• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA SMK :Studi Pada SMK Taruna Mandiri Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA SMK :Studi Pada SMK Taruna Mandiri Cimahi."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMAKASIH vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Perumusan Masalah Dan Pertanyaan Penelitian 5

1.3 Paradigma Penelitian 6

1.4 Analisis Masalah Dan Definisi Operasional 8 1.4.1 Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dengan Motivasi

Berwirausaha

8

1.4.2 Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Motivasi Berwirausaha

9

1.4.3 Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Motivasi Berwirausaha

10

1.4.4 Definisi Operasional 10

1.5 Pembatasan Masalah 12

1.6 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 13

1.6.1 Tujuan Penelitian 13

1.6.2 Manfaat Penelitian 13

(2)

ix BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kemandirian Belajar 15

2.1.1 Pengertian Kemandirian 15

2.1.2 Pengukuran Kemandirian Belajar 22

2.2 Prestasi Belajar 25

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar 25

2.2.2 Jenis-Jenis Prestasi Belajar 27

2.2.3 Pengukuran Hasil Belajar 31

2.3 Pendapatan Keluarga 39

2.3.1 Pengertian Pendapatan Keluarga 39 2.3.2 Jenis dan Pengukuran Pendapatan Keluarga 41

2.4 Motivasi Berwirausaha 43

2.4.1 Pengertian Motivasi Berwirausaha 43

2.4.2 Karakteristik Wirausahawan 47

2.4.3 Permodalan Wirausaha 55

2.4.4 Pengukuran Motivasi Berwirausaha 61

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian 64

3.2 Metode Penelitian 64

3.3 Asumsi 65

3.4 Hipotesis 65

3.5 Populasi Dan Sampel Penelitian 66

3.6 Penyusunan Instrumen Pengumpul Data 67

3.6.1 Data yang diperlukan 67

3.6.2 Penyusunan Indikator Instrumen 70

3.6.2.1 Pengujian Validitas 73

3.6.2.2 Pengujian Reliabilitas 73

3.7 Rancangan Pengolahan Data 78

3.7.1 Pengujian Persyaratan Analisis 78

(3)

x

3.7.1.2. Pengujian Linearitas 83

3.7.1.3. Pengujian Multikolinearitas 87

3.7.2 Teknik Analisis Data 89

3.7.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda 89

3.7.2.2 Analisis Korelasi Ganda 92

3.7.2.3 Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi 96

3.8 Jadwal Penelitian 97

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Instrumen Angket 98

4.2 Penyajian Data 100

4.2.1 Data Kemandirian Belajar 100

4.2.2 Data Prestasi Belajar Dan Pendapatan Keluarga 103

4.2.3 Data Motivasi Wirausaha 104

4.3 Hasil Pengujian Normalitas 106

4.4 Hasil Pengujian Linearitas 107

4.5 Analisis Korelasi Sederhana 108

4.6 Analisis Regresi Sederhana 110

4.7 Analisis Regresi Ganda Dan Korelasi Ganda 112

4.8 Analisis Korelasi Parsial 114

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 121

5.2 Implikasi 123

5.3 Saran 125

DAFTAR PUSTAKA 128

(4)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi instrumen Kemandirian Belajar 70 Tabel 3.2 Kisi instrumen Motivasi Berwirausaha 71 Tabel 3.3 Distribusi indikator kemandiran belajar dalam butir

angket

71

Tabel 3.4 Distribusi indikator motivasi wirausaha dalam butir angket

72

Tabel 3.5 Kriteria skor angket 72

Tabel 3.6 Rumus skor deviasi untuk analisis regresi ganda 91 Tabel 3.7 Tingkat keeratan korelasi antar variabel 93

Tabel 3.8 Jadwal penelitian 97

Tabel 4.1 Hasil pengujian reliabilitas angket 98 Tabel 4.2 Distribusi indikator kemandirian belajar pada butir

angket yang baru

99

Tabel 4.3 Distribusi indikator motivasi wirausaha pada butir angket yang baru

99

Tabel 4.4 Karakteristik kemandirian belajar siswa 100 Tabel 4.5 Skor rata-rata indikator kemandirian belajar siswa 101 Tabel 4.6 Rerata sub-indikator kemandirian belajar 102 Tabel 4.7 Karakteristik prestasi belajar siswa 103 Tabel 4.8 Karakteristik tingkat pendapatan keluarga siswa 104 Tabel 4.9 Karakteristik motivasi wirausaha siswa 104 Tabel 4.10 Skor rata-rata indikator motivasi wirausaha 105 Tabel 4.11 Rerata sub-indikator motivasi berwirausaha 106

Tabel 4.12 Hasil uji normalitas 107

Tabel 4.13 Hasil uji linieritas 108

(5)

xii Tabel 4.17 Koefisien korelasi parsial 115

(6)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka berpikir penulis 7 Gambar 1.2 Hubungan antar variabel penelitian 7 Gambar 3.1 Langkah korelasi bivariate 75 Gambar 3.2 Kotak dialog korelasi bivariat 75 Gambar 3.3 Tampilan output viewer korelasi bivariat 76 Gambar 3.4 Tampilan menu SPSS reliabilitas 76 Gambar 3.5 Kotak dialog analisis reliabilitas 77 Gambar 3.6 Tampilan output viewer reliabilitas 77 Gambar 3.7 Langkah uji normalitas pada SPSS 81

Gambar 3.8 Kotak dialog explore 82

Gambar 3.9 Kotak dialog Explore-Plots 82 Gambar 3.10 Tampilan output test of normality 83

Gambar 3.11 Kotak dialog Means 85

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

(8)

2 SMK dapat berupaya meningkatkan motivasi berwirausaha siswa dengan mengidentifikasi dan memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang menghambat motivasi siswa untuk berwirausaha. Motivasi pada individu dapat timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong untuk melakukan pekerjaan. Individu akan memiliki dorongan untuk melakukan pekerjaan wirausaha disebabkan adanya keyakinan kuat bahwa profesi wirausaha merupakan jalan terbaik untuk melakukan perubahan kualitas kehidupan secara individual maupun bermasyarakat. Sebelum memperoleh keyakinan diri tersebut, calon wirausahawan ini telah melakukan berbagai pertimbangan dan pemikiran tentang beragam aspek yang dibutuhkan untuk berwirausaha. Perilaku ini sesuai dengan pendapat Koesworo (2007:276) yang mengatakan bahwa :

“Setiap orang akan membandingkan keinginan untuk bekerja secara mandiri atau bekerja pada orang lain. Setiap orang akan menilai apakah ia mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan aktivitas yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausahawan”

Keputusan seseorang untuk berwirausaha berdasarkan pendapat di atas merupakan hasil proses berpikir mengenai beberapa aspek, misalnya keinginan bekerja mandiri, maupun adanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi untuk diaplikasikan dengan berwirausaha.

(9)

3 meneliti hubungan atau pengaruh kemandirian dalam belajar terhadap motivasi siswa untuk memilih profesi wirausaha.

Aspek lain yang dibutuhkan untuk berwirausaha bagi lulusan SMK adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari hasil belajar, yang ukurannya dinyatakan sebagai prestasi belajar. Kewirausahaan menurut Frinces (2011:49), membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan khusus, berspesialisasi dan bukan generalis. “Spesialis diartikan sebagai SDM yang menguasai ilmu dan keterampilan secara mendalam dalam bidang (disiplin ilmu) tertentu saja, sedangkan generalis dimaknai sebagai mengetahui sedikit ilmu dan keterampilan di banyak bidang (disiplin ilmu)” (Frinces, 2011:49). Lulusan SMK dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam terhadap satu bidang tertentu, akan lebih mudah dalam menentukan jenis usaha yang paling sesuai kemampuannya sehingga dapat menjalankan usaha secara lebih fokus di bidang tersebut secara profesional.

(10)

4 berwirausaha. Pemikiran ini perlu dibuktikan dengan meneliti pengaruh tinggi rendahnya prestasi belajar siswa terhadap motivasi mereka untuk menjadi wirausahawan.

Faktor permodalan merupakan masalah yang sering dihadapi calon wirausahawan yang selain faktor kompetensi maupun kemandirian. Siswa SMK yang pembiayaan sekolahnya masih bergantung kepada orang tua, maka permodalan pribadi untuk berwirausaha juga akan bergantung kepada pendapatan orang tua. Kendalanya, mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMK tergolong tidak mampu. Kondisi ini sesuai pendapat Miftahul Huda (2009) yang mengatakan :

“mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMK adalah orang tua yang tergolong tidak mampu. Logikanya, orang tua yang tidak mampu tentu akan menyekolahkan anaknya di SMK. Sebab harapannya, setelah lulus SMK anaknya langsung siap kerja. Jika menyekolahkan anaknya di SLTA, ini tidak tepat karena anak tidak mempunyai keahlian tertentu sehingga tidak siap kerja. Malahan jika disekolahkan di SLTA, maka anak tersebut harus dikuliahkan ke perguruan tinggi, padahal orang tuanya tidak mampu. Ketika lapangan pekerjaan sangat sempit, dan lulusan SMK bersikap pilih-pilih terhadap pekerjaan maka jalan satu-satunya adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Nah, di sinilah kendalanya: karena orang tua lulusan SMK mayoritas dalam golongan ekonomi tidak mampu, maka permodalan menjadi hambatan serius untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri”

(http://www.socialworkers.or.id/index.php?option=com_content&view=artic le&id=14:apa-yang-salah-dengan-pengangguran-terdidik&catid=2:artikel-umum)

(11)

5 mengutamakan bantuan kepada bisnis yang sudah ada atau sudah lama berjalan dibandingkan usaha yang baru saja dirintis dan belum berpengalaman (Frinces, 2011:40). Calon wirausahawan yang akan merintis usaha baru, membutuhkan sumber dana pribadi untuk modal dan operasional awal. Ketersediaan modal sendiri yang bersumber dari pendapatan keluarga menjadi salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi motivasi siswa lulusan SMK untuk berwirausaha.

Uraian di atas mengemukakan bahwa kesiapan lulusan SMK untuk berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal pada siswa, yaitu karakter kemandirian yang dimiliki, kompetensi yang dikuasai dan dukungan permodalan. Faktor kemandirian, kompetensi dan permodalan yang dapat diidentifikasi dan diukur pada siswa SMK yaitu faktor kemandirian belajar, prestasi belajar dan tingkat pendapatan keluarga, sehingga penulis mengambil judul : PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA SMK.

1.2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh antara kemandirian belajar dan prestasi belajar serta tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK ?

(12)

6 1. Bagaimana kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan

keluarga, dan motivasi berwirausaha yang dimiliki siswa SMK?

2. Berapa besar pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK?

3. Berapa besar pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi siswa berwirausaha siswa SMK?

4. Berapa besar pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK?

5. Berapa besar pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga, secara bersamaan terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK?

1.3. Paradigma Penelitian

Perumusan masalah tersebut diatas menunjukkan adanya beberapa aspek yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi jelas. Paradigma penelitian akan menjelaskan konsep pemikiran dari peneliti sebelum menyusun hubungan antar variabel penelitian.

(13)

7 beberapa variabel yang dapat mewakili aspek kemandirian, kompetensi dan permodalan.

Gambar 1.1. Kerangka berpikir peneliti

Gambar 1.2. Hubungan antar variabel penelitian Kebutuhan calon wirausahawan

Karakter Kompetensi Permodalan

Sikap / karakteristik utama seorang calon

wirausahawan yang dapat diamati pada siswa

(kemandirian)

Ukuran penguasaan pengetahuan & keterampilan pada siswa

untuk berwirausaha

(nilai raport)

Sumber dana operasional awal untuk berwirausaha

dari siswa SMK yang belum berpenghasilan

(orang tua)

Kemandirian Belajar Prestasi Belajar Tingkat pendapatan keluarga

(14)

8 Variabel-variabel yang mewakili faktor kemandirian, kompetensi dan permodalan adalah variabel kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga. Hubungan antar variabel disusun seperti pada Gambar 1.2.

1.4. Analisis Masalah dan Definisi Operasional

Hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang akan diteliti dapat dikaitkan terlebih dahulu secara teoritis.

1.4.1. Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Motivasi Berwirausaha

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untukhidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnis dalam hidupnya. Definisi wiraswasta menunjukkan bahwa karakter paling penting yang harus dimiliki seorang wirausahawan/wiraswastawan adalah karakter kemandirian. Individu yang selalu mengandalkan kekuatan pada dirinya sendiri bisa dikatakan telah mempunyai keinginan untuk menguasai dan mengendalikan tindakan-tindakan sendiri dengan tidak mengharapkan bantuan atau pengaruh orang lain. Sikap mandiri adalah kemampuan seseorang berdiri sendiri dalam segala aspek kehidupannya. Individu yang berdiri di atas kaki sendiri akan mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-kesulitannya dan ingin melakukan hal-hal oleh dirinya sendiri dalam mencapai prestasi .

(15)

9 belajar, dan evaluasi hasil belajar. Siswa menerapkan kemandirian belajar untuk mencapai prestasi belajar, sedangkan wirausahawan harus memiliki kemandirian untuk mencapai prestasi dalam berwirausaha. Siswa yang memilih belajar mandiri untuk mencapai prestasi belajar, diharapkan memiliki motivasi tinggi untuk memilih bekerja mandiri melalui wirausaha.

1.4.2. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Motivasi Berwirausaha Program pendidikan SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasai. Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang baik akan mempermudah lulusan SMK untuk bekerja dengan berwirausaha. Sebelum lulusan SMK memulai profesi kewirausahaan, dibutuhkan pengenalan potensi diri dan pembentukan karakter kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan usaha secara individu maupun kelompok. Potensi diri siswa dapat ditunjukkan dengan prestasi belajar yang mereka peroleh. Prestasi belajar yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan diri sendiri, memotivasi untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan memanfaatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah.

(16)

10 1.4.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Motivasi Berwirausaha

Uraian dalam latar belakang masalah mengemukakan bahwa materi yang diberikan pada SMK lebih spesifik pada bidang kejuruan tertentu, sehingga lulusan SMK hanya terbatas pada pilihan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Bagi lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi maka jalan satu-satunya adalah berwirausaha. Kendalanya karena lulusan SMK belum memiliki penghasilan ketika baru lulus dan orang tua mereka mayoritas dalam golongan ekonomi tidak mampu, maka permodalan menjadi hambatan serius pada motivasi untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Permodalan yang masih bergantung pada keluarga, akan dipengaruhi juga oleh tingkat pendapatan keluarga.

1.4.4. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Kemandirian Belajar (X1)

(17)

11 Pengumpulan data kemandirian belajar diperoleh melalui angket dengan mengacu pada indikator-indikator yang mencerminkan sikap kemandirian belajar.

2. Variabel Prestasi Belajar (X2)

Prestasi Belajar merupakan ‘penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru’. Prestasi belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah prestasi pada pendidikan formal. SMK merupakan sekolah menengah dengan bidang kejuruan tertentu yang spesifik, sehingga data prestasi belajar yang diamati tidak spesifik pada nilai mata pelajaran yang terkait bidang kewirausahaan tertentu saja, melainkan nilai keseluruhan mata pelajaran dalam buku rapor yang mencerminkan kemampuan siswa secara umum di bidang kejuruan tersebut. Untuk memperoleh data nilai rapor dapat dilakukan studi dokumentasi dengan pihak sekolah.

3. Variabel Tingkat Pendapatan Keluarga (X3)

(18)

12 akan bergantung pada pendapatan keluarga. Data tingkat pendapatan keluarga ini diperoleh melalui studi dokumentasi pada pihak sekolah berupa pengumpulan data jumlah penghasilan rata-rata perbulan yang diterima keluarga siswa.

4. Variabel Motivasi Berwirausaha (Y)

Motivasi Berwirausaha merupakan ‘tingkah laku yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dirinya mengambil suatu tindakan untuk menjadi wirausahawan’. Motivasi merupakan dorongan yang dapat berasal dari dalam atau luar diri siswa, sedangkan wirausaha merupakan profesi. Variabel motivasi berwirausaha merupakan sikap atau motif dalam diri seseorang yang tidak nampak secara fisik. Pengukuran motivasi menggunakan angket skala sikap dengan mengacu pada indikator-indikator, dalam hal ini indikator yang mencerminkan motivasi untuk berwirausaha.

1.5. Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kemandirian belajar dibatasi pada sikap yang menunjukkan perilaku belajar aktif, meliputi motif, intensitas maupun cara belajar yang dipilih siswa.

(19)

13 3. Pendapatan Keluarga dibatasi pada pendapatan rata-rata perbulan yang diterima keluarga siswa dalam bentuk nominal uang seperti yang tercantum pada database sekolah.

4. Motivasi Berwirausaha dibatasi pada sikap yang menunjukkan motif-motif dalam diri siswa yang mengarah pada dorongan untuk berwirausaha.

1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.6.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yaitu untuk mengetahui :

1. Kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan keluarga, dan motivasi berwirausaha yang dimiliki siswa SMK.

2. Besarnya pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK.

3. Besarnya pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK.

4. Besarnya pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK.

5. Besarnya pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga, secara bersamaan terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK.

1.6.2. Manfaat Penelitian

(20)

14 didalam meningkatkan kualitas lulusan yang berwawasan kewirausahaan. Kedua, penelitan ini bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam penelitian sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam perkuliahan pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan. Ketiga, penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang masalah manajemen sumber daya manusia di masa mendatang.

1.7. Kerangka Penulisan Tesis

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Bab III membahas rancangan penelitian (metode penelitian) yang digunakan sebagai acuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, penyusunan instrumen penelitian dan rancangan pengolahan data (analisis data penelitian).

(21)

64

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai melalui penelitian ini berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang diuraikan pada Bab I adalah untuk mengetahui karakteristik kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan keluarga dan motivasi berwirausaha yang dimiliki siswa SMK Taruna Mandiri. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK Taruna Mandiri. Metode penelitian, asumsi dan hipotesis yang digunakan dapat ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitan.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

(22)

65

untuk perhitungan yang berupa angka yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel atau lebih, merupakan penelitian Kuantitatif Asosiatif.

3.3. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Nilai rata-rata pada buku rapor merupakan prestasi belajar siswa SMK dalam pendidikan formal, mencakup aspek kognitif dan psikomotor yang diberikan oleh guru pada akhir semester atau periode tertentu.

2) Sumber permodalan yang utama bagi siswa SMK yang belum berpenghasilan akan bergantung kepada pendapatan keluarga.

3) Siswa SMK sudah memahami tentang profesi wirausaha, mengetahui manfaat dan resiko berwirausaha, dan memahami berbagai jenis profesi lain yang sesuai dengan disiplin ilmunya, sehingga mereka telah memiliki pilihan apakah menjadi seorang wirausahawan ataukah menekuni profesi yang lain.

3.4. Hipotesis

Penelitian ini menggunakan jenis Hipotesis Asosiatif. Hipotesis Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yang digunakan berdasarkan rumusan masalah, pembatasan masalah dan tujuan penelitian seperti yang diuraikan pada Bab I, adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Nol

(23)

66

Hipotesis Alternatif

Ha : Terdapat pengaruh signifikan kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha.

2. Hipotesis Nol

Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan prestasi belajar terhadap motivasi berwirausaha.

Hipotesis Alternatif

Ha : Terdapat pengaruh signifikan prestasi belajar terhadap motivasi berwirausaha.

3. Hipotesis Nol

Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha.

Hipotesis Alternatif

Ha : Terdapat pengaruh signifikan tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

(24)

66

keluarga terhadap motivasi berwirausaha pada siswa kelas tiga SMK Taruna Mandiri.

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti” (Arikunto, 1999:105). Penelitian ini menggunakan sampel, karena sampel merupakan wakil dari populasi yang mencerminkan populasinya. Rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel adalah rumus Slovin (Usman, 2009:198) yaitu :

(3.1) dimana

N : jumlah populasi

σ : taraf signifikansi (0,05) n : jumlah sampel

3.6. Penyusunan Instrumen Pengumpul Data 3.6.1. Data yang diperlukan

Pengujian hipotesis pada sub-bab 3.3. akan memerlukan :

(25)

68

berwirausaha. Angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui” (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Penyusunan alat ukur Likert menggunakan pernyataan-pernyataan dengan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan-pernyataan tersebut. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah sangat setuju, setuju, tidak mempunyai pendapat (ragu-ragu), tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

(26)

69

berupa soal essay atau objektif hanya akan memberikan informasi dari aspek kognitif saja.

3. Data pendapatan keluarga responden, diperoleh dengan bantuan dari pihak sekolah. Data yang dibutuhkan dalam studi dokumentasi ini yaitu kisaran atau rata-rata pendapatan keluarga per bulan sebagaimana yang tersimpan pada database sekolah. Data ini juga dapat diperoleh dari siswa bersamaan dengan kegiatan penyebaran angket motivasi berwirausaha dengan mencantumkan pendapatan sebagai salah satu item yang perlu diisi responden untuk kelengkapan biodata, yang kemudian di sesuaikan dengan data dari pihak sekolah.

(27)

60

3.6.2. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Data kemandirian belajar dan motivasi berwirausaha diperoleh dari hasil tes skala sikap dengan terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk menyusun angket kemandirian belajar yaitu seperti pada Tabel 3.1 :

Indikator Sub Indikator

1. Memiliki inistiatif belajar

1. Inisiatif menerima tantangan dalam belajar 2. Inisiatif dalam pengadaan dan pemilihan

sumber belajar 2. Mampu menentukan

tujuan belajar

1. Tujuan untuk penguasaan kompetensi dan memuaskan rasa ingin tahu

2. Tujuan untuk mengejar prestasi belajar 3. Mampu memilih

metode & strategi belajar

1. Mampu mengatur waktu dan intensitas belajar 2. Mampu berdiskusi dalam pembelajaran

kelompok 4. Mampu

mengevaluasi hasil belajar

1. Mengukur hasil belajar dirumah 2. Mengukur hasil belajar disekolah

Tabel 3.1. Kisi instrumen Kemandirian Belajar

Kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk menyusun angket motivasi berwirausaha yaitu seperti pada Tabel 3.2 :

Indikator Sub Indikator

1. Motif mandiri

1 Keinginan untuk mengontrol nasib sendiri.

(28)

61

Indikator Sub Indikator

2. Motif

3. Keinginan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan diakui atas usahanya.

Tabel 3.2. Kisi instrumen Motivasi Berwirausaha

Distribusi indikator kemandiran belajar dalam butir angket dibuat seperti pada Tabel 3.3.

Distribusi indikator motivasi berwirausaha dalam butir angket seperti Tabel. 3.4.

indikator sub-indikator item

favorable

Inisiatif dalam pengadaan dan

pemilihan sumber belajar 13, 30, 34 2,25 5

(29)

62

indikator sub-indikator item favorable

Tabel 3.4. Distribusi indikator motivasi wirausaha dalam butir angket

Skor minimum untuk setiap butir dalam angket adalah nol dan skor maksimum adalah empat dengan rincian skor seperti pada Tabel 3.5.

Jawaban Jenis butir Skor

Sangat Setuju Selalu item favorable 4 item unfavorable 0 Setuju Sering item favorable 3 item unfavorable 1 Ragu-ragu Kadang-kadang item favorable 2 item unfavorable 2 Tidak setuju Jarang item favorable 1 item unfavorable 3 Sangat tidak setuju Tidak pernah item favorable 0 item unfavorable 4

(30)

63

Perhitungan statistik dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS 19.0. Uji validitas dan reliabilitas untuk instrumen pengumpul data (angket) untuk kemandirian belajar dan motivasi berwirausaha akan dijelaskan sebagai berikut:

3.6.2.1. Pengujian Validitas

Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2006 : 168). Penelitian ini menggunakan uji validitas internal yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Skor butir dengan skor total harus memiliki korelasi yang positif tinggi dan meyakinkan (Usman, 2009:162).

Rumus Korelasi Product Moment untuk menguji validitas :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ (3.2)

rxy : koefisien korelasi antara X dan Y

N : jumlah responden

∑X : total skor dari seluruh responden untuk setiap item pertanyaan ∑Y : total skor dari seluruh item pertanyaan untuk setiap responden ∑XY : total skor dari hasil kali X dengan Y

Nilai korelasi dibandingkan dengan angka kritis dalam tabel korelasi. Pengujian koefisien korelasi ini menggunakan level of significant 5%. Butir pertanyaan dianggap valid jika rhitung > rtabel atau thitung > ttabel.

3.6.2.2. Pengujian Reliabilitas

(31)

64

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen yang reliabel berarti hasilnya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas ada bermacam cara, salah satunya menggunakan teknik belah dua atau pemisahan butir yang valid menjadi kelompok ganjil-genap dengan rumus (Usman, 2009 : 175) :

(3.3a)

Atau menggunakan rumus Alpha :

1

∑ (3.3b)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

r = korelasi item ganjil dan genap pada teknik belah dua k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2 = Jumlah varians butir 1

2 = Varians dari total skor

Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nilai r11 lebih besar dari rtabel atau

memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,60. Instrumen yang reliabel inilah yang dipakai dalam penelitian.

Prosedur yang dapat dilakukan untuk menghitung validitas-reliabilitas dengan SPSS adalah :

(32)

o Pemilih Bivaria

o Semua kotak sebelah ada di

o Bagian berdist

ilihan menu dengan urutan : Analyze –> ariate

ua item instrumen dan jumlah skor yang ada k data di blok (select) kemudian dipindahk lah kanan dengan cara menekan (click) tombo di tengah kedua kotak.

ian coefficient correlation dipilih pearso istribusi normal) kemudian menekan (click) tom

Gambar 3.1. Langkah korelasi bivariate

Gambar 3.2. Kotak dialog korelasi bivariat

65

> Correlate –>

ada disebelah kiri ahkan pada kotak bol segitiga yang

arson (bila data

(33)

o Hasil y gamba

4. Lakukan prose

o Pilih m

il yang muncul di jendela SPSS output view bar 3.3.

Gambar 3.3. Tampilan output viewer korelasi bivaria

oses penghitungan reliabilitas dengan SPSS seb menu Analyze –> Scare –> Reliability Analys

Gambar 3.4. Tampilan menu SPSS reliabilitas

66

iewer seperti pada

riat

(34)

o Semua ect) kemudian dipindahkan ke sebelah kanan ekan tombol segitiga yang ada di tengah kedu

gambar 3.5.

ode Alpha dipilih sebagai model perhitun akan, lalu klik tombol OK.

Gambar 3.5. Kotak dialog analisis reliabilitas

pada jendela SPSS output viewer seperti pada

ar 3.6. Tampilan output viewer reliabilitas

ungan validitas – reliabilitas ditafsirkan sebagai teria validitas

(35)

68

tersebut valid. Nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti item tersebut valid dan berlaku sebaliknya. Nilai r-kritis bisa diperoleh menggunakan tabel r atau dengan rumus uji-t dan tabel t.

o Kriteria reliabilitas

Nilai reliabilitas diperoleh dengan melihat pada kotak output perhitungan. Nilai alpha yang dihasilkan ditafsirkan sesuai dengan kriteria pembanding yang digunakan. Sebagai tafsiran umum, jika nilai reliabilitas > 0,6 dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan sudah reliabel.

3.7. Rancangan Pengolahan Data 3.7.1. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum menganalisis data hendaknya memperhatikan data yang akan diolah. Pemilihan analisis data akan ditentukan beberapa faktor, antara lain penyebaran datanya. Analisis korelasi pearson membutuhkan data dengan skala interval atau ratio dengan memenuhi beberapa asumsi klasik berikut (Riduwan, 2009:156) :

o Data dipilih secara acak (random).

o Data yang dibandingkan bersifat homogen (sejenis), untuk penelitian komparatif (perbandingan) maka diperlukan uji homogenitas.

o Data berdistribusi normal, dibutuhkan uji normalitas.

o Data yang dihubungkan berbentuk garis linier, menggunakan uji linearitas.

(36)

3.7.1.1. Pengujian No Teknik statisti adalah normal. Pengu Chi Kuadrat. Langk (Riduwan, 2009 : 160

istik parametrik dapat digunakan apabila bentu gujian normalitas dapat menggunakan uji Lillie ngkah-langkah pengujian normalitas dengan

60-163) :

ukan skor terbesar dan skor terkecil

ukan rentangan (R), yaitu selisih skor terbes

ukan banyaknya kelas interval, dengan rumus :

N adalah jumlah sampel.

ukan panjang kelas (i), yaitu Rentangan dib tau i=R/BK.

at tabel distribusi frekuensi dari variabel. uti rumus simpangan baku atau standar deviasi

an.

ukan rata-rata atau mean.

tung simpangan baku (standar deviasi) den erikut (Sudjana, 2005:95) :

(37)

Rumus ya

yang digunakan tergantung dari bentuk tabel ada langkah nomor 5.

at tabel atau daftar frekuensi baru dengan batas a kelas interval dikurangi 0,5 dan skor kanan

tung frekuensi yang diharapkan (frekuensi eks mengalikan tiap luas interval dengan jumlah sa ngamatan dinotasikan sebagai Oi.

i nilai Chi kuadrat dengan rumus

80

(3.6b) el frekuensi yang

(38)

14)Membandi pada taraf (Reksoatm

Pengujian norm langkah- langkah : 1. Masukkan data atau 2. Memilih menu deng Analyze De

3. Pada kotak dialog n - Pilih y sebag - Pilih x sebag

ndingkan nilai Chi Kuadrat hitung dengan Ch raf 99%. Derajat bebas (db) menggunakan tmodjo (2009:46)

ormalitas dengan SPSS menggunakan uji Shapi

tau buka file data yang akan dianalisis pada SPS engan urutan :

Descriptives Statistics Explore

Gambar 3.7. Langkah uji normalitas pada SPSS

g normalitas yang muncul dilakukan langkah-la agai Dependent List.

agai Factor List, apabila ada lebih dari 1 kelom

81

Chi Kuadrat tabel, an rumus db=k-1

apiro Wilk dengan

SPSS

langkah :

(39)

- Click pada to - Memilih Nor

Gambar

- Click tombol 4. Sebagian dari tamp

Gambar 3.8. Kotak dialog Explore

tombol Plots.

ormality plots with tests, seperti tampak pada g

ar 3.9. Kotak dialog Explore-Plots

bol Continue, lalu click tombol OK

pilan output viewer seperti pada gambar 3.10

82

(40)

83

Gambar 3.10. Tampilan output test of normality

Tampilan pada output viewer menunjukkan hasil uji normalitas data Y. Nilai (Sig.) > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal. Pada tampilan output viewer dapat dilihat nilai (Sig.) dengan uji Shapiro Wilk maupun uji Kolmogorov-Smirnov (dengan koreksi Lilliefors). Prosedur pengujian Kolmogorov-Kolmogorov-Smirnov dengan angka tanpa koreksi Lilliefors, dapat dilihat pada buku SPSS 13.0 Terapan (Triton, 2006:77).

3.7.1.2. Pengujian Linearitas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa rata-rata yang diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-garis lurus. Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah :

a) Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :

!

"# $ ∑% (3.10)

b) Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :

!

"# &|$

∑ ()

%∑ (3.11a)

nilai b dari persamaan regresi sederhana Y=a+bX (Sudjana, 2005:315) : % ∑ ∑ ∑

(41)

84

*

% ∑∑ ∑ ∑ (3.11c)

c) Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :

!

"+

∑ )

!

"# &|$

!

"# $ (3.12)

d) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :

, !

"+ -.%/01 (3.13)

e) Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :

!

2

∑ ∑ )

. ∑% (3.14)

f) Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC ) dengan rumus :

!34

!

"+

!

2 (3.15)

g) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC ) dengan

menggunakan rumus :

, !34

-.56 (3.16)

h) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan menggunakan

rumus :

, !

2 %-.7 (3.17)

i) Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :

8

9:;<%# =-.=-.567 (3.18)

(42)

Kriteria pengu Ftabel , atau angka sign

yang lebih besar dari 0 Pengujian lini dengan program SPS (Triton, 2006: 158) :

gujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh da ignifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05. An ri 0,05 menunjukkan kelinieran tidak dipenuhi. linieritas antara variabel bebas X dengan var PSS dapat dilakukan melalui langkah-langkah

pada SPSS dengan menggunakan nama variab an dengan pemilihan menu pada SPSS sebagai b

Compare Means Means

kotak dialog Means masukkan : y ke kotak Dependent List x ke kotak Independent List

Gambar 3.11. Kotak dialog Means

Options dan pilih Test of Linearity, seperti pa

(43)

- Pilih Continu - Pilih OK pad 4. Sebagian hasil outp

Hasil analisis signifikansi 0,344 Int signifikansi (misalnya

Gambar 3.12. Kotak dialog Means-Options tinue

ada kotak dialog Means sebelumnya. utput akan seperti pada gambar 3.13.

Gambar 3.13. Tampilan output viewer uji linearitas

isis menunjukkan bahwa harga F sebesar Interpretasi hasil analisis dilakukan dengan m nya a = 0,05), kemudian membandingkan si

86

(44)

86

ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari analisis (Sig.) Nilai a < Sig., berarti regresi linier. Nilai a ≥ Sig., berarti regresi tidak linier. Hasil analisis pada contoh tersebut menunjukkan bahwa Sig.(0,344) > a (0,05), yang disimpulkan model regresi adalah linier.

3.7.1.3. Pengujian Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Pengujian multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen) pada model regresi. Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas. Multikolinieritas dalam regresi linier menyebabkan variabilitas bi (koefisien regresi) akan tidak efisien (Riskijah,

2010:55). Identifikasi adanya multikolinieritas menurut Wijaya (2010:51) dapat menggunakan beberapa pendapat yaitu :

• Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

• Analisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada

korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari angka varian inflation factor (VIF)

pada SPSS, jika VIF < 10 maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi.

Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati

nol memberi petunjuk adanya multikolinieritas.

(45)

88

korelasi yang tinggi belum tentu berimplikasi terhadap masalah multikolinearitas. Tetapi kita dapat melihat indikasi multikolinearitas dengan tolerance value (TOL), eigenvalue, dan yang paling umum digunakan adalah varians inflation factor (VIF). Hingga saat ini tidak ada kriteria formal untuk menentukan batas terendah dari nilai toleransi atau VIF. Beberapa ahli berpendapat bahwa nilai toleransi kurang dari 1 atau VIF lebih besar dari 10 menunjukkan multikolinearitas signifikan, sementara itu para ahli lainnya menegaskan bahwa besarnya R2 model dianggap mengindikasikan adanya multikolinearitas.”

(http://statistik4life.blogspot.com/2009/12/blog-post.html).

Pengujian multikolinieritas melalui SPSS 19 menurut Wijaya (2010:51) dapat dilakukan dengan langkah berikut :

1. Masukkan data variabel dari Excel ke SPSS.

2. Pilih menu Analyze, lalu menu Regression, dan pilih menu Linier. 3. Pada kotak Dependent, isikan variabel terikat (Motivasi Wirausaha). 4. Pada kotak independent, isikan variabel bebas X1, X2, X3.

5. Pada kotak Method, isikan Enter.

6. Pilih menu Statistics untuk memunculkan kotak dialog Liniear Regression Statistics.

7. Beri tanda pada pilihan Estimates, Covariance Matrix, Model Fit, Colinearity Diagnostic, Durbin-Watson. Lalu klik Continue.

8. Klik OK.

(46)

89

dipengaruhi oleh datum sebelumnya, namun biasanya kasus ini muncul pada regresi yang menggunakan data berkala atau time series (Hasan, 2008:285). Prasyarat lain dalam model regresi ganda adalah tidak adanya autokorelasi. Angka Durbin-Watson dari pengujian autokorelasi dibandingkan dengan angka pada tabel Durbin-Watson dengan kriteria (Riskijah, 2010:56) yaitu :

• Tidak terjadi autokorelasi jika dU < d < (4-dU).

• Jika (4-dL) < d < dL maka ada autokorelasi.

• Jika dL < d < dU atau (4-dL) < d < (4-dL) maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan.

3.7.2.Teknik Analisis Data

3.7.2.1.Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi mendeskripsikan hubungan antarvariabel sehingga digunakan untuk mengestimasi kecenderungan dimasa mendatang berdasarkan data masa lalu dan masa kini. Selain untuk mengestimasi, analisis regresi juga mengukur tingkat ketergantungan variabel dependen terhadap variabel independen (Reksoatmodjo, 2009:143). Analisis regresi sederhana dirumuskan sebagai Y = a + bX, dimana untuk mendapatkan nilai konstanta (a) dan koefisien regresi (b) menggunakan persamaan (3.11b) dan (3.11c) yang telah dicantumkan sebelumnya pada uji linearitas.

(47)

90

prestasi belajar (X2) dan tingkat pendapatan keluarga (X3). Analisis regresi linear

berganda untuk 3 variabel bebas menggunakan persamaan berikut:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 (3.19a)

Y : motivasi berwirausaha

a, b1, b2, b3 : koefisien regresi linear berganda

X1 : variabel kemandirian belajar

X2 : variabel prestasi belajar

X3 : variabel tingkat pendapatan keluarga

Koefisien regresi a, b1, b2, dan b3 diperoleh menggunakan tiga persamaan simultan yaitu (Sugiyono, 2011:283) :

1. ∑x1y = b1∑x12 + b2∑x1x2 + b3∑x1x3 (3.19b)

2. ∑x2y = b1∑x1x2 + b2x22 + b3∑x2x3 (3.19c)

3. ∑x3y = b1∑x1x3 + b2∑x2x3 + b3∑x32 (3.19d)

* )? (? (? @(?@ (3.19e)

Perhitungan ketiga persamaan simultan untuk sampel diatas 30, tidak menggunakan data skor mentah melainkan menggunakan metode skor deviasi dengan bantuan rumus dalam tabel berikut (Sugiyono, 2011 : 283) :

AB1C A(1) ∑(1 ∑) AB12 A(12 ∑(1

2

AB2C A(2) ∑(2 ∑) AB22 A(22 ∑(2

2

AB3C A(3) ∑(3 ∑) AB32 A(32 ∑(3

2

AB1B2 A(1(2 ∑(1 ∑(2 AC2 A)2 ∑)

(48)

91

AB1B3 A(1(3 ∑(1 ∑(3 AB2B3 A(2(3 ∑(2 ∑(3

Tabel 3.6. Rumus skor deviasi untuk analisis regresi ganda

Langkah analisis regresi dalam SPSS :

1. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, Regression, kemudian Linier.

2. Masukkan variabel-variabel yang berkaitan,

3. Klik OK jika selesai mengisikan variabel-variabelnya, kemudian perhatikan hasil outputnya. Hasil output misalnya seperti gambar 3.14. Model untuk contoh pada gambar 3.14. tersebut :

Y= 51,515 + 0.055 X1 + 0.115 X2

Gambar 3.14. Tampilan output viewer analisis regresi

(49)

92

Analisis regresi digunakan untuk mengungkapkan hubungan fungsional antara kedua variabel, sedangkan analisis korelasi mengungkapkan tingkat kedekatan hubungan itu, walaupun dimungkinkan penggunaan analisis regresi dan analisis korelasi secara terpisah, namun dalam kenyataan, istilah analisis korelasi mencakup baik masalah korelasi dan regresi.

Koefisien korelasi (r) merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antar variabel. Koefisien korelasi ini memiliki nlai antara -1 dan +1. Koefisien korelasi yang sering digunakan adalah koefisien korelasi Pearson, koefisien korelasi Rank Spearman, dan koefisien korelasi Kontingensi.

• Jika r bernilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin

dekat nilai r ini ke +1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya.

• Jika r bernilai negatif, maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semakin

dekat nilai r ini ke -1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya.

• Jika r bernilai 0 (nol) maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi.

• Jika r bernilai +1 atau -1 maka variabel menunjukkan korelasi positif atau

negatif yang sempurna.

Keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut dapat menggunakan patokan pada tabel 3.7.

(50)

93

r = 0 Tidak ada korelasi

0 < r < 0,20 Korelasi sangat rendah (lemah sekali) 0,20 ≤ r < 0,40 Korelasi rendah ((lemah)

0,40 ≤ r < 0,60 Korelasi yang cukup berarti 0,60 ≤ r < 0,80 Korelasi yang tinggi (kuat)

0,80 ≤ r < 1,00 Korelasi yang sangat tinggi (kuat sekali)

r = 1,00 Korelasi sempurna

Tabel 3.7. Tingkat keeratan korelasi antar variabel

Koefisien korelasi (r) yang dikuadratkan akan menjadi koefisien determinasi (D), yang menjelaskan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.

E B100% (3.20)

Korelasi untuk data yang berbentuk interval atau ratio, dengan data berdistribusi normal, menggunakan rumus korelasi Product Moment seperti pada persamaan (3.2) dalam uji validitas. Data yang bertipe ordinal atau tidak memenuhi beberapa persyaratan asumsi klasik, dapat menggunakan rumus korelasi Rank Spearman, dimana bisa digunakan data bertipe ordinal dan tidak berdistribusi normal. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman (Sugiyono, 2011 : 245) :

H 1

I ∑ &J

% %

(3.21)

(51)

antara dua variabel jik

jika variabel lainnya konstan, pada hubungan y abel. Analisis korelasi ganda juga bisa menggu

korelasi ganda 2 variabel independen meng 8) :

orelasi ganda 2 variabel independen dengan nda ditentukan dengan rumus (Hasan, 2008 :27

orelasi ganda dengan 3 variabel independen nda ditentukan dengan rumus (Hasan, 2008 :27

arsial untuk penelitian dengan 3 variab rsamaan berikut (Sunyoto, 2009:58) :

(52)

Langkah anal

nalisis korelasi parsial dengan SPSS hampi aliditas dengan SPSS.

nstrumen (format excel) dan program SPSS. emua data X1, X2, X3 dan Y dari program Exce

ata pada langkah no. 2 ke program SPSS. oses penghitungan validitas dengan SPSS sebag

menu Analyze –> Correlate

an Bivariate untuk mencari korelasi dua v tial untuk korelasi antara 3 variabel (atau lebih

variabel berfungsi sebagai variabel kontrol. ial maka dipilih Partial.

iabel bebas masukkan ke kotak Variables. V ukkan ke kotak Controlling for. Pada Test o Two-tailed untuk mengetahui arah hubunga

pilihan Display actual significance level. tombol Options untuk memunculkan kotak dai pilihan Zero-order correlations dibawah

ampilkan korelasi tanpa variabel kontrol. Klik ar dari kotak dialog Options.

(53)

96

3.7.2.3. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Uji-F digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh dari dua variabel atau lebih terhadap variabel terikat. Uji koefisien korelasi ganda ini menggunakan rumus :

8

K = / %= / (3.27)

Keterangan :

k : jumlah variabel bebas n : jumlah anggota sampel R : koefisien korelasi berganda

Jika F hitung > F tabel dengan nilai signifikansi 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan dari dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji-t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu untuk menguji koefisien korelasi antara :

• Kemandirian Belajar (X1) terhadap Motivasi Berwirausaha (Y)

• Prestasi Belajar (X2) terhadap Motivasi Berwirausaha (Y)

• Tingkat Pendapatan Keluarga (X3) terhadap Motivasi Berwirausaha (Y)

Uji ini menggunakan rumus :

M

√% O (3.28)

Keterangan :

(54)

96

Pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat terjadi apabila t hitung lebih besar dari t tabel dengan nilai signifikansi 0,05. Dalam korelasi Rank Spearman, apabila sampel kurang atau sama dengan 30, koefisien korelasi dibandingkan dengan tabel rank spearman, untuk sampel yang jumlahnya diatas 30, dapat menggunakan rumus uji t.

3.8. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada tabel 3.8.

NO JENIS KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN (BULAN)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Membuat proposal desain penelitian

V V V

2 Mengurus izin dan observasi lapangan

V

3

Mengumpulkan data, klasifikasi data, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan hasil penelitian.

(55)

121 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada Bab V ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh, khususnya pada permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan keluarga dan motivasi berwirausaha siswa

Kemandirian belajar siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berada dalam kriteria sedang. Aspek kemandirian belajar siswa yang paling menonjol yaitu pada kemampuan menentukan tujuan belajar dengan rerata indikator yang lebih tinggi daripada indikator inisiatif belajar, kemampuan memilih metode belajar dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar. Pada aspek kemampuan menentukan tujuan belajar, lebih banyak siswa yang belajar untuk tujuan mengejar prestasi belajar daripada tujuan memuaskan rasa ingin tahu. Kelemahan siswa yaitu pada aspek kegiatan evaluasi terhadap hasil belajarnya sendiri yang nampaknya jarang dilakukan.

(56)

122 sedang. Prestasi belajar yang dimiliki siswa yang satu dengan lainnya tidak terdapat kesenjangan yang terlalu tinggi.

Pendapatan keluarga siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berada dalam kriteria sedang, dengan rata-rata pendapatan sudah berada diatas Upah Minimum Regional (UMR) kota Cimahi pada tahun 2011. Rata-rata pendapatan keluarga siswa memang tergolong tinggi namun terdapat kesenjangan yang cukup tinggi dimana lebih dari lima puluh persen siswa dengan pendapatan keluarga dibawah UMR.

Motivasi berwirausaha siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berada pada kriteria sedang. Motif untuk mandiri menjadi alasan utama bagi siswa untuk berwirausaha, ditunjukkan dengan rerata indikator yang lebih tinggi dari rerata indikator motif berprestasi. Timbulnya motif mandiri lebih dipengaruhi adanya motif kebebasan untuk dapat mengontrol nasib sendiri tanpa tergantung pada orang lain daripada motif untuk mencari tantangan.

2. Pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha

Pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berdasarkan angka koefisien determinasi, berada pada kriteria rendah. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa kemandirian belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha.

(57)

123 Pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berdasarkan angka koefisien determinasi, berada pada kriteria sangat rendah. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa prestasi belajar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha.

4. Pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha Pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa kelas tiga jurusan otomotif SMK Taruna Mandiri Cimahi berdasarkan angka koefisien determinasi, berada pada kriteria tinggi. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha.

5. Pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar dan tingkat pendapatan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi berwirausaha

Pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar dan tingkat pendapatan keluarga secara simultan terhadap motivasi berwirausaha berdasarkan angka koefisien determinasi, berada pada kriteria tinggi. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa kemandirian belajar, prestasi belajar dan tingkat pendapatan keluarga secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha.

5.2. Implikasi

(58)

124 dan tingkat pendapatan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha. Implikasi dari kesimpulan-kesimpulan penelitian ini yaitu :

Prestasi belajar yang tinggi pada kenyataannya tidak membuat siswa termotivasi untuk berwirausaha. Kecenderungan siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi adalah munculnya keinginan membuktikan diri dengan keberhasilan menjadi karyawan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kriteria sangat ketat dalam proses rekrutmennya. Profesi wirausaha bagi siswa akan membuat prestasi belajar yang tercantum dalam ijazah atau rapor menjadi tidak terpakai.

Solusi yang paling baik untuk meningkatkan motivasi berwirausaha sejak dini melalui SMK adalah pembentukan karakter kemandirian yang akan menjadi pondasi seorang wirausahawan. Pembentukan kemandirian ini dapat dilakukan dengan pendekatan kemandirian belajar. Aspek yang menjadi kelemahan siswa dalam kemandirian belajar adalah aspek evaluasi diri terhadap hasil belajar. Apabila guru dapat memunculkan naluri bersaing pada diri siswa, dengan sendirinya siswa akan selalu membandingkan pencapaian hasil belajarnya maupun nilai ujiannya dengan siswa lain dan mengevaluasi kekurangan dirinya. Kewirausahaan juga membutuhkan improvisasi dan perbaikan secara berkesinambungan untuk produk atau jasa yang dipasarkan agar dapat bersaing dengan kompetitor dan mengevaluasi penyebab kegagalan atau tidak berkembangnya jenis usaha yang dijalankan.

(59)

125 menunjukkan ketergantungan terhadap modal sendiri (keluarga) yang lebih besar daripada modal pinjaman, atau menunjukkan kurangnya keberanian mengambil resiko dengan modal pinjaman. Fenomena ini juga dapat disebabkan kurangnya penyerapan informasi mengenai sumber-sumber modal alternatif yang tersedia untuk berwirausaha. Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik tentunya lebih aktif untuk mendapatkan informasi-informasi seperti ini.

5.3. Saran

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha lebih dipengaruhi faktor kemandirian belajar dan pendapatan keluarga. Saran peneliti ditujukan pada :

1. Guru.

(60)

126 2. Siswa.

Siswa hendaknya menyadari bahwa keberadaan sekolah menengah kejuruan lebih mengarahkan lulusannya untuk langsung bekerja (terutama dengan berwirausaha), bukan melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga dianjurkan untuk menyerap ilmu pengetahuan dan keterampilan (skill) sebanyak-banyaknya selama masih di SMK sebagai bekal untuk berwirausaha dikemudian hari. Disamping itu, siswa hendaknya melatih diri untuk menjadi pembelajar yang mandiri disebabkan aspek kemandirian sangat menunjang keberhasilan dalam berwirausaha. Pelatihan kemandirian meliputi pengelolaan strategi belajar (baik tempat maupun waktu) secara lebih baik sehingga proses pembelajarannya menjadi lebih efektif. Siswa sebaiknya belajar tidak hanya tergantung pada modul atau buku yang diberikan guru, tetapi berinisiatif mencari dan memanfaatkan berbagai sumber belajar lain secara optimal. Selanjutnya, siswa hendaknya mencari informasi melalui media internet atau bertanya pada guru mengenai sumber-sumber pinjaman modal usaha yang bisa diperoleh untuk berwirausaha.

3. Peneliti selanjutnya.

(61)
(62)

128

DAFTAR PUSTAKA

_____. (2010). Benahi Kualitas Dan Fokus Wirausaha. Suara Merdeka [Online].

Tersedia :

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/11/24/130920/Ben ahi-Kualitas-dan-Fokus-Wirausaha [24 Nopember 2010]

Agung, Wahyu. (2010). Panduan SPSS 17.0 Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Penerbit Garailmu

Alma, Buchari. (2007). Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (1983). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Arini, Dian. (2011). Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri DanPengetahuan Kewirausahaan Terhadap MinatBerwirausaha Siswa Kelas 3 Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Pengasih Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak diterbitkan

Bachrun, Saifuddin. (2011). Menyusun Struktur & Skala Gaji. Jakarta : Penerbit PPM

Burhani, Ruslan. (Eds) (2011). “Menkop : Jumlah Wirausahawan Masih Rendah”.

Antara News [Online]. Tersedia :

http://www.antaranews.com/berita/247821/menkop-jumlah-wirausahawan-masih-rendah [26 Februari 2011]

Dewi, Marini R. (2005). Pengaruh Kondisi Sosial Dan Ekonomi Keluarga Terhadap Kegiatan Belajar Anak Di Perumahan Apac Inti Desa Lemahireng Kecamatan Bawen. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

(63)

129 Effendi, Julpan. (2009). Pengaruh Hasil Penilaian Berbasis Portofolio Dan Motivasi Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pengelasan Las Busur Listrik (Studi Statistik Deskriptif Terhadap Siswa Tingkat I Program Keahlian Teknik Las SMKN 1 Karimun). Tesis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan

Firikawati, Lina. (2010). Pengaruh Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan.

Frinces, Z. Helfin. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha). Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2008). Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : PT Bumi Aksara

Huda, Miftachul. (2010). Apa Yang Salah Dengan Pengangguran Terdidik?. [Online].

Tersedia:http://www.socialworkers.or.id/index.php?option=com_content&

view=article&id=14:apa-yang-salah-dengan-pengangguran-terdidik&catid=2:artikel-umum[10 September 2009]

Julianto, A.P. (2007). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian Anak Usia Sekolah Di SDN Panjang Wetan 01 Pekalongan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Semarang. Tidak diterbitkan.

Karim, Linus. (2002). Hubungan Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Dengan Kesadaran Membayar PBB. [Online].

Tersedia : http://guruvalah.20m.com/hubungan_pendapatan.pdf [18 Mei 2011]

Khurniatun, Sri. (2009). Cerdas & Cerdik Mengelola Uang. Jakarta : Penerbit Transmedia.

(64)

130 Maftukhah. (2007). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMPN Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Miftah. (2010). Pengertian Data Nominal, Interval, Rasio, Ordinal. [Online]. Tersedia : http://ahmad-miftah-unindra.blogspot.com/2010/03/pengertian-data-nominal-interval-rasio.html [17 Maret 2010]

Moekijat. (2007). Penilaian Pekerjaan Untuk Menentukan Gaji & Upah. Bandung : Penerbit Mandar Maju.

Mujiman, Haris. (2007). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Mun’im, Ahmad. (2010). Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan Dengan Minat Berwiraswasta Siswa Kelas III SMK

Negeri 1 Samarinda. [Online]. Tersedia :

http://bengkelmotorarmes.blogspot.com/2010/10/copyright-www.html [8 Oktober 2010]

Narsoyo, Tedjo. (1988). Hubungan Antara Prestasi Kerja Dengan Kemampuan Kognitif, Keterampilan Psikomotorik Dan Kepuasan Kerja Karyawan Lulusan STM dan SMA. Tesis Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Bandung. Tidak diterbitkan.

Ngalim Purwanto. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remadja Rosdakarya

Nurkhan. (2005). Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwiraswasta Siswa Kelas II Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Tulis Batang Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Purnama, Dian. (2010). Cermat Memilih Sekolah Menengah Yang Tepat. Jakarta : Penerbit Gagasmedia

Pratiwi, Amalia Putri. (2009). Hubungan Antara Kecemasan Akademis Dengan Self-Regulated Learning Pada Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di SMA Negeri 3 Surakarta. Skripsi Universitas Diponegoro. Tidak diterbitkan.

(65)

131 Reksoatmodjo, Tedjo N. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan.

Bandung : PT Refika Aditama.

Rianse, Usman. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Teori dan Aplikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Penerbit Alfabeta

Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Saomah, Aas. (2010). Konsep Diri Dan Kemandirian Remaja. [Online] Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING

AN/196103171987032-AAS_SAOMAH/PP_KONSEP_DIRI_DAN_KEMANDIRIANx.pdf [26

April 2011]

Sardiman. AM. (2001). Interaksi dan Motivasi. Jakarta : Rineka Cipta

Schippers, U. dan Patriana, D.M. (1994). Pendidikan Kejuruan Di Indonesia. Bandung : Penerbit Angkasa

Siagian, Sondang.(2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya.Jakarta : PT Rineka Cipta

Singarimbun, Masri. (2006). Metode Penelitian Survai. Jakarta : Penerbit LP3ES Soemanto, Wasty. (2006). Pendidikan Wiraswasta, Sekuncup Ide Operasional.

Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta.

Suherman, Eman. (2010). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung : Penerbit Alfabeta

(66)

132 Sulaiman, Wahid. (2004). Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta :

Penerbit ANDI

Sulistiono, Dwi. (2007). Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Diklat Motor Bensin Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tulis Kabupaten Batang. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan

Sunarwan, Dadang. (2005). Hubungan Hasil Pelatihan, Motivasi Berprestasi Dan Lingkungan Sosial Dengan Perilaku Wirausaha Pemuda Desa Dalam Usaha Budidaya Ikan Binaan UPTD-SKB dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan

Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : Media Pressindo

Suparman Sumahawijaya. (2002). Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan. Bandung: Aksara.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali

Suryana, Y.dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan. Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta : Penerbit Kencana.

Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Tahar, I.dan Enceng. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, [Online],Volume 7, Nomor 2, halaman 91-101. Jakarta : Universitas Terbuka. Tersedia : http://lppm.ut.ac.id/ptjj/72sept06/tahar.pdf [26 April 2011]

Trihendradi, Cornelius. (2005). Step By Step SPSS 13 : Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Gambar

Tabel 4.18
Tabel 3.1. Kisi instrumen Kemandirian Belajar
Tabel 3.2. Kisi instrumen Motivasi Berwirausaha
Tabel 3.5. Kriteria skor angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media Teknologi Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka salah satu masalah yang ingin dianalisis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka salah satu masalah yang ingin dianalisis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui peran nilai