• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH "

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

CONTEXT, INPUT, PROCESS, AND PRODUCT (CIPP) DI SEKOLAH

DASAR NEGERI 95 TANETE

OLEH

NURAINI BINTI MANSUR NIM. 17.1100.133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022

(2)

ii

OLEH

NURAINI BINTI MANSUR NIM: 17.1100.133

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Parepare

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2022

(3)

iii

Nama Mahasiswa : Nuraini Binti Mansur Nomor Induk Mahasiswa : 17.1100.133

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah

Dasar Penetapan Pembimbing : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi Fakultas Tarbiyah

Nomor 2721 Tahun 2020

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama : Muhammad Ahsan, S.Si., M.Si. (………....……...)

NIP : 19720304 200312 1 004

Pembimbing Pendamping : Dr. Abd. Halik, M.Pd.I. (………...)

NIP : 19791005 200604 1 003

Mengetahui:

Dekan,

Fakultas Tarbiyah

Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd.

NIP. 19721216199903 1 001

(4)

iv

NamaMahasiswa : Nuraini Binti Mansur NomorIndukMahasiswa : 17.1100.133

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

DasarPenetapanPembimbing : Surat Penetapan Pembimbing Skripsi Fakultas Tarbiyah

Nomor 2721 Tahun 2020 Tanggal Kelulusan : 25 Februari 2022

Disahkan oleh Komisi Penguji

Muhammad Ahsan, S.Si., M.Si. (Ketua) (………...)

Dr. Abd. Halik, M.Pd.I. (Sekretaris) (………...)

Rustan Efendy, M.Pd.I. (Anggota) (………...)

Hasmiah Herawaty, M.Pd. (Anggota) (………...)

Mengetahui:

Dekan,

Fakultas Tarbiyah

Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd.

NIP. 19721216 199903 1 001

(5)

v

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Evaluasi Program Pembelajaran Luring Pendidikan Agama Islam pada Masa Pandemi Covid-19 dengan Model Context, Input, Process, And Product (CIPP) di Sekolah Dasar Negeri 95 Tanete.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai- nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di penjuru dunia.

Penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda Mansur dan Ibunda Sitti Ama tercinta dimana dengan pembinaan dan berkah doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik yang dijalani.

Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Muhammad Ahsan, S.Si., M.Si. dan Bapak Dr. Abd. Halik, M.Pd.I. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Selanjutnya, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dari awal masa studi sampai dengan terselesaikannya tugas akhir yaitu skripsi.

2. Bapak Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian untuk menyusun tugas akhir skripsi.

3. Bapak Rustan Efendy, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sekaligus selaku dewan penguji yang senantiasa

(6)

vi

5. Bapak dan Ibu Dosen, khususnya pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare yang telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi.

6. Bapak Tari, S.Pd. SD. selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDN 95 Tanete.

7. Ibu Hayati, S.Pd.I. selaku guru Pendidikan Agama Islam di SDN 95 Tanete yang telah banyak mendukung penulis dalam menjalankan proses penelitian.

8. Terkhusus kepada Nurul Syafiqa adik dari penulis yang juga banyak membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini dapat berjalan lancar meskipun terdapat banyak drama.

9. Teman-teman mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Angkatan 2017 dan teman-teman fantastic17, yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini, serta para sahabat yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material hingga tulisan ini dapat diselesaikan. Semoga Allah swt. berkenan menilai segala kebaikan sebagai amal jariyah dan memberikan rahmat dan pahala akan kebaikan yang mereka bagikan.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, bagi pembaca terkhusus pada penulis sendiri.

Parepare, 22 Januari 2022 Penulis,

Nuraini Binti Mansur NIM. 17.1100.133

(7)

vii Nama : Nuraini Binti Mansur

NIM : 17.1100.133

Tempat/Tgl Lahir : Maroangin, 06 Oktober 1999 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah

Judul Skripsi : Evaluasi Program Pembelajaran Luring Pendidikan Agama Islam pada Masa Pandemi Covid-19 dengan Model Context, Input, Process, and Product (CIPP) di Sekolah Dasar Negeri 95 Tanete

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Parepare, 22 Januari 2022

Penyusun,

Nuraini Binti Mansur NIM. 17.1100.133

(8)

viii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari media pembelajaraan, sistem pembelajaran serta keefektifan pembelajaran luring Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SDN 95 Tanete pada masa pandemic covid-19.

Pihak pendidik akan mengetahui tingkat keberhasilan dan letek kekurangan pada program pembelajaran luring tersebut dengan adanya tindakan evaluasi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana penulis menjadikan program pembelajaran luring pada masa pandemic covid-19 menjadi sumber dari penelitian ini. Subjek penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan salah satu peserta didik. Data dikumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi berdasarkan model evaluasi Context, Input, Process dan Product (CIPP). Indikator konteks mengambarkan mengenai lingkungan peserta didik, input atau masukan mengambarkan mengenai kemampuan awal peserta didik dan sekolah dalam menunjang program, proses mengambarakan mengenai kejadian atau kegiatan selama proses program luring berlangsung sedangkan produk mengambarakan mengenai hasil yang didapatkan setelah program tersebut dilaksanakan. Data yang dihasikan kemudian dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran luring Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh pihak sekolah merupakan hal yang baru dihadapi oleh pihak pendidik sehingga masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan program pembelajaran luring tersebut. Dari segi media yang kurang, sistem pembelajaran yang berbeda dengan sistem pembelajaran sebelumnya serta keefektifan yang masih terbilang kurang karena pihak pendidik dan peserta didik belum pernah mendapatkan gambaran sebelumnya dalam melaksanakan pembelajaran luring pada masa pandemic covid-19.

