• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Proses pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotoriknya melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Seperti yang diketahui pembelajaran yang terjadi akibat implementasi dari kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, tetapi pembelajaran lebih banyak berpusat pada aktivitas peserta didik (Sinambela, 2013). Hal ini mengakibatkan peserta didik harus mampu mengedepankan pengalamannya melalui kegiatan observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan serta mengkomunikasikan. Peserta didik juga diharapkan mempelajari konsep, strategi dan prosedur yang berbeda dan menerapkannya untuk memecahkan berbagai masalah, baik yang sederhana maupun kompleks, rutin maupun nonrutin.

Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menemukan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka secara mudah dan fleksibel, namun dapat diterima kebenarannya.

Kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimaksud adalah kemampuan mengemukakan ide-ide dalam menyelesaikan soal-soal matematika (Amidi, 2016).

Kemampuan berpikir kreatif matematis penting untuk dimiliki peserta didik dan perlu dilatihkan pada setiap peserta didik, jika peserta didik mampu mengaitkan ide-ide matematika maka kemampuan pemahaman matematisnya akan semakin baik dan lebih bertahan lama (Faturohman & Afriansyah, 2020).

(2)

Untuk memecahkan masalah matematika, terutama soal-soal nonrutin, Peserta didik memerlukan kemampuan berpikir kreatif matematis. Dengan memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis, peserta didik mampu memunculkan banyak ide, mampu memandang masalah dari berbagai sudut pandang serta mencari pemecahan masalah dengan berbagai cara (Usman, M, 2014). Berpikir kreatif merupakan sesuatu yang sangat peting dalam kehidupan modern saat ini sehingga kemampuan ini menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu maupun peserta didik di abad 21. Kehidupan abad ke 21 berfokus pada keterampilan karir dan kemampuan individu untuk bekerja secara efektif dengan tim yang beragam, berpikiran terbuka untuk berbagai ide dan nilai, menetapkan dan mencapai tujuan, mengelola proyek secara efektif, bertanggung jawab atas hasil (Krisdiana et al., 2019).

Namun pada kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik masih menjadi permasalahan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh (Andriadi et al., 2018) yang menyatakan bahwa dalam hasil pengamatan yang dilaksanakan dijumpai adanya masalah dalam kemampuan kreatif peserta didik yaitu lebih mengarah menyelesaikan soal - soal rutin dengan menggunakan rumus yang telah disajikan pada buku paket dan modul. Hasil penelitian (Putri et al., 2019) peserta didik hanya menyelesaikan permasalahan dengan satu cara penyelesaian.

Peserta didik belum mampu untuk menyelesaikan permasalahan dengan banyak cara atau dengan cara yang berbeda. Kurang maksimalnya kreatifitas ini juga terlihat dari yang dilakukan peserta didik jika diberikan soal hanya menggunakan cara yang dicontohkan oleh gurunya. Peserta didik belum mampu menyelesaikan

(3)

soal dengan bahasanya sendiri serta peserta didik masih sangat kaku jika diberikan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan gurunya (Noviana, 2017).

Berbagai penelitian telah mengupayakan solusi untuk permasalahan rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis ini. Berdasarkan penelitian (Nurdin et al., 2019) telah meneliti dan mengembangakan LKPD berbasis pendekatan Open-Ended untuk memfasilitasi kemampuan Berpikir Kretaif Matematis Peserta Didik. (Subakti et al., 2021) juga melakukan penelitian pengembangan E-LKPD yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa produk E-LKPD telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dengan kata lain produk terssebut dapat dikatakan telah efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

LKPD merupakan salah satu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran yang berisi informasi dan petunjuk kepada peserta didik untuk mengerjakan soal- soal maupun kegiatan belajar yang berupa praktek (Iqbal et al., 2016). Penggunaan LKPD dapat membuat peserta didik terlibat aktif dengan materi yang dipelajari dan memberikan pengalaman belajar peserta didik dalam mengerjakan soal sehingga melatih kemandirian belajar peserta didik. Peserta didik akan lebih aktif mengerjakan LKPD dan guru akan lebih mudah menyampaikan materi.

LKPD masih memliki sejumlah keterbatasan diantaranya keterbatasan dalam penyampain informasi hanya bisa disampaikan dalam bentuk visual saja, perlu biaya untuk cetak serta penggandaannya. Maka perlu juga dilakukan suatu penelitian pengembangan lebih lanjut agar dapat mengembangkan LKPD dengan

(4)

menggunakan aplikasi atau software yang lebih menarik untuk dapat meningkatkan minat dan semangat belajar peserta didik. Saat ini peserta didik sudah berada di era digital sehingga peserta didik perlu menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga memudahkan dalam hal penggunaan, memahami materi dan meningkatkan kemampuannya serta yang tak kalah penting yaitu mampu membuatnya lebih menyadari tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran (Subakti et al., 2021). Maka dalam penelitian ini akam dikemabangkan sebuah produk LKPD dalam bentuk elektronik.

Berdasarkan observasi yang dilakukakan di SMP N 5 Kota Jambi, diperoleh keterangan bahwa masalah yang dihadapi guru adalah masih kurangnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah soal latihan matematika.

Penyebab hal tersebut yaitu dalam belajar matematika peserta didik cenderung menghafal rumus dan kurangnya peserta didik dalam memahami materi sehingga tiap kali diberikan soal matematika yang berbeda, peserta didik belum mampu mengerjakan soal tersebut. Akibatnya kemampuan peserta didik masih tergolong rendah meskipun peserta didik telah diberikan buku pegangan matematika.

Buku pegangan matematika yang diberikan berupa LKPD Matematika.

LKPD tersebut masih berisi rangkuman materi dan soal-soal objektif atau uraian singkat. Berdasarkan fakta tersebut materi yang disajikan belum berawal dari sesuatu yang riil atau nyata, dan begitu juga dengan soal soal yang diberikan belum berawal dari sesuatu yang nyata. Soal yang diberikan dalam LKPD masih dalam bentuk formal, sehingga belum dapat memfalisitasi kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

(5)

Beberapa peserta didik di SMP N 5 Kota Jambi mengatakan bahwa penyajian materi di LKPD kurang dipahami, karena rumus di LKPD tidak lengkap. LKPD memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri dan aktif melakukan kegiatan pembelajaran. Salah satu guru di SMP N 5 Kota Jambi juga mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan LKPD efektif, tetapi dalam LKPD tersebut bahasa yang digunakan kurang dipahami dan kurang menarik. Peserta didik juga kesulitan apabila soalnya berbeda dengan contoh. (Lampiran 1 dan 2).

Proses pembelajaran yang guru gunakan haruslah menjadi jalan terciptanya proses pembelajaran yang optimal sehingga dicapailah tujuan pembelajaran tersebut. Berkenaan dengan proses pembelajaran yang baik, dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik (Afriansyah et al., 2019). Pembelajaran matematika sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, seorang guru diharuskan mampu memberikan pemahaman yang bukan hanya sekedar penjelasan materi tetapi harus bisa memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu metode belajar yang dapat memenuhi masalah di atas adalah Realistic Mathematics Education (RME). RME merupakan konsep pembelajaran

yang menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Septia, 2020). Pendekatan RME lebih menuntut peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kegiatan pembelajaran (Ramadhani & Caswita, 2017).

Penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika sejalan dengan kurikulum 2013. Pengalaman-pengalaman yang dialami peserta didik selama proses

(6)

pembelajaran dengan pendekatan RME akan membuat peserta didik semakin mudah menangkap makna dan konsep dari materi matematika yang dipelajari.

Pengalaman menjadi hal penting karena pada akhirnya ketika peserta didik kembali ke masyarakat, mereka membutuhkan kemampuan untuk hidup bersama orang lain.

Jika selama ini peserta didik hanya mampu menghafal rumus tanpa mengenal konsep materinya, maka dengan RME peserta didik dapat menemukan sendiri konsep materinya.

Pendekatan RME ini juga menjadikan peserta didik lebih terangsang dalam belajar matematika (Halim et al., 2020). Sejalan dengan hasil penelitian (Suprapti, 2019) bahwa pembelajaran matematika dengan Realistic Mathematics Education (RME) terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Selain itu pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika juga semakin meningkat karena peserta didik dihadapkan pada masalah nyata sehingga menarik perhatian peserta didik, melalui permasalahan sehari-hari peserta didik dapat menghubungkan langsung dengan konsep matematika yang dipelajari.

Dalam menyelesaikan suatu masalah matematika tidak terlepas dari kreativitas peserta didik. Pengembangan kreativitas keterampilan bermatematika dapat dilakukan melalui pembelajaran mendorong timbulanya keingintahuan peserta didik untuk penyelidikan. Rasa ingin tahu peserta didik akan muncul jika diberikan situasi yang menimbulkan tantangan bagi mereka (Risnanosanti, 2009).

Dari latar belakang inilah peneliti memilih judul “Pengembangan E-LKPD

(7)

Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta didik SMP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagaimana hasil pengembangan E-LKPD berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta

didik?

2. Bagaimana kelayakan secara prosedural dan praktek pada E-LKPD berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematis peserta didik?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hasil pengembangan E-LKPD berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta

didik.

2. Mengetahui kelayakan secara prosedural dan praktek pada E-LKPD berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematis peserta didik.

1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

(8)

1. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar elektronik yaitu E-LKPD berbasis Realistic Mathematics Education (RME) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

2. Materi E-LKPD yang dikembangkan adalah bangun ruang sisi datar.

3. E-LKPD berbasis Realistic Mathematic Education (RME) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik merupakan bahan ajar elektronik berupa petunjuk serta langkah-langkah mengenai penyelesaian suatu tugas sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai yakni meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi, informasi yang mendukung, tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian yang dipelajari terkait dengan RME dan indikator berpikir kreatif.

4. Pada tingkat penggunaan E-LKPD, digunakan di Sekolah Menengah Pertama kelas VIII semester II.

1.5 Manfaat Pengembangan

Manfaat dari pengembangan E-LKPD ini antara lain:

1.5.1 Secara Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sarana pengembangan teori dan ilmu pengetahuan secara teoritis terkait pengembangan E- LKPD untuk peserta didik SMP kelas VIII.

1.5.2 Secara Praktis 1. Bagi Peserta Didik

a. E-LKPD ini dapat digunakan untuk membantu peserta didik memperoleh tambahan wawasan dan pemahaman konsep serta meningkatkan

(9)

kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada materi bangun ruang sisi datar.

b. Terdapat tambahan referensi sumber belajar berupa E-LKPD yang dapat digunakan pada proses pembelajaran.

2. Bagi Guru Mata Pelajaran

a. E-LKPD dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran.

b. E-LKPD dapat mempermudah pendidik (guru) saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas maupun secara online dan membimbing peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam membuat berbagai bahan ajar elektronik dalam pembelajaran khususnya dengan berbasis RME.

b. Dijadikan sebagai salah satu referensi untuk mengembangkan E-LKPD berbasis RME yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

1.6 Asumsi dan Batasan Pengembangan 1.6.1 Asumsi Pengembangan

Dalam penelitian ini terdapat asumsi pengembangan yakni E-LKPD berbasis realistic mathematics education pada materi bangun ruang sisi datar

(10)

ini dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik.

1.6.1 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian pada pengembangan bahan ajar elektronik yakni E-LKPD pada materi bangun ruang sisi datar berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik. Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah materi bangun ruang sisi datar kelas VIII semester II.

Penelitian ini dikembangkan dengan model ADDIE dan di uji cobakan pada peserta didik kelas VIII SMP N 5 Kota Jambi. Penilaian pada kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik dibatasi dengan 3 indikator yaitu berpikir lancar, berpikir orisinal dan berpikir terperinci. Pada kualitas produk E-LKPD ditentukan dengan kelayakan yang dilihat dari kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Untuk kevalidan dilihat dari validasi ahli, kepraktisan dilihat dari respon peserta didik dan keefektifan dilihat dari hasil belajar peserta didik dengan pedoman penskoran berpikir kreatif matematis.

1.7 Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara peneliti dengan pihak- pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian ini maka diperlukan beberapa definisi istilah sebagai berikut:

1. LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang terdiri dari materi, ringkasan, petunjuk yang harus dilaksanakan berupa

(11)

tugas-tugas yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2. E-LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berbentuk elektronik disertai dengan media, teks, gambar, video, dan suara.

3. Realistic mathematics education adalah pembelajaran yang menggunakan masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran untuk menunjukkan bahwa matematika sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

4. Berpikir kreatif adalah proses untuk mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan menghasilkan pemikiran yang baru yang memliki ruang lingkup yang luas.

5. E-LKPD berbasis realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah bahan ajar cetak berbentuk elektronik yang memuat aktivitas yang harus dilakukan oleh peserta didik meliputi pemahaman, penyelesaian, dan juga diskusi oleh peserta didik untuk dapat menemukan konsep dari materi bangun ruang sisi datar. Pada langkah- langkah pokok pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik ialah menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan langkah-langkah realistic mathematics education yang dikaitkan dengan indikator berpikir kreatif.

6. Kelayakan E-LKPD artinya kriteria penentuan apakah LKPD layak untuk digunakan atau tidak.

Referensi

Dokumen terkait

Pengunaan media yang tepat seperti media mobile learning dalam proses pembelajaran itu sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai hal ini bisa dilihat

Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku ummatnya mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza sehingga pada kesempatan ini

Pada penelitian ini, produk yang akan dikembangkan adalah LKPD berbasis Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik kelas XI

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik..

Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata persentasi keakuratan yang diperoleh dari proses klasifikasi data dengan RBFNN yaitu 93.91 % untuk data biner dan 84.41 % untuk

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Realistic Mathematics Education (RME) valid, praktis dan efektif digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran matematika di kelas IV

Pada siklus III peneliti (guru) berusaha untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa MTsN