IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS
SENAM AEROBIK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap
Jayakerta Kabupaten Karawang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Tati Nurhayati
1100981
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS
SENAM AEROBIK
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap
Jayakerta Kabupaten Karawang)
Oleh Tati Nurhayati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Tati Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
TATI NURHAYATI
IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM AKTIVITAS
SENAM AEROBIK SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI SATU ATAP JAYAKERTA KABUPATEN KARAWANG
Skripsi ini telah disahkan dan disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Hendi Suhendi Pawaka NIP. 195803021985111002
Pembimbing II
Drs. Agus Mahendra, M.A. NIP. 196308241989031002
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul; Implementasi Model Project
Based Learning Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Aktivitas Senam Aerobik Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta adalah sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada di dalamnya yang
termasuk penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015
Yang Membuat Pernyataan
Tati Nurhayati
Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Aktivitas Senam Aerobik Siswa Kelas VIII-B
SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang
Tati Nurhayati
Dosen Pembimbing : 1 Drs. Hendi Suhendi Pawaka
Dosen Pembimbing : II Drs. Agus Mahendra, M.A.
Abstrak
Peneliti mencoba menerapkan model project based learning terhadap pembelajaran senam aerobik. Tujuan penelitian yang ingin penulis teliti adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan project based learning terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang. Dengan objek penelitian kelas VIII-B yang berjumlah 26 orang. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus dan tiap siklus terdiri dari lima tindakan. Setiap tindakan menggunakan model project based
learning untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Data dikumpulkan
menggunakan lembar observasi. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik presentase. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan model project based learning dapat meningkatkan sikap kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran senam aerobik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan sikap percaya diri siswa tergolong pada kriteria sangat baik dengan presentase setiap tindakan adalah Siklus I tindakan 1 = 33%, tindakan 2 = 39%, tindakan 3 = 42%, tindakan 4 = 47%, dan tindakan 5 = 54%. Siklus II tindakan 1 = 61%, tindakan 2 = 71%, tindakan 3 = 78%, tindakan 4 = 86%, dan tindakan 5 = 91%. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa penerapan model project based
learning pada pembelajaran senam aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri
siswa.
Implementation of Project Based Learning Model to Improve Students’ Confidence in Aerobic Activity on Student Class VIII-B SMP Negeri Satu
Atap Jayakerta Kabupaten Karawang
Tati Nurhayati
Supervisor: 1 Drs. Hendi Suhendi Pawaka
Supervisor: II Drs. Agus Mahendra, M.A.
Abstract
Researcher tries to apply project based learning model to aerobic learning. The aim of this research is to find out how to apply project based learning model to improve student’s confidence. This study is using Classroom Action Research method. This research conducted in SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang. The objects of research class VIII-B are 26 student’s. The process of research is divided into two cycles and each cycle consists of five actions. Each action was using project based learning model to improve student’s confidence. Data collected by using observation sheet. All data gathered was analyzed by using percentage technique. The result shows project based learning model could
improve student’s confidence in following aerobic learning activity. This is
evidenced by the increase of student’s confidence belong to the very good criteria with the percentage of every actions are Cycle I action 1= 33%, action 2 = 39%, action 3 = 42%, action 4 = 47%, and action 5 = 54%. Cycle II action 1 = 61%, action 2 = 71%, action 3 = 78%, action 4 = 86%, and action 5 = 91%. Therefore, it can be concluded that the application of project based learning model in aerobic
learning can improve students’s confidence.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ...x
DAFTAR KURVA... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah... 7
D. Rumusan MasalahTujuan Penelitian ... 7
E. Tujuan Penelitian... 7
F. Manfaat Penelitian... 7
G. Definisi Istilah ... 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9
A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9
B. Hakikat Kepercayaan Diri ... ...13
C. Hakikat Senam Aerobik ... ...17
D. Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning... ...26
E. Kerangka Berpikir ... ...33
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian... 35
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 40
D. Variabel Penelitian Definisi Operasional ... 44
E. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 45
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ... 52
C. Deskripsi Penemuan ... 81
D. Diskusi Penemuan ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan... 100
B. Saran ... 100
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Respon Kardiovaskular Menurut Plowman... 19
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Sikap Percaya Diri... 47
Tabel 3.3 Kriteria Presentase Keberhasilan Siswa ... 50
Tabel 4.1 Deskripsi Kegiatan Tindakan 1 Siklus 1 ... 55
Tabel 4.2 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 57
Tabel 4.3 Deskripsi Kegiatan Tindakan 2 ... 58
Tabel 4.4 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 59
Tabel 4.5 Penilaian Proses ... 60
Tabel 4.6 Deskripsi Kegiatan Tindakan 3 ... 60
Tabel 4.7 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 62
Tabel 4.8 Penilaian Proses ... 63
Tabel 4.9 Deskripsi Kegiatan Tindakan 4 ... 63
Tabel 4.10 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 65
Tabel 4.11 Penilaian Proses ... 66
Tabel 4.12 Deskripsi Kegiatan Tindakan 5 ... 66
Tabel 4.13 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 59
Tabel 4.14 Penilaian Produk ... 60
Tabel 4.15 Deskripsi Kegiatan Tindakan 1 Siklus II ... 70
Tabel 4.17 Penilaian Produk ... 72
Tabel 4.18 Deskripsi Kegiatan Tindakan 2 ... 73
Tabel 4.19 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ...75
Tabel 4.20 Penilaian Produk ... 75
Tabel 4.21 Deskripsi Kegiatan Tindakan 3 ... 76
Tabel 4.22 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 78
Tabel 4.23 Penilaian Produk ... 78
Tabel 4.24 Deskripsi Kegiatan Tindakan 4 ... 79
Tabel 4.25 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 81
Tabel 4.26 Penilaian Produk ... 81
Tabel 4.27 Deskripsi Kegiatan Tindakan 5 ... 82
Tabel 4.28 Presentase Kelompok Sikap Kepercayaan Diri Siswa ... 83
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Karakteristik Project Based Learning... 29
Bagan 2.2 Komponen Project Based Learning... 33
DAFTAR KURVA
Kurva 4.1 Presentase Penilaian Proses Model Project Based Learni... 86
Kurva 4.2 Hasil Siklus I Sikap Kepercayaan Diri ... 88
Kurva 4.3 Presentase Penilaian Produk Model Project Based Learning... 92
Kurva 4.4 Hasil Siklus II Sikap Kepercayaan Diri ... 93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
Lampiran 3. Surat Keterangan Dari Sekolah
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 5. Portopolio
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Catatan Lapangan
Lampiran 8. Lembar Observasi Sikap Kepercayaan Diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Pada masa sekarang, ruang gerak terasa sangat terbatasi karena selain
kemajuan teknologi yang sangat pesat, ketersediaan lahan untuk pergerakan
menjadi berkurang seperti dijadikan pemukiman-pemukiman warga
masyarakat. Sehingga anak-anak tidak bisa mendapatkan kebebasan bergerak
hanya dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Mahendra (2012)
menyatakan bahwa : Melihat perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang sudah semakin maju, bangsa kita akan dihadapkan pada
gaya hidup yang semakin jauh dari aktivitas fisik terutama pada anak-anak
dan remaja. Karena mereka lebih mengutamakan kecerdasan intelektual serta
mengabaikan kepentingan fisik dan moral individu. Dampak negatif yang
terjadi dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti,
kurangnya gerak akan semakin meluas dikalangan remaja dan anak-anak,
semakin hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang
memerlukan upaya fisik yang keras. Sehingga lambat laun kemampuan fisik
manusia tidak diperlukan lagi.
Mahendra (2012) juga menjelaskan bahwa belajar di sekolah merupakan
beban yang sangat berat untuk siswa karena menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan waktu, kesempatan dan
lingkungan sekolah tidak menyediakan lahan yang cukup untuk siswa
melakukan tugas gerak, pihak sekolah lebih mengutamakan prestasi akademik
dan memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk sedangkan
kebutuhan gerak siswa harus terpenuhi agar tidak terjadi kurang gerak.
Dengan semakin rendahnya pendidikan jasmani maka gejala penyakit
hipokinetik (kurang gerak) akan meningkat. Selain itu kegemukan, tekanan
darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah adalah contoh dari
penyakit kurang gerak, bahkan penyakit jantung tidak lagi menjadi penyakit
2
Pendidikan jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga
kedudukannya dianggap penting karena pendidikan jasmani menyediakan
ruang untuk belajar dan banyak mencoba, sehingga kegiatannya sesuai dengan
kegiatan anak. Selain itu juga melalui program yang direncanakan secara baik,
anak dilibatkan dalam kegiatan fisik. Maka dari itu, melalui pendidikan
jasmanilah anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan
meraih kembali keceriaannya, serta terangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh hal tersebut juga diungkapkan oleh Mahendra (2012).
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan gerak, keterampilan
sosial, dan emosional. Menurut Mahendra (2011 : hlm. 21) pendidikan
jasmani adalah “proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Sedangkan
menurut Juliantine (2012 : hlm. 6) pendidikan jasmani merupakan alat
pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani
merupakan bagian penting dari proses pendidikan karena melalui pendidikan
jasmani peserta didik dapat mengembangkan keterampilan, berkembang
secara sosial, dan mengembangkan pola hidup sehat.
Adapun pendidikan jasmani menurut James A. Baley David A.Field
(2001; dalam freeman, 2001) yang dikutip oleh Abduljabar menekankan
bahwa pendidikan fisikal yang dimaksud adalah aktivitas jasmani yang
membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh. Lebih lanjut kedua ahli ini
menyebutkan bahwa:
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organic, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural,
emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai
aktivitas jasmani.”
Adapun manfaat pendidikan jasmani menurut Mahendra (2011) di
3
1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
Pendidikan jasmani merupakan dunia anak, anak dapat belajar sambil
bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin
terpenuhi kebutuhan gerak dalam masa pertumbuhannya, maka semakin
besar kemaslahatan bagi kualitas pertumbuhannya.
2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan jasmani waktu untuk berbuat. Anak akan lebih memilih
waktu berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat dan mendengarkan
orang lain ketika mereka sedang belajar. Dengan bermain dan bergerak
anak bener-benar belajar tentang potensinya dan anak mencoba
mengenali lingkungan sekitarnya.
3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yaitu untuk
mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk
menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan dikemudian hari.
4. Menyalurkan energi yang berlebihan
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi.
Kelebihan energi tersebut perlu disalurkan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak.
5. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental,
maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang
sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan yang
meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
Kondisi pendidikan jasmani di Indonesia saat ini jika ditinjau dari sudut
pandang kurikulum, yakni kurikulum 2013, menunjukkan adanya
pengembangan dalam penerapan pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Adapun di antara
model pembelajaran yang dipilih untuk diterapkan dalam kurikulum 2013
yaitu model pembelajaran project based learning, problem based learning,
4
pembelajaran berpusat pada siswa. Sehingga diharapkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa dapat berkembang secara optimal.
Namun, pada praktiknya hal ini belum dilaksanakan dengan baik di
sekolah SMP Negeri Satu Atap Jayakerta, dimungkinkan karena kurikulum
ini belum tersosialisasikan dengan baik terutama bagi guru pendidikan
jasmani. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada proses bukan produk, tetapi
di lapangan masih ditemukan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada
guru dan melihat hasil akhir kemampuan siswa. Penguasaan teknik masih
sering diterapkan dalam pembelajaran penjas. Selain itu, tidak dipungkiri
sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta
masih kurang memadai. Hal ini menyebabkan minat, motivasi, dan partisipasi
siswa dalam pendidikan jasmani kurang optimal. Minat dan partisipasi siswa
yang kurang, tentu dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswa.
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan
dirinya. Menurut Perry (2005 : hlm. 9) kepercayaan diri adalah pelumas yang
memperlancar roda hubungan antara Anda, kemampuan - yaitu bakat,
keahlian dan potensi - dan cara anda memanfaatkannya. Pembelajaran
pendidikan jasmani seharusnya dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada
siswa bukan membuat mereka tidak percaya diri, hal tersebut dapat dilihat
dari cara mengajar guru seperti kecenderungan terhadap pengekangan
kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru sehingga
siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru, siswa tidak
dapat untuk mengespresikan dirinya. Apabila hal tersebut dibiarkan maka
dikhawatirkan berdampak negatif pada perkembangan kepercayaan diri
siswa.
Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani seperti kebugaran jasmani,
aktivitas aquatik, aktivitas atletik, aktivitas ritmik, permainan bola besar,
permainan bola kecil, beladiri dan kesehatan. Aktivitas ritmik merupakan
salah satu materi ajar pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Aktivitas ritmik menurut Mahendra (2007 : hlm 3) adalah “rangkaian gerak
5
perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan
musik atau ketukan di luar musik.” Banyak sekali jenis aktivitas ritmik, salah
satunya yaitu senam aerobik.
Secara sederhana senam aerobik dapat diartikan sebagai rangkaian gerak
yang diiringi irama musik. Menurut Brick (2002 : hlm 25) senam aerobik
adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan yang mudah dilakukan. Senam
aerobik mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan efisiensi pemasukan
oksigen didalam jaringan tubuh, mengurangi berat badan, mengembangkan
kesehatan otot serta meningkatkan kualitas hidup. Selain itu juga apabila
senam aerobik dilakukan secara teratur serta dengan takaran yang cukup
maka akan memperbaiki kerja jantung dan paru-paru.
Brick (2002) menyatakan bahwa senam aerobik mempunyai gerakan
yang tersusun, tetapi penampilannya tidak terpaku pada musik. Sebagai
tambahan pula, aerobik telah meluas dengan adanya berbagai macam jenis
latihan seperti latihan dengan kursi, low impact, high impact, dengan
menggunakan tangan atau step, dan slide aerobik. Oleh karena itu, dengan
adanya latihan tersebut diharapkan dapat merangsang suatu kepercayaan diri
pada siswa dalam melakukan aktivitas senam aerobik saat proses
pembelajaran pendidikan jasmani.
Manfaat senam aerobik dapat dirasakan oleh siswa salah satunya
mengurangi berat badan. Selain itu juga senam aerobik mudah diikuti oleh
siswa serta gerakannya melibatkan seluruh anggota tubuh. Dimulai dengan
pengenalan gerak dasar dan pola langkah dalam senam aerobik, kemudian
pengenalan variasi gerakan sehingga dihasilkan gerakan yang kompleks.
Ketika siswa menguasai gerakan dan dapat mengingat gerakan dengan baik
tentu akan menimbulkan kepercayaan diri saat melakukan senam aerobik.
Model pembelajaran project based learning merupakan suatu model
pembelajaran yang memusatkan kegiatan sebagai inti pembelajaran dengan
menghasilkan suatu proyek. Dalam materi pelatihan guru implementasi 2013
6
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Adapun tujuan dari Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah
proyek.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek
yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang
bersifat kelompok
Prinsip yang mendasari pada pembelajaran berbasis proyek adalah
pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas proyek
pada kehidupan nyata untuk memperkaya pelajaran. Salah satu contoh yang
dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek yaitu membuat
rangkaian gerak berirama pada senam aerobik sehingga dapat mendorong
tumbuhnya kepercayaan diri, kemandirian, tanggung jawab, kreativitas, serta
berpikir kritis dan analitis pada peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini penting untuk dilaksanakan
dalam upaya mengembangkan kualitas atau mutu proses pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dan diharapkan melalui penerapan model
pembelajaran project based learning dalam aktivitas ritmik yaitu senam
aerobik dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
Mengamati kondisi pendidikan jasmani saat ini, peneliti ingin mencoba
menerapkan model pembelajaran yang dipandang mampu dalam
meningkatkan kepercayaan diri siswa yaitu model pembelajaran project
based learning atau pembelajaran berbasis proyek.
Adapun permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah
7
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, timbul beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi sehubungan dengan proses pembelajaran pendidikan
jasmani dalam kaitannya dengan upaya peningkatkan kepercayaan diri siswa.
Adapun masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan fakta di lapangan, guru masih banyak yang menggunakan
model pembelajaran tradisional dan lebih menekankan kepada teknik
dibandingkan dengan model project based learning.
2. Kepercayaan diri siswa kurang menonjol dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka ruang lingkup
masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya sekitar implementasi
model pembelajaran project based learning untuk meningkatkan kepercayaan
diri siswa pada aktivitas senam aerobik.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka masalah
yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi model pembelajaran project based learning dalam
aktivitas senam aerobik untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas nilai
kepercayaan diri siswa SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang
pada aktivitas senam aerobik melalui implementasi model pembelajaran
project based learning.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
8
1. Secara Teoritis
Memberikan informasi dan referensi kepada peneliti yang lain
tentang model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan
belajar gerak siswa.
2. Secara Praktis
Memberikan suatu masukan kepada guru pendidikan jasmani untuk
menerapkan model pembelajaran project based learning.
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis mencoba
menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini
dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan, sehingga permasalahan
akan lebih terarah. Penejelasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan
pembelajaran secara organic, neuromuscular, intelektual, sosial,
kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan
berbagai aktivitas jasmani.
2. Kepercayaan diri adalah pelumas yang memperlancar roda hubungan
antara anda, kemampuan yaitu bakat, keahlian dan potensi, dan cara
anda memanfaatkannya
3. Senam aerobik adalah sebuah cara yang terbaik untuk berlatih sebab
aerobik dapat dilakukan secara spontan atau persiapan.
4. Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan proses pencarian fakta terhadap
masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah dilakukan secara sistematis
dengan penekanan bahwa pencariannya dilakukan pada masalah-masalah yang
dapat dipecahkan dengan penelitian menggunakan metode tertentu dan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian dapat
dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar yang didapat oleh siswa menunjukan
peningkatan yang signifikan.
Menurut Arikunto, dkk. (2008, hlm. 2) Penelitian Tindakan Kelas atau
dalam istilah bahasa Inggrisnya Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian -menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan –menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
36
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas pada intinya merupakan suatu penelitian yang
masalahnya muncul di dalam kelas, serta dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga sulit untuk dibenarkan apabila ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi seorang
peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan sebuah model atau
pendekatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Adapun
manfaat penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008, hlm. 108) :
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional
3. Peningkatan profesionalisme pendidikan.
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008) yaitu
sebagai berikut :
1. Planning
Kegiatan planning yaitu mengidentifikasi masalah, perumusan masalah
dan analisis penyebab masalah, dan pengembangan intervensi.
Kegiatan perencanaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
dan menemukan fakta-fakta yang terdapat di kelas. Peneliti
merencanakan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas dirancang dalam dua siklus, dimana setiap
siklusnya terdiri dari lima tindakan. Berikut adalah rencana
37
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media
1 1 Senin, 07/09/201 5 Pembentukan kelompok belajar
dan guru
memperkenalkan tentang proyek yang akan dibuat yaitu
pembelajaran senam aerobik menggunakan model PjBL.
Guru menyajkan contoh gerakan senam aerobik dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya. Memberikan tugas rumah yaitu mencari materi mengenai gerakan tungkai dalam senam aerobik.
Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 Selasa, 08/09/201 5 Menjelaskan
tentang cara
membuat
rangkaian gerakan senam aerobik
mulai dari
gerakan tungkai.
Siswa dapat
memperoleh contoh gerakan langkah dasar senam aerobik dari internet.
Guru
mendiskusikan rencana proyek
yang akan
dikerjakan oleh kelompok peserta didik.
Memberikan tugas rumah yaitu mencari materi mengenai gerakan lengan dalam senam aerobik.
Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 3 Rabu, 09/09/201 5 Menjelaskan
tentang cara
membuat
rangkaian gerakan senam aerobik
mulai dari
gerakan lengan.
Siswa dapat
memperoleh contoh gerakan langkah dasar senam aerobik dari internet.
Guru
mendiskusikan rencana proyek
yang akan
dikerjakan oleh kelompok peserta didik. Kemudian mengklarifikasi langkah-langkah
yang akan
38
Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media
1
4
Kamis, 10/09/201
5
Peserta didik membuat proyek yaitu
menggabungkan gerakan tungkai
dan gerakan
lengan yang
sudah dirangkai pada pertemuan sebelumnya.
Guru memonitor kemajuan yang
dibuat oleh
masing-masing kelompok dan memberikan saran jika diperlukan.
Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 5 Jum’at, 11/10/201 5 Menampilkan
produk tanpa
musik
Masing-masing kelompok mempresentasika n proyek dan mendiskusikan tentang materi yang ditampilkan
Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 1 Senin, 14/09/201 5 Menampilkan produk dengan menggunakan musik Masing-masing kelompok kembali mempresentasika n proyek. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2 Selasa, 15/09/201 5
Kompetisi antar kelompok dan perwakilan
kelompok penyampaikan penilaian terhadap penampilan
kelompok lain
Guru membuat kompetisi agar
siswa dapat
bersaing dan bisa mengembangkan kemampuannya. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 3 Rabu, 16/09/201 5
Kompetisi antar kelompok dan perwakilan
kelompok penyampaikan penilaian terhadap penampilan
kelompok lain. Pemberian
reward.
Siswa berkompetisi kembali untuk mengembangkan kemampuannya dan memberikan
reward pada kelompok yang penampilannya terbaik.
Guru memberikan tugas mencari fungsi dari setiap gerakan yang mereka buat.
39
Siklus Tindakan Hari/Tgl Umum Materi Media
2 4 Kamis, 17/09/201 5 Mempresentasika n tugas rumah
yang telah
ditugaskan guru.
Menginstruksikan
siswa untuk
mempresentasika n tugas rumah
yang telah
ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 5 Jum’at, 18/09/201 5 Menampilkan produk Masing-masing kelompok menampilkan produk Speaker, laptop, lapangan atau ruangan 2. Acting
Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah.
Pada pelaksanaan ini, guru harus mengambil peran dalam
pemberdayaan siswa sehingga mereka menjadi agent of change bagi
diri dan kelas.
3. Observing
Pada kegiatan observing peneliti melakukan pengumpulan data,
sumber data, critical friend dalam penelitian tindakan dan analisis data.
4. Reflecting
Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflektive) tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Pada tahaf
ini guru sebagai peneliti harus menjawab pertanyaan mengapa (why),
bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) untuk
menghasilkan perubahan secara signifikan.
5. Akhir Tindakan
Apabila penelitian telah selesai peneliti harus membuat laporan
penelitian yang menyangkut dengan gambaran tentang kondisi
lapangan/kelas tempat penelitian dilakukan, penjelasan hasil
pelaksanaan tiap siklus kemudian memperlihatkan hasil keseluruhan
40
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti untuk melaksanakan
penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu SMP Negeri Satu
Atap Jayakerta Kabupaten Karawang.
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Maka yang dijadikan populasi adalah siswa SMP Negeri Satu
Atap Jayakerta Kelas VIII-B.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-B sebanyak 26
orang di SMP Negeri Satu Atap Jayakerta.
C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu rancangan atau perencanaan
yang dibuat oleh peneliti untuk menentukan langkah-langkah pelaksanaan
penelitian dilapangan agar tersusun sesuai rencana. Desain penelitian
41
Bagan 3.1
Alur Penelitian Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin yang Ditafsirkan oleh Kemmis
2. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan penelitian
yang dilakukan berdasarkan siklus-siklus tertentu. Menurut Subroto (2015,
hlm. 37) sesuai dengan rancangan PTKS merujuk pada rancangan
penelitian tersebut yang dirancang secara bertahap yaitu tahap menentukan
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.
Tahapan - tahapan ini bersifat daur ulang atau siklis. Langkah awal yang Perencanaan
Pelaksanaan
Siklus 1
Pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
42
dilakukan guru adalah melakukan identifikasi masalah kelas melalui
observasi awal pada kemampuan kepercayaan diri siswa pada
pembelajaran aktivitas senam aerobik. Observasi yang dilakukan untuk
mengetahui tindakan yang tepat yang harus dilakukan guru dalam
menyelesaikan masalah rendahnya kepercayaan diri siswa pada
pembelajaran aktivitas senam aerobik.
Setelah melaksanakan observasi dan refleksi awal dan telah
memperoleh rumusan masalah selanjutnya dilakukan siklus tindakan yang
meliputi :
a. Siklus I
1. Perencanaan (planinng)
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai guru merencanakan tindakan.
Peneliti bertindak sebagai guru dan peneliti.
Adapun rincian kegiatan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Peneliti merencanakan pembelajaran aktivitas aerobik dengan
menggunakan model project based learning
b) Menentukan hari dan tanggal penelitian
c) Membuat lembar observasi :
(1) Membuat catatan sebagai media untuk mencatat semua
kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran karena akan
menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan data dan
analisis data.
(2) Menggunakan alat elektronik seperti camera atau handycam
yang berguna untuk mendokumentasikan fakta dan data-data
penting yang terjadi di lapangan selama proses pembelajaran
berlangsung.
d) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan model project
based learning. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan suatu pedoman untuk guru dalam melaksanakan proses
43
kompetensi inti, kompetensi dasar, alokasi waktu, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
e) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran aktivitas
aerobik
2. Pelaksanaan tindakan (action)
Dalam proses pelaksanaan seorang peneliti berperan sebagai aktor
(guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran
aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model project based
learning. Langkah – langkah yang ditempuh dalam kegiatan ini :
a) Peneliti menerapkan model project based learning dalam
pembelajaran aktivitas senam aerobik yang telah dirancang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan
pengamatan.
c) Apabila proses pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala
bentuk kegiatan, kejadian dan kendala yang muncul di lapangan
selama proses pembelajaran berlangsung dalam lembar observasi
yang telah disiapkan.
3. Observasi (observation)
Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, guru dibantu oleh
observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk-bentuk
observasi yang dapat dilakukan adalah :
a) Observasi peer (pengamatan sejawat)
Observasi peer merupakan observasi yang dilakukan oleh sesama
guru atau teman.
b) Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan oleh
44
4. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan telah berjalan
dengan baik atau kurang baik. Pelaksanaan refleksi berupa pengamatan
peneliti berupa kepercayaan diri siswa yang terjadi pada saat
pembelajaran aktivitas senam aerobik. Pada fase refleksi siklus
pertama guru menganalisis proses tindakan pada siklus pertama dan
memperbaiki kesalahan untuk diatur ulang pada fase perencanaan di
siklus kedua.
5. Siklus II
Tahapan yang harus dilaksanakan pada pembelajaran Siklus II ini
mengikuti kegiatan pembelajaran seperti pada Siklus I, dalam Siklus II
disusun berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I. Kegiatan yang
dilakukan pada siklus ini untuk menyempurnakan pelaksanaan
pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan menggunakan model
project based learning pada siklus I.
D. Variabel Penelitian Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Arikunto (2013, hlm. 161) variabel adalah objek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dan menurut Sugiyono
(2013, hlm. 61) variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel Independen atau lebih sering disebut variabel bebas, yaitu
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian tindakan
kelas ini yang menjadi variabel independen adalah model
pembelajaran project based learning.
b. Variabel Dependen atau lebih sering disebut variabel terikat,
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam
45
E. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut :
a. Lembar Observasi (Pengamatan)
Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan bagi guru
untuk melakukan penilaian terhadap indikator dan aspek yang akan
diamati. Indikator – indikator tersebut disusun secara sistematis dan
diatur berdasarkan kategorinya. Objek yang akan diamati dari
observasi adalah kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran aktivitas
[image:32.596.90.548.378.704.2]senam aerobik dengan menggunakan model project based learning.
Tabel 3.2
Kisi- Kisi Sikap Percaya Diri
Variabel Sub. Variabel Indikator Aspek Pengamatan Percaya diri
adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya. Tampil Percaya Diri
Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi, mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain.
1. Partisipasi 2. Kepemimpinan 3. Berani
presentasi di depan kelas 4. Berani
berpendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan 5. Kerjasama 6. Melakukan
kegiatan tanpa ragu-ragu 7. Kebiasaan
bekerja
8. Tidak mudah putus
asa/pantang menyerah Bertindak
Independen
Bertindak di luar otoritas formal agar pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik, namun hal ini dilakukan demi kebaikan, bukan karena tidak mematuhi prosedur yang berlaku. Menyatakan Keyakinan atas Kemampuan Sendiri
Menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak, atau seorang narasumber. Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan akan penilaiannya sendiri. Melihat dirinya lebih baik dari orang lain.
Memilih Tantangan atau Konflik
46
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis yang dilakukan oleh
peneliti sesuai dengan apa yang dilihat pada saat penelitian. Yang
berfungsi untuk mengamati perilaku siswa pada saat melaksanakan
pembelajaran.
c. Lembar Penilaian
Lembar penilaian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau
informasi sebagai pedoman bagi guru untuk melakukan penilaian
mengenai proses dan produk pembelajaran siswa dalam aktivitas
senam aerobik.
2. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
perlakuan dalam proses pembelajaran aktivitas senam aerobik. Peneliti
yang terjun sebagai pengajar dan sekaligus melakukan observasi, proses
pengumpulan data ini dibantu pula oleh observer selama proses penelitian
dilaksanakan.
