• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM HASIL BELAJAR SISWA PADA LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM HASIL BELAJAR SISWA PADA LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 BANDUNG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSENTRASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM

HASIL BELAJAR SISWA PADA LINGKUNGAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Disusun oleh :

IBNU CANDRA T.

0808573

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing I,

Ir. H. Sidik Hananto, MT. NIP. 19500123 197803 1 002

Pembimbing II

Erna Krisnanto, ST., MT. NIP. 19720607 199802 1 002

Mengetahui:

Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

(3)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: “Pengaruh Kebisingan

Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar dan Implikasinya dalam Hasil Belajar Siswa pada

Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

PENGARUH KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM HASIL BELAJAR SISWA PADA LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 13 BANDUNG

IBNU CANDRA T. (0808573)

ABSTRAK

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan perlu memenuhi tiga kriteria utama, yaitu keselamatan, kesehatan dan kenyamanan. Namun dalam kenyataannya sebuah lingkungan sekolah dapat mengalami gangguan kenyamanan, misalnya kebisingan yang disebabkan aktivitas lalu lintas kendaraan. Lingkungan yang tenang dan nyaman sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar agar konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas dan konsentrasi belajar terhadap perolehan hasil belajar siswa dan efektivitas penggunaan software

Euterpee sebagai instrumen pengukur tingkat kebisingan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Penelitian Deskriptif (Analitik) dengan desain korelasional. Pemilihan sampel

penelitian adalah pada kelas dengan tingkat kebisingan tertinggi dari enam ruang kelas pada area depan sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengukuran tingkat kebisingan, angket dan daftar hasil belajar siswa. Pengukuran tingkat kebisingan dibagi ke dalam tiga fase pengukuran yaitu fase I (07.00-09.30WIB); fase II (09.45-12.00 WIB); dan fase III (12.30-15.00 WIB), dan dilihat juga perolehan hasil rata-rata ulangan siswa pada ketiga fase tersebut.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, hipotesis penelitian yang diajukan

terbukti. Terdapat pengaruh yang signfikan antara kebisingan lalu lintas dan

konsentrasi belajar terhadap perolehan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan skor konsentrasi dan hasil belajar siswa berdasarkan letak tempat duduk siswa dalam kelas. perolehan hasil belajar pada fase I lebih baik dibandingkan dua fase lainnya. Diperoleh temuan lain bahwa tingkat kebisingan pada area depan sekolah rata-rata sebesar 60 dB dan pada ruang kelas sebesar 71,5 dB, dengan kondisi tersebut perlu dibuat beberapa strategi penanganan kebisingan. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran diketahui software Euterpee memiliki perbedaan pengukuran sebesar 16% dari instrumen SLM, dan efektif digunakan sebagai instrumen sekunder pengukuran kebisingan.

(5)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 5

1.3.2 Perumusan Masalah ... 7

1.4 Penjelasan Istilah dalam Judul ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Bunyi dan kebisingan ... 10

2.1.2 Strategi penanganan kebisingan ... 14

2.1.3 Konsentrasi Belajar ... 17

2.1.5 Teori Persepsi ... 20

2.1.6 Evaluasi Hasil Belajar ... 23

2.2 Postulat ... 29

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1Metode Penelitian ... 31

3.2Variabel dan Paradigma Penelitian ... 32

3.2.1 Variabel penelitian ... 32

3.2.2 Paradigma penelitian ... 31

3.3Data dan Sumber Data ... 35

3.4 Populasi dan Sampel ... 36

3.4.1 Populasi ... 36

3.4.2 Sampel ... 36

3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 38

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 39

3.6 Alur Penelitian ... 43

3.7 Instrumen Penelitian ... 43

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... 44

3.8.1 Uji Validitas ... 45

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.9 Teknik Analisis Data ... 47

3.9.1 Uji Normalitas ... 47

3.9.2 Uji Korelasi ... 48

3.9.3 Uji Regresi Linear ... 49

3.9.4 Uji Chi-Kuadrat ... 50

3.9.5 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Data ... 51

4.1.1 Keadaan Lingkungan SMA Negeri 13 Bandung ... 51

4.1.2 Pengumpulan Data Tahap I ... 53

4.1.3 Pengumpulan Data Tahap II ... 56

4.1.4 Pengumpulan Data Tahap III ... 62

(7)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Analisis Hasil Data ... 67

4.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 67

4.2.2 Analisis Data Tahap I ... 71

4.2.3 Analisis Data Tahap II ... 73

4.2.4 Analisis Strategi Penanganan Kebisingan ... 76

4.3 Pembasahan Hasil Penelitian ... 81

4.3.1 Tingkat kebisingan pada area depan sekolah ... 81

4.3.2 Pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsnetrasi belajar siswa .... 85

4.3.3 Implikasi kebisingan lalu lintas dan konsentrasi belajar terhadap perolehan hasil belajar siswa ... 86

4.3.4 Efektivitas penggunaaan software Euterpee ... 90

4.3.5 Penerapan strategi penanganan kebisingan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan yang terbangun dalam sebuah bangunan sekolah dapat berperan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Sehingga dalam perencanaannya, sebuah bangunan perlu memperhatikan beberapa faktor, yakni faktor keselamatan, kesehatan dan kenyamanan yang tentunya dapat dirasakan oleh siswa. Namun dalam kenyataannya, sebuah bangunan sekolah dapat mengalami permasalahan dalam pemenuhan ketiga faktor tersebut, misalnya faktor kenyamanan. Ketidaknyamanan yang dapat terjadi di lingkungan sekolah salah satunya adalah kebisingan yang terjadi ketika jam pelajaran tengah berlangsung.

(9)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam dunia pendidikan, lingkungan yang tenang dan nyaman sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Sebab konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran juga turut dipengaruhi oleh lingkungannya. Apabila dalam lingkungan belajar siswa terjadi sebuah ketidaknyamanan, maka konsentrasi yang dimiliki siswa-pun akan terganggu. Materi pelajaran yang diterima siswa menjadi tidak dapat diserap seutuhnya, sehingga hal ini dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap pelajaran tersebut.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Bandung adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Jl. Raya Cibeureum Bandung, sebuah jalan yang digolongkan dalam kelompok jalan arteri primer (sumber: RTRW Kota Bandung 2013). Lokasi yang demikian membuat pencapaian ke lokasi sekolah sangat mudah dijangkau, terlebih lagi dengan cukup banyaknya angkutan umum yang melintas tepat di depan sekolah ini.

Namun, dengan lokasi sekolah yang seperti ini ternyata memiliki pengaruh lain, yaitu kebisingan yang terjadi pada saat jam pelajaran sekolah. Keterbatasan lahan menjadi alasan penempatan ruang kelas yang letaknya dekat dengan jalan raya. Sehingga tak jarang bunyi bising kendaraan yang melintas di terdengar hingga ruangan kelas. Tentunya hal ini sangat menggangu kegiatan belajar mengajar, khususnya dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.

(10)

depan sekolah. Suara knalpot dan bunyi klakson kendaraan tak jarang terdengar hingga ke dalam ruang kelas. Dengan kondisi tersebut, tentunya faktor kenyamanan pada sekolah ini belum dapat seