperhatikan isi dan misi mata pelajaran

kewarganegaraan yaitu membentuk warga negara yang baik, selain mencakup

dimensi pengetahuan, karakteristik mata pelajaran kewarganegaraan ditandai dengan

pemberian penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang

sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Bransons dalam Winataputra dan Budimansyah (2007, hlm.182) mengungkapkan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah “partisipasi yang bermutu dan bertangung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal maupun nasional”. Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Pengembangan terhadap penguasaan dan pemahaman tertentu; 2. Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3. Pengembangan karakter dan atau sikap mental tertentu;

(15)

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran PKn menghasilkan kompetensi

kewarganegaraan yang memberikan bekal menuju warga negara yang baik (to be a

good citizenship). Pendidikan Kewarganegaraan berbeda dengan mata pelajaran

lainnya karena selain berisi tentang materi substansi mengenai syarat-syarat sebagai

warga Negara yang baik, disamping itu pembelajaran PKn juga beresensikan

pembelajaran nilai dan moral. Maka dari itu, pembelajaran PKn harus mampu

mengembangkan nilai terutama nilai-nilai demokratis siswa yang berlandaskan pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran.

Belajar adalah berbuat oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman

belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

Keaktifan siswa penting dalam proses pembelajaran sebab pengetahuan,

keterampilan, dan sikap tidak dapat di transfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri

yang mengolahnya terlebih dahulu.

Rosalia (2005, hlm.4) menyatakan Keaktifan siswa selama proses belajar

mengajar merupakan

“Salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing

siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul

dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan

yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara

optimal. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalisasikan memorinya

(16)

4

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

sendiri. Jangan dibatasi selama kreatifitas siswa masih dalam kerangka menunjang

pencapaian kompetensi.

Untuk mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesadaran mau dan

senang belajar. Marno (2008, hlm.46) dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua

kegiatan yang sinergis, yakni:

Guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadinya perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa

melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Siswa akan

belajar secara aktif kalau rancangan pembelajaran yang disusun guru mengharuskan

siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut siswa melakukan kegiatan

belajar. Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara aktif

perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa dan

mampu menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas

belajar siswa. Dengan demikian, ada korelasi signifikansi antara kegiatan mengajar

guru dan kegiatan belajar siswa. Mengaktifkan kegiatan belajar siswa berarti

menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan kelas VIID di SMPN 14 Bandung

memberikan gambaran fakta bahwa pembelajaran PKn masih menemui banyak

kelemahan dan kendala yang di hadapi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara

dengan guru PKn dan sebagian siswa, teridentifikasi masalah yang sangat

problematik yang muncul dan memerlukan pemecahan dengan segera. Ternyata mata

pelajaran PKn sampai saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak

disukai dan membosankan oleh sebagian siswa. Hal ini bisa dilihat setelah

melakukan pengamatan langsung di kelas VIID ternyata dari jumlah 40 siswa ada 30

siswa yang tidak mampu berpartisipasi aktif. Ketika proses pembelajaran tersebut

berlangsung, banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu siswa

(17)

Ketekunan yang dimiliki belum tampak. Selain itu hanya ada beberapa siswa yang

aktif di kelas, mereka mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi

yang telah diajarkan, namun masih banyak siswa yang hanya menjadi pendengar dan

tergolong pasif di kelas. Siswa tidak termotivasi dalam melakukan kegiatan

pembelajaran, ini menunjukkan bahwa rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas

VIID SMPN 14 Bandung. Jika hal demikian didiamkan saja oleh guru dan tidak

diupayakan adanya perbaikan maka tujuan kegiatan pembelajaran tersebut tentu tidak

akan dapat tercapai dengan maksimal.

Salah satu aspek penting yang mendapat sorotan untuk mengangkat kualitas

pendidikan khususnya pada mata pelajaran PKn adalah guru. Tugas pendidik atau

guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk

senantiasa belajar dengan baik dan penuh semangat. Suasana yang demikian tentunya

akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena

itu untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal aktivitas belajar merupakan salah

satu faktor penting yang perlu diperhatikan sebab tanpa adanya aktivitas maka tidak

akan ada proses perubahan perilaku yang diakibatkan dari kegiatan belajar.

Aktivitas belajar siswa di lingkungan kelas VIID yang masih rendah. Penyebab

dari permasalahan tersebut, yakni metode mengajar guru yang dirasa tidak mampu

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode mengajar yang satu arah (one way

traffict) tidak ada variasi dalam metode pembelajaran membuat siswa jenuh dalam

pembelajaran dan tidak ada ketegasan guru dalam mengajar membuat aktivitas

belajar siswa rendah dan cenderung siswa pada saat pembelajaran PPKn sedang

berlangsung tidak memperhatikan dengan baik.

Metode mengajar yang satu arah (one way traffict) tidak akan menyentuh potensi

kreativitas siswa, akan berwujudnya pencerminan kelas civics sebagai laboratorium

demokrasi. Metode mengajar yang baik bersifat two way traffict sehingga mampu

mendorong dan menggugah keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan proses

belajar mengajar secara optimal. Dari berbagai fenomena yang ditemukan di kelas

VIID SMPN 14 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akar

(18)

6

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik harus tepat agar

suasana belajar dapat menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk

mengembangkan kreatifitas. Suasana belajar yang menyenangkan akan membawa

dampak pada motivasi dan aktivitas belajar yang meningkat. Motivasi belajar yang

tinggi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai hasil

belajar yang terbaik.

Optimalnya kadar keaktifan belajar siswa dapat dilakukan dengan kemampuan

ketarampilan bertanya yang dimiliki oleh seorang guru. Perlunya pembelajaran aktif

sekurang-kurangnya didasarkan atas perangkat asumsi yang berkenaan dengan

pendidikan, hakikat anak didik, hakikat guru, dan asumsi yang berkenaan dengan

proses pengajaran. Perwujudan peningkatan aktivitas belajar dapat terwujud dengan

menggunakan model pembelajaran yang efektif. Salah satu model pembelajaran yang

efektif mengenai peningkatan aktivitas belajar yaitu model pembelajaran Active

Learning tipe Quiz team.

Bagi siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung model Active Learning tipe Quiz

team dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki

oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat meningkatkan aktivitas belajarnya

di kelas. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk

menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Guru memegang peranan penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas

pembelajaran yang dilaksanakan. Selain, guru harus dapat memikirkan dan memilih

berbagai strategi mengajar, guru juga harus memiliki kemampuan dasar mengajar.

Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting. Arti penting itu bertolak

dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak

didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi

dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam

menjalakan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah

keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.

Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar yang bersifat klasikal, guru harus

(19)

arah antara guru dan peserta didik maupun antara pesertadidik dengan peserta didik

lainnya, dalam hal ini semua peserta didik aktif baik individu maupun kelompok.

Agar tercipta komunikasi dua arah, salah satu caranya adalah dengan bertanya.

Bertanya memainkan peranan penting, karena dengan bertanya seseorang akan lebih

paham, atau memiliki informasi yang banyak tentang sesuatu hal yang dikajinya.

Oleh sebab itu kemampuan bertanya yang harus dimiliki guru, salah satu diantaranya

adalah keterampilan bertanya, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan

teknik pelontaran yang tepat dari guru akan memberikan dampak positif terhadap

peserta didik.

Keterampilan bertanya yang dirasa efektif untuk meningkatkan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran adalah Pertanyaan menggali (Probing Question) yang

dimaksud pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong

murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan

pertanyaan menggali ini, murid didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun

kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. Probing

question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban

lebih lanjut dari murid guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama,

sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan “Penerapan Pembelajaran Model Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini yang

memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam

belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan

dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan siswa

(20)

8

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar aktif ditunjukkan dengan adanya

ketertiban intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar. Siswa

diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengemukakan pendapat dan idenya,

melakukan. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan

lingkungan dan kelompoknya, sebagai media untuk mengembangkan

kemampuannya.

Permasalahan rendahnya aktivitas belajar di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung

menjadi permasalahan dalam pembelajaran PKn. Penggunaaan model pembelajaran

yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dalam

belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model

pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang

pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari

materi pembelajaran.

Bagi kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung Model Pembelajaran Active learning

(Belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar

stimulus dan respons aanak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran

menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi

mereka. Dengan memberikan model pembelajaran active learning (belajar aktif)

pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat

dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.

Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan

siswa dalam belajar. Disamping guru harus mampu menerapkan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa guru juga harus mempunyai

kemampuan keterampilan dasar mengajar. Hal ini tidak semuanya guru dapat

mengajar peserta didiknya dengan baik dan professional. Keterampilan dasar

mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan

pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.

Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa

keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh

(21)

menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan dalam

pembelajaran di kelas. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka dibutuhkan

keterampilan-ketrampilan dasar seseorang guru dalam mengajar.

Dalam proses belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari

guru memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya guru dalam melakukan

pembelajaran di kelas kurang menguasai teknik-teknik dalam meberikan pertanyaan

kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja

artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki

oleh guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Keterampilan dasar mengajar mutlak

harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan dengan keterampilan

dasar mengajar dapat memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan

hanya sekedar proses penyampaian materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih

luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

Keterampilan dasar pada guru di perlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya

dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan

secara efektif dan efisien.

Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat

penting untuk dikuasai, dengan keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana

pembelajaran lebih bermakna dapat dirasakan, pembelajaran akan menjadi sangat

membosankan mana kala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran

tanpa diselingi dengan pertanyaan. Oleh karena itu dalam dalam setiap proses

pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang selalu menjadi bagian yang tidak

terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses

pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki keterampilan ini untuk menjamin

kualitas pembelajaran.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

(22)

10

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

umum masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan

Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan

Bertanya Probing Question pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa?

Untuk memperjelas masalah diatas, maka penulis membuat beberapa sub masalah

yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active learning tipe

quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan

keterampilan bertanya Probing Question dalam meningkatkan aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran PKn?

3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team

dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktivitas

belajar siswa dalam pembelajaran PKn?

4. Apa kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran

active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

5. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah atau

kendala dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team

dengan keterampilan bertanya probing question dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas secara umum penelitian

ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan

menerapkan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan

Keterampilan Bertanya Probing Question melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

(23)

1. Untuk melaksanakan bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active

learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question.

2. Untuk menerapkan bagaimana pelaksanaan model pembelajaran active learning

tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz

team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam

menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan

keterampilan bertanya probing question.

5. Untuk memperbaiki kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam

penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan

keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran PKn.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat/signifikasi dari Segi Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan

sosial, khususnya tentang penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz

Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktifitas

belajar dalam mata pelajaran PKn dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian

selanjutnya yang sejenis.

2. Manfaat/signifikasi dari Segi Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif kepada

instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan penerapan

model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya

(24)

12

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

3. Manfaat/signifikasi dari Segi Praktik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa serta

diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi permasalahan belajar baik pada

dirinya maupun untuk orang lain.

4. Manfaat/signifikasi dari Segi Isu serta Aksi Sosial

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran PKn sehingga dapat memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya

pembelajaran PKn dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik

itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika dari penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Active

Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:

1. BAB I: Pendahuluan

Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi.

Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, indentifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut uraian

tiap bagian dari bab pendahuluan yaitu, sebagai berikut:

a. Latar Belakang Masalah

Menggambarkan alasan rasional pentingnya dilakukan penelitian mengenai

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan

Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan juga beberapa

pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berisi tentang beberapa permasalahan yang terjadi dan pertanyaan yang

sekiranya perlu untuk dijadikan permasalahan serta untuk membatasi masalah yang

(25)

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi tingkat pencapaian yang hendak ditempuh saat

melakukan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasi

sebelumnya.

d. Manfaat Penelitian

Berisi tentang gambaran berupa outcome setelah melakukan penelitian yang

hendak diberikan oleh peneliti.

2. BAB II: Kajian Pustaka

Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka

ditunjukan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dam kedudukan

masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai

landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing

question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

3. BAB III: Metode Penelitian

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. Adapun isi dari

metode penelitian ini adalah lokasi dan subjek penelitian, yang mana subjek

penelitiannya yaitu di SMPN 14 Bandung, tepatnya di kelas VIID. Adapun desain

penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), disamping itu

teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi literatur.

4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama yaitu:

a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian.

(26)

14

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

5. BAB V: Simpulan dan Saran

Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiaran dan pemaknaan peneliti tehadap

hasil analisis temuan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran active

learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 14 Bandung. Sekolah ini

berlokasi di Jl. Lapangan Supratman No.8 Kel. Cihapit Kec. Bandung wetan Kota

Bandung 40114. Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Bandung adalah Sekolah

Menengah Pertama Negeri yang berada di Kota Bandung merupakan salah satu

Sekolah Standar Nasional di Kota Bandung.

Penelitian ini akan akan dilaksanakan di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung,

pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 40 anak. kelas ini

dijadikan tempat penelitian karena peneliti sebelumnya telah melakukan pra

penelitian dan menemukan permasalahan mengenai aktivitas belajar siswa dikelas

VIID SMP Negeri 14 Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan menentukan di

dalam penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian harus ditentukan sebelum

peneliti siap untuk mengumpulkan data. Arikunto (2010, hlm. 188) memberikan

pengertian bahwa subjek penelitian adalah “subjek yang dituju untuk diteliti oleh

peneliti”.

Subjek penelitian dilakukan kepada beberapa responden atau informan. Hal ini

dilakukan supaya ada perbandingan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan

yang lain. selain itu juga penulis memperoleh informasi dari informan yang lain yang

dapat menambah dan memperkuat data. Adapun yang menjadi subyek penelitian

(28)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

1. Guru PKn kelas VII, sebagai orang yang mengajar di kelas VII yang tentunya

mengetahui kondisi belajar siswa di kelas.

2. Siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung, sebagai subjek penerima tindakan

kelas dalam pelaksanaan pembelajaran PKn.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono

(2012, hlm.9), Metode Penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis deduktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kuailtatif lebih menekankan makna dari segala generalisasi.

Demikian juga dengan pendapat Bogdan dan Biklen (dalam Arikunto, 2010, hlm.24) mengatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya. Oleh karena, penelitian adalah studi kasus, maka segala

sesuatu akan sangat tergantung pada kedudukan peneliti”. Begitu penting dan

keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek

penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti melekat erat dengan subjek penelitian.

Itulah sebabnya dalam penelitian kualitatif ditungtut adanya pengamatan mendalam

(In-dept interview).

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat aktivitas belajar siswa di Kelas VIID

SMP Negeri 14 Bandung khususnya dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian dalam penelitian

ini, peneliti berusaha objektif dalam memperoleh data dan informasi secara terperinci

terkait tingkat aktivitas siswa belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question di

(29)

Selain menggunakan pendekatan kualitatif, juga diperlukan pendekatan

kuantitatif. Mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2009: 7) mengemukakan bahwa “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik.” Analisis data kuantitatif disini, hanyalah statistik sederhana yaitu mempersentasekan

peningkatan aktivitas siswa terhadap konsep dari siklus satu ke siklus berikutnya.

2. Metode Penelitian

Menurut Daniel dan Wasriah (2001, hlm.61) metode pada dasarnya merupakan “alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan Metode penelitian menurut Sugiyono (2012, hlm.2) pada dasarnya merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa

inggris yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian

dengan tindakan) yang dilakukan di kelas.

Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.18) menjelaskan Pengertian

Tindakan Kelas secara lebih sistematis.

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan

cara dan aturan atau metodelogi tertentu untuk menemukan data akurat

tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

b. Tindakan adalah gerakan yang di lakukan dengan sengaja dan terencana

dengan tujuan tertentu dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus

kegiatan untuk peserta didik.

c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam

waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas dapat

(30)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Metode ini dipilih karena peneliti ingin memperbaiki permasalahan pembelajaran

yang terjadi di dalam kelas. PTK dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan

permasalahan yang terjadi didalam kelas, karena tujuan dari PTK itu adalah untuk

memperbaiki proses pembelajaran secara terus-temerus sehingga dapat ditemukan

model pembelajaran yang terbaik dalam mengatasi permasalah pembelajaran yang

terjadi di kelas VIID SMPN 14 Bandung.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Danial dan Wasriah (2001, hlm.87) pengumpulan data adalah “suatu

masa yang dilakukan seorang peneliti untuk melakukan langkah-langkah atau prosedur yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengumpulan data”. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm.265) menyusun instrument adalah “pekerjaan penting didalam langkah penelitian. Akan tetapi, mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Sugiyono (2010, hlm.137) mengatakan:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan penelitian untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dari jumlah respondennya sedikit/kecil.

Sutrisno (dalam sugiyono, 2010, hlm.138) mengemukakan bahwa anggapan yang

perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai

(31)

1) Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya

3) Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengana apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak

terstruktur, menurut Sugiyono (2010, hlm.140) wawancara tidak struktur adalah “wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

dinyatakan.

Adapun mengenai wawancara yang dibuat, diajukan peneliti kepada siswa kelas

VIID SMP Negeri 14 Bandung sebagai subjek yang merasakan permasalahan yang

terjadi didalam kelasnya, dan juga guru PKn sebagai pelaksana yang akan

menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan

bertanya probing question.

2. Observasi

Sutrisno (dalam Sugiyono, 2010, hlm.145) mengemukakan bahwa observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses bilogis dan psikologis”. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Menurut Sugiyono (2010, hlm.145) dari segi proses pelaksanaan pengumpulan

data, observasi dapat di bedakan menjadi participants observation (observasi

berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi

yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktu dan

(32)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

Observasi yang dipilih oleh peneliti guna menunjang penelitian ini ialah observasi

terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiono (2009, hlm.205) adalah “observasi

yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”. Pemilihan observasi terbuka dalam penitian ini karena penelitian telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati dan dilakukan

menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti berhubungan dengan pengamatan terkait

penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan

bertanya probing question yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran PKn

di Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung. Dengan demikian, observasi yang dilakukan

peneliti adalah berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

yang dilakukan didalam kelas dalam hal aktivitas belajar siswa.

3. Studi Dokumentasi

Daniel dan Wasriah (2009, hlm.79) studi dokementasi adalah “mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”. Informasi yang didapat ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan.

Dokumentasi yang dapat diambil oleh peneliti berupa gambar proses

pembelajaran guru di kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn dan Silabus

PKn , serta dokumen mengenai SMP Negeri 14 Bandung.

4. Kuesioner (Questionnaire)

Daniel dan Wasriah (2009, hlm.73) kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan

informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Alat ini berupa sejumlah

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden sesuai dengan masalah

penelitian. Kuesioner disebut juga angket. Pertanyaan ini ada terbuka, tertutup, dan

(33)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.

Angket tertutup adalah angket dengan pertanyaan yang diajukan kepada responden

telah disediakan jawabannya oleh peneliti. Responden hanya memilih jawaban yang

kira-kira cocok sesuai dengan pendapatnya dan tidak diberikan kesempatan

memberikan jawaban lain.

5. Studi Kepustakan (literature)

Daniel dan Wasriah (2009, hlm.80) Studi Kepustakaan (literature) adalah “penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak

dilakukan oleh ahli sejaran, sastra, dan bahasa.

