• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU :Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH

PADA ANAK TUNARUNGU

(Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B

Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh:

Risma Rosyanti 0705015

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)
(3)

PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH

PADA ANAK TUNARUNGU

(Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B

Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi)

Oleh Risma Rosyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Risma Rosyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Risma Rosyanti,2013

PENGGUNAAN METODE VAKT (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC, TACTILE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

HURUF HIJAIYAH PADA ANAK TUNARUNGU

(Penelitian Single Subject Research terhadap Siswa Kelas D4 di SLB-B Prima Bhakti Mulya Kota Cimahi)

(Risma Rosyanti, Pendidikan Khusus FIP UPI, 2013)

Penelitian ini berangkat dari latar belakang tentang rendahnya kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu. Tunarungu merupakan suatu istilah yang diberikan kepada mereka yang mempunyai hambatan pendengaran baik secara konduktif, sensorineural maupun campuran dari keduanya sehingga informasi tidak atau kurang bisa diproses melalui indera pendengaran yang mempengaruhi kemampuan intelegensi dan bahasanya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah anak tunarungu. Salah satu pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak tunarungu dalam meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah yaitu dengan menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile). Metode ini lebih menstimulasi anak untuk belajar lebih cepat karena menggunakan multi sensori yaitu indera penglihatan, pendengaran, gerak dan perabaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai penggunaan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian pada subjek CA menunjukkan terjadi peningkatan persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Mean level pada fase baseline 1 sebesar 55,25%, mean level pada fase intervensi sebesar 69,5% dan mean level pada fase baseline 2 adalah sebesar 80%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mean level 10,5% dari fase intervensi ke fase baseline-2. Maka diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu. Saran bagi guru, diharapkan dengan menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) ini dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran membaca huruf hijaiyah. Bagi peneliti selanjutnya, subjek dapat ditambah sebagai perbandingan terhadap hasil penelitian pada masing-masing subjek.

(5)

ABSTRACT

USING VAKT (VISUAL, AUDITHORY, KINESTHETIC, TACTILE) METHOD IN IMPROVING THE ABILITY TO READ THE LETTER

HIJAIYAH FOR DEAF CHILDREN

(Single Subject Research for Students D4 Class in SLB-B Prima Bhakti Mulya Cimahi)

(Risma Rosyanti, Special Education FIP UPI, 2013)

This study departs from the background of low reading skills in children with hearing impairment hijaiyah letters. Deaf is a term given to those who have barriers either conductive hearing loss, sensorineural or a mixture of both so that little or no information could be processed through the sense of hearing which affects the ability of intelligence and language. Therefore we need a study that is able to improve the ability to read hijaiyah letters for deaf children. One lesson that can be given to deaf children to improve their reading hijaiyah letters by using the VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) method. This method is more stimulating children to learn faster because it uses a multi-sensory the senses of sight, hearing, movement and touch. The purpose of this study is to obtain information and a clear picture of the use of VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) in improving reading skills in children with hearing impairment hijaiyah letters. The method used is an experimental method Single Subject Research (SSR) with the ABA design. Analysis techniques in this study using descriptive statistics and the results are displayed in graphical form. The results of research on the subject CA showed an increase in the percentage of literacy hijaiyah letters given before and after the intervention. Mean baseline levels in phase 1 for 55.25%, the mean level of the intervention phase of 69.5% and a mean baseline level in phase 2 is at 80%. These results suggest that an increase in the mean level of 10.5% from the baseline phase to the intervention phase-2. It could be concluded that using the VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) method can improve reading skills in children with hearing impairment hijaiyah letters. Suggestions for teachers, are expected to use the VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) method can assist students in achieving the learning objectives hijaiyah read the letter. For further research, the subject can be added as a comparison of the results of research on each subject.

(6)

Risma Rosyanti,2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Tunarungu ... 6

B. Konsep Dasar Metode VAKT ... 12

C. Konsep Dasar Membaca Huruf Hijaiyah ... 14

D. Penelitian Yang Relevan ... 18

E. Kerangka Berfikir... 19

F. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 21

B. Metode Penelitian... 24

C. Desain Penelitian ... 25

D. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Baseline 1 (A-1) ... 34

2. Intervensi (B)... 36

3. Baseline 2 (A-2) ... 38

B. Analisis Data ... 40

C. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat belajar anak dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal. Hasil belajar yang terjadi diharapkan bisa ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan di sekolah memberikan peran yang sangat berarti dalam pembangunan nasional, sebagaimana tujuan yang tertuang dalam Undang-undang Sisdiknas Bab II Pasal 3 (2005 :98) yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan diatas mencerminkan betapa besar harapan bangsa Indonesia terhadap dunia pendidikan. Karena pentingnya pendidikan dalam pembangunan nasional, maka setiap kegiatan pendidikan harus mengacu kepada tujuan pendidikan yang ingin dicapai termasuk dalam mata pelajaran Agama Islam dalam hal membaca dan mengenal huruf al-qur’an atau yang sering kita sebut huruf hijayah.

Membaca Al-Qur’an diwajibkan bagi seluruh umat muslim karena

Al-Qur’an ialah pedoman hidup bagi manusia. Untuk dapat membaca ayat-ayat

Al-Qur’an, kita harus mempelajari terlebih dahulu huruf-huruf Al-Qur’an atau yang disebut dengan huruf hijaiyah.

Allah SWT berfirman :

(9)

2

Perintah membaca ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Mungkin kita merasa heran ketika melihat bahwa perintah membaca ini ditujukan pertama kali kepada seseorang yang tidak pernah membaca suatu kitab apa pun sebelum turunnya Alquran (QS 29: 48), bahkan ia tidak pandai membaca suatu tulisan sampai akhir hayatnya (QS 7:157).

Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia, sebab membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban yang mulia, yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT berfirman, ”...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadalah: 11).

Dengan demikian, membaca merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Dan tidaklah mengherankan jika membaca menjadi tuntunan pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Tetapi pada kenyatannya tuntutan kurikulum kelas 3 SDLB-B semester 2 untuk membaca dan mengenal huruf hijaiyah belum mencapai kompetensi yang diharapkan, hal ini menjadi bahan pemikiran bersama para pendidik untuk mencari solusi bagaimana pengajaran membaca huruf hijaiyah dapat berhasil disampaikan pada anak tunarungu.

Anak tunarungu ialah anak yang selalu mengutamakan indera penglihatan dan cenderung jarang menggunakan bahasa lisan. Ketika mereka belajar membaca dan mengenal huruh-huruf hijaiyah, maka pengucapan akan menjadi hambatannya. Semakin efektif metode yang digunakan maka semakin mempengaruhi daya ingat anak.

(10)

hijaiyah tersebut memiliki pengucapan dan penulisan yang berbeda. Berdasarkan studi pendahuluan melalui asesmen, siswa kelas D4 tersebut hanya mampu membaca beberapa huruf hijaiyah saja. Berdasarkan hasil wawancara dari wali kelas, faktor lainnya adalah kurangnya dukungan orang tua siswa untuk membimbing putra-putrinya di rumah untuk belajar huruf hijaiyah. Selain itu orang tua tidak mengikutsertakan putrinya ke bimbingan belajar khusus (les). Kurangnya metode yang digunakan pun menjadi pemicu anak tunarungu menjadi cepat lupa.

Oleh sebab itu, perlu adanya suatu pengajaran yang efektif agar siswa mampu belajar dengan cepat. Banyak metode yang digunakan untuk mencapai pembelajaran yang efektif. Namun dari sekian metode yang ada, peneliti ingin menerapkan metode VAKT (Visal, Auditory, Kinesthetic, Tactile) yang diasumsikan efektif bagi anak tunarungu. Metode ini dikembangkan oleh Gillingham dan Stillman (Gearheart, dalam M.Sodiq,1999: 166). Asumsi yang mendasari metode ini adalah bahwa dalam pengajaran membaca, menulis, dan mengeja kata dipandang sebagai satu rangkaian huruf-huruf. Metode ini lebih menstimulasi anak untuk belajar lebih cepat karena menggunakan multi sensori yaitu indera penglihatan, pendengaran, gerak dan perabaan. Dengan menggunakan VAKT diharapkan dapat membantu anak tunarungu untuk lebih cepat mengerti dan mampu membaca huruf hijaiyah.

Berdasarkan asumsi dan alasan-alasan di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai “Penggunaan Metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah

pada Anak Tunarungu”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang. Maka, permasalahannya dapat dididentifikasi sebagai berikut:

(11)

4

2. Hasil membaca huruf hijaiyah siswa tunarungu yang cenderung rendah. 3. Kurangnya variasi metode yang digunakan guru untuk meningkatkan

kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu

C. Batasan Masalah

Mengingat terlalu luasnya permasalahan dan terbatasnya kemampuan serta waktu yang penulis miliki, maka untuk lebih membatasi penelitian, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini. Ada pun batasan masalahnya yaitu:

1. Kemampuan membaca huruf hijaiyah anak tunarungu

2. Penggunaan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan batasan masalah yang ditentukan, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dapat meningkatkan kemampuan membaca

huruf hijaiyah pada anak tunarungu? ”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai penggunaan metode VAKT dalam meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu.

Sedangkan kegunaan penelitian ini diantaranya : a. Bagi Peneliti

(12)

b. Bagi Guru

Kegunaan dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru dalam upaya menangani permasalahan membaca huruf hijaiyah melalui penggunaan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile).

c. Bagi Siswa

(13)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

Variabel merupakan ciri-ciri atau gejala-gejala dari sesuatu yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Secara teoretis Hatch & Farhady (Sugiyono, 2010:38) mengemukakan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut:

a. Variable bebas adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactil) merupakan variabel bebas dalam

penelitian ini. Metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) merupakan metode dengan pendekatan multi indrawi yang mengembangkan aspek penglihatan, pendengaran, gerak dan perabaan. Metode VAKT dikembangkan oleh Gillingham dan Stillman (Gearheart, dalam M.Sodiq,1999: 166). Metode pembelajaran ini memiliki prinsip kesenangan, prinsip individualitas, prinsip kontinyuitas, dan prinsip berkelanjutan.

(14)

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Moh. Nazar (1999 : 152) adalah : “Definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

a. Variable Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Metode VAKT (Visual, Auditory, Kinestetik, Tactil)”

Metode VAKT merupakan sebuah metode yang menggunakan multiindrawi yakni penglihatan, pendengaran, gerak dan perabaan yang satu sama lain berhubungan dengan proses belajar siswa. Dengan mengoptimalkan multiindrawi ini anak dapat belajar dengan lebih efektif dan menyenangkan. Adapun langkah operasional metode VAKT ini adalah sebagai berikut :

1) Visual

Pada tahap ini guru memperlihatkan kata atau huruf yang tertera pada tulisan warna yang menarik. Fungsi dari visual ini agar anak dapat mengingat bentuk yang diperlihatkan dengan warna-warna yang menarik.

2) Auditif

Pada tahap ini, guru membacakan huruf hijaiyah. Fungsi dari auditif ini agar anak bisa mendengar dengan baik bunyi kata atau huruf tersebut meskipun dengan sisa pendengaran yang dimilikinya dan menggunakan alat bantu dengar dalam proses pembelajaran. 3) Kinestetik

(15)

23

merasakan gerakan bibir, lidah dan pipi ketika mengucapkan huruf hijaiyah.

4) Taktil

Pada tahap ini, siswa meraba organ artikulasi agar bisa merasakan getaran bunyi huruf di pipi, bibir dan leher.

b. Variable Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Kemampuan membaca huruf hijaiyah”.

Membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses mengingat tentang yang dibaca. Huruf hijaiyah merupakan sekumpulan huruf al-qur’an dimana sebelum membaca al-qur’an diwajibkan untuk belajar membaca huruf-huruf arab atau yang disebut huruf hijaiyah dengan tulisan dan pengucapan yang berbeda.

(16)

Tabel 3.1 Komponen Huruf Hijaiyah

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk memecahkan masalah dari permasalahan yang diteliti melalui langkah-langkah ilmiah yang dilaksanakan secara sistematis. Menurut Arikunto (2010:203) metode penelitian

adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Arikunto (2010:9) menyatakan :

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen Single Subject Research (SSR). Menurut Sunanto (2005:56) SSR adalah suatu penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan

(17)

25

(treatment) yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian subjek tunggal ini, desain yang digunakan adalah A-B-A' yang terdiri dari tiga tahapan kondisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut ini : sebelum mendapatkan treatmen yang diberikan secara berulang-ulang. Tujuan pengukuran baseline adalah memberikan deskripsi tingkah laku secara alamiah tanpa ada treatmen yang berfungsi sebagai landasan pembanding untuk penilaian keefektifan treatmen, pengukuran baseline diambil untuk menciptakan suatu pola. Dalam sesi ini langkah pertama yang penulis lakukan adalah menkondisikan anak. Peneliti mengupayakan agar anak terfokus kepada tugas yang akan diberikan kepadanya. Penulis menyingkirkan objek-objek yang dapat mengganggu konsentrasi anak

(18)

kepada tugas yang akan diberikan kepadanya. Langkah selanjutnya adalah penulis mempersiapkan instrumen untuk mengetahui kemampuan baseline (kondisi awal) pada anak. Instrumen yang yang penulis gunakan adalah 30 huruf hijaiyah, dimana anak akan membaca huruf hijaiyah tersebut.

2. B (Treatmen/Intervensi), yaitu keadaan treatmen dimana subjek diberi perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang, tujuannya untuk melihat tingkah laku yang terjadi selama perlakuan diberikan. Pada sesi ini penulis menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam memberikan treatment kepada anak tunarungu. Langkah pertama adalah mengkondisikan siswa. Hal ini dilakukan agar anak terfokus kepada treatment yang akan diberikan kepadanya. Selanjutnya penulis menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam memberikan treatment kepada anak tunarungu. Pertama, guru memperlihatkan huruf hijaiyah yang bertekstur/timbul; kedua, menyebutkan bunyi dari huruf hijaiyah tersebut, ketiga, menuliskan huruf hijaiyah tersebut di udara sambil di ucapkan yang diberengi gerak bibir (artikulasi), keempat, merasakan getaran organ artikulasi. Setelah itu anak membaca huruf apakah yang telah dipelajarinya. Jika anak gagal maka intervensi akan diulang.

3. Baseline A2 merupakan pengulangan kondisi A yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi sejauh mana intervensi dapat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Baseline ini sama dengan basline awal.

D. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian dalam hal ini adalah satu orang siswa kelas D4 di SLB-B Prima Bhakti Mulia Kota Cimahi dengan data sebagai berikut.

Nama : CA

Tempat, tanggal lahir : Palembang, 1 Maret 2000

Agama : Islam

Kelas : 4 SDLB-B

(19)

27

Karakteristik :

Dari hasil asesmen peneliti selama studi pendahuluan. Anak ini lambat dalam membaca huruf hijaiyah. Anak hanya dapat membaca beberapa huruf hijaiyah. Berdasarkan data dari pihak sekolah dan informasi dari wali kelas, nilai mata pelajaran agama Islam merupakan nilai terendah yang dicapainya dari keseluruhan mata pelajaran yang diajarkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002:207), “Pengumpulan data adalah mengamati

variable yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya.” Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan

menggunakan tes. Menurut Arikunto (2010:193) tes adalah “serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes lisan untuk mengukur kemampuan membaca huruf hijaiyah anak tunarungu. Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Menyiapkan format pencatatan yang akan digunakan sebagai pedoman untuk menilai kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak

b. Menyiapkan instrumen penelitian

Instrumen merupakan alat untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan (S. Arikunto, 2002). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan yaitu anak disuruh membaca huruf hijaiyah yang diketahuinya, ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu dengan memberikan tulisan huruf hijaiyah. Setelah data terkumpul akan dihitung dengan menggunakan rumus persentasi sebagai berikut :

(20)

Lembaran tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca huruf hijaiyah adalah :

LEMBAR TES MEMBACA HURUF HIJAIYAH

Nama :

Sesi Ke : Tanggal :

Bacalah huruf hijaiyah di bawah ini !

No. Soal Skor

2 1 0

1

ا

2

ب

3

ت

4

ث

5

ج

6

ح

7

خ

8

د

9

ذ

10

ر

11

ز

12

س

13

ش

14

ص

15

ض

16

ط

17

ظ

18

ع

19

غ

(21)

29

21

ق

22

ك

23

ل

24

م

25

ن

26

و

27

ه

28

ا

29

ء

30

ي

Jumlah skor

c. Menyiapkan kriteria penilaian

Adapun kriteria penilaian yang digunakan penulis dalam tes ini adalah. 1. Nilai 2 jika anak dapat membaca huruf hijaiyah dengan jelas dan

dapat dipahami

2. Nilai 1 jika anak kurang jelas membaca huruf hijaiyah tetapi masih dapat dipahami

3. Nilai 0 jika anak membaca tidak dapat dipahami

Jadi, nilai maksimum adalah 100, sedangkan nilai minimum 0

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(22)

1. Pengolahan data

Setelah proses pengumpulan data melalui instrumen dilaksanakan, kemudian data tersebut diolah inilah yang disebut sebagai pengolahan data. Pengolahan data yang digunakan penulis ialah dengan persentase. Persentase merupakan suatu pengukuran variabel terikat yang sering digunakan untuk mengukur perilaku dalam bidang akademik maupun sosial (Sunanto, 16:2005). Perhitungan persentase diperoleh dari jumlah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa dibandingkan dengan jumlah seluruh soal kemudian dikalikan dengan 100 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dirumus berikut ini.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan terakhir sebelum menarik kesimpulan dari suatu penelitian. Setelah data terkumpul dan diolah kemudian data tersebut dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas dalam jangka waktu tertentu. Penyajian data dengan menggunakan grafik atau diagram.

(23)

31

a. Absis

Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk variabel bebas (misalnya sesi, hari, tanggal).

b. Ordinat

Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat (misalnya persentase, frekuensi, durasi).

c. Titik awal

Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal satuan variabel bebas dan terikat.

d. Skala

Skala merupakan garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50%, 75 %).

e. Label kondisi

Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen misalnya baseline atau intervensi.

f. Garis perubahan kondisi

Garis perubahan kondisi yaiut garis vertikal yang menunjukkkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

g. Judul grafik

Judul grafik adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Setelah data terkumpul dari fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2. Maka data tersebut kemudian dimasukkan dalam grafik garis.

(24)

menganalisis perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi.Analisis dalam kondisi memiliki komponen yang meliputi :

a. Panjang kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi yang juga menggambarkan banyaknya sesi dalam kondisi tersebut.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis yang sama banyak.

c. Tingkat stabilitas (level stability)

Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean.

d. Tingkat perubahan (level change)

Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan data diantara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.

e. Jejak data (data path)

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi dengan tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, dan mendatar.

f. Rentang

(25)

33

Sedangkan analisis antar kondisi adalah menganalisis perubahan data antar kondisi misalnya kondisi baseline dengan kondisi internvesi. Analisis antar kondisi meliputi komponen sebagai berikut:

a. Variabel yang diubah

Merupakan variabel terikat atau sasaran yang difokuskan. b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Merupakan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data.

d. Perubahan level data

Menunjukkan seberapa besar data diubah. e. Data yang tumpang tindih

Data yang tumpang tindih antara dua kondisi terjadi akibat dari keadaan data yang sama pada kedua kondisi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1.

b. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatmen/intervensi. c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2.

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline-2.

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi, dan skor pada kondisi baseline-2.

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang ditemukan di lapangan terdapat peningkatan persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah dari fase baseline 1 kemudian fase intervensi dan yang terakhir adalah fase baseline

2. Pada fase baseline 1 rentang nilai persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah anak rendah berkisar antara 53%-55 % dengan mean level sebesar 55,25 %. Namun pada fase intervensi dengan menggunakan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile), terdapat peningkatan persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak. Hal ini dibuktikan dengan rentang nilai persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah yang mencapai 62%-82% dengan mean level sebesar 69,5%. Setelah kegiatan intervensi dilanjutkan dengan fase baseline 2. Dalam fase ini rentang nilai persentase kemampuan membaca huruf hijaiyah anak berada antara 82-80% dengan mean level sebesar 80%.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang dapat diajukan adalah :

1. Bagi Pihak Guru dan Sekolah

(27)

60

yang dapat diterapkan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada anak tunarungu.

Tetapi dalam penggunaan metode VAKT ini guru pun perlu memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan Single Subject Research (SSR) yang hasilnya sangat individual.

Sehingga guru perlu menerapkan tahapah-tahapan yang harus dilalui siswa untuk dapat menggunakan metode ini.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(28)

Risma Rosyanti,2013

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Amalia, A. 2011. Pendekatan Multisensori dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

Permulaan pada Anak Berkesulitan Belajar. Skripsi Sarjana Kependidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, W. 2006. Efektivitas Penggunaan Metode VAKT (Visual, Auditory, Kinestetik, Taktil) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita. Skripsi Sarjana Kependidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Background-Colour. 2005. Menggunakan Metode multi sensorik VAKT (Online). Tersedia : http://www.dyslexia-parent.com/VAKT.html

Bunawan, L. 2000. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santirama Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pembinaan SLB. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SDLB B Tunarungu. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.

Lestari, P. 2005. Penerapan Pendekatan Multisensori dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Bacaan Shalat pada Anak Tunarungu. Skripsi Sarjana Kependidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan..

Somantri, S. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama Http:\\www.cara-membaca-huruf-hijaiyah 1.html.

Http:\\www.cara-membaca-alquran.html

Kudo. 2010. Klasifikasi dan Karakteristik Tunarungu dan Tunanetra (Online). Tersedia : http:\\www.klasifikasi-dan-karakteristik-tunarungu.html

Kahilla. 2009. Sekilas Tentang Tunarungu (Online). Tersedia : http:\\www.sekilas-pengertian-tunarungu.html

(29)

Somad, P dan Hernawati,T. 1995. Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung : Tidak diterbitkan

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J.dkk. 2005. Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.

Tim Dosen UPI. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

Tim Dosen UPI. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan, Buku, Makalah Skrpsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

Gambar

Tabel 3.1 Komponen Huruf Hijaiyah
Tabel 3.2 Desain A-B-A

Referensi

Dokumen terkait