• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL

SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP

KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA

LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0

SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Oleh :

KAMELIA GUMILANI PRIADI NIM : 17303013

Dosen Pembimbing : Drs. Widihardjo, M.sn Deny Willy, S.sn, MT

Koordinator Tugas Akhir / Skripsi : Drs. Andriyanto Wibisono, M.sn

Program Studi Desain Interior Fakultas Senirupa dan Desain

Institut Teknologi Bandung 2008

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

INTERIOR GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL

SEBAGAI SIMBOLISASI PANDANGAN HIDUP

KELOMPOK PENGHAYAT AGAMA DJAWA SUNDA

LAPORAN SKRIPSI DESAIN INTERIOR / DI 40Z0

SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Oleh :

Kamelia Gumilani Priadi NIM : 17303013

Disetujui dan disahkan oleh :

Drs. Widihardjo, M.sn __Tanggal :_______________ Dosen Pembimbing

Deny Willy, S.sn, MT __ Tanggal :_______________ Dosen Pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR

Terima kasih untuk Allah SWT untuk kebesaran-Nya yang luar biasa hingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian Desain Interior ini dengan tepat waktu.

Laporan penelitian ini berjudul Interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Sebagai Simbolisasi Pandangan Hidup Kelompok Penghayat Agama Djawa Sunda (ADS) yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan desain.

Dalam pembuatan laporan ini, ada begitu banyak pihak yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Deny Willy , S.Sn, MT

Selaku dosen pembimbing, rekan diskusi, dan pendukung utama tulisan ini 2. Drs. Widihardjo , Msn

Selaku dosen pembimbing, dan rekan diskusi 3. Drs. Andriyanto Wibisono

Selaku koordinator TA

4. Bapak Djatikusuma dan keluarga besar Keraton Paseban Tri Panca Tunggal

Atas kesediaanya meluangkan waktu untuk wawancara dan berdiskusi 5. Papa, Mama, Teteh Ina, Mas Toin, Neng Widha, De Adly

Sebagai 'bendahara' dan penyemangat penulis disaat-saat sulit 6. Keluarga besar Hamzah & Kel. besar Priadi

Untuk semua bantuan, dukungan, dan pengorbanannya

7. Teman-teman skripsi, TA, dan semua teman-teman Desain Interior 2003 Untuk kekompakan dan semangatnya!

8. Pihak-pihak lain

yang turut membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu

Dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan yang ada, semoga laporan penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam usaha-usaha untuk mendalami ruang interior.

Bandung, 5 Januari 2007

(4)

ABSTRAK

Salah satu aliran kepercayaan yang ada di Nusantara adalah Aliran kepercayaan Madrais atau kelompok penghayat ADS (Agama Djawa Sunda), aliran kepercayaan ini berasal dari daerah Cigugur yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. ADS memiliki sebuah keraton yang digunakan sebagai pusat kegiatan mereka. Gedung tersebut disebut sebagai Gedung Paseban Tri panca Tunggal. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengkaji interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang merupakan simbol dari nilai-nilai ajaran ADS.

Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan memaparkan seluruh data yang diperoleh melalui studi pustaka dan literatur, observasi lapangan, wawancara, dan sumber-sumber lain yang dianalisa berdasarkan teori-teori yang diperoleh.

Selain mengkaji nilai, makna simbolik, ornamen dan elemen arsitektural yang terdapat dalam interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, penelitian ini juga menganalisa perbedaan dan persamaan konsep arsitektural dan interior bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal dengan konsep arsitektural – interior tradisional daerah Jawa dan Sunda. Jawa dan Sunda merupakan wilayah yang adat dan budayanya paling banyak mempengaruhi ajaran ADS.

Dari temuan-temuan didapatkan kesimpulan tentang adanya sinkretisme atau pembauran makna dalam ornamen interior Paseban Tri Panca Tunggal. Hindu, Buddha, dan Islam adalah 3 agama yang paling banyak memiliki pengaruh disini, namun, tidak semua ruang/furnitur memiliki makna karena ada beberapa ornamen/elemen di ruang ini yang dibuat hanya sebagai elemen estetis. Bangunan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan konsep bangunan tradisional Jawa dan Sunda, diantaranya, pola rumah yang didasari atas aksis arah mata angin dan beberapa konsep lainnya. Gedung ini juga mengalami perubahan fungsi ruang dan alur sirkulasi karena adanya pergeseran nilai-nilai keagamaan dalam ADS. Perubahan dan pergeseran nilai-nilai ini banyak dipengaruhi oleh pergolakan sosial dan kebijakan politis, yaitu adanya represivitas dari pemerintahan orde baru dan masyarakat yang memiliki sentimen keagamaan terhadap ADS.

(5)

ABSTRACT

One of the sects that exist ini Indonesia is Madrais or a group of ADS (Agama Djawa Sunda) adherents, which is originally hails from Cigugur region located at Kuningan regency, West Java. The ADS has a palace which is used as its activity center. The palace is called Paseban Tri Panca Tunggal building. This research aims to investigate the interior of the building which symbolizes the religious teachings of ADS.

The resarch uses a qualitative method by describing all of the data gathered through library and literature research, filed observations, interviews and other sources and the data were analyzed based on the theories obtained.

In addition to investigating values, symbolic meanings, ornaments and architectural elements that exist in the interior of the Paseban Tri Panca Tunggal building, this research attempts to analyze the differences and similarities of its architectural concepts compared with those of Sundanese and Javanese traditional interior and architecture. Java and Sunda are regions whose customs and cultures greatly affect ADS teachings.

From the findings, a conclusion can be drawn that syncretism or meaning integration in the interior ornaments of the Paseban Tri Panca Tunggal building exists. Hinduism, buddhism, and Islam are three most influential. However, not all space/furniture possesses a meaning due to the fact that several ornaments/elements in this building were made only as aesthetic elements. The Paseban Tri Panca Tunggal building possesses characteristics which are more or less the same as the concepts of traditional Sundanese and Javanese buildings and one of the characters is the house pattern which is based on the axis of the compass point and other concepts. The building has also undergone changes in spatial function, and circulation furrow due to shifts in the religious teachings of ADS. The changes and shifts in values are greatly affected by social upheaval, sentiments about ADS, and policy i.e. represiveness from the old order government.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK ii ABSTRACT iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR DIAGRAM viii

DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR PUSTAKA xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Batasan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Metode Penelitian 4 1.5 Kerangka Pemikiran 5 1.6 Sistematika Penyusunan 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Agama 8

2.1.1 Pengertian agama 9

2.1.2 Konsep-konsep ketuhanan (menurut teori evolusi) 12

2.1.3 Cara Beragama 14

2.1.4 Agama di Indonesia 15

2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Ruang 18

2.3 Arsitektur Tradisional 20

2.3.1 Bentuk Bangunan Tradisional 23

2.3.2 Konsep Ruang Tradisional Nusantara 26

2.3.3 Arsitektur Tradisional Jawa 26

(7)

2.3.3.b Konsep Pembagian Ruang 26 2.3.3.c Bentuk Bangunan Tradisional Jawa 28

2.3.3.d Ragam Hias Tradisional Jawa 30

2.3.4 Arsitektur Tradisional Sunda 40

2.3.4.a Konsep Rumah Sunda 40

2.3.4.b Konsep Pembagian Ruang 40

2.3.4.c Bentuk Bangunan Tradisional Sunda 42 2.3.4.d Ragam Hias Tradisional Sunda 46

BAB III AGAMA DJAWA SUNDA DAN GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL

3.1 Agama Djawa Sunda 60

3.1.1 Arti nama ADS 61

3.1.2 Sejarah ADS 62

3.1.3 Waktu, Cara Dan Tempat Beribadat 65

3.1.4 Prosesi dan Ritual yang dilakukan di Gedung Paseban Tri Panca

Tunggal 68

3.2 Arti Paseban Tri Panca Tunggal 73 3.3 Konsep Pembagian Ruang di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal 73

BAB IV ANALISA PEMAKNAAN INTERIOR DALAM GEDUNG PASEBAN TRI PANCA TUNGGAL

4.1 Interior Gedung Paseban Tri Panca Tunggal 75 4.2 Ruang Pendopo Pagelaran 80

4.2.1 Fungsi Ruang 80

4.2.2 Deskripsi ruang 81

4.3 Ruang Jinem 84

4.3.1 Fungsi Ruang 85

4.3.2 Deskripsi ruang 88

4.4 Ruang Sri Manganti 92

4.4.1 Fungsi Ruang 93

4.4.2 Deskripsi ruang 93

4.5 Ruang Dapur Ageung 100

(8)

4.5.2 Deskripsi ruang 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan 106

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tabel konsepsi agama-agama besar di Indonesia dan ADS 17 Tabel II. Tabel perbedaan isyarat, tanda, dan lambang 21 Tabel III. Tabel perbandingan bentuk dan konsep arsitektural Paseban

(10)

DAFTAR DIAGRAM

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gb. 1 Tongkonan – rumah adat Toraja salah satu contoh rumah adat dengan 23

Pembagian kepala-badan-kaki 25

Gb.2 Tongkonan – rumah adat Toraja 25

Gb. 3 Salah satu contoh omah milik salah satu keluarga di Jawa 27

Gb. 4 Rumah Limasan Sinom 29

Gb. 5 Rumah Joglo Pangrawit 29

Gb.6 Denah Rumah Bupati atau Bangsawan Jawa 30

Gb. 7 Denah tipikal kampung naga 41

Gb.8 Rumah Suhunan Jolopong 42

Gb. 9 Atap Jogo Anjing 43

Gb. 10 Bentuk atap badak heuay 43

Gb. 11 Bentuk atap parahu kumureb 44

Gb. 12 Bentuk atap Julang Ngapak 44

Gb. 13 Bentuk atap Buka Palayu 45

Gb. 14 Bentuk atap Buka Pongpok 45

Gb.15 Ragam hias Kawung 47

Gb.16 Ragam Hias Rucuk Bung 47

Gb.17 Ragam hias Kelingan 48

Gb.18 Ragam hias Kangkungan 48

Gb.19 Ragam hias Patran Simbar 48

Gb.20 Ragam hias gajah 51

Gb.21 Ragam hias Kerbau 51

Gb.22 Ragam hias Wadasan 53

Gb.23 Ragam hias Mega Sumirat 54

Gb.24 Ragam hias Mega Mendung 54

Gb.25 Ragam hias Kaligrafi 55

Gb.26 Ragam hias Geometris 57

Gb.27 Ragam hias Angen 57

Gb.28 Ragam hias Wajikan 57

Gb.29 Ragam hias Sarigsig 58

(12)

Gb.31 Letak geografis kecamatan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat 60

Gb. 32 Kyai Madrais 62

Gb. 33 Tayub yang dilakukan saat Seren Taun di pelataran Gedung Paseban 69 Gb. 34 Perayaan upacara Seren Taun 72 Gb. 35 Denah gedung Paseban Tri Panca Tunggal 73 Gb. 36 Denah interior gedung Paseban berdasarkan hirarki penggunaan ruang 75 Gb. 37 Analisa perubahan jalur Main Entrance 79

Gb. 38 Denah ruang Pendopo Pagelaran 80

Gb. 39 Relief Purwa Wisada 81

Gb. 40 Relief Sri Resi Kusma Komara Tunggal 83

Gb. 41 Relief garuda pada kolom 84

Gb. 42 Denah Ruang Jinem 85

Gb. 43 Sikap meditasi kelompok penghayat ADS 86 Gb. 44 Persamaan sikap meditasi antara ADS dengan agama Buddha 88 Gb. 45 Ilustrasi penempatan kolom pada ruang Jinem 90 Gb. 46 Ukiran Banaspati pada kolom kayu ruang Jinem 91

Gb. 47 Denah Sri Manganti 92

Gb. 48 Patumg pembawa tombak 93

Gb. 49 Ilustrasi Palinggihan/Bale Kencana 94

Gb. 51 Stabilisator/Godhegan 95

Gb. 52 Emprit gandhil 96

Gb. 50 Ruang sri manganti 96

Gb. 53 Pemaknaan kolom pada ruang Sri Manganti 97 Gb. 54 Palinggihan "Bale Kencana" 98 Gb. 55 Kursi kuning sebagai salah satu furnitur utama 99

Gb. 56 Denah Dapur Ageung 101

Gb. 57 Perapian Dapur Ageung 101

Gb. 59 Alur sirkulasi udara melalui atap 102 Gb. 60 Alur sirkulasi udara melalui jendela dan pintu 103 Gb. 58 Relief kepala raksasa pada dinding Dapur Ageung 103 Gb. 62 Ukiran patran simbar dalam bentuk lotus pada kolom Dapur Ageung 104

Referensi

Dokumen terkait

Jika komputer dilepaskan dari catu daya eksternal dan tidak akan digunakan selama lebih dari 2 minggu, keluarkan baterai, lalu simpan di tempat terpisah yang sejuk dan kering

Sesuai dengan Pedoman penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan

Berdasarkan analisis dan olahan data mengenai “Tinjauan Kemampuan Lompat Jauh Siswa SD Negeri 21 Purus Padang Barat Dalam Pembelajaran Penjasorkes”, maka pada BAB ini akan

Temuan data isi nilai pendidikan karakter dalam sastra anak bacaan nonfiksi biografi pahlawan nasional yang dikaji, maka terdapat berbagai varian, yaitu isi/makna

Guru memberikan penghargaan berupa pujian kepada kelompok yang terbaik (rayakan). Setelah semua kelompok mempresentasekan hasil diskusinya, guru memberikan evaluasi

Masyarakat dimana masing-masing anggotanya bekerjasama untuk saling memerintahkan kepada yang ma‟ruf atau segala bentuk kebaikan yang tidak bertentangan dengan nilai-

Dalam hal ini mahasiswa PPL diwajibkan untuk membuat perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, lembar presensi siswa, dan lembar penilaian siswa sehingga

Kemudian setelah lubang terisi tutup tabung menggunakan batu bata, usahakan batu bata tertanam rata dengan permukaan tanah supaya tidak membahayakan orang yang