• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI KELAS X DENGAN METODE CARD SORT PADA MATERI ASMAUL HUSNA DI SMAN 1 KUALA KAPUAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI KELAS X DENGAN METODE CARD SORT PADA MATERI ASMAUL HUSNA DI SMAN 1 KUALA KAPUAS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1036

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI KELAS X DENGAN METODE CARD SORT PADA MATERI ASMAUL HUSNA

DI SMAN 1 KUALA KAPUAS

Ahmad Zain Noor Bin Hipni

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : mumud.zain1988@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa di kelas X IPS 1, dengan menggunakan pembelajaran active learning metode card sort.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kuala Kapuas pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar PAI. Indikator keberhasilan keberhasilan pada penelitian ini adalah: ketuntasan belajar kelas dan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai minimal 75 mencapai 100% melalui penerapan pembelajaran active learning metode card sort. Dari hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar yang dicapai yaitu sebanyak 71,43% dan siklus II sebanyak 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna di kelas X IPS 1 SMAN 1 Kuala Kapuas.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Card Sort, PTK

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai bangsa dan negara akan terus menjalani sejarahnya.

Ibarat sebuah organisasi Indonesia lahir, tumbuh, berkembang dan mempertahankan kehidupannya untuk mencapai apa yang dicita-citakan diawal kelahiranya. Cita-cita luhur tersebut tercantum secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 alinea empat, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1037

berdasarkan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sungguh sangat luhur dan humanis cita- cita luhur bangsa dan negara Indonesia tersebut.

Sebagai bangsa dan negara Indonesia kita harus bangga terhadap para pendahulu yang telah mewariskan fondasi yang kuat dan mulia tentang arah dan tujuan kita berbangsa dan bernegara. Sepatutnya kita harus berkontribusi sesuai dengan peran kita untuk mewujudkan cita- cita luhur bangsa dan negara Indonesia. Salah satu cara dan strategi untuk mempercepat terwujudnya cita- cita negara adalah dengan mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh, cerdas, mandiri dan berpegang pada nilai-nilai spiritual. Mereka harus dipersiapkan sedemikian rupa dalam suatu lingkungan yang kondusif. Salah satu lingkungan yang sangat ideal adalah institusi pendidikan dari prasekolah, tingkat dasar, tingkat menengah dan jenjang perguruan tinggi sebagai kawah candra dimuka penggemlengan generasi muda.1

Banyak pembelajaran di Sekolah disampaikan hanya melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan akan menimbulkan kejenuhan dan siswa cenderung bersifat pasif. Dalam hal ini diperlukan seorang guru untuk mempertimbangkan teknik lain yang efektif dan tepat. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru hanya akan diingat oleh siswa tidak secara maksimal. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan kurikulum saat ini, proses pembelajaran tidak cukup hanya menyampaikan informasi akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitasyang dapat mendukungterhadap pencapaian kompetensi.

Penyebab hasil belajar siswa rendah ialah disebabkan oleh berbagai faktor yakni diantaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran membuat suasana belajar menjadi monoton dan membuat siswa merasa bosan, akibatnya siswa menjadi kurang berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dalam rangka mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diharapkan, maka dipandang perlu menerapkan pembelajaran Active Learning. Pembelajaran active learning dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran active learning jugadimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tertuju kepada proses pembelajaran.

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1038

Salah satu metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran salah satunya ialah menggunakan metode Card Sort. Metode card sort adalah sebuah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena metode ini berhubungan dengan gerak fisik dan kekuatan otak untuk berfikir. Card Sort artinya “sortir kartu” yang dimaksud sortir kartu adalah mencocokan atau menyamakan antar kartu yang sudah ditentukan dan siswa mencari pasangnnya masing- masing. Dengan menggunakan pembelajaran active learning metode card sort, diharapkan dapat meningkatkan motivasi, perhatian, minat, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar PAI Kelas X Dengan Metode Card Sort Pada Materi Asmaul Husna DiSMAN 1 Kuala Kapuas”. Apakah pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar PAI Kelas X Materi Asmaul Husna Di SMAN 1 Kuala Kapuas ? = Untuk mengetahui apakah pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar PAI Kelas X Materi Asmaul Husna Di SMAN 1 Kuala Kapuas.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran semakin meningkat. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Dalam hal ini yang dimaksud dengan siklus adalah suatu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Berdasarkan penjelasan tahapan empat tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, biasanya berlangsung selama 2 siklus. Namun sebelum tahapan dalam penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh suatu tahapan pra

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1039

penelitian yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.

Tabel Desain Intervensi Tindakan SiklusI Penelitian

pendahuluan

a. Observasi proses pembelajaran di kelas.

b. Analisis penyebab masalah kemudian dapat dijadikan informasi untuk perencanaan dalam proses pembelajaran.

SIKLUS I 1. Tahap

Perencanaa n

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi dan catatan lapangan)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.

b. Melaksanakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

c. Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Active Learning metode Card Sort.

d. Melakukan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkan pembelajaran Active Learning metode Card Sort.

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Active Learning metode Card Sort

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

e. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan aktivitas siwa.

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1040 4. Tahap

Refleksi

Peneliti bersama guru kelas yang berlaku sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan.

Apabila belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka akan dilanjutkan ke siklus II. Kemudian peneliti dan kolaborator berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat pada proses pembelajaran di siklus II.

SIKLUS II dan Seterusnya

Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus II dan seterusnya apabila tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Pelaksanaan alur siklus II sama dengan pelaksanaan alur siklus I dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus I.

Penulisan Laporan Penelitian

Tabel Desain Intervensi Tindakan SiklusII

Siklus II Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus I SIKLUS II

1. Tahap

Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Mempersiapkan Instrumen penelitian c. Merancang pembelajaran berdasarkan

siklus I 2. Tahap Pelaksana

an

a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.

b. Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Active Learning teknik Card Sort

c. Melakukan post test untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkan strategi pembelajaran Active Learning teknik Card

Sort

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1041

3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan Active Learning teknik Card Sort

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan aktivitas siwa.

4. Tahap Refleks i Mengevaluasi proses pembelajaran siklus II.

Apabila indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus III. Jika belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai indikator keberhasilan tercapai.

SIKLUS III dan Seterusnya

Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus III dan seterusnya apabila tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Pelaksanaan alur siklus III sama dengan pelaksanaan alur siklus II dengan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus II.

Penulisan Laporan Penelitian

HASIL PENELITIAN Siklus I

Berdasarkan hasil tes (pre test dan post test) yang diperoleh pada siklus I, mengenai pengertian iman kepada sifat-sifat Allah swt yaitu Al Karim, Al- Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’, Al- Adl, dan Al-Akhir serta meneladani sifat-sifat Allah swt Al Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil, Al- Matin, Al-Jami’, Al- Adl, dan Al-Akhir dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang dalam satu kelas dengan menggunakan pembelajaran active learning metode card sort. Data nilai pre test, diperoleh dari hasil tes sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort, serta nilai post test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort. Data nilai pre test dan post test tersebut sebagai berikut :

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1042

Tabel Nilai N-Gain Siklus I No Nama

Pre

Test Post Test N Gain Kategori

1 S1 75 85 0,4 Sedang

2 S2 45 50 0,09 Rendah

3 S3 65 80 0,4 Sedang

4 S4 50 70 0,4 Sedang

5 S5 70 70 0 Rendah

6 S6 65 75 0,3 Sedang

7 S7 75 80 0,2 Rendah

8 S8 70 85 0,4 Sedang

9 S9 70 80 0,3 Sedang

10 S10 40 55 0,25 Rendah

11 S11 45 80 0,6 Sedang

12 S12 70 75 0,2 Rendah

13 S13 50 75 0,5 Sedang

14 S14 65 65 0 Rendah

15 S15 75 85 0,4 Sedang

16 S16 60 65 0,1 Rendah

17 S17 65 85 0,3 Sedang

18 S18 70 75 0,2 Rendah

19 S19 60 75 0,1 Rendah

20 S20 75 80 0,2 Rendah

21 S21 70 75 0,2 Rendah

Terkecil 40 50 Terbesar 75 85 Jumlah 1330 1565

Rata-Rata 63,3 74.5 0,3 Sedang

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre Test, nilai terbesar adalah 75, dan nilai terkecil adalah 40 dengan jumlah 1330, dan rata- rata 63,3.

Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 85, dan nilai terkecil adalah 50 dengan jumlah

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1043

1565, dan rata- rata sebesar 74,5. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat dilihat darihasil Post Test diatas nilai KKM yaitu 75 yang diperoleh pada siklus I adalah 74,5 yang menunjukkan, bahwa pembelajaran active learning metode card sort ini meningkat. Jika diukur dengan N- Gain, kemampuan siswa sebesar 0,3 kategori sedang. Pada Siklus I sebanyak 6 dari 21 jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu hanya sebesar 28,57%. Oleh karena itu penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II, karena peneliti mengharapkan agar seluruh siswa mencapaiketuntasan hasil belajar sebesar 100%.

Siklus II

Berdasarkan hasil test (pre test dan post test) yang diperoleh pada siklus II, mengenai Asmaul Husna dengan jumlah 21 orang dalam satu kelas dengan menggunakan pembelajaran active learning metode card sort. Data nilai pre test, diperoleh dari hasil tes sebelum siswa mempelajari materi tersebut dan belum diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort, serta nilai post test diperoleh dari hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort. Data nilai pre test dan post test tersebut sebagai berikut :

Nilai N Gain Siklus IITable 4.3 No Nama Pre

Test

Post

Test N Gain Kategori

1 S1 60 80 0,5 Sedang

2 S2 50 75 0,5 Sedang

3 S3 25 75 0,67 Sedang

4 S4 70 85 0,5 Sedang

5 S5 60 85 0,63 Sedang

6 S6 70 90 0,67 Sedang

7 S7 60 75 0,38 Sedang

8 S8 65 95 0,86 Tinggi

9 S9 65 100 1,00 Tinggi

10 S10 70 80 0,3 Rendah

11 S11 70 80 0,3 Rendah

12 S12 80 85 0,25 Rendah

13 S13 60 75 0.38 Sedang

14 S14 65 75 0,3 Rendah

15 S15 85 90 0,3 Rendah

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1044

16 S16 55 85 0,67 Sedang

17 S17 70 80 0,3 Rendah

18 S18 65 75 0,28 Rendah

19 S19 50 80 0,6 Sedang

20 S20 75 95 0,8 Tinggi

21 S21 70 95 0,83 Tinggi

Terkecil 25 75 Terbesar 85 100

Jumlah 1340 1755

Rata-Rata 63,8 83,6 0,55 Sedang

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar pre test, nilai terbesar adalah 85 dan nilai terkecil adalah 25 dengan jumlah 1340 dan rata-rata 63,8. Sedangkan Post Test, nilai terbesar adalah 100, dan nilai terkecil adalah 75 dengan jumlah 1755, dan rata-rata sebesar 83,6, dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil post test diatas nilai KKM 63,8 yang diperoleh pada siklus II adalah 83,6 yang menunjukkan bahwa pembelajaran active learning metode card sort ini meningkat. Jika dihitung menggunakan N-Gain kemampuan siswa sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Yang semula nilai rata- rata 63,8 menjadi 83,6.

Tabel Perbedaan Signifikan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No Siklus I Siklus II

Pre Test Post Test N-Gain Pre Test Post Test N-Gain

Rata-rata 63,3 74,5 0,3 63,8 83,6 0,55

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar, maka dapat ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa diantaranya adalah suasana kelas yang kurang kondusif sehingga mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang membosankan sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti mengobrol, main handphone,

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1045

mendengarkan musik dengan menggunakan headset, bahkan sampai ada yang tertidur, siswa masih merasa kesulitan dan kurang tertarik terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, kurangnya motivasi sehingga siswa kurang berminat terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan dampaknya adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa rendah. Masalah- masalah tersebut di atas akan menghambat siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri masing- masing siswa. Pada akhirnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak memuaskan.

Pada siklus I, mayoritas siswa belum mengetahui dan memahami dalam langkah-langkah pembelajaran active learning metode card sort, sehingga siswa kurang percaya diri dan penerapan metode card sort kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari dari masing- masing siswa yang memiliki kemampuan lebih bergerak cepat dan tepat, sedangkan siswa yang belum paham bergerak lambat.

Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan pembelajaran active learning metode card sort.

Dengan diterapkannya pembelajaran active learning metode card sort ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat padanilai pre test dan post test pada siklus I dengan jumlah pre test sebesar 1330 dengan rata-rata 63,3 meningkat pada jumlah post test sebesar 1565 dengan rata-rata 74,5. Dan memperoleh nilai N-Gain 0,3 dengan kategori sedang. Sedangkan pada pre test dan post test pada siklus II dengan jumlah pre test sebesar 1340 dengan rata- rata 63,8 meningkat pada jumlah post test sebesar 1755 dengan rata-rata 83,6 dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada pembelajaran active learning metode card sort, karena pada pembelajaran ini, siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Perbandingan nilai siswa pada saat pre test dan post test, pada siklus I sebanyak 6 dari 21 jumlah siswa yang belum memperoleh nilai dibawah KKM yaitu sebesar 28,57%, dan mencapai keberhasilan 71,43%. Sedangkan pada siklus II seluruh siswa telah mencapai nilai KKM sebesar 100%. Pembelajaran active learning metode card sort menjadi variasi metode belajar, hal tersebut membuat siswa tidak bosan dan jenuh sehingga minat belajar mereka meningkat.

KESIMPULAN

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1046

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pembelajaran active learning metode card sort pada pembahasan Asmaul Husna, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X IPS 1 SMAN 1 Kuala Kapuas. Hal ini dapat terlihat pada nilai pre test dan post test pada siklus I dengan jumlah pre test sebesar 1330 dengan rata- rata 63,3 meningkat pada jumlah post test sebesar 1565 dengan rata-rata 74,5.

Dan memperoleh nilai N-Gain 0,3 dengan kategori sedang. Sedangkan pada pre test dan post test pada siklus II dengan jumlah pre test sebesar 1340 dengan rata- rata 63,8 meningkat pada jumlah post test sebesar 1755 dengan rata-rata 83,6 dan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,55 dengan kategori sedang.

Perbandingan nilai siswa pada saat pre test dan post test, pada siklus I sebanyak 6 dari 21 jumlah siswa yang belum memperoleh nilai dibawah KKM yaitu sebesar 28,57%, dan mencapai keberhasilan 71,43%. Sedangkan pada siklus II seluruh siswa telah mencapai nilai KKM sebesar 100%. Dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada pembelajaran active learning metode card sort, karena pada pembelajaran ini, siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran agar Pembelajaran active learning metode card sort perlu dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan lain. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

1995.

--- Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2006

Fakhri Khalid, Azhar, Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas X-1 Akuntansi di SMK Nusantara Ciputat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan

Hakim, Lukamanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2009

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta:PT Rajawali Pers, 2010

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1047

Kusumah Wijaya, Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2012, Cet. 5

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2013 Mahmudah, Umi Mahmudah, Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam

Noor Syam, Mohammad. Filsafat Kependidikan Dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila. Jakarta : PT Usaha Nasional

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013.

Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Cet. IX. 2009.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana. Cet. I. 2013

Silberman, Mel. Active Learning. Bandung :Nuansa, 2012.

Siregar Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia, 2014.

Sutikno M. Sobri. Metode dan Model-model Pembelajaran : Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

Lombok : Holistica, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan golongan sulfit diperbolehkan untuk bahan pangan, buah dan sayuran tetapi tidak untuk pengolahan daging, makanan sumber tiamin, serta buah dan sayuran yang akan

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 2 (1996 : 437-438) kampanye adalah sebuah gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi, dan sebagainya), sedangkan Rogers

Dari hasil penelitian Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada Peserta Didik

Status tingkat pencemaran air di bagian hulu Sungai Belik ditinjau dari parameter pH, TSS, TDS, BOD, deterjen, nitrat, dan fosfat yaitu berstatus tercemar ringan. Penyebab

Warga Kota Semarang yang memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin dan/atau tidak mampu Kota Semarang (Jamkesmaskot) atau SKM atau SKTM dari Kepala Kelurahan setempat,

Berkaitan dengan seperti apa strategi bidang layanan dalam meningkatkan minat kunjung dan gemar membaca, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan daerah

Data perbedaan hasil belajar siswa yang terdapat pada tabel 3 dan tabel 4 dianalisis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t untuk

Oleh karena itu, pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah perancangan dan implementasi sistem antena flat microstrip array untuk mobile broad- band VSAT pita Ku-band/