• Tidak ada hasil yang ditemukan

T MTK 1303198 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T MTK 1303198 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Ruggiero (Purwoko, 2013) mengartikan bahwa berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan untuk memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan. Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktifitas berpikir.

(2)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas dan mengarah ke masa depan, matematika memberi peluang berkembangnya kemampuan berikir logis, sistematik, kritis dan cermat, kreatif, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah.

Radiansyah (2010) berpendapat bahwa berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena dalam kehidupan di masyarakat manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang baik. Karena begitu pentingnya, berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai tujuan utama dari pembelajaran.

Selanjutnya, berpikir kritis merupakan salah satu amanah kurikulum matematika 2006. Amanah tersebut tertulis dalam tujuan mata pelajaran matematika maupun tuntutan pelajaran matematika kurikulum 2006, yaitu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, pemecahan masalah, dan generalisasi. Dengan berpikir kritis akan membuat siswa memiliki suatu dorongan ingin tahu serta menyusun kebenaran dalam kondisi terdesak.

(3)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, hal ini terlihat ketika siswa dapat memunculkan sebuah cara atau strategi lain untuk menyelesaikan sebuah persoalan matematis. Guilford menemukan sifat-sifat dari kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration).

Tingkat kreativitas anak-anak Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain berada pada peringkat yang rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif diindikasikan berimplikasi pada rendahnya prestasi siswa. Menurut Wahyudin (Siregar, 2012) diantara penyebab rendahnya pencapaian siswa dalam pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang belum optimal. Dalam proses pembelajaran umumnya guru sibuk sendiri-sendiri menjelaskan apa-apa yang telah dipersiapkannya. Demikian juga siswa sibuk sendiri menjadi penerima informasi yang baik. Akibatnya siswa hanya mencontoh apa yang telah dikerjakan guru. Hal tersebut dapat disebabkan siswa kurang memiliki kemampuan fleksibilitas yang merupakan komponen utama kemampuan berpikir kreatif. Fakta menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kemampuan kreatif dalam matematika beserta implikasinya, dengan demikian maka sangat diperlukan perhatian lebih pada kemampuan ini guna pembelajaran matematika saat ini. Berdasarkan hasil penelitian Moma (2014) juga menunjukkan bahwa pencapaian kemampuan kreatif matematis siswa SMP masih tergolong kategori level rendah.

(4)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Inovasi dalam dunia pendidikan diperlukan guna mengatasi hal tersebut, antara lain pada pendekatan pembelajaran. Wulandari & Sagita (2011) mengemukakan bahwa umumnya pelaksanaan proses pembelajaran masih disamakan untuk setiap siswa. Pembelajaran untuk anak yang pandai serta bermotivasi tinggi, disamakan dengan pembelajaran untuk anak yang berkesulitan belajar serta rendah motivasinya. Selain itu perbedaan learning style yang dimiliki siswa belum mendapatkan pembelajaran yang sesuai,

sehingga semua bakat yang dimiliki oleh peserta didik tidak dapat terakomodasi dengan optimal. Tingkat kesiapan siswa (readiness) untuk menerima materi selanjutnyapun belum dipertimbangkan dengan khusus, sehingga kemampuan siswa untuk menghubungkan kaitan materi satu dengan yang lain, masih rendah. Akibatnya hasil belajar tidak maksimal, bahkan matematika menjadi pelajaran yang dihindari dan ditakuti. Maka pembelajaran perlu mempertimbangkan perbedaan karakter dalam diri siswa, diantaranya perbedaan: learning style (gaya belajar), readiness (kesiapan), dan interest (ketertarikan).

(5)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kesulitan belajar yang dialami siswa dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tantangan belajar yang diberikan guru tidak sebanding dengan kemampuan siswa, rendahnya minat belajar siswa, maupun metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan gaya belajar siswa.

Guru dan sekolah dihadapkan dengan tantangan untuk mencapai kebutuhan semua siswa, tanpa terlepas dari tingkat akademis, sosial, tingkat perkembangan, dan kemajuan siswa. Setiap kelas di sekolah akan berisi campuran heterogen siswa dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan pendidikan yang berbeda. Untuk alasan ini, guru harus mampu membedakan instruksi pembelajaran di kelas, dengan kata lain guru harus mampu menjadi master Differentiated Instruction untuk memenuhi kebutuhan semua siswa, untuk memulihkan atau mempercepat instruksi, dan untuk menyediakan kesempatan belajar dan tumbuh bagi semua siswa.

Hal ini tentunya diperkuat dengan hasil penelitian Ditasona (2013) dan Fitriani (2013) yang mengemukakan bahwa pendekatan Differentiated Instruction terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah dan pemahaman matematis siswa. Dengan pendekatan Differentiated Instruction siswa belajar sesuai dengan gaya belajar, tingkat kesiapan,

ataupun ketertarikan mereka terhadap sesuatu. Sehingga diharapkan ide-ide kreatif mereka dapat bermunculan karena proses pembelajaran yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

(6)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan sebuah aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa, salah satunya adalah self confidence yang baik, karena dalam self confidence terdapat

indikator-indikator yang dapat mendukung tujuan tersebut.

Hasil penelitian Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) juga menunjukkan bahwa self confidence siswa Indonesia tergolong masih rendah yaitu dibawah 30% (Fitriani, 2013). Self confidence siswa dalam belajar matematika menurut TIMSS yaitu memiliki kemampuan matematika yang baik, mampu belajar matematika dengan cepat dan pantang menyerah, menunjukkan rasa yakin dengan kemampuan matematika yang dimilkinya, dan mampu berpikir secara realistis. Self confidence juga dapat dikembangkan dengan melakukan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat serta gaya belajar mereka, dan hal ini sejalan dengan pembelajaran dengan pendekatan Differentiated Instruction.

Data hasil uji coba instrumen pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa rerata kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis, dan self confidence siswa masih dibawah 20%. Hal ini berarti, apabila merujuk pada

(7)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, selain ditinjau dari aspek pembelajaran, ditinjau pula aspek kemampuan awal matematis siswa (KAM). Tujuannya yakni untuk melihat apakah implementasi pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat merata di semua kategori KAM siswa, atau hanya kategori tertentu saja. Jika merata di semua KAM, maka peneltian ini dapat digeneralisasi cocok untuk diterapkan pada semua level kemampuan awal siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis terdorong untuk melakukan kajian lebih spesifik mengenai “Pembelajaran dengan Pendekatan Differentiated Instruction untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif Matematis dan Self Confidence Siswa SMP”

1.2RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran DI lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa ditinjau secara (a) keseluruhan dan (b) KAM (atas, tengah, dan bawah)?

2. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran DI lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa ditinjau secara (a) keseluruhan dan (b) KAM (atas, tengah, dan bawah)?

(8)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran (pendekatan DI dan biasa) dan KAM (atas, tengah, dan bawah) terhadap pencapaian kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis, dan self confidence siswa?

5. Apakah terdapat asosiasi antara (a) kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan berpikir kreatif (b) kemampuan berpikir kritis dengan self confidence (c) kemampuan berpikir kreatif dengan self confidence siswa?

1.3TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk menelaah:

1. Perbedaan pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan DI dan pembelajaran biasa dilihat secara keseluruhan dan berdasarkan KAM (atas, tengah, dan bawah).

2. Perbedaan pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan DI dan pembelajaran biasa dilihat secara keseluruhan dan berdasarkan KAM (atas, tengah, dan bawah).

3. Perbedaan pencapaian self confidence siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan DI dan pembelajaran biasa dilihat secara keseluruhan dan KAM (atas, tengah, dan bawah).

4. Interaksi antara pembelajaran (pendekatan DI dan biasa) dan KAM (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian kemampuan berpikir kritis, kreatif matematis, dan self confidence siswa.

(9)

Evi lailiyah, 2016

PEND EKATAN D IFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS, KREATIF MATEMATIS D AN

SELF CONFID ENCE SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.4MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menggali potensi atau kemampuan yang mereka miliki sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis yang berakibat pada peningkatan prestasi belajar mereka.

2. Bagi guru, pembelajaran dengan pendekatan Differentiated Instruction diharapkan dapat dijadikan alternatif pembelajaran siswa sehingga pembelajaran matematika di kelas lebih inovatif dan memberikan suasana belajar yang baru.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan Pembuatan E-KTP, Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU), dan lain sebagainya [5]. Tugas humas kedua adalah memberikan pelayanan kepada

Hasil penelitian menunjukkan bahwarestatement pendapatan, beban usaha dan laba bersih mempengaruhi abnormal return secara negatif, hasil ini memiliki arti bahwa ketika perusahaan

[r]

Jadi kami di jaringan kerja Prolegnas Pro Perempuan dengan Koalisi Kewarganegaraan mencoba untuk membuat sandingan atau menginventarisasi masalah-masalah yang ada

Dalam standar yang telah ditetapkan pada RTRW Kabupaten Sukabumi bahwa pemanfaatan air minum dalam keseluruhan Kabupaten Sukabumi dengan volume 1.438.27 liter/detik

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Berbantuan Multimedia

Untuk mengetahui pengaruh dari ideologi Majalah Femina dalam membentuk wacana pria ideal yang berkembang pada wanita yang memiliki kisaran umur 25 hingga 35

Pengertian pola asuh orang tua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik,