Implementasi Model Smart Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an (SMART TTQ) Berbasis Elearning Pada SMP Islam Terpadu
Lili Tanti 1, Safrizal 2, Alim Murtani 3, Fauzan Arif 4, Andra Alfitra 5
1,2Sistem Informasi, Universitas Potensi Utama, Medan, Indonesia
3Ekonomi Syariah, Universitas Potensi Utama, Medan, Indonesia
Jalan K.L Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Tujuan dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah adalah (1) dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an tersebut sehingga mencapai target hafalan yang menjadi ketetapan dari sekolah mitra sampai dengan meningkatkan kualitas dari Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an siswa dengan memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap implementasi model SMART Tahsin-Tahfidz (SMART TTQ) berbasis E-Learning yang terintegrasi dengan teknologi informasi (2) membantu pihak sekolah dalam hal ini adalah koordinator dan guru tahfidz serta wali kelas dalam melakukan monitoring dan evaluasi progress hafalan siswa tanpa mengurangi kualitas layanan pembelajaran pada masa pandemi Covid 19. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan, pendampingan serta demostrasi sistem yang dilakukan oleh TIM PKM terhadap mitra sekolah yaitu SMP IT Al-Munadi. Data dianalisis secara statistik dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa dalam mengikuti program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an tersebut sehingga mencapai target hafalan yang menjadi ketetapan dari sekolah mitra sampai dengan meningkatkan kualitas dari Tahsin dan Tahfidz AlQur’an siswa sehingga mencapai 94,7% (sangat baik)
Kata Kunci: Model, SMART TTQ, Tahsin-Tahfizd, PKM, Kompetensi Siswa, E-learning Abstract
The objectives of the Community Partnership Program (PKM) are (1) to be able to foster student interest in participating in the Tahsin and Tahfidz Al-Qur'an programs so as to achieve the memorization target that is determined by partner schools to improve the quality of Tahsin and Tahfidz Al-Qur'an. students by providing training and assistance on the implementation of the SMART Tahsin-Tahfidz model (SMART TTQ) based on E-Learning that is integrated with information technology (2) assisting the school in this case are the coordinators and tahfidz teachers and homeroom teachers in monitoring and evaluating progress of student memorization without reducing the quality of learning services during the Covid 19 pandemic. The method of implementing activities is carried out by providing training, mentoring and system demonstrations carried out by the PKM TEAM to school partners, namely SMP IT Al-Munadi.
Data were analyzed statistically and descriptively. The results showed that students' interest in participating in the Tahsin and Tahfidz Al-Qur'an programs so as to achieve the memorization target that was determined by partner schools to improve the quality of Tahsin and Tahfidz Al-Qur'an students so that they reached 94.7% (very good)..
Keywords: Model, SMART TTQ, Tahsin-Tahfizd, PKM, Student Competence, E-learning
1. PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) sangat diminatin oleh masyarakat, khususnya masyarakat muslim, hal ini dikarenakan SMP IT selain menerapkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, juga memiliki program untuk Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an sehingga proses pembelajaran diperkaya dengan nilai-nilai islam. Tahsin artinya adalah memperbaiki, membaguskan, memperindah, dan membuat bacaan Alquran menjadi lebih baik, sedangkan Tahfidz adalah menghapal Al-Qur’an. Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an pada penerapannya dimasukkan kedalam kurikulum dengan menambah dua (2) jam setiap harinya. Ada 2 (dua) indikator dalam penentuan siswa yang ditempatkan dikelas takhasus yaitu siswa diuji kualitas tahsinnya terlebih dahulu, jika kualitas tahsinnya sudah baik, maka diuji kualitas tahfidznya, jika dalam waktu 30 menit siswa bisa menghapal minimal 5 (lima) ayat maka siswa tersebut masuk kedalam kelas Takhasus tetapi jika salah satu/dua indikator tersebut tidak lulus maka siswa berada pada kelas Reguler. Pengujian kualitas Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an siswa dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu (1) Ujian Kenaikan Surat, (2) Ujian Kenaikan Juz dan (3) Sidang Munaqasyah.
Metode Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an sebelum adanya pandemi Covid 19 digunakan oleh Sekolah Mitra dengan metode Tallaqi, dimana guru membacakan ayat AlQuran kemudian siswa mendengarkan, menirukan dan kemudian menghafalkan(Kartika, 2019) secara langsung/tatap muka yang dilakukan setiap hari dengan waktu 1 jam 30 menit. Metode Tallaqi dilaksanakan di kelas dan diaula yang dilakukan secara berkelompok yang dibimbing oleh seorang ustadzah/guru tahfidz dengan jumlah siswa 10 sampai dengan 12 siswa. Monitoring Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an ini masih menggunakan sistem manual yaitu menggunakan buku Laporan Tahfidz dan Tahsin Al-Qur’an dicatat setiap hari persiswa, kemudian direkapitulasi kedalam buku Absensi dan Monitoring Tahfidz perkelas/kelompok setiap hari, selanjutnya direkapitulasi ke dalam Buku Rekapitulasi Bulanan Tahfidz setiap bulannya untuk dilaporkan
kepada koordinator dan wakil koordinator Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an. Evaluasi program TTQ dilakukan untuk menentukan kualitas Tahsin dan Tahfidz Al-Qura’an siswa masih menggunakan sistem manual, untuk Ujian Kenaikan Surat dilakukan oleh guru tahfidz dalam menentukan kelayakan kenaikan surat bagi siswa, hasil pengujiannya dicatat menggunakan Buku Kenaikan Surat dan dilaporkan kekoordinator. Ujian kenaikan juz dilakukan berdasarkan Buku Rekapitulasi bulanan Tahfidz, di mana hasilnya akan di catat pada Buku Kenaikan Juz untuk menentukan kelayakan kenaikan jus bagi siswa.
Evaluasi juga dilakukan pada tingkat akhir yaitu Sidang Munaqasyah, yaitu siswa diuji hapalannya dari juz awal sampai dengan juz akhir, untuk mendapatkan sertifikat Tahfidz. Rekapitulasi tiga tahapan ujian tersebut dilakukan dengan menggunakan buku rekapitulasi keseluruhan dan dilaporkan kepada kepala sekolah.
Karena masih menggunakan sistem manual yaitu masih melakukan pencatatan dengan menggunakan buku maka menimbulkan permasalahan yaitu (1) membutuhkan waktu yang lama dalam proses monitoring dan rekapitulasi oleh guru tahfidz kepada koordinator (2) Arsip Monitoring dan Evaluasi tidak tersimpan secara rapi sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam mengevalusi program Tahsin dan Tahfidz AlQur’an siswa, (3) Pengarsipan data nilai dan sertifikasi siswa hilang atau selip, (4) tidak terkontrolnya progress tahsin dan tahfidz Al-Qur’an siswa sehingga banyak siswa tidak mencapai target hapalan, (5) Sering ditemukannya siswa yang belum mencapai target Tahfidznya ditingkat akhir.
Sejak adanya masa pandemi Covid-19 pemerintah memberlakukan kebijakan yaitu dengan memberlakukan jaga jarak (Sosial Distancing) yaitu minimal berjarak 1 meter (Pratiwi, 2020). Covid 19 juga memberikan dampak kepada sektor pendidikan (Santosa, 2020) di mana pada tahun 2020 dikeluarkannya surat edaran dari Kemendikbud tentang pencegahan Covid 19 pada satuan pendidikan dengan meliburkan sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia (Ferial, 2020) dan merubah sistem pembelajaran dengan Sistem Daring atau Online (Mahyarudin, Wicaksono, & Novianry, 2020). Berdasarkan hal tersebut di atas maka metode Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an disekolah mitra diubah menggunakan metode tallaqi dan sistem daring. Metode talaqqi dilakukan dalam kurun 1 minggu dua kali dengan durasi 2 (dua) jam. Durasi tersebut dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu menjalankan mata pelajaran umum dan Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an sehingga waktu untuk program tersebut memiliki durasi 30 menit untuk 10 s.d 12 siswa yang dilakukan secara bergantian sehingga hafalan/setoran ayat tersebut tidak maksimal dan sisa hari untuk menjalankan program Program Tahsin dan Tahfidz Al- Qur’an dilakukan dengan menggunakan sistem daring/online yaitu menggunakan media Whatsapp dengan cara merekam hafalan dalam bentuk video yang dilakukan oleh siswa dan mengirimkan melalui media Whatsapp.
Kendala yang dihadapi oleh sekolah mitra yaitu SMP IT Al-Munadi dalam menjalan program Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an pada masa pandemi Covid 19 adalah (1) siswa tidak mendapatkan makna dari tujuan program TTQ, dikarenakan program Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an selain menerima setoran hafalan, mengontrol dan mengkondisikan hafalan juga memberikan saran, nasihat, arahan, dan motivasi, serta memeriksa bacaan, (2) Siswa tidak termotivasi dan cenderung malas dalam menyelesaikan hafalan dikarenakan tidak berjumpa langsung dengan guru tahfidz dikarenakan penyetoran hafalan dilakukan dengan media WhatsApp, (3) kurangnya pengawasan dari guru terhadap hafalan siswa sehingga cenderung muncul resiko kecurangan cukup tinggi, sehingga hasil tes tidak mampu menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya, (4) Metode pengelolaan yang masih manual yaitu dalam melakukan monitoring dan evaluasi program Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan buku menyebabkan kesulitan dalam pengawasan hafalan dan pembuatan rapor tahfidz siswa.
Permasalahan diatas mengakibatkan target hafalan pada program Program Tahsin dan Tahfidz Al- Qur’an tidak maksimal yaitu menurun hingga 50%, hal ini tentunya sangat berdampak terhadap kualitas hafalan siswa tersebut. Mitra mengharapkan pandemi tidak menjadi penghalang bagi guru dan siswa untuk tetap meningkatkan kualitas belajar. E-learning adalah salah satu fasilitas yang memanfaat Teknologi
Tujuan dari Model ini adalah (1) dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an tersebut sehingga mencapai target hafalan yang menjadi ketetapan dari sekolah mitra sampai dengan meningkatkan kualitas dari Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an siswa sehingga mecapai kurang lebih 80%, (2) membantu pihak sekolah dalam hal ini adalah koordinator dan guru tahfidz serta wali kelas dalam melakukan monitoring dan evaluasi progress hafalan siswa tanpa mengurangi kualitas layanan pembelajaran pada masa pandemi Covid 19.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 E-learning
E-learning pada dasarnya adalah bentuk pendidikan yang dibangun di sekitar media elektronik seperti radio dan televisi(Khaldi Maha, Erradi Omar, Erradi Mohamed, & Khaldi Mohamed, 2021). Namun masyarakat lebih mengenal e-learning sebagai sistem pembelajaran yang sangat mengandalkan internet.
Istilah "media pembelajaran berbasis web" (kadang-kadang dikenal sebagai "e-learning") mengacu pada teknologi pendidikan yang memungkinkan siswa untuk berkomunikasi secara individu dan kelompok dengan komputer, guru, dan siswa lainnya(Anggrasari, 2020). Fleksibilitas komunikasi yang dimediasi komputer ditunjukkan oleh betapa sederhananya mengambil informasi melalui koneksi web. Menurut Vikas & Shivraj (2014), e-learning dapat memicu minat siswa, menghasilkan penghematan biaya, dan membuat belajar menjadi menyenangkan(Sahasrabudhe & Kanungo, 2014).
2.2 Ciri-Ciri E-learning
E-learning dicirikan oleh interaktivitasnya, atau tersedianya lebih banyak saluran komunikasi, baik yang tersedia secara langsung (synchronous), seperti chat atau messenger, atau tidak langsung (asynchrounous), seperti forum, mailing list, atau buku tamu. Kemandirian dan kemampuan beradaptasi dalam hal penjadwalan guru, lokasi, dan sumber daya instruksional. Pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Sumber belajar dibuat lebih tersedia dengan distribusi dalam pembelajaran tradisional, atau aksesibilitas (Accessibility). Pemanfaatan perangkat teknologi informasi seperti video streaming dan animasi dimungkinkan dengan pengayaan, kegiatan pembelajaran, dan penyajian materi pembelajaran dan pelatihan(Hamid, Ramadhani, Masrul, & Juliana, 2020).
2.3 SMART Learning
Dengan menggunakan komputer multimedia yang terhubung ke jaringan (local area network) dan didukung oleh koneksi ke jaringan internet, pengajar dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan di sekolah dengan bantuan SMART LEARNING SYSTEM, sebuah sistem mesin e-Learning(Mikulecky, 2019).
Sehingga proses belajar mengajar dapat memadukan pengajaran tatap muka (kelas tradisional) dengan pengajaran online(Chen, Zou, Xie, & Wang, 2021).
3. METODE PELAKSANAAN
Pada kegiatan ini Metode Pelaksanaan adalah sebuah cara atau teknik yang dilakukan dalam menyampaikan materi tentang pelatihan, penerapan dan pengembangan Model SMART TahsinTahfidz Al- Qura’an (SMART TTQ) oleh pakar dibidang pendidikan agama dan pakar bidang teknologi kepada mitra dalam pengembangan pengetahuan untuk meningkatkan inovasi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas kompetensi Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Siswa yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Adapun metode pelaksanaan kegiatan pada sekolah mitra adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Pelaksanaan PKM pada Sekolah Mitra
Metode pelaksanaan kegian PKM yang dilakukan oleh Tim PKM kepada Sekolah Mitra yang dapat dilihat pada gambar 5 memiliki 8 (delapan) tahapan yaitu:
1. Konfirmasi dan Koordinasi pada sekolah mitra
Pada tahapan awal, TIM Pengusul PKM Universitas Potensi Utama melakukan kunjungan ke sekolah mitra. Pada kunjungan tersebut Tim Pengusul PKM Universitas Potensi Utama menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Tim Pengusul PKM menjelaskan kepada beberapa pihak antara lain Pihak Yayasan dan juga Pihak Kepala Sekolah tentang rencana kerja yang akan dilakukan oleh Tim Pengusul PKM. Tim juga menjelaskan tentang dampak dari penerapan model terhadap sekolah mitra terutama terhadap siswa. Mengingat situasi saat masa pandemi maka model ini sangat berperan penting dalam membantu proses pembelajaran di sekolah mitra. Tim Pengusul PKM Universitas Potensi Utama juga membicarakan tentang tahapan-tahapan yang akan dilakukan dan akan berkesinambungan seperti melakukan pembinaan dan pengarahan terkait dengan penerapan model smart Tahsin-Tahfidz melalui sosialisasi serta pendampingan program kemitraan masyarakat. Tim Pengusul PKM juga melakukan koordinasi antara tim dan mitra yang berkaitan dengan kegitan seperti penyusunan jadwal kegiatan, waktu, tempat serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan. Tim Pengusul PKM akan menyampaikan bagaimana penerapan model oleh guru dan siswa maupun pihak-pihak yang terkait dengan penggunaan model sebagai antisipasi pada masa pendemi saat ini.
2. Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data diawali saat melakukan kunjungan ke lokasi mitra. Tim Pengusul
dengan model UML. Pada tahap ini Tim pengusul melibatkan mahasiswa yang mana tugas mahasiswa adalah ikut membantu dalam merancang user interface serta perancangan database.
4. Pembangunan Rekayasa Perangkat Lunak
Pada tahap ini, Tim Pengusul PKM Universitas Potensi Utama bekerja sama melakukan pembangunan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qura’an (SMART TTQ) Berbasis Elearning berdasarkan tahap-tahap desain perangkat lunak yang telah disusun. Model yang dibangun berbasis WEB menggunakan bahasa pemograman PHP.
5. Testing/Pengujian
Pada tahapan ini Testing atau Pengujian sangat perlu dilakukan terhadap perangkat lunak yang telah dibuat yaitu Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qura’an (SMART TTQ) Berbasis E-learning, apakah model yang dibuat sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah mitra.
6. Penerapan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qura’an (SMART TTQ) Berbasis E-learning (SMART TTQ).
Pada tahap ini, Tim Pengusul PKM Universitas Potensi Utama melakukan penerapan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qura’an (SMART TTQ) Berbasis E-learning yang telah dibangun kepada sekolah mitra.
Pelaksanaan tahapan ini dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi dalam bentuk pelatihan kepada seluruh perangkat pembelajaran yang terkait seperti Kepala Sekolah, Admin, Koordinator Tahsin- Tahfidz, Guru, dan juga Siswa dalam penggunaan model. Pada tahapan ini Tim pengusul akan bekerjasama dengan mitra dalam melakukan uji coba aplikasi. Ketua pengusul akan memberikan pelatihan terkait dengan penerapan aplikasi. Anggota pengusul 1 dan anggota pengusul 2 akan membantu para guru maupun siswa jika mengalami kendala dalam penggunaan aplikasi. Sementara mahasiswa dilibatkan dalam persiapan penggunaan alat saat pelaksanaan berlangsung.
7. Pendampingan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an (SMART TTQ) Berbasis Elearning Pada tahap pendampingan, Tim PKM bersama sekolah mitra akan saling berkoordinasi dalam penggunaan dan penerapan model. Tahap ini juga penting dilakukan agar dapat mengurangi kesalahan dalam penerapan model. Pada tahapan ini Ketua pengusul dan seluruh anggota pengusul ikut serta dalam pendampingan penggunaan aplikasi. Usaha pendampingan juga akan dilakukan setelah kegiatan PKM selesai dilaksanakan dengan cara tetap berkoordinasi dengan pihak mitra. Usaha ini dilakukan dalam rangka memberikan kontribusi dari Tim pengusul kepada pihak mitra sebagai bentuk usaha kerjasama demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi pihak mitra.
8. Evaluasi Penerapan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an (SMART TTQ) Berbasis Elearning.
Pada tahapan evaluasi terhadap keberhasilan program yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penerapan model yang akan dibuat sangat perlu dilakukan pelatihan yang berulang-ulang sehingga hasil yang diperoleh akan tetap dirasakan oleh sekolah mitra, yaitu SMP IT Al-Munadi.
b. Pada pelaksanaan pelatihan dilakukan praktik langsung sehingga dari hasil penelitian akan dapat dilihat peningkatan dan pemahaman baik sebelum dan sesudah pelatihan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat meliputi 8 tahapan. Berdasarkan tahapan- tahapan tersebut, hasil yang dicapai dalam pelaksanaan PKM adalah sebagai berikut:
4.1 Konfirmasi dan Koordinasi pada sekolah mitra
Tim PKM Universitas Potensi Utama melakukan kunjungan ke SMP IT Al-Munadi yang merupakan sekolah mitra beralamat Jl. Marelan VII Lingk 1 No. 212, Terjun, Kec. Medan Marelan, Kota Medan Prov.
Sumatera Utara pada tanggal 4 Juli 2022. Pada awal pertemuan Tim PKM bertemu langsung dengan pihak sekolah yakni Ketua Yayasan Wakaf Al-Munadi, Kepala Sekolah SMP IT Al-Munadi untuk mendiskusikan awal kegiatan dan teknis pelaksanaan kegiatan guna mengetahui kendala maupun kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh sekolah mitra dalam hal pembelajaran kepada siswa terutama pada mata pelajaran ataupun kegiatan Tahsin dan Tahfidz.
Kegiatan survei, wawancara dan observasi dilakukan secara langsung di sekolah mitra dengan mengikuti protokol kesehatan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan WHO baik kepada TIM Pelaksana PKM maupun kepada pihak sekolah.
Gambar 2. Kordinasi dengan Kepala Sekolah SMP IT-Almunadi 4.2 Pengumpulan Data
Pelaksanaan awal yang dilakukan oleh TIM PKM Universitas Potensi Utama adalah melakukan rapat kerja tentang pembagian tugas tentang apa yang akan dilakukan dalam pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan di sekolah mitra yaitu SMP IT-Al-Munadi. Pengumpulan data yang dilakukan tentunya berkaitan dengan kegiatan PKM dengan judul Implementasi Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an (SMART TTQ) PengumpuBerbasi E-Learning Dalam Meningkatkan Kompetensi SMP Islam Terpadu.
Pada tahap pengumpulan data yang dilakukan oleh TIM PKM Universitas Potensi Utama dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu observasi, wawancara dan sampling. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan pada bulan juli 2022. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah mitra yaitu SMP IT Al-Munadi dan juga kepada guru-guru SMP IT Al-Munadi terutama dengan Koordinator Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an.
Gambar 3. Wawancara dengan koordinator Tahsin-Tahfidz SMP IT Al-Munadi 4.3 Perancangan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz
Dari hasil pengumpulan data maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses perancangan Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an berbasis E-Learning. Tahapan ini dilakukan oleh TIM PKM untuk menentukan model perancangan aplikasi, database dan tempalte terhadap aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz (SMART TTQ). Tahapan ini melibatkan mahasiswa dalam membantu melakukan proses perancagan model SMART TTQ.
Gambar 5. Diskusi dalam pembangunan model SMART Tahsin-Tahfidz berbasis E-Learning 4.5 Testing/Pengujian
Pada tahapan ini Testing atau Pengujian sangat perlu dilakukan terhadap perangkat lunak yang telah dibuat yaitu Model SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qura’an (SMART TTQ) Berbasis E-learning, apakah model yang dibuat sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah mitra. Pada tahap ini TIM PKM Universitas Potensi Utama melakukan beberapa tahapan antara lain:
1. Pengujian Unit/Unit Testing.
Pada tahap ini Tim melakukan uji coba antara perangkat keras (hardware) dengan perangkat lunak (Software). Dalam hal pengujian perangkat keras Tim melakukan pemasangan perangkat-perangkat keras menjadi satu kesatuan. Setelah itu Tim melakukan penginstalan sistem ke dalam komputer.
2. Pengujian Gabungan
Pada tahap ini Tim melakukan uji coba antara perangkat keras (hardware) dengan perangkat lunak (Software). Pada tahapan ini Tim melakukan penginstalan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an.
3. Pengujian Sistem
Dalam pengujian sistem Tim melakukan pemeriksaan atas inputan, proses hingga output dari Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an.
Gambar 6. Pengujian terhadap SMART aplikasi Tahsin-Tahfidz berbasis E-Learning 4.6 Penerapan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz
Pada tahapan ini dilakukan pelatihan kepada operator, koordinator Tahsin-Tahfidz, guru dan siswa dalam penggunaan aplikasi model SMART TTQ berbasis E-Learning. Pelatihan pertama diberikan kepada admin/operator sekolah yaitu koordinator Tahsin-Tahfidz sebagai super admin dalam mengelola aplikasi SMART TTQ yaitu untuk mengatur konfigurasi, setting dan manajemen data dalam program kegiatan Tahsin-Tahfizd berupa pengelolaan user, guru, siswa, kelas, program, jadwal pembelajaran program kegiatan Tahsin-Tahfidz. Pelatihan kedua diberikan kepada guru Tahsin-Tahfidz, dalam memberikan layanan bahan ajar, penugasan, layanan video converence dan forum diskusi, serta monitoring kegiatan tahsin-tahfidz. Tahapan ketiga yaitu memberikan pelatihan kepada siswa yaitu berupa layanan untuk mengikutin kegiatan dalam bentuk virtual class, mengirimkan tugas yang diberikan oleh guru dalam bentuk video, gambar, suara, text, dan lain-lain serta melakukan diskusi dengan guru melalui jarak jauh.
Gambar 7. Penerapan model SMART Tahsin-Tahfidz (SMART TTQ) berbasis E-Learning kepada operator dan guru
Gambar 8. Penerapan model SMART Tahsin-Tahfidz (SMART TTQ) berbasis E-Learning kepada siswa 4.7 Pendampingan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz
Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan tatap muka, pertama tim PKM melakukan pendampingan pengoperasian sistem aplikasi baik secara tatap muka maupun secara virtual (melalui pelatihan online), dengan bantuan aplikasi WhatsApp dan Zoom Meeting selama 1 minggu. Penemuan lainnya adalah guru, siswa masih kesulitan dengan prosedur upload dan proses input topik dan pengiriman tugas oleh siswa saat menggunakan sistem aplikasi yang sama untuk melaksanakan pembelajaran online.
4.8 Evaluasi Penerapan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz
Pada tahapan Evaluasi Tim PKM Universitas Potensi Utama saling bekerja sama dengan sekolah mitra dalam hal penerapan Aplikasi SMART Tahsin-Tahfidz Alqur’an. Pada tahapan ini Tim bukan hanya melakukan evaluasi terhadap Aplikasi yang dirancang, namun Tim pelaksana juga memberikan angket terkait dengan penerapan Aplikasi SMART Tahisn-Tahfidz Al-Qur’an. Hal ini tentunya bertujuan untuk melakukan evaluasi tentang apa saja yang diperlukan ataupun yang perlu untuk ditingkatkan pada penerapan Aplikasi. Juga untuk melihat tanggapan ataupun respon para pengguna aplikasi. Tujuan lainnya adalah untuk menghitung peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru dalam penggunaan media pembelajaran berbasis E-Learning.
