• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Di SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Di SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ii

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SDN 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

SOLICHAH

NPM: 1422030047

Pembimbing I : Dr. M. Akmansyah, MA. Pembimbing II : Dr. H. Achmad Asrori, MA.

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

(2)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Solichah

NPM : 1422030047

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TAMANSARI KECAMATAN

GEDONGTATAAN” adalah benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan

sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, 12 Februari 2016 Yang menyatakan,

(3)

iv ABSTRAK

Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam harus dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan dan tindaklanjut yang tepat dan berkesinambungan dalam rangka mengendalikan kualitas pendidikan agama Islam. Supervisi ini sangat penting dilakukan agar tercapai kinerja guru yang baik khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana langkah-langkah perencanaan supervisi, pelaksanaan supervisi dan bagaimana tindak lanjut supervisi akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja Guru Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan dan tidak lanjut supervisi akademik yang dilakukan Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam pada SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data primer bersumber dari Pengawas PAI pada TK/SD kecamatan Gedongtataan, dan dua orang Guru PAI pada SDN 4Tamansari, sedangkan data sekunder bersumber dari dokumen profil SDN 4 Tamansari. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) observasi atau pengamatan (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, display data dan verifikasi.

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa supervisi akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam mulai dari tahap perencanaan telah dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Pada tahap ini pengawas PAI menyusun program kerja semester dan rencana kepengawasan akademik, menentukan nama-nama guru PAI yang akan diobservasi, waktu pelaksanaan observasi, menyusun kisi-kisi observasi dan menentukan apakah observasi kelas diketahui sebelumnya atau tidak. Pada tahap pelaksanaan supervisi, kehadiran pengawas PAI tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas, akan tetapi tampak bahwa pengawas PAI masih berperan sebagai observer, seyogyanya dalam pelaksanaan observasi kelas Pengawas PAI menempatkan diri bukan sebagai penilai, melainkan pemerhati dan menganalisis dalam kerangka perbaikan pengajaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada tahap tindak lanjut hasil supervisi pengawas PAI membahas bersama dengan guru PAI mengklarifikasi kekurangan-kekurangan guru dalam mengajar, dan memberi penguatan untuk perbaikan di masa mendatang.

(4)

v PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI SUPERVISI PENGAWAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH DASAR

NEGERI 4 TAMANSARI KECAMATAN

GEDONGTATAAN Nama Mahasiswa : Solichah

No. Pokok Mahasiswa : 1422030047 Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam

telah disetujui untuk diajukan dalam ujian tertutup pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 12 Februari 2016

MENYETUJUI

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. M. Akmansyah, MA. Dr. H. Achmad Asrori, MA. NIP. 197018031998031003 NIP.195507101985031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

(5)

vi PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN ditulis oleh: Solichah, NPM: 1422030047 telah diajukan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Idham Kholid, M.A. (……….)

Sekretaris : Dr. Yetri, M.Pd. (……….)

Penguji I : Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd. (……….)

Penguji II : Dr. M. Akmansyah, MA (……….)

(6)

vii PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN

Nama Mahasiswa : Solichah No. Pokok Mahasiswa : 1422030047

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, Maret 2016

Mengetahui Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. M. Akmansyah, MA. Dr. H. Achmad Asrori, MA. NIP. 197018031998031003 NIP.195507101985031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

(7)

viii PENGESAHAN

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN ditulis oleh: Solichah, NPM: 1422030047 telah diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Idham Kholid, M.A. (……….)

Sekretaris : Dr. Yetri, M.Pd. (……….)

Penguji I : Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd. (……….)

Penguji II : Dr. M. Akmansyah, MA (……….)

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag. NIP. 19601020 198803 1 005

(8)

ix MOTTO









  









 







Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.”(Q.S. Almâidah:2) 1

1

Kementerian Agama RI, AlQur’an dan Terjemahnya, Dirjen Bimas Islam, Direktorat Urais

(9)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

Tidak dilambangkan

t

B z

T ´

Š Gh

J F

H Q

Kh K

D L

Ż M

R N

Z W

S H

sy „

S Y

D

B. Maddah

Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas

(10)

xi

C. Singkatan

ed. : editor vol. : volume

ttp. : tanpa tempat Swt. : Subhânahu wa ta’ala cet. : cetakan As. : „alaihi al-salâm

j. : jilid Saw. : Sallâ Allâhu „alaihi wa salâm h. : halaman ra. : radiyâ Allâhu „anhu

tp. : tanpa penerbit H : tahun Hijriyah tt : tanpa tahun M : tahun Masehi Q.S : Al-Qur’an Surat H.R : hadits riwayat

(11)

xii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbi al-„alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang menganugerahkan kenikmatan dan kemampuan berfikir kepada umat manusia, membekali mereka dengan berbagai potensi kebaikan agar senantiasa menciptakan perdamaian dan kemashlahatan di alam semesta. Shalawat dan salam atas junjungan umat, Nabi Muhammad SAW, kerabat serta para sahabatnya.

Penulis sangat bersyukur berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada jenjang Magister dalam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada beberapa pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini:

1. Prof. Dr. Idham Kholid, M.A., Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. H. Jamal Fakhri, M.Ag., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

(12)

xiii

4. Dr. H. Achmad Asrori, MA, Pembimbing II, yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaian tesis ini.

5. Isnaini, S.Ag., M.Pd.I, Pengawas Pendidikan Agama Islam Tingkat TK/SD kecamatan Gedongtataan.

6. Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan beserta seluruh dewan guru.

7. Seluruh dosen Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, staf akademik dan perpustakaan.

Semoga Allah SWT mencurahkan kasih sayang, pertolongan dan membalas mereka dengan pahala yang mulia. Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini dapat menjadi sumbangan bagi khazanah ilmu pendidikan Islam dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2016 Penulis

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pelaksanaan supervisi yang efektif harus diupayakan untuk meningkatkan kinerja guru pendidikan agama Islam sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran.

