commit to user
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
KAFE DAN RESTO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
AGUS SUTARTO
I 8508039
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
KAFE DAN RESTO 2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
AGUS SUTARTO
NIM. I 8508039
Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing
Ir. SLAMET PRAYITNO, MT. NIP. 19531227 198601 1 001
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
KAFE DAN RESTO2 LANTAI
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh : AGUS SUTARTO NIM : I 8508039
Dipertahankan didepan tim penguji :
1. Ir. SLAMET PRAYETNO.,MT : . . . NIP. 19531227 198601 1 001
2. Ir. ENDANG RISMUNARSI., MT : . . . NIP. 19570917 198601 2 001
3. SETIONO ,ST.,MSc : . . . NIP. 19720224 199702 1 001
Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
KUSNO A SAMBOWO, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 19691026 199503 1 002
Mengetahui,
Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA., MT NIP. 19590823 198601 1 001
Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS
commit to user
Hal
HALAMAN JUDUL... ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan. ... 1
1.3 Kriteria Perencanaan... 2
1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku ... 3
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan... 4
2.1.1 Jenis Pembebanan………... 4
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban……… ... 7
2.1.3 Provisi Keamanan………... 7
2.2 Perencanaan Atap ... 9
2.3 Perencanaan Tangga ... 11
2.4 Perencanaan Plat Lantai... 12
2.5 Perencanaan Balok ... 13
2.6 Perencanaan Portal (Balok, Kolom) ... 14
commit to user
3.1 Perencanaan Atap………... 18
3.2 Dasar Perencanaan ... 19
3.2 Perencanaan Gording... 19
3.2.1 Perencanaan Pembebanan ... 19
3.2.2 Perhitungan Pembebanan ... 20
3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan ... 23
3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan... 23
3.3 Perencanaan Setengah Kuda-kuda ... 24
3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda... 25
3.3.2 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda ... 26
3.3.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda ... 28
3.3.4 Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda ... 37
3.3.5 Perhitungan Alat Sambung ... 39
3.4 Perencanaan Jurai ... 42
3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai... ... 42
3.4.2 Perhitungan Luasan Jurai... 43
3.4.3 Perhitungan Pembebanan Jurai... 45
3.4.4 Perencanaan Profil Jurai ... 54
3.4.5 Perhitungtan Alat Sambung... 55
3.5 Perencanaan Kuda-kuda Trapesium ... 59
3.5.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Trapesium ... 59
3.5.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium ... 61
3.5.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium... 63
3.5.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium ... 70
3.5.5 Perhitungan Alat Sambung ... 72
3.6 Perencanaan Kuda-kuda Utama A ( KKA ) ... 76
3.6.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama A ... 76
3.6.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama A ... 78
3.6.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A ... 80
commit to user
3.7 Perencanaan Kuda-kuda Utama B ( KKB ) ... 95
3.7.1 Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama B ... 95
3.7.2 Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B ... 96
3.7.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B ... 98
3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B... 105
3.7.5 Perhitungan Alat Sambung ... 106
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum ... 110
4.2 Data Perencanaan Tangga ... 110
4.3 Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ... 112
4.3.1 Perhitungan Tebal Plat Equivalent ... 112
4.3.2 Perhitungan Beban………... 113
4.4 Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes………. 114
4.4.1 Perhitungan Tulangan Tumpuan………. ... 114
4.4.2 Perhitungan Tulangan Lapangan……… ... 116
4.5 Perencanaan Balok Bordes………. 117
4.5.1 Pembebanan Balok Bordes………. ... 118
4.5.2 Perhitungan Tulangan Lentur………. ... 118
4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser Balok Bordes………... 119
4.6 Perhitungan Pondasi Tangga……….. 120
4.7 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi……… 121
4.7.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 121
4.7.2 Perhitungan Tulangan Lentur ... 121
BAB 5 PLAT LANTAI 5.1 Perencanaan Plat Lantai ... 124
5.2 Perhitungan Beban Plat ... 124
commit to user
5.5 Penulangan Lapangan Arah x………... ... 128
5.6 Penulangan Lapangan Arah y………... 129
5.7 Penulangan Tumpuan Arah x………... ... 130
5.8 Penulangan Tumpuan Arah y………... ... 131
5.9 Rekapitulasi Tulangan………. 132
BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6.1 Perencanaan Balok Anak ... 134
6.1.1 Perhitungan Lebar Equivalent………... 135
6.1.2 Lebar Equivalent Balok Anak………... 135
6.2 Perhitungan Pembebanan Balok Anak As A’……… 135
6.2.1 Perhitungan Pembebanan……… ... 135
6.2.2 Perhitungan Tulangan ……… ... 137
6.3 Perhitungan Pembebanan Balok Anak As A’……… 141
6.3.1 Perhitungan Pembebanan……… ... 141
6.3.2 Perhitungan Tulangan ……… ... 142
6.4 Perhitungan Pembebanan Balok Anak As B’ ……… 146
6.4.1 Perhitungan Pembebanan……… ... 146
6.4.2 Perhitungan Tulangan ……… ... 147
BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1 Perencanaan Portal……… 152
7.1.1 Dasar Perencanaan……….. ... 153
7.1.2 Perencanaan Pembebanan………. ... 153
7.2 Perhitungan Luas Equivalen Plat………. .. 154
7.3 Perhitungan Pembebanan Balok………. ... 155
7.3.1 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang... 155
commit to user
7.5 Perhitungan pembebanan Sloof memanjang………... . 161
7.5.2 Perhitungan pembebanan Sloof Melintang ... 163
7.6 Penulangan Ring Balk………... . 165
7.6.1 Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk ... . 165
7.6.2 Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk……... . 168
7.7 Penulangan Balok Portal………. ... . 169
7.7.1 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang ... . 169
7.7.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang... . 172
7.7.3 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang ... . 174
7.7.4 Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang ... . 177
7.8 Penulangan Kolom………... 178
7.8.1 Perhitungan Tulangan Lentur Kolom………... . 178
7.8.2 Perhitungan Tulangan Geser Kolom………... 180
7.9 Penulangan Sloof………. ... . 181
7.9.1 Perhitungan Tulangan Lentur Sloof melintang ... . 181
7.9.2 Perhitungan Tulangan Geser Sloof melintang ... . 184
7.9.3 Perhitungan Tulangan Lentur Sloof memanjang ... . 185
7.9.4 Perhitungan Tulangan Geser Sloof memanjang... . 188
BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Data Perencanaan ... 191
8.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi ... 192
8.2.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi ……….. ... 192
8.2.1 Perhitungan Tulangan Lentur ………... 193
BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1 Rencana Anggaran Biaya ... 195
9.2 Data Perencanaan ... ... 195
commit to user
10.1 Perencanaan Atap ... 204
10.2 Perencanaan Tangga ... 208
10.2.1Penulangan Tangga……….. ... 209
10.3 Perencanaan Plat ... 209
10.4 Perencanaan Balok Anak ... 209
10.5 Perencanaan Portal ... 210
10.6 Perencanaan Pondasi Footplat ... 211
PENUTUP……….. xix DAFTAR PUSTAKA
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini.
Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana mengetahui konsep-konsep dasar berdasarkan data-data yang diperoleh untuk merencanakan suatu bangunan.
b. Bagaimana melakukan perhitungan struktur dengan tingkat keamanan yang memadai.
1.3. Maksud dan Tujuan
commit to user
teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D3 Jurusan Teknik Sipil memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan :
a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat.
b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung.
1.4. Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi: a. Sistem struktur.
b. Sistem pembebanan.
c. Perencanaan analisa struktur. d. Perencanaan analisa tampang.
e. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur. f. Perencanaan anggaran biaya.
1.5. Kriteria Perencanaan
a. Spesifikasi Bangunan
1) Fungsi Bangunan : Swalayan
2) Luas Bangunan : 954 m2
3) Jumlah Lantai : 2 lantai.
commit to user
5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda
baja.
6) Penutup Atap : Genteng.
7) Pondasi : Foot Plat.
b. Spesifikasi Bahan
1) Mutu Baja Profil : BJ 37.
2) Mutu Beton (f’c) : 25 MPa.
3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa. Ulir : 360 MPa.
1.6. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku
a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
commit to user
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Dasar Perencanaan
2.1.1 Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang
mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus
yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Pedoman
Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989, beban-beban tersebut adalah :
a. Beban Mati (qd)
Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin-mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Untuk
merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung adalah :
1) Bahan Bangunan :
(a). Beton Bertulang ...2400 kg/m3
(b). Pasir (jenuh air)...1800 kg/m3
2) Komponen Gedung :
(a).Langit – langit dan dinding (termasuk rusuk – rusuknya,
tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
(1). semen asbes (eternit) dengan tebal maksimum 4mm ...….11 kg/m2
penggantung langit-langit (dari kayu) dengan bentang
commit to user
(b).Penutup atap genteng dengan reng dan usuk... 50 kg/m
(c).Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal ... 24 kg/m2
(d).Adukan semen per cm tebal ... 21 kg/m2
b. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung
itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut.
Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air
hujan.
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi
bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari :
1) Beban atap ... 100 kg
2)...Beban
tangga dan bordes ... 300 kg/m2
3) Beban lantai ... 250 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung
tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung
commit to user Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup
Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk
¾ PERUMAHAN/PENGHUNIAN :
Rumah tinggal, hotel, rumah sakit
¾ PERDAGANGAN :
Toko,toserba,pasar
¾ GANG DAN TANGGA :
∼ Perumahan / penghunian
∼ Pendidikan, kantor
∼ Pertemuan umum, perdagangan dan
penyimpanan, industri, tempat kendaraan
0,75
0,80
0,75 0,75 0,90
Sumber : SNI 03-1727-1989
c. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus
diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2.
Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup :
1) Dinding Vertikal
(a). Di pihak angin ...+ 0,9
(b). Di belakang angin...- 0,4
2) Atap segitiga dengan sudut kemiringan α
(a). Di pihak angin : α < 65°...0,02 α - 0,4
commit to user
(b). Di belakang angin, untuk semua α...- 0,4
d. Beban Gempa (E)
Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
2.1.2 Sistem Kerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu
elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih
besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung
bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban
balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke
tanah dasar melalui pondasi.
2.1.3 Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton SNI 03-2847-2002, struktur harus direncanakan untuk
memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban
normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (∅), yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat
terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan
penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari
commit to user Tabel 2.2. Faktor pembebanan U untuk beton
No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U
1.
1.
2.
L
D, L
D, L, W
1,4 D
1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R )
1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R)
Tabel 2.3. Faktor pembebanan U untuk baja
No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U
1.
1.
2.
L
D, L
D, L, W
1,4 D
1,2 D +1,6 L + 0,5 ( A atau R )
1,2 D + 1,0 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)
Keterangan :
D = Beban mati A = Beban atap
L = Beban hidup R = Beban hujan
W = Beban angin
Tabel 2.4. Faktor Reduksi Kekuatan ∅
No GAYA ∅
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lentur tanpa beban aksial
Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
¾ Komponen dengan tulangan spiral
¾ Komponen lain
Geser dan torsi
Tumpuan Beton
Komponen struktur yang memikul gaya tarik
1) Terhadap kuat tarik leleh
2) Terhadap kuat tarik fraktur
Komponen struktur yang memikul gaya tekan
0,80
0,80
0,70
0,65
0,75
0,65
0,9
0,75
commit to user
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat
kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi
pemisahan material sehingga timbul rongga - rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI 03-2847-2002 adalah
sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang
dari db ataupun 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm.
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b. Untuk balok dan kolom = 40 mm
c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 40 mm
2.2. Perencanaan Atap
a. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban air
b. Asumsi Perletakan
1) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi.
2) Tumpuan sebelah kanan adalah rol.
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002.
commit to user
1) Batang tarik
Ag perlu =
Fy Pmak
……… 2.1
An perlu = 0,85.Ag
An = Ag-dt
L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik
Yp Y
x= − …..……….……… 2.2
L x U =1−
……….... 2.3
Ae = U.An ……… 2.4
Cek kekuatan nominal :
Kondisi leleh
Fy Ag Pn=0,9. .
φ ……….. 2.5
Kondisi fraktur
Fu Ag Pn=0,75. .
φ ……… 2.6
P Pn>
φ ……. ( aman ) ……….. 2.7
2) Batang tekan
Periksa kelangsingan penampang :
Fy t
b w
300 =
……… 2.8
E Fy r
l K c
π λ = .
commit to user
Apabila = λc ≤ 0,25 ω = 1 ……… 2.10
0,25 < λs < 1,2 ω
0,67λ
-1,6
1,43
c
= 2.11
λs ≥ 1,2 ω =1,25.λs2 2.12
ω
φ fy
Ag Fcr Ag Pn= . . =
……….. 2.13
1 <
n u P P
φ ……. ( aman ) ……… 2.14
2.3. Perencanaan Tangga
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 300 kg/m2
b. Asumsi Perletakan
1)Tumpuan bawah adalah jepit.
2)Tumpuan tengah adalah sendi.
3)Tumpuan atas adalah jepit.
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturanSNI 03-2847-2002.
e. Perhitungan untuk penulangan tangga
Mn =
φ
Mu
... 2.15
Dimana φ = 0,8
m
c f fy
' . 85 , 0 =
... 2.16
Rn 2
.d b
Mn =
commit to user ρ = ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − − fy 2.m.Rn 1 1 m 1
... 2.18
ρb =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + β fy 600 600 . . fy fc . 85 , 0
... 2.19
ρmax = 0,75 . ρb ... 2.20
ρmin < ρ < ρmaks tulangan tunggal... ... ... 2.21
ρ < ρmin dipakai ρmin = 0,0025 ... 2.22
As = ρada . b . d
2.4. Perencanaan Plat Lantai
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh
c. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.2 SNI 03-1727-1989.
d. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-2002.
Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :
1) Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm
2) Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
φu
n
M
M =
dimana,φ =0,80
m =
commit to user
ρb =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + β fy 600 600 . . fy fc . 85 , 0
ρmax = 0,75 . ρb
ρmin < ρ < ρmaks tulangan tunggal
ρ < ρmin dipakai ρmin = 0,0025
As = ρada . b . d
Luas tampang tulangan
As = Jumlah tulangan x Luas
2.5. Perencanaan Balok Anak
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 250 kg/m2
b. Asumsi Perletakan : jepit jepit
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan tulangan lentur :
φu
n
M
M =
dimana,φ =0,80
m =
c y xf f ' 85 , 0 Rn = 2 bxd Mn ρ = ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − − fy 2.m.Rn 1 1 m 1
ρb =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + β fy 600 600 . . fy fc . 85 , 0
commit to user
ρmin = 1,4/fy
ρmin < ρ < ρmaks tulangan tunggal
ρ < ρmin dipakai ρmin
Perhitungan tulangan geser :
Vc = 16x f'cxbxd
φVc=0,75 x Vc
Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser )
Vu < ∅ Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada =
s d fy Av. . ) (
( pakai Vs perlu )
2.6. Perencanaan Portal
a. Pembebanan :
1) Beban mati
2) Beban hidup : 200 kg/m2
b. Asumsi Perletakan
1) Jepit pada kaki portal.
2) Bebas pada titik yang lain
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
Perhitungan tulangan lentur :
φu
n
M
M =
dimana,φ =0,80
75 , 0 =
commit to user
m =
c y xf f
' 85 ,
0
Rn =
2
bxd Mn
ρ =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝
⎛
− −
fy 2.m.Rn 1
1 m
1
ρb =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝
⎛ + β
fy 600
600 .
. fy
fc . 85 , 0
ρmax = 0,75 . ρb
ρmin = 1,4/fy
ρmin < ρ < ρmaks tulangan tunggal
ρ < ρmin dipakai ρmin
Perhitungan tulangan geser :
φ =0,60
Vc = 16x f'cxbxd
φVc=0,6 x Vc
Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc
( perlu tulangan geser )
Vu < ∅ Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada =
s d fy Av. . ) (
( pakai Vs perlu )
2.7. Perencanaan Pondasi
a. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban
mati dan beban hidup.
commit to user
Perhitungan kapasitas dukung pondasi :
σyang terjadi =
2
.b.L 6 1
Mtot A
Vtot
+
= σtanahterjadi< σ ijin tanah…...( dianggap aman )
Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur
Mu = ½ . qu . t2
m =
c y xf f
' 85 , 0
Rn = 2
bxd Mn
ρ =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝
⎛
− −
fy 2.m.Rn 1
1 m
1
ρb =
⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝
⎛ + β
fy 600
600 .
. fy
fc . 85 , 0
ρmax = 0,75 . ρb
ρmin < ρ < ρmaks tulangan tunggal
ρ < ρmin dipakai ρmin = 0,0036
As = ρada . b . d
Luas tampang tulangan
As = ρxbxd
Perhitungan tulangan geser :
Vu = σ x A efektif
60 , 0
= φ
commit to user
φVc = 0,6 x Vc
Φ.Vc ≤ Vu ≤ 3 Φ Vc
( perlu tulangan geser )
Vu < ∅ Vc < 3 Ø Vc
(tidak perlu tulangan geser)
Vs perlu = Vu – Vc
( pilih tulangan terpasang )
Vs ada =
s d fy Av. . ) (
commit to user
BAB 3 Perencanaan Atap
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1Rencana Atap ( Sistem Kuda-Kuda)
Gambar 3.1 Rencana Atap
Keterangan :
KU = Kuda-kuda Utama G = Gording
KT = Kuda-kuda Trapesium N = Nok
KD = Kuda-kuda Depan J = Jurai
SK = Setengah Kuda-kuda L = Lisplank
K
T
G SK
J
K
U
N L
J
J
J
K
U
K
U
K
U
SK
G
G
G G G G
G
K
T
L L
L
375.0 375.0 400.0 400.0 400.0 375.0 375.0
500.0
500.0
500.0
1500
.0
2700.0
commit to user
BAB 3 Prencanaan Atap
3.1.1.Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai
berikut :
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti gambar 3.1
b. Jarak antar kuda-kuda : 4 m
c. Kemiringan atap (α) : 30°
d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ).
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (⎦⎣)
f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat
g. Alat sambung : baut-mur.
h. Jarak antar gording : 1,875 m
i. Bentuk atap : limasan
j. Mutu baja profil : Bj-37
σijin = 1700 kg/cm2
σLeleh = 2500 kg/cm2(SNI 03–1729-2002)
3.2Perencanaan Gording
3.2.1. Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels / kanal
kait ( ).150 x 75 x 20 x 4,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai
berikut :
a. Berat gording = 11 kg/m.
b. Ix = 489 cm4.
c. Iy = 99,2 cm4.
d. h = 150 mm
e. b = 75 mm
f. ts = 4,5 mm
g. tb = 4,5 mm
h. Zx = 65,2 cm3.
commit to user
BAB 3 Prencanaan Atap
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG 1989), sebagai berikut :
a. Berat penutup atap = 50 kg/m2.
b. Beban angin = 25 kg/m2.
c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg.
d. Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m2
3.2.2.Perhitungan Pembebanan
a. Beban Mati (titik)
Gambar 3.2 Beban mati
Berat gording = 11 kg/m
Berat penutup atap
Berat plafon
=
=
( 2,165 x 50 )
( 1,5 x 18 )
= 108,25 kg/m
27 kg/m
q
= 146,25 kg/mqx = q sin α = 146,25 x sin 30° = 73,13 kg/m.
qy = q cos α = 146,25 x cos 30° = 126,66 kg/m.
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 126,66 x ( 4 )2 = 253,32 kgm.
My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 73,13 x ( 4 )2 = 146,26 kgm.
+ y
α
q qy
qx
commit to user
BAB 3 Prencanaan Atap
[image:30.595.112.444.113.507.2]b. Beban hidup
Gambar 3.3 Beban hidup
P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin α = 100 x sin 30° = 50 kg.
Py = P cos α = 100 x cos 30° = 86,603 kg.
Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 86,603 x 4 = 86,603 kgm.
My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 50 x 4 = 50 kgm.
c. Beban angin
TEKAN HISAP
Gambar 3.4 Beban angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1989)
Koefisien kemiringan atap (α) = 30°
1) Koefisien angin tekan = (0,02α – 0,4)
= (0,02.30 – 0,4)
= 0,2
2) Koefisien angin hisap = – 0,4
Beban angin :
1) Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (2,165+2,165) = 10,825 kg/m.
y
α
P Py
Px
commit to user
BAB 3 Prencanaan Atap
2) Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (2,165+2,165) = -21,65 kg/m.
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 10,825 x (4)2 = 21,65 kgm.
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -21,65 x (4)2 = -43,3 kgm.
Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8w
1) Mx
Mx (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8
= 1,2(253,32) + 1,6(86,603) + 0,8(21,65) = 459,87 kgm
Mx (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W
= 1,2(253,32) + 1,6(86,603) - 0,8(43,3) = 407,91 kgm
2) My
Mx (max) = Mx (min)
[image:31.595.113.544.169.609.2]= 1,2(146,26) + 1,6(50) = 255,512 kgm
Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording
Beban Angin Kombinasi
Momen
Beban
Mati
Beban
Hidup Tekan Hisap Maksimum Minimum
Mx (kgm)
My (kgm)
253,32
146,26
86,603
50
21,65
-
-43,3
-
459,57
255,512
407,91
commit to user
BAB 3 Prencanaan Atap
3.2.3.Kontrol Tahanan Momen
a. Kontrol terhadap momen maksimum
Mux = 459,57 kgm = 459,57x104 Nmm
Muy = 255,512 kgm = 255,512x104 Nmm
Mnx = Zx.fy = 65,2x103(240) = 15648000 Nmm
Mny = Zy.fy = 19,8x103(240) = 4752000 Nmm
Cek tahanan momen lentur
0 , 1 ≤ + Mny Muy Mnx Mux b b φ φ 0 , 1 4725000 9 , 0 10 512 , 255 15648000 9 , 0 10
459,57 4 4
≤ + x x x x 0 , 1 93 ,
0 ≤ ………….. ( aman )
3.2.4. Kontrol Terhadap Lendutan
Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5
E = 2 x 106 kg/cm2
Ix = 489 cm4
Iy = 99,2 cm4
qx = 0,7313 kg/cm
qy = 1,2665 kg/cm
Px = 50 kg
Py = 86,603 kg
= ×
= 400
180 1
Zijin 2,22 cm
Zx =
Iy E L Px Iy E L qx . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
commit to user
1 2 3 4
5 6 9 15 7 8 10 11 12 13 14 = 2 , 99 . 10 . 2 . 48 400 . 50 2 , 99 . 10 . 2 . 384 ) 400 ( 7313 , 0 . 5 6 3 6 4
+ = 1,56 cm
Zy =
Ix E L Py Ix E l qy . . 48 . . . 384 . .
5 4 3
+ = 489 . 10 . 2 . 48 ) 400 .( 603 , 86 489 . 10 2 . 384 ) 400 .( 2665 , 1 . 5 6 3 6 4 +
× = 0,55 cm
Z = Zx2 +Zy2
= (1,56)2 +(0,55)2 = 1,65 cm
Z ≤ Zijin
1,65 cm ≤ 2,22 cm ……… aman !
Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan
mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
3.3. Perencanaan Setengah Kuda-kuda
commit to user
3.3.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda
[image:34.595.114.449.185.506.2]Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-kuda
Nomer Batang Panjang Batang (m)
1 1,875
2 1,875
3 1,875
4 1,875
5 2,165
6 2,165
7 2,165
8 2,165
9 1,083
10 2,165
11 2,165
12 2,864
13 3,248
14 3,750
commit to user
a b c
j
k
a' b'
d e f
i h g
c' d' e'
[image:35.595.110.534.129.759.2]3.2. Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda
Gambar 3.6 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda
Panjang atap ak = 8,5 m
Panjang atap bj = 6,6 m
Panjang atap ci = 4,7 m
Panjang atap dh = 2,8 m
Panjang atap eg = 0,9 m
Panjang atap ab = jk = 2,166 m
Panjang atap bc = cd = de = gh = hi = ij = 2,096 m
Panjang atap a’b’ = 1,938 m
Panjang atap b’c’ = c’d’ = d’e’ = 1,875 m
Panjang atap e’f’ = 0,937 m
• Luasatap abjk = ½ x (ak + bj) x a’b’ = ½ x (8,5 + 6,6) x 1,938
= 14,632 m2
• Luasatap bcij = ½ x (bj + ci) x b’c’ = ½ x (6,6 + 4,7) x 1,875
commit to user
a b c
j k
a' b'
d e f
i h g
c' d' e'
• Luasatap cdhi = ½ x (ci + dh) x c’d’ = ½ x (4,7 + 2,8) x 1,875
= 7,031 m2
• Luas atap degh = ½ x (dh + eg) x d’e’
= ½ x (2,8 + 0,9) x 1,875
= 3,469 m2
• Luas atap efg = ½ x eg x e’f
= ½ x 0,9 x 0,937
[image:36.595.107.539.55.544.2]= 0,422 m2
Gambar 3.7 Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda
Panjang atap ak = 7,5 m
Panjang atap bj = 6,6 m
Panjang atap ci = 4,7 m
Panjang atap dh = 2,8 m
Panjang atap eg = 0,9 m
Panjang atap ab = jk = 2,166 m
commit to user
Panjang atap a’b’ = 1,938 m
Panjang atap b’c’ = c’d’ = d’e’ = 1,875 m
Panjang atap e’f’ = 0,937 m
• Luasplafon abjk = ½ x (ak + bj) x a’b’
= ½ x (7,5 + 6,6) x 0,9
= 6,345 m2
• Luasplafon bcij = ½ x (bj + ci) x b’c’
= ½ x (6,6 + 4,7) x 1,875
= 10,594 m2
• Luasplafon cdhi = ½ x (ci + dh) x c’d’
= ½ x (4,7 + 2,8) x 1,875
= 7,031 m2
• Luas plafon degh = ½ x (dh + eg) x d’e’
= ½ x (2,8 + 0,9) x 1,875
= 3,469 m2
• Luas plafon efg = ½ x eg x e’f
= ½ x 0,9 x 0,937
= 0,422 m2
3.3.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda
Data-data pembebanan :
Berat penutup atap = 50 kg/m2
Berat profil rangka kuda-kuda = 25 kg/m
commit to user
1 2 3 4
5
6
9
15 7
8
10
11 12
13 14
P 1
P 5
P 6 P 2
P 3
P 4
P 7 P 8
[image:38.595.104.486.110.516.2]P 9
Gambar 3.8 Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat beban mati
a) Perhitungan Beban
1) Beban Mati Beban P1
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 7,5
= 82,5 kg
Beban atap = Luas atap abjk x Berat atap
= 14,632 x 50
= 731,6 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 5 ) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,875 + 2,165) x 25
= 50,5 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 50,5
commit to user
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 50,5
= 5,05 kg
Beban plafon =Luas plafon abjk x berat plafon
= 6,345x 18
= 114,21 kg
Beban P2
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 5,625
= 61,875 kg
Beban atap = Luas atap atap bcij x berat atap
= 10,594 x 50
= 529,7 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (5 + 9 + 10+6) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,165 + 1,083 + 2,165 + 2,165) x 25
= 94,725 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 94,725
= 28,418 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 94,725
= 9,472 kg
Beban P3
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 3,75
= 41,25 kg
Beban atap = Luas atap cdhi x berat atap
= 7,031 x 50
commit to user
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(6 +11 +12 +7) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,165 + 2,165 + 2,864 +2,165 ) x 25
= 116,988 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 116,988
= 35,096 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 116,988
= 11,699 kg
Beban P4
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording
= 11 x 1,875
= 20,625 kg
Beban atap = Luas atap degh x berat atap
= 3,469 x 50
= 173,45 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(7 + 13 + 14 + 8) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,165 +3,248 +3,750 +2,165) x 25
= 141,6 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 141,6
= 42,48 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 141,6
commit to user Beban P5
Beban atap = Luas atap efg x berat atap
= 0,422 x 50
= 21,1 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(8 + 15) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,165 +4,33) x 25
= 81,187 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 81,187
= 24,356 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 81,187
= 8,119 kg
Beban P6
Beban plafon = Luas atap efg x berat plafon
= 0,422 x 18
= 7,596 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(4 + 14 + 15) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,875 +3,75 +4,33) x 25
= 124,437 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 124,437
= 37,331 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 124,437
commit to user Beban P7
Beban plafon = Luas atap degh x berat plafon
= 3,469 x 18
= 62,442 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(3 + 12 + 13 + 4) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,875 +2,864 +3,248 +1,875) x 25
= 123,275 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 123,275
= 36,982 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 123,275
= 12,328 kg
Beban P8
Beban plafon = Luas atap cdhi x berat plafon
= 7,031 x 18
= 126,558 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(2 + 10 + 11 +23) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,875 +2,165 +2,165 +1,875) x 25
= 101,000 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 101,000
= 30,300 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 101,000
commit to user Beban P9
Beban plafon = Luas atap bcij x berat plafon
= 10,594 x 18
= 190,692 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg(1 + 9 + 2) x berat profil kuda kuda
= ½ x (1,875 +1,083 +1,875) x 25
= 60,412 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 60,412
= 18,124 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 60,412
= 6,041 kg
Tabel 3.3 Rekapitulasi Beban Mati
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Kuda - kuda
(kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penyambung
(kg)
Beban Plafon (kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP 2000 ( kg )
P1 731,6 82,5 50,5 5,05 15,15 114,21 999,01 999
P2 529,7 61,875 94,725 9,472 28,418 - 724,19 724
P3 351,55 41,25 116,988 11,699 35,096 - 556,583 557
P4 173,45 20,625 141,6 14,16 42,48 - 392,315 392
P5 21,1 - 81,187 8,119 24,356 - 134,762 135
P6 - - 124,437 12,444 37,331 7,596 181,808 182
P7 - - 123,275 12,328 36,982 62,442 235,027 235
P8 - - 101,000 10,1 30,3 126,558 267,958 268
commit to user
1 2 3 4
5
6
9
15 7
8
10
11 12
13
14
W1
W2
W3
W4
W5 2) Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5 = 100 kg
3) Beban Angin
Perhitungan beban angin :
Gambar 3.9 Pembebanan setengah kuda-kuda utama akibat beban angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2 (PPIUG 1983)
Koefisien angin tekan = 0,02α− 0,40 = (0,02 x 30) − 0,40
= 0,02
W1 = luas atap abjk x koef. angin tekan x beban angin
= 14,632 x 0,2 x 25 = 73,16 kg
W2 = luas atap bcij x koef. angin tekan x beban angin
= 10,594 x 0,2 x 25 = 52,97 kg
W3 = luas atap cdhi x koef. angin tekan x beban angin
= 7,031 x 0,2 x 25 = 35,155 kg
W4 = luas atap degh x koef. angin tekan x beban angin
commit to user
W5 = luas atap efg x koef. angin tekan x beban angin
= 0,422 x 0,2 x 25 = 2,11 kg
Tabel 3.5 Perhitungan Beban Angin
Beban
Angin
Beban
(kg)
Wx
W.Cos α (kg)
(Untuk Input
SAP2000)
Wy
W.Sinα(kg)
(Untuk Input
SAP2000)
W1 73,16 63,358 63 36,58 37
W2 52,97 45,873 46 26,485 26
W3 35,155 30,445 30 17,577 18
W4 17,345 15,021 15 8,672 9
W5 2,11 1,827 2 1,055 1
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut :
Tabel 3.6 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda kombinasi
Batang Tarik (+) ( kg )
Tekan (-) ( kg )
1 968,99 -
2 955,59 -
3 - 240,12
4 240,12 -
5 - 1189,21
6 307,94 -
7 - 299,41
8 - 13,54
9 375,71 -
10 - 1512,02
commit to user
12 752,69 -
13 - 211,15
14 - 559,56
15 - 449,91
3.3.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda
a. Perhitungan profil batang tarik
Pmaks. = 968,99 kg
σijin = 1700 kg/cm2
2
ijin maks.
netto 0,57 cm
1700 968,99
σ
P
F = = =
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 0,57 cm2 = 0,65 cm2
Dicoba, menggunakan baja profil ⎦⎣ 50.50.5
F = 2 . 4,80 cm2 = 9,60 cm2
F = penampang profil dari tabel profil baja
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks.
kg/cm 118,75
9,6 . 0,85
968,99
F . 0,85
P
σ
= = =
σ ≤ 0,75σijin
118,75 kg/cm2≤ 1275 kg/cm2……. aman !!
b. Perhitungan profil batang tekan
Pmaks. = 1825,22 kg
commit to user
Dicoba, menggunakan baja profil ⎦⎣ 50.50.5
ix = 1,51 cm
2
leleh 2500kg/cm
σ =
F = 2 .11,10 cm2 = 22,20 cm2
cm 37 , 143 1,51 216,5 i lk λ x = = = cm 106,77 2500 x 0,7 10 x 2,1 3,14 kg/cm 2500 σ dengan, ... . σ . 0,7 E π λ 6 2 leleh leleh g = = = = 1,34 106,77 143,37 λ λ λ g s = = =
Karena λs < 1,2 , maka ω = 2,381 x λs2
= 4,28
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks. kg/cm 351,89 22,20 28 , 4 . 1825,22 F ω . P σ = = =
σ ≤σijin
commit to user
3.3.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut (∅) = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm
Tebal pelat sambung (δ) = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7
= 7,94 mm
Menggunakan tebal plat 8 mm
1) Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . σ ijin
= 0,6 . 1700 = 1020 kg/cm2
2) Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . σ ijin
= 1,5 . 1700 = 2550 kg/cm2
3) Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . π . d2 . τ geser
= 2 . ¼ . π . (1,27)2 . 1020 = 2582,89 kg
b) Pdesak = δ . d . τ tumpuan
= 0,8 . 1,27 . 2500 = 2540 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2582,89 kg
Perhitungan jumlah baut-mur,
718 , 0 2582,89
1825,22 P
P n
geser
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5 d ≤ S1≤ 3 d
commit to user
= 3,175 cm = 3 cm
b) 2,5 d ≤ S2≤ 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27
= 6,35 cm = 6 cm
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut (∅) = 12,7 mm ( ½ inches )
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung (δ) = 0,625 . d
= 0,625 x 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm
1) Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . σ ijin = 0,6 . 1700
= 1020 kg/cm2
2) Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . σ ijin = 1,5 . 1700
= 2550 kg/cm2
3) Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . π . d2 . τ geser
= 2 . ¼ . π . (1,,27)2 . 1020
= 2582,89 kg
b) Pdesak = δ . d . τ tumpuan
= 0,8 . 1,27. 2500
= 2590,8 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2582,89 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
0,38 2582,89
968,99 P
P n
geser
maks. = =
= ~ 2 buah baut
commit to user
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5 d ≤ S1≤ 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 3 cm
b) 2,5 d ≤ S2≤ 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
Tabel 3.7. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda
Nomor Batang
Dimensi Profil Baut (mm)
1 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
2 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
3 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
4 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
5 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
6 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
7 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
8 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
9 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
10 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
11 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
12 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
13 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
14 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
commit to user
1 2 3 4
15
13 12
11
10 9
5
6
7
8
14
3.4. Perencanaan Jurai
Gambar 3.10 Rangka Batang Jurai
3.4.1. Perhitungan Panjang Batang Jurai
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.8. Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai
Nomor Batang Panjang Batang (m)
1 2,652
2 2,652
3 2,652
4 2,652
5 2,864
6 2,864
7 2,864
8 2,864
9 1,083
commit to user 11 2,165 12 3,423 13 3,226 14 4,193 15 4,330
[image:52.595.96.541.77.548.2]3.4.2. Perhitungan luasan jurai
Gambar 3.11 Luasan Atap Jurai
Panjang j1 = ½ . 2,165 = 1,082 m
Panjang j1 = 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5 = 5-6 = 6-7 = 7-8 = 8-9 = 1,082 m
Panjang aa’ = 2,375 m Panjang a’s = 4,250 m
Panjang cc’ = 1,406 m Panjang c’q = 3,281 m
Panjang ee’ = 0,468 m Panjang e’o = 2,334 m
Panjang gg’ = g’m = 1,397 m
Panjang ii’ = i’k = 0,468 m
commit to user
¾ Luas aa’sqc’c = (½ (aa’ + cc’) 7-9) + (½ (a’s + c’q) 7-9) = (½( 2,375+1,406 ) 2 . 1,082)+(½(4,250 + 3,281) 2 . 1,082)
= 12,239 m2
¾ Luas cc’qoe’e = (½ (cc’ + ee’) 5-7 ) + (½ (c’q + e’o) 5-7) = ( ½ (1,406+0,468) 2 . 1,082)+(½ (3,281+2,334) 2 . 1,082)
= 8,101 m2
¾ Luas ee’omg’gff’= (½ 4-5 . ee’) + (½ (e’o + g’m) 3-5) + (½ (ff’ + gg’) 3-5)
=(½×1,082×0,468) + (½(2,334+1,397)1,082)+
(½(1,875+1,379)1,082)
= 4,042 m2
¾ Luas gg’mki’i = (½ (gg’ + ii’) 1-3) × 2 = (½ (1,397 + 0,468) 2 . 1,082) × 2
= 2,018 m2
¾ Luas jii’k = (½ × ii’ × j1) × 2 = (½ × 0,468 × 1,082) × 2
= 0,506 m2
commit to user
Gambar 3.12 Luasan Plafon Jurai
Panjang j1 = ½ . 1,875 = 0,9 m
Panjang j1 = 1-2 = 2-3 = 3-4 = 4-5 = 5-6 = 6-7 = 7-8 = 8-9 = 0,9 m
Panjang bb’ = 1,875 m Panjang b’r = 3,741 m
Panjang cc’ = 1,406 m Panjang c’q = 3,272 m
Panjang ee’ = 0,468 m Panjang e’o = 2,343 m
Panjang gg’ = g’m = 1,406 m
Panjang ii’ = i’k = 0,468 m
¾ Luas bb’rqc’c = (½ (bb’ + cc’) 7-8) + (½ (b’r + c’q) 7-8) = (½ (1,875 + 1,406) 0,9) + (½ (3,741 + 3,272) 0,9)
= 4,632 m2
¾ Luas cc’qoe’e = (½ (cc’ + ee’) 5-7) + (½ (c’q + e’o) 5-7) = (½ (1,406+0,468) 2 .0,9) + (½ (3,272 +2,343)2 .0,9)
= 6,740 m2
¾ Luas ee’omg’gff’ = (½ 4-5 . ee’) + (½ (e’o + g’m) 3-5) + (½ (ff’ + gg’) 3-5)
=(½×0,9×0,468)+(½(2,343+1,406)0,9)
+(½(1,875+1,406)0,9)
= 3,374 m2
¾ Luas gg’mki’i = (½ (gg’ + ii’) 1-3) × 2 = (½ (1,406+0,468) 2 . 0,9 ) × 2
= 3,373 m2
¾ Luas jii’k = (½ × ii’ × j1) × 2 = (½ × 0,468 × 0,9) × 2
= 0,421 m2
3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai
Data-data pembebanan :
Berat penutup atap = 50 kg/m2
commit to user
1 2 3 4
15 13
12 11
10 9
5
6
7
8
14 P1
P2
P3
P4
P5
P9 P8 P7 P6
Berat gording = 11 kg/m
Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m2
Gambar 3.13 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati
a. Perhitungan Beban
1) Beban Mati
Beban P1
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording bb’r
= 11 x (1,875+3,741)
= 64,776 kg
Beban atap = Luas atap aa’sqc’c x berat atap
= 12,239 x 50
= 611,95 kg
Beban plafon =Luas plafon bb’rqc’c’ x berat plafon
= 4,632 x 18
= 83,376 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( 1 + 5 ) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,652 + 2,864) x 25
= 68,95 kg
commit to user
= 0,3 x 68,95
= 20,685 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 68,95
= 6,895 kg
Beban P2
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording dd’p
= 11 x (0,937+2,812)
= 28,983 kg
Beban atap = Luas atap cc’qoe’e x berat atap
= 8,101 x 50
= 405,05 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (5 + 9 + 10 + 6) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,864 + 1,083 + 2,864 + 2,864 ) x 25
= 120,937 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 120,937
= 36,281 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 120,937
= 12,094 kg
Beban P3
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording ff’n
= 11 x (1,875+1,875)
= 41,25 kg
Beban atap = Luas atap ee’omg’gff’ x berat atap
= 4,042 x 50
= 202,1 kg
commit to user
= ½ x (2,864 + 2,165 + 3,423 + 2,864) x 25
= 146,963 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 146,963
= 15,696 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 146,963
= 47,089 kg
Beban P4
Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording hh’l
= 11 x (0,937+0,937)
= 20,614 kg
Beban atap = Luas atap gg’mki’i x berat atap
= 2,018 x 50
= 100,9 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (7 + 13 + 15 + 8) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,864 + 3,226 + 4,193 + 2,864) x 25
= 164,338 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 164,338
= 16,434 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 164,338
= 49,301 kg
Beban P5
Beban atap = Luas atap jii’k x berat atap
= 0,506 x 50
= 25,3 kg
commit to user
= ½ x (2,864 + 4,33) x 25
= 89,925 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 89,925
= 8,992 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 89,925
= 26,977 kg
Beban P6
Beban plafon = Luas plafon jii’k x berat plafon
= 0,421 x 18
= 7,578 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (15 + 14 + 4) x berat profil kuda kuda
= ½ x (4,33 + 4,193 + 2,652) x 25
= 139,687 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 139,687
= 13,969 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 139,687
= 41,906 kg
Beban P7
Beban plafon = Luas plafon gg’mki’i x berat plafon
= 3,373 x 18
= 60,714 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (4 + 12 + 13 + 3) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,652 + 3,226 + 3,423 + 2,652) x 25
= 149,412 kg
commit to user
= 0,1 x 149,412
= 14,941 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 149,412
= 44,824 kg
Beban P8
Beban plafon = Luas plafon ee’omg’gff’ x berat plafon
= 3,374 x 18
= 60,732 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (3 + 11 + 4 + 10) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,652+2,652 + 3,423 + 2,864) x 25
= 144,887 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 144,887
= 14,487 kg
Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda
= 0,3 x 144,887
= 43,466 kg
Beban P9
Beban plafon = Luas plafon cc’qoe’e x berat plafon
= 6,74 x 18
= 121,32 kg
Beban kuda-kuda = ½ x Btg (2 + 9 + 1) x berat profil kuda kuda
= ½ x (2,652 + 1,083 + 2,652) x 25
= 79,837 kg
Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda
= 0,1 x 79,837
= 7,984 kg
commit to user
= 0,3 x 79,837
= 23,95kg
Tabel 3.9. Rekapitulasi Pembebanan Jurai
Beban
Beban Atap
(kg)
Beban gording
(kg)
Beban Kuda -
kuda (kg)
Beban Bracing
(kg)
Beban Plat Penyambug
(kg)
Beban Plafon
(kg)
Jumlah Beban
(kg)
Input SAP
(kg)
P1 611,95 64,776 68,950 6,895 20,685 83,376 856,632 857
P2 405,05 28,983 120,937 12,094 36,281 - 603,345 603
P3 202,1 41,25 146,963 15,696 47,089 - 453,098 453
P4 100,9 20,614 164,338 16,434 49,301 - 351,587 352
P5 25,3 - 89,925 8,992 26,977 - 151,194 152
P6 - - 139,687 13,969 41,906 7,578 203,14 203
P7 - - 149,412 14,941 44,824 60,714 269,891 270
P8 - - 144,887 14,487 43,466 60,732 263,572 264
P9 - - 79,837 7,984 23,951 121,32 233,092 233
2) Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5,= 100 kg
3) Beban Angin
Perhitungan beban angin :
8
1 2 3 4
15
13 12 11
10 9 5
6
7
14
W1
W2
W3
W4
commit to user
Gambar 3.14 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2.
Koefisien angin tekan = 0,02α− 0,40
= (0,02 x 30) – 0,40
= 0,2
W1 = luas atap aa’sqc’c x koef. angin tekan x beban angin
= 12,239 x 0,2 x 25
= 61,195kg
W2 = luas atap cc’qoe’e x koef. angin tekan x beban angin
= 8,101 x 0,2 x 25
= 40,505 kg
W3 = luas atap ee’omg’gff’ x koef. angin tekan x beban angin
= 4,042 x 0,2 x 25
= 20,21 kg
W4 = luas atap gg’mki’i x koef. angin tekan x beban angin
= 2,018 x 0,2 x 25
= 10,09 kg
W5 = luas atap jii’k x koef. angin tekan x beban angin
= 0,506 x 0,2 x 25
= 2,53 kg
Tabel 3.10. Perhitungan beban angin
Beban
Angin Beban (kg)
Wx
W.Cos α (kg)
(Untuk Input
SAP2000)
Wy
W.Sinα(kg)
(Untuk Input
SAP2000)
W1 61,195 56,740 57 22,924 23
W2 40,505 37,555 38 15,173 16
W3 20,21 18,738 19 7,570 8
W4 10,09 9,355 10 3,780 4
commit to user
Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh
gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :
Tabel 3.11. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai kombinasi Batang Tarik (+)
( kg )
Tekan (-) ( kg )
1 746,24 -
2 724,90 -
3 - 260,05
4 260,05 -
5 - 866,19
6 931,92 -
7 358,64 -
8 849,26 -
9 360,28 -
10 - 1795,09
11 - 1514,32
12 693,36 -
13 70,92 -
14 - 789,80
commit to user 3.4.4. Perencanaan Profil jurai
a. Perhitungan profil batang tarik
Pmaks. = 931,92 kg
σijin = 1700 kg/cm2
2
ijin maks.
netto 0,55cm
100 931,92
σ
P
F = = =
Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 0,55 cm2 = 0,64 cm2
Dicoba, menggunakan baja profil ⎦⎣ 50 . 50 . 5
F = 2 . 4,80 cm2 = 9,60 cm2
F = penampang profil dari tabel profil baja
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks.
kg/cm 21 114,
9,60 . 0,85
931,92
F . 0,85
P
σ
= = =
σ ≤ 0,75σijin
114,21 kg/cm2≤ 1275 kg/cm2……. aman !!
b. Perhitungan profil batang tekan
Pmaks. = 1795,09 kg
lk = 2,864 m = 286,4 cm
Dicoba, menggunakan baja profil ⎦⎣ 50 . 50 . 5
ix = 1,51 cm
F = 2 . 4,80 = 9,60 cm2
67 . 189 1,51 286,4 i
lk
λ
x
= =
commit to user
cm 108,77
kg/cm 2500
σ
dengan, ...
σ
. 0,7
E
π
λ 2
leleh leleh
g
=
= =
1,74
108,77 189,67
λ λ
λ
g s
= = =
Karena λs≥ 1 maka : ω =2,381.λs2
= 7,21
Kontrol tegangan yang terjadi :
2 maks.
kg/cm 19 1348,
9,60 7,21 . 1795,09
F
ω
. P
σ
= = =
σ ≤σijin
1348,19 ≤ 1600 kg/cm2 ………….. aman !!!
3.5.5. Perhitungan Alat Sambung
a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur
Diameter baut (∅) = 12,7 mm ( ½ inches)
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung (δ) = 0,625 . d
= 0,625 . 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm
1. Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . σ ijin
= 0,6 . 1700 = 1020 kg/cm2
2. Tegangan tumpuan yang diijinkan
commit to user
= 1,5 . 1700 = 2550 kg/cm2
3. Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . π . d2 . τ geser
= 2 . ¼ . π . (1,27)2 . 1020 = 2582,89 kg
b) Pdesak = δ . d . τ tumpuan
= 0,9 . 1,27 . 2550 = 2914,65 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2572,89 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
69 , 0 2582,89 1795,09 P
P n
geser
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a) 1,5 d ≤ S1≤ 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
b) 2,5 d ≤ S2≤ 7 d
Diambil, S2 = 5 d = 1,5 . 1,27
= 1,91 cm = 2 cm
b. Batang tarik
Digunakan alat sambung baut-mur.
Diameter baut (∅) = 12,7 mm ( ½ inches )
Diameter lubang = 14,7 mm.
Tebal pelat sambung (δ) = 0,625 . d
= 0,625 x 12,7 = 7,94 mm.
Menggunakan tebal plat 8 mm
a) Tegangan geser yang diijinkan
Teg. Geser = 0,6 . σ ijin = 0,6 . 1700
commit to user
b) Tegangan tumpuan yang diijinkan
Teg. tumpuan = 1,5 . σ ijin = 1,5 . 1700
= 2550 kg/cm2
c) Kekuatan baut :
a) Pgeser = 2 . ¼ . π . d2 . τ geser
= 2 . ¼ . π . (127)2 . 1020
= 2581,89 kg
b) Pdesak = δ . d . τ tumpuan
= 0,9 . 1,27. 2550
= 2914,65 kg
P yang menentukan adalah Pgeser = 2581,89 kg.
Perhitungan jumlah baut-mur,
0,36 2582,89
931,92 P
P n
geser
maks. = =
= ~ 2 buah baut
Digunakan : 2 buah baut
Perhitungan jarak antar baut :
a. 1,5 d ≤ S1≤ 3 d
Diambil, S1 = 2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm
b. 2,5 d ≤ S2≤ 7 d
Diambil, S2 = 1,5 d = 1,5 . 1,27
= 1,91 cm
commit to user Tabel 3.12. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai
Nomor Batang
Dimensi Profil Baut (mm)
1 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
2 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
3 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
4 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
5 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
6 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
7 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
8 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
9 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
10 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
11 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
12 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
13 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
14 ⎦⎣ 50.50.5 2 ∅ 12,7
commit to user 3.5. Perencanaan Kuda-kuda Trapesium
Gambar 3.15. Rangka BatangKuda-kuda Trapesium
Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium
Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.13. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium
Nomer Batang Panjang Batang (m)
1 1,875
2 1,875
3 1,875
4 1,875
5 1,875
6 1,875
7 1,875
8 1,875
9 2,165
10 2,165
11 1,875
12 1,875
13 1,875
9
10
11 12 13 14
15
16
1 2 3 4 5 6 7 8
29 28
commit to user
14 1,875
15 2,165
16 2,165
17 1,083
18 2,165
19 2,165
20 2,864
21 2,165
22 2,864
23 2,165
24 2,864
25 2,165
26 2,864
27 2,165
28 2,165