Selanjutnya, lembar angket kuisioner yang telah diisi akan dihitung dan diolah oleh mahasiswa yang bertugas sebagi petugas pembantu lapangan. Berikut tabel hasil perhitungan pada lembar angket evaluasi hasil kegiatan PKM sebelum dan sesudah diberikan pelatihan dan pendampingan pengembangan bahan ajar berbasis E-Learning dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. Grafik pada gambar 9 di bawah ini menunjukkan temuan perhitungan pengetahuan dan pemahaman pengajar dan siswa terhadap model SMART Tahsin-Tahfidz sebelum dan sesudah kegiatan PKM.
Gambar 9. Grafik Perhitungan Hasil Angket Pengetahuan dan Pemahaman siswa Sekolah Mitra 14%
12%
40%
34%
Presentasi Angket Sebelum Kegiatan PKM
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
34%
30%
19%
17%
Presentase Angket Sesudah Kegiatan PKM
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
No Indikator Presentase Angket
Hasil Kegiatan Presentase Peningkatan
Penurunan Sebelum Setelah
Kurang Paham) 4 Tidak Setuju (Indikasi
Tidak Paham 34% 16% Menurun Sebesar 92%
Berdasarkan Tabel 1 di atas dari hasil perhitungan angket, maka dapat ditunjukkan bahwa kegiatan PKM yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa sekolah mitra terkait program tahsin-tahfizd berbasis E-Learning sebesar 94,7% dan masuk dalam kategori Sangat Baik sesuai dengan kategori perhitungan angket yang dapat dilihat pada tabel 2. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai modal dasar bagi para guru sekolah mitra dalam mengimplementasikan pengetahuan dan pemahaman terkait bahan ajar berbasis E-Learning dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.
Tabel 2. Kategori Perhitungan Angket No Rentang Presentasi Hasil
Angket Kategori
1 80% ≤ 𝑃 ≤ 100% Sangat Baik
2 65% ≤ 𝑃 ≤ 79,99% Baik
3 55% ≤ 𝑃 ≤ 64,99% Cukup
4 40% ≤ 𝑃 ≤ 54,99% Kurang
5 0% ≤ 𝑃 ≤ 39,99% Sangat Kurang
5. KESIMPULAN
TIM PKM Universitas Potensi Utama telah melaksanakan program pelatihan serta pendampingan pada Aplikasi SMART Tahfisin-Tahfidz (SMART TTQ) Berbasis E-Learning pada sekolah mitra yaitu SMP IT Al Munadi berdasarkan tahapan-tahapan yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM tersebut telah mampu meningkatkan kompetensi siswa sebesar 94,7%. TIM PKM Universitas Utama berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
6. ACKNOWLEDGEMENTS
Ucapan terima kasih Tim PKM sampaikan kepada KementerianPendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud-Ristek) yang telah mendanai kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dalam Skema Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun pendanaan 2022. Tim PKM juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah mitra, SMP IT Al-Munadi atas kesediaan dan kerja sama dalam melaksanakan kegiatan PKM.
Daftar Pustaka
Anggrasari, L. A. (2020). Penerapan e-learning untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di era new normal.
Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(2).
https://doi.org/10.25273/pe.v10i2.7493
Chen, X., Zou, D., Xie, H., & Wang, F. L. (2021). Past, present, and future of smart learning: a topic-based bibliometric analysis. International Journal of Educational Technology in Higher Education, Vol. 18.
https://doi.org/10.1186/s41239-020-00239-6
Ferial, R. M. (2020). PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS COVID-19 PADA AREA KERJA PT. SEMEN PADANG. JESS (Journal of Education on Social Science), 4(2). https://doi.org/10.24036/jess.v4i2.287
Hamid, M. A., Ramadhani, R., Masrul, & Juliana. (2020). Media Pembelajaran - Google Books. Yayasan Kita Menulis.
Kartika, T. (2019). Tahfidz Al-Qur’an Learning Management Based on Talaqqi Method. Isema Journal: Islamic Educational Management, 4(2), 245–256.