Kata Kunci: Evaluasi Program, Pembelajaran Luring Pada Masa Pandemi Covid-19, Model Evaluasi CIPP

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

TRANSLITERASI DAN SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Relevan ... 7

B. Tinjauan Teori ... 13

1. Evaluasi Pembelajaran ... 13

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ... 13

b. Tujuan Evaluasi Pembelajaran ... 14

c. Fungsi Evaluasi Pembelajaran ... 15

2. Pembelajaran Luring Masa Pandemi Covid-19 ... 16

a. Pengertian Pembelajaran Luring ... 16

b. Proses Pembelajaran Luring ... 17

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Luring ... 23

3. Pendidikan Agama Islam ... 23

(10)

x

b. Kelebihan dan Keekurangan Model CIPP ... 29

C. Kerangka Konseptual ... 30

D. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Fokus Penelitian ... 35

D. Jenis dan Sumber Data ... 35

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 36

F. Uji Keabsahan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... I LAMPIRAN ... IV BIODATA PENULIS

(11)

xi

(12)

xii 2.1 Bagan Kerangka Pikir

3.1 Bagan Teknik Analisi Data 38

(13)

xiii 2 Surat Izin Melaksanakan Penelitian 3 Surat Keterangan telah Meneliti 4 Pedoman Wawancara

5 Surat Keterangan Wawancara 6 Dokumentasi

7 Biografi Penulis

(14)

xiv

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda.

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin:

Huruf Nama Huruf Latin Nama

ا

alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

ba B Be

ت

ta T Te

ث

tsa Ts te dan sa

ج

jim J Je

ح

ha ha (dengan titik di

bawah)

خ

kha Kh ka dan ha

د

dal D De

ذ

dzal Dz de dan zet

ر

ra R Er

ز

zai Z Zet

(15)

xv

bawah)

ض

dhad de (dengan titik

dibawah)

ط

ta te (dengan titik

dibawah)

ظ

za zet (dengan titik

dibawah)

ع

‘ain koma terbalik ke atas

غ

gain G ge

ف

fa F ef

ق

qaf Q qi

ك

kaf K ka

ل

lam L el

م

mim M em

ن

nun N en

و

wau W we

هى

ha H ha

ء

hamzah ̕ apostrof

ي

ya Y ye

Hamzah (ﺀ) yang di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun.Jika terletak di tengah atau di akhir, ditulis dengan tanda(‟).

(16)

xvi

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َا

Fathah a a

ِا

Kasrah i i

ا

dhomma u u

b. Vokal rangkap (diftong) bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabungan antara harakat dan

huruf,transliterasinyaberupagabunganhuruf,yaitu:

Tanda Nama Huruf

Latin

Nama

يَى

Fathah dan

Ya

ai a dan i

وَى

Fathah dan

Wau

au a dan u

Contoh :

َف يَك

: Kaifa

َل وَح

: Haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

(17)

xvii atau ya

يِى

dan Ya Kasrah ī i dan garis di

atas

وُى

Kasrah

dan Wau

ū u dan garis di atas Contoh :

تام :

māta

ىمر :

ramā

ليق :

qīla

تومي :

yamūtu

4. Ta Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:

a. ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya adalah [t].

b. ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh :

ِةَّنَجلا ُةَض و َر :

rauḍah al-jannah atau rauḍatul jannah

ِةَل ي ِضاَف لا ُةَن يِدَم لَا :

al-madīnah al-fāḍilah atau al-madīnatul fāḍilah

(18)

xviii

dengan sebuah tanda tasydid ( ّ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Contoh:

اَنَّب َر :

Rabbanā

اَن يَّجَن :

Najjainā

قَح لَا :

al-haqq

جَح لَا :

al-hajj

َم عُن :

nuʻʻima

وُدَع :

ʻaduwwun

Jika huruf

ى

bertasydid diakhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (

ي ِى

), maka ia litransliterasi seperti huruf maddah (i).

Contoh:

يِب َرَع :

ʻArabi (bukan ʻArabiyy atau ʻAraby)

يِلَع :

ʻAli (bukan ʻAlyy atau ʻAly) 6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

لا

(alif lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung

(19)

xix

ُةَل َز ل َّزلَا :

al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

ُةَفَس لَفلا :

al-falsafah

ُد َلَِب لَا :

al-bilādu

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun bila hamzah terletak diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif. Contoh:

َن و ُرُم أَت :

ta’murūna

ُء وَّنلا :

al-nau’

ء يَش :

syai’un

ُت رِمُأ :

Umirtu

8. Kata Arab yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dar Qur’an), Sunnah. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

(20)

xx 8. Lafẓ al-Jalalah

(الله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

ِالله ُن يِد

Dīnullah

الله اب

billah

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al- jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ِالله ِةَم ح َر يِف مُه

Hum fī rahmatillāh

9. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga berdasarkan pada pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Contoh:

Wa mā Muhammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wudi‘a linnāsi lalladhī bi Bakkata mubārakan

(21)

xxi

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

Abū al-Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al-Walīd Muhammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walid Muhammad Ibnu) Naṣr Ḥamīd Abū Zaid, ditulis menjadi: Abū Zaid, Naṣr Ḥamīd (bukan:Zaid, Naṣr Ḥamīd Abū)

B. Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. = subḥānahū wa ta‘āla saw. = ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al- sallām

H = Hijriah M = Masehi

SM = Sebelum Masehi l. = Lahir tahun w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2:187 atau QS Ibrahīm/ …, ayat 4 HR = Hadis Riwayat

(22)

xxii

معلص = ملسو هيلع الله ىلص

ط = ةعبط

نى = رشان نودب

خلا = هرخآ ىلإ / اهرخآ ىلإ

ج = ءزج

Beberapa singkatan yang digunakan secara khusus dalam teks referensi perlu dijelaskan kepanjangannya, diantaranya sebagai berikut:

ed. : Editor (atau, eds. [dari kata editors] jika lebih dari satu orang editor).

Karenadalam bahasa Indonesia kata “editor” berlaku baik untuk satu atau lebih editor, maka ia bisa saja tetap disingkat ed. (tanpa s).

et al. : “Dan lain-lain” atau “dan kawan-kawan” (singkatan dari et alia). Ditulis dengan huruf miring. Alternatifnya, digunakan singkatan dkk. (“dan kawan-kawan”) yang ditulis dengan huruf biasa/tegak.

Cet. : Cetakan. Keterangan frekuensi cetakan buku atau literatur sejenis.

Terj. : Terjemahan (oleh). Singkatan ini juga digunakan untuk penulisan karya terjemahan yang tidak menyebutkan nama penerjemahnya.

Vol. : Volume. Dipakai untuk menunjukkan jumlah jilid sebuah buku atau ensiklopedi dalam bahasa Inggris. Untuk buku-buku berbahasa Arab biasanya digunakan kata juz.

No. : Nomor. Digunakan untuk menunjukkan jumlah nomor karya ilmiah berkala seperti jurnal, majalah, dan sebagainya.

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi manusia dan pendidikan akan berhasil menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat serta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidikan merupakan komponen utama dalam pembentukan anggota masyarakat. Pendidikan dikatakan berhasil apabila menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat sehingga pendidikan sangat penting untuk mencetak manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Ada dua hal penting dalam pengertian pendidikan tersebut. Pertama, orang yang dapat membantu mengembangkan potensi manusia. Kedua, adalah orang yang dibantu agar menjadi manusia. Orang yang dapat membantu mengembangkan potensi anak adalah orang dewasa. Orang dewasa yang dimaksudkan yaitu orang tua dan guru. Peran orang tua dan guru dalam pendidikan seorang anak memang sangat penting sehingga mereka bertanggung jawab dalam persiapan pendidikan yang akan diterima. Pendidikan dalam arti luas merupakan tanggung jawab orang tua, sedangkan pendidikan dalam arti sempit merupakan tanggung jawab guru di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan, dan orang yang dibantu adalah anak. Pendidikan melalui metode pemberian contoh dan pengawasan memerlukan peran orang tua atau orang dewasa dalam pelaksanaannya. Proses pendidikan manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah manjadi manusia bila telah

(24)

memiliki nilai atau sifat kemanusiaannya. Ini menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia. Oleh karena itu, sejak dahulu banyak manusia yang gagal menjadi manusia. Jadi, tujuan mendidik haruslah memanusiakan manusianya.1

Faktor internal yang didukung faktor eksternal menjadi bagian penentu dalam proses memanusiakan manusia. Hal tersebut dikarenakan manusia dilahirkan tanpa berbekal apapun sehingga memerlukan pengetahuan melalui proses pendidikan formal, informal dan nonformal supaya manusia dapat beradab. Hal tersebut dapat dilihat dalam firman Allah swt. dalam Q.S. An-Nahl/16 : 78

َت َلا ۡمُكِت ََٰهَّمُأ ِنوُطُب ۢنِ م مُكَج َر ۡخَأ ُ َّللَّٱ َو ۡيَش َنوُمَل ۡع

ۡفَ ۡلۡٱ َو َر ََٰصۡبَ ۡلۡٱ َو َع ۡمَّسلٱ ُمُكَل َلَعَج َو ا ّ ّ َةَد ِّ ّ

َنو ُرُك ۡشَت ۡمُكَّلَعَل

Terjemahan :

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.2

Orang tua sebagai bahagian dari faktor eksternal anak memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas dalam mendapatkan pendidikan yang baik. Dalam pendidikan formal hal yang dapat dilakukan orang tua adalah memilihkan lembaga sekolah yang terbaik untuk anak dan bekerja sama dengan pihak sekolah dalam mendidik anak, usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menunjang pendidikan informal anak yaitu dengan memberikan teladan yang baik saat anak berada di rumah sedangkan usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam menunjang pendidikan nonformal anak yaitu mengawasi lingkungan pergaulan anak saat berada diluar. Waktu anak lebih banyak bersama keluarga dengan kata lain

1 Helmawati, Pendidikan Keluarga, Bandung: Remaja Rosdakarya Offiset,2014.

2 Kementrian Agama RI, Al-Quran Tajwid Warna Terjemah & Transliterasi Al-Misbah.

(25)

pendidikan informal merupakan pendidikan yang paling mengambil porsi belajar anak. Sedangkan pendidikan formal dan informal merupakan pendidikan yang anak dapatkan pada saat di sekolah dan pada saat mereka melakukan intraksi dengan masyarakat luar, sekitar lebih dari 8 jam perhari yang mereka rasakan yaitu pendidikan di sekolah. Tapi pada saat sekarang ini pendidikan formal memiliki banyak perombakan akibat adanya pandemi covid-19.

Sistem pendidikan saat ini memiliki banyak perubahan disesuaikan dengan kondisi negara yang tengah mengalami pendemi. Salah satu alternatif yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk tetap menjalakan proses belajar mengajar tanpa adanya intraksi langsung antara pendidik dengan peserta didik sebagai pencegahan tersebar luasnya virus covid-19 yaitu dengan melakukan pembelajaran jarak jauh. Pemerintah mengharuskan untuk melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi online mengunakan jaringan internet. Beberapa daerah tidak dapat menjalankan pembelajaran daring dikerenakan kondisi wilayah yang ditempatinya tidak memiliki jaringan internet sehingga bagi pendidik dan peserta didik yang tidak memiliki fasilitas internet melakukan pembelajaran luring.

Kondisi pembelajaran bagi sekolah yang tidak memiliki jaringan internet mengharuskan pendidik dan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Pembelajaran pada awal pandemi dilakukan dengan cara pendidik mengunjungi satu persatu peserta didik di rumah masing-masing atau biasa di sebut kunjungan rumah yang dilakukan oleh pendidik.

Tapi lama kelamaan orang tua mengeluh karena beberapa alasan bahwa mereka tidak mengerti dengan pembelajaran sang anak sehingga pendidik mengubah sistem yang mereka lakukan dari sistem kunjungan rumah yang dilakukan oleh pendidik menjadi

(26)

kunjungan rumah yang dilakukan oleh peserta didik. Meskipun pendidik masih melakukan kunjungan rumah ke rumah peserta didiknya tetapi tidak sesering sebelumnya. Untuk waktu belajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik relatif lebih singkat dari pembelajaran pada saat berada disekolah. Rata-rata pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik hanya berkisar 2 sampai 3 jam.

Pertemuan antara pendidik dan peserta didik lebih dipersingkat merupakan salah satu bentuk pencegahan tersebar luasnya virus covid-19.

Keadaan pendidikan saat ini menghadapi hal baru yang belum terjadi sebulumnya. Pendidik dituntut untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Dari beberapa penelitian sebelumnya terkait evaluasi pendidikan yang diterpakan oleh suatu sekolah yang bertujuan untuk menemukan kekurangan yang perlu untuk diperbaiki. Sistem pendidikan di masa pandemi yang dilakukan oleh seorang pendidik perlu dilakukan evaluasi untuk menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki atau pun dihilangkan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis ada beberapa perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran selama pandemi. Dari segi jumlah pertemuan yang dikurangi oleh pihak sekolah, dari segi waktu yang lebih dipersingkat dan dari segi muatan kurikulum yang diubah menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh pendidik dan peserta didik.

Dari berbagai alternatif yang dilakukan oleh tenaga pendidik dalam menjalankan pembelajaran luring dikarenakan kondisi daerah tanpa adanya jaringan internet dan perlunya mengetahui tingkatan keberhasilan pola yang diterapkan oleh tenaga pendidik sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

(27)

bagaimana Evaluasi Program Pembelajaran Luring Pendidikan Agama Islam pada Masa Pendemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri 95 Tanete.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diuraikan diatas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana media yang diterapkan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete dengan mengunakan model evaluasi CIPP?

2. Bagaimana sistem yang diterapkan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete dengan mengunakan model evaluasi CIPP?

3. Bagaimana keefektifan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete dengan mengunakan model evaluasi CIPP?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menggambarkan media yang diterapkan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete.

2. Untuk menjelaskan sistem yang diterapkan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete.

3. Untuk mengetahui keefektifan dalam pelaksaanan program pembelajaran luring pada masa pandemi covid-19 di SDN 95 Tanete.

(28)

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini mampu menambah wawasan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar di saat pandemi covid-19.

b. Dari hasil penelitian ini diharapkan pula menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan terutama dalam proses pembelajaran di masa pandemic covid-19.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak diantaranya :

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat dalam memahami pentingnya pendidikan bagi peserta didik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bagi pendidik untuk menjadikan penelitian ini sebagai sumber bahan ajar dalam rangka melaksanakan proses belajar mengajar.

c. Bagi masyarakan, diharapkan dapat menjadi pendidik diluar istilah guru bagi generasi pelajar.

(29)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Relevan

Skripsi Supiana Amir dengan judul “Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 2 Parepare”. Tahun 2020, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI di SMAN 2 Parepare sudah cukup baik. Mengunakan jenis penelitian studi kasus (case study) dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Selanjutnya teknik analisis data mengunakan analisis data model miles dan hubermen.3

Jadi penelitian sebelumnya adalah penelitian yang sama-sama membahas mengenai evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan tetapi pada penelitian sebelumnya menyangkut evaluasi pembelajaran PAI secara menyeluruh, sedangkan pada penelitian ini berfokus pada evaluasi program pembelajaran luring Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Doli Dwijayanto dengan judul “Evaluasi Program Baca Tulis Al- Qur’an menggunakan model CIPP di SMPN 7 Rejang Lebong”. Tahun 2018, dengan hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan program baca tulis al- qur’an di SMPN 7 Rejang Lebong mengunakan lima metode yaitu metode Iqro, an- nahdiyah, Jibril, Al-Baghdadi dan Qira’aty. Evaluasi program baca tulis al-Qur’an mengunakan sistem CIPP di SMPN 7 Rejang Lebong menunjukan bahwa yang

3 Supiana Amir, “Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negari 2 Parepare” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare, 2020)

(30)

pertama evaluasi Context (konteks) guru membuat modul berisikan materi- materi, ulangan dan tugas.

Kedua, evaluasi Input (masukan) guru mengadakan evaluasi masukan kepada siswa, dengan demikian guru menilai efektif atau tidaknya BTA ini dilakukan di SMPN 7 Rejang Lebong. Ketiga, evaluasi process (proses) merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/model bahan kegiatan nyata lapangan. Terakhir, evaluasi product, evaluasi ini dilakukan oleh penilai didalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dikembangkan dan diadministrasikan dan tolak ukurnya ialah hasil ulangan anak atau latihan-latihan harian. Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya teknik analisis data mengunakan analisis data model miles dan hubermen.4

Jadi, penelitian sebelumnya adalah penelitian yang sama-sama membahas mengenai evaluasi suatu program mengunakan model CIPP akan tetapi pada penelitian sebelumnya menyangkut evaluasi program baca tulis al-Qur’an sedangkan pada penelitian ini berfokus pada evaluasi program pembelajaran luring.

