PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh: Yusep Hadiansyah
1101075
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung)
Oleh
Yusep Hadiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Yusep Hadiansyah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
YUSEP HADIANSYAH (1101075) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUIZ TEAM DENGAN KETERAMPILAN BERTANYA PROBING QUESTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID SMP NEGERI 14 BANDUNG)
Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi awal bahwa peneliti menemukan adanya masalah pembelajaran di kelas VIID, yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa pada pemebelajaran PKn. Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan lima cara, yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, angket, dan catatan lapangan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung, menunjukan bahwa (1) penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran PKn. Hal ini terlihat dengan diterapkannya model pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu dengan diterapkannya model pembelajaran ini mampu meningkatkan minat rasa ingin tahu, dan kerjasama siswa serta dengan keterampilan bertanya probing question membuat siswa semakin aktif terdorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. (2) beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question, antara lain kurangnya pengalaman guru dalam menerapkan model pembelajaran ini, kesulitan dalam pengolalaan kelas, kurangnya kesiapan siswa, hanya siswa tertentu saja yang aktif, dan memerlukan alokasi waktu yang cukup lama. (3) Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala atau hambatan yang terjadi, antara lain guru berusaha memahami dengan benar tentang makna dan langkah-langkah pembelajaran quiz team, menciptakan suasan pembelajaran yang kondusif, berusaha menumbuhkan kepercayaan diri siswa, memfasilitasi siswa untuk aktif dalam bertanya maupun berpendapat, dan manajemen waktu yang baik pada saat pembelajaran.
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
ABSTRACT
In this research is based on the result of preliminary observation that the writer found learning problem in class VIID, that is the low activity of students in civics learning. Therefore, the writer conducted a Classroom Action Research using learning model active learning tipe quiz team through skills probing question to improve students learning activities. The kind of this research is the Classroom Action Research (CAR). The writer use qualitative and quantitative approaches. Furthermore, the data collection techniques conducted in five ways, such as observation, interviews, documentation studies, questionnaires, and field notes. The writer takes the sample in SMP Negeri 14 Bandung, on the students of class VII D out of the 40 students. The results of the research that has been done in class VIID SMP Negeri 14 Bandung, show that (1) the application of learning model active learning tipe quiz team through skills probing question to improve students learning activities can support the achievement of objectives Civics learning. This can be seen with the implementation of this model proved to increase students' learning activities. In addition to the implementation of this model is able to increase the interest of curiosity, and the cooperation of students. Moreover, through skills to ask probing question makes pupils more actively encouraged to improve the quality or quantity of the answers that have been given in the previous question. (2) some of the obstacles encountered in the implementation of active learning learning model type quiz team with the skills to ask probing question, among others, the lack of experience of teachers in implementing this model, difficulties in classroom management, the lack of preparedness of students, only certain students are active, and requires the allocation of considerable time. (3) The efforts of teachers to overcome obstacles or barriers that occur, among other teachers try to understand the true meaning and learning steps quiz team, creating a conducive learning atmosphere, trying to foster self-confidence of students, facilitating students to be active in giving opinion, asnwer the questions, and time management of learning.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 10
E. Manfaat Penelitian ... 11
1. Manfaat Teoritis ... 11
2. Manfaat dari Segi Kebijakan ………... 11
3. Manfaat Praktis ... 12
4. Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial ………... 12
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ………. 15
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ………... 15
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan... 17
3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ………. 18
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
dari Pendidikan Kewarganegaraan ……….. 20
B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……… 22
1. Pengertian Belajar ………... 22
2. Teori-teori Belajar ………. 24
3. Pengertian Pembelajaran ……… 27
4. Tujuan Pembelajaran ……….. 30
5. Prinsip-prinsip Pembelajaran ……… 31
C. Model Pembelajaran ………... 32
1. Pengertian Model Pembelajaran ……… 32
2. Ciri-ciri Model Pembelajaran ……….. 33
3. Mengaktifkan Siswa Melalui Pendekatan dan Model Pembelajaran ……….. 34
4. Pembelajaran Aktif (Active Learning) ………. 35
5. Model Pembelajaran tipe Quiz Team ……… 38
6. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team………… 39
D. Keterampilan Bertanya ………... 39
1. Pengertian Keterampilan Bertanya ……….. 39
2. Keterampilan Bertanya Probing Question ………. 41
E. Keaktifan siswa ………... 41
1. Pengertian Keaktifan Siswa ……….. 41
2. Prinsip-prinsip Belajar Siswa Aktif Waktu Proses Belajar ………. 42
3. Indikator Cara Belajar Siswa Aktif ……….. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46
A. Lokasi dan Subyek Penelitian ………. 46
2. Subyek Penelitian ……… 46
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 47
1. Pendekatan Penelitian ……… 47
2. Metode Penelitian ……….. 48
C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 49
1. Wawancara ……….. 49
2. Observasi ……….... 50
3. Studi Dokumentasi ……….. 51
4. Kuesioner (Questionnaire) ………. 51
5. Studi Kepustakan (literature) ………. 52
D. Prosedur Penelitian ………... 52
1. Tahap Pra Penelitian ……… 53
2. Tahap Persiapan Penelitian ………. 53
3. Pelaksanaan Penelitian ……… 54
E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ……….... 54
1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning) ………. 54
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) ………. 55
3. Pengamatan (Observing) ……… 55
4. Refleksi (Reflecting) ……….. 56
5. Siklus ……….. 56
F. Teknik Analisis Data ……… 57
1. Analisis Sebelum di lapangan ……… 58
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman ……….. 58
G. Validitas Data ………... 59
1. Uji Kredibilitas ………... 59
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 62
1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question ……… 157
Model Pembelajaran Active Learning
tipe Quiz Team dengan Keterampilan
Bertanya Probing Question untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa ………. 159
3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn ……… 167
4. Kendala dalam Menerapkan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ………. 174
5. Upaya Dalam Mengatasi Kendala Penerapan Model Pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question ………. 175
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 178
A. Kesimpulan ………... 178
1. Kesimpulan Umum ………. 178
2. Kesimpulan Khusus ……… 178
B. Saran ………. 182
1. Bagi Guru ……… 182
2. Bagi Siswa ……….. 182
3. Bagi Sekolah ……….. 182
4. Bagi Penelitian Selanjutnya ……… 183
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Probing Question Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
BAB I PENDAHULUAN
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIID di SMPN 14 Kota Bandung)
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap
prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh kompenen
bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat (1) bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Mengembangkan potensi yang dipunyai peserta didik juga sangat penting dalam
rangka mengasah kemampuan di bidang keterampilan. Hal ini dipandang perlu agar
peserta didik mempunyai keterampilan sehingga bisa mengahadapi kehidupan
2
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang cukup
memprihatinkan diantaranya ketidakmampuan proses pendidikan menghasilkan
lulusan yang berkualitas. Melihat kenyataan ini, pemerintah dan praktisi pendidikan
tidak diam saja, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah
dilakukan, antara lain pengembangan dan perbaikan kurikulum, pengembangan
metode, model pembelajaran dan sistem penilaian, perbaikan sarana pendidikan, dan
penyediaan fasilitas belajar. Namun usaha itu belum mencapai hasil yang maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya daya serap siswa.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik,
cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mata pelajaran PKn
dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam
membentuk warga negara yang baik sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi
negara Republik Indonesia. Dengan memperhatikan isi dan misi mata pelajaran
kewarganegaraan yaitu membentuk warga negara yang baik, selain mencakup
dimensi pengetahuan, karakteristik mata pelajaran kewarganegaraan ditandai dengan
pemberian penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Bransons dalam Winataputra dan Budimansyah (2007, hlm.182) mengungkapkan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah “partisipasi yang bermutu dan bertangung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal maupun nasional”. Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Pengembangan terhadap penguasaan dan pemahaman tertentu; 2. Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3. Pengembangan karakter dan atau sikap mental tertentu;
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran PKn menghasilkan kompetensi
kewarganegaraan yang memberikan bekal menuju warga negara yang baik (to be a
good citizenship). Pendidikan Kewarganegaraan berbeda dengan mata pelajaran
lainnya karena selain berisi tentang materi substansi mengenai syarat-syarat sebagai
warga Negara yang baik, disamping itu pembelajaran PKn juga beresensikan
pembelajaran nilai dan moral. Maka dari itu, pembelajaran PKn harus mampu
mengembangkan nilai terutama nilai-nilai demokratis siswa yang berlandaskan pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran.
Belajar adalah berbuat oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman
belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Keaktifan siswa penting dalam proses pembelajaran sebab pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tidak dapat di transfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri
yang mengolahnya terlebih dahulu.
Rosalia (2005, hlm.4) menyatakan Keaktifan siswa selama proses belajar
mengajar merupakan
“Salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing
siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul
dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan
yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara
optimal. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalisasikan memorinya
4
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
sendiri. Jangan dibatasi selama kreatifitas siswa masih dalam kerangka menunjang
pencapaian kompetensi.
Untuk mengaktifkan siswa agar secara sukarela tumbuh kesadaran mau dan
senang belajar. Marno (2008, hlm.46) dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua
kegiatan yang sinergis, yakni:
Guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadinya perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Siswa akan
belajar secara aktif kalau rancangan pembelajaran yang disusun guru mengharuskan
siswa, baik secara sukarela maupun terpaksa, menuntut siswa melakukan kegiatan
belajar. Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara aktif
perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa dan
mampu menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Dengan demikian, ada korelasi signifikansi antara kegiatan mengajar
guru dan kegiatan belajar siswa. Mengaktifkan kegiatan belajar siswa berarti
menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan kelas VIID di SMPN 14 Bandung
memberikan gambaran fakta bahwa pembelajaran PKn masih menemui banyak
kelemahan dan kendala yang di hadapi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
dengan guru PKn dan sebagian siswa, teridentifikasi masalah yang sangat
problematik yang muncul dan memerlukan pemecahan dengan segera. Ternyata mata
pelajaran PKn sampai saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak
disukai dan membosankan oleh sebagian siswa. Hal ini bisa dilihat setelah
melakukan pengamatan langsung di kelas VIID ternyata dari jumlah 40 siswa ada 30
siswa yang tidak mampu berpartisipasi aktif. Ketika proses pembelajaran tersebut
berlangsung, banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu siswa
Ketekunan yang dimiliki belum tampak. Selain itu hanya ada beberapa siswa yang
aktif di kelas, mereka mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang telah diajarkan, namun masih banyak siswa yang hanya menjadi pendengar dan
tergolong pasif di kelas. Siswa tidak termotivasi dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, ini menunjukkan bahwa rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas
VIID SMPN 14 Bandung. Jika hal demikian didiamkan saja oleh guru dan tidak
diupayakan adanya perbaikan maka tujuan kegiatan pembelajaran tersebut tentu tidak
akan dapat tercapai dengan maksimal.
Salah satu aspek penting yang mendapat sorotan untuk mengangkat kualitas
pendidikan khususnya pada mata pelajaran PKn adalah guru. Tugas pendidik atau
guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
senantiasa belajar dengan baik dan penuh semangat. Suasana yang demikian tentunya
akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena
itu untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal aktivitas belajar merupakan salah
satu faktor penting yang perlu diperhatikan sebab tanpa adanya aktivitas maka tidak
akan ada proses perubahan perilaku yang diakibatkan dari kegiatan belajar.
Aktivitas belajar siswa di lingkungan kelas VIID yang masih rendah. Penyebab
dari permasalahan tersebut, yakni metode mengajar guru yang dirasa tidak mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode mengajar yang satu arah (one way
traffict) tidak ada variasi dalam metode pembelajaran membuat siswa jenuh dalam
pembelajaran dan tidak ada ketegasan guru dalam mengajar membuat aktivitas
belajar siswa rendah dan cenderung siswa pada saat pembelajaran PPKn sedang
berlangsung tidak memperhatikan dengan baik.
Metode mengajar yang satu arah (one way traffict) tidak akan menyentuh potensi
kreativitas siswa, akan berwujudnya pencerminan kelas civics sebagai laboratorium
demokrasi. Metode mengajar yang baik bersifat two way traffict sehingga mampu
mendorong dan menggugah keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan proses
belajar mengajar secara optimal. Dari berbagai fenomena yang ditemukan di kelas
VIID SMPN 14 Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akar
6
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik harus tepat agar
suasana belajar dapat menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreatifitas. Suasana belajar yang menyenangkan akan membawa
dampak pada motivasi dan aktivitas belajar yang meningkat. Motivasi belajar yang
tinggi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai hasil
belajar yang terbaik.
Optimalnya kadar keaktifan belajar siswa dapat dilakukan dengan kemampuan
ketarampilan bertanya yang dimiliki oleh seorang guru. Perlunya pembelajaran aktif
sekurang-kurangnya didasarkan atas perangkat asumsi yang berkenaan dengan
pendidikan, hakikat anak didik, hakikat guru, dan asumsi yang berkenaan dengan
proses pengajaran. Perwujudan peningkatan aktivitas belajar dapat terwujud dengan
menggunakan model pembelajaran yang efektif. Salah satu model pembelajaran yang
efektif mengenai peningkatan aktivitas belajar yaitu model pembelajaran Active
Learning tipe Quiz team.
Bagi siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung model Active Learning tipe Quiz
team dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat meningkatkan aktivitas belajarnya
di kelas. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Guru memegang peranan penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas
pembelajaran yang dilaksanakan. Selain, guru harus dapat memikirkan dan memilih
berbagai strategi mengajar, guru juga harus memiliki kemampuan dasar mengajar.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting. Arti penting itu bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam
menjalakan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah
keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar yang bersifat klasikal, guru harus
arah antara guru dan peserta didik maupun antara pesertadidik dengan peserta didik
lainnya, dalam hal ini semua peserta didik aktif baik individu maupun kelompok.
Agar tercipta komunikasi dua arah, salah satu caranya adalah dengan bertanya.
Bertanya memainkan peranan penting, karena dengan bertanya seseorang akan lebih
paham, atau memiliki informasi yang banyak tentang sesuatu hal yang dikajinya.
Oleh sebab itu kemampuan bertanya yang harus dimiliki guru, salah satu diantaranya
adalah keterampilan bertanya, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
teknik pelontaran yang tepat dari guru akan memberikan dampak positif terhadap
peserta didik.
Keterampilan bertanya yang dirasa efektif untuk meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran adalah Pertanyaan menggali (Probing Question) yang
dimaksud pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang akan mendorong
murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan
pertanyaan menggali ini, murid didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun
kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. Probing
question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban
lebih lanjut dari murid guna mengembangkan kualitas jawaban yang pertama,
sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan “Penerapan Pembelajaran Model Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini yang
memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar. Keaktifan siswa dalam
belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan
dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan siswa
8
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar aktif ditunjukkan dengan adanya
ketertiban intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses belajar. Siswa
diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengemukakan pendapat dan idenya,
melakukan. Kegiatan tersebut memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan
lingkungan dan kelompoknya, sebagai media untuk mengembangkan
kemampuannya.
Permasalahan rendahnya aktivitas belajar di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung
menjadi permasalahan dalam pembelajaran PKn. Penggunaaan model pembelajaran
yang monoton membuat siswa jenuh dan akan berdampak pada aktivitas siswa dalam
belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran yang bervariasi yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa yang
pasif menjadi aktif dan membuat siswa tertarik bahkan tertantang untuk mempelajari
materi pembelajaran.
Bagi kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung Model Pembelajaran Active learning
(Belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar
stimulus dan respons aanak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi
mereka. Dengan memberikan model pembelajaran active learning (belajar aktif)
pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat
dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.
Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan
siswa dalam belajar. Disamping guru harus mampu menerapkan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa guru juga harus mempunyai
kemampuan keterampilan dasar mengajar. Hal ini tidak semuanya guru dapat
mengajar peserta didiknya dengan baik dan professional. Keterampilan dasar
mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan
pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan dalam
pembelajaran di kelas. Untuk mencapai hal tersebut di atas maka dibutuhkan
keterampilan-ketrampilan dasar seseorang guru dalam mengajar.
Dalam proses belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari
guru memberikan jawaban yang diajukan. Pada kenyataannya guru dalam melakukan
pembelajaran di kelas kurang menguasai teknik-teknik dalam meberikan pertanyaan
kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja
artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki
oleh guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Keterampilan dasar mengajar mutlak
harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar karena dengan dengan keterampilan
dasar mengajar dapat memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan
hanya sekedar proses penyampaian materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih
luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
Keterampilan dasar pada guru di perlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya
dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat
penting untuk dikuasai, dengan keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana
pembelajaran lebih bermakna dapat dirasakan, pembelajaran akan menjadi sangat
membosankan mana kala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran
tanpa diselingi dengan pertanyaan. Oleh karena itu dalam dalam setiap proses
pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang selalu menjadi bagian yang tidak
terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses
pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki keterampilan ini untuk menjamin
kualitas pembelajaran.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
10
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
umum masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan
Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan
Bertanya Probing Question pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa?
Untuk memperjelas masalah diatas, maka penulis membuat beberapa sub masalah
yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active learning tipe
quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan
keterampilan bertanya Probing Question dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran PKn?
3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team
dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran PKn?
4. Apa kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran
active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah atau
kendala dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team
dengan keterampilan bertanya probing question dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas secara umum penelitian
ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan
Keterampilan Bertanya Probing Question melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
1. Untuk melaksanakan bagaimana guru merancang persiapan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan model pembelajaran active
learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question.
2. Untuk menerapkan bagaimana pelaksanaan model pembelajaran active learning
tipe quiz team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIID SMPN 14 Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui hasil penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz
team dengan keterampilan bertanya Probing Question untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam
menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan
keterampilan bertanya probing question.
5. Untuk memperbaiki kendala-kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam
penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan
keterampilan bertanya probing question untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran PKn.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat/signifikasi dari Segi Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan
sosial, khususnya tentang penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Quiz
Team dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk meningkatkan aktifitas
belajar dalam mata pelajaran PKn dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian
selanjutnya yang sejenis.
2. Manfaat/signifikasi dari Segi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana yang positif kepada
instansi terkait dalam merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan penerapan
model pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dengan Keterampilan Bertanya
12
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
3. Manfaat/signifikasi dari Segi Praktik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa serta
diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi permasalahan belajar baik pada
dirinya maupun untuk orang lain.
4. Manfaat/signifikasi dari Segi Isu serta Aksi Sosial
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran PKn sehingga dapat memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya
pembelajaran PKn dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik
itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika dari penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Active
Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1. BAB I: Pendahuluan
Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi.
Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, indentifikasi masalah penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut uraian
tiap bagian dari bab pendahuluan yaitu, sebagai berikut:
a. Latar Belakang Masalah
Menggambarkan alasan rasional pentingnya dilakukan penelitian mengenai
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan
Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan juga beberapa
pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berisi tentang beberapa permasalahan yang terjadi dan pertanyaan yang
sekiranya perlu untuk dijadikan permasalahan serta untuk membatasi masalah yang
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi tingkat pencapaian yang hendak ditempuh saat
melakukan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
d. Manfaat Penelitian
Berisi tentang gambaran berupa outcome setelah melakukan penelitian yang
hendak diberikan oleh peneliti.
2. BAB II: Kajian Pustaka
Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka
ditunjukan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dam kedudukan
masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai
landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian mengenai penerapan model
pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing
question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
3. BAB III: Metode Penelitian
BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian. Adapun isi dari
metode penelitian ini adalah lokasi dan subjek penelitian, yang mana subjek
penelitiannya yaitu di SMPN 14 Bandung, tepatnya di kelas VIID. Adapun desain
penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), disamping itu
teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi literatur.
4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama yaitu:
a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian.
14
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
5. BAB V: Simpulan dan Saran
Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiaran dan pemaknaan peneliti tehadap
hasil analisis temuan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran active
learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 14 Bandung. Sekolah ini
berlokasi di Jl. Lapangan Supratman No.8 Kel. Cihapit Kec. Bandung wetan Kota
Bandung 40114. Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Bandung adalah Sekolah
Menengah Pertama Negeri yang berada di Kota Bandung merupakan salah satu
Sekolah Standar Nasional di Kota Bandung.
Penelitian ini akan akan dilaksanakan di kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung,
pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 40 anak. kelas ini
dijadikan tempat penelitian karena peneliti sebelumnya telah melakukan pra
penelitian dan menemukan permasalahan mengenai aktivitas belajar siswa dikelas
VIID SMP Negeri 14 Bandung.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan menentukan di
dalam penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian harus ditentukan sebelum
peneliti siap untuk mengumpulkan data. Arikunto (2010, hlm. 188) memberikan
pengertian bahwa subjek penelitian adalah “subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti”.
Subjek penelitian dilakukan kepada beberapa responden atau informan. Hal ini
dilakukan supaya ada perbandingan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan
yang lain. selain itu juga penulis memperoleh informasi dari informan yang lain yang
dapat menambah dan memperkuat data. Adapun yang menjadi subyek penelitian
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
1. Guru PKn kelas VII, sebagai orang yang mengajar di kelas VII yang tentunya
mengetahui kondisi belajar siswa di kelas.
2. Siswa kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung, sebagai subjek penerima tindakan
kelas dalam pelaksanaan pembelajaran PKn.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono
(2012, hlm.9), Metode Penelitian kualitatif adalah:
Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis deduktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kuailtatif lebih menekankan makna dari segala generalisasi.
Demikian juga dengan pendapat Bogdan dan Biklen (dalam Arikunto, 2010, hlm.24) mengatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya. Oleh karena, penelitian adalah studi kasus, maka segala
sesuatu akan sangat tergantung pada kedudukan peneliti”. Begitu penting dan
keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek
penelitian, dapat dikatakan bahwa peneliti melekat erat dengan subjek penelitian.
Itulah sebabnya dalam penelitian kualitatif ditungtut adanya pengamatan mendalam
(In-dept interview).
Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat aktivitas belajar siswa di Kelas VIID
SMP Negeri 14 Bandung khususnya dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian dalam penelitian
ini, peneliti berusaha objektif dalam memperoleh data dan informasi secara terperinci
terkait tingkat aktivitas siswa belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing question di
Selain menggunakan pendekatan kualitatif, juga diperlukan pendekatan
kuantitatif. Mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2009: 7) mengemukakan bahwa “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik.” Analisis data kuantitatif disini, hanyalah statistik sederhana yaitu mempersentasekan
peningkatan aktivitas siswa terhadap konsep dari siklus satu ke siklus berikutnya.
2. Metode Penelitian
Menurut Daniel dan Wasriah (2001, hlm.61) metode pada dasarnya merupakan “alat yang digunakan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan Metode penelitian menurut Sugiyono (2012, hlm.2) pada dasarnya merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa
inggris yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian
dengan tindakan) yang dilakukan di kelas.
Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.18) menjelaskan Pengertian
Tindakan Kelas secara lebih sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan atau metodelogi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b. Tindakan adalah gerakan yang di lakukan dengan sengaja dan terencana
dengan tujuan tertentu dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus
kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas dapat
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Metode ini dipilih karena peneliti ingin memperbaiki permasalahan pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas. PTK dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi didalam kelas, karena tujuan dari PTK itu adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran secara terus-temerus sehingga dapat ditemukan
model pembelajaran yang terbaik dalam mengatasi permasalah pembelajaran yang
terjadi di kelas VIID SMPN 14 Bandung.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Danial dan Wasriah (2001, hlm.87) pengumpulan data adalah “suatu
masa yang dilakukan seorang peneliti untuk melakukan langkah-langkah atau prosedur yang harus dipersiapkan sebelum melakukan pengumpulan data”. Sedangkan menurut Arikunto (2010, hlm.265) menyusun instrument adalah “pekerjaan penting didalam langkah penelitian. Akan tetapi, mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Sugiyono (2010, hlm.137) mengatakan:
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan penelitian untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dari jumlah respondennya sedikit/kecil.
Sutrisno (dalam sugiyono, 2010, hlm.138) mengemukakan bahwa anggapan yang
perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai
1) Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3) Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengana apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak
terstruktur, menurut Sugiyono (2010, hlm.140) wawancara tidak struktur adalah “wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap pengumpulan datanya”. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
dinyatakan.
Adapun mengenai wawancara yang dibuat, diajukan peneliti kepada siswa kelas
VIID SMP Negeri 14 Bandung sebagai subjek yang merasakan permasalahan yang
terjadi didalam kelasnya, dan juga guru PKn sebagai pelaksana yang akan
menerapkan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan
bertanya probing question.
2. Observasi
Sutrisno (dalam Sugiyono, 2010, hlm.145) mengemukakan bahwa observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses bilogis dan psikologis”. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Menurut Sugiyono (2010, hlm.145) dari segi proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat di bedakan menjadi participants observation (observasi
berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi
yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktu dan
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
Observasi yang dipilih oleh peneliti guna menunjang penelitian ini ialah observasi
terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiono (2009, hlm.205) adalah “observasi
yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”. Pemilihan observasi terbuka dalam penitian ini karena penelitian telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati dan dilakukan
menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti berhubungan dengan pengamatan terkait
penerapan model pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan
bertanya probing question yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran PKn
di Kelas VIID SMP Negeri 14 Bandung. Dengan demikian, observasi yang dilakukan
peneliti adalah berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
yang dilakukan didalam kelas dalam hal aktivitas belajar siswa.
3. Studi Dokumentasi
Daniel dan Wasriah (2009, hlm.79) studi dokementasi adalah “mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”. Informasi yang didapat ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan.
Dokumentasi yang dapat diambil oleh peneliti berupa gambar proses
pembelajaran guru di kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn dan Silabus
PKn , serta dokumen mengenai SMP Negeri 14 Bandung.
4. Kuesioner (Questionnaire)
Daniel dan Wasriah (2009, hlm.73) kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan
informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Alat ini berupa sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden sesuai dengan masalah
penelitian. Kuesioner disebut juga angket. Pertanyaan ini ada terbuka, tertutup, dan
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.
Angket tertutup adalah angket dengan pertanyaan yang diajukan kepada responden
telah disediakan jawabannya oleh peneliti. Responden hanya memilih jawaban yang
kira-kira cocok sesuai dengan pendapatnya dan tidak diberikan kesempatan
memberikan jawaban lain.
5. Studi Kepustakan (literature)
Daniel dan Wasriah (2009, hlm.80) Studi Kepustakaan (literature) adalah “penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”. Buku tersebut dianggap sebagai sumber data yang akan diolah dan dianalisis seperti banyak
dilakukan oleh ahli sejaran, sastra, dan bahasa.
Studi kepustakan digunakan peneliti untuk membaca, mencari, dan mengkaji
beberapa referensi teori-teori yang revelan dengan fokus penelitian, seperti melalui
buku, jurnal, karya ilmiah, dan lainnya yang berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran active learning tipe quiz team dengan keterampilan bertanya probing
question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
6. Catatan Lapangan (field note)
Catatan lapangan (field note) menurut Bogdan dan Bikle dalam Moleong (2005, hlm.209) adalah “catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
D. Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian secara sistematis maka harus melalui
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan
judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun
rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan
berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk
menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.
Dalam tahap pra penlitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan.
Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang
akan diteliti.
2. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini disebut juga tahap pra lapangan. Pada tahap ini, peneliti mencoba
mengajukan rancangan (proposal) penelitian. Selanjutnya proposal penelitian
tersebut diseminarkan dihadapan dosen penguji untuk mendapatkan koreksi,
masukan dan sekaligus perbaikan hingga mendapatkan pengesahan dan persetujuan
dari Ketua tim pengembangan skripsi, yang selanjutnya merekomendasikan untuk
memndapatkan pembimbing skripsi.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan
(observasi awal) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2014 untuk melihat lebih jauh
apa yang menjadi masalah di dalam pembelajaran di kelas serta untuk mengetahui
kondisi lapangan yang sesungguhnya. Hal pertama yang dilakukan adalah
menandatangi guru mata pelajaran PKn untuk memperoleh informasi mengenai
jalannya proses pembelajaran dikelas. Kedua, peneliti melakukan observasi kelas
(classroom observation) untuk melihat proses pembelajaran di kelas secara langsung.
Ketiga, melakukan pertemuan balikan (feedback conference) untuk mengadakan
perencanaan bersama (planning conference) antara guru PKn dengan peneliti untuk
berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat
kegiatan observasi akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan pembicaraan nonformal dengan guru dan
melakukan wawancara peratama tentang penerapan model pembelajaran active
learning tipe quiz team melalui keterampilan bertanya probing question untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Guru mitra sepakat
untuk menerapkan model pembelajaran tersebut dengan langkah-langkah yang sudah
disiapkan oleh peneliti. Setelah itu peneliti dengan guru mitra merencanakan tentang
kelas yang akan dijadikan subjek penelitian yaitu kelas VIID.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti akan mengadakan wawancara dengan siswa dan guru
tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan serta tentang penerapan model
pembelajaran active learning tipe quiz team melalui keterampilan bertanya probing
question untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
Kemudian metode ini akan menggunakan tiga siklus.
