• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

SIRKUIT

MOTOCROSS

DAN

SUPERCROSS

DI LAHAN

PASCA GALIAN C KALI UNDA, KLUNGKUNG

Oleh :

I GEDE WAHYU KUSUMA

1204205071

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

SIRKUIT MOTOCROSS DAN SUPERCROSS DI LAHAN

PASCA GALIAN C KALI UNDA, KLUNGKUNG

Oleh :

I GEDE WAHYU KUSUMA

1204205071

Dosen Pembimbing:

Dr. Ir. Ida Bagus Gde Wirawibawa, MT. Ir. Evert Edward Moniaga.

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRACT

In the area of Klungkung regency , is also not a few youngsters playing their land motocross in the ex mining land class C without adequate facilities , where this sport hobbyist can only used the uneven road because there are no roads in the area hardening in the ex mining land class C. Exercise that is dangerous without appropriate facilities are equipped with the standard can lead to accidents or death , so many talents - talents that the young generation of Klungkung area is wasted There is increasing interest in motocross or supercross sport then comes the planing and design of motocross and supercross circuit in the ex mining land class C Kali Unda, Klungkung. Planing and design of motocross and supercross circuits are built aiming provide been worn for the hobbyi sport motocross and supercross and not only in Klungkung but until Bali Province. The theme used in planing and design concepts are “Adrenaline Circuit” by amplying the consepts of dynamism in the building and keep trying to bring local architecture.

ABSTRAK

Di daerah Kabupaten Klungkung, juga tidak sedikit adanya anak muda yang bermain

motocross di lahan Pasca galian C tanpa fasilitas yang memadai, dimana penghobi olahraga ini hanya dapat memamfaatkan jalan yang tidak rata karena belum adanya pengerasan jalan di daerah Pasca galian C ini. Melakukan olahraga yang bersifat berbahaya tanpa dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai standar dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian, sehingga banyak bakat – bakat generasi muda daerah Klungkung yang terbuang sia–sia. Adanya peningkatan peminat terhadap olahraga motocross ataupun supercross maka munculah perencanaan dan perancangan sirkuit motocross dan supercross di lahan pasca galian C Kali Unda, Klungkung. Perencanaan dan perancangan sirkuit motocross dan

supercross yang dibangun bertujuan menyediakan fasilitas bagi penghobi olahraga motocross

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga merupakan kegiatan memelihara kebugaran dan kesehatan jasmani. Dalam perkembangannya olahraga dijadikan kegiatan untuk mencari prestasi maupun hanya sebagai kegiatan yang menghibur. Olahraga juga merupakan kegiatan positif untuk mengisi waktu luang atau menjadi sebuah profesi.

(8)

Olahraga balap motor merupakan bentuk olahraga otomotif yang saling mengadu kemampuan serta kecepatan mesin dan cukup berbahaya, baik mengandari mobil maupun sepeda motor. Selain dari bakat dan hobi juga membutuhkan keberanian yang cukup besar. Karena bahaya yang selalu mengancam dan bisa berakibat kecelakaan yang membawa cacat atau bahkan kematian. Dalam hal ini olahraga Motocross yang termasuk dalam olahraga

extreme juga termasuk olahraga prestasi. Sudah banyak perlombaan Motorcross atau Supercross yang diadakan dan mendapatkan antusiasme masyarakat yang cukup banyak.

Para pengghobi olahraga balap motor yang tidak mendapatkan tempat yang sesuai untuk menyalurkan hobbinya akan melakukan tindakan balap motor di tempat umum dimana hal ini dapat dikatakan balap motor yang tidak legal karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tindakan balap liar telah melanggar Pasal 297 UU Nomor 22 Tahun 2009, dengan sanksi maksimal 3 tahun dan denda maksimal Rp. 3.000.000.00. Balap liar juga membuat bakat – bakat dari anak muda di Kabupaten Klungkung yang tidak terbina, sehingga perlunya pengadaan sebuah fasilitas sebagai penyalur hobi dan bakat anak muda di bidang balap motor.

Di daerah Kabupaten Klungkung, juga tidak sedikit adanya anak muda yang bermain motocross di lahan Pasca galian C tanpa fasilitas yang memadai, dimana penghobi olahraga ini hanya dapat memamfaatkan jalan yang tidak rata karena belum adanya pengerasan jalan di daerah Pasca galian C ini. Melakukan olahraga yang bersifat berbahaya tanpa dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai standar dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian, sehingga banyak bakat – bakat generasi muda daerah Klungkung yang terbuang sia–sia. Maka dari itu diperlukannya fasilitas berupa sirkuit motocross dan supercross permanen sebagai tempat latihan sekaligus juga menjadi tempat untuk mengadakan perlombaan atau event – event yang terkait dengan olahraga Motorcross.

(9)

wisatawan yang ingin menonton sebuah pertunjukan balap motor dilintasan tanah dan menunjukkan skill dari tiap pembalap. Melalui event – event yang diadakan dapat menjadi sebuah ajang promosi atau upaya meningkatkan daya tarik daerah. Karena Bali merupakan destinasi wisata domestik maupun internasional dapat menjadi peluang yang besar untuk menarik penonton maupun wisatawan. Ditambah lagi dengan adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Klungkung yang merencanakan lahan Pasca galian C menjadi wilayah parawisata.

Keberadaan sirkuit motocross dan supercross di lahan Pasca galian C dapat sebagai tindakan untuk menghidupkan lagi wilayah yang sudah rusak karena aktivitas pertambangan sebelumnya. Ditambah lokasi galian C yang dekat dengan jalan arteri yaitu Jalan Bay Pass Prof. Ida Bagus Mantra dapat memudahkan akomodasi menuju sirkuit motocross dan supercross dari arah Denpasar maupun arah Pelabuhan Padang Bai.

Dari latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan sirkuit

Motocross dan Supercross dapat menjadi fasilitas olahraga yang dapat mengembangkan bakat – bakat dari generasi muda dalam meningkatkan prestasi di bidang olahraga balap. Tentunya, pernyataan tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin, mengingat saat ini olahraga extreme sedang mendapatkan antusiasme masyarakat yang besar dan olahraga ini dapat dicoba oleh segala kalangan jika sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengadaan fasilitas Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Undaini diharapkan mampu memenuhi target-target sasaran tersebut dengan cara memberikan fasilitas bagi masyarakat umum khususnya di daerah Klungkung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja fasilitas yang akan menunjang keberadaan dari sirkuit motocross

dan supercross sehingga dapat menjadi destinasi parawisata olahraga di lahan Pasca galian C?

2. Bagaimana tema yang akan diterapkan di arena sirkuit motocross dan

(10)

3. Bagaimana perencanaan sirkuit motocross dan supercross yang mampu mengadaptasi budaya lokal sehingga dapat menjadi sebuah penunjang destinasi wisata di Kabupaten Klungkung?

1.3 Tujuan

Tujuan dari perancangan sirkuit motocross dan supercross dapat menjadi fasilitas olahraga dan hobi positif yang dapat mengembangkan bakat – bakat generasi muda di bidang olah raga motocross dan supercross. Sekaligus menciptakan destinasi wisata olahraga baru di daerah lahan Pasca galian C Yeh Unda.

1.4 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya (Wasito, Drs. Hermawan, 1992):

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui :

 Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber yang memiliki informasi mengenai perancangan sebuah sirkuit motocross dan supercross

yang dapat mewadahi event tingkat daerah maupun nasional sekaligus menjadi destinasi parawisata olahraga.

 Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada lingkungan site maupun disekitar site yang akan dipakai sebagai sirkuit motocross dan supercross untuk mendapatkan data – data mengenai kondisi existing dari site. Observasi juga dilakukan pada proyek – proyek sejenis yang berada di daerah lain dan mencari data – data mengenai sirkuit

(11)

solusi terbaik agar dapat merencanakan sebuah sirkuit yang lebih baik dari proyek sejenis yang ada.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui :

 Data Literatur

Data yang didapat dengan mencari sumber – sumber yang dapat mendukung data sirkuit motocross dan supercross serta data – data lain dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), perpustakaan dan literatur lainnya.

 Data Instansional

Dengan mencari data yang menyangkut dengan peraturan – peraturan dan kebijakan-kebijakan baik daerah maupun nasional yang mempengaruhi perencanaan sirkuit motocross dan supercross

di lahan Pasca galian C Kali Unda, Klungkung

 Studi Banding

Studi banding merupakan teknik mencari data dengan mencari fasilitas atau proyek sejenis yang menyangkut tentang sirkuit

motocross maupun supercross dengan cara browsing di internet, sehingga mendapatkan perbandingan dan contoh mengenai fasilitas utama dan fasilitas penunjang maupun pengelolaan yang ada.