Tesis Muhammad Irham dengan judul “Evaluasi Program Pembelajaran PAI di SMA Al-Hidayah Medan”. Tahun 2016, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran yang berlangsung di SMA Al-Hidayah Medan dilaksanakan melalui beberapa macam, yaitu: pertama melalui ulangan harian, dimana guru mata pelajaran memberikan tugas harian kepada siswa berbentuk pekerjaan rumah (PR), kedua ulangan MID semester, dimana setiap pertengahan

4 Doli Dwijayanto, “Evaluasi Program Baca Tulis Al-Qur’an Menggunakan Model CIPP di SMPN 7 Rejang Lebong” (Skripsi Sarjana: Jurusan Tarbiyah: Curup, 2018)

(31)

semester dilakukan ujian untuk mengukur ketercapaian pembelajaran selama setengah semester berlangsung, ketiga ujian akhir semester dilakukan pada akhir semester untuk mengukur secara keseluruhan kemampuan siswa setiap mata pelajaran untuk satu semester berlangsung. Selain itu, evaluasi dianggap sukses dalam hal ini siswa lulus jika memenuhi nilai KKM yang telah ditetapkan. Jika siswa belum mencapai nilai KKM maka tetap diberikan kesempatan untuk mengikuti matrikulasi atau pengayaan kembali.

Jadi penelitian sebelumnya adalah penelitian yang sama-sama membahas mengenai evaluasi program pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan tetapi pada penelitian sebelumnya menyangkut evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara menyeluruh, sedangkan pada penelitian ini berfokus pada evaluasi program pembelajaran luring Pendidikan Agama Islam.

Untuk melihat persamaan dan perbedaan yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Supiana Amir, “Pelaksanaan

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 2 Parepare”.

a. Tujuan penelitian sebelumnya dan penelitian ini sama-sama ingin

mengevaluasi

a. Fokus penelitian berbeda, pada penelitian sebelumnya berfokus pada peserta didik di SMA Negeri 2

(32)

pembelajaran dan mengetahui tingkat

keberhasilan program pembelajaran PAI.

b. Hasil penelitian sebelumnya dan penelitian ini

menunjukkan bahwa program pembelajaran yang dilakukan oleh pihak sekolah masih terbilang kurang efektif.

Parepare sedangkan pada penelitian ini berfokus di SDN 95 Tanete.

b. Indikator penelitian sebelumnya

mengevaluasi pembelajaran PAI secara menyeluruh sedangkan pada penelitian ini mengevaluasi pembelajaran luring PAI secara CIPP.

2. Doli Dwijayanto, “Evaluasi Program Baca Tulis Al- Qur’an menggunakan model CIPP di SMPN 7 Rejang Lebong”.

a. Indikator penelitian sebelumnya dan penelitian ini sama-sama

a. Fokus penelitian berbeda, pada penelitian sebelumnya berfokus pada

(33)

mengevaluasi program mengunakan model CIPP.

peserta didik di SMPN 7 Rejang Lebong sedangkan pada penelitian ini berfokus di SDN 95 Tanete.

b. Tujuan penelitian berbeda, pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengevaluasi program baca tulis Al-qur’an

sedangkan pada penelitian ini mengevaluasi program

pembelajaran luring PAI.

c. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya keberhasilan

(34)

program yang diterapkan oleh sekolah sedangkan pada penelitian ini program yang dilaksanakan masih terbilang kurang dalam hal

keberhasilannya.

3. Muhammad Irham

“Evaluasi Program

Pembelajaran PAI di SMA Al-Hidayah Medan”.

a. Indikator penelitian sebelumnya dan penelitian ini sama-sama mengevaluasi program mengunakan model CIPP.

b. Tujuan penelitian sebelumnya dan penelitian ini sama-sama ingin

a. Fokus penelitian berbeda, pada penelitian sebelumnya berfokus pada peserta didik di SMA Al-Hidayah Medan sedangkan pada penelitian ini berfokus di SDN 95 Tanete.

b. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya keberhasilan

(35)

mengevaluasi pembelajaran dan

mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran PAI.

program

pembelajaran PAI yang diterapkan oleh sekolah sedangkan pada penelitian ini program

pembelajaran luring PAI yang

dilaksanakan masih terbilang kurang dalam hal

keberhasilannya.

B. Tinjauan Teori

1. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris, Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, diantaranya: Menurut Hayati evaluasi dapat diartikan sebagai, “suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan”.5 Menurut Hamalik evaliasi adalah. “suatu proses atau

5 Mardiyah Hayati, “Desain Pembelajaran”, Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2009

(36)

kegiatan yang sistematis dan menentukan kualiatas (nilai atau arti) daripada sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu”.6 Sedangkan menurut Abidin evaluasi adalah. “proses untuk melihat apakah perencanaan yang sedang di bangun berhasil sesuia dengan harapan awal atau tidak”.7

Dapat disimpulakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dalam evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan penilaian suatu program dimana suatu program tersebut diukur tingkat keberhasilannya dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, seorang pendidik akan mengetahui apakah program tersebut layak untuk dilanjutkan atau harus diubah untuk memperoleh hasil yang lebih baik terhadap peserta didik.

b. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan penilaian atau evaluasi adalah untuk membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektivitas program kurikulum, menilai dan menigkatkan efektifitas pembelajaran, menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan, komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik. Sementara itu, Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment

6 Oemar Hamalik, “Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi”, Jakarta:

Bumi Aksara, 2008.

7 Zinal Abidin, “Evaluasi Pembelajaran”, Jakakarta: Rineka Cipta, 2010.

(37)

purpose) adalah “keeping track, checking-up, finding-out, and summing- up”.

1) Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

3) Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan, kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

4) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.8

c. Fungsi Evaluasi Pembelajaran

1) Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2) Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya.

8 Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran,” Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

(38)

3) Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.

4) Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah dia termasuk anak yang pintar, sedang atau kurang.

5) Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik peserta didik dalam menempuh program pendidikannya.

6) Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.

7) Secara administratif evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.9

2. Pembelajaran Luring Masa Pendemi Covid-19 a. Pengertian Pembelajaran Luring

Pembelajaran luring merupakan singkatan dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya pandemic covid-19 akan tetapi ada perubahan tertentu seperti jam belajarnya lebih singkat dan materinya sedikit.

9 Zainal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran,” Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

(39)

Pembelajaran dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka oleh guru dan peserta didik, namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah.10

b. Proses Pembelajaran Luring 1) Media pembelajaraan

a) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin

”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.11

Media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi kegiatan pembelajaran antara pendidik dan peserta didik.12

Media pembelajaran merupakan segala hal yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

10 Rio Erwan Pratama and Sri Mulyati, ‘Pembelajaran Daring Dan Luring Pada Masa Pandemi Covid-19’, Gagasan Pendidikan Indonesia, 1.2 (2020).

11 Azhar Arsyad. Media pembelajaran. (2011).

12 Jenri Ambarita, S. Pd K. Jarwati, and Dina Kurnia Restanti. Pembelajaran Luring. Penerbit Adab, 2021.

(40)

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.13

b) Ragam media pembelajaran luring

Dalam acara Bimtek perancangan Pembelajaran Luring Gelombang 2 Tahun 2020, Drs. Anang Prasetyo, M. Pd, Widyaiswaran LPMP Provinsi Jawa Timur, memaparkan contoh media pembelajaran luring untuk para siswa. Ia menjelaskan ada lima pembelajaran luring yaitu televisi, radio, modul belajar dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.14

Dari beberapa pengelompokan diatas, dapat disimpulkan bahwa media terdiri dari :

(1) Media Visual

Media yang hanya dapat dilihat, seperti: buku cetak, LKS, foto, gambar, poster, kartun, grafik dan lain-lain. Pada saat pembelajaran luring, misalnya pada metode Home Visit guru bisa mengunakan media bahan ajar seperti buku cetak, LKS, print out gambar-gambar atau lembar kerja siswa lainnya.

(2) Media Audio

13 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1997.

14 Jenri Ambarita, S. Pd K. Jarwati, and Dina Kurnia Restanti. Pembelajaran Luring. Penerbit Adab, 2021.

(41)

Media yang hanya dapat didengar saja, seperti: kaset audio, mp3, radio.

(3) Media Audio Visual

Media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti:

film bersuara, video, televisi, soundslide. Contoh media pembelajaran luring via televise bisa melalui tayangan program belajar dari rumah di TVRI.

(4) Multimedia

Multimedia terdiri dari dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak, sedangkan media berarti sarana komunikasi untuk memberikan informasi. Jadi, multimedia adalah sarana atau media yang menggabungkan antara teks, gambar, audio, video, dan animasi.

(5) Media Realita

Media realita menurut Heinich adalah alat yang digunakan pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga dengan mudah peserta didik dapat menerima dan memahami isi pelajaran yang berupa benda nyata. Media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti: manusia (diri sendiri, guru, teman), binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Sebagaimana pembelajaran di dalam kelas, pembelajaran luring pun bisa memakai alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.

(42)

2) Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berintraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik, pendidik serta orang-orang yang terlibat mendukung keberhasilan proses pembelajaran termasuk pustakawan. Material adalah berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar.

Fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat mendukung berjalannya proses pembelajaran. Prosedur adalah kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Sebagai suatu sistem seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.15

Sistem pembelajaran masa pendemi merupakan cara belajar disesuaikan dengan peraturan yang ditetapkan di sekolah. Dimasa pendemi yang dilakukan oleh sekolah adalah belajar jarak jauh kecuali bagi mereka yang tidak memiliki jaringan internet melakukan pembelajaran luring. Adapun beberapa sistem yang dilakukan oleh sekolah dalam menjalankan pembelajaran luring yaitu melakukan proses pembelajaran di rumah, menerapkan protokol kesehatan selama proses belajar, penghapusan jam istirahat serta pengurangan

15 Wina Sanjaya, “Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran”, Jakarta: Kencana, 2008.

(43)

aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.

a. Pendekatan sistem pembelajaran

Pendekatan sistem dalam pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan. Pendekatan sistem mengandung dua aspek yaitu aspek filosofis dan aspek dari proses. Aspek filosofis merupakan pandangan hidup yang menjadi dasar sikap perancang sistem yang terarah kepada kenyataan. Sedangkan aspek proses merupakan suatu proses dan suatu perangkat alat yang telah terkonseptual dengan baik.16

b. Manfaat pendekatan sistem pembelajaran

(1) Melalui pendekatan sistem dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.

(2) Pendekatan sistem menuntut pendidik pada kegiatan yang tersistematis.

(3) Pendekatan sistem dapat merencanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.

(4) Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik.17 c. Komponen pendekatan sistem pembelajaran

(1) Peserta didik (2) Tujuan

16 Rosmita Sari Siregar, et al. Manajemen Sistem Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis, 2021.

17 Rosmita Sari Siregar, et al. Manajemen Sistem Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis, 2021.

(44)

(3) Kondisi

(4) Sumber-sumber belajar (5) Hasil belajar

3) Keefektifan pembelajaran

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-udang atau peraturan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang mengenyam pendidikan di Indonesia.18

Keefektifan pembelajaran luring ditentukan oleh desain pembelajaran yang diterapkan pendidik. Efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara pendidik dan peserta didik. Bagaimana respon peserta didik terhadap apa yang disampaikan oleh pendidik.

Keefektifan pembelajaran luring akan terlihat pada kualitas yang dihasilkan baik itu kualitas pada pengetahuan siswa maupun pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.

Pada pembelajaran luring masa pandemi pendidik mengupayakan untuk tetap menciptakan kondisi belajar yang efektif. Salah satu

18 Aisyah Ameli, Uswatun Hasanah, Hidayatur Rahman, and Abdy Mahesha Putra. Analisis keefektifan pembelajaran online di masa pandemi COVID-19. Mahaguru Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(45)

tantangan bagi pendidik pada masa pendemi yaitu menciptakan startegi pembelajaran yang baru menyesuaikan dengan sistem pembelajaran yang diterapkan pada saat pandemi.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Luring Kelebihan pembelajaran luring:

1) Siswa efektif dan antusias 2) Pemberian materi menyeluruh Kekurangan pembelajaran luring:

1) Tidak semua siswa dapat mengikuti luring karena dibatasi 2) Fasilitas pembelajaran kurang memadai19

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Manusia yang berpredikat muslim, benar-benar akan menjadi penganut agama yang baik, menaati ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajarannya sesuai iman dan akidah islamiah. Manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam.

Berdasarkan pandangan diatas, pendidikan Islam berarti sistem

19 Ayu Nengrum Thityn and others, ‘Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Luring Dan Daring Dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Kurikulum Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah 2 Kabupaten Gorontalo Strengths and Weaknesses of Offline and Online Learning In Achieving Basic Competencies of The Arabic Language Curriculum In Madrasah Ibtidaiyah 2 Gorontalo District’, 30.1 (2021), 1–12.

(46)

pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Dengan demikian pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.20

Pengertian pendidikan Islam menurut Ahamd D. Marimba adalah bimbingan jasmaniah, rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.21

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dilihat dari ilmu pendidikan teoretis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujuan intermediair (sementara atau antara), yang dijadikan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.

Tujuan insidental merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, akan tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tingkat tertentu. Misalnya, peristiwa meletusnya gunung berapi dapat dijadikan sasaran pendidikan yang mengandung tujuan tertentu, yaitu memotivasi kemampuan anak didik untuk memahami arti kekuasaan Tuhan yang harus diyakini kebenarannya. Tahap kemampuan ini menjadi bagian dari tujuan antara untuk mencapai tujuan akhir pendidikan.

20 H.M. Arifin, ”Ilmu Pendidikan Islam,” Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

21 Nur Unbuyanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia)

(47)

Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoretis itu bertujuan untuk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang makin meningkat (progresif) kea rah tujuan utama atau tujuan akhir.

Dalam sistem operasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan- tujuan tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program instruksional, sehingga tergambarlah klasifikasi gradual yang semakin meningkat. Bila dilihat dari pendekatan sistem intruksional tertentu, pendidkan Islam bisa dibagi dalam beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan intruksional khusus (TIK), diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.

2) Tujuan intruksional umum (TIU), diarahkan pada penguasaan atau pengalaman suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai suatu kebulatan.

3) Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar program pengajaran di tiap institusi pendidikan.

4) Tujuan institusional, adalah tujuan yang harus dicapai menurut program pendidikat di setiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat seperti tujuan institusional SLTP/SLTA.

5) Tujuan umum atau tujuan nasional, adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik sistem formal (sekolah), sistem nonformal (nonklasikal dan nonkurikuler), maupun sistem informal

(48)

(yang tidak terkait oleh formalitas program, waktu, ruang dan materi).

Demikian pula yang terjadi dalam proses kependidikan Islam, bahwa penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan segala proses, sejak dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaannya, agar tetap konsisten dan tidak mengalami deviasi (penyimpangan).

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia di dunia dan akhirat. Rumusan-rumusan tujuan akhir pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari semua golongan dan mazhab dalam Islam.22

4. Model CIPP

a. Definisi Model CIPP

Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator, oleh karena itu uraian yang diberikan relatif panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan (1967) di Ohio State University. CIPP yang merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context evaluation (Evaluasi terhadap konteks), Input evaluation (Evaluasi terhadap masukan), Process evaluation (Evaluasi terhadap proses), dan Product evaluation (Evaluasi terhadap hasil).

22 H.M. Arifin, ”Ilmu Pendidikan Islam,” Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

(49)

Keempat hal tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika evaluator mengunakan model CIPP dalam mengevaluasi program maka evaluator harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen- komponenya.23

1) Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk mengambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Indikator dalam evaluasi konteks terkait dengan kebutuhan yang belum terpenuhi oleh program, tujuan pengembangan yang belum tercapai oleh program, tujuan pengembangan yang dapat membantu mengembangkan peserta didik serta tujuan-tujuan yang paling mudah dicapai.

2) Evaluasi Masukan

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan.

Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang suatu program. Pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada “pemecahan masalah” yang mendorong diselengarakannya program yang bersangkutan. Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber- sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan

23 Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program Pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

(50)

strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, dana dan anggaran serta berbagai prosedur atau aturan yang diperlukan.

3) Evaluasi Proses

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa”

(what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penangung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarakan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator pertanyaan yang dapat diajukan dalam evaluasi proses seperti apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal, apakah pendidik yang telibat didalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan, apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal, dan hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan.

4) Evaluasi Produk Atau Hasil

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program.24

24 Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program Pendidikan”, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

(51)

Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada pelaksana apakah suatu program dapat dilanjutkan, dikembangka/modifikasi, atau bahkan dihentikan.

Indikator pertanyaaan yang dapat diajukan dalam evaluasi produk seperti apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai, pernyataan-pernyataan apakah yang dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan, dalam hal apakah berbagai kebutuhan peserta didik sudah dapat terpenuhi selama proses program, dan apakah dampak yang diperoleh peserta didik dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya program.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model CIPP

Dibandingkan dengan model-model evaluasi yang lain, model CIPP memiliki beberapa kelebihan antara lain, lebih komperhensif atau lengkap dalam menjaring informasi karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup conteks, input, process, maupun product. Kelengkapan informasi yang dihasilkan evaluasi model CIPP akan mampu memberikan dasar yang lebih baik dalam mengambil keputusan, kebijakan, maupun penyusunan programprogram selanjutnya.

Selain memiliki kelebihan, model CIPP memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran di kelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tanpa

(52)

adanya kombinasi. Hal ini dapat terjadi karena untuk mengukur konteks, masukan maupun hasil dalam arti yang luas akan melibatkan banyak pihak yang akan membutuhkan waktu dan biaya yang lebih.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model evaluasi CIPP terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari evaluasi model CIPP yaitu lebih kompleksdalam mengevaluasi suatu program, namun dalam evaluasi ini membutuhkan biaya dan waktu yang lebih.25

C. Kerangka Konseptual

Judul proposal skripsi yakni “Evaluasi pembelajaran luring terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN 95 Tanete dengan model CIPP”. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penafsiran dari pembaca, maka peneliti menguraikan tinjauan konseptual dengan menjabarkan inti pokok dalam penelitian sekaligus untuk menciptakan persamaan pendapat.

1. Evaluasi program

Penelitian ini akan difokuskan pada evaluasi suatu program pembelajaran. Dalam dunia pendidikan penting untuk melakukan evaluasi suatu pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi seseorang dapat mengukur tingkat keberhasilan suatu program.

Dalam pendidikan banyak hal yang perlu untuk dievaluasi seperti strategi, metode, model dll. Salah satu program yang dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu pembelajaran luring. Sehingga penelitian ini dimaksudkan

25 Abd Amri Siregar. "Evaluasi Model Cipp." Evaluasi Program Dan Kelembagaan Pendidikan Islam: 163.

(53)

untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pembelajaran luring yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.

2. Pembelajaran luring masa pendemi covid-19

Luring merupakan singkatan dari Luar Jaringan yang digunakan untuk mengganti kata offline. Pembelajaran luring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa memanfaatkan akses internet. Pembelajaran ini biasanya dilakukan oleh guru dan murid yang memiliki kendala tidak memiliki akses internet di daerah yang di tempatinya. Pembelajaran ini umumnya dilakukan secara langsung antara guru dan murid atau adanya tatap muka secara langsung. Pembelajaran luring di masa pandemi covid-19 dilakukan bagi mereka yang tidak memiliki akses internet. pembelajan yang dilakukan memiliki beberapa peraturan yang harus di taati agar pembelajaran yang dilaksanakan mendapat izin. Perbedaan pembelajaran luring saat pendemi dengan pembelajaran luring sebelum pandemi terdapat pada peraturan-peraturan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan mencegah penyebarluasan virus covid-19.

3. Model CIPP

Terdapat banyak model evaluasi program yang dapat digunakan untuk menggevaluasi suatu program salah satunya yaitu model CIPP. Model CIPP ini merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product.

Model evaluasi CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam, dkk (1976) di Ohio State University. Model evaluasi CIPP berorientasi pada suatu keputusan dan bermaksud untuk membandingkan kinerja dari berbagai

(54)

dimensi program dengan jumlah kriteria tertentu selanjutnya akan diketahui kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi.

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan bagian dari penelitian yang mengambarkan alur pikiran dalam penelitian, dalam memberikan penjelasan kepada orang lain.26 Kerangka pikir bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis mengenai masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Adapun kerangka pikir mengenai evaluasi program pembelajaran luring Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 95 Tanete dengan model CIPP.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

26 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, Remaja Rosdakarya Offiset (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002).

Pembelajaran Luring

Media dalam Pembelajaran Luring

Sistem dalam Pembelajaran Luring

Keefektifan Pembelajaran

Luring

Evaluasi Program

Context Input Process Product

(55)

Evaluasi suatu program dalam pendidikan biasa dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tersebut. Salah satu program pendidikan yang dilakukan sekarang ini yaitu pembelajaran luring. Dalam mengevaluasi pembelajaran luring ini akan di evaluasi empat bagian yaitu evaluasi konteks, input, proses dan produk.

Evaluasi ini akan dilakukan di sekolah yang telah menerapkan pembelajaran luring yaitu di SDN 95 Tanete.

Referensi

Dokumen terkait

Selain biasanya digunakan menjadi bungkus makanan, kulit jagung yang seringnya dibuang bisa juga kita manfaatkan menjadi dekorasi ruangan dengan membentuknya menjadi bunga nan

 Mengingati ilmu, pengetahuan atau maklumat  Menyimpan data dan fakta.

Pelaksanaan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam rangka pengembangan OAI untuk mendukung pengawasan obat tradisional, kosmetik dan suplemen makanan dilakukan

Dengan mengamalkan nilai-nilai positif dalam olahraga maka diharapkan dapat membentuk sumberdaya manusia yang memiliki watak pemimpin, disiplin ,tanggung jawab,

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal pada peneliti melalui

Dwi Puja Kesuma, yang ditulis oleh Editiawarman; kedua , Kebijakan Kriminal Terhadap Cyber Sex (Menggunakan Internet Untuk Tujuan Seksual) Dalam Pembaharuan Hukum

Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah apa faktor yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidana suap di Indonesia dan

Pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis inkuiri merupakan pembelajaran matematika yang menggunakan tahap-tahap model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan berdasarkan pada