• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL

CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh :

SINTHA SULISTIYANI

0801238

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i ABSTRAK

Sintha Sulistiyani : KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Skripsi : Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan seni Universitas Pendidikan Indonesia

Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal merupakan sebuah Cagar Budaya yang berada di Cigugur Kabupaten Kuningan, yang didirikan oleh Pangeran Sadewa Alibasa atau Kiai Madrais pada tahun 1840. Bangunan Cagar Budaya ini menyimpan kebudayaan masyarakat Kabupaten Kuningan termasuk di dalamnya ornamen hias beranekaragam yang menghiasi bangunan. Motif ornamen hias yang menjadi ciri dari bangunan Paseban Tri Panca Tunggal dan jati diri masyarakat Kabupaten Kuningan ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk mendalami bentuk visual dan makna yang terkandung didalamnya ke dalam laporan penelitian yang berjudul KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN.

Rumusan masalah yang akan penulis teliti, berkenaan dengan aspek bentuk visual dan makna ornamen hias pada bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, melalui metode ini penelitian dapat memperoleh gambaran yang sistematis dan akurat mengenai segala bentuk informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Teknik yang digunakan yaitu wawancara, observasi langsung ke lapangan, studi pustaka dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, lalu dianalisis dengan cara digambar ulang, ditelaah bentuk dan dikaji maknanya.

Dari hasil penelitian dapat penulis simpulkan bahwa Gedung Paseban Tri Panca Tunggal mempunyai lima ruangan inti, yang dilengkapi dengan ornamen hias yang terdapat pada bagian dinding, tiang, pintu, jendela dan langit-langit, yang sangat kaya akan makna yang menyertai fungsi dari tiap ruangannya. Ornamen hias yang ada pada bangunan umumnya bermotif tumbuh-tumbuhan, binatang, sosok manusia, dan benda alam. Selain berfungsi sebagai penambah nilai estetis, ornamen hias ini juga mempunyai makna nasihat hidup sesuai dengan ajaran dan prinsip dari bapak Kiai Madrais yang mendasari pembangunan gedung ini, bahwa ia menghendaki segala yang ada di dalam ruangan Paseban, haruslah selalu membuat manusia mengingat bahwa mereka adalah utusan Tuhan dan bagian dari alam semesta.

(4)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II BENTUK VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL A. Sejarah Perkembangan Arsitektur Jawa Hindu ... 13

B. Bangunan Tradisional Jawa Hindu ... 14

1.Arsitektur Bangunan Sakral Jawa Hindu ... 14

2.Arsitektur Bangunan Profan Jawa Hindu ... 17

C. Stuktur Ruang Bangunan Tradisional Jawa Hindu ... 20

1.Pendapa ... 20

(5)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

3.Sentong ... 21

4.Peringgitan ... 21

5.Tratag ... 21

6. Gandok ... 22

7.Gadri ... 22

8.Dapur dan Pekiwaan ... 22

D. Ragam Bentuk Rumah Tradisional Jawa ... 23

1.Rumah Bentuk Joglo ... 23

2.Rumah Bentuk Limasan ... 24

3.Rumah Bentuk Kampung ... 25

4.Rumah Bentuk Tajug ... 25

5.Rumah Bentuk Panggangpe ... 26

E. Konstruksi Bangunan Tradisional Jawa ... 27

1.Bagian Bawah (Kaki) ... 29

a. Umpak ... 29

b. Lantai... 30

2.Bagian Tengah (Badan) ... 30

a. Saka Guru (Tiang) dan Kuda-kuda Saka Guru ... 30

b.Dinding ... 32

c. Pintu dan Jendala ... 33

3.Bagian Atas (Kepala) ... 34

F. Ornamen Hias ... 36

1.Pengertian Ornamen Hias ... 36

2.Fungsi Ornamen ... 36

a. Fungsi Murni Estetis ... 37

b. Fungsi Simbolis ... 37

(6)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

3.Teknik Pembuatan Ornamen ... 38

4.Pola Ornamen Hias Nusantara ... 38

a. Pola Lajur Tepi ... 39

b. Pola Pojok ... 39

c. Pola Memusat ... 39

d. Pola Memancar ... 39

e. Pola Bidang Beraturan ... 39

f. Pola Bidang Komposisi ... 40

1) Pola simetri ... 40

2) Pola Asimetri ... 40

3) Pola Bebas ... 41

g. Pola Ulang ... 41

5.Motif Hias Ornamen Nusantara ... 41

G. Ornamen Nusantara ... 42

1.Ornamen Hias Geometri ... 42

a. Meander ... 43

b. Pilin ... 43

c. Tumpal ... 45

2.Ornamen Hias Organis ... 45

a. Ornamen Hias Sosok Manusia ... 46

1) Wayang ... 46

2) Dwarapala ... 48

b. Ornamen Hias Binatang ... 49

1) Burung Bangau ... 50

2) Kijang ... 50

c. Ornamen Hias Tumbuh-tumbuhan ... 51

(7)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

a)Bunga Teratai ... 52

b)Bunga Melati ... 53

c)Bunga Cempaka Kantil ... 54

d)Bunga Wijaya Kusuma ... 55

e)Bunga Tongkeng... 56

f) Bunga Matahari ... 57

2) Daun/Patra ... 60

a) Daun Keluen ... 60

b)Oyod Mingmang ... 62

c) Pohaci ... 62

d)Pohon Beringin ... 63

d. Ornamen Hias Benda Alam ... 64

1) Api ... 64

H. Ornamen Hias pada Bangunan Tradisional Jawa ... 65

1.Ornamen Hias Flora ... 66

a. Lung-lungan... 66

b. Saton ... 69

c. Wajikan ... 70

d. Nanasan ... 71

e. Tlacapan ... 72

f. Kebenan ... 73

g. Patran ... 74

h. Padma ... 75

2.Ornamen Hias Fauna ... 76

a. Kemamang ... 76

b. Peksi Garuda (Burung Garuda) ... 78

(8)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

d. Jago ... 81

e. Mirong ... 81

3.Ornamen Hias Benda Alam ... 83

a. Gunungan ... 83

b. Makhuta ... 84

c. Praba ... 84

d. Kepetan ... 86

e. Panah ... 87

f. Mega Mendhung ... 88

g. Banyu Tetes... 89

4.Ornamen Hias Agama dan Kepercayaan ... 89

a. Mustaka ... 90

b. Anyam-anyaman ... 91

c. Semacan Kaligrafi ... 91

I. Ornamen Hias Kerajaan dan Nama Tempat Daerah ... 92

1.Ornamen Hias Mataram ... 93

2.Ornamen Hias Cirebon ... 93

a. Motif Hias Awan ... 94

b. Motif Hias Bukit Bebatuan ... 95

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 98

1.Tempat Penelitian ... 98

2.Waktu Penelitian ... 99

B. Ruang Lingkup ... 100

C. Metode Penelitian ... 100

(9)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

2.Sumber Jenis Data ... 102

a. Data Primer ... 103

b. Data Sekunder... 104

D. Rancangan Penelitian ... 104

E. Langkah-langkah Penelitian ... 105

1. Tahap Pra-Lapangan ... 105

2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 106

3. Tahap Analisis Data ... 107

F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 107

1.Teknik Observasi Langsung ke Lapangan ... 108

2.Wawancara ... 109

3.Studi Literatur ... 110

4.Dokumentasi ... 110

G. Metode dan Teknik Analisis Data ... 111

1.Menghimpun Data ... 113

2.Menelaah Bentuk dan Mengkaji Makna ... 113

H. Instrumen Penelitian ... 113

1. Daftar Kerangka Pertanyaan Wawancara ... 113

2. Catatan, Kamera Foto dan Rekaman Mp3 ... 114

I. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Data... 114

BAB IV KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN A. Gambaran Umum Kabupaten Kuningan ... 115

1.Sejarah Kabupaten Kuningan ... 115

(10)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

3.Seni dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan ... 121

4.Desa Cigugur Kabupaten Kuningan ... 122

B. Paseban Tri Panca Tunggal ... 124

1.Sejarah Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 124

a. Kiai Madrais (Pangeran Sadewa Alibasa)... 128

b. Agama Djawa Sunda ... 129

2.Arti dan Fungsi Paseban Tri Panca Tunggal ... 131

a. Arti Paseban Tri Panca Tunggal ... 131

b. Fungsi Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 132

3.Tata Letak Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 133

4.Struktur Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 136

a. Bagian Bawah (Kaki) ... 143

1) Umpak ... 143

2) Lantai ... 144

b. Bagian Tengah (Badan) ... 145

1) Saka Guru (Tiang) ... 145

2) Kuda-Kuda Saka Guru ... 147

3) Dinding ... 148

4) Pintu dan Jendela ... 149

c. Bagian Atas (Kepala) ... 151

5.Gedung Paseban Tri Panca Tunggal sebagai Cagar Budaya Pusat Pembinaan Seni dan Kebudayaan ... 154

6.Ruangan-Ruangan Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 157

a. Ruangan Pendopo Pagelaran ... 157

b. Ruangan Jinem ... 159

c. Ruangan Sri Manganti ... 163

(11)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

e. Ruangan Dapur Ageung ... 168

C. Ornamen Hias Beserta Maknanya pada Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ... 170

1.Ruangan Pendopo Pagelaran ... 174

a. Ornamen Hias pada Dinding ... 175

1) Purwa wisada ... 175

2) Sri Resi Sukma Komara Tunggal ... 180

3) Motif Hias Jagad Ayang-ayang ... 183

4) Variasi Motif Hias Patra dan Bunga Melati ... 187

b. Ornamen Hias pada Tiang ... 189

1) Variasi Motif Hias Patran ... 190

2) Variasi Motif Hias Bunga Teratai dan Melati ... 191

3) Variasi Motif Hias Praba ... 192

4) Variasi Motif Hias Teratai dan Melati ... 194

5) Motif Hias Purwa wisada ... 195

6) Variasi Motif Hias Patran ... 196

c. Ornamen Hias pada Jendala dan Pintu ... 197

1) Ornamen Hias Bingkai Jendela ... 197

2) Ornamen Hias Pinggiran Pintu... 198

3) Ornamen Hias pada Pintu Tengah Ruangan Pendopo Pagelaran ke Ruangan Jinem ... 199

a) Motif Hias Naga ... 200

b)Motif Hias Banaspati... 201

c) Motif Hias Kijang ... 202

d)Motif Hias Burung Bangau ... 203

4) Ornamen Hias pada Cove Pintu ... 204

(12)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

2. Ruangan Jinem ... 209

a. Ornamen Hias pada Dinding ... 210

1) Raseksi... 210

2) Kesatria Pinandita (Resi Wisesa Sukmana Tunggal) ... 212

3) Motif Hias Banaspati ... 215

4) Motif Hias Jagad Ayang-ayang ... 216

b. Ornamen Hias pada Tiang ... 217

1) Tiang Segidelapan ... 217

a) Motif Hias Dawana ... 218

b)Motif Hias Sulur ... 219

c) Variasi Motif Hias Patran ... 220

2) Tiang Segiempat ke-1 ... 221

a) Motif Hias Bunga Teratai dan Melati ... 222

b)Variasi Motif Hias Patran ... 223

c) Variasi Motif Hias Praba ... 223

d)Motif Hias Sepuh Arif ... 225

e) Variasi Motif Hias Oyod Mingmang ... 226

f) Variasi Motif Hias Praba ... 227

3) Tiang Segiempat ke-2 ... 228

a) Variasi Motif Hias Bunga dan Patran ... 229

b)Variasi Motif Hias Bunga Teratai dan Melati ... 230

c. Ornamen Hias pada Jendela dan Pintu ... 231

1) Ornamen Hias Bingkai Jendela ... 231

2) Ornamen Hias pada Roster Ventilasi Udara ... 232

3) Ornamen Hias Bingkai Pintu ... 233

d. Ornamen Hias pada Langit-Langit ... 234

(13)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xvi

a. Ornamen Hias pada Dinding ... 236

1) Patung Puraga Baya ... 236

2) Relif Bayi Pembawa Obor ... 238

b. Ornamen Hias pada Tiang ... 239

1) Tiang Segi Delapan ... 239

a) Variasi Motif Hias Padma ... 240

b) Variasi Motif Hias Praba ... 241

c) Variasi Motif Hias Patra ... 243

d) Variassi Motif Hias Praba ... 244

e) Variasi Motif Hias Patran ... 245

2) Tiang Segiempat... 246

a) Variasi Motif Hias Padma ... 247

b) Variasi Motif Hias Praba ... 248

c) Variasi Motif Hias Patra ... 249

d) Variasi Motif Hias Praba ... 250

e) Variasi Motif Hias Patra ... 251

f) Variasi Motif Hias Patran ... 252

c. Ornamen Hias pada Pintu ... 253

1) Variasi Motif Hias Oyod Mingmang ... 254

2) Variasi Motif Hias Sulur ... 255

d. Ornamen Hias pada Cove Pintu ... 256

1) Variasi Motif Hias Oyod Mingmang ... 256

2) Motif Hias Kala ... 257

a) Motif Hias Kala Gaya Jawa Tengah ... 258

b) Variasi Motif Hias Bunga Cempaka Kantil ... 259

c) Variasi Motif Hias Patran... 260

(14)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xvii

1) Variasi Motif Hias Bunga Cempaka Kantil ... 261

2) Variasi Motif Hias Patran ... 262

3) Variasi Motif Hias Nanasan ... 262

f. Ornamen Hias pada Langit-Langit ... 264

4. Ruangan Mega Mendung dan Bale Binarum ... 265

a. Ornamen Hias pada Tiang ... 266

1) Variasi Motif Hias Padma ... 267

2) Variasi Motif Hias Praba ... 268

3) Variasi Motif Hias Daun Keluen ... 270

4) Motif Hias Pohon Beringin ... 271

5) Variasi Motif Hias Praba ... 272

b. Ornamen Hias pada Balok-Balok Blandar dan Emprit gantil ... 273

1) Variasi Motif Hias Bunga Matahari ... 275

2) Variasi Motif Hias Saton ... 276

3) Variasi Motif Hias Nanasan ... 277

5. Ruangan Dapur Ageung ... 279

a. Ornamen Hias pada Dinding ... 280

1) Motif Hias Kala ... 280

2) Motif Hias Naga di Atas Bunga Teratai ... 282

b. Motif Hias pada Pintu ... 284

c. Ornamen Hias pada Tiang ... 286

1) Variasi Motif Hias Padma ... 287

2) Variasi Motif Hias Bunga Melati dan Daun Keluen ... 288

d. Ornamen Hias pada Tungku Perapian Dapur Ageung ... 289

1) Motif Hias Naga Jawa ... 292

2) Motif Hias Makhuta ... 294

(15)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xviii

4) Motif Hias Kala (Kemamang) ... 297

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 299

B. Saran ... 302

DAFTAR PUSTAKA ... 304

DAFTAR ISTILAH ... 309

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesenian adalah sebuah unsur kebudayaan yang merupakan perwujudan

dari kebutuhan manusia akan perasaan keindahan. Di mana ada manusia di situ

ada seni, baik sebagai penikmat atau penciptanya.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman

budaya yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat di Indonesia yang

heterogen. Masyarakat Indonesia dituntut untuk selalu berusaha berkarya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, yang didukung kreativitasnya agar mampu

menghargai jaman. Penghargaan dengan adanya peninggalan budaya, diharapkan

mampu menggali keanekaragaman kebudayaan yang ada di Tanah Air sebagai

sumber ide, dan hal ini mendorong adanya upaya pelestarian dan pengembangan

yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan

kebanggaan bangsa Indonesia. Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi

yang merupakan bagian dari sebuah kebudayaan harus tetap terjaga agar dapat

terlestarikan dari generasi ke generasi.

Berikut ini istilah kebudayaan sebagaimana diungkapkan oleh

Koentjaraningrat (1990: 181):

(17)

2

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan

adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.

Kebudayaan berdasarkan definisi di atas mengandung pengertian yaitu

keseluruhan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan, nilai-nilai,

yang merupakan wujud dari kebudayaan yang letaknya terdapat pada alam pikiran

manusia, yang menciptakan tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan

masyarakat yang diperoleh melalui proses belajar.

Perwujudan kebudayaan setiap masyarakat di berbagai daerah membentuk

karakteristik, ciri atau corak kedaerahannya sesuai dengan latar sosial budaya

masing-masing. Setiap produk hasil kesenian yang dihasilkan bukan semata untuk

memenuhi nilai keindahan, tetapi mengandung nilai kedaerahan yang

memperkaya kebudayaan di nusantara.

Dalam kesenian tradisional itu, karya seni rupa yang dicipta tidak semata untuk keindahan, sebaliknya tak ada benda pakai yang dibuat fungsional melulu. Aspek keindahan pada produk seni bukan sekedar memuaskan mata melainkan berpadu dengan kaidah moral, adat, kepercayaan, dan sebagainya. Sehingga bermakna sekaligus indah. (Tabrani dalam Sunaryo, 2009: 2).

Hasil dari sebuah kebudayaan berupa produk-produk karya seni

merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang dapat memberikan hiburan,

petunjuk, bimbingan, dan nasihat baik lahir maupun batin. Ornamen hias

merupakan salah satu produk kesenian Indonesia, yang tidak dapat dipisahkan

dari latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Setiap daerah pada umumnya

memiliki ciri khas ornamen hias yang berbeda antara satu dengan yang lainnya

(18)

3

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penambahan sebuah ornamen hias pada sebuah bangunan tradisional di

Nusantara, pada umumnya diharapkan supaya produk karya seni tersebut menjadi

lebih menarik, dan meningkatkan penghargaan baik secara material maupun

spiritual. Pada umumnya ornamen hias tidak jarang mengandung tujuan dan

gagasan pembuatnya, sehingga dapat meningkatkan status sosial kepada yang

memilikinya.

Ornamen hias yang merupakan hasil karya seni hampir tersebar di seluruh

Nusantara, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Papua, dan daerah

lainnya. Pada umumnya penempatannya terdapat pada produk-produk hasil

kebudayaan, salah satunya seperti pada bangunan cagar budaya. Dari Pulau Jawa

sendiri, banyak sekali terdapat peninggalan seni berupa Cagar Budaya yang

penting dan bernilai seni tinggi, salah satunya terdapat di Kabupaten Kuningan.

Kuningan yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di sebelah utara,

Kabupaten Majalengka di sebelah barat, Kabupaten Ciamis dan Cilacap di sebelah

selatan, dan Kabupaten Brebes di sebelah timur, memiliki sebuah Cagar Budaya

yang dilindungi undang-undang, yaitu Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang

berada di wilayah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah cagar budaya nasional yang

menyerupai sebuah padepokan dan tempat menimba ilmu budi dan kebatinan serta

seni budaya, yang didirikan oleh Pangeran Sadewa Madrais Alibasa, pewaris tahta

(19)

4

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut catatan sejarah dari artikel Yayasan Tri Mulya disebutkan bahwa

keberadaan Paseban secara historis bermula pada awal abad ke-18. Saat itu

Kepangeranan Gebang yang menguasai wilayah pesisir timur Cirebon sampai ke

wilayah Cijulang Selatan, yang tepatnya berada di Gebang Hilir sekitar 9 km dari

kota Losari dibumihanguskan oleh VOC. Gelar kepangeranan dicabut, dan

wilayah Gebang yang mencakup daerah Ciawi sampai ke perbatasan Cilacap

akhirnya dibagi-bagi untuk Keraton Kanoman, Kacirebonan, dan Kasepuhan.

Setelah kekuasaan dan wilayah Gebang dihilangkan, keturunan Gebang

selanjutnya ialah Pangeran Alibasa yang menetap di Gebang Udik. Beliau

menikah dengan R. Kastewi, melahirkan seorang putra bernama Pangeran Sadewa

Madrais Alibasa yang sekitar tahun 1840 mulai dikenal dengan nama Kiai

Madrais.

Gedung Paseban Tri Panca Tunggal diresmikan pemerintah pada tanggal

14 Desember 1976 dengan No. 3632/C.1/DSP/1976 sebagai Cagar Budaya

Nasional yang dilindungi. Sekarang Gedung tersebut menjadi cagar budaya yang

menyimpan warisan budaya masyarakat Kuningan serta peninggalan benda-benda

pusaka yang dimiliki Kiai Madrais, sehingga gedung ini pun bertujuan untuk

melestarikan budaya daerah Kuningan.

Paseban adalah tempat berkumpul dan bersyukur manusia dalam

merasakan ketunggalan Tuhan selaku umat Gusti Yang Widi Wasa, dengan

meyakinkan kemanunggalan dalam pengolahan kesempurnaan getaran dari tiga

(20)

5

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari beberapa ruangan, yang secara keseluruhan bangunan tersebut menghadap ke

arah barat. Keletakan ini merupakan lambang yang menggambarkan bahwa timur

barat merupakan garis perjalanan Matahari, dan diartikan bahwa dalam pagelaran

hidup ini antara terbit dan terbenam atau lahir dan mati, sesuai yang tersimpul

dalam arti Tri Panca Tunggal.

Bangunan inti dari Paseban Tri Panca Tunggal, terdiri dari beberapa

ruangan yang mempunyai nilai filosofi tertentu melengkapi fungsi dari setiap

ruangannya masing-masing. Ruangan-ruangan tersebut di antaranya yaitu

Pendopo Pagelaran, Jinem, Srimanganti, Mega mendung dan Bale Binarum,

Serta Dapur Ageung.

Pendopo Pagelaran merupakan ruangan paling depan dari bangunan.

Ruangan ini menggambarkan keadaan ketika manusia sudah lahir di alam dunia,

bahwa manusia diciptakan dalam pagelaran hidup ini (dunia) tidak sekadar untuk

hidup. Manusia dengan akal budinya harus mampu meningkatkan peradaban,

mengolah kesempurnaan serta memanfaatkan cipta karya Gusti (Tuhan). Ruangan

selanjutnya adalah ruang Jinem, yang menggambarkan proses penciptaan dengan

karakter dan pengaruh empat unsur, yaitu tanah, air, angin, dan api. Ruangan ini

juga berfungsi sebagai tempat menyimpan bale kencana dan gamelan.

Di bagian belakang ruangan Pendopo Pagelaran terdapat ruang Sri

Manganti yang maknanya sebagai ruang rasa di mana manusia harus menemukan

sebuah kebijakan dalam hidup. Ruangan ini mempunyai ciri khas yaitu memiliki

(21)

6

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merundingkan masalah-masalah seperti persiapan upacara Seren Taun, menerima

tamu, dan digunakan untuk upacara pernikahan. Di belakang ruangan Sri

Manganti terdapat ruangan Mega Mendung yang merupakan ruangan kerja

Djatikusumah (Pangeran Djatikusumah) dan Bale Binarum, yaitu ruangan tempat

bermusyawarah. Ruangan inti terakhir dalam bangunan ini, yaitu ruangan Dapur

Ageung. Di dalam ruangan ini, terdapat tungku perapian berhias naga di keempat

sudutnya, dan di atasnya terdapat hiasan mahkota. Ruangan ini dahulu dipakai

Kiai Madrais untuk memberi wejangan atau ceramah-ceramah keagamaan.

Setiap ruangan pada bangunan Paseban Tri Panca Tunggal, memiliki

banyak sekali hasil karya seni berupa ornamen hias. Hiasan itu terdapat pada

dinding, tiang, pintu, jendela, langit-langit dan sebagainya, serta memiliki makna

yang berbeda satu sama lainnya. Berdasarkan fakta-fakta dari atas, penulis sangat

tertarik dengan keunikan ornamen hias yang sangat khas dan menjadi ciri dari

bangunan Paseban Tri Panca Tunggal, karena memiliki makna dan nilai filosofi

yang berbeda mewakili fungsi dari tiap ruangan itu tersendiri. Dari latar belakang

masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN

PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN”

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memberikan kejelasan tentang masalah yang diteliti, maka di bawah

(22)

7

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana bentuk ornamen hias yang terdapat pada bangunan Paseban Tri

Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana makna dari setiap ornamen hias yang terdapat pada bangunan

Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan perumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bentuk ornamen hias yang terdapat pada bangunan Paseban

Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan.

2. Untuk mengetahui makna dari setiap ornamen hias yang terdapat pada

bangunan Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Penulis:

a. Menambah wawasan mengenai ornamen hias khususnya pada bangunan

Paseban Tri Panca Tunggal secara spesifik meliputi bentuk motif dan makna

yang terkandung di dalamnya.

b. Menambah kecintaan penulis pada kebudayaan yang ada di Nusantara,

(23)

8

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi pembaca secara umum:

a. Menjadi stimulus dalam menyikapi keberadaan hasil karya budaya masa

lampau dalam ruang lingkup yang lebih besar.

b. Memperdalam apresiasi dan rasa cinta terhadap karya seni, khususnya

bangunan cagar budaya beserta seni ornamen hiasnya.

c. Menjadi rangsangan dalam berkarya baik secara eksplorasi maupun secara

konseptual.

3. Bagi dunia pendidikan khususnya jurusan pendidikan seni rupa:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

pembendaharaan ilmu kesenirupaan.

b. Memperkaya wawasan dan khasanah wacana pengetahuan seni rupa di

Indonesia, khususnya di Kabupaten Kuningan.

4. Bagi Pihak Pemerintah Daerah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan referensi tentang potensi

cagar budaya yang berada di Kabupaten Kuningan.

b. Menjadi bahan penambah wawasan bagi masyarakat yang membutuhkan

pengetahuan tentang ornamen hias dan sebagai upaya melestarikan budaya

daerah khususnya ornamen hias.

E. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

(24)

9

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual, dan akurat. Agar dalam proses penelitian bejalan dengan efektif dan

sesuai dengan prosedur yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif.

Mc Millan dan Schumacher (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2009: 73)

menyebutkan bahwa „Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga

disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di

tempat penelitian‟.

Melalui metode ini penelitian dapat berlangsung untuk memperoleh

gambaran secara konkret, mengenai segala bentuk informasi yang berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti.

2. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akan dikaji dalam penelitian ini maka

peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

a. Teknik Observasi Langsung ke lapangan

Teknik observasi langsung yaitu peneliti sebagai pengamat sekaligus

masuk ke tempat yang diamatinya. Pengamatan dapat tertutup maupun terbuka.

b. Wawancara

Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui teknik wawancara atau

(25)

10

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah, ornamen hias beserta maknanya yang terdapat pada bangunan Paseban

Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan.

c. Studi Literatur

Studi Literatur yaitu mencari referensi dari berbagai sumber yang

menunjang dan berkaitan dengan penelitian yang akan diproses, seperti buku,

jurnal, dan referensi lainnya yang diperoleh melalui internet mengenai bangunan

Paseban Tri Panca Tunggal beserta ornamen hias dan maknanya.

d. Dokumentasi

Dokumentasi atau teknik pengumpulan data melalui kepustakaan adalah

teknik pengumpulan data dengan cara mencari dokumen-dokumen tertulis yang

sesuai dengan masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai sejarah, ornamen hias

beserta maknanya pada bangunan Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur

Kabupaten Kuningan. Penggunaan teknik ini dilakukan dengan mempelajari

beberapa sumber bacaan, seperti buku-buku, artikel, surat kabar, kliping majalah,

hasil penelitian yang telah ada (dilakukan oleh orang lain).

Dokumentasi lain dapat berupa foto-foto melalui media kamera. Hal ini

dilakukan agar peneliti mendapat keterangan yang banyak tentang latar belakang

yang luas mengenai hal-hal yang penting tentang landasan penelitian atau dengan

kata lain studi kepustakaan diperlukan karena menjadi bahan untuk mengecek

kesesuaian data yang telah ada.

(26)

11

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

data, kemudian dikelompok-kelompokkan. Tahap pengolahan juga harus

menghubungkan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Selain itu

peneliti membandingkannya dengan sumber literatur yang relevan untuk

memperoleh pemahaman dan kebenaran tentang penelitian yang sedang

dilakukan. Tahap menganalisis data merupakan langkah yang menentukan dalam

proses mencari jawaban atas masalah-masalah penelitian yang timbul. Model

analisis yang digunakan yaitu dengan teknik analisis deskriptif. Kegiatan

menganalisis data dilakukan sejak awal, selama, dan sampai akhir pelaksanaan

penelitian.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian

untuk menghasilkan data yang diinginkan. Adapun instrumen penelitian yang

dipergunakan peneliti yaitu:

a. Daftar Kerangka Pertanyaan Wawancara

Kerangka ini dibuat untuk menjadi acuan dalam melakukan wawancara.

b. Catatan, Kamera Foto dan Rekaman Mp3

Catatan digunakan untuk mengumpulkan data tertulis dari narasumber,

(27)

12

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Metode dan Teknik Penyajian Data

Hasil analisis disajikan secara deskriptif yaitu melalui kalimat, uraian,

dalam bentuk narasi yang didukung dengan penjelasan melalui gambar.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran awal mengenai isi tentang Kajian

Visual dan Makna Ornamen Hias pada Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal

Cigugur Kabupaten Kuningan ini, maka penulis menyusun sistematika

penulisannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat uraian singkat tentang: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan

sebagai acuan dalam penelitian, secara garis besar pembahasan bab ini

meliputi: sejarah, kajian visual ornamen hias beserta maknanya pada

bangunan Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur Kabupaten Kuningan. Dengan

mempertimbangkan kajian pustaka yang mendukung dan dianggap relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti.

(28)

13

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data, instrumen penelitian, dan teknik penyajian data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil penelitian

yang ditulis oleh peneliti berupa penyajian data serta pembahasan data hasil

penelitian.

BAB V KESIMPULAN

Bab Kesimpulan berisi pengungkapan hasil penelitian, hasil temuan dan

pandangan penulis terhadap Kajian Visual dan Makna Ornamen Hias pada

Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur Kabupaten Kuningan, serta

(29)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

97 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian pada hakikatnya merupakan sarana untuk menjawab sebuah

permasalahan. Dalam mengungkapkan sebuah permasalahan, penelitian harus

diatur secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu. Metode inilah yang

akan digunakan untuk proses pengumpulan data, mengolah dan menarik

kesimpulan dari hasil penelitian.

Penelitian ini, dilakukan di sebuah Cagar Budaya yang bernama Paseban

Tri Panca Tunggal. Arti paseban diambil dari kata Seba yang artinya tempat

berkumpul, Tri yaitu tiga yang berarti tiga unsur yang disebut Sir, Rasa, Pikir.

Panca yaitu lima yang berarti lima panca indra yang dimiliki setiap umat manusia

dan Tunggal yaitu satu yang berarti ketunggalan atau ke-Esaan sang Maha

Pencipta. Maka dapat disimpulkan bahwa Paseban Tri Panca Tunggal ini yaitu

sebuah cagar budaya yang merupakan tempat berkumpul dan bersyukur dalam

merasakan ketunggalan selaku umat Gusti yang maha Esa, dengan menyakinkan

kemanunggalan dalam memperoleh kesempurnaan getaran dari tiga unsur yang

disebut Sir, Rasa, Pikir. Lima unsur lainnya yaitu panca indera merupakan alat

(30)

98

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Gambar. 3.1 Peta Kabupaten Kuningan

(Sumber:http://www.google.co.id/imgres?num=10&um=1&hl=en&biw=1024&bih=612&tbm=isc h&tbnid=6cp78rDAXYVfM:&imgrefurl=http://infokuningan.blogspot.com/2010/06/kabupatenku ningan.html&docid=a8w6vCAEe88LuM&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_T19SfR6jFI/TBl5XS 185dI/AAAAAAAAADQ/PetxLAQugwM/s400/00000.jpg&w=351&h=313&ei=0ABcUP66L8jrr QePl4HAAg&zoom=1&iact=hc&vpx=437&vpy=146&dur=354&hovh=209&hovw=235&tx=151 &ty=96&sig=117711121255364119721&sqi=2&page=1&tbnh=130&tbnw=146&start=0&ndsp=1

5&ved=1t:429,r:2,s:0,i:71 [9 Desember 2012]).

Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, terdapat di

Kabupaten Kuningan tepatnya di Jalan Raya Cigugur No.1031, Kuningan Jawa

[image:30.595.116.509.207.511.2]
(31)

99

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlestarikan dan menjadi tempat kegiatan berkesenian.

Gambar. 3.2

Peta Cigugur Kabupaten Kuningan

(Sumber:http://www.google.co.id/imgres?hl=id&sa=X&tbo=d&biw=1280&bih=799&tbm=isch& bnid=DWP67SBlYaDM:&imgrefurl=http://www.kuningankab.go.id/pemerintahan/kecamatan/kec amatancigugur&docid=RaFUKCqQs2CJeM&imgurl=http://www.kuningankab.go.id/sites/default/ files/peta_kecamatan/cigugur.jpg&w=521&h=638&ei=isHCUMujHoaSrgf9kYCIDw&zoom=1

[21 September 2012]).

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama beberapa bulan tepatnya dari mulai tanggal

[image:31.595.116.508.206.540.2]
(32)

100

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

[image:32.595.105.519.137.600.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.1 WAKTU PENELITIAN

No. Waktu Kegiatan

1. 18 Februari 2012

Observasi awal, perizinan dengan pihak pengelola Cagar Budaya Paseban Tri Panca Tunggal, wawancara dengan pengelola Paseban Tri Panca Tunggal Bapak Rama Anom, serta pendokumentasian berupa foto.

2. 25 Maret 2012

Observasi kedua, wawancara dengan Pangeran Djati Kusumah ayahanda dari Pangeran Gumirat Barna Alam (Rama Anom).

3. 28 Maret 2012

Observasi ketiga, pengambilan data-data ornamen hias berupa foto serta wawancara dengan Bapak Rama Anom tentang sejarah dan makna dari ornamen hias yang terdapat pada bangunan Paseban Tri Panca Tunggal.

4. 2 April 2012

Pengambilan data yang belum lengkap berupa foto serta wawancara dengan bapak Rama Anom tentang bangunan dan ornamen yang terdapat pada bangunan Paseban Tri panca Tunggal.

5. 28 Mei 2012

Pengambilan data yang belum lengkap berupa foto serta wawancara dengan bapak Rama Sepuh (Pangeran Djati Kusumah) tentang bangunan dan ornamen yang terdapat pada bangunan Paseban Tri panca Tunggal.

6. 26 Agustus 2012

Pengambilan data yang belum lengkap berupa foto-foto dan pengukuran ornamen, serta wawancara seputar bale kencara dengan bapak Rama Anom, dan Pak Yus.

7. 28 Oktober 2012 Wawancara dengan Pak Iman Sugiman tentang ornamen hias di Keraton Kasepuhan dan Kanoman.

B. RUANG LINGKUP

Pada penelitian ini mencakup sejarah bangunan Paseban Tri Panca

Tunggal, ornamen hias yang terdapat pada bangunan ini, beserta makna yang

(33)

101

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. METODE PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan

tujuan penelitian harus menggunakan sebuah metode penelitian yang tepat,

penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

metode pendekatan kualitatif.

Penelitian deskriptif, merupakan sebuah metode penelitian yang

menggunakan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual, dan

akurat. Dalam penelitian ini, semua data mengenai sejarah bangunan Paseban Tri

Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan, ornamen hias pada bangunan,

beserta makna yang terkandung di dalamnya. Semua data tersebut diolah, dan

disajikan dalam sebuah laporan penelitian berupa kata-kata, dan gambar-gambar

berdasarkan hasil penelitian.

Penelitian yang dibantu menggunakan metode pendekatan kualitatif ini

juga memudahkan penulis dalam proses penelitian, sehingga penelitian berjalan

dengan lancar dan efektif sesuai dengan prosedur yang diharapkan. Menurut

Bogdan dan Taylor dalam Moleong, (2000: 3) „metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskripif berupa kata-kata tertentu

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati‟.

Menurut Moleong, (2000: 4) “dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri

(34)

102

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kutifan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini,

peneliti sendiri yang mengumpulkan data dan berhubungan langsung dengan

narasumber atau objek yang sedang diteliti.

Mc Millan dan Schumacher dalam Syamsuddin dan Damaianti, (2009: 73)

menyebutkan bahwa „penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga

disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di

tempat penelitian‟.

Melalui metode ini penelitian dapat berlangsung untuk memperoleh

gambaran secara konkret, mengenai segala bentuk informasi yang berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti. Peneliti juga harus memiliki rasa

keterbukaan yang tinggi dan bersifat objektif sehingga penelitian dapat berjalan

dengan baik sesuai kondisi yang sebenarnya di lapangan. Metode kualitatif dalam

penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah bangunan

Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan, dan mengkaji

ornamen hias yang terdapat pada bangunan tersebut beserta makna yang

terkandung di dalamnya.

1. Pendekatan Penelitian

Proses penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan

historis, bentuk dan makna. Pendekatan secara historis dipakai dalam mengkaji

(35)

103

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta perkembangannya. Sedangkan bentuk dan pemaknaan dikhususkan untuk

pengkajian ornamen hias yang terdapat pada bangunan paseban Tri Panca

Tunggal.

2. Sumber Jenis Data

Menurut Lofland dalam Moleong, (2010: 157) „sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain‟.

Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, uraian

dalam bentuk narasi. Secara kongkret data dikumpulkan terdiri atas rekaman

hasil-hasil wawancara dengan para narasumber, data visual berupa foto-foto,

sketsa gambar serta dokumen-dokumen lainnya yang dianggap perlu. Untuk

memperoleh data di atas, penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu

sumber data primer dan sekunder.

Sumber data primer yaitu para narasumber dan foto-foto, sedangkan

sumber data sekunder berupa buku-buku sumber dan artikel dari internet.

a. Data Primer

Dalam memperoleh data primer peneliti langsung mengambil data tanpa

pihak perantara yaitu dengan cara berinteraksi, berkomunikasi langsung dengan

objek yang diteliti, yaitu:

1) Data visual berupa foto-foto bangunan Paseban Tri Panca Tunggal dan

(36)

104

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Data tertulis hasil wawancara dari narasumber yang mengetahui tentang objek

[image:36.595.114.513.201.595.2]

yang diteliti.

TABEL 3.2 NARASUMBER

No. Nama Usia Pendidikan Profesi Alamat

1.

Pangeran Gumirat Barna Alam (Rama Anom)

48 SMA Wakil Pupuhu Adat Ling. Wage RT.19 RW.10 Kel/Kec. Cigugur Kab. Kuningan 2. Pangeran Djati Kusumah (Rama Sepuh)

80 SD Sesepuh Adat

Ling. Wage RT.20 RW.08 Kel/Kec. Cigugur

Kab. Kuningan

3. Pak Yus 55 SMP

Bagian Pemeliharaan Bangunan Ling. Wage RT.20 RW.08 Kel/Kec. Cigugur Kab. Kuningan

4. Pak Iman

Sugiman 49 SMA

Pemandu Wisata Keraton Kasepuhan Jl. Mandalangan RT.04 RW.02 No. 126 Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon

b. Data Sekunder

Dalam proses penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan

(37)

105

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari buku-buku sumber, artikel dan dari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan

objek yang diteliti.

D. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan pada dasarnya merupakan sebuah perencanaan suatu kegiatan

sebelum dilaksanakan. Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong, (2000: 236)

„rancangan penelitian adalah usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan

tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan

dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing‟.

Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif

(2000: 236), menyatakan bahwa “rancangan penelitian diartikan sebagai usaha

merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang

diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif”.

Pembuatan rancangan penelitian sangat diperlukan dalam melakukan

penelitian, hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan menjadi sistematis

dan terarah sehingga tujuan penelitian dapat berjalan dengan baik. Pembuatan

rancangan penelitian tentang ornamen hias dan makna yang terkandung di

dalamnya pada bangunan Paseban Tri Panca Tunggal ini, dibuat setelah mendapat

persetujuan dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia.

Pembuatan rancangan penelitian, diawali dengan langkah menentukan fokus

(38)

106

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal pra-observasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum

objek yang akan diteliti. Permasalahan yang muncul dari data-data yang diperoleh

dari kegiatan ini, diteliti lebih lanjut dengan dilakukan “member check” yaitu

data-data diteliti ulang dengan mengacu pada sumber-sumber literatur yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Dalam penggunaan metode penelitian kualitatif ini, terdiri dari beberapa

tahap penelitian. Tahapan penelitian ini yang nantinya menjadi dasar penelitian

yang akan dilakukan. Menurut Moleong, (2000: 85) ada beberapa tahapan

penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pra-Lapangan

Pada tahap pra-lapangan ini, penulis melakukan beberapa persiapan,

diantaranya menyusun rancangan penelitian dengan merumuskan fokus penelitian,

memilih pendekatan, menentukan sistem pola yang diamati, dan sumber data.

Langkah pertama yang penulis lakukan, di antaranya membuat dan

mengajukan penelitian atau proposal kepada Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah proposal disetujui dan penulis

memperoleh fokus penelitian, selanjutnya dilakukan penyempurnaan judul yang

dibimbing dan disahkan oleh pembimbing I dan II. Setelah proposal disetujui,

(39)

107

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pihak rektorat dari jurusan dan fakultas, yang bertujuan untuk mendapat peizinan

dalam melakukan penelitian ke tempat penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan, merupakan tahapan kegiatan penelitian yang

dilaksanakan di tempat penelitian. Tahapan ini diantaranya, sebagai berikut:

a. Melakukan survei awal, yang dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2012.

Hal ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran penelitian atau fokus

penelitian secara jelas. Kegiatan ini memberi gambaran bagi penulis untuk

mengkaji permasalahan, untuk memperoleh data serta informasi yang

diperlukan. Selain itu memudahkan penulis untuk melaksanakan penelitian

selanjutnya, karena disini penulis mendapat kesempatan untuk mengenal para

narasumber yang sangat membantu. Sehingga penulis dapat menetapkan arah

selanjutnya untuk pencarian data, baik dari studi kepustakaan, hasil laporan

penelitian-penelitian sejenis, yang membantu dalam melengkapi data-data

penelitian.

b. Setelah memperoleh titik fokus atau gambaran penelitian, langkah selanjutnya

yang dilakukan penulis yaitu dengan melakukan teknik pengumpulan data,

diantaranya dengan melaksanakan observasi selanjutnya, wawancara dengan

berbagai pihak terkait dengan objek penelitian. Sebelum melaksanakan

wawancara biasanya penulis membuat pedoman wawancara terlebih dahulu,

(40)

108

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara lebih terarah dan sistematis.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data, adalah tahapan setelah pengumpulan data tersebut

dilaksanakan. Setelah data terkumpul, penulis lalu mengecek keabsahan data yang

bertujuan untuk memperoleh kebenaran informasi. Sehingga hasil penelitian dapat

dipercaya dan terjaga kebenarannya.

F. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik, yaitu suatu penelitian

yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat. Agar dalam proses penelitian bejalan dengan efektif dan sesuai

dengan prosedur yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong, (2010: 4) mendefinisikan bahwa

„metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasikan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati‟. Melalui metode ini penelitian dapat berlangsung untuk

memperoleh gambaran secara konkret, mengenai segala bentuk informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian kualitatif, menggunakan peneliti sebagai instrumen penelitian.

(41)

109

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang berkaitan dengan objek penelitian. Kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsir

data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Peneliti melakukan

seluruh proses penelitian.

Interaksi dengan responden penelitian dilakukan dengan komunikasi yang

terencana dan terarah, sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, diperlukan teknik yang tepat untuk melakukan

pengumpulan data tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan beberapa

teknik penelitian sebagai berikut:

1. Teknik Observasi Langsung ke lapangan

Teknik observasi merupakan teknik yang nyata keberadaanya dengan apa

yang akan diteliti/dikaji. Teknik observasi sangat dibutuhkan dalam penelitian ini

karena peneliti bisa mendapatkan data-data secara valid dan dapat dipercaya

keasliannya.

Menurut Dhohiri, T.R (2001:120) “observasi merupakan suatu aktivitas

penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian

melalui proses pengamatan langsung dilapangan”.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa observasi merupakan penelitian

yang penelitinya sebagai pengamat sekaligus masuk ke tempat yang diamatinya.

Di sini peneliti langsung melakukan observasi ke tempat cagar budaya yaitu

(42)

110

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paseban Tri Panca Tunggal selain sebagai tempat kegiatan berkesenian juga

merupakan tempat yang menyimpan arsip-arsip dan dokumen-dokumen

kebudayaan Kuningan.

Peneliti saat melaksanakan observasi langsung ke lapangan mendapatkan

sejumlah data baik dari hasil wawancara dengan pihak pengelola maupun dari

data tertulis berupa artikel yang sudah disediakan oleh pengelola, selain itu

peneliti juga diizinkan untuk memotret objek yang akan diteliti serta mendapatkan

penjelasan-penjelasannya yang sangat membantu dalam proses penelitian.

2. Wawancara

Pengumpulan data dapat juga dilakukan melalui teknik wawancara atau

interview. Wawancara adalah salah satu cara yang paling penting dalam proses

pengumpilan data dalam penelitian kualitatif, karena menggunakan manusia

sebagai nara sumber atau informan yang memberi berbagai informasi secara

langsung.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186).

Proses wawancara melibatkan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan

yang diajukan. Untuk melancarkan proses wawancara, peneliti membuat pedoman

(43)

111

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan wawancara

terbuka. Dimana paranarasumber tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. Wawancara ini merupakan

wawancara terstruktur, dimana peneliti merancang terlebih dahulu

pertanyaan-pertanyaaan yang akan diajukan dan didasarkan atas masalah dalam konteks

penelitian.

Isi wawancara, yaitu berkaitan dengan segala informasi mengenai sejarah

bangunan Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten Kuningan, ornamen

hias pada bangunan tersebut, beserta maknanya. Wawancara ini langsung

dilakukan dengan narasumber yang bersangkutan yaitu pengelola bangunan cagar

budaya yang merupakan keturunan dari pendiri bangunan ini. Hasil wawancara ini

dicatat kemudian dicek kembali keabsahannya, lalu dianalis serta dibuat

kesimpulannya.

3. Studi Literatur

Dalam melengkapi data primer, peneliti melakukan studi literatur dengan

cara membaca buku-buku sumber dan artikel yang relevan dengan masalah yang

akan diteliti, studi literatur menjadi penting karena metode ini akan

menghindarkan kegiatan penduplikasian data.

Studi literatur yaitu mencari referensi dari berbagai sumber yang

menunjang dan berkaitan dengan penelitian yang akan diproses, seperti buku,

(44)

112

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paseban Tri Panca Tunggal beserta ornamen hias dan makna yang terkandung

didalamnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data melalui kepustakaan, teknik

pengumpulan data dengan cara mencari dokumen-dokumen tertulis yang sesuai

dengan masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai sejarah, ornamen hias beserta

maknanya pada bangunan Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur Kabupaten

Kuningan. Penggunaan teknik ini dilakukan dengan mempelajari beberapa sumber

bacaan, seperti buku-buku, artikel, surat kabar, kliping majalah, dan hasil

penelitian yang telah ada (dilakukan oleh orang lain).

Sebagian dokumen berasal dari tempat cagar budayanya sendiri yaitu

Paseban Tri Panca Tunggal. Bahan-bahan dokumentasi tersebut di antaranya

berupa artikel yang menjelaskan tentang sejarah kebudayaan Kabupaten

Kuningan, sejarah bangunan Paseban Tri Panca Tunggal, penjelasan tentang

ornamen hias serta makna yang terkandung didalamnya.

Dokumentasi lain dapat berupa foto-foto melalui media kamera. Hal ini

dilakukan agar peneliti mendapat keterangan yang banyak tentang latar belakang

yang luas mengenai hal-hal yang penting tentang landasan penelitian atau dengan

kata lain studi kepustakaan diperlukan karena menjadi bahan untuk mengecek

(45)

113

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. METODE DAN TEKNIK ANALISIS DATA

Tujuan utama penelitian yaitu untuk mencari jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah, agar hasilnya tercapai maka harus

dilakukan sebuah analisis data.

Adapun penjelasan tentang analisis data kualitatif yang diungkapkan

Bogdan dan Biklen dalam Moleong, (2010: 248) yaitu:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Di pihak lain, analisis data kualitatif Seiddel dalam Moleong, (2010: 248)

prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu memberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensitesiskan, membuat

ikhtisar, dan membuat indeksnya,

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Dengan melihat teori di atas, peneliti di sini melakukan pengolahan data

pada penelitian dengan cara mengumpulkan data, kemudian di

(46)

114

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu dengan data yang lainnya. Selain itu peneliti membandingkannya dengan

sumber literatur yang relevan untuk memperoleh pemahaman dan kebenaran

tentang penelitian yang sedang dilakukan.

Tahap menganalisis data merupakan langkah yang menentukan dalam

proses mencari jawaban atas masalah-masalah penelitian yang timbul. Model

analisis yang dipakai ialah dengan teknik analisis deskriptif. Kegiatan

menganalisis data dilakukan sejak awal, selama, dan sampai akhir pelaksanaan

penelitian, hal ini bertujuan agar semua hasil data saat penelitian bisa teranalisis

dengan baik.

Adapun langkah-langkah bentuk analisis yang peneliti lakukan yaitu

sebagai berikut:

a. Menghimpun Data

Pada tahap penghimpunan data, peneliti menggambar ulang objek, foto-

foto hasil observasi. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh lebih lengkap dan

dapat dipertanggungjawabkan.

b. Menelaah Bentuk dan Mengkaji Makna

Pada tahap ini peneliti melakukan penelaahan bentuk dengan cara

menggambar ulang, kemudian dianalisis secara kualitatif sesuai dengan kajian

unsur rupa yang terdapat pada bentuk yang dianalisis. Serta mengkaji makna yang

terkandung di dalamnya sesuai dengan hasil wawancara dan studi literatur yang

(47)

115

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian, merupakan alat yang digunakan untuk membantu

proses penelitian untuk menghasilkan data yang diinginkan. Manusia sebagai

instrumen penelitian berperan dalam memproses data. Adapun instrumen

penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Daftar Kerangka Pertanyaan Wawancara

Daftar kerangka pertanyaan wawancara ini dibuat untuk menjadi acuan

dalam melaksanakan wawancara, agar pertanyaan terfokus pada nasalah yang

akan ditanyakan. Daftar pertanyaan dalam proses wawancara yang peneliti buat

terlampir di bagian belakang skripsi ini.

2. Catatan, Kamera Foto dan Rekaman Mp3

Catatan digunakan untuk mengumpulkan data tertulis dari narasumber,

selain berfungsi untuk merekam secara tertulis data atau informasi yang

dikemukakan oleh narasumber, dengan adanya catatan peneliti akan mudah

melihat jika ada data atau informasi yang kurang jelas, yang dapat ditanyakan lagi

sewaktu wawancara berikutnya. Data berupa catatan juga sangat membantu

peneliti dalam proses penyusunan laporan penelitian.

Kamera foto digunakan sebagai alat dokumentasi berupa foto atau gambar

modern, sehingga data yang diperoleh akan dapat lebih dipertanggungjawaban

(48)

116

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. METODE DAN TEKNIK PENYAJIAN HASIL DATA

Setiap selesai melaksanakan penelitian, peneliti membuat laporan hasil

penelitian berupa penyajian hasil data yang merupakan hasil analisis. Hasil

analisis disajikan secara deskriptif yaitu melalui kalimat, uraian, dalam bentuk

(49)

Sintha Sulistiyani,2013

KAJIAN VISUAL DAN MAKNA ORNAMEN HIAS PADA BANGUNAN PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

299 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Gedung Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan Cagar Budaya

Gambar

Gambar. 3.1 Peta Kabupaten Kuningan
Gambar. 3.2  Peta Cigugur Kabupaten Kuningan
TABEL 3.1 WAKTU PENELITIAN
TABEL 3.2 NARASUMBER

Referensi

Dokumen terkait