Studi kepustakan digunakan peneliti untuk membaca, mencari, dan mengkaji

beberapa referensi teori-teori yang revelan dengan fokus penelitian, seperti melalui

buku, jurnal, karya ilmiah, dan lainnya yang berkaitan dengan penerapan model

pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing

question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

6. Catatan Lapangan (field note)

Catatan lapangan (field note) menurut Bogdan dan Bikle dalam Moleong (2005, hlm.209) adalah “catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan dalam penelitian secara sistematis maka harus melalui

(34)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan

judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun

rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan

berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk

menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.

Dalam tahap pra penlitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan.

Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang

akan diteliti.

2. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap ini disebut juga tahap pra lapangan. Pada tahap ini, peneliti mencoba

mengajukan rancangan (proposal) penelitian. Selanjutnya proposal penelitian

tersebut diseminarkan dihadapan dosen penguji untuk mendapatkan koreksi,

masukan dan sekaligus perbaikan hingga mendapatkan pengesahan dan persetujuan

dari Ketua tim pengembangan skripsi, yang selanjutnya merekomendasikan untuk

memndapatkan pembimbing skripsi.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan

(observasi awal) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014 untuk melihat lebih jauh

apa yang menjadi masalah di dalam pembelajaran di kelas serta untuk mengetahui

kondisi lapangan yang sesungguhnya. Hal pertama yang dilakukan adalah

menandatangi guru mata pelajaran PKn untuk memperoleh informasi mengenai

jalannya proses pembelajaran dikelas. Kedua, peneliti melakukan observasi kelas

(classroom observation) untuk melihat proses pembelajaran di kelas secara langsung.

Ketiga, melakukan pertemuan balikan (feedback conference) untuk mengadakan

perencanaan bersama (planning conference) antara guru PKn dengan peneliti untuk

(35)

berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat

kegiatan observasi akan dilaksanakan.

3. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembicaraan nonformal dengan guru dan

melakukan wawancara peratama tentang penerapan model pembelajaran active

learning tipe quiz team melalui keterampilan bertanya probing question untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Guru mitra sepakat

untuk menerapkan model pembelajaran tersebut dengan langkah-langkah yang sudah

disiapkan oleh peneliti. Setelah itu peneliti dengan guru mitra merencanakan tentang

kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIID.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti akan mengadakan wawancara dengan siswa dan guru

tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang penerapan model

pembelajaran active learning tipe quiz team melalui keterampilan bertanya probing

question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

Kemudian metode ini akan menggunakan tiga siklus.

E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Adapun untuk penjelasan prosedur penelitian tinadakan kelas dalam tiap siklus

adalah:

1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru

PKn. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan, menentukan pokok bahasan,

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengembangkan skenario

pembelajaran, menyiapkan sumber belajar, dan membuat lembar observasi untuk

(36)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Suyadi (2012, hlm.62) Pelaksnaan adalah “menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak d kelas”. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai

dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan harus dilakukan sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun.

3. Pengamatan (Observing)

Supardi (dalam Suyadi, 2012, hlm.63) observasi adalah “alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau

instrument pengumpulan data (wawancara/angket/observasi, dan lain-lain).

Pengamatan dilakukan pada saat tindakan dilaksanakan, pengamatan dilakukan

dengan memakai lembar observasi, peneliti mencatat setiap kejadian yang

berlangsung. Sehingga peneliti dapat memperoleh data yang akurat, yang dapat

dijadikan sebagai masukan untuk siklus berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Suyadi (2012, hlm.64) refleksi adalah “kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan”. Refleksi juga disebut dengan istilah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan

dan kekurangannya.

