DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN DUG-DUGAN PADA SISWA KELAS V
SDN 1 GALAGAMBA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon)
Oleh
W A S M A
0905162Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing
Pembimbing I
Dr. TATANG MUHTAR, M.Si
NIP. 19590603 198603 1 005
Pembimbing II
INDRA SAFARI, M.Pd
NIP. 19770902 200801 1 016
Mengetahui
Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Meningkatkan
Kemampuan Gerak Dasar Tolakan pada Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui
Permainan Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan
Tengahtani Kabupaten Cirebon" ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada
bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Sumedang, Juni 2011
Yang Membuat Pernyataan
YUSUF
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk
mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan
dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiriyual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan yang seimbang.
Semua itu mengandung arti Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah salah satu
mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuh kembangkan
seluruh aspek dan potrensi yang dimiliki peserta didik melalui proses
pembelajarannya.
Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2003:21). Definisi Pendidikan
Jasmani adalah :
Proses pedidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum yaitu untuk membantu anak agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang salah satu komponennya yaitu
tujuan pendidikan. Tentunya tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak terlepas
dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah selalu
Menurut Lutan (2001:18) menjelaskan bahwa : Tujuan pendidikan jasmani di
sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar meningkatkan kemampuan
gerak mereka, disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi
dalam berbagai aktivitas.
Dalam proses pembelajaran penjas, guru diharapkan dapat mengajar
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga),
internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin dan bertanggung
jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran Penjas yang
dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang
didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis.
Kegiatan pembalajaran penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotor,
kognitif, dan apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar
merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penjas. Meski
demikian masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran
dengan cara tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembalajaran
yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi
peserta didiknya.
Pada awal semester ganjil 2010/2011, penulis selaku guru Pendidikan
Jasmani di SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon telah
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran
keterampilan dasar dribbling dalam permainan bola basket yang diperoleh
sebesar 65 % namun temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran
belum berjalan efektif.
Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti
melakukan pembelajaran dribbling melalui permainan dug-dugan dimana hasil
Berdasarkan hasil temuan diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada
semester ganjil adalah 72,00 % kelas VI SDN 1 Galagamba Kecamatan
CIwaringin Kabupaten Cirebon yaitu 18 siswa dari 25 siswa yang kurang
memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan dan
hanya sebagian kecil yaitu 7 siswa atau 28,00 % saja yang sudah memenuhi
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Manfaat pembelajaran bola basket akan diperoleh apabila disajikan dalam
proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam
mengemas pembelajaran bola basket tersebut, baik yang bersifat pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan dribbling.
Strategi pembelajarn adalah salah satu cara untuk menyiasati pelaksanaan belajar
mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu berhasil.
Salah satu bentuk mensiasati pembelajaran dalam permainan bola basket
adalah dengan melakukan berbagai macam permainan yang sesuai dengan
karakteristik kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu
mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa .
Kesulitan dalam pembelajaran bola basket bukan hanya di pengaruhi oleh
peralatan yang digunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek
kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari
suatu gerakan dribbling oleh karena itu perbedaan tersebut, akan terlihat sebagian
siswa pada saat belajar gerakan dribbling begitu bersemangat dan menyenangi,
melakukannya. Disinilah guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin,
sebagai manajer, dan sebagai fasilisator dalam belajar mengajar.
Peran guru sebagai fasilisator tidak sebatas hanya membimbing siswa
meraih tujuan belajar, melainkan juga harus mampu mencari solusi yang tepat
selama proses belajar mengajar seperti contoh dalam pembelajaran dribbling
dalam permainan bola basket pada siswa sekolah dasar di SDN 1 Galagamba
Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam dribbling
sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu, ada yang asal di
tepak bolanya ada juga yang takut dalam melakukan gerakannya.
Untuk menyiasati kendalah diatas diperlukan permainan yang sesuai sebagai
sarana pendukung pembelajaran gerakan mendribbling. Permainan itu harus dapat
merangsang minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus sebagai
tantangan yang menyenangkan bagi setiap siswa.
Dalam pembelajaran keterampilan dribbling dalam permainan bola basket
yang dapat dilakukan untuk menarik minat siswa adalah dengan melakukan
permainan dug-dugan. Anak dibariskan dibagi menjadi 2 syaf (kelompok), yang
masing-masing syaf terdiri dari 12 anak. Tugas geraknya adalah
memantul-mantulkan bola ditempat, Jarak antara anak yang satu dengan lainnya kurang lebih
satu meter. masing-masing anak melakukan dug-dugan / memantul-mantulkan
bola sebanyak 10x. dimulai dari baris 1 memantulkan bola sebanyak 10x.
kemudian bola diberikankan ke baris 2, Baris ke-2 sama memantulkan bola
akhir. Kelompok yang menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu dianggap
sebagai pemenang.
Variasi tugas gerak yang baik mengandung unsur tantangan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa serta tidak mudah membosankan bagi siswa
sebagai pelaku tugas gerak. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang baik dalam
menyampaikan serangkaian tugas gerak secara sistematis. Tugas gerak yang
sistematis maksudnya adalah tugas gerak dari yang sederhana menuju ke tugas
gerak yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit. Ini dimaksudkan agar siswa
dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Berkaitan dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba
mengungkapkan masalah pembalajaran keterampilan menggiring bola dalam
permainan bola basket yang akan dicoba dicarikan solusinya melalui upaya-upaya
dalam penelitian tindakan kelas (class action research). Adapun judul yang dipilih
dalam penelitin ini adalah “Upaya Peningkatan Keterampilan Dasar Dribbling
Dalam Permainan Bola Basket melalui Permainan Dug-dugan Pada Siswa Kelas
VI SDN 1 Galagamba”
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pernyataan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan Keterampilan
Dasar Dribbling dalam permainan bola basket melalui permainan dug-dugan
pada siswa kelas V SD Negeri 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin
Selanjutnya masalah penelitian secara khusus, penulis rumuskan dalam
sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam
meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran permainan bola basket dalam
meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?
c. Bagaimanakah peningkatan pembelajaran permainan bola basket dalam
meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab
timbulnya masalah dari komponen-komponen “rumusan masalah”. Diduga
penyebeb timbulnya masalah adalah sebagai berikut : (a) kurangnya dana
untuk membeli dan membuat sarana permainan bola basket, (b) belum
memasyarakatnya permainan bola basket di daerah pedesaan, (c) belum
pahamnya/menguasai pengetahuan guru Penjas terhadap permainan bola
basket, (d) pemodifikasian permainan bola basket yang disajikan oleh guru
penjas kurang sesuai dengan karakteristik permainan tersebut, (e) belum
terampilnya siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar dalam permainan
bola basket. Dari kelima alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan
beberapa orang guru penjas dan pakar dari perguruan tinggi bahwa yang
paling mungkin menjadi penyebab adalah strategi pembelajaran Pendidikan
Pendidikan Jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut : (1)
guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan, (2) guru belum
menguasai materi pembelajarn pendidikan jasmani, dan (3) metode
pembelajaran kurang bervariasi. Dari ketiga penyebab itu disepakati bahwa
kurang bervariasinya dalam penggunaan metode pembalajaran menjadi
penyebab timbulnya masalah.
Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya
adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk itu perlu stratedi
pembalajaran yang tepat yang dapat menarik minat siswa untuk melaksanakan
latihan keterampilan teknik dasar dribbling dalam permainan bola basket.
Salah satunya adalah dengan cara melaksanakan permainan dug-dugan.
Pelaksanaan pembelajaran dribbling bola basket melakui permainan
dug-dugan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
Tahap pertama, memantulkan bola ditempat, Jarak antara anak yang satu
dengan lainnya kurang lebih satu meter. masing-masing anak melakukan
dug-dugan / memantul-mantulkan bola sebanyak 10x. dimulai dari baris 1
memantulkan bola sebanyak 10x. kemudian bola diberikankan ke baris 2,
Baris ke-2 sama memantulkan bola sebanyak 10x, kemudian diberikan ke
baris 3 dan seterusnya sampai baris paling akhir. Kelompok yang
menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu dianggap sebagai pemenang.
Tahap kedua, mendribling bola mengelilingi barisan. Jarak antara anak yang
satu dengan lainnya kurang lebih satu meter. masing-masing anak melakukan
barisan dalam kelompoknya sampai ketempat semula, kemudian bola
diberikan ke baris 2, Baris ke-2 sama memantulkan bola melewati
kelompoknya, kemudian diberikan ke baris 3 dan seterusnya sampai baris
paling akhir. Kelompok yang menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu
dianggap sebagai pemenang.
Tapap ketiga, mendribling bola secara zig-zag di antara bangku. Jarak antara
anak yang satu dengan lainnya kurang lebih satu meter. Menggiring bola
secara zig-zag di antara bangku. Setelah mengitari bangku yang diujung,
menggiring bola diteruskan sampai ke tempat semula. Kemudian bola
diberikan (tidak dilempar) kepada teman yang berdirinya paling dekat dengan
penggiring pertama. Penggiring kedua menggiring bola sama seperti pertama.
Dan seterusnya.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru
mengenai upaya meningkatkan keterampilan dasar dribbling dalam permainan
bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani di kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten
Cirebon, Temuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya
mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif dan
efisien. Hasil seperti ini sangat diperlukan oleh para guru dalam membantu
jasmani di SDN 1 Galagamba Cirebon. Pemberdayaan pendidikn jasmani
secara optimal diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal
yang terkait dengan upaya meneingkatkan keterampilan dasar dribbling dalam
permainan bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran
pendidikan jasmani di kelas V SDN 1 Galagamba Cirebon. Untuk mencapai
tujuan tersebut penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan khusus
tersebut adalah :
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan bola basket
dalam meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan
dug-dugan.
b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran permainan bola
basket dalam meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan
dug-dugan.
c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan teknik dasar dribbling bola
basket melalui permainan dug-dugan.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi
berkenaan dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar dribbling pada
permainan bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran
Kabupaten Cirebon. Hasil penelitiuan ini diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan
pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di SDN 1 Galagamba
Kecamatan Ciwaringin.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Manfaat Bagi Siswa SD
1. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran dribbling
2. Dapat meningkatkan gerak dasar pembelajaran dribbling
3. Memudahkan dalam menguasai materi pelajaran
4. Suasana belajar lebih menyenangkan
5. Menumbuhkan kerjasama dan rasa kompetitif
b. Manfaat Bagi Guru
1. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran dribbling dengan
menciptakan model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain
2. Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan
pembelajaran di SD
3. Memudahkan untuk menyampaikan materi pelajaran
4. Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran
c. Manfaat Bagi Lembaga
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka
2. Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka
mengefektifkan pembinaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
belajar dalam pelaksanaan pendidikan
3. Bagi sekolah dasar akan memberikan sumbangan yang berarti bagi
sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas
proses pembelajaran pendidikan jasmani guna menumbuh kembangkan
seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.
d. Manfaat Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini penulis dapat lebih meningkatkan dirinya sebagai
peneliti dan juga sebagai tenaga pengajar.
D. Batasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dan untuk memberikan
batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menganggap
perlu untuk memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan
dalam penelitian ini.
Dribel menurut Sarjono (2006:13) adalah memainkan bola dengan cara
dipantul-pantulkan ke lantai, saat mendribel, bola dikenakan pada ujung-ujung
jari secara lentur, dengan mengikuti gerakan dari siku tangan.
Dug-dugan adalah suatu permainan yang menggunakan bola dengan cara
dipantul-pantulkan ke lantai, saat mendribel, bola dikenakan pada ujung-ujung
Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:959) adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan Dasar menurut Machfhud Irsyada (2000:17) adalah
“Keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang
berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan
bola”.
Permainan bola basket menurut perbasi (1998:15) adalah bola basket yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain.
Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola
boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/dribbling ke segala arah, sesuai
dengan peraturan/ketentuan.
Permainan bola basket menurut Ema Husnan, R. Kumalaningrum Ricardo
W. Sanger (1985 : 11) adalah
BAB III
Galagamba yang beralamat di desa Galagamba Kecamatan Ciwaringin
Kabupaten Cirebon.
Secara geografis letak SDN 1 Galagamba termasuk sangat
strategis, karena dilalui berbagai kendaraan bermotor baik beroda dua
atau beroda empat, serta trayek angdes yang dapat mempermuda para
Denah SDN 1 Galagamba
b. Keadaan Guru
Disamping guru bersama siswa dituntut untuk mencapai tujuan
pendidikan, seorang guru juga dituntut untuk melaksanakan tugas dan
peranannya sebagai pengemban profesi kependidikan. Adapun jumlah
tenaga pendidik atau guru di SDN 1 Galagamba kecamatan
Ciwaringin kabupaten Cirebon adalah berjumlah 13 orang guru (guru
PNS 11 orang dan guru GTT 2 orang). Guru laki-laki berjumlah 7
orang dan guru perempuan berjumlah 6 orang.
c. Keadaan Siswa
Di SDN 1 Galagamba kecamatan Ciwaringin kabupaten Cirebon
termasuk cukup banyak siswanya. Jumlah siswa seluruhnya adalah
310. Jumlah siswa laki-laki adalah 163 orang siswa dan siswa
perempuan adalah 147 orang siswa. Khusus kelas V yang menjadi
objek dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa. Kebanyakan siswa
yang sekolah di SDN 1 Galagamba adalah asli penduduk daerah itu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan
Januari 2011 sampai dengan bulan April 2011. Penelitian ini dimulai
dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh
hasil dari penelitian tersebut.
Tabel 3.1
Januari Pebruari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon yang berjumlah 25
siswa terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki.
Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Apabila dilihat dari
segi psikomotor kelas V sebelumnya. Latar belakang kehidupan social
ekonomi orang tua kebanyakan sebagai petani, dengan latar belakang
pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD. Peneliti memilih kelas V sebagai
objek dari penelitian, karena selain dengan permasalahan dalam pemahaman
materi juga ingin mencoba meningkatkan prestasi, sehingga kelas ini tidak
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara
untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut MC Taggart (1996
Dikdasmen, 1999:3) penelitian tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh
guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada
penyempurnaan atau peneingkatan proses dan praksis pembelajaran.
PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yamg terjadi
dilapangan untuk segera dikali dan ditindaklanjuti secara reflektif,
partisipasif, dan kolaboratif.
Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan
penelitian tindakan kelas :
a. Menurut Dikdasmen (1999:8)
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan
siswa-siswanya, yaitu sutu kesatuan kerja sama dengan perspektif
berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa
peningkatan prestasi belajarnya.
b. Menurut Udin S. Sa’ud (2006 mengutip dari pendapat Kemis & Carr,
1986) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (clasroom action
reseach) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan tersebut serta
situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
c. Menurut D. Hopkins (1993 yang diterjemahkan oleh tim Pelatihan
Proyek PGSM, 1996:6) mengemukakan bahwa class action reseach
adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan
praksis yang meliputi penenggulangan berbagai permasalahan yang
dialami siswa yang diajar oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada
kesalahan-kesalahan konsep dalam mata pelajaran baru (Tim Proyek
PGSM, 1999:3). Kaitannya dengan pembelajaran dribbling bola basket,
metode PTK ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam
lingkungan pembelajaran secara langsung dengan tetap memprioritaskan
peran profesionalisme guru dalam kaitannya dengan refleksi diri terhadap
kinerja dan aktivitas mengajarnya. dalam hal ini guru memiliki wewenang
yang luas (otonom) dalam melaksanakan tindakan-tindakannya selama
2. Desain Penelitian
Menurut Moleong (2004:236), “Rancangan pada dasarnya
merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini
adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Sebelum peneliti melakukan obsercasi tindakan lanjut, terlebih dahulu
peneliti melakukan observasi tindakan kelas yang hasilnya dituangkan
dalam rancangan penelitian. Hal ini sesuai dengan criteria penelitian
tindakan kelas yaitu : “masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal
dari persoalan praktek pembelajaran di kelas”. (Sugiyanto, 1997:5).
Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis
dan Targgrt (dalam Wiraatmadja, 2005:66). Dengan system model spiral
refleksi dari yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,
perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan
permasalahan. Model spiral itu tertera pada gambar dibawah ini :
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan)
tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
dimana, siapa dan bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen
tersebut dilakukan. Kegiatan ini dlakukan secara kolaborasi antara pihak
yang melakukan tindakan (observer) dan pihak yang mengamati proses
(peneliti) jalannya tindakan.
Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action)
yang merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja
penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.
Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan
pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan
pembelajaran permainan dug-dugan. Observasi ini dilakukan untuk
mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk
perbaikan data siklus berikutnya.
Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan
kegiatan analisis, interprestasi dan eksplansi terhadap semua informasi
yang diperoleh dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
terkumpul kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti
dan pihak lain yang terlibat) guna menyempurnakan tindakan selanjutnya
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu
siklus atau satu putaran, artinya sesudah langkah ke empat, kenudian
kembali lagi ke pertama dan seterusnya. Jadi satu sisklus adalah dimulai
dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan
evaluasi.
D. Prosedur Penelitian
Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah
berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus
(tergantung keberhasilan).
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Perencanaan tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru
dengan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub
pokok bahasan yang akan disampaikan.
Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
melaksanaka tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :
a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 1
Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon untuk
mengadakan penelitian.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan media pembelajaran.
d. Menyusan rancangan tindakan
e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.
f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan
pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)
g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat
perubahan peningkatan hasil belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi ataupenerapan
rancangan yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan
refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus
sebelumnya yang akan dirasakan belum berhasil.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu
saat tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan
dan memperoleh data baik kinerja gur maupun aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar observasi, catatan siswa yang kesemuanya dapat
memberikan asukan tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan.
Dalam penelitian ini peneliti menuliskan data yang diperoleh pada lembar
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data
yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara
guru, peneliti dan pihak lain yang terkait) guna memberikan masukan
untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan
pada siklus-siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Format Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi
ini bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa
juga kinerja guru pada saat pembelajaran dribbling bola basket. Alat untuk
mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi (terlampir).
2. Format Wawancara
Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai
pendapat siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan
dug-3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas
dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebelumnya. Proses
pelaksanaan dilkaukansetiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras
dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:209) bahwa :
“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,
dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
4. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran
tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan
Biklen dalam Moleong (2005:160: bahwa : “ada dua kategori foto yang
dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan
orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.
5. Tes
“Tes adalah serangaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”
(Suharsini, 2006:150). Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui
kemampuan serta pemahaman siswa setelah model pembelajaran
Tes yang digunakan adalah tes perbuatan yaitu tes mendribbling bola
Pantulkan bola dengan tangan kanan.
Gerakan lengan hampir seluruhnya.
Pantulan bola dilakukan dengan jari-jari
tangan dibantu dengan pergelangan tangan.
Bola di pantul di atas pinggang
Bola di pantul dibawah pinggang
F. Teknik Pengolahan dan Analisis data
1. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap
yang diperoleh dari berbagai instrument yang meliputi observasi, tes hasil
belajar dirangkum serta dikumpulkan. Data ini diperoleh dari observasi
dan keterampilan. Dalam keterampilan data diperoleh dari kegiatan siswa
dan guru tentang penerapan metode eksperimen. Siswa dan gur diberi
kenebasan untuk mengutarakan pendapatnya. Sedangkan observasi data
diperoleh dari sebuah pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami siswa dalam
pembelajaran.
2. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data
yag akan dilakkan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi
analisis kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan
penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai
berikut :
a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpil
kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.
b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah
dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.
c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau
G. Validasi Data
Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins
(Wiraatmadja, 2005:168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat
menggunakan :
1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber, apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat
dipastikan kebenarannya atau tidak.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif.
3. Audit Trail, yakni mencek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan
bersama teman-teman sekelompok.
4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada pakar professional di bidangnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai
penggunaan pendekatan perubahan dalam meningkatkan penguasaan
keterampilan dribbling permainan bola basket pada siswa kelas V SDN 1
Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk perencanaan dengan menerapkan pendekatan permainan
dug-dugan adalah dimulai dengan merencanakan jumlah pertemuan dalam hal
ini 6 kali pertemuan. Para siswa dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak,
para siswa dalam setiap kelompoknya mendapatkan beban yang sama,
keterampilan yang direncanakan pada materi ini lebih fokus kepada sikap
awal, pelaksanaan, ketinggian pantulan serta sikap akhir adapun persentasi
Siklus I 77,78 %, Siklus II 88,89 %, Siklus III 97,22 %.
2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran dribbling bola basket melalui
permainan dug-dugan dengan kinerja guru yang maksimal dalam
memotivasi aktivitas siswa melalui apersepsi yang relevan dengan
dribbling bola basket informasi yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan
pendekatan dribbling bola basket, koreksi-koreksi yang tepat baik secara
khusus maupun umum serta pengelolaan yang sesuai dengan karakter
basket yang dalam pembelajaran ini terdiri atas sikap awal, pelaksanaan,
tinggi pantulan serta sikap akhir adapun persentasi kelulusan dari mulai
Siklus I 44 %, Siklus II 52 %, Siklus III 92 %.
3. Hasil dengan menerapkan pendekatan dribbling bola basket melalui
permainan dug-dugan pada pembelajaran dribbling bola basket
penguasaan keterampilan teknik dasar dribbling bola basket menunjukkan
adanya peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan penguasaan
keterampilan siswa ini terlihat dari persentasi kelulusan Siklus I 52 %,
Siklus II 60 %, Siklus III 100 %.
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini
diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Diharapkan dengan penerapan teknik pendekatan perubahan dribbling
bola basket melalui permainan dug-dugan mampu bekerja sama dengan
teman mempunyai semangat belajar yang tinggi dan berdisiplin dan
bertanggungjawab agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih
mudah menguasai apa yang sedang dihadapi.
2. Bagi guru
Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagi macam model
duh-dugan sebagai tambahan wawasan tentang penerapan teknik atau cara
yang sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan masukan sebagai
pemgembangan teknik pembelajaran dribbling bola basket yang lebih
efektif, efisien dan menarik.
4. Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dan bahan acuan
dalam rangka memperkaya wawasan dan pengetahuan untuk
menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi.
5. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan
DAFTAR PUSTAKA
Ateng, abdulkadir. (1992). Azas dan landasan Pendidikan Pendidikan Jasmani.
Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsini (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.
Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar Menengah Departement
Pendidikan Menengah Umum (1999). Penelitian Tindakan (Action
Research). Jakarta.
Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Imam Sodikun. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Dirjen Dikti,
Depdikbud.
Ibrahim, Rusli. (2000). Profesi Kependidikan. Jakarta: Depdiknas. Dirjen
Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-II
Lutan, Rusli. (2001), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan
Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Machfud, Irsyada. (2000). Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen
bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Nasution. (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani
Prinsip-prinsip dan penerapannya. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Sudjana, Nana, Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suherman, Adang. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani Asesmen Alternatif
Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Sukintaka (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta:
Depdiknas. Dirken Dikti Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sugianto dan Sudjarwo. (1991). Materi Pokok Perkembangan Dan Belajar
Gerak Buku I Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud Proyek Penetaran Guru SD setara D-II Bagian Proyek Penataran Guru Penjas SD setara D-II.
Sugiono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.