• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PROGRAM MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMU NEGERI 2 WATAMPONE MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PROGRAM MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMU NEGERI 2 WATAMPONE MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PROGRAM MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMU NEGERI 2 WATAMPONE MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian

Syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

4 ^

Oleh: ST. Nursiah B

999709

PENOIO/*

:&

f&TS&S.

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

OLEH:

PEMBIMBIN

PROF. DR. H .TB. ABIN SYAMSUDDIN

MAKMUN,

M.A

PEMBIMBING II

PROF. DR. NANANG FATTAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

OLEH

KETUA PROGRAM STUDI

ADMINISTRA$ PENDIDIKAN

PROF. DR. H . m ABIN,SA*AMSUDDIN MAKMUN, M.A

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(4)

ABSTRAK

ST. Nursiah, B. Manajemen Hubungan Program Mutu Pelayanan Pendidikan Berbasis Sekolah dengan Hasil Belajar Siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini dilatar belakangi dari data hasil penelitian pendahuluan di

SMU Negeri 2 Watampone Makassar, di mana sekolah tersebut sudah melakukan

program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah. Namun demikian, hasil

belajar yang dicapai siswa belum menunjukkan peningkatan secara signifikan.

Fokus masalah pada penelitian ini Apakah terdapat hubungan antara

program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar yang

dicapai siswa SMU Negeri 2 Watampone Makassar?

Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui mutu pelayanan pendidikan

berbasis sekolah, (2) mengetahui keberhasilan belajar siswa SMU Negeri 2

Watampone, dan (3) mengetahui hubungan antara program mutu pelayanan

pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2

Watampone, Sulawesi Selatan.

Prosedur penelitian yang ditempuh, setelah penulis menemukan masalah

penelitian maka menetapkan metode penelitian. Dalam kegiatannya ditetapkan

lokasi peneltian, metode yang digunakan dalam penelitian, penentuan subyek

penelitian, instrument penelitian dan teknik analisis data hasil penelitian.

Temuan dari penelitian ini, dilihat dari kompetensi guru dan fasilitas

pendidikan pelayanan mutu pendidikan di SMU Negeri 2 Watampone Makassar

sudah memenuhi norma manajemen berbasis sekolah. Begitu juga hasil belajar yang dicapai siswa termasuk berhasil, indikasinya setiap tahun siswa yang

diterima di Perguruan Tinggi Negeri semakin meningkat.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pelaksanaan program mutu

pelayanan pendidikan berbasis sekolah memberikan kontribusi positif bagi

peningkatan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Propinsi

Sulawesi Selatan.

Menyadari akan keterbatasan yang penulis miliki, tentu tesis ini masih

banyak kekurangannya. Kepada pembaca yang bersedia memberikan perbaikan

(5)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR i

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian 5

C. Hipotesis Penelitian 6

D. Kerangka Berpikir Penelitian 7

E. Tujuan Penelitian 11

F. Manfaat Penelitian 12

G. Sistematika Pembahasan 13

BAB II LANDASAN TEORITIS 15

A. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah 15

B. Program Pelayanan Pendidikan Berbasis Sekolah 16 C. Fasilitas Pelayanan Pendidikan 20

D. Kompetensi Guru Dalam Proses Pelayanan Mutu

Pendidikan 22

E. Ebta dan Ebtanas 27

F. Hubungan antara program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar 38

BAB III PROSEDUR PENELITIAN : 43

A. Metode Penelitian :... 43

B. Desain Penelitian 44

C. Operasional Variabel 44

D. Populasi dan Sampel 45

E. Teknik dan Pengumpulan Data 45

F. Analisis Data Penelitian 46

G. Struktur Laporan 48

H. Jadwal Penelitian 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50

A. Deskripsi obyek Penelitian 50

B. Program Pelayanan Pendidikan Berbasis Sekolah 63

1. Deskripsi Data Penelitian 63

1) Fasilitas Pendidikan 63

2) Kompetensi Guru 65

3) Hasil Belajar Siswa 67

(6)

4) Hubungan Kualitas Pelayanan Mutu Pendidikan Dengan Pencapaian Hasil Belajar 69

C. Pembahasan 71

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 77

A. Kesimpulan 77

B. Implikasi 78

C. Rekomendasi 79

(7)

DAFTAR GAMBAR

NO Nama Gambar Hal

1. 2.

j .

4. 5.

Model Hubungan Antara Beberapa Variabel Mutu Pelayanan Pendidikan Berbasis Sekolah dengan Hasil Belajar siswa

Skema Kerangka Pemikiran

Histogram Skor Fasilitas Pendidikan Histogram Skor Kompetensi Guru Histogram Skor Hasil Belajar

11 42 65 67 69

(8)

DAFTAR TABEL

NO Nama Gambar Hal

1. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Siswa 29

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar / NEM. 37

J . Keadaan Siswa SMU Negeri 2 Watampone Tahun 2001 52

4. Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Pendidikan 64

5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa 68

6. Tabulasi Data Hubungan antara Kualitas Pelayanan Pendidikan

dengan Hasil Belajarnya 70

7. Perhitungan Chi-Kuadrat 70

8. Daftar Rangkuman Hasil Analisis Korelasi 73

9. Hasil Rangkuman Uji Keberartian Koefisien Korelasi anatar

variabel 74

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesadaran pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan saat ini semakin tinggi, hal ini tentu terkait dengan tantangan abad ke-21 terhadap dunia pendidikan di Indonesia yang semakin berat. Menurut Yaumul C.A. Achir

(1997: 118) bahwa, "Lembaga pendidikan harus mengemban tugas menciptakan manusia baru Indonesia yang sadar dan menguasai IPTEK, IMTAQ, dan etika'\ Pemikiran ini sangat logis mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalalian antara lain dapat dipecahkan dengan upaya

penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa

manusia ke dalam era Persaingan global, yang merupakan ciri abad ke-21.

Uraian diatas juga meriggambarkan bahwa ilmu pengethauan dan

teknologi, keterampilan. keahlian, kemahiran yang memberi bobot kepadaoutput

pendidikan segera mungkin untuk diberi prioritas.

Pada masa lampau, yaitu sebelum Pelita V, kebijakan pendidikan lebih mengarah pada laju peningkatan pemerataan yangcepattetapi muturendah.Sejak

Pelita V diusahakan untuk berubah ke laju peningkatan pemerataan rendah tapi

mutu tinggi. Untuk kondisi sekarang ini tentu yang terbaik adalah mempercepat

(10)

partisipasi semakin tinggi dan merata. Sedangkan mutu pendidikan harus terus

menerus berkembang. Dilema antara kuantitas dan kualitas harus segera

dipecahkan, sementara relevansi dan efisiensi harus makin diutamakan.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan

sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Namun secara empiris upaya pemerintah tersebut belum cukup signiflkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai mata pelajaran pada

jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan dapat dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali untuk beberapa

sekolah yang jumlahnya relative kecil.

Menurut Umaedi (1999:2) bahwa ada dua faktor yang menyebabkan

mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil,

yaitu:

Pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input-oriented. Strategi yang dimaksud lebih bersandar kepada asumsi bilamana semua input pendidikan telah terpenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendiikan akan dapat menghasilkan output yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Kedua,

(11)

tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di

tingkat mikro (sekolah).

Pendapat diatas memberikan pemahaman bahwa pembangunan pendidikan

bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus

memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang

mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu, tetapi tidak menjamin dapat secara

otomatis meningkatkan mutu pendidikan. Disamping itu mengingat sekolah

sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman

potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi

lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan

dinamis dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas

pendidikan*Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai

keragamannya itu, diberi kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya

sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya.

Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan proses peningkatan mutu tetap

terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional

untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut. Dalam

hal ini, para ahli berupaya melakukan penyelidikan untuk menemukan pendekatan

baru, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang dengan

melalui basis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan.

~^~"••'

Pendekatan ini, kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu

pendidikan berbasis sekolah.

Kajian peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (School Based

(12)

antara sekolah, masyarakat dan pemerintah dengan tanggung jawab

masing-masing ini, berkembang didasarkan keinginan pemberian kemandirian kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang

ada.

('*>¥•

Dalam kaitannya dengan uraian diatas Umaedi (1999:4) menyatakan

bahwa: "sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kondisi lingkungannya (kelebihan dan kekurangannya) untuk kemudian melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke dalam kebijakan mikro". Dalam hal ini sekolali harus

mampu membuat program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan

dievaluasi oleh sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya

masing-masing. Target utamanya yaitu menentukan target mutu yang ingin

dicapai dalam setiap kurun waktu.

Konsep diatas, oleh beberapa sekolah sebenarnya telah diujicobakan, termasuk di SMU Negeri 2 Watampone Propinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan studi eksplorasi di sekolah tersebut, bahwa upaya memberikan pelayanan peningkatan mutu pendidikan telah berjalan hampir tiga tahun, namun dilihat dari segi indikator hasil Nilai Ebtanas Murni (NEM) siswa. Data sementara yang penulis peroleh NEM siswa SMU Negeri 21 Bandung pada tahun ajaran

1996/1997 untuk program studi IPS diperoleh nilai rata-rata 5,29 dan untuk

program studi IPA diperoleh nilai rata-rata 4,86. Pada tahun pelajaran 1997/1998

(13)

diperoleh nilai rata-rata 4,43. Sedangkan pada tahun pelajaran 1998/1999

diperoleh nilai rata-rata untuk Program Studi IPS sebesar 4,42 dan untuk program

studi IPA diperoleh nilai rata-rata 4,41.

Fenomena diatas tampak adanya masalah. pada satu sisi sekolah telah

melakukan upaya meningkatkan pelayanan mutu pendidikan berbasis sekolah, namun pada sisi lain hasil belajar siswa diukur dari indikator NEM tidak

menunjukkan hasil yang optimal. Masalah tersebut perlu adanya kajian yang mendalam dengan pendekatan ilmiah, dengan cara menganalisis variabel-variabel

yang diduga kuat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di SMU Negeri 2

Watmapone Propinsi Sulawesi Selatan.

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, diperoleh gambaran tentang pentingnya usaha-usaha pelayanan peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada basis

sekolah, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap keberhasilan sekolah yang antara lain meningkatnya hasil NEM siswa. Namun demikian, upaya memberikan pelayanan yang bermutu tidak terlepas dari fasilitas dan kompetensi guru yang langsung berkaitan dengan kebutuhan belajar siswa.

Untuk memperoleh gambaran yang valid dan reliabel tentang pelaksanaan

pelayanan mutu pendidikan berbasis sekolah dan hasil NEM siswa SMU Negeri 2 Watampone Propinsi Sulawesi Selatan, maka penelitian ini akan menganalisis

(14)

berbasis sekolah dengan hasil NEM siswa di SMU Negeri 2 Watampone Propinsi

Sulawesi Selatan.

Agar pembahasan ini terarah, maka penulis perlu melakukan perumusan masalah secara spesifik dan berkesinambungan, yaitu "Bagaimana poia

hubungan antara program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah

dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi

Sulawesi SelatanT. Pertanyanan ini selanjutnya terbagi atas dua pertanyaan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas pendidikan dalam program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Propinsi Sulawesi Makassar Selatan? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dalam

program mutu pelayanan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU

Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan?

C. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan dua hipotesis penelitian, adalah

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas pendidikan dalam program mutu pelayanan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2

(15)

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dalam program

mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar Sulawesi Selatan.

D. Kerangka Berpikir Penelitian

Pelayanan dalam ilmu ekonomi tergolong pada jends kegiatan jasa. Philip Kotler (1997: 83) menyatakan bahwa, "pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak atau pihak lain dan pada dasarnya tidak

terwujud. serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk produksinya mungkin atau mungkin juga tidak dikaitkan dengan sesuatu produk fisik". Selanjutnya Philip Kotler (1997: 83) memberikan konsep perbandingan tentang

pelayanan dengan barang, yang menurutnya memiliki empat ciri, yaitu: (a) jasa tidak dapat dirasakan sbelum dibeli oleh nasabah, (b) proses operasi jasa harus

bersamaan waktunya dengan saat pemakaian nasabah, (c) unsur jasa sangat bervariasi. dan (d) jasa tidak dapat disimpan. Dari pendapat tersebut diperoleh

pemahaman bahwa ciri-ciri pemasaran jasa atau pelayanan sangat berbeda dengan

pemasaran barang.

Pendapat lain tentang konsep pelayanan dikemukan oleh Zithaml, Berry dan Parasurraman (1990: 42) bahwa terdapat 5 dimensi pokok yang berkaitan dengan pelayanan, yaitu: (1) bukti langsung (tangibles) yang meliputi: fasilitas

fisik perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi, (2) keandalan (reliability) yaitu berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan dengan akurat dan

(16)

personil untuk membantu pelanggan dan memberikan pStetyam»=Secara tanggap,

(4) jaminan (assurance) yaitu mencakup pengetahuan dan kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya serta bebas dari resiko atau bahaya dan keraguan bagi pelanggan. dan (5) empathy, yaitu dimensi yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, memberikan perhatian secara pribadi

dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Program pelayanan dalam kegiatan pendidikan dikenal dengan istilah layanan bimbingan (Guidance Services). Para ahli pendidikan mendefinisikan pelayanan bimbingan dengan cara yang bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakekat, tujuan dan prosedur yang serupa. Dalam hal ini Abin Syamsuddin Makmun (1998: 188) memberikan pengertian pelayanan bimbingan sebagai

berikut:

1) Pelayanan bimbingan (guidance services) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu tertentu.

2) Agar yang bersangkutan dapat mencapat taraf perkembangan dan

kebahagiaan secara optimal,

3) Lingkungannya dengan melalui proses pengenalan, pemahaman, penerimaan,

pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri

maupun terhadap orang lain.

Menurut Robson (1996: 1-6) bahwa setiap siswa sebenarnya potensial untuk menghadapi masalah (baik disadari maupun tidak). Sampai batas tertentu mungkin mereka dapat menyelesaikan sendiri tanpa memerlukan pelayanan orang lain. Atau, memang tidak mampu menyadari bahwa ia sesungguhnya memerlukan

bantuan orang lain.

Pelayanan dalam kegiatan pendidikan tentu memiliki tujuan. Menurut

(17)

hendak dicapai oleh pelayanan yaitu identik dengan tujuan pembelajaran, yaitu

tercapainya tingkat perkembangan individu secara optimal, sesuai dengan abilitas,

minat, dan kebutuhan-kebutuhannya.

Program pelayanan peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah

memuat rencana detail yang merupakan kegiatan atau tugas operasional sekolah.

Dalam hal ini meliputi: (a) program fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan siswa

dan guru, dan (b) kompetensi guru sebagai pelayan siswa. Kompetensi guru

sebagai pelayan siswa dalam proses pembelajaran ini meliputi: kompetensi

kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotor.

Kerangka kerja dalam manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolali, diharapkan sekolah dapat bekerja dalam koridor-koridor tertentu antara

lain; (a) sumber daya, sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur

semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan

operasional (administrasi), pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk: (i)

memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengalokasikan dana sesuai dengan

skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu, (ii)

pemisahan antara biaya yang bersifat akademis dari proses pengadaannya, dan

(iii) pengurangan birokrasi pusat; (b) pertanggungjawaban, sekolah dituntut untuk

memiliki akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini

merupakan perpaduan antara komitmen terhadap standar keberhasilan dan

harapan/tuntutan orang tua. Pertanggungjawaban ini bertujuan untuk meyakinkan

bahwa dana masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah

(18)

untuk meyakinkan informasi mengenai apa yang sudah o^eijJaik^t^Mrikulum,

berdasarkan kurikulum standar yang telah ditetapkan secara nasional, sekolah bertangungjawab untuk mengembangkan kurikulum baik dari standar materi (content) dan proses penyampaiannya. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa, untuk melihat progres pencapaian kurikulum, siswa harus dinilai melalui proses tes yang dibuat berdasarkan standar nasional dan mencapai berbagai aspek kognitif, affektif dan psikomotor maupun aspek

psikologi lainnya. Proses ini akan memberikan masukan ulang secara obyektif

kepada orang tua mengenai anak mereka (siswa) dan kepala sekolah yang

bersangkutan maupun sekolah lainnya mengenai performan sekolah sehubungan dengan proses peningkatan mutu pendidikan; dan (d) personil sekolah, sekolah

bertanggungjawab dan terlibat dalam rekturmen (dalam arti penentuan jenis guru

yang diperlukan) dan pembinaan staf struktur sekolali. Kebutuhan guru yang memiliki kompetensi profesionalisme sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Uraian diatas menggambarkan bahwa program pelayanan mutu pendidikan di sekolah cukup luas. Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil dua sub variable yang diduga mempengaruhi terhadap keberhasilan NEM siswa (Y). Sub variable independent tersebut yaitu: (1) fasilitas pendidikan yang dibutuhkan

dalam proses pembelajaran (X|), dan (2) kompetensi guru dalam memberikan

pelayanan kepada siswa (X2). Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data

NEM siswa diperoleh melalui studi dokumen hasil Ebtanas tahun pelajaran

(19)

11

peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah, penulis menyebarkan kuisioner yang telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk itu paradigma dalam penelitian ini penulis gambarkan sebagai berikut:

Mutu Program Mutu Pelayanan

Fasilitas

Pendidikan (X,)

Kompetensi Guru (X2)

Hasil Belajar Siswa

Y

Gambar 1: Model Hubungan antara Beberapa Variabel Mutu Pelayanan Pendidikan Berbasis Sekolah dengan Hasil Belajar Siswa

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh dan mendapatkan data serta

informasi tentang program pelayanan peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolah dan hasil NEM siswa. ICemudian data dan informasi tersebut

diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan, sehingga akhir penelitian ini

dapat mendeskripsikan sekaligus menjelaskan sejauh mana hubungan program

pelayanan peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah dengan hasil NEM

(20)

12

Sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasikan diatas, dan maksud

penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui gambaran empirik hubungan antara program mutu

pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil belajar siswa di SMU

Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

2. Untuk mengetahui gambaran empirik hubungan antara fasilitas pendidikan

dalam program mutu pelayanan pendidikan berbasis sekolah dengan hasil

belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi Sulawesi

Selatan.

3. Untuk mengetahui gambaran empirik hubungan antara kompetensi guru

dengan hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi

Sulawesi Selatan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan manajemen pendidikan di lingkungan SMU dan keberhasilan belajar siswa dengan menerapkan konsep Maiiajenien

Berbasis Sekolah. 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat membantu menjelaskan strategi penerapan

manajemen mutu pendidikan berbasis sekolah dengan memperhatikan kajian

(21)

13

kepala sekolah, pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen pendidikan

berbasis sekolah sangat penting. Karena dengan mengetahui teknik manajemen dan penerapannya di sekolah, maka akan digunakan strategi

pengelolaan lembaga pendidikan yang tepat bagi setiap jenjang pendidikan dalam hal ini SMU Negeri 2 Watampone Makassar Sulawesi Selatan. Temuan ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang factor-faktor yang

menyebabkan keberhasilan belajar siswa.

G. Sistematika Pembahasan

Tesis ini berjudul: "Manajemen Program Mutu Pelayanan

Pendidikan Berbasis Sekolah Dengan Hasil Belajar Siswa Di SMU Negeri 2

Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan (Studi Tentang Hubungan

Antara Fasilitas Pendidikan dan Kompetensi Guru Dengan Hasil Balajar

Siswa)".

Tesis ini disusun dalam lima bab, setiap babnya secara garis besar memuat

sebagai berikut:

Bab Pertama, mengungkap hal-hal yang menjadi dasar penelitian ini

dilakukan. Uraian tersebut mencakup: latar belakang masalah, permasalahan dan

pertanyaan masalah, paradigma penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab Kedua, dalam bab ini diuraikan berbagai kajian teoritis yang relevan

(22)

14

Bab Ketiga, Metodologi Penelitian, dalam pembahasannya diuraikan

tentang metode penelitian yang digunakan, Desain Penelitian, Operasional Variabel, Populasi dan Sanipel, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

Bab Keempat, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam uraiannya

dijelaskan tentang: Deskripsi obyek penelitian, Program pelayanan pendidikan

berbasis sekolah, dan pembahasan.

Bab Kelima, membahas kesimpulan, implikasi dan rekomendasi.

(23)
(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif, dengan metode ini penulis berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada masa sekarang. Sebagaimana dikemukakan Muhammad Ali (1985:120) bahwa "Metode penelitian Deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permsalahan yang sedang dihadapi pada masa sekarang".

Sehubungan dengan permasalahan penelitian yang penulis teliti

merupakan permasalahan-permasalahan yang sedang aktual pada masa sekarang yaitu tentang kecenderungan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. Oleh karena itu untuk menelitinya digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian deskriptif memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang

gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat

(objek) yang diteliti. Pendekatan tersebut dapat mengungkapkan secara hidup

kaitan antara berbagai gejala sosial, suatau hal yang tidak dapat dicapai oleh

penelitian yang bersifat merangkum (Singarimbun dan Efendi, 1989: 78).

Penelitian ini diarahkan untuk menemukan tentang penilaian terhadap

"Hubungan Antara Fasilitas Pendidikan dan Kompetensi Guru Dalam

program mutu pelayanan pendidikan Berbasis Sekolah dengan Pencapaian

Hasil Belajar Siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Sulawesi

Selatan". Penelitian ini selanjutnya diarahkan untuk menguji hipotesis yang

(25)

44

didasarkan atas data-data kuantitatif yang ada berkenaan dengan variabel-variabel

penelitian..

B. Desain Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 2 Watampone Makassar

Sulawesi Selatan, adapun objek yang diteliti tersebut yaitu program pelayanan

mutu pendidikan berbasis sekolah. Dalam manajemen peningkatan mutu

pendidikan berbasis sekolah, obyek obyek yang akan diteliti yaitu : (1) Fasilitas

Pendidikan; (2) Kompetensi Guru; dan (3) Prestasi Belajar Siswa.

Fasilitas pendidikan, merupakan segenap fasilitas yang menunjang bagi

kelancaran dan keberhasilan proses pendidikan, seperti; Gedung, Media belajar,

Laboratorium, dan sebaginya. Kompetensi guru, merupakan segenap kemampuan

guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran. Sedangkan, Prestasi Belajar

Siswa, Prestasi belajar siswa yang penulis teliti yaitu hasil Evaluasi Tahap Akiiir

(Ebtanas) tahun 2001. Dalam hal ini penulis melakukan studi dokumentasi

terhadap mata pelajaran yang diebtanaskan baik untuk jurusan IPA mupun IPS.

C. Operasional Variabel

Variabel penelitian ini adalah keberhasilan Nilai Ebtanas Murni (NEM)

siswa yang tingkat keberhasilannya diukur melalui indikator: 1) Aspek kognitif,

2) Aspek afektif, 3) Aspek psikomotorik.

Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini, yakni fasilitas pelayanan

pendidikan dan kompetensi profesionalisme guru yang diukur dan dinilai dari

(26)

45

fasilitas mutu pelayanan pendidikan yaitu fasilitas fisik yang meliputi: (1) keadaan

gedung, (2) perpustakaan, (3) alat alat belajar, (4) dan situasi pembelajaran.

Sedangkan indikator kompetensi profesionalisme guru dalam melakukan

pelayanan pendidikan meliputi: (1) kemampuan dalam ilmu pendidikan, (2)

kemampuan dalam mata pelajaran yang disajikan, (3) kemampuan dalam

menggunakan metode mengajar, (4) kemampuan menggunakan media pengajaran

dan (5) kemapuan dalam melaksanakan evaluasi.

D. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah personil sekolah di SMU Negri 2

Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Karena penelitian ini

melibatkan siswa sebagai objek penelitian, maka penulis menggunakan teknik

sampel, yaitu diambil 20% dari jumlah siswa yang ada di SMU Negeri 2

Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel ini

didasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto (1990:101) bahwa, "Untuk populasi

yang jumlahnya lebih dari 100, maka dapat diambil sampel penelitian antara

10%-15%o atau 20%-25%) atau lebih. Dari sejumlah siswa kelas III yang dijadikan sampel penelitian, dengan jumlah 503, maka ditetapkan sebagai sampel sebanyak

100 siswa.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan dan penelitian dilakukan dengan menyebarkan

angket

terhadap responden yang telah terpilih sebagai sampel. Kuesioner dimintai untuk

diisi tanpa harus berdikusi dengan responden lain. Setelah seluruh angket ditarik,

(27)

46

melakukan penelitian dokumentasi terhadap hasil Nilai Ebtanas Murni (NEM)

siswa SMU Negeri 2 Watampone Makassar Propinsi Sulawesi Selatan dari tahun

ajaran 1996/1997 s.d. tahun ajaran 2000/2001.

Instrumen penelitian ini yang utama yaitu dua jenis angket untuk mengukur

kedua variabel yaitu fasilitas pelayanan mutu pendidikan berbasis sekolah (Xi),

dan kompetensi profesionalisme guru (X2). Untuk variabel terikat (Y) penulis

menggunakan teknik dokumentasi dan pemberian tes hasil belajar.

Kuesioner atau angket langsung disusun oleh penulis. Untuk menjamin

kualitas instrumen, maka sebelumnya digunakan terlebih dahulu uji tingkat

validitas dan releabilitasnya.

Pengujian tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

face validity. Teknik ini dilakukan dengan meminta saran dan pertimbangan dari

mereka yang dianggap ahli. Pertimbangan dan saran yang diberikan akan menjadi

bahan masukan guna menyempurnakan instrumen penelitian yang telah disusun.

Sesuai dengan konsep ini, maka para ahli yang dimintai untuk melakukan

validitas instrumen ini adalah pembimbing thesis ini.

F. Analisis Data Penelitian

Pada tahap ini dilakukan analisis data penelitian guna data-data tersebut dapat digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Pada tahap ini dilakukan;

Uji Normalitas Distribusi Data, Analisis Regresi, dan Analisis Korelasi.

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Pentingnya pengujian terhadap normalitas distribusi data agar generalisasi

(28)

47

Populasi. Disamping itu pengujian normalitas distribusi data menentukan teknik

statistik apa yang digunakan. Untuk keperluan pengujian normalitas distribusi

data, penulis menggunakan uji signifikansi Chi Kuadrat seperti di bawah ini.

x>-i&^£

i=l

2. Analisis Regresi

Analisis Regresi digunakan untuk mencari pola hubungan fumgsional

antara beberapa variabel. Untuk menguji pola hubungan dalam penelitian ini

digunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan rumus seperti di

bawah ini:

Rumus Regresi sederhana

Y = a + bX 3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan

(keterikatan berupa data kuantitatif, dalam hal ini hubungan antara variabel X dan

Y. Sedangkan ukuran yang digunakan dinamakan koefisien korelasi. Untuk

mencari koefisien korelasi r dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi seperti

dikemukan oleh Sudjana (1989;369) seperti di bawah ini:

r =

(29)

48

Sedangkan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara varibel X

dengan y digunakan rumus seperti dikemukan oleh Sudjana (1989:380) seperti di

bawah ini:

Koefisien Korelasi

rVn - 2

t =•

2

VTT

Dengan kriteria pengujian melalui uji dua pihak dengan dk = (n-2) dan pada taraf

(

I }

(

I }

signifikansi tertentu. Terima H0 jika -tl—a <t< 1

a

. Dan pada hal

2 V 2 j

lainnya H0ditolak, berarti terdapat korelasi yang signifikan.

F. Struktur Laporan

Setelah proposal penelitian diterima, maka langkali berikutnya

melakukan penelitian untuk penyusunan thesis, dengan struktur laporan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

(30)

49

G. Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan selesai selama tiga bulan semenjak proposal penelitian ini diterima oleh pembimbing.

KEGIATAN WAKTU KET.

sept. 2001 okt. 2001 nop. 2001

1. Proposal Penelitian XX X = Minggu

2. Bab II XX

3. Instrumen Penelitian XX

4. Bab III XX

5. Penyebaran Angket XX

6. Analisis Data XX

7. BAB IV/V XX

8. Finishing Touch XX

Tahap pertama adalah pralapangan (tahap persiapan). Pada tahap ini

peneliti menyusun tahap penelitian. Setelah desain penelitian ditulis sebelum

diajukan ke bagian akademik untuk diseminarkan, peneliti berkonsultasi dahulu

dengan ketua program studi untuk mendapatkan rekomendasi.

Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penelitian, didalam tahap berupaya memahami latar belakang penelitian. Tahap ini disebut sebagai tahap

"orientasi". Tahap ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang latar

belakang penelitian secara cepat.

Tahap ketiga adalah tahap terakhir dalam melakukan penelitian,

hasil-hasil penyusunan penelitian disusun secara sistematis, dalam bentuk kerja ilmiah

yang berbentuk thesis. Setelah thesis ini disusun rapi, selanjutnya

dipertanggungjawabkan secara ilmiah pada forum ujian progres, tahap I dan II

(31)
(32)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi guru,

fasilitas belajar yang mengambarkan variabel kualitas pelayanan pendidikan

barbasis sekolah di SMU negari 2 Watapone Makassar dan hasil belajar siswa

yang diambil dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) tahun 2000/2001. Berdasarkan

hasil analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. hasil penelitian mengenai variabel Xi menunjukan bahwa tingkat ikopetensi

guru terhadap pretasi siswa terlihat dalam kategori cukup, karena^Tiengan

kriteria 75 % skor siswa diatas 6 masih belum tercapai. Namun demikji

dilihat dari hubungan kedua variabel termasuk signifikan, artinyavkopetensi

guru memiliki kontribusi yang baik dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Hasil penelitian X2 menunjukan bahwa menegenai fasilitas pendidikan yang dimiliki SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Sulawesi selatan dengan kriteria harapan sebesar 75 persen dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran telah terpenuhi. Umunya kegiatan belajar siswa, baiak berkaitan

dengan buku sumber serta belajar lainya telah terpenuhi. Hal ini tidak terlepas

denagan menajemen basis sekolah yang dimiliki SMU Negeri 2 Makassar,

Sulawesi Selatan. Dimana fasilitas atau media pendidikan merupakan prioritas

program sekolah.

(33)

78

3. Hasil penelitian pada variabel Y menegenai hasil belajar mata siswa, dengan

skor harapan (maksimal) sebesar 60 (6 mata pelajaran xlO) ternyata nilai yang

diperoleh siswa terendah 22 dan tertinggi 45 (jumlah nilai siswa dari 6 mata

pelajaran yang diebtanaskan di SMU).

Dari hasil analisa data, diketehui bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kopetensi guru dengan hasil belajar siswa (NEM) dengan

nilai korelasi (rxiy=0,43). Ini berarti terdapat kopetensi guru memberikan kontribusi dalam menngkatkan hasil belajar siswa. Secara prosentase

kontribusi tersebut sebesar 18,49 %.

Antara variabel fasilitas pendidikan dengan pencapaian hasil belajar siswa

memberikan kontribusi 27,04% dengan indeks korelasi rX2y = 0.52. secara

bersama-sama terdapat hubungan yang posistif dan signifikan antara kopetensi

guru dan fasilitas pendidikan dengan hasil belajar siswa. Ini berarti bahwa kedua

variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruhpositif terhadap pencapian

hasil belajar siswa di SMU Negeri 2 Watampone Makassar, Sulawesi Sealatan.

Karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan di sekolah, maka semakin memberikan kontribusi bagi keberhasilan belajar siswa.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa yang dicapai siswa SMU Negeri 2 Watampone Makassar,

Sulawesi Selatan selalu berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan

(34)

79

3erdasarkan kenyataan di atas maka semua fihak, kepala sekolah, guru dan

personil lainya hendaknya memberikan kualitas pelayanan yang baik dan siswa itu

sendiri harus berusaha meningkatkan prestasi belajar. mengingat aktivitas belajar

merupakan faktor yang juga menentukan keberhasilan belajarnya. Hasil penelitian

mengenai korelasi antar kompetensi guru dengan hasil belajar, ternyata

kompetensi guru dan fasilitas pendidikan berpengaruh secara positif terhadap

pencapian hasil belajar.

Implikasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk meningkatkan keberhasilan

belajar siswa di sekolah, maka mutu manajemen sekolah harus dibenahi. Mutu

tersebut antara lain yang memiliki peranan strategis yaitu kompetensi guru dan

fasilitas pendidikan.

C.Rekomendasi

Dari kesimpulan, dan implikasi penelitian, maka dapat diajukan beberapa

rekomendasi sebagai berikut:

1. Hendaknya pengelola pendidikan memberikan perhatian khusus dalam hal

peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Etrutama peran kepala sekolah,

guru dan tata usaha sangat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan

pendidikan.

2. Agar prestasi belajar siswa baik, maka diburtukan upaya-upaya yang strategis oleh pihak sekolah, BP3 dan pemerintah, khususnya berkaitan dengan kualitas

pelayanan yang diorentasikan dan kemampuan sekolah.

3. Fasiltas pendidikan terbukti mampu menumbuhkan motivasi belajar bagi

(35)

80

belajar siswa. Untuk itu, dalam rangka memperkuat manajemen pendidikan

(36)
(37)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun, 1996.Psikologi Kependidikan, Bandung : Rosdakarya

Arikunto, Suhartini,1990. Manajemen Penelitian,Jakartam, Rneka Cipta Azrul, Anwar, 1990. Menjaga Mutu Pelayanan,Jakarta, Pustaka Sinar Harapan ANDERSON, John R. 1990.Educational Psycology and its Implication, Edition,

New York W Freeman and Compeby

Brlow, Deniel, Lenox. 1985. Educational Psychology, The Teaching Learning,

Process, Chicago: The Moody Bible Institute

Cece Widjaja & Tabrani Rusyan, 1989. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,Bandung: Rosdakarya.

Chaplin, J.P. 1972. Dictionary of Psychology, Fith Printing-New York, Dell Publishing Co. Inc.

Chapman, Judith (ed), 1990. School-Based Decision Making and Management, The Former Press, Hampshire, United Kingdom

DroostJ.P. 1972. Sekolah: Mengajar atau Mendidik, Jakarta: Gramedia

Dikmenum, 1999. Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Depdikbud, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Ermaya Suradinata, 1998. Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah,

Bandung: Ramadhan.

Nana Sudjana, 1998. Dasar - dasar proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Noeng Muhadjir, 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Sanusi, Ahmad, 1998. Pendidikan Alternatif Menuju Aras Dasar Persoalan

(38)

82

Sindhunata. 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan: Demokratisasi, Otonomi, Cibil Society, Globalisasi. Jakarta : Kanisius

Sintong Silaban, dkk, 1997.

Pendidikan Indonesia: Dalam Pandangan Lima

Belas Tokoh Pendidikan Swasta. Jakarta: Dasmaeda.

Syamsu Yusuf, 2001.

Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

Bandung:

Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto,1998. Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.

Supriadi. Dedi, 1999.

Mengangkat Citra dan Martabat Guru,

Jakarta: Drafindo

Media Pratama.

Syah, Muhibbidin, 1995.Psikologi Belajar, Jakarta, Logos.

Sudjana, 1990.Metode Statistika, Bandung, Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sedangkan jika sinyal valid maka program memanggil rutin GetRemoteData untuk membaca data remote kemudian melakukan pengkodean data dari kode-kode yang dipancarkan

Nantinya diharapkan dapat dilakukan korelasi antar lintasan survai geolistrik ini, sehingga dapat dipahami bagaimana model geologi bawah permukaan yang ada pada daerah sekitar

Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit).Pengklasifikasian ruangan pada instalasi rawat inap

Sentriol adalah organel yang berperan penting dalam pembelahan sel melalui proses yang disebut mitosis.. Sentriol hanya ditemukan pada

Kuadran II merupakan atribut-atribut yang pelaksanaannya dilakukan dengan sangat baik oleh pihak perusahaan, namun dinilai kurang penting oleh customer ,

menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat. menyampaikan

Faktor ke 2 diberi nama faktor jaminan kerja karena variabel-variabel yang terdapat dalam faktor 2 merupakan variabel jaminan kerja yang menjadi pilihan calon mahasiswa,