• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF BERBASIS KOMPETENSI KUNCI MAYER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN: Studi Pengembangan Model pada Siswa Kelas X SMA/MA di Temanggung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF BERBASIS KOMPETENSI KUNCI MAYER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN: Studi Pengembangan Model pada Siswa Kelas X SMA/MA di Temanggung."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR………. iii

ABSTRAK……….. iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR BAGAN……...………... xi

DAFTAR LAMPIRAN..………. xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian..………. 1

B.Rumusan Masalah………... 5

C.Tujuan Penelitian……… 6

D.Manfaat Penelitian………... 6

E. Anggapan Dasar………... 7

F. Hipotesis………... 8

G. Definisi Operasional……… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Model Pembelajaran Menulis Kreatif…..………... 11

1. Model Pembelajaran………... 11

a. Pengertian Model Pembelajaran………. 11

b. Teori Pendukung Model Pembelajaran………... 13

2. Menulis Kreatif………... 16

3. Contoh Model pembelajaran Menulis Kreatif………... 16

B.Kompetensi Kunci Mayer………... 19

1. Pengertian Kompetensi Kunci Mayer……….……… 19

2. Indikator Kompetensi Kunci Mayer……….……….. 20

C.Kemampuan Menulis Cerpen………. 23

1. Kemampuan Menulis ……...……….. 23

a. Pengertian Menulis………. 23

(2)

b. Ciri-ciri Cerpen………... 27

c. Unsur-unsur Cerpen……… 28

d. Pembelajaran Menulis Cerpen di SMA……….. 32

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian……… 35

B.Instrumen Penelitian………... 37

C.Teknik Pengumpulan Data……….. 38

D.Prosedur Penelitian………. 38

1. Tahap Studi Pendahuluan………... 39

2. Tahap Studi Pengembangan……… 39

3. Tahap Evaluasi……… 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian………... 48

1. Studi Pendahuluan………... 48

a. Studi Literatur………. 48

b. Studi Lapangan………... 49

1) Potensi Siswa………..………... 49

2) Permasalahan Menulis Cerpen………….………... 50

c. Deskripsi dan Analisis Temuan (Model Faktual)………... 53

2. Studi Pengembangan………... 55

a. Temuan Draft Desain Model Pembelajaran……….…...… 55

b. Penyusunan Perangkat Model Pembelajaran……….…... 60

c. Uji Coba Terbatas………... 60

1) Hasil Tes Uji Coba Terbatas………...……… 61

a) Uji Coba Terbatas Kelas X-5 MAN Temanggung………. 59

(3)

3) Hasil Observasi Pembelajaran Uji Coba Terbatas……….. 66

4) Analisis Hasil Observasi Pembelajaran Uji Coba Terbatas………... 79

5) Hasil Wawancara Uji Coba Terbatas……….. 79

6) Analisis Hasil Wawancara Uji Coba Terbatas………...………. 82

d. Evaluasi dan perbaikan………... 82

e. Uji Coba Lebih Luas………...……….………... 84

1) Hasil Tes Uji Coba Lebih Luas………... 84

a) Uji Coba Lebih luas Kelas X-2 SMA N 1 Temanggung……… 84

b) Uji Coba Lebih Luas Kelas X SMA Islam Sudirman Tembarak……… 85

c) Uji Coba Lebih Luas Kelas X-3 SMA PGRI Temanggung ……….. 86

2) Analisis Hasil Tes Uji Coba Lebih Luas………. 87

3) Hasil Observasi Pembelajaran Uji Coba Lebih Luas……….…. 91

4) Analisis Hasil Observasi Pembelajaran Uji Coba Lebih Luas………... 107

5) Hasil Wawancara Uji Coba Lebih Luas……….. 108

6) Analisis Hasil Wawancara Uji Coba Lebih Luas………... 113

f. Evaluasi dan Penyempurnaan………. 114

g. Model Hipotetik……….. 115

3. Tahap Evaluasi……….. 116

a. Tes Awal………. 116

b. Implementasi Model……… 116

c. Tes Akhir……… 117

(4)

2) Analisis Hasil Tes Tahap Evaluasi MA Assalam Temanggung……….. 119

3) Hasil Observasi Tahap Evaluasi MA Assalam Temanggung……… 121

4) Analisis Hasil Observasi Tahap Evaluasi MA Assalam Temanggung….. 127

5) Hasil Wawancara Tahap Evaluasi MA Asssalam Temanggung……….. 128

6) Analisis Hasil Wawancara Tahap Evaluasi MA Assalam Temanggung 130 B.Pembahasan Penelitian……… 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. 134

B.Saran………... 137

DAFTAR PUSTAKA………. 138

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sastra merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Buku-buku bermuatan sastra kini telah banyak dipublikasikan melalui toko-toko buku maupun di sejumlah pameran buku. Buku-buku tersebut juga tersedia di perpustakaan-perpustakaan pada tingkat sekolah formal. Oleh karena itu, sebagian remaja pun juga bisa menikmati hasil karya sastra dengan membaca novel, kumpulan puisi, atau kumpulan cerpen yang bisa mereka dapatkan di sekolah.

Pembelajaran sastra Indonesia pada tingkat pendidikan formal menempati posisi yang cukup ideal. Hal ini terlihat pada pencantuman materi-materi yang terkait dengan sastra pada kurikulum pembelajaran. Dalam Kurikilum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) baik novel, puisi, cerpen dan materi-materi sastra yang lain telah diatur sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat menguasai kompetensi yang terkait dengan sastra. Selain itu materi sastra juga telah dimasukkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia.Dengan demikian, terlihat bahwa kesempatan setiap siswa untuk mendalami sastra pada dasarnya sudah cukup tinggi.

(6)

memuat Kompetensi Dasar yang berbunyi: Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,peristiwa,latar) dan menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar).

Dalam ruang lingkup mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang terdiri atas empat komponen (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis), materi menulis cerpen berada di dalam aspek menulis.KTSP menempatkan pembelajaran menulis cerpen sejak siswa berada pada kelas IX SMP/MTS sampai siswa kelas XII SMA/MA.Oleh karena itulah, pada pelaksanaannya siswa bukan hanya dituntut untuk mengapresiasi cerpen, melainkan juga sudah mulai dibimbing menulis cerpen.

Pencantuman materi yang terkait dengan sastra dalam kurikulum ternyata belum sepenuhnya dapat menghasilkan cerpen-cerpen yang berkualitas di masyarakat. Banyaknya buku kumpulan cerpen remaja menunjukkan bahwa pada masa sekarang ini bermunculan penulis-penulis remaja yang menerbitkan buku-buku kumpulan cerpen di Indonesia.Namun, pada kenyataanya cerpen-cerpen tersebut belum tentu menarik.Masih banyak permasalahan pada hasil cerpen yang mereka tulis sehingga cerpen-cerpen tersebut menjadi kurang berkualitas.

(7)

pihak guru, media dan metode mengajar, dan dari kurikulum. Permasalahan-permasalahan tersebut bisa saja menjadi penghambat tercapainya indikator pembelajaran jika tidak segera ditindaklanjuti oleh guru.

Berdasarkan observasi dan keterangan yang telah peneliti dapatkan dari beberapa orang siswa dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah menengah, pembelajaran menulis cerpen siswa masih tergolong belum berhasil. Belum berhasilnya proses pembelajaran menulis cerpen disebabkan oleh beberapa masalah. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran menulis cerpen adalah siswa kurang termotivasi untuk menulis cerpen. Kurangnya motivasi siswa ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain siswa tidak tahu manfaat menulis cerpen. Siswa merasa bahwa menulis cerpen berasal dari bakat bukan suatu proses yang bisa dilatih. Siswa merasa bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang membosankan sehingga mereka pun malas untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan didalamnya.

(8)

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tentang pembelajaran menulis cerpen adalah dengan pengembangan inovasi pembelajaran. Inovasi bisa dilakukan melalui berbagai aspek, misalnya,dari aspek media, metode, dan teknik yang digunakan oleh guru.Selain itu inovasi bisa dilakukan dengan memunculkan model-model pembelajaran yang baru. Dengan dibuatnya model-model pembelajaran yang baru diharapkan dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa.

Sejauh ini, di Indonesia telah banyak penelitian yang memodifikasi sebuah model pembelajaran berbasis kompetensi kunci Mayer. Contoh penelitian yang mendasarkan pada kemampuan generik (kompetensi kunci Mayer) dilakukan tahun 2008 yang berjudul Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum untuk

meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi (Studi Penelitian dan

Pengembangan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan) oleh Taufik Rahman.

Penelitian ini menciptakan sebuah program pembelajaran praktikum dan mengujicobakannya pada calon guru biologi. Hasil dari penelitian itu menyatakan bahwa program yang telah dirancang teruji sesuai dan valid dapat meningkatkan kemampuan praktikum calon guru biologi. Di samping itu, penelitian tersebut merekomendasikan agar hasil penelitian hendaknya diteliti lebih lanjut dengan melibatkan disiplin ilmu yang beragam.

(9)

yang menyatakan: the Key Competencies have the potential to benefit all students

because they assist educators in realising the relevance of general education.

(Terjemahan: Kompetensi-kompetensi kunci (key competencies) mempunyai potensi untuk kepentingan semua siswa karena kemampuan-kemampuan tersebut membantu peserta didik dalam kaitannya dengan seluruh bidang pendidikan).

Dengan melihat adanya referensi tentang kompetensi kunci Mayer, dan kondisi-kondisi di lapangan tentang menulis cerpen dan pembelajarannya, penelitian ini diarahkan untuk memodifikasi sebuah model pembelajaran. Peneliti mencoba mengembangkan model yang dikembangkan dengan memasukkan unsur kompetensi kunci Mayer yang berpondasi pada model pembelajaran inkuiri sosial dan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa sehingga hasilnya berkualitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas masalah dalam penelitian ini adalah:

1. bagaimana bentuk model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer yang dapat membantu proses pembelajaran menulis cerpen; dan 2. efektifkah model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer

(10)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. merumuskan bentuk model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer yang dapat membantu proses pembelajaran menulis cerpen; dan 2. mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran menulis kreatif berbasis

kompetensi kunci Mayer dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan dua macammanfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pengembangan keilmuan terutama di bidang pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dansebagai dasar pijakan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini bermanfaat antara lain. a. Mahasiswa Peneliti

1) Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang kemampuan menulis cerpen;

(11)

3) sebagai informasi tambahan lebih lanjut untuk memperluas wawasan tentang kemampuan menulis cerpen.

b. Guru Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

1) Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau kemampuan yang dimiliki siswa dalam menulis cerpen;

2) sebagai bahan acuan masukan dalam mengajarkan sastra, terutama kemampuan menulis cerpen;

3) sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana kemampuan siswa menguasai bentuk tulisan dan gaya bahasa dalam menulis cerpen dengan baik.

c. Siswa

1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka miliki dalam menulis cerpen; dan

2) siswa dapat mengembangkan kemampuan menulis cerpen dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

E. Anggapan Dasar

Hal-hal yang menjadi anggapan dasar penulis dalam mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

2. sesuai dengan perkembangan zaman, inovasi pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan.

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ”Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa pada kelompok eksperimen (kelompok yang menggunakan model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer) dengan kelompok kontrol (kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer)

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep yang ada dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya penjelasan istilah dibawah ini.

1. Model Pembelajaran

(13)

Model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola pembelajaran yang merujuk pada kompetensi kunci Mayer.

2. Menulis Kreatif

Menulis kreatif adalah kegiatan menulis yang bertujuan menuangkan gagasan ekspresif yang mengalir dari pikiran seseorang ke dalam suatu tulisan.

3. Kompetensi Kunci Mayer

Kompetensi kunci Mayer adalah kompetensi-kompetensi kunci yang dirumuskan oleh Eric Mayer.Menurut Mayer (1992) kompetensi kunci-kompetensi kunci dalam belajar antara lain: mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis informasi; mengomunikasikan ide-ide dan informasi; merencanakan pengorganisasian aktivitas-aktivitas; bekerjasama dengan orang lain dan kelompok; menggunakan ide-ide dan teknik matematika; memecahkan masalah; dan menggunakan teknologi (Australian National Training Authority, 2003: 6).

4. Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa mengungkapkan segala sesuatu yang merupakan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami oleh pembacanya.

5. Cerpen

(14)

6. Keefektifan Pembelajaran

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) atau R & D. Pemilihan penggunaan metode R & D dalam penelitian ini didasarkan pada tujuan peneliti untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengancara research and development. Desain yang digunakan adalah dengan menggunakan tahapan kegiatan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dari Borg & Gall yang telah dimodifikasi oleh Sugiyono. Menurut Borg & Gall (2003: 571) penelitian research and development memiliki 10 tahap antara lain sebagai berikut.

1. Identify instructional goals; 2. conduct instructional analysis; 3. analyze learners and context; 4. write performance objectives; 5. develop assessment instruments; 6. develop instructional strategy;

7. develop and select instructional materials;

8. design and conduct formative evaluation of instruction; 9. revise instruction; and

10. design and conduct summative evaluation.

(terjemahan:

1. mengidentifikasikan tujuan pengajaran; 2. mengadakan analisis instruksional; 3. menagalisis siswa dan lingkungannya; 4. merumuskan tujuan kinerja;

5. mengembangkan instrumen penilaian; 6. mengembangkan strategi pengajaran;

(16)

9. revisi pengajaran

10.mendesain dan mengadakan evaluasi sumatif)

Menurut Sugiyono (2010: 434) desain penelitian research and development dapat dilakukan dengan modifikasi tahapan penelitian berikut.

Bagan 3.1

Tahapan Penelitian Research and Development

1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN

3. TAHAP EVALUASI

Studi Lapangan Tentang Bentuk Pembelajaran Program yang Terjadi

Deskripsi dan Analisis

Temuan (Model Faktual)

Studi Literatur

a. Temuan Draft

Desain Model Pembelajaran b. Penyusunan

Perangkat Model

Pembelajaran Uji Coba Terbatas

Evaluasi dan

Perbaikan

Evaluasi dan Penyempurnaan Uji Coba Lebih Luas

Model Hipotetik

a. Tes Awal

b. Implementasi Model c. Tes Akhir

(17)

B. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini antara lain. 1. Tes kemampuan menulis cerpen;

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2003: 530). Tes dalam penelitian ini berbentuk essay. Sebelum dilakukan tes menulis cerpen, lebih dahulu dilakukan pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen tes. Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara konsultasi soal tes kepada ahli. Setelah lembar tes dinyatakan valid dan reliabel maka lembar tersebut bisa digunakan sebagai alat evaluasi model.

2. pedoman penilaian kemampuan menulis cerpen;

Untuk menilai hasil tes siswa, diperlukan pedoman penilaian. Pedoman penilaian dalam penelitian ini merujuk pada modifikasi dari Pusat Penilaian Pendidikan tahun 2003 hlm. 39 (lampiran 4.7.)( Heryanto, 2005 : 57).

3. pedoman observasi; dan

Pedoman observasi dalam penelitian ini dibuat untuk mengetahui kondisi dilapangan ketika proses pembelajaran. Sebelum digunakan, pedoman observasi dikonsultasikan dan divalidasi oleh ahli. Pedoman observasi dapat dilihat pada Lampiran 4.8.

4. pedoman wawancara.

(18)

konsultasi dan perbaikan, pedoman wawancara tersebut siap untuk dijadikan alat pengumpulan data penelitian.Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 4.9.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam awal penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui penelusuran kajian teori yang terkait dengan model pembelajaran berbasis kompetensi kunci Mayer untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut.

1. Tes kemampuan menulis cerpen

Tes dilakukan pada saat melakukan uji coba model pembelajaran, yaitu pada saat uji coba terbatas, uji coba lebih luas, dan tahap evaluasi.

2. Observasi.

Observasi merupakan pengamatan terhadap kondisi ketika uji coba model pembelajaran yang akan dikembangkan. Seperti halnya tes, observasi juga dilakukan pada saat uji coba terbatas, uji coba yang lebih luas.

3. Wawancara

Pengumpulan data dengan teknik wawancara ini dilakukan pada tahap akhir penelitian. Hasil wawancara ini digunakan sebagai pelengkap bahan pertimbangan untuk evaluasi dan penyempurnaan model.

D. Prosedur Penelitian

(19)

evaluasi. Dalam penelitian tentang pengembangan model pembelajaran menulis cerpen berbasis kompetensi kunci Mayer ini tahapan-tahapan diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan.Tahap ini terdiri atas tiga langkah, yaitu studi literatur, studi lapangan tentang bentuk pembelajaran program yang terjadi, dan deskripsi dan analisis temuan (model faktual).

Studi literatur merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Studi lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan meliputi pelaksanaan pembelajaran dan faktor-faktor pendukung seperti: sarana, media dan sumber-sumber belajar.

Setelah studi literatur dan studi lapangan penelitian dilanjutkan dengan deskripsi dan analisis temuan (model faktual). Model yang dirancang pada langkah ini adalah model pembelajaran berbasis kompetensi kunci Mayer.

2. Tahap Studi Pengembangan

(20)

pembelajaran yang dikembangkan dan menyusun perangkatnya. Yang dimaksud dengan perangkat di sini adalah hal-hal yang berkaitan pelaksanaan uji coba model yang akan dikembangkan, yaitu RPP, media, sumber belajar dsb. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan uji coba terbatas dan uji coba lebih luas dengan desain uji coba sebagai berikut.

[image:20.612.114.526.212.684.2]

a. Uji coba terbatas 1) Desain uji coba:

Tabel 3.1

The One-Shot Case Study Design

X O

Treatment Observation

(Dependent Variable)

Fraenkel & Wallen (2007: 271) 2) Populasi: Siswa Kelas X-5 dan X-6 MAN Temanggung

3) Sampel: Pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu mengambil satu kelas siswa sebagai subyek penelitian dari kelas yang ditentukan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Menanyakan kepada guru kelas mana yang ditunjuk untuk dijadikan subjek penelitian.

b. Uji coba lebih luas 1) Desain uji coba:

Tabel 3.2

The One-Shot Case Study Design

X O

Treatment Observation

(Dependent Variable)

(21)

2) Populasi: Siswa Kelas X SMA N 1 Temanggung, SMA Islam Sudirman Tembarak, dan siswa kelas X SMA PGRI Temanggung

3) Sampel: Pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu mengambil satu kelas siswa sebagai subyek penelitian dari kelas yang ditentukan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia masing-masing sekolah. Menanyakan kepada guru kelas mana yang ditunjuk untuk dijadikan subjek penelitian.

Setelah pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan analisis data dan evaluasi model pembelajaran, demikian pula pada uji coba lebih luas. Teknik analisis data yang dilakukan pada masing-masing uji coba adalah sebagai berikut.

(22)

a. Uji persyaratan analisis 1) Uji normalitas sebaran

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang tersaring dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.Rumus yang digunakan menurut Arikunto (2006: 290) adalah rumus Chi kuadrat sebagai berikut.

�2 = �0− �ℎ

2

�ℎ

Keterangan :

�2 : Chi kuadrat

�0 : frekuensi observasi sampel �ℎ : frekuensi yang diharapkan

Apabila diperoleh dari perhitungan ternyata harga �2 sama atau lebih besar dari harga titik �2 yang tertera dalam tabel sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah ada perbedaan yang meyakinkan antara

�0dengan �ℎ . Akan tetapi bila perhitungannya lebih kecil maka kesimpulannya tidak

ada perbedaan yang meyakinkan antara �0 dengan �ℎ .

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini ditujukan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Rumus yang digunakan yaitu uji F menurut Sugiyono (1993: 160) sebagai berikut.

� = �1

2

�2

(23)

Keterangan :

F : koefisien F tes

�1

2

: varians kelompok I (terbesar)

�1

2

: varians kelompok II (terkecil)

Jika diperoleh signifikansi hitung lebih kecil dari signifikansi tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti varians dari kedua kelompok itu dalam populasinya masing-masing adalah tidak berbeda secara signifikan. Jika signifikansi hitung lebih besar dari signifikansi tabel berarti varians dari dua kelompok tersebut berbeda secara signifikan.

b. Uji statistik

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan antara nilai posttest 1 dengan

posttest 2 perlu diuji secara statistik dengan uji t berkorelasi (related).Rumus yang

digunakan ditunjukkan menurut Sugiyono (2010: 422) sebagai berikut. = � 1− � 2

12 �1

+ 2 2 �2 −

2 1 �1

2 �2

Keterangan:

� 1 : Rata-rata sampel 1 (pretest) � 2 : Rata-rata sampel 2 (posttest)

1 : simpangan baku sampel 1 1 : simpangan baku sampel 2 1

2

(24)

2 2

: varians sampel 2

: korelasi antara dua kelompok

Hasil perhitungan data dengan rumus uji t tersebut dikonsultasikan dengan harga t dalam tabel pada taraf signifikansi 0,05. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis cerpen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Tahap Evaluasi

[image:24.612.117.527.204.629.2]

Tahap evaluasi merupakan langkah akhir research and development. a. Desain uji coba:

Tabel 3.3

The Matching-Only Pretest-posttest Control Group Design

Treatment Group M O X O

Control Group M O C O

Fraenkel & Wallen (2007: 271) b. Populasi: Siswa Kelas X MA Assalam Temanggung

c. Sampel: Pengambilan sampel dengan purposive sampling, yaitu mengambil dua kelas siswa sebagai subyek penelitian dari kelas yang ditentukan oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia, satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Menanyakan kepada guru kelas mana yang ditunjuk untuk dijadikan subjek penelitian.

Berikut ini adalah pengujian yang dilakukan setelah data diperoleh.

(25)

berfungsi untuk menguji normal dan tidaknya sebaran data penelitian. Sedangkan uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil mempunyai varians yang sama dan tidak menunjukkan perbedaan signifikan satu dengan lainnya. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji t. Penggunaan rumus uji t dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran berbasis kemampuan generik untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

a. Uji persyaratan analisis 1) Uji normalitas sebaran

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang tersaring dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.Rumus yang digunakan menurut Arikunto (2006: 290) adalah rumus Chi kuadrat sebagai berikut.

�2 = �0− �ℎ

2

�ℎ

Keterangan :

�2 : Chi kuadrat

�0 : frekuensi observasi sampel �ℎ : frekuensi yang diharapkan

(26)

�0dengan �ℎ . Akan tetapi bila perhitungannya lebih kecil maka kesimpulannya tidak

ada perbedaan yang meyakinkan antara �0 dengan �ℎ .

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini ditujukan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Rumus yang digunakan yaitu uji F menurut Sugiyono (1993: 160) sebagai berikut.

� = �1

2

�2

2

Keterangan :

F : koefisien F tes

�1

2

: varians kelompok I (terbesar)

�1

2

: varians kelompok II (terkecil)

Jika diperoleh signifikansi hitung lebih kecil dari signifikansi tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti varians dari kedua kelompok itu dalam populasinya masing-masing adalah tidak berbeda secara signifikan. Jika signifikansi hitung lebih besar dari signifikansi tabel berarti varians dari dua kelompok tersebut berbeda secara signifikan.

b. Uji statistik

(27)

= � 1− � 2

12 �1

+ 2 2 �2 −

2 1 �1

2 �2

Keterangan:

� 1 : Rata-rata sampel 1 (pretest) � 2 : Rata-rata sampel 2 (posttest)

1 : simpangan baku sampel 1 1 : simpangan baku sampel 2 1

2

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian, tujuan utama penelitian dapat dikatakan berhasil, yaitu dengan tersusunnya bentuk modifikasi model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer. Selain itu, sesuai dengan tujuan penelitian ini model ini tebukti efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

Penelitian ini juga telah dapat menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada BAB I. Berikut ini adalah uraian simpulan berdasarkan rumusan masalah penelitian.

1. Penelitian ini telah merumuskan bentuk model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer yang dapat membantu proses pembelajaran menulis cerpen. Model pembelajaran ini dimodifikasi berdasarkan temuan pada tahap studi literatur dan studi lapangan pembelajaran inkuiri sosial. Selanjutnya model pembelajaran inkuiri sosial dimasuki aspek-aspek kompetensi kunci Mayer dan mengalami perbaikan lagi setelah melalui tahap pengembangan model.

(29)

Bagan 5.1

Kerangka Operasional Model Pembelajaran Menulis Kreatif Berbasis Kemampuan Kunci Mayer (Model Hipotetik)

Kegiatan Guru Langkah Utama

(Kemampuan Kunci Mayer) Kegiatan Siswa Menyajikan konteks masalah (gambar, tema, teks, dsb.)

Menganalisis dan mengorganisasi-kan informasi (gambar,tema, teks dsb.)

Menyadari adanya masalah Menganalisis konteks masalah Mengajukan pertanyaan Menemukan inspirasi menulis cerpen Mengajukan

pertanyaan Mengomunikasi-kan ide dan peristiwa

Mengomunikasikan ide dan peristiwa

Memantau proses pengumpulan data Merencanakan pengorganisasian alur kerangka cerita Merencanakan pengorganisasian dan membuat kerangka cerita Mengelola diskusi

Bekerja sama dengan orang lain secara berpasangan

mengedit kerangka cerita teman Mengajukan pertanyaan Perumusan Generalisasi Merumuskan kesimpulan Tarik generalisasi

Menyajikan Pengayaan Penggunaan teknologi Menghasilkan cerpen Menggunakan teknologi dalam mempublikasikan cerpen

(30)

1 Temanggung, SMA Islam Sudirman Tembarak, SMA PGRI Temanggung, dan MA Assalam.

Uji coba terbatas di MAN Temanggung dilakukan di dua kelas yaltu kelas X-5 dan kelas X-6.Setelah dilihat hasil tesnya, model pembelajaran terbukti efektif diterapkan di kelas X-5 dan X-6. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan pada kelas X-5 diperoleh thitung = 9,347 > ttabel = t(1-α/2)(27) = t(1-0,975)(27) = 2,390. Pada kelas X-6 model pembelajaran juga terbukti efektif. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 17,258 > ttabel = t(1-α/2)(27) = t(1-0,975)(27) = 2,373. Dapat disimpulkan bahwa antara Uji coba 1 (posttest 1) dan Uji coba 2 (posttest 2) berbeda secara signifikan. Dari hasil observasi dan hasil wawancara, model terbukti efektif dengan perbaikan pada tahap diskusi kelompok diganti menjadi diskusi berpasangan.

(31)

Hasil observasi dan hasil wawancara juga memperlihatkan bahwa model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer efektif diterapkan di empat sekolah.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran menulis cerpen sebagai berikut.

1. Model pembelajaran menulis kreatif berbasis kompetensi kunci Mayer layak dipertimbangkan sebagai alternatif model pembelajaran, karena model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Oleh karena itu, sebaiknya guru menggunakan model ini dalam menyampaikan pembelajaran menulis cerpen.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti et al. (1988). Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Parktik

(Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Australian National Training Authority. (2003) .Defining Generic

Skills.online. Tersedia: http//ww.ncver.edu.au.12 Januari 2011 Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006). Standar Isi. Jakarta: BNSP

Borg, Walter R. dan Meredith D. Gall. (2003). Educational Research: an

Introduction. Newyork: Longman

Burroway, J. (2003). Writing fiction: A Guide to Narrative Craft. New York: Longman.

Cahyani, Isah. (2009). Peningkatan Kemampuan Menulis Makalah melalui Model Pembelajaran Berbasis Penelitian pada Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia (Studi Pengembangan Model dan Hasil Pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI). Disertasi pada Sps UPI: tidak diterbitkan.

Carino, Peter. (1991). Basic Writing a First Cause. Newyork: Harper Colius Publisher.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1993).Garis-Garis Besar Program

Pengajaran MataPelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:

Depdikbud.

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen.(2007). How to Design and Evaluate

Researrch in Education. Newyork: Mc.Graw-Hill.

Gerrard, P. (1996). Creative Non-fiction: Researching and Crafting, Stories

from Real Life. Cincinnati: Story Press.

Hatch, Evelyn dan Hossein Farhady.(1982). Research Design and Statistic for

(33)

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruktivisme

http://www.masbied.com/search/model-model-pembelajaran-inovatif-trianto-2007/

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Teori_pembelajaran)

http://search .yahoo.com/search;_ylt=A0oGdUzvXspNt34AgTtXNyoA?ei=UTF-

8&fr=ffds1&p=%2BStudent+Self- Assessment+Outline+%E2%80%93+Mayer+Competencies&fr2=sp-qrw-orig-top&norw=1

http://duniaebook.net/pdf/pembelajaran-apresiasi-cerpen-halimah-fpbs-upi.html

Heryanto, Dwi. (2005). Keefektifan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen di SMA. Tesis pada Sps UPI.Bandung: Tidak diterbitkan.

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2000). Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Nunan, David. (1989). Defining Task for The Communication Classroom. Newyork: Cambridge University Press. Tersedia: http//books.google.co.ide/books?id=NSIMZp9XkHoC&printsec=fro ntcover&dq=nunan&hl=id&ei=mJq6TOLMB42AvqOPrSnDQ&sq= X&oi=book

result&ct=result&resnum=I&ved=0CCq6AEwAA#v=onepage&q&f =false

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran bahasa dan

Sastra.Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Nuryatin, Agus. (2008). Pembelajaran menulis Karya Sastra Cerita Pendek:

Memberi Bekal Life Skill Kepada Siswa. Batu: Hiski

(34)

Rahman, Taufik. (2008). Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik calon Guru Biologi (Studi penelitian dan Pengembangan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Rangkuman Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahmanto, B. dan Hariyanto, P. (1998). Materi Pokok Cerita Rekaan dan

Drama. Jakarta: Depdikbud

Reynolds, Chris dan Tony Mackay.(1997). Generic Skills (Key Competencies)

in Australia - the Way of the Future or a track into the Never

Never?.University of York. Tersedia:

http://www.google.co.id/webhp?q=yus%20rusyana&hl=id&tab=pw# hl=id&biw=1366&bih=606&q=Generic+Skills+%28Key+Competen

cies%29+in+Australia+-+the+Way+of+the+Future+or+a+track+into+the+Never+Never%3F &oq=Generic+Skills+%28Key+Competencies%29+in+Australia+-+the+Way+of+the+Future+or+a+track+into+the+Never+Never%3F

&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=s&gs_upl=-1305109629471l-1305109629471l0l0l0l0l0l0l0l0l0l&fp=6dd8bce97f818dd1

Rusyana, Yus. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumarjo, J. dan Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia

Winataputra, Udin. (1994). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Zulaeha, Ida. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Sosial bagi

Gambar

Tabel 3.1 The One-Shot Case Study Design
Tabel 3.3 The Matching-Only Pretest-posttest Control Group Design

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji beda dengan menggunakan uji Mann Whitney test untuk kedua kelompok menunjukkan hasil probabilitas sebesar 0,032 yang berarti ada perbedaan pengaruh

4.3.3.Pengaruh Family, Perbedaan Cash Flow Rights dan Control Rights, Business Group dan Koneksi Politik Terhadap Holdings Perusahaan ... Kesimpulan dan Saran

1 Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Students Team- achievement Devisions (STAD), metode pembelajaran cooperative script dan kemampuan psikomotorik peserta didik

Variabel yang memperlihatkan kondisi perairan estuaria pada ekosistem mangrove dalam pemodelan ini adalah DIN (Dissolved Inorganic Nitrogen/ nitrogen anorganik

Pengaruh Aktivitas Rekreasi Di Situ Buled Terhadap Motivasi Gerak Dasar Siswa Kelas V SDN 19 Nagri Kaler Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

produktifitas kerja guru adalah dengan melakukan supervisi, baik yang dilakukan oleh5. kepala sekolah maupun

Oksidator etilen dengan bahan pembungkus yang berbeda tidak dapat mempertahankan susut bobot buah tetap rendah selama penyimpanan.. Berdasarkan hasil sidik

Prinsip-prinsip strategi ini yang penting adalah dalam mengorganisasi kegiatan kerjasama suatu komunitas dan mengikut sertakan orang lain yang berpengalaman. Dalam