F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengolahan data
1. Observasi
Pada data hasil observasi mengenai tingkat kepercayaan
diri dinyatakan dalam bentuk presentase yakni dengan perhitungan
sebagai berikut :
Presentase keberhasilan = N la ya l
N la K lu u a � %
2. Catatan lapangan
Pada data tersebut tidak dilakukan teknik penskoran tetapi
akan dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul
pada saat proses pembelajaran aktivitas senam aerobik berlangsung
47
b. Analisis Data
1) Reduksi Data
Pada reduksi data ini bertujuan untuk mengolah data mentah
menjadi informasi yang bermakna serta mempermudah peneliti untuk
memahami data yang terkumpul sesuai dengan masalah yang diteliti.
Hal yang direduksi dalam penelitian ini adalah peningkatan sikap
percaya diri siswa dalam pembelajaran aktivitas senam aerobik dengan
menggunakan model project based learning.
2) Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses penampilan atau penyajian data
secara lebih sederhana dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam bentuk
naratif agar bisa dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
3) Menarik Kesimpulan atau Verfikasi
Proses pengambilan inti dari keseluruhan paparan atau penyajian
data yang telah dituangkan terhadap data yang telah terkumpul dalam
bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan
penelitian. Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:
Presentase Keberhasilan pembelajaran
= Nilai yang diperoleh
Nilai Keseluruhan � %
Adapun kriteria presentase keberhasilan dapat dilihat dalam tabel
48
Tabel 3.3
Kriteria Presentase Keberhasilan Siswa
PRESENTASE KRITERIA
86% - 100% Sangat Baik
76% - 85% Baik
66% - 75% Cukup
55% - 65% Kurang
<54% Kurang Sekali
Penelitian ini bisa dikatakan berhasil apabila presentase dari data
hasil evaluasi siswa mencapai ketuntasan diatas 80%. Presentase yang
dijadikan indikator keberhasilan dilihat dari hasil tes berdasarkan dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi, observasi dan pembahasan data penelitian pada
pembelajaran senam aerobik dengan menggunakan model project based learning
di kelas VIII-B SMP Negeri Satu Atap Jayakerta Kabupaten Karawang dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran dengan
menggunakan model project based learning meningkat. Tingkat ketercapaiannya
tergolong pada kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penerapan model project based learning pada pembelajaran senam aerobik dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat
dikemukakan beberapa saran di antaranya :
1. Guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani SMP
Negeri Satu Atap Jayakerta bisa menerapkan model pembelajaran project
based learning dalam proses belajar mengajar guna mengembangkan
sikap percaya diri siswa dan memberikan kesempatan belajar bagi siswa
untuk berkembang sesuai dengan kondisi dunia nyata.
2. Siswa diharapkan bisa mengembangkan dan menerapkan sikap percaya
dirinya pada saat pembelajaran pendidikan jasmani ataupun pembelajaran
yang lainnya.
3. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru pendidikan
jasmani seperti lebih memperhatikan terkait fasilitas yang dibutuhkan
oleh siswa. Sehingga dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Abdullah Sani, Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara
Anggi Lestari, Dry. (2014). Pengaruh Aktivitas Ritmik Terhadap Tingkat
Kebugaran Jasmani, Kepercayaan Diri dan Minat Belajar Siswa.
(Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung
Arikunto, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta
Azzuhri, Rifkhi. (2014). Pengaruh Aktivitas Senam Aerobik Terhadap
Peningkatan Kebugaran Jasmani dan Kepercayaan Diri Siswa. (Skripsi).
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung
Brick, Lynne (ed). (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Gunawan, Indra. (2012). Step Dasar dan Gerakan Lengan Senam Aerobik .
[Onlien]. Diakses dari
http://knight45.blogspot.com/2012/09/step-dasar-dan-gerakan-lengan-senam.html.
Husdarta. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta
Juliantine, Tite. Dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK
UPI
Kamnuron, Andri. (2012). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Siswa Yang
Mengikuti Ekstrakulikuler Olahraga Beregu Dengan Siswa Yang
102
Tasikmalaya. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013
Kosasih, Engkos. (1993). Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. Jakarta :
Erlangga
Mahendra, Agus. (2007). Musik dan Gerak. Bandung : FPOK UPI
Mahendra, Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung :
FPOK UPI
Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri).
Jakarta : Esensi
Plowman, Sharon. Dkk. (1997). Exercise Physiology For Health, Fitness, and
Performance. America : Allyn and Bacon
Salman. (2010). Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja
Wasit Hoki Jawa Barat. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Subroto, Toto. Dkk. (2015) Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung : FPOK
UPI
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani.