• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPUASAAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONDISI PSIKOSOSIAL IBU POSTPARTUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN KEPUASAAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONDISI PSIKOSOSIAL IBU POSTPARTUM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEPUASAAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KONDISI PSIKOSOSIAL IBU POSTPARTUM

Khrisna Wisnusakti, Monna Maharani Hidayat

Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi E-mail : Khrisnaws@gmail.com

ABSTRAK

Kehamilan merupakan fase krisis maturasi bagi ibu yang dapat memicu timbulnya distress. Psikososial ibu postpartum yang berisiko sebesar 10-12% dan merupakan salah satu dampak yang diakibatkan oleh dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan sosial dengan kondisi psikososial ibu postpartum. Desain penelitian berupa deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 162 ibu hamil di Kabupaten Cianjur. Analisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan rendah dan sedang serta memiliki psikososial postpartum yang berisiko yaitu sebesar 42,9%. Petugas kesehatan direkomendasikan untuk melakukan skrining psikososial pada ibu hamil sebagai upaya preventif agar tidak terjadi masalah psikososial saat postpartum. Kata kunci: Dukungan Sosial, Ibu Post Partum, Psikososial

ABSTRACT

Pregnancy is a crisis phase of maturation for the mother which can trigger distress. Psychosocial postpartum mothers are at risk of 10-12% and are one of the effects of social support. This study aims to identify social support relationships with postpartum maternal psychosocial conditions. The research design was descriptive analytic with cross sectional approach to 162 pregnant women in Cianjur Regency. Analysis using chi square. The results showed that mothers who received low and moderate support and had postpartum psychosocial risk were 42.9%. Health workers are recommended to conduct psychosocial screening for pregnant women as a preventive effort to prevent psychosocial problems during postpartum.

Keywords: Social Support, Postpartum, Psychosocial

PENDAHULUAN

Kondisi kesehatan mental maternal merupakan bagian dari prioritas kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan ibu dan anak (Srinivasan, Satyanarayana, &

Lukose, 2011). Sementara itu, kondisi kesehatan mental maternal di Indonesia masih membutuhkan perhatian khusus dalam hal pencegahan dan penanganan gangguan mental emosional. Hal ini berkaitan dengan adanya data Riskesdas menunjukan bahwa prevalensi gangguan mental emosional penduduk Indonesia yaitu sebesar 6% di tiap provinsi yang berbeda. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki persentase gangguan mental emosional dengan jumlah yang cukup tinggi. Angka prevalensi tersebut sebesar 9,3% dari cut off point nasional dengan

karakteristik perempuan yang jauh lebih banyak (Kemenkes RI, 2012).

Masalah psikososial merupakan satu dari tiga kasus utama yang menyebabkan kematian ibu secara tidak langsung di Australia (Austin, Kildea, & Sullivan, 2007). Hasil studi review literatur Klainin dan Arthur (2009) pada 17 negara di Asia menunjukkan bahwa prevalensi depresi postpartum yaitu berkisar antara 3,5%

sampai dengan 63,3%, dengan negara Malaysia yang memiliki prevalensi terendah dan negara Pakistan yang memiliki prevalensi tertinggi. Sementara itu, Sawyer et al. (2010) menunjukkan pada review literaturnya bahwa angka prevalensi depresi postpartum di Afrika yaitu sebesar 18,3%, sedangkan kecemasan selama periode postpartum yaitu sebesar 14%.

Selain itu, pada penelitian Edwards et al.

(2)

(2006) yang dilakukan di Indonesia, menunjukkan angka prevalensi gejala depresi pada ibu postpartum yaitu sebesar 22%, dengan mayoritas depresi kategori ringan. Hal tersebut dapat dipicu karena adanya tekanan psikologis yang dialami ibu pada masa kehamilannya. Sehingga, hal ini yang mendasari perlunya melakukan upaya pencegahan dan penatalaksanaan agar kondisi psikososial yang buruk pada masa kehamilan tidak berlanjut menjadi masalah psikososial pada masa postpartum.

Kondisi psikososial ibu postpartum dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu: faktor sosiodemografi (usia ibu, tingkat pendidikan, status perkawinan, status paritas, dan tingkat pendapatan), perencanaan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik.

Adapun pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional. Desain deskriptif analitik dipilih karena peneliti berusaha mendeskripsikan mengenai fenomena yang ditemukan berupa faktor risiko, efek atau hasil kemudian dilakukan melalui pencarian hubungan antar variabel. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Dukungan Sosial, sedangkan variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kondisi psikososial ibu pada masa postpartum.

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil trimester III yang berada di wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Jumlah populasi ibu hamil usia kehamilan 28-32 minggu berdasarkan data internal Puskesmas bulan Maret tahun 2018 di Puskesmas Cibeber, Cikalong, Ciranjang, Ciherang, Mande, Cijedil, Cibaregbeg, Cianjur Kota, dan Muka yaitu 271 ibu. Masing-masing

Jalannya Penelitian

Penelitian ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Surat tersebut kemudian diserahkan kepada Kepala Dinas

kehamilan, pengalaman persalinan, dukungan sosial, dan prenatal distress (Cornish, 2006;

Henderson & Redshaw, 2013; Kinsey et al, 2014; Perry, Ettinger, Mendelson, & Le, 2011;

Rini, Dunkel-Schetter, Hobel, Glynn, &

Sandman, 2006; Segal-engelchin, Sarid, &

Cwikel, 2009; Webster et al, 2011; & Young, 2013). Kondisi psikososial yang terganggu dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun emosional ibu, bayi dan anak yang lainnya. Selain itu, kondisi psikososial dapat memengaruhi ikatan ibu dan bayinya pada masa postpartum (Malus et al., 2014). Suasana hati ibu mampu memengaruhi proses ikatan dan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan bayi (Weisman et al., 2010).

jumlah ibu hamil di Puskesmas tersebut yaitu, 47 orang ibu hamil di Puskesmas Cibeber, 36 orang ibu hamil di Puskesmas Cikalong, 34 orang ibu hamil di Puskesmas Ciranjang, 26 orang ibu hamil di Puskesmas Ciherang, 28 orang ibu hamil di Puskesmas Mande, 23 orang ibu hamil di Puskesmas Cijedil, 25 orang ibu hamil di Puskesmas Cibaregbeg, 27 orang ibu hamil di Puskesmas Cianjur Kota, dan 25 orang ibu hamil di Puskesmas Muka.

Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini yaitu ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan 36-40 minggu, serta dapat membaca dan menulis. Sementara itu, kriteria eksklusi pada sampel penelitian ini yaitu ibu dengan masalah kesehatan pada kehamilan saat ini seperti: anemia, diabetes mellitus gestasional, dan hipertensi gestasional.

Jumlah responden dalam penelitian ini 162 menggunakan perkiraan besar sampel untuk cross sectional berdasarkan rumus Slovin

Kesehatan Kabupaten Cianjur. Selain itu, peneliti juga akan mengajukan surat rekomendasi penelitian kepada Badan

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 72

(3)

Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Cianjur. Setelah mendapatkan iijn dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, surat ijin tersebut diserahkan kepada Kepala Puskesmas Cijedil, Puskesmas Mande, Puskesmas Cibeber, Puskesmas Ciherang, Puskesmas Ciranjang, Puskesmas Cikalong, Puskesmas Muka, dan Puskesmas Cianjur Kota. Setelah ijin didapatkan dari masing- masing Puskesmas maka kegiatan penelitian mulai dilakukan. Menyamakan persepsi dengan asisten pengambil data terkait penelitian yang akan dilakukan, meliputi:

tujuan, manfaat, etika penelitian, dan prosedur penelitian. Menginformasikan kepada asisten pengambil data tentang teknik pengambilan data yang akan dilakukan yaitu sebanyak dua kali pada tiap responden. Pengambilan data yang pertama dilakukan saat responden masih Analisis Data

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian yang diukur dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi atau proporsi.

Penelitian ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi usia ibu, tingkat pendidikan, status perkawinan, status paritas, dan tingkat pendapatan. Selain itu, variabel penelitian lainnya yang diukur yaitu variabel independen, variabel dependen, dan variabel perancu.

Variabel independen dalam penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

hamil dengan usia kehamilan pada rentang 36- 40 minggu. Kemudian pengambilan data yang kedua yaitu minimal pada saat responden setelah 2 hari postpartum s/d 1 minggu postpartum.

Pengambilan data pertama dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: bisa pada saat kegiatan rutin posyandu, atau saat kunjungan pemeriksaan kehamilan, maupun dengan cara home visit. Sedangkan pengambilan data kedua dapat dilakukan saat responden dijadualkan kontrol postpartum atau dengan cara home visit bila responden tidak datang ke puskesmas.

Selain itu, pengambilan data pertama yaitu untuk mengambil data pada kuesioner karakteristik responden, kuesioner dukungan sosial, dan kuesioner psikososial ibu postpartum.

