ABSTRAK
REBRANDING TEATER GARASI YOGYAKARTA
Oleh
Sinta Damayanti NRP 1064088
Teater kontemporer merupakan sebuah teater modern, yang kembali bercermin pada akar budaya tradisional sehingga menjadi teater berwajah tradisi dalam tubuh modern. Akan tetapi teater sendiri sebagai sebuah seni pertunjukan belum mendapatkan tempat di dalam hati masyarakat umum, karena pengetahuan yang kurang tentang sebuah grup teater dan pandangan stereotipe terhadap seni teater modern yang minim unsur budaya. Teater bagaikan menjadi konsumsi pencinta seni dan budayawan semata walaupun ia dapat menjadi alat baca sosial yang disampaikan lewat cara menarik yaitu seni. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah wajah dan promosi yang menarik bagi masyarakat umum untuk mengenal seni teater, yang dalam hal ini dilakukan melalui Teater Garasi sebagai salah satu teater kontemporer di Yogyakarta yang memiliki keunikan gaya yang ekspresif serta mengangkat isu sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat.
Metode yang dilakukan dalam pencapaian hal ini yaitu melakukan rebranding visual dengan perancangan yang dimulai dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuesioner serta studi literatur, dilanjutkan proses analisis data untuk menunjang perencanaan hasil akhir.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu memperjelas identitas Teater Garasi sebagai teater kontemporer untuk menarik minat masyarakat luas dengan promosi yang dikemas dengan menarik dan efektif seperti pembuatan event teater keliling kampus, yang dibantu promosi visual dalam berbagai media.
Melalui rebranding dan perancangan event promosi ini diharapkan masyarakat luas dapat lebih mengenal tentang seni teater dan dapat mengambil filosofi serta falsafah budaya di dalamnya melalui Teater Garasi.
ABSTRACT
REBRANDING OF TEATER GARASI YOGYAKARTA
Submitted by
Sinta Damayanti NRP 1064088
Contemporary Theatre is a form of Modern Theatre, which cleverly adds and blends traditional customs and culture when performing their act, visualizing tradition in form of modernity. Yet in reality, theatre hasn’t had a place in the heart of public society at large, because the lack of knowledge about it plus the stereotype of theatre which has no or lacking traditional culture. Theatre as an art is viewed as exclusive only to art practicioner or art lovers, while it’s actually art for all people to enjoy and can be “read” as social-culture mirror in the form of art. Because of that, theatre needs a face; a brand and promotion so everyone can enjoy and know about it. In this case, Teater Garasi, a contemporary theatre centered in Yogyakarta, Indonesia, is being rebranded because its distinctive character of expressiveness and raises socio-cultural issues that occur in society.
The method to achieve the goal is designing a visual rebrand that was initiated by collecting data through observation, interviews and questionnaires as well as literary studies, subsequence the data analysis to support the final result.
The goal to it is to enhance Teater Garasi’s unique identitiy as a contemporary theater to gain the interest of public society, which is packed with effective promotions like conducting events around the campus, with the visual media promotion.
Through the rebrand’s and promotional event of Teater Garasi, it is hoped that public society can get to know and appreciate art also enable them to grasp the philosophy and culture in theatre.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
LEMBAR PENGESAHAN ………ii
ABSTRAK ……….iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………..v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………vi
KATA PENGANTAR ………..vii
DAFTAR ISI ………ix
DAFTAR GAMBAR ………xiii
DAFTAR TABEL ……….xv
DAFTAR LAMPIRAN ………xvi
BAB I: PENDAHULUAN ………...…1
1.1Latar Belakang ………..1
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup ……….3
1.3Tujuan Perancangan ………...………..3
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……….3
1.5Skema Perancangan ………..5
BAB II: LANDASAN TEORI ………....6
2.1 Teater ………..6
2.1.1 Teater Tradisional ………...7
2.1.2 Teater Modern ………...…..8
2.1.3 Teater Kontemporer ………..……….9
2.2. Branding ………..………...……….11
2.2.1 Teori Branding .………..………...11
2.3.1 Media dalam Penyampaian Pesan ………...14
2.3.2 Regulasi dan Integrasi Media ………...15
BAB III: DATA DAN ANALISIS MASALAH………...18
3.1 Data dan Fakta
3.2 Analisis Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 3.2.1 Analisis Media Berdasarkan SWOT ………..…….33
3.2.2 Segmentasi, Targeting, Positioning………...34
BAB V: PENUTUP ………...….58
5.1 Kesimpulan ………..…58
5.2 Saran ………,,59
DAFTAR PUSTAKA ………60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang pengalaman menonton teater ………..24
Gambar 3.4 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang minat menonton teater ……….24
Gambar 3.5 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang frekuensi menonton teater ………...25
Gambar 3.6 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang faktor ketertarikan menonton teater ………..26
Gambar 3.7 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang informasi pertunjukan teater ………..27
Gambar 3.8 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang pengetahuan budaya tradisional dalam teater ………..27
Gambar 3.9 Diagram hasil pembagian angket terhadap responden berumur 17-25 tahun tentang ketertarikan mengenal teater ………..28
Gambar 3.10 Infografis Simpulan Hasil Wawancara Yogyakarta (1) ……….29
Gambar 3.11 Infografis Simpulan Hasil Wawancara Yogyakarta (2) ……….30
Gambar 3.12 Infografis Simpulan Hasil Wawancara Online Bandung-Jakarta …31 Gambar 3.13 Logo Wajah Teater ………32
Gambar 3.14 Gimmick Wajah Teater ……….33
Gambar 3.15 Logo New Theatre ………..33
BAB IV
Gambar 4.22 Aplikasi Ambience (1) ………..54
Gambar 4.23 Aplikasi Ambience (2) ………..55
Gambar 4.24 T-Shirt ……….55
Gambar 4.25 Postcard, Bag, Keychain Akrilik (atas-bawah) ..………56
DAFTAR TABEL
BAB II
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Pertanyaan Kuesioner Online
Lampiran B Pertanyaan Kuesioner untuk Koresponden Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku dan bahasa, yang di
dalamnya masyarakat tinggal bersama dan memiliki berbagai macam budaya yang
berakulturasi maupun mengalami asimilasi. Masing–masing kebudayaan tersebut berpusat
dalam berbagai tempat baik berupa desa maupun kota-kota besar. Dalam kebudayaan
tersebut tumbuh dan berkembang pula berbagai jenis kesenian tradisional maupun modern
yang tercipta dari perkembangan zaman dalam berbagai bentuk, seperti seni musik, seni
tari, dan seni teater.
Tidak dapat ditampik bahwa Yogyakarta merupakah salah satu kota pusat
kebudayaan di Indonesia, yang di dalamnya lahir berbagai macam kesenian baik
tradisional maupun kesenian modern yang berakulturasi dengan kebudayaan asli
masyarakat Jawa. Bila melihat sejarah kota Yogyakarta, kota ini merupakan kota dengan
perkembangan kesenian yang tidak stagnan namun tetap mempertahankan nilai budaya
tradisionalnya seiring perjalanan waktu (Herry Mardianto, Dinamika Perkembangan
Teater Indonesia di Yogyakarta: 2011). Semakin banyaknya seniman yang lahir dan
berkecimpung dalam dunia seni Yogyakarta memunculkan banyak wadah untuk
menampung gairah seni baik berupa seni tari, lukis, ataupun seni teater yang mengangkat
banyak isu sosial dalam masyarakat.
Secara khususnya, seni teater sendiri terbagi menjadi teater tradisional dan
kontemporer. Yang dimaksud dengan teater tradisional adalah seni pertunjukan yang lahir
dari spontanitas masyarakat dalam lingkungannya, yang bermula dari acara ritual dalam
tata cara kehidupan masyarakat. Teater tradisional contohnya seperti wayang, lenong,
randai, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, muncul teater transisi atau modern,
yaitu seni pertunjukan tradisional yang telah mengalami pencampuran budaya dari unsur
teater Barat. Setelah tahun 1980-an, teater modern ini berkembang menjadi teater
kontemporer dan melahirkan banyak kelompok teater yang eksperimental dan memiliki ciri
nilai budaya di Yogyakarta adalah Teater Garasi, yang didirikan sejak tahun 1993. Dengan
apik Teater Garasi memadukan unsur budaya teater dengan mitologi Jawa dan nilai
tradisional masyarakat Jawa, serta memasukkkan unsur gerak tubuh memakai tarian
tradisional dan pencak silat sambil membawakan lakon yang sarat dengan isu sosial.
Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang yang tidak mengetahui dan
menganggap bahwa terdapat unsur budaya tradisional dalam pentas teater kontemporer.
Pentas teater masih sering dianggap sebuah pentas modern dengan cerita dramatis non
realita dan mendapat pandangan skeptis. Apalagi masih sedikit minat orang untuk
mengenal budaya dan mengetahui isu sosial lebih dalam lewat media seni terutama
pertunjukan teater, yang notabene bukanlah tontonan populer yang dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan masyarakat yang berminat kebanyakan tidak
mengetahui dimana pertunjukan teater biasanya dihelat dan umumnya sedikit yang
memperhatikan dan mengingat nama sebuah kelompok teater.
Pada saat ini, belum ada promosi yang memadai bagi teater di Indonesia sehingga
nama-nama kelompok teater kebanyakan hanya dikenal oleh budayawan atau pecinta seni.
Teater seakan-akan bukan menjadi konsumsi bagi masyarakat luas, sehingga bila dibiarkan
bukan tidak mungkin teater hanya menjadi konsumsi terbatas bagi segelintir orang saja dan
pesan budaya yang ada di dalamnya hanya dapat diterima sebagian kecil orang. Maka dari
itu, teater membutuhkan sebuah identitas serta promosi yang menarik, inovatif namun
memberikan sentuhan yang dekat dengan masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat
menjadi tertarik dan dapat memahami isu sosial dengan menarik sekaligus mengenal seni
dalam kultur masyarakat dengan mudah melalui lakon yang dibawakan oleh teater
kontemporer.
Dalam dinamika dunia teater dan pandangan teater kontemporer sebagai sebuah
seni modern dengan sedikit cermin kultur budaya, penulis tertarik untuk mengangkat isu
ini dan melakukan pendekatan dengan melibatkan bidang ilmu DKV. Penulis ingin
menciptakan sebuah promosi yang dapat memperkenalkan teater kontemporer sebagai
salah satu media modern yang menjembatani pemahaman isu sosial melalui seni budaya
pada masyarakat luas, dan memakai Teater Garasi yang bercermin pada nilai kultur budaya
masyarakat sebagai sarana untuk mempromosikan nilai budaya dalam teater kontemporer
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana perancangan rebranding Teater Garasi Yogyakarta agar dapat
menarik minat masyarakat luas dengan menunjukkan identitas kultur budaya
masyarakat?
Perancangan akan dilakukan dalam rentang waktu Februari sampai dengan Mei 2014.
Ruang lingkup yang akan dituju oleh penulis dibatasi kepada masyarakat di kota besar
seperti Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta dengan target mahasiswa dan masyarakat
dengan antusiasme seni tinggi dalam rentang umur 17-35 tahun dari kalangan menengah ke
atas.
1.3 Tujuan Perancangan
Sesuai permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut adalah tujuan yang
ingin dicapai:
1. Merancang rebranding teater kontemporer Garasi Yogyakarta dengan
memperjelas identitasnya sebagai teater kontemporer yang memiliki filosofi
mendalam dan belajar kembali pada kultur budaya masyarakat serta menarik minat
masyarakat luas dengan promosi yang dikemas dengan menarik dan efektif seperti
pembuatan event teater keliling kampus, yang dibantu promosi visual dalam
berbagai media.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian dengan
beberapa metode di antaranya sebagai berikut.
Observasi, dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat yang berhubungan.
Observasi diadakan dengan mengunjungi Teater Garasi dan melihat langsung bagaimana
pertunjukan diadakan, serta melihat bagaimana minat penonton terhadap pertunjukan teater
tersebut.
Kuesioner, dengan melakukan pembagian kuesioner kepada koresponden masyarakat
awam sebagai target untuk mengetahui pengetahuan serta minat mereka terhadap
pertunjukan teater.
Literatur, dengan membaca topik yang berhubungan lewat buku maupun internet.
Pencarian literatur mencakup sejarah teater, dunia teater kontemporer, teknik promosional,
1.5 Skema Perancangan
Perancangan Pengenalan Akulturasi Budaya dalam Teater Kontemporer melalui Teater Garasi Yogyakarta
Latar Belakang Masalah
*Minimnya pengetahuan masyarakat soal akulturasi budaya tradisional dalam teater kontemporer
*Promosi dan pengetahuan masyarakat yang masih sangat terbatas mengenai teater kontemporer Indonesia
Tujuan
* Merancang rebranding teater kontemporer Garasi Yogyakarta dengan memperjelas identitasnya sebagai teater kontemporer yang memiliki filosofi mendalam dan belajar kembali pada kultur budaya masyarakat. Permasalahan
* Bagaimana perancangan rebranding Teater Garasi Yogyakarta agar dapat menarik minat masyarakat luas dengan menunjukkan identitas kultur budaya masyarakat?
Metode Pengumpulan Data
Observasi: Mengunjungi langsung Teater Garasi dan melihat proses latihan teater kontemporer.
Wawancara: Wawancara kepada pihak Teater Garasi
Kuesioner: Penyebaran kuesioner pada masyarakat dalam rentang usia target yang dituju.
Literatur: buku, internet, jurnal teater.
Analisis SWOT
Segmentasi Targeting Positioning
Konsep Perencanaan
Strategi Komunikasi Strategi Kreatif Strategi Media
Tujuan Akhir
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari banyaknya cabang seni, seni pertunjukan merupakan salah satu seni yang
dapat menyampaikan informasi melalui audio dan visual, yang membuat pesan yang
disampaikan di dalamnya dapat lebih mudah untuk sampai kepada penonton. Karenanya,
penting bagi seni teater untuk lebih dikenal dan meluas juga untuk masyarakat umum
karena penyampaian informasi dapat sampai lebih cepat dan tertanam di benak
penontonnya.
Seni pertunjukan diekspresikan dalam bentuk kelompok-kelompok teater, yang
sayang sekali belum banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat umum.
Karenanya, kesenian yang diperkenalkan melalui kelompok teater ini perlu mendapatkan
sebuah wajah; sebuah identitas yang mampu menarik perhatian masyarakat, apalagi setiap
kelompok teater memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing yang juga dapat
memperluas informasi dan pengetahuan bagi masyarakat.
Dalam makalah ini penulis merancang rebranding sebuah teater kontemporer, yaitu
Teater Garasi Yogyakarta. Teater kontemporer sendiri dipilih terutama di era ketika zaman
mulai bergerak ke arah modern, teater kontemporer dapat menjembatani antara nilai sosial
dan budaya serta ciri tradisional di dalam kehidupan modern. Ciri khas ekspresif dan
bercermin kembali pada tradisi, serta isu sosial yang diangkat oleh Teater Garasi dapat
menjadi jembatan yang tepat untuk masyarakat umum yang ingin menikmati seni dengan
membaca isu sosial-budaya. Diharapkan rebranding serta perancangan promosi yang
dilakukan dalam bentuk event ini akan membuat Teater Garasi semakin dikenal
masyarakat dan membawa falsafah budaya melalui teater untuk turut menjangkau
masyarakat umum, karena rebranding visual sangat berperan untuk memberikan sebuah
identitas visual yang dapat tertanam pada setiap orang yang melihatnya, serta memberikan
ciri khas yang dapat membedakan dari kelompok teater lain.
Pada rebranding ini dititikberatkan pada perancangan identitas visual yang bergaya
ekspresif, disertai dengan perancangan event promosi yang dilakukan secara keliling untuk
menarik perhatian masyarakat dan memberikan efek kejutan. Pada perancangan ini juga
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu ada baiknya bagi kelompok-kelompok teater
untuk melakukan perancangan visual secara serius agar memiliki sebuah identitas yang
membedakan dan menjadikannya unik dari kelompok teater lainnya, serta dapat
menjangkau kelompok audiens yang lebih luas.
Saran untuk desainer sendiri adalah hendaknya melakukan penempatan foto yang
tepat dalam media poster dan mencerminkan sebuah pertunjukan agar lebih membuat
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Achmad Saeful. 2012. Perkembangan Teater Kontemporer Indonesia
1968-2008. Depok: Universitas Indonesia,Disertasi.
Arini, Sri Hermawati Dwi dkk.2008. Seni Budaya Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Bastos, Wilson & Sidney J.Levy. 2012. A History of The Concept of Branding: Practice
and Theory. Arizona: Marketing Department UoA.
Beckerman, Bernard. 1970. Dynamics of Drama: Theory and Method of Analysis.
Michigan: Knopf.
Kosim, Saini.1999. Teater Indonesia dalam Perjalanan Multi-Kulturalisme. Jurnal Seni
Pertunjukan Indonesia Tahun IX-1998/1999, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia.
Mardianto, Herry.2011. Dinamika Perkembangan Teater Indonesia di Yogyakarta.
Widyaparwa Volume 39:105-116.
Wheeler, Alina. 2009. Designing Brand Identity Third Edition. New Jersey: John Wiley