• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN DUG-DUGAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 GALAGAMBA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN DUG-DUGAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 GALAGAMBA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon)."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN DUG-DUGAN PADA SISWA KELAS V

SDN 1 GALAGAMBA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon)

Oleh

W A S M A

0905162

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si

NIP. 19590603 198603 1 005

Pembimbing II

INDRA SAFARI, M.Pd

NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

(2)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Meningkatkan

Kemampuan Gerak Dasar Tolakan pada Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui

Permainan Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan

Tengahtani Kabupaten Cirebon" ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada

bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Sumedang, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan

YUSUF

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk

mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan

dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiriyual-sosial),

serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan yang seimbang.

Semua itu mengandung arti Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah salah satu

mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuh kembangkan

seluruh aspek dan potrensi yang dimiliki peserta didik melalui proses

pembelajarannya.

Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2003:21). Definisi Pendidikan

Jasmani adalah :

Proses pedidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum yaitu untuk membantu anak agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang salah satu komponennya yaitu

tujuan pendidikan. Tentunya tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak terlepas

dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah selalu

(4)

Menurut Lutan (2001:18) menjelaskan bahwa : Tujuan pendidikan jasmani di

sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar meningkatkan kemampuan

gerak mereka, disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi

dalam berbagai aktivitas.

Dalam proses pembelajaran penjas, guru diharapkan dapat mengajar

berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga),

internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin dan bertanggung

jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran Penjas yang

dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata pelajaran lain yang

didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat kajian teoritis.

Kegiatan pembalajaran penjas lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotor,

kognitif, dan apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar

merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penjas. Meski

demikian masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran

dengan cara tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembalajaran

yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi

peserta didiknya.

Pada awal semester ganjil 2010/2011, penulis selaku guru Pendidikan

Jasmani di SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon telah

menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran

keterampilan dasar dribbling dalam permainan bola basket yang diperoleh

(5)

sebesar 65 % namun temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran

belum berjalan efektif.

Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti

melakukan pembelajaran dribbling melalui permainan dug-dugan dimana hasil

(6)

Berdasarkan hasil temuan diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada

semester ganjil adalah 72,00 % kelas VI SDN 1 Galagamba Kecamatan

CIwaringin Kabupaten Cirebon yaitu 18 siswa dari 25 siswa yang kurang

memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan dan

hanya sebagian kecil yaitu 7 siswa atau 28,00 % saja yang sudah memenuhi

Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Manfaat pembelajaran bola basket akan diperoleh apabila disajikan dalam

proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam

mengemas pembelajaran bola basket tersebut, baik yang bersifat pembelajaran

untuk meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan dribbling.

Strategi pembelajarn adalah salah satu cara untuk menyiasati pelaksanaan belajar

mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu berhasil.

Salah satu bentuk mensiasati pembelajaran dalam permainan bola basket

adalah dengan melakukan berbagai macam permainan yang sesuai dengan

karakteristik kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu

mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa .

Kesulitan dalam pembelajaran bola basket bukan hanya di pengaruhi oleh

peralatan yang digunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek

kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari

suatu gerakan dribbling oleh karena itu perbedaan tersebut, akan terlihat sebagian

siswa pada saat belajar gerakan dribbling begitu bersemangat dan menyenangi,

(7)

melakukannya. Disinilah guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin,

sebagai manajer, dan sebagai fasilisator dalam belajar mengajar.

Peran guru sebagai fasilisator tidak sebatas hanya membimbing siswa

meraih tujuan belajar, melainkan juga harus mampu mencari solusi yang tepat

selama proses belajar mengajar seperti contoh dalam pembelajaran dribbling

dalam permainan bola basket pada siswa sekolah dasar di SDN 1 Galagamba

Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam dribbling

sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu, ada yang asal di

tepak bolanya ada juga yang takut dalam melakukan gerakannya.

Untuk menyiasati kendalah diatas diperlukan permainan yang sesuai sebagai

sarana pendukung pembelajaran gerakan mendribbling. Permainan itu harus dapat

merangsang minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus sebagai

tantangan yang menyenangkan bagi setiap siswa.

Dalam pembelajaran keterampilan dribbling dalam permainan bola basket

yang dapat dilakukan untuk menarik minat siswa adalah dengan melakukan

permainan dug-dugan. Anak dibariskan dibagi menjadi 2 syaf (kelompok), yang

masing-masing syaf terdiri dari 12 anak. Tugas geraknya adalah

memantul-mantulkan bola ditempat, Jarak antara anak yang satu dengan lainnya kurang lebih

satu meter. masing-masing anak melakukan dug-dugan / memantul-mantulkan

bola sebanyak 10x. dimulai dari baris 1 memantulkan bola sebanyak 10x.

kemudian bola diberikankan ke baris 2, Baris ke-2 sama memantulkan bola

(8)

akhir. Kelompok yang menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu dianggap

sebagai pemenang.

Variasi tugas gerak yang baik mengandung unsur tantangan yang sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa serta tidak mudah membosankan bagi siswa

sebagai pelaku tugas gerak. Untuk itu perlu adanya perencanaan yang baik dalam

menyampaikan serangkaian tugas gerak secara sistematis. Tugas gerak yang

sistematis maksudnya adalah tugas gerak dari yang sederhana menuju ke tugas

gerak yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit. Ini dimaksudkan agar siswa

dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Berkaitan dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba

mengungkapkan masalah pembalajaran keterampilan menggiring bola dalam

permainan bola basket yang akan dicoba dicarikan solusinya melalui upaya-upaya

dalam penelitian tindakan kelas (class action research). Adapun judul yang dipilih

dalam penelitin ini adalah “Upaya Peningkatan Keterampilan Dasar Dribbling

Dalam Permainan Bola Basket melalui Permainan Dug-dugan Pada Siswa Kelas

VI SDN 1 Galagamba”

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pernyataan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan Keterampilan

Dasar Dribbling dalam permainan bola basket melalui permainan dug-dugan

pada siswa kelas V SD Negeri 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin

(9)

Selanjutnya masalah penelitian secara khusus, penulis rumuskan dalam

sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam

meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran permainan bola basket dalam

meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?

c. Bagaimanakah peningkatan pembelajaran permainan bola basket dalam

meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan dug-dugan?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab

timbulnya masalah dari komponen-komponen “rumusan masalah”. Diduga

penyebeb timbulnya masalah adalah sebagai berikut : (a) kurangnya dana

untuk membeli dan membuat sarana permainan bola basket, (b) belum

memasyarakatnya permainan bola basket di daerah pedesaan, (c) belum

pahamnya/menguasai pengetahuan guru Penjas terhadap permainan bola

basket, (d) pemodifikasian permainan bola basket yang disajikan oleh guru

penjas kurang sesuai dengan karakteristik permainan tersebut, (e) belum

terampilnya siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar dalam permainan

bola basket. Dari kelima alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan

beberapa orang guru penjas dan pakar dari perguruan tinggi bahwa yang

paling mungkin menjadi penyebab adalah strategi pembelajaran Pendidikan

(10)

Pendidikan Jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut : (1)

guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan, (2) guru belum

menguasai materi pembelajarn pendidikan jasmani, dan (3) metode

pembelajaran kurang bervariasi. Dari ketiga penyebab itu disepakati bahwa

kurang bervariasinya dalam penggunaan metode pembalajaran menjadi

penyebab timbulnya masalah.

Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya

adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk itu perlu stratedi

pembalajaran yang tepat yang dapat menarik minat siswa untuk melaksanakan

latihan keterampilan teknik dasar dribbling dalam permainan bola basket.

Salah satunya adalah dengan cara melaksanakan permainan dug-dugan.

Pelaksanaan pembelajaran dribbling bola basket melakui permainan

dug-dugan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

Tahap pertama, memantulkan bola ditempat, Jarak antara anak yang satu

dengan lainnya kurang lebih satu meter. masing-masing anak melakukan

dug-dugan / memantul-mantulkan bola sebanyak 10x. dimulai dari baris 1

memantulkan bola sebanyak 10x. kemudian bola diberikankan ke baris 2,

Baris ke-2 sama memantulkan bola sebanyak 10x, kemudian diberikan ke

baris 3 dan seterusnya sampai baris paling akhir. Kelompok yang

menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu dianggap sebagai pemenang.

Tahap kedua, mendribling bola mengelilingi barisan. Jarak antara anak yang

satu dengan lainnya kurang lebih satu meter. masing-masing anak melakukan

(11)

barisan dalam kelompoknya sampai ketempat semula, kemudian bola

diberikan ke baris 2, Baris ke-2 sama memantulkan bola melewati

kelompoknya, kemudian diberikan ke baris 3 dan seterusnya sampai baris

paling akhir. Kelompok yang menyelesaikan dug-dugan terlebih dahulu

dianggap sebagai pemenang.

Tapap ketiga, mendribling bola secara zig-zag di antara bangku. Jarak antara

anak yang satu dengan lainnya kurang lebih satu meter. Menggiring bola

secara zig-zag di antara bangku. Setelah mengitari bangku yang diujung,

menggiring bola diteruskan sampai ke tempat semula. Kemudian bola

diberikan (tidak dilempar) kepada teman yang berdirinya paling dekat dengan

penggiring pertama. Penggiring kedua menggiring bola sama seperti pertama.

Dan seterusnya.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru

mengenai upaya meningkatkan keterampilan dasar dribbling dalam permainan

bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran Pendidikan

Jasmani di kelas V SDN 1 Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten

Cirebon, Temuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya

mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif dan

efisien. Hasil seperti ini sangat diperlukan oleh para guru dalam membantu

(12)

jasmani di SDN 1 Galagamba Cirebon. Pemberdayaan pendidikn jasmani

secara optimal diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal

yang terkait dengan upaya meneingkatkan keterampilan dasar dribbling dalam

permainan bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran

pendidikan jasmani di kelas V SDN 1 Galagamba Cirebon. Untuk mencapai

tujuan tersebut penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan khusus

tersebut adalah :

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan bola basket

dalam meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan

dug-dugan.

b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran permainan bola

basket dalam meningkatkan keterampilan dribbling melalui permainan

dug-dugan.

c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan teknik dasar dribbling bola

basket melalui permainan dug-dugan.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi

berkenaan dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar dribbling pada

permainan bola basket melalui permainan dug-dugan pada mata pelajaran

(13)

Kabupaten Cirebon. Hasil penelitiuan ini diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan

pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di SDN 1 Galagamba

Kecamatan Ciwaringin.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Manfaat Bagi Siswa SD

1. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran dribbling

2. Dapat meningkatkan gerak dasar pembelajaran dribbling

3. Memudahkan dalam menguasai materi pelajaran

4. Suasana belajar lebih menyenangkan

5. Menumbuhkan kerjasama dan rasa kompetitif

b. Manfaat Bagi Guru

1. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran dribbling dengan

menciptakan model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain

2. Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan

pembelajaran di SD

3. Memudahkan untuk menyampaikan materi pelajaran

4. Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran

c. Manfaat Bagi Lembaga

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka

(14)

2. Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka

mengefektifkan pembinaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber

belajar dalam pelaksanaan pendidikan

3. Bagi sekolah dasar akan memberikan sumbangan yang berarti bagi

sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas

proses pembelajaran pendidikan jasmani guna menumbuh kembangkan

seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa.

d. Manfaat Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini penulis dapat lebih meningkatkan dirinya sebagai

peneliti dan juga sebagai tenaga pengajar.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang salah dan untuk memberikan

batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menganggap

perlu untuk memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan

dalam penelitian ini.

Dribel menurut Sarjono (2006:13) adalah memainkan bola dengan cara

dipantul-pantulkan ke lantai, saat mendribel, bola dikenakan pada ujung-ujung

jari secara lentur, dengan mengikuti gerakan dari siku tangan.

Dug-dugan adalah suatu permainan yang menggunakan bola dengan cara

dipantul-pantulkan ke lantai, saat mendribel, bola dikenakan pada ujung-ujung

(15)

Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:959) adalah

kecakapan untuk menyelesaikan tugas.

Keterampilan Dasar menurut Machfhud Irsyada (2000:17) adalah

“Keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang

berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan

bola”.

Permainan bola basket menurut perbasi (1998:15) adalah bola basket yang

dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain.

Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola

boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/dribbling ke segala arah, sesuai

dengan peraturan/ketentuan.

Permainan bola basket menurut Ema Husnan, R. Kumalaningrum Ricardo

W. Sanger (1985 : 11) adalah

(16)

BAB III

Galagamba yang beralamat di desa Galagamba Kecamatan Ciwaringin

Kabupaten Cirebon.

Secara geografis letak SDN 1 Galagamba termasuk sangat

strategis, karena dilalui berbagai kendaraan bermotor baik beroda dua

atau beroda empat, serta trayek angdes yang dapat mempermuda para

(17)

Denah SDN 1 Galagamba

b. Keadaan Guru

Disamping guru bersama siswa dituntut untuk mencapai tujuan

pendidikan, seorang guru juga dituntut untuk melaksanakan tugas dan

peranannya sebagai pengemban profesi kependidikan. Adapun jumlah

tenaga pendidik atau guru di SDN 1 Galagamba kecamatan

Ciwaringin kabupaten Cirebon adalah berjumlah 13 orang guru (guru

PNS 11 orang dan guru GTT 2 orang). Guru laki-laki berjumlah 7

orang dan guru perempuan berjumlah 6 orang.

c. Keadaan Siswa

Di SDN 1 Galagamba kecamatan Ciwaringin kabupaten Cirebon

termasuk cukup banyak siswanya. Jumlah siswa seluruhnya adalah

310. Jumlah siswa laki-laki adalah 163 orang siswa dan siswa

perempuan adalah 147 orang siswa. Khusus kelas V yang menjadi

objek dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa. Kebanyakan siswa

yang sekolah di SDN 1 Galagamba adalah asli penduduk daerah itu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan

Januari 2011 sampai dengan bulan April 2011. Penelitian ini dimulai

dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh

hasil dari penelitian tersebut.

(18)

Tabel 3.1

Januari Pebruari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon yang berjumlah 25

siswa terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki.

Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Apabila dilihat dari

segi psikomotor kelas V sebelumnya. Latar belakang kehidupan social

ekonomi orang tua kebanyakan sebagai petani, dengan latar belakang

pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD. Peneliti memilih kelas V sebagai

objek dari penelitian, karena selain dengan permasalahan dalam pemahaman

materi juga ingin mencoba meningkatkan prestasi, sehingga kelas ini tidak

(19)

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara

untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut MC Taggart (1996

Dikdasmen, 1999:3) penelitian tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh

guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada

penyempurnaan atau peneingkatan proses dan praksis pembelajaran.

PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yamg terjadi

dilapangan untuk segera dikali dan ditindaklanjuti secara reflektif,

partisipasif, dan kolaboratif.

Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan

penelitian tindakan kelas :

a. Menurut Dikdasmen (1999:8)

Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan

siswa-siswanya, yaitu sutu kesatuan kerja sama dengan perspektif

berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa

peningkatan prestasi belajarnya.

b. Menurut Udin S. Sa’ud (2006 mengutip dari pendapat Kemis & Carr,

1986) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (clasroom action

reseach) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

(20)

untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan tersebut serta

situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

c. Menurut D. Hopkins (1993 yang diterjemahkan oleh tim Pelatihan

Proyek PGSM, 1996:6) mengemukakan bahwa class action reseach

adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek

pembelajaran tersebut dilakukan.

Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan

praksis yang meliputi penenggulangan berbagai permasalahan yang

dialami siswa yang diajar oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada

kesalahan-kesalahan konsep dalam mata pelajaran baru (Tim Proyek

PGSM, 1999:3). Kaitannya dengan pembelajaran dribbling bola basket,

metode PTK ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam

lingkungan pembelajaran secara langsung dengan tetap memprioritaskan

peran profesionalisme guru dalam kaitannya dengan refleksi diri terhadap

kinerja dan aktivitas mengajarnya. dalam hal ini guru memiliki wewenang

yang luas (otonom) dalam melaksanakan tindakan-tindakannya selama

(21)

2. Desain Penelitian

Menurut Moleong (2004:236), “Rancangan pada dasarnya

merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini

adalah rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Sebelum peneliti melakukan obsercasi tindakan lanjut, terlebih dahulu

peneliti melakukan observasi tindakan kelas yang hasilnya dituangkan

dalam rancangan penelitian. Hal ini sesuai dengan criteria penelitian

tindakan kelas yaitu : “masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal

dari persoalan praktek pembelajaran di kelas”. (Sugiyanto, 1997:5).

Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis

dan Targgrt (dalam Wiraatmadja, 2005:66). Dengan system model spiral

refleksi dari yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,

perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan

permasalahan. Model spiral itu tertera pada gambar dibawah ini :

(22)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan)

tindakan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

dimana, siapa dan bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen

tersebut dilakukan. Kegiatan ini dlakukan secara kolaborasi antara pihak

yang melakukan tindakan (observer) dan pihak yang mengamati proses

(peneliti) jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action)

yang merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja

penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.

Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan

pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan

pembelajaran permainan dug-dugan. Observasi ini dilakukan untuk

mengumpulkan dan memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk

perbaikan data siklus berikutnya.

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan

kegiatan analisis, interprestasi dan eksplansi terhadap semua informasi

yang diperoleh dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah

terkumpul kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti

dan pihak lain yang terlibat) guna menyempurnakan tindakan selanjutnya

(23)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu

siklus atau satu putaran, artinya sesudah langkah ke empat, kenudian

kembali lagi ke pertama dan seterusnya. Jadi satu sisklus adalah dimulai

dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan

evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah

berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus

(tergantung keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Perencanaan tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru

dengan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub

pokok bahasan yang akan disampaikan.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum

melaksanaka tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 1

Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon untuk

mengadakan penelitian.

(24)

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan media pembelajaran.

d. Menyusan rancangan tindakan

e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat

perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi ataupenerapan

rancangan yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan

refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus

sebelumnya yang akan dirasakan belum berhasil.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu

saat tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan

dan memperoleh data baik kinerja gur maupun aktivitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan

menggunakan daftar observasi, catatan siswa yang kesemuanya dapat

memberikan asukan tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan.

Dalam penelitian ini peneliti menuliskan data yang diperoleh pada lembar

(25)

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara

menyeluruh tindakan yang telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data

yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi (dilakukan antara

guru, peneliti dan pihak lain yang terkait) guna memberikan masukan

untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan

pada siklus-siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi

ini bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa

juga kinerja guru pada saat pembelajaran dribbling bola basket. Alat untuk

mengumpulkan datanya berupa pedoman observasi (terlampir).

2. Format Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai

pendapat siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan

(26)

dug-3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas

dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar,

dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebelumnya. Proses

pelaksanaan dilkaukansetiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras

dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:209) bahwa :

“Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama

pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran

tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan

Biklen dalam Moleong (2005:160: bahwa : “ada dua kategori foto yang

dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan

orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.

5. Tes

“Tes adalah serangaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”

(Suharsini, 2006:150). Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui

kemampuan serta pemahaman siswa setelah model pembelajaran

(27)

Tes yang digunakan adalah tes perbuatan yaitu tes mendribbling bola

Pantulkan bola dengan tangan kanan.

Gerakan lengan hampir seluruhnya.

Pantulan bola dilakukan dengan jari-jari

tangan dibantu dengan pergelangan tangan.

Bola di pantul di atas pinggang

Bola di pantul dibawah pinggang

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap

(28)

yang diperoleh dari berbagai instrument yang meliputi observasi, tes hasil

belajar dirangkum serta dikumpulkan. Data ini diperoleh dari observasi

dan keterampilan. Dalam keterampilan data diperoleh dari kegiatan siswa

dan guru tentang penerapan metode eksperimen. Siswa dan gur diberi

kenebasan untuk mengutarakan pendapatnya. Sedangkan observasi data

diperoleh dari sebuah pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami siswa dalam

pembelajaran.

2. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data

yag akan dilakkan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi

analisis kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan

penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai

berikut :

a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpil

kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah

dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.

c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau

(29)

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins

(Wiraatmadja, 2005:168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat

menggunakan :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari

narasumber, apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat

dipastikan kebenarannya atau tidak.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif.

3. Audit Trail, yakni mencek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan

bersama teman-teman sekelompok.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada pakar professional di bidangnya.

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai

penggunaan pendekatan perubahan dalam meningkatkan penguasaan

keterampilan dribbling permainan bola basket pada siswa kelas V SDN 1

Galagamba Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk perencanaan dengan menerapkan pendekatan permainan

dug-dugan adalah dimulai dengan merencanakan jumlah pertemuan dalam hal

ini 6 kali pertemuan. Para siswa dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak,

para siswa dalam setiap kelompoknya mendapatkan beban yang sama,

keterampilan yang direncanakan pada materi ini lebih fokus kepada sikap

awal, pelaksanaan, ketinggian pantulan serta sikap akhir adapun persentasi

Siklus I 77,78 %, Siklus II 88,89 %, Siklus III 97,22 %.

2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran dribbling bola basket melalui

permainan dug-dugan dengan kinerja guru yang maksimal dalam

memotivasi aktivitas siswa melalui apersepsi yang relevan dengan

dribbling bola basket informasi yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan

pendekatan dribbling bola basket, koreksi-koreksi yang tepat baik secara

khusus maupun umum serta pengelolaan yang sesuai dengan karakter

(31)

basket yang dalam pembelajaran ini terdiri atas sikap awal, pelaksanaan,

tinggi pantulan serta sikap akhir adapun persentasi kelulusan dari mulai

Siklus I 44 %, Siklus II 52 %, Siklus III 92 %.

3. Hasil dengan menerapkan pendekatan dribbling bola basket melalui

permainan dug-dugan pada pembelajaran dribbling bola basket

penguasaan keterampilan teknik dasar dribbling bola basket menunjukkan

adanya peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan penguasaan

keterampilan siswa ini terlihat dari persentasi kelulusan Siklus I 52 %,

Siklus II 60 %, Siklus III 100 %.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini

diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Diharapkan dengan penerapan teknik pendekatan perubahan dribbling

bola basket melalui permainan dug-dugan mampu bekerja sama dengan

teman mempunyai semangat belajar yang tinggi dan berdisiplin dan

bertanggungjawab agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih

mudah menguasai apa yang sedang dihadapi.

2. Bagi guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagi macam model

(32)

duh-dugan sebagai tambahan wawasan tentang penerapan teknik atau cara

yang sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan masukan sebagai

pemgembangan teknik pembelajaran dribbling bola basket yang lebih

efektif, efisien dan menarik.

4. Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dan bahan acuan

dalam rangka memperkaya wawasan dan pengetahuan untuk

menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi.

5. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, abdulkadir. (1992). Azas dan landasan Pendidikan Pendidikan Jasmani.

Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar Menengah Departement

Pendidikan Menengah Umum (1999). Penelitian Tindakan (Action

Research). Jakarta.

Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran

Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Imam Sodikun. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Dirjen Dikti,

Depdikbud.

Ibrahim, Rusli. (2000). Profesi Kependidikan. Jakarta: Depdiknas. Dirjen

Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-II

Lutan, Rusli. (2001), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan

Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Machfud, Irsyada. (2000). Bola Basket. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen

bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Nasution. (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani

Prinsip-prinsip dan penerapannya. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

(34)

Sudjana, Nana, Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suherman, Adang. (2001). Evaluasi Pendidikan Jasmani Asesmen Alternatif

Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Sukintaka (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta:

Depdiknas. Dirken Dikti Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugianto dan Sudjarwo. (1991). Materi Pokok Perkembangan Dan Belajar

Gerak Buku I Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud Proyek Penetaran Guru SD setara D-II Bagian Proyek Penataran Guru Penjas SD setara D-II.

Sugiono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Gambar

Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut. dengan tokoh inti atau tokoh utama, sedangkan tokoh yang memiliki

Skripsi Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Cerpen. Karya

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan sebagai salah satu

Untuk grafik lateral force pada lintasan lurus terlihat bahwa nilai tertinggi.. sebesar 34000 N terletak pada ban depan kanan karena ban tersebut

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat kasih karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “ DESAIN DAN

• Teman-temanku, Anink, Anggi, Haeckel, Bangkit, Agus Tri, Agus Padi, Deni, Bayu Ngapak, Ito, Thitis, yang selalu saling support dalam meraih gelar sarjana. • Saudara-saudara