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan, kemudian mengadakan pertemuan dengan observer untuk membahas hasil

evaluasi tentang skenario, RPP, dan lain-lain untuk memperbaiki kegiatan belajar

(37)

5. Siklus

Suyadi (2012, hlm.65) siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai

dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hali ini, yang

dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapan-tahapan

dalam PTK. Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.50) memberikan contoh model

tahapan-tahapan pelasnaan PTK, yaitu sebagai berikut:

Bagan 3.1 Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.50)

Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

(38)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang

terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Selanjutnya Nasution

(dalam Sugiyono, 2010, hlm.244) menyatakan bahwa:

Melakukan analisis adalah pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2010, hlm.244)

menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat dinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesei dilapangan. Dalam hal ini Nasution

(dalam Sugiyono, 2010, hlm.245) menyatakan “analisis telah mulai sejak

(39)

1. Analisis Sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki

lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data

sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian

fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti

masuk dan selama dilapangan.

2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesei pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.

Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu sebagai berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi merupakan langkah awal dalam menganalisis data, kegiatan ini

bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, ditelaah, dan di pahami maka peneliti

membuat rangkuman. Rangkuman ini merupakan inti dari data yang diperoleh yang

difokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan permasalahan.

Dari langkah ini, peneliti dapat melakukan reduksi data dengan merangkum dan

memilih hal-hal penting terkait dengan aktivitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran di kelas, dengan metode dan model yang akan diterapkan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Display data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran

penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan

(40)

Yusep Hadiansyah, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Dengan penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna

yang sesungguhnya dari data yang telah dikumpulkan dilapangan, sehingga peneliti

berharap mendapatkan penemuan-penemuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada.

G. Validitas Data

Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Digunakan untuk membuktikan

apa yang telah damati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang ada di

lapangan, maka peneliti melakukan validasi data.

Pada tahap ini peneliti menyeleksi data untuk mempelajarai data yang terdapat

pada jawaban dari hasil wawancara sehingga dapat mengetahui kelengkapan data

untuk pengolahan. Hasil penelitian kualitatif sering sekali diragukan karena tidak

memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu menurut Sugiyono (2012,

hlm.270) ada cara untuk melakukan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

yaitu sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Sugiyono (2012, hlm. 270) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau

kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

a. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjang pengamatan berarti penelitian kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru. Dengan perpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti

(41)

lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi.

Peneliti akan mengetahui kedaan secara mendalam serta dapat menguji

ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh

subjek penelitian.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa

akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat kita

mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah

yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan

itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah

ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan

maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang

apa yang diamati.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Tujuan

dari triangulasi adalah mengecek data kebenaran tertentu dengan membandingkan

data-data yang diperoleh, dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap

informasi-informasi yang diberikan oleh siswa dengan informasi yang diberikan oleh

guru. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan diri dari berbagai teknik penelitian dan pengumpulan data yang

sudah ada. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi, kemudian

peneliti melakukan pengecekan terhadap jawaban yang diperoleh dengan

Referensi

Dokumen terkait

Abstract: When I have fears that I may cease to be , by John Keats, por- trays the poet’s fear of dying young and being unable to fulfill his ideal as a writer and loses his

Apakah yang dimaksud dengan orang yang terputus pada ayat ke-3 surah al-kautsar.. Tuliskan bunyi

To answer that question, this study specifically looked at the 2012 Jakarta gubernatorial election settings as the marker of the extensive use of social media in

Penerimaan material dilakukan pada saat material yang baru selesai dibuat/ dibeli dan ketika bagian produksi selesai memakai material tersebut maka akan dikembalikan kepada

Kisi Kisi Materi Soal Biologi SNMPTN tahu se oga ber a faat sobat… _1. Histologi Hewan dan Tumbuhan

Laju Fotodekomposisi Kurkumin Menggunakan Katalis Titanium Dioksida Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. Curcumin: Characterization, In

Rosihan Anwar dan Mochtar Lubis sebagai wartawan yang aktif mengikuti perkembangan politik Indonesia tahun 1950- 1965 memiliki sikap dan tindakan tersendiri dalam

P.T Digital Wireless Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan internet berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk bagi pengguna jasa layanan