Pada paket kuesioner penelitian sudah diberikan tanda untuk pengisian saat hamil dan saat postpartum.

ini yaitu dukungan sosial, sedangkan variabel dependen yaitu kondisi psikososial ibu postpartum.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel yaitu variabel independen, variabel dependen. Skala variabel pada variabel yang akan diteliti bermacam-macam, yaitu terdapat variabel dengan skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Analisis yg digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan, status paritas, dukungan sosial dan Psikososial Ibu post partum

(4)

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa lebih banyak ibu memiliki kategori tingkat pendidikan dasar (53,7%) dan mayoritas ibu berstatus multigravida (74,1%). Sementara itu, berdasarkan dukungan sosial, mayoritas ibu mendapat dukungan sosial tinggi selama hamil (74,1%) Sedangkan berdasarkan kondisi psikososial ibu postpartum, mayoritas ibu memiliki kondisi psikososial postpartum tidak berisiko (72%).

Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas ibu berpendidikan dasar atau SD dan SMP. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu masih rendah. Pendidikan rendah yang dimiliki ibu berisiko terhadap ketidakmampuan mengontrol dirinya saat menghadapi proses persalinan, terutama untuk ibu hamil remaja (Biney & Nyarko, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian Jonsdottir (2016) terkait perinatal distress pada ibu hamil. Penelitian tersebut menunjukkan dari sebanyak 360 ibu hamil mayoritas ibu berpendidikan dasar yaitu sebesar 81,48%. Namun bertolakbelakang dengan penelitian Yuksel (2012) terkait prenatal distress pada ibu hamil di Turki, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu pada kategori tinggi yaitu mayoritas

berpendidikan sarjana. Karakteristik selanjutnya yaitu status paritas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu merupakan kehamilan yang kedua sampai kelima atau multigravida. Hal tersebut dikaitkan dengan usia ibu yang berada pada rentang usia 16 sampai 55 tahun.

Kabupaten Cianjur memiliki wilayah desa yang cukup luas areanya, artinya di kecamatan tertentu masih ada yang menikah usia muda yaitu contohnya pada ibu yang berusia 16 tahun. Sementara itu, usia yang ideal untuk menikah yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki (Lukiherdianti &

Rezkisari, 2017). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yuksel (2012) yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yaitu berstatus multigravida sebesar 54,6%. Selain itu, penelitian serupa yang dilakukan oleh

Enatescu (2016) pada 163 ibu yang mengalami depresi postpartum di Rumania menunjukkan bahwa mayoritas ibu berstatus multipara sebesar 59%. Namun bertolakbelakang dengan penelitian Alderdice (2011) pada ibu hamil trimester 2 di Irlandia Utara, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berstatus primigravida.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kurniawati (2015) pada ibu postpartum di Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki dukungan sosial yang baik. Pada penelitian ini, ibu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi cenderung memiliki support system dari pasangan, keluarga terdekat, teman maupun dari tenaga kesehatan saat proses persalinan dan postpartum. Dukungan yang didapat oleh ibu sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan pada proses kehidupan selanjutnya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Spookzak et al. (2009) yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang tinggi dapat membantu ibu dalam pengasuhan bayi, serta membantu ibu untuk mencapai peran barunya sebagai seorang ibu.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mayoritas ibu mengalami psikososial postpartum yang tidak berisiko, yaitu sebesar 72,8%.

Psikososial merupakan keadaan emosional berupa cemas, stres, dan depresi yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan spiritual, serta dapat memengaruhi kesejahteraan individu (Priest, Austin, Barnett,

Buist, 2008). Kondisi psikososial ibu yang berupa tekanan psikologis selama periode kehamilan berkaitan dengan kondisi kehamilan yang buruk, pengalaman persalinan dan pengalaman pada saat periode postpartum (Segal-engelchin et al., 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Enatescu et al. (2016) pada 163 ibu postpartum di Rumania. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu yang mengalami masalah psikologis pasca melahirkan yaitu sebesar 23,93%. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Miler (2006) pada 325 ibu di

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 74

(5)

Australia ditemukan bahwa sebesar 19% ibu postpartum mengalami tekanan psikologis.

Sementara itu, penelitian lainnya yang dilakukan Cooklin (2010) pada 1300 ibu postpartum di Australia menunjukkan bahwa ibu yang mengalami tekanan psikologis setelah

persalinan yaitu sebesar 9,4%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lord et al.

(2011) pada 39 ibu postpartum didapatkan hasil bahwa sebesar 7,2% ibu mengalami masalah psikologis postpartum.

Tabel 2 Hubungan Dukungan Sosial dengan Kondisi Psikososial Ibu Postpartum

Kondisi Psikososial Ibu Postpartum

No. Berisiko Tidak Total

Nilai p OR

Variabel Berisiko (95% CI)

n % n % N %

Dukungan Sosial

1 Rendah + Sedang 18 42.9 24 57.1 42 100 0,008 3.11

2 Tinggi 12 21.7 94 78.3 120 100 (1.32-7.32)

Berdasarkan Tabel 2 ukungan sosial saat hamil, diketahui bahwa ibu yang mendapat dukungan rendah dan sedang serta memiliki psikososial postpartum yang berisiko yaitu sebesar 42,9%, dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan tinggi dan memiliki psikososial postpartum berisiko yaitu sebesar 21,7%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,008, maka dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial saat hamil dengan kondisi psikososial ibu postpartum. Ibu yang mendapat dukungan sosial rendah dan sedang saat hamil berisiko 2,71 kali lebih besar untuk mengalami kondisi psikososial ibu postpartum berisiko atau terganggu (OR=2,71; 95% CI 1,28-5,73).

Hasil dari penelitian ini menyatakan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial selama kehamilan dan dukungan sosial postpartum dengan kondisi psikososial Ibu postpartum. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Spookzak., et. al, 2009 menyatakan bahwa dukungan sosial bepengaruh terhadap kondisi psikososial Ibu

KESIMPULAN

postpartum. Hal ini juga didukung oleh Penelitian lain yang dilakukan oleh Karac-am, et al (2007) pada 1011 ibu hamil di Turki menemukan sebanyak 27,9 % mendapat dukungan sosial tinggi selama kehamilan.

Penelitian ini juga menunjukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kondisi psikososial Ibu postpartum dengan p=0,000 (OR=8.362; 95% CI -0.124 - 0,077). Hasil penelitian menunjukan hubungan dukungan sosial selama kehamilan dan pada masa nifas sama-sama memiliki hubungan yang signifikan antara keduanya.

Hal ini menunjukan bahwa dukungan sosial terhadap ibu hamil tidak ada perubahan selama kehamilan dan pada saat masa nifas.

Dukungan sosial pada ibu hamil diperoleh dari keluarga (suami, ibu, ibu mertua, saudara), teman, maupun orang terdekat yang dianggap penting oleh responden. Dukungan sosial tinggi juga ciri khas kehidupan di negara Asia, khususnya Indonesia terutama saat hamil, melahirkan dan periode nifas. Selain itu, dukungan sosial tinggi dapat menjadi kekuatan pada asuhan keperawatan maternal

Kehamilan merupakan fase krisis maturasi bagi ibu yang dapat memicu timbulnya distress.

Psikososial ibu postpartum yang berisiko sebesar 10-12% dan merupakan salah satu dampak yang

(6)

diakibatkan oleh Dukungan sosial yang mungkin hilang dari suami dan keluarga. menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan kondisi psikososial ibu postpartum

DAFTAR PUSTAKA

Alderdice, F., Lynn, F., & Hons, B. A. (2011).

Factor structure of the Prenatal Distress Questionnaire. Midwifery, 27(4), 553–

559.

https://doi.org/10.1016/j.midw.2010.05.0 03

Cooklin, A. R., & Canterford, L. (2011).

Employment conditions and maternal postpartum mental health : results from the Longitudinal Study of Australian Children.

Arch Womens Ment Health, 217–225.

https://doi.org/10.1007/s00737-010-0196-9 Enatescu, V., Bernad, E., Gluhovschi, A., Papava, I., Palicsak, A., Munteanu, R., … Palicsak, A. (2016). Perinatal characteristics and mother ’ s personality profile associated with increased likelihood of postpartum depression occurrence in a Romanian outpatient sample with increased likelihood of postpartum depression occurrence in a Romanian outpatient sa. Journal of Mental Health, 8237(July).

https://doi.org/10.3109/09638237.2016.11 49802

Hallford, D., & Mellor, D. (2013). Cognitive- reminiscence therapy and usual care for depression in young adults: study protocol for a randomized controlled trial. Hallford and Mellor Trials, 14, 343.

https://doi.org/10.1186/1745-6215-14-343 Heberlein, E. C., Picklesimer, A. H., Billings,

D. L., Covington-kolb, S., Farber, N., Frongillo, E. A., … Farber, N. (2016). The comparative effects of group prenatal care on psychosocial outcomes, 259–269.

https://doi.org/10.1007/s00737-015-0564-6 Henderson, C., & Macdonald, S. (2005).

Mayes’ Midwifery, A Textbook for Midwives. Britis: Elsevier.

Karacam, Z. (2009). Depression , anxiety and influencing factors in pregnancy : a study in a Turkish population $. Midwifery, 344–

356.

https://doi.org/10.1016/j.midw.2007.03.00 6

Kemenkes RI. (2012). Riset Kesehatan Dasar.

Kingston, D., Mcdonald, S., Austin, M., &

Tough, S. (2015). Association between Prenatal and Postnatal Psychological Distress and Toddler Cognitive Development : A Systematic Review, 1–16.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.01269 29

Kinsey, C. B., Baptiste-roberts, K., Zhu, J., &

Kjerulff, K. H. (2014). Effect of miscarriage history on maternal-infant bonding during the first year postpartum in the First Baby Study : a longitudinal cohort study. BMC Women’s Health, 1–8.

Klainin, P., & Gordon, D. (2009). International Journal of Nursing Studies Postpartum depression in Asian cultures : A literature review. International Journal of Nursing

Studies, 46, 1355–1373.

https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2009.02.0 12

Lord, C., Steiner, M., Soares, C. N., Carew, C.

L., & Hall, G. B. (2012). Stress response in postpartum women with and without obsessive – compulsive symptoms : an fMRI study. J Psychiatry Neurosci, 37(2), 78–86. https://doi.org/10.1503/jpn.110005 Sawyer, A., Ayers, S., & Smith, H. (2010).

Pre-and postnatal psychological wellbeing in Africa : A systematic review. Journal of Affective Disorders, 123(1-3), 17–29.

https://doi.org/10.1016/j.jad.2009.06.027 Segal-engelchin, D., Sarid, O., & Cwikel, J.

(2009). Pregnancy , Childbirth and Postpartum Experiences of Israeli Women in the Negev. Journal of Prenatal and Perinatal Psychology and Health, 24(1), 3– 26.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 76

(7)

Spoozak, L., Gotman, N., Smith, M. V, Belanger, K., & Yonkers, K. A. (2009).

Evaluation of a social support measure that may indicate risk of depression during pregnancy. Journal of Affective Disorders,

114(1-3), 216–223.

https://doi.org/10.1016/j.jad.2008.07.015 Webster, J., Nicholas, C., Velacott, C.,

Cridland, N., Nursing, M., Fawcett, L., … Mental, C. (2011). Quality of life and depression following childbirth : impact of social support. Midwifery, 27(5), 745–749.

https://doi.org/10.1016/j.midw.2010.05.01 4

Weisman, O., Granat, A., Gilboa-Schechtman, E., Singer, M., Gordon, I., Azulay, H., … Feldman, R. (2010). The experience of labor, maternal perception of the infant, and the mother’s postpartum mood in a low-risk community cohort. Archives of Women’s

Mental Health, 13(6), 505–513.

https://doi.org/10.1007/s00737-010-0169-z Yuksel, F., Akin, S., & Durna, Z. (2013).

Prenatal distress in Turkish pregnant women and factors associated with maternal prenatal distress. Journal of Clinical Nursing, (1), 54–64.

https://doi.org/10.1111/j.1365- 2702.2012.04283.x

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan yang menggunakan masukan berupa data dan menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk mencapai

Penelitian ini dibuat dengan tujuan agar mengetahui semua rute-rute perjalanan yang mungkin dari satu jalan ke jalan lain di kota Yogyakarta, dengan arah jalannya, dan

Hingga saat ini, aplikasi web mengikuti alur arsitektur berikut : satu – satunya cara dalam merepresentasikan content baru (sebagai contoh, dalam merespon interaksi antara user

A vizsgálat igazolta a lixisenatid ( versus placebo) cardio vascularis biztonságosságát, miután az elsődleges összevont végpont (cardiovascularis halál, nem végzetes

kontrak rumah tinggal beberapa bulan, tahun, kios atau kendaraan. 3) Jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh tukang atau pekerja. Penjelasan ini diperlukan agar

Hasil dari penelitian ini adalah Penerapan strategi bauran pemasaran Telur Asin Semarang belum optimal. Usaha Telur Asin semarang tersebut masih menggunakan teknik

Aplikasi Berbasis Web untuk Menampilkan Absensi dan Nilai Akhir Peserta Didik ini dikembangkan dengan menggunakan basis data MySQL sebagai media

Perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) tentu sangat berkaitan dengan penggunaan tingkat teknologi yang tinggi pada umumnya