E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Adapun untuk penjelasan prosedur penelitian tinadakan kelas dalam tiap siklus
adalah:
1. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru
PKn. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan, menentukan pokok bahasan,
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengembangkan skenario
pembelajaran, menyiapkan sumber belajar, dan membuat lembar observasi untuk
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Suyadi (2012, hlm.62) Pelaksnaan adalah “menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak d kelas”. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.
Pada tahap ini pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan harus dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun.
3. Pengamatan (Observing)
Supardi (dalam Suyadi, 2012, hlm.63) observasi adalah “alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau
instrument pengumpulan data (wawancara/angket/observasi, dan lain-lain).
Pengamatan dilakukan pada saat tindakan dilaksanakan, pengamatan dilakukan
dengan memakai lembar observasi, peneliti mencatat setiap kejadian yang
berlangsung. Sehingga peneliti dapat memperoleh data yang akurat, yang dapat
dijadikan sebagai masukan untuk siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Suyadi (2012, hlm.64) refleksi adalah “kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan”. Refleksi juga disebut dengan istilah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan
dan kekurangannya.
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan, kemudian mengadakan pertemuan dengan observer untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario, RPP, dan lain-lain untuk memperbaiki kegiatan belajar
5. Siklus
Suyadi (2012, hlm.65) siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai
dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hali ini, yang
dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapan-tahapan
dalam PTK. Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.50) memberikan contoh model
tahapan-tahapan pelasnaan PTK, yaitu sebagai berikut:
Bagan 3.1 Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm.50)
Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Selanjutnya Nasution
(dalam Sugiyono, 2010, hlm.244) menyatakan bahwa:
Melakukan analisis adalah pekerjaan sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Sugiyono, 2010, hlm.244)
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat dinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesei dilapangan. Dalam hal ini Nasution
(dalam Sugiyono, 2010, hlm.245) menyatakan “analisis telah mulai sejak
1. Analisis Sebelum di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian
fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
masuk dan selama dilapangan.
2. Analisis Data di Lapangan Model Miles and Huberman
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesei pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.
Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu sebagai berikut:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi merupakan langkah awal dalam menganalisis data, kegiatan ini
bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, ditelaah, dan di pahami maka peneliti
membuat rangkuman. Rangkuman ini merupakan inti dari data yang diperoleh yang
difokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan permasalahan.
Dari langkah ini, peneliti dapat melakukan reduksi data dengan merangkum dan
memilih hal-hal penting terkait dengan aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, dengan metode dan model yang akan diterapkan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Display data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran
penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan
Yusep Hadiansyah, 2015
Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
c. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Dengan penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna
yang sesungguhnya dari data yang telah dikumpulkan dilapangan, sehingga peneliti
berharap mendapatkan penemuan-penemuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada.
G. Validitas Data
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Digunakan untuk membuktikan
apa yang telah damati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang ada di
lapangan, maka peneliti melakukan validasi data.
Pada tahap ini peneliti menyeleksi data untuk mempelajarai data yang terdapat
pada jawaban dari hasil wawancara sehingga dapat mengetahui kelengkapan data
untuk pengolahan. Hasil penelitian kualitatif sering sekali diragukan karena tidak
memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu menurut Sugiyono (2012,
hlm.270) ada cara untuk melakukan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
yaitu sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Sugiyono (2012, hlm. 270) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:
a. Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan berarti penelitian kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Dengan perpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti
lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi.
Peneliti akan mengetahui kedaan secara mendalam serta dapat menguji
ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh
subjek penelitian.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat kita
mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah
yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan
itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan
maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
apa yang diamati.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Tujuan
dari triangulasi adalah mengecek data kebenaran tertentu dengan membandingkan
data-data yang diperoleh, dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap
informasi-informasi yang diberikan oleh siswa dengan informasi yang diberikan oleh
guru. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan diri dari berbagai teknik penelitian dan pengumpulan data yang
sudah ada. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi, kemudian
peneliti melakukan pengecekan terhadap jawaban yang diperoleh dengan