Khaldi Maha, Erradi Omar, Erradi Mohamed, & Khaldi Mohamed. (2021). Design of educational scenarios of activities in a learning situation for online teaching. GSC Advanced Engineering and Technology, 1(1).
https://doi.org/10.30574/gscaet.2021.1.1.0028
Mahyarudin, M., Wicaksono, A., & Novianry, V. (2020). Edukasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi COVID-19 dan Pembagian Masker. Kapuas.
Mikulecky, P. (2019). Blended Learning in Smart Learning Environments. Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 11805 LNAI.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-30244-3_6
Ng, Y. M., & Or, P. L. P. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) prevention: Virtual classroom education for hand hygiene. Nurse Education in Practice, Vol. 45. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2020.102782
Pratiwi, E. W. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia Salatiga: Perspektif. Universitas Kristen Satya Wacana. Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(1).
Rahman, D. (2021). Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar dan Informasi. Jurnal Perpustakaan Dan Informasi, 1(1).
Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Pengembangan Media E-Learning Interaktif Dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa SMA. BIODIK, 5(2). https://doi.org/10.22437/bio.v5i2.7590
Sahasrabudhe, V., & Kanungo, S. (2014). Appropriate media choice for e-learning effectiveness: Role of learning domain and learning style. Computers and Education, 76. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.04.006
Santosa, A. B. (2020). Potret Pendidikan di Tahun Pandemi : Dampak COVID-19 Terhadap Disparitas Pendidikan di Indonesia. CSIS Commentaries.
Waryanto, N. H. (2006). Online Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran. Waryanto Hadi Nur, 2(1).
Anggrasari, L. A. (2020). Penerapan e-learning untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di era new normal.
Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 10(2).
https://doi.org/10.25273/pe.v10i2.7493
Chen, X., Zou, D., Xie, H., & Wang, F. L. (2021). Past, present, and future of smart learning: a topic-based bibliometric analysis. International Journal of Educational Technology in Higher Education, Vol. 18.
https://doi.org/10.1186/s41239-020-00239-6
Ferial, R. M. (2020). PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYEBARAN VIRUS COVID-19 PADA AREA KERJA PT. SEMEN PADANG. JESS (Journal of Education on Social Science), 4(2). https://doi.org/10.24036/jess.v4i2.287
Hamid, M. A., Ramadhani, R., Masrul, & Juliana. (2020). Media Pembelajaran - Google Books. Yayasan Kita Menulis.
Kartika, T. (2019). Tahfidz Al-Qur’an Learning Management Based on Talaqqi Method. Isema Journal: Islamic Educational Management, 4(2), 245–256.
Khaldi Maha, Erradi Omar, Erradi Mohamed, & Khaldi Mohamed. (2021). Design of educational scenarios of activities in a learning situation for online teaching. GSC Advanced Engineering and Technology, 1(1).
https://doi.org/10.30574/gscaet.2021.1.1.0028
Mahyarudin, M., Wicaksono, A., & Novianry, V. (2020). Edukasi Pengendalian dan Pencegahan Infeksi COVID-19 dan Pembagian Masker. Kapuas.
Mikulecky, P. (2019). Blended Learning in Smart Learning Environments. Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 11805 LNAI.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-30244-3_6
Ng, Y. M., & Or, P. L. P. (2020). Coronavirus disease (COVID-19) prevention: Virtual classroom education for hand hygiene. Nurse Education in Practice, Vol. 45. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2020.102782
Pratiwi, E. W. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia Salatiga: Perspektif. Universitas Kristen Satya Wacana. Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(1).
Rahman, D. (2021). Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar dan Informasi. Jurnal Perpustakaan Dan Informasi, 1(1).
Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Pengembangan Media E-Learning Interaktif Dalam Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Pada Materi Ekosistem Untuk Siswa SMA. BIODIK, 5(2). https://doi.org/10.22437/bio.v5i2.7590
Sahasrabudhe, V., & Kanungo, S. (2014). Appropriate media choice for e-learning effectiveness: Role of learning domain and learning style. Computers and Education, 76. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.04.006
Santosa, A. B. (2020). Potret Pendidikan di Tahun Pandemi : Dampak COVID-19 Terhadap Disparitas Pendidikan di Indonesia. CSIS Commentaries.
Waryanto, N. H. (2006). Online Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran. Waryanto Hadi Nur, 2(1).