Pengawas Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya disebut Pengawas PAI adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas pendidikan agama Islam yang tugas, tanggung jawab dan wewenangnya melakukan pengawasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah.1

Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan dan cara kerja yang efesien dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru PAI. Pengawasan dan pengendalian pengajaran adalah upaya agar pelaksanaan pembelajaran lebih terarah dan merupakan tindakan preventif untuk mencegah adanya penyimpangan serta kehati-hatian dalam melaksanakan tugas pengajaran.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh Pengawas PAI pada Sekolah meliputi(1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi supervisi akademik, (3) kompetensi evaluasi pendidikan, (4) kompetensi penelitian dan pengembangan,

1

(15)

dan (5) kompetensi sosial.

Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 39 mengatur kompetensi kepengawasan yang harus memiliki kualifikasi: (1) merencanakan supervisi, (2) melaksanakan supervisi, dan (3) menindaklanjuti supervisi.2

Di sisi lain pengalaman menunjukkan sistem supervisi dan penilaian guru cenderung bersifat pemeriksaan administratif sebagai pegawai ketimbang sebagai guru. Kinerja guru lebih banyak dinilai dari aspek administratif, sedangkan penilaian sebagai fungsional bersifat pedagogis kurang mendapat perhatian. Penilaian dan pengawasan yang terlalu administratif tidak memberikan motivasi bagi para guru untuk melaksanakan tugas pedagogisnya. Oleh karena itu guru membutuhkan supervisi dan pembimbingan untuk mewujudkan kinerja profesionalnya secara lebih efektif.3

Supervisi juga masih sering disamakan dengan pekerjaan mengawasi dari pada sebagai ide pengalaman. Guru cenderung menjadi resah dan takut apabila mereka diawasi, sehingga kebanyakan guru tidak suka disupervisi walaupun hal itu merupakan bagian proses pendidikan.4

Secara bahasa supervisi berasal dari kata supervision yang berarti pengawasan. Dalam organisasi pendidikan istilah supervisi sudah lama dikenal

2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ,

(Bandung: Citra Umbara, 2008), h.82

3 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan , Pembuka

RuangKreativitas, Inovasi dan Pemberdayaan Potensi Sekolah dalam Sistem Otonomi Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 38

4Tony Bush & Marianne Coleman, Manajemen Strategi: Kepemimpinan Pendidikan,

(16)

dan dibicarakan, yang maknanya sebagai pelayanan yang berorientasi kepada perbaikan pengajaran. Kegiatan supervisi menaruh perhatian pada usaha mengembangkan kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya seperti, guru, murid, kurikulum, alat dan buku-buku pengajaran serta kondisi lingkungan sosial dan fisik yang mempengaruhi proses belajar mengajar.5

Supervisi dilakukan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Menurut Murdick sebagaimana dikutip oleh Fattah dikatakan bahwa “pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap

diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi”. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap; pertama, menetapkan standar pelaksanaan; kedua, pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan ketiga, menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.6

Program supervisi bertumpu pada suatu prinsip yang mengakui bahwa setiap manusia itu sudah mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Menurut H. Burton dan Leo J. Brucker, yang dikutip oleh Soetopo dan Soemanto bahwa supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuannya mempelajari dan memperbaiki

5

Yurnalis Etek, Supervisi Akademik dan Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: Transmisi Media, 2008), h. 11-12

6NanangFattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

(17)

secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak..7

Kemudian Suharsimi Arikunto menyatakan tentang pengertian supervisi pengajaran atau supervisi akademik dengan menyebut sebagai “supervisi klinis” yaitu suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan kualitas mengajar dengan melalui sarana siklus yang simpatik untuk langkah-langkah intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.8

Dari definisi-definisi supervisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan supervisi dilaksanakan untuk memajukan dan mengembangkan pengajaran sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru berlangsung lebih baik dan efektif. Supervisi mempunyai pengertian yang luas, meliputi segala aktivitas pembinaan yang merupakan bantuan profesional dari pengawas pendidikan yang tertuju kepada peningkatan kualitas sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dan pada supervisi akademik adalah peningkatan kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

Menurut Suryo Subroto kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah “kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi

yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup suasana kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan

7

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), h. 39-40

8 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi PendidikanTeknologi dan Kejuruan,

(18)

perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pembelajaran.”9

Kinerja guru diartikan sebagai prestasi kerja guru, dan untuk mencapainya ditentukan oleh kemampuan dan usahanya. Kinerja guru juga dapat dilihat dari seberapa jauh guru tersebut telah menyelesaikan tugasnya dalam mengajar berbanding dengan standar-standar pekerjaan. Kemudian kinerja guru juga dapat diartikan pula sebagai kompetensi yang dimiliki guru serta keterampilan untuk menerapkannya dalam pembelajaran.

Sekolah Dasar Negeri 4 Tamansari merupakan salah satu SD Negeri dari 4 SD Negeri yang ada di desa Tamansari kecamatan Gedongtataan. Secara geografis lokasi SDN 4 Tamansari meskipun berada di perlintasan jalan desa tetapi cukup jauh dari jalan lintas kabupaten. Letak geografis inilah yang menjadi alasan penulis mengambil tempat penelitian pada SD Negeri ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi di daerah yang cukup jauh dari jalan kabupaten. Disamping itu umumnya pada satu sekolah dasar hanya ada satu guru Pendidikan Agama Islam, tetapi pada SDN 4 Tamansari terdapat dua orang guru Pendidikan Agama Islam dimana salah satunya adalah adalah juga sebagai kepala sekolah.

Terkait dengan penelitian ini berdasarkan data pra-survey diperoleh data-data mengenai kegiatan supervisi yang dilakukan oleh pengawas PAI Tingkat TK/SD kecamatan Gedongtataan di SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan. Pada tahapan perencanaan supervisor telah membuat program dan rencana kerja kegiatan supervisi, menyusun jadwal dan mempersiapkan materi-materi dan fokus

9

(19)

pembinaan dan siapa-siapa guru PAI yang akan disupervisi. Dari data dokumentasi diketahui kegiatan-kegiatan supervisi oleh pengawas PAI, dokumen tersebut diantaranya berisi hari, tanggal dan waktu kegiatan supervisi, nama-nama guru yang akan disupervisi, hasil-hasil supervisi dan kesimpulan-kesimpulan. Pada tahap pelaksanaan supervisi, pengawas PAI telah melaksanakan kunjungan kelas, observasi dalam proses belajar mengajar, jumlah guru yang dikunjungi sesuai yang diatur dalam Keputusan Dirjen Pendidikan Islam yaitu minimal 8 (delapan) orang guru PAI per-minggu.10 Observasi kelas dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar pelajaran PAI sedang berlangsung pengawas PAI duduk di kursi bagian belakang untuk memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting untuk dicatat secara detail untuk memperoleh data yang akurat. Pengawas PAI juga memberikan bimbingan pembuatan RPP kepada guru yang dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015. Tindaklanjut hasil evaluasi dilaksanakan oleh pengawas PAI dengan membicarakan dengan guru PAI temuan berdasarkan catatan bahwa guru kurang mampu dalam menciptakan suasana kelas yang setiap peserta didiknya dapat berkomunikasi dengan baik dalam menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan kepada guru.11

Data tersebut menunjukkan bahwa pengawas PAI dalam melakukan kegiatan supervisi akademik melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan tindaklanjut hasil supervisi.

Berkenaan dengan kinerja guru PAI diperoleh keterangan bimbingan dan

10

Direktorat Pendidikan Agama Islam, Dirjen Pendidikan Islam, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012) h. 19

11 Isnaini, S.Ag., M.Pd.I., Pengawas Pendidikan Agama Islam Tingkat TK/SD Kecamatan

(20)

arahan dari pengawas PAI dirasakan cukup membantu guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran, seperti dalam pengelolaan kelas, sebelumnya guru PAI merasa tidak memiliki indikator yang dapat menilai kemampuan dalam pengelolaan kelas, setelah hadirnya pengawas yang mengamati proses pembelajaran guru mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam pengelolaan kelas sebagai evaluasi untuk memperbaiki kinerjanya.12

Data-data yang telah diungkapkan di atas pada dasarnya memberi gambaran bahwa pelaksanaan supervisi Pengawas PAI dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan. Meskipun kinerja guru dinilai meningkat akan tetapi belum sepenuhnya maksimal, oleh karena itu untuk mengetahui implementasi supervisi akademik pengawas PAI dalam meningkatkan kinerja guru dipandang perlu dilakukan penelitian guna menganalisis perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas kegiatan supervisi pendidikan oleh pengawas PAI dilaksanakan secara komprehensif dan melibatkan banyak komponen, begitu juga dengan kinerja guru dalam proses

12 Fitriyanita, S.Pd.I., Guru Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan

(21)

pembelajaran, oleh karena itu penulis mengidentifikasi pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Perencanaan supervisi oleh Pengawas PAI sudah semestinya dapat disusun dengan sistematis dan berkesinambungan sebelum melakukan aktifitas supervisi sebagai kerangka pelaksanaan dalam rangka meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam. untuk dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran dengan maksimal. b. Pelaksanaan supervisi akademik harus dilaksanakan sesuai dengan standar

tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran dengan maksimal. c. Tindaklanjut supervisi akademik sebagai tahap yang penting karena

menyangkut masalah kesinambungan hasil supervise dan perbaikan mutu pembelajaran dan pelayanan kepada peserta didik di masa yang akan dating. Sebelum dilaksanakan supervisi kunjungan kelas sudah baik tetapi belum optimal oleh karena itu diperlukan supervisi pengawas pendidikan agama Islam untuk mengoptimalkan kinerja guru.

2. Batasan Masalah

(22)

merencanakan supervisi akademik dalam rangka meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

b. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas Pendidikan Agama Islam dengan observasi kelas ketika proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sedang berlangsung. Penulis membatasi masalah penelitian meliputi: kegiatan melaksanakan proses supervisi akademik dalam rangka meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

c. Pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi pengawas PAI melalui pertemuan balikan, membahas bersama dengan guru PAI mengklarifikasi kekurangan-kekurangan guru dalam mengajar, dan memberi penguatan untuk perbaikan pembelajaran di masa mendatang. Penulis membatasi masalah penelitian meliputi: kegiatan tindaklanjut hasil supervisi dalam rangka meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah di atas penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana perencanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan? 2. Bagaimana pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh Pengawas

(23)

3. Bagaimana tindak lanjut supervisi yang dilaksanakan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: untuk mengetahui bagaimana langkah perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari kecamatan Gedongtataan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis/akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan, serta dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda dan dengan sampel penelitian yang lebih banyak.

(24)

Agama Islam pada Sekolah Dasar khususnya dan sekolah umum pada umumnya.

1) Bagi guru Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajarannya.

2) Bagi Pengawas Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik, serta memilih model pembinaan dan layanan supervisi yang lebih efektif terhadap kinerja guru Pendidikan Agama Islam.

3) Bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan bahan perencanaan serta pengambilan kebijakan yang berkenaan dengan supervisi Pendidikan Agama Islam.

E. Kerangka Pikir

(25)

dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu sudah seharusnya pengawas PAI melaksanakan perencanaan supervisi, melaksanakan supervisi dan menindaklanjuti hasil supervisi dalam rangka membawa dampak positif bagi peningkatan kinerja guru sehingga tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Guru merupakan figur yang ditaati oleh seluruh peserta didik, dalam melaksanakan tugasnya guru memiliki keragaman latar belakang pendidikan, kemampuan, inisiatif, dan motivasi mengajar. Perbedaan latar belakang itu setidaknya menjadikan masing-masing guru memiliki tujuan dan peran serta motivasi yang berbeda dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam rangka menjadikan guru sebagai tenaga professional.

Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru secara bersama dan bukan mencari-cari kesalahan guru. Upaya ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran

(26)

Sekolah.”13

Sedangkan menurut Made Pidarta pelaksaan supervisi menyangkut tiga tahapan yaitu perencanaan supervisi, pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut dari hasil supervisi.14

Kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi: 1) unjuk kerja, 2) penguasaan materi, 3) penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, 4) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, 5) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.15

Observasi kelas merupakan salah satu teknik dalam supervisi. Dengan teknik observasi kelas ini observer dalam hal ini pengawas Pendidikan Agama Islam meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan proses pembelajaran. Observasi memiliki makna tidak sekedar melihat atau mengamati aktifitas guru, tetapi lebih dari itu observasi juga melibatkan semua indera, logika, strategi, dan instrument yang telah divalidasi. Teknik supervisi observasi kelas dipilih sebagai teknik supervisi pengajaran dalam mensupervisi kinerja guru karrena: a) yang diamati adalah keseluruhan proses belajar mengajar dalam satu pertemuan, dan bukan sampel-sampel pembelajaran yang diinginkan, b) untuk mengetahui aktifitas belajar mengajar secara keseluruhan, bukan untuk mengetahui aktifitas-aktifitas khusus, c) supervisor tidak boleh berpartisipasi dalam pembelajaran, d) dilakukan pada waktu pelajaran sedang berlangsung.

13

Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

14Made pidarta, Supervisi pendidikan kontekstual, (jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 93 15

(27)

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai administrator kelas. Seorang guru harus memiliki kemampuan antara lain:

a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar. b. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

c. Penguasaan metode dan strategi mengajar. d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa. e. Kemampuan mengelola kelas.

f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.16

Kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat dinilai dari kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan atau mengelola proses pembelajarann dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.

16

(28)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian

.

Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan

Agama Islam

Merencanakan Supervisi Akademik

Kinerja Guru PAI

a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar. b. Kemampuan

melaksanakan proses pembelajaran:

Penguasaan materi yang akan diajarkan, penguasaan metode dan strategi mengajar, pemberian tugas-tugas kepada siswa, kemampuan mengelola kelas.

c. Kemampuan

melakukan penilaian

dan evaluasi

pembelajaran.

Menindak Lanjuti Hasil Supervisi Akademik

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Supervisi Akademik Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Supervisi Akademik

Perkataan supervisi berasal dari bahasa Inggris: “supervision”, yang terdiri dari dua perkataan yaitu “super” dan “vision”, super berarti atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau meninjau. Oleh karena itu secara epistimologis supervisi (supervision) berarti melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.1

Menurut Jones dalam Mulyasa, supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.2

Pendapat lain mengatakan bahwa supervisi adalah suatu usaha bimbingan professional atau bantuan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru baik perorangan maupun kelompok.3

Definisi lebih rinci dapat dilihat dalam pengertian yang diberikan Ben M. Harris, sebagaimana dikutip oleh Yurnalis Etek, bahwa supervisi meliputi batasan pengertian yang mengarah pada hal-hal berikut:

a. Supervisi berhubungan erat dengan kegiatan pengajaran, namun tidak berhubungan langsung dengan murid;

b. Ia berfungsi untuk kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan hasil yang lebih baik; dan

c. Supervisi pengajaran bertujuan untuk mengadakan pemeliharaan dan perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar.4

1Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1984), h. 103 2 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS

dan KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h.155

3

Siti Patimah, Manajemen Kepemimpinan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 145

4Yurnalis Etek, Supervisi Akademik dan Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: Transmisi Media,

(30)

Supervisi terhadap guru merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dan sebagai salah satu perwujudan upaya pengawasan sebagaimana tercantum dalam pasal 66 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.5

Dari pendapat-pendapat di atas dapat difahami bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan

5

UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya mengenai kepengawasan pada pasal 66 Lebih lanjut lihat dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

(31)

dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. 6

Secara lebih spesifik Suharsimi Arikunto juga menyatakan tentang pengertian supervisi pengajaran atau supervisi akademik dengan menyebut sebagai “supervisi klinis” yaitu suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada

peningkatan kualitas mengajar dengan melalui sarana siklus yang simpatik untuk langkah-langkah intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.7

Supervisi akademik dapat digolongkan ke dalam jenis konsep supervisi yang berfokus pada pengajaran, yaitu kegiatan supervisi yang berfokus pada pembelajaran yang memandang supervisi sebagai suatu kegiatan peningkatan pengajaran dan implementasi kurikulum di kelas.8

Nilai supervisi akademik ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik. Istilah pembimbingan di atas cenderung mengacu kepada usaha yang bersifat demokratis atau manusiawi yang tidak bersifat otoriter. Kemudian yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping dalam arti hierarki, akan tetapi juga dalam arti kewenangan dan kompetensi dalam bidang supervisi. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara efektif dan efisien tergantung

6Carl D. Glickman, Stephen P. Gordon and Jovita M Ross-Gordon, Supervision; and

Instructional Leadership, A Developmental Approach. (Boston: Allyn and Bacon, 2004), p. 34

7 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1989), h. 99

8

(32)

makna didalamnya bekerja dan belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas.9

Dengan demikian supervisi akademik pada hakikatnya adalah suatu aktivitas proses pembimbingan dari pihak atasan kepada para guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para peserta didik, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien dengan prestasi dan mutu belajar yang semakin meningkat. Definisi-definisi tersebut secara implisit mengandung ide-ide pokok seperti menggalakkan profesionalisme guru, memberikan layanan dan bantuan kepada guru, serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan efektifitas proses belajar mengajar.

1. 2. Konsep Supervisi dalam Islam

a. Supervisi sebagai bentuk hubungan kerjasama

Supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian bantuan kepada orang lain, artinya seseorang yang memiliki kompetensi lebih (supervisor) memberikan pertolongan kepada guru kaitannya dengan proses belajar, dengan adanya bantuan ini seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.10

Ajaran Islam sangat menganjurkan untuk saling tolong menolong, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

9 Ibid, h. 56 10

(33)









Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.”(Q.S. Almâidah:2) 11

Kaitannya dengan supervisi pendidikan dan pengajaran, ayat di atas dapat dipahami bahwa pemberian bantuan oleh supervisor kepada guru dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran tidak diragukan lagi adalah suatu pertolongan dan bentuk kerja sama dalam kebaikan, akan tetapi dalam proses pemberian bantuan profesional itu harus dilaksanakan dengan dasar kebaikan dan ketaqwaan.

Kegiatan supervisi harus dimulai dengan persiapan dan perencanaan yang matang, dalam hal ini Allah memberikan petunjuk dalam Al-Qur’an:







Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Q.S. Al-Hasyr:18)12

11

Kementerian Agama RI, AlQur’an dan Terjemahnya, Dirjen Bimas Islam, Direktorat

Urais dan Pembinaan Syari’ah, 2012, h. 142

12

(34)

Sejalan dengan kandungan ayat tersebut, manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerja sama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif. Dalam ayat di atas Allah SWT memberi petunjuk kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan teratur. Tidak terkecuali dengan pelaksanaan kegiatan supervisi.

Pelaksanaan supervisi dalam konsepsi Islam dilihat sebagai hubungan kerja, hubungan seseorang dengan yang lain. Hubungan kerja yang dibangun Rasulullah adalah menyerahkan atau membiarkan sahabat menetapkan sesuatu, mendorong ijtihad sahabat dan menghargai inisiatif seseorang. Dalam kasus atau peristiwa Khandaq umpamanya Rasulullah Saw. menghargai inisiatif Salman al Farisi, yang mengusulkan penggalian parit (khandaq) dalam menghadapi serbuan kafir Quraisy. Sikap Rasulullah dalam peristiwa Badar, beliau menerima pendapat dari Habbab bin Munzir dalam penempatan pasukan. "Habbab mengusulkan supaya Nabi pindah ke tempat lain (yang ditunjukkan) dan Nabi menyetujunya, karena pilihan Nabi terhadap tempat itu bukan atas perintah wahyu Ilahi".13

Nabi Muhammad juga menyetujui pendapat Abu Bakar Siddiq tentang pemberian kompensasi bagi pembebasan tawanan perang Badar, dengan kewajiban mendidik anak-anak dan pemuda Islam. Rasulullah menolak pendapat Umar bin Khattab yang mengusulkan supaya tawanan perang Badar itu dibunuh saja. Sikap dan pendekatan yang diterapkan Rasulullah tersebut dengan

13Yurnalis Etek, Supervisi Akademik dan Evaluasi Pengajaran, (Jakarta : Transmisi

(35)

memberikan kepercayaan dan kesempatan yang luas bagi para sahabat untuk mengambil inisiatif, bukan membiarkannya dalam kesesatan.

Pemberian kesempatan kepada sahabat-sahabat itu karena Nabi berkeyakinan bahwa mereka menyampaikan pendapat adalah atas pertimbangan kemaslahatan umat Islam, dan mereka tidak mendustai Nabinya.

Dengan bentuk pendekatan tersebut yang menganggap positif terhadap orang lain, akan berdampak baik bagi pengembangan kreatif sahabat. Pengawas pendidikan agama sebagai supervisor pengajaran dapat menggunakan pendekatan sebagaimana yang dilakukan Rasul terhadap sahabat-sahabatnya.

Islam mendorong hubungan antara sesama manusia yang memungkinkan terjadinya kerjasama antara seseorang dengan yang lain, antara atasan dan bawahan, antara sesama bawahan, antara teman sekerja. Dalam kondisi hubungan seperti itu terjadilah tenggang rasa saling menghargai antara satu sama lain yang berkaitan akan saling membantu bekerja sama sampai tujuan.

Mengembangkan hubungan kemanusiaan yang Islami dalam kegiatan supervisi pengajaran sangat penting, karena tugas pokok supervisi adalah membantu para guru memecahkan sendiri persoalan yang mereka hadapi, supervisi hanya mendorong dan menunjukkan arah.

(36)













Artinya: ”Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engaku telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal.” (QS. Ali Imron: 159).14

Seorang pengawas pendidikan agama Islam sebagai supervisor dalam melakukan pembinaan terhadap guru-guru perlu menjiwai langkah-langkah dengan petunjuk-petunjuk agama. Dengan demikian kegiatan supervisi pendidikan dan pengajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran pendidikana agama Islam tidak terlepas dari jalan yang telah ditetapkan Allah dan sebagai bentuk pengamalan ajaran agama Islam itu sendiri.

b. Supervisi sebagai bentuk pengawasan

Supervisi sebagai kegiatan pengawasan atau pengendalian merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Ilmu manajemen diperlukan agar tujuan suatu pekerjaan dalam hal ini tujuan pendidikan dan pengajaran yang hendak dicapai bisa diraih dengan efektif dan efesien. Ayat dalam al-Qur’an yang menyiratkan tentang pengawasan antara lain:

14

(37)











Artinya: “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu(Q.S. Al-Sajdah: 5)15

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah Swt. adalah pengatur alam. Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah Swt. dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah Swt. telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.

Pengawasan yang paling utama adalah pengawasan yang berasal dari diri, yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah Swt. Orang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka orang itu akan bertindak hati-hati. Sebagaimana firman Allah:

                                                                                       

Artinya:“Tidaklah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa

yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia -lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada

15

(38)

mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.

Al-Mujadalah:7) 16

Dari uraian dan ayat di atas dapat dipahami bahwa supervisi pendidikan sebagai proses pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui pengendalian kualitas kinerja guru dalam rangka menjamin terlaksananya pembelajaran sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam konsep Islam, pengawasan pendidikan tidak hanya mengedepankan hal-hal yang bersifat materil saja, tetapi juga mementingkan hal-hal yang bersifat spiritual. Hal ini yang secara signifikan membedakan antara pengawasan dalam konsep Islam dengan konsep sekuler yang hanya melakukan pengawasan bersifat materil dan tanpa melibatkan Allah Swt. sebagai pengawas utama.

3.

3. Dasar dan Tujuan Supervisi

Guru sebagai salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan bantuan supervisi. Hal-hal yang mendasari adanya supervisi pendidikan tersebut antara lain:

a. Dasar Kultural b. Dasar Filosofis c. Dasar Psikologis d. Dasar Sosiologis e. Dasar Sosial

f. Dasar Pertumbuhan Jabatan.17

Penjelasan dari keenam hal yang mendasari perlunya pelaksanaan supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut antara lain:

1. Dasar Kultural

16 Ibid, h. 792

17Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

(39)

Sekolah sebagai pusat kebudayaan bertugas dan bertanggung jawab menyeleksi unsur-unsur kebudayaan serta mengembangkan kreativitas dan kemampuan penalaran siswa maupun guru. Secara positif sekolah bertugas menghasilkan karya nyata baik berupa gagasan, ide, pola tingkah laku kebiasaan berbudaya yang baik maupun berupa benda budaya.

2. Dasar Filosofis

Suatu sistem pendidikan dikatakan berhasil dan berdaya guna bila berakar mendalam pada nilai-nilai yang ada dalam pandangan hidup suatu bangsa. Konsep-konsep filosofi pendidikan yang bersifat abstrak perlu untuk diterjemahkan ke dalam pengertian yang lebih operasional.

3. Dasar Psikologis

Secara psikologis supervisi berakar mendalam pada pengalaman manusia. Dalam diri manusia terdapat potensi untuk menghasilkan sesuatu, sehingga mereka memiliki cara pemecahan suatu masalah baik sekarang maupun yang akan datang.

4. Dasar Sosiologis

Perubahan sosial masyarakat dewasa ini berpengaruh pada polatingkah laku seseorang. Menghadapi pergeseran nilai yang terjadi pada era globalisasi sekarang ini guru memerlukan supervisor untuk tukar menukar ide dan pengalaman dalam menghadapi tata nilai dalam dunia pendidikan.

5. Dasar Sosial

(40)

6. Dasar Pertumbuhan Jabatan

Guru harus mempunyai misi ke depan, ketajaman visi mendorong guru untuk mampu mengembangkan misinya, belajar untuk menjadi professional, memiliki keahlian hidup yang diajarkan, rasa tanggung jawab yang tinggi dan mau menerima inovasi serta perubahan. Dalam hal ini diperlukan supervisor yang mampu membina guru agar mampu melakukan tugas profesinya.18

Adapun tujuan supervisi adalah menilai kemampuan guru dalam rangka membantu mereka dalam melakukan perbaikan serta peningkatan kualitas diri dan tugas masing-masing, bila perlu dengan menunjukkan kelemahan atau kekurangan agar dapat diatasi dengan usaha sendiri. Atas dasar itulah supervisi tidak boleh dilakukan dengan sepihak untuk mencari-cari kesalahan.19

Supervisi atau pengawasan juga bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah, perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan humanrelation yang baik kepada semua pihak yang terkait. 20

Menurut Oteng Sutisna tujuan supervisi adalah : “membantu para guru memperoleh arah diri dan belajar memecahkan sendiri masalah-masalah yang

18

Ibid, h. 11

19Ibid, h. 15

20Nurhayati Djamas, Pedoman Pelaksanaan Supervisi (Jakarta: Departemen Agama RI

(41)

mereka hadapi, dan mendorong mereka kepada kegiatan-kegiatan untuk menciptakan situasi-situasi dimana murid dapat belajar dengan lebih efektif.21

Pendapat lain mengatakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah: membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing Penelitian Tindakan Kelas (PTK).22

Berdasarkan uraian tersebut di atas tersebut supervisi pengajaran mengandung makna:

a. Bahwa supervisi pengajaran adalah perbuatan secara langsung yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi dan mempengaruhi perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar.

b. Bahwa supervisi pengajaran melalui pengaruhnya terhadap perilaku profesionalisme guru, bertujuan untuk meningkatkan mutu belajar murid demi mencapai hasil yang lebih baik. c. Bahwa supervisi pengajaran bertujuan untuk mengawasi dan

mengendalikan kualitas proses pendidikan dan pengajaran.

21 Oteng Sutisna, Supervisi dan Administrasi Pendidikan, (Bandung: Jemars, 1999), h. 8 22

(42)
[image:42.595.124.484.220.590.2]

Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1

Tiga tujuan supervisi akademik

TIGA TUJUAN SUPERVISI

Pengembangan Profesionalisme

Pengawasan kualitas Penumbuhan

(43)

4. Peran Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai Supervisor a. Tugas dan Fungsi Pengawas PAI

Supervisi pendidikan agama Islam di Indonesia dilaksanakan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah di bawah binaan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Bab II pasal 3 ayat 2disebutkan bahwa: “Pengawas Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas melaksanakan pengawasan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.”23

Lingkup kerja pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1). Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas Pendidikan Agama Islam terhadap 24 jam tatap muka menggunakan pendekatan minimal 60 orang guru PAI TK/SD/SDLB, 40 orang guru PAI SMP/SMA/SMK yang dibina pada beberapa sekolah.

2). Rincian kerja Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah sesuai fungsinya adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Program Pengawasan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

b) Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian c) Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Kepengawasan d) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas

guru PAI.24

Selanjutnya pada pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah disebutkan bahwa Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah mempunyai fungsi melakukan:

1) Menyusun program pengawasan Pendidikan Agama Islam

23Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan

Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012), h. 3

24Direktorat Pendidikan Agama Islam Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam,

(44)

2) Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru Pendidikan Agama Islam

3) Pemantauan penerapan standar nasional Pendidikan Agama Islam. 4) Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan, dan

5) Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan.25

b. Tanggungjawab dan Wewenang Pengawas Pendidikan Agama Islam Pengawas PAI pada Sekolah sebagaimana dimaksud dalam PMA No. 2 Tahun 2012 bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas perencanaan, proses, dan hasil pendidikan dan/atau pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan/atau SMK. Sedangkan Wewenang Pengawas PAI sebagaimana tersebut pada pasal 5 ayat 4 adalah:

1. memberikan masukan, saran, dan bimbingan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan/atau pembelajaran Pendidikan Agama Islam kepada kepala sekolah dan instansi yang membidangi urusan pendidikan di Kabupaten/Kota.

2. Memantau dan menilai kinerja Guru PAI serta merumuskan saran tindak lanjut yang diperlukan.

3. Melakukan pembinaan terhadap Guru PAI

4. Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas guru PAI kepada pejabat yang berwenang

5. Memberikan pertimbangan dalam penilaian pelaksanaan tugas dan penempatan guru PAI kepada kepala sekolah dan pejabat yang berwenang.26

Supervisor pengajaran berbeda dengan ”pengawas”, seorang supervisor lebih berperan sebagai ”gurunya guru” yang siap membantu kesulitan guru dalam

mengajar, bukan seorang pengawas yang hendak mencari-cari kesalahan guru. Peran supervisor yang utama ada empat hal, yaitu:

1) Sebagai koordinator, berperan mengkoordinasikan program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dan harus

25Peraturan Menteri Agama, Op. Cit. 26

(45)

membuat laporan mengenai pelaksanaan programnya.

2) Sebagai konsultan, supervisor harus memiliki kemammpuan sebagai spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran,dan pengembangan staf, sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun kelompok.

3) Sebagai pemimpin kelompok (group leader), supervisor harus memiliki kemampuan memimpin, memahami dinamika kelompok, dan menciptakan berbagai bentuk kegiatan kelompok. Dan

4) Sebagai evaluator, supervisor harus dapat memberikan bantuan kepada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta harus mampu membantu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran.27

Untuk melaksanakan tugas dan perannya sebagai seorang supervisor, pengawas PAI harus memiliki kompetensi antara lain: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi supervisi akademik, (3) kompetensi evaluasi pendidikan, (4) kompetensi penelitian dan pengembangan diri, (5) kompetensi sosial.28

5. Teknik Pelaksanaan Supervisi Akademik

Dengan kompetensi yang dimilikinya seorang supervisor dapat melaksanakan teknik-teknik supervisi dengan berbagai teknik dan pendekatan. Enam prinsip yang harus dilaksanakan dalam supervisi akademik antara lain:

a. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis b. Dilaksanakan secara demokratis

c. Terpusat pada guru

d. Didasarkan pada kebutuhan guru

e. Umpan balik berdasarkan data hasil observasi d. Bersifat bantuan profesional.29

27 Olivia, Peter. F., Supervision For Today’s School.2Edition. (New York: Longman,

1984), h. 76

28Ibid, h. 5 29

(46)

Teknik supervisi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Neagley, Ross, Evans, dan Dean sebagaimana dikutip Made Pidarta mengidentifikasikan berbagai teknik supervisi individual meliputi kegiatan di dalam dan di luar kelas.

Aktifitas supervisi individual yang dilakukan di dalam ruang kelas antara lain: a. kunjungan dan observasi kelas, b. supervisi dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi, c. supervisi klinis, dan d. perbincangan supervisor dengan guru.30

Secara individual, program supervisi di luar ruang kelas dalam arti pengembangan professional guru secara umum antara lain berupa: a. mengambil mata kuliah di perguruan tinggi, b. keterlibatan dalam evaluasi, c. konferensi dan kegiatan profesi lainnya, d. pemilihan buku teks dan bahan-bahan pembelajaran lainnya, e. membaca jurnal/bacaan profesi, f. menulis artikel mengenai profesi, g. pemilihan guru/staf professional, h. pertemuan informal supervisor dengan guru, dan i. berbagai bentuk pengalaman lain yang memungkinkan peningkatan profesionalisme guru. Sedangkan berbagai kegiatan supervisi yang dilakukan secara kelompok antara lain: a. orientasi bagi guru baru, b. ujicoba di kelas atau penelitian tindakan kelas, c. pelatihan sensitivitas, d. pertemuan guru yang efektif, e. melakukan teknik Delphi untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan pengajaran/sekolah, f. mengunjungi guru lain yang professional, g. pengembangan instrumen ujian secara bersama, dan h. pusat kegiatan guru.31

Termasuk dalam teknik supervisi kelompok adalah dalam hal pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI oleh pengawas PAI sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

1) Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI secara berkelompok di MGMP/KKG paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester atau disesuaikan dengan kondisi daerah.

2) Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis

30Ibid, h. 76 31

(47)

keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3) Kegiatan ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual, KKG/MGMP dan group conference, serta kunjungan kepada guru PAI melalui supervisi akademik.32

Berkaitan dengan hakikat pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan berbagai variable yang berpengaruh. Pertama adalah faktor-faktor organisasional, terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga professional lainnya dalam lembaga pendidikan. Kedua, berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru, kemampuan membuat perencanaan dan pengambilan keputusan, motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan, keterampilan guru. Ketiga, berkaitan dengan sistem dukungan dalam pengajaran, yaitu kurikulum, berbagai buku teks, serta ujian-ujian. Terakhir, adalah siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi.

Karakteristik guru yang berbeda-beda mengharuskan seorang supervisor mencari dan menemukan pendekatan yang juga berbeda-beda sesuai dengan karakter guru yang dihadapi.

Seorang supervisor yang baik harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang yang tepat untuk disarankan diterapkan dalam rangka membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat seorang supervisor selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang

32

(48)

digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.

Berbagai pendekatan supervisi antara lain: 1) supervisi ilmiah (scientific supervision), 2) supervisi klinis, 3) supervisi artistic, 4) integrasi diantara ketiga pendekatan tersebut.

a. Supervisi Ilmiah

Terdapat tiga pandangan mengenai supervisi ilmiah sebagai berikut: Pertama supervisi ilmiah dipandang sebagai kegiatan supervisi yang dipengaruhi oleh berkembangnya manajemen ilmiah dalam dunia industri. Menurut pendapat ini kekurangberhasilan guru dalam mengajar harus dilihat dari segi kejelasan pengaturan tentang pedoman-pedoman kerja yang disusun untuk guru. Oleh karena itu kegiatan mengajar harus dilandasi oleh penelitian, agar dapat dilakukan perbaikan secara cepat.

Kedua, supervisi ilmiah dipandang sebagai penerapan penelitian ilmiah dan metode pemecahan masalah secara ilmiah bagi penyelesaian permasalahan yang dihadapi guru dalam mengajar.

(49)

di mana seorang guru sangat dihargai keberadaannya, serta supervisor menilai tidak atas dasar opini semata.

Keempat, pandangan tersebut tentunya sampai batas tertentu saat ini masih relevan untuk diterapkan. Pandangan bahwa guru harus memiliki pedoman yang baku dalam mengajar, perlu juga dipertimbangkan. demikian pula pendapat bahwa guru harus dibiasakan melakukan penelitian untuk memecahkan problem mengajarnya secara ilmiah, dapat pula diadopsi. Pandangan terakhir tentunya harus menjadi landasan sikap supervisor, dimana ia harus mengacu pada data yang cukup untuk menilai dan membina guru.

b. Supervisi artistik

(50)

pengertian tersebut, mungkin dapat dianalogikan dengan pendekatan penelitian, supervisi ilmiah paradigmanya identik dengan penelitian kuantitatif sementara itu supervisi artistik lebih dekat dengan pendekatan penelitian kualitatif.

c. Supervisi Klinis

Supervisi klinis berangkat dari cara pandang kedokteran, yaitu untuk mengobati penyakit, harus terlebih dahulu diketahui apa penyakitnya inilah yangharus dilakukan oleh supervisor terhadap guru apabila ia hendak membantu meningkatkan kualitas pembelajaran mereka

Supervisi klinis dilakukan melalui tahapan-tahapan: 1) pra observasi, yang berisi pembicaraan dan kesepakatan antara supervisor dengan guru mengenai apa yang akan diamati dan diperbaiki dari pengajaran yang dilakukan, 2) observasi, yaitu supervisor mengamati guru dalam mengajar sesuai dengan fokus yang telah disepakati, 3) analisis, dilakukan secara bersama sama oleh supervisor dengan guru terhadap hasil pengamatan, dan 4) perumusan langkah-langkah perbaikan, dan pembuatan rencana untuk perbaikan. 33

Secara khusus penulis akan membahas tekhnik supervisi akademik dengan observasi kelas. Observasi kelas bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap geja

Gambar

gambaran bahwa pelaksanaan supervisi Pengawas PAI dapat meningkatkan
Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Lihat lebih Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan bandingkan dengan Joseph A
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan kasus studi berdasarkan referensi teori dan sejarah masuknya budaya pendatang, dimana berdasarkan kajian ini kasus studi dipilih berdasarkan pengaruh

Pada proses pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung mulai dari satu sampai empat (membagi kelompok heterogen), masing-masing peserta didik dalam kelompok diberi

Penggunaan obat antimikroba yang tidak tepat dan berlebihan menimbulkan tantangan mikroba yang resisten terhadap berbagai jenis obat antimikroba (superbugs). Superbugs merupakan

Menurut rencana, proses penerapan teknologi pada peremajaan konstruksi atap sirap bambu membutuhkan jumlah sirap sebanyak +30.000 bilah sirap selama 60 (enam puluh)

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

minyak goreng, sedangkan RBD Stearin digunakan sebagai bahan baku sabun dan margarin. Produk-produk yang dihasilkan

Jika, dengan operasi baris elementer, matriks diperbesar sistem linier berada dalam bentuk eselon baris tereduksi, maka solusi dapat. diperoleh dengan

Peneliti menunjuk pada teori yang dikemukakan oleh Sanders (2003) diketahui bahwa perilaku yang muncul pada pelaku bullying adalah rasa percaya diri yang tinggi, perilaku agresif,