1.4.2 Teknik Analisis dan Sintesis

Pada laporan ini menggunakan informasi yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang berkaitan kemudian dikelompokkan dan dilakukan pengolahan data sebagai berikut :

1. Studi Deskriptif, yaitu memaparkan hal – hal yang berhubungan secara sistematis.

(12)

3. Metode Sintesis, merupakan penggabungan kedua metode yang ada di atas.

1.4.3 Penarikan Kesimpulan

(13)

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT

OUTDOOR MOTOCROSS

DAN

SUPERCROSS

2.1 Tinjauan Umum Sirkuit

2.1.1 Pengertian

Secara Umum sirkuit dapat diartikan lintasan atau jalur yang saling beruhubungan dan membentuk lingkaran dari satu titik ke titik lainnya yang menjadi arena untuk memperlihatkan atau mengadu kecepatan dan keterampilan dalam mengendarai kendaraan kepada banyak orang, dimana orang yang melakukan hal tersebut disebut dengan pembalap.

Sirkuit dapat diartikan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta, 1978).

2.1.2 Klasifikasi Sirkuit Bahan Alami

(14)

dimasukkan olahraga golongan dirt bike, motocross dan supercross menggunakan jenis kendaraan yang sama hanya saja panjang lintasan dan jenis rintangan yang tersedia.

Lintasan motocross lebih datar dibandingkan dengan supercross. Umumnya lintasan motocross lebih panjang dan hanya memiliki rintangan seperti table top

(jumpingan besar dengan puncak rata), single jump (jumpingan besar biasa) dan beberapa gabungan singgle jump. Pembalap dapat memacu kendaraan lebih kencang karena tikungan pada lintasan motocross memiliki radius lebih besar, serta masih adanya trek lurus sehingga pembalap bisa agak lebih santai. Contoh sirkuit motocross dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sirkuit Motocross

(Sumber : www.mxbrothers.com)

Sedangkan untuk lintasan supercross jumlah rintangan dan tikungan yang lebih banyak dari motocross. Radius dari tikungan juga lebih kecil dari tikungan pada lintasan motocross. Disini pembalap supercross harus memiliki daya tahan tubuh dan keahlian yang mencukupi karena minimnya banyaknya jenis rintangan dan minim dengan lintasan yang datar. Pada umumnya lintasan supercross dapat menggunakan areal yang tidak begitu luas, sehingga sering eventsupercross yang bertaraf internasional dapat dilakukan di dalam stadion sepak bola, bisbol, maupun american footbal dengan lintasan yang ditata di atas lapangan stadion tersebut tetapi ada juga yang lintasan supercross yang berada selain di outdoor

(15)

Gambar 2.2 Sirkuit Supercross

(Sumber : www.motousa.com)

2.2 Standar Sirkuit Motocross dan Supercross

Standar sirkuit Motocross dan Supercross di Indonesia mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), standar yang dikeluarkan oleh IMI masih memungkinkan untuk mengadakan perlombaan tingkat interasional yang menggunakan standar yang diakui oleh IMI seperti perlombaan yang diadakan oleh FIM atau AMA. Menurut standar sirkuit yang dikeluarakan IMI pada tahun 2013 dijabarkan sebagai berikut:

 Umum

Lintasan motocross dan supercorss terbuat dari bahan yang sama, yaitu harus terbuat dari bahan semata - mata alami yaitu pasir atau tanah. Lintasan tidak melewati genangan air, tidak berbatu, dan tidak ada penggunaan beton di atas lintasan demi keamanan pembalap. Lintasan juga harus bersih dari segala jenis penghalang seprti pohon. Lintasan dapat dibuat permanen atau sementara.

 Ukuran

(16)

Gambar 2.3 Ukuran Standar Sirkuit

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

 Kecepatan

Tidak ada lintasan lurus yang terlalu panjang sehingga pembalap hanya mempunyai batas kecepatan maximum 55 km per jam.

 Keamanan pembalap dan penonton

Pada tiap sisi diseluruh lintasan harus ada daerah netral yang cukup lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, dengan jarak minimal 1 meter. Pada daerah netral harus dipasang pagar dibagian penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maksimum 25 mm. (Lihat Gambar 2.4).

(17)

pada lintasan - lintasan yang berjajar rapat tersebut sehingga tidak ada keuntungan yang tidak adil yang bisa diperoleh pembalap yang melakukan pemotongan lintasan tersebut.

Lintasan diusahakan harus dalam keadaan basah atau diberikuan zat tertentu agar membuat massa debu menjadi berat dan mengurangi debu yang bertebangan dari lintasan, jika perlu setiap saat sebelum antara balapan harus dengan kondisi yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan menjamin penonton dan pembalap bebas dari debu yang berlebihan. Sistem penyiraman yang effisien harus disediakan untuk menyiram seluruh lintasan

Gambar 2.4 Keamanan pembalap dan penonton

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Pemberian pagar pembatas di daerah garis finis untuk mencegah team, press, penonton dan lainnya untuk menyerbu lintasan pada saat balapan berakhir dengan tinggi pagar minimum 1,5 meter.

 Rintangan

Ada beberapa jenis dan nama rintangan pada motocross seperti singgle jump, double jump, triple jump, superball (lumba-lumba), table top, dan

camel. Dimana ketinggian jump minimal 1,5 meter dan tetap memperhatikan sudut awalan dari jump.

(18)

Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar keamanan yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas - batas pada daerah ini agar tidak bisa dimasuki oleh orang yang tidak berkepentingan.

Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi semua pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan Nasional tidak diperbolehkan adanya baris kedua. Pintu start yang harus disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum). Panjang dari lintasan lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter ( jarak dari pintu start ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang lintasan lurus setelah start adalah 80 meter. Pada daerah ini bebas dari rintangan atau jump. (Lihat Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Denah Start

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Waiting Zone

(19)

Gambar 2.6 Waiting Zone

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

 Pos Signal

Pos signal atau pos bendera berada pada titik-titik tertentu dan terlihat jelas oleh pembalap dan seluruh panitia. Panitia yang berada pada pos bendera harus berada di posisi aman dari resiko kecelakaan.

 Pencatat waktu dan lap score

Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan garis finish. Harus dibuat garis putih yang melintas didepan pencatat waktu dan tempat pencatat waktu dan harus berhadapan dengan lintasan.

 Daerah perbaikan dan signal

Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan signal

(20)

Gambar 2.7 Denah Perbaikan

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

 Pintu start

Pintu start harus melintang dan melipat / turun pada saat dipergunakan. Konstruksi pintu start harus kuat dan kaku. Petugas pembuka pintu start dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan pembalap. Minimum tinggi dari pintu start adalah 50 cm. Konstruksi dasar beton dari pintu start tidak boleh memiliki lebar lebih dari 60 cm.

(21)

Gambar 2.8 Pintu Start

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

Paddock Pembalap

Paddock pembalap harus ada, diusahakan daerah paddock dalam posisi melintang (disesuaikan dengan kondisi di site). Dapat diakses oleh kendaraan pengangkut dengan baik. Perhatian khusus harus diberikan untuk s a lu r an pembuangan air. Penempatan dan pengaturan parker didaerah

paddock harus dijamin dapat menampung kendaraan yang diperlukan. Sirkulasi sekitar paddock harus lancar dan dapat diakses kendaraan setiap saat. Harus adanya penempatan pemadam kebakaran (minimum APAR). Perlu adanya pemisahan antara parkir pribadi dengan kendaraan pengangkut.

Paddock pembalap harus mempunyai jalur langsung menuju daerah start.. Adanya lintasan uji coba dan dapat digunakan sebagai tempat parkir

(22)

Gambar 2.9 Paddock Pembalap

(Sumber : IMI, Standar Sirkuit)

 Ruang pers

Penyediaan ruangan perss conference sebagai tempat mengadakan tanya jawab antara pembalap, panitia, pengelola, wartawan, dan masyarakat umum.

 Persyaratan khusus fasilitas sirkuit

oLokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit

oPaddock pembalap harus dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet untuk

pria dan wanita dan diusahakan adanya tempat air minum. Didaerah

paddock pembalap dekat dengan pos medical dan pos pemadam kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk scrutineering dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup.

oMinimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang

kerja dengan meja dan kursi.

oRuang rapat harus bersifat akustik. Ruangan tersebut harus dapat dan

mudah dicapai oleh pembalap, utusan Industri dan lainnya untuk bertanya dan menyampaikan protes.

oAdanya sistem pengeras, dapat dibuat kombinasi atau terpisah untuk

(23)

oPenonton harus mendapatkan fasilitas tribun penonton, parkir penonton,

pos kesehatan, pos pemadam kebakaran dan kantin

Emergency

o Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan ruangan untuk melakukan pelayanan kesehatan dengan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan.

o Pemadam Kebakaran

Pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan (pada titik tertentu). Dianjurkan menggunakan bahan pemadam DTE atau BCF

 Stadar Tribun Penonton

Gambar 2.10 Potongan Tribun Penonton

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan

tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m (Lihat Gambar 2.10)

o Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian

masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 – 1,20 m (Lihat Gambar 2.11)

o Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,20

(24)

Gambar 2.11 Jarak Antar Tempat Duduk

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

o

Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor (Lihat Gambar 2.12)

Gambar 2.12 Standar Tata Letak Tempat Duduk di Tribun

(Sumber : Standar GOR, Departement PU)

2.3 Tinjauan Umum Motocross dan Supercross

2.4.1 Pengertian Motocross dan Supercross

2.4.1.1 Pengertian Motocross

Motocross adalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam sirkuit dengan menggunakan rintangan – rintangan yang menggunakan kendaraan khusus yaitu special engine atau kendaraan yang disesuaikan dengan peraturan Federation International Motocross (IMI Peraturan

Motocross)

2.4.1.2 Pengertian Supercross

(25)

dan rintangan. Perbedaan dengan Motocross terdapat pada jumlah rintangan yang ada di lintasan, dimana jumlah rintangan pada lintasan

Supercross lebih banyak dibandingkan Motocross sehingga menuntut pembalap Supercross memiliki daya tahan lebih tinggi.

2.5 Peraturan Motocross dan Supercross

Peratuan Motocross dan Supercross menggunakan acian dari Peraturan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kejuaraan Motocross Nasional Edisi 2013

2.5.1 Pembalap

a. Pembalap Motocross

o Kelas 65 CC (umur minimum 10 tahun dan maksumum 12 tahun) o Kelas 85 CC (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun) o Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun) o Kelas MX2 (umur diatas 15 tahun)

Balapan Tambahan Non Kejuaraan Nasional:

o Kelas 50 CC (umur maksimum 8 tahun)

o Kelas 65 CC (umur minimum 8 tahun dan maksimum 10 tahun)

o Kelas MX2 Novice (Umur di atas 18 tahun , bukan pembalap kelas MX2

junior, bukan pembalap kelas 85 cc dan bukan pembalap Grasstrack kategori Senior) untuk kategorinya Maksimum 2 tahun masuk 3 besar dikelas ini harus naik ke MX 2.

o Kelas MX1 (umur diatas 16 tahun) Pesertanya kategori MX2 (bukan MX2

junior dan MX2 Novice ) Tahun 2013 masih diperbolehkan menggunakan sepeda motor dengan spesifikasi MX2 / 125 cc karena kelas ini masih sosialisasi.

Kategori Grade A , B dan C tidak ada lagi mulai tahun 2012 para peserta menyesuaikan kelas yang ada sesuai dengan kategori dan usianya dan berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh PP IMI.

b. Pembalap Supercross

(26)

o Kelas 125 cc /MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17

tahun). Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2 Grade A dan Tahun 2011 dan sebelumnya. (Maksimum 2 tahun masuk 3 besar dikelas ini harus naik ke MX 2)

o Kelas 125 cc / MX2 (mur di atas 15 tahun)

2.5.2 Kendaraan dan Kelas

Perlombaan ini terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro sesuai dengan peraturan tehnik FIM (Appendix 01, Motocross Technical Rules)

a. Kendaraan dan Kelas Motocross

Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Motocross adalah :

Kejuaraan Nasional

Motocross Minimum CC Maksimum CC

 Kelas 65 CC :

b. Kendaraan dan Kelas Supercross

Kelas – kelas untuk Kejuaraan Nasional Supercross adalah :

Kejuaraan Nasional

Motocross Minimum CC Maksimum CC

(27)

 Kelas 125 MX2

2.6 Tinjauan terhadap Proyek Sejenis

2.6.1 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu

Sirkuit ini berada di daerah perbukitan Pecatu tepatnya di Banjar Kangin Pecatu. Sirkuit yang dimiliki oleh Tsuyoshi Shinjo ini termasuk sirkuit

Supercross dan Motocross dengan luas areal 2 hektar. Lokasi sirkuit cukup jauh dari pemukiman warga dan masih minim petunjuk jalan untuk menuju lokasi sirkuit, sehingga sirkuit ini cukup susah untuk ditemukan oleh orang luar.

Rintangan yang ada di lintasan berupa tiga buah triple jump, satu camel, dua lumba-lumba serta satu table top. Tanah yang digunakan di lintasan merupakan tanah yang berkualitas bagus yang didatangkan langsung dari daerah Tabanan (Lihat Gambar 2.13). Fasilitas yang ada di sirkuit hanya terdiri dari lintasan dengan tambahan berupa adanya lampu penerangan di sekitar lintasan sehingga memungkinnkan untuk para pemain Motocross dapat mencoba motornya sampai malam dan menara kontrol dengan ruang pengelola sirkuit dibawahnya dimana bangunan ini hanya berukuran sekitar 3m x 3m. Untuk fasilitas seperti paddock, daerah scrutineering, waiting zone, pos signal hanya bersifat semi permanen dan baru dipasang berupa tenda jika ada perlombaan, sehingga pada hari biasa hanya terlihat lintasan saja dan satu menara kontrol.

Gambar 2.13 Sirkuit di Banjar Kangin Pecatu

(28)

2.6.2 Trek Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor

Sirkuit Motocross IMI Korwil Kabupaten Bogor ini berlokasi di Gor Pakansari Cibinong Kabupaten Bogor. Luas areal trek Motocross

+/- 4 hektare dengan panjang sirkuit 1,3 kilo meter. (Lihat Gambar 2.14)

Gambar 2.14 Trek Motocross IMI Korwil

(Sumber : Otomotifnet.com)

Trek dengan panjang 1,3 km dengan kombinasi trek variatif ada berm, table top serta camel berundak dipersiapkan menjadi tuan rumah kejurnas motocross. Peruntukan lintasan untuk perlombaan

Motocross, Grass Track dan Enduro.

2.6.3 Daytona International Speedway, Amerika Serikat

Daytona International Speedway merupakan trek balap di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat. Sejak dibuka pada tahun 1959, telah menjadi tuan rumah dari Daytona 500, balapan paling bergengsi di NASCAR. Selain NASCAR, sirkuit ini juga menjadi tuan rumah balapan ARCA, AMA Superbike, USCC, SCCA, dan Motocross.

Selama Daytona Beach Bike Week, trek supercross dibangun antara pit jalan dan bagian tri-oval dari trek (Lihat Gambar 2.15). Historis trek telah digunakan lebih pasir dari kotoran, memberikan tantangan yang unik untuk pengendara. The 2008-2013 track konfigurasi yang dirancang oleh mantan juara, Ricky Carmichael. Daytona telah menyelenggarakan AMA Supercross

(29)

Gambar 2.15 Trek Supercross Daytona

(Sumber : www.motoxaddicts.com)

2.6.4 Kesimpulan Studi Banding

Dari 3 (tiga) studi banding yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan seperti berikut:

Tabel 2.1. Kesimpulan Studi Banding

No Nama Sirkuit Lokasi Luas Rintangan

3 Supercross Daytona

(30)

2.7 Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross dan Supercross

2.7.1 Pengertian

Sirkuit Motocross dan Supercross adalah lintasan yang digunakan untuk memperlihatkan dan mengadu kecepatan menggunakan kendaraan berjenis

motocross dengan melewati lintasan yang menggunakan bahan alami (tanah atau pasir) dimana pembalap harus melewati berbagai jenis rintangan. Perbedaan lintasan motocross dengan supercross pada jumlah rintangan pada lintasan

supercross lebih banyak daripada motocross.

2.7.2 Fungsi

Fungsi utama dari sirkuit adalah mewadahi event – event kejuaraan balap daerah maupun nasional, tetapi masih tetap memungkinkan untuk digunakan sebagai sarana latihan ketangkasan bermotor, penyaluran hobi, rekreasi ataupun sebagai fasilitas pembinaan olahraga motocross dan supercross.

2.7.3 Tujuan

a. Dapat menampung dan memfasilitasi para pecinta olahraga motocross atau

supercross dengan menyediakan sarana untuk mengadakan event kejuaraan, latihan dan pembinaan olahraga motocross.

b. Menciptakan destinasi wisata baru mengingat olahraga ini merupakan olahraga universal sehingga memungkinkan untuk menarik wisatawan hingga kancah internasional dan membantu meningkatkan parawisata daerah sekitar.

2.7.4 Persyaratan lokasi

a. Persyaratan lokasi dari segi akomodasi haruslah berada di daerah yang mudah diakses, strategis, memungkinkan untuk mendapatkan ketertarikan masyarakat sehingga olahraga ini dapat berkembang dengan pesat.

b. Kemudahan mendapatkan material dan kemudahan akomodasi alat berat untuk pembentukan lintasan yang terbuat dari bahan alami.

(31)

2.7.5 Klasifikasi fasilitas

a. Fasilitas utama, terdiri dari sirkuit beserta juga dengan paddock, waiting zone, pit lane, dan ruang panitia.

b. Fasilitas penunjang, terdiri dari ruang pers, gym, stage, show room, ruang

merchendise, toko spare part, money charger, food court atau retaurant, toilet, parkir, tribun penonton dan lain – lain.

c. Fasilitas pengelola, berupa fasilitas yang menunjang operational sirkuit yaitu ruang manajemen, ruang staaf, loker pegawai dan lain – lain.

d. Fasilitas service, berupa fasilitas penunjang fisik bangunan sirkuit seperti ruang MEP, penampungan sampah, gudang dan lainnya.

2.7.6 Kegiatan yang akan diwadahai

a. Kegiatan utama yang akan diwadahi berupa kegiatan perlombaan, latihan, pembinaan yang akan dilakukan pembalap maupun penggemar olahraga ini dan juga ada kegiatan yang dilakukan tim mekanik di peddock , dari pihak panitia yang melakukan kegiatan penjurian serta pengunjung yang datang untuk menonton.

b. Kegiatan penunjang berupa kegiatan yang dilakukan pihak manajemen sirkuit yang dilakukan di areal pengelola, serta kegiatan pers yang dilakukan wartawan seperti conference perss.

c. Kegiatan pelayanan seperti toilet, food court dan restaurant, toilet umum dan kegiatan yang dapat memberikan pelayan maksimal pada pengunjung seperti, show room, gym maupun kegiatan rekreasi yang dilakukan wisatawan yang berkunjung untuk berkeliling yang ingin mengenal olahraga ini.

2.7.7 Kelembagaan dan pengelolaan

Manajemen akan dikelola sepenuhnya oleh perusahaan swasta dengan alasan

Gambar

Gambar 2.1 Sirkuit Motocross
Gambar 2.2 Sirkuit Supercross
Gambar 2.3 Ukuran Standar Sirkuit
Gambar 2.4 Keamanan pembalap dan penonton
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan Penelitian adalah menghasilkan perangkat lunak deteksi error, isi kesalahan serta solusi penanganannya serta menghasilkan kesalahan yang terbanyak dan jumlah

Bila Pihak menyampaikan kepada Sekretariat informasi yang tidak tersedia pada saat keputusan untuk mencantumkan suatu bahan kimia dalam Lampiran III dan informasi tersebut

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit telinga, hidung dan tenggorokan pada manusia ini membutuhkan pengetahuan dan mesin informasi untuk mendiagnosa penyakit yang dialami

Berdasarkan hasil penelitian, bermain video game tipe First Person Shooter dapat memberi pengaruh positif yaitu membuat seseorang memiliki waktu reaksi yang lebih cepat.. Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model make a match dengan enam langkah yaitu: guru membagi komunitas kelas menjadi dua kelompok, kelompok

Berikut adalah contoh data penelitian mengenai pertumbuhan krablet rajungan pada pemberian pakan yang berbeda.Pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan harian dari

Sedangkan peng- gunaan desikan dengan dosis 25% mem- berikan pengaruh terhadap kadar air benih yakni terjadi peningkatan kadar air setelah penyimpanan sebesar 12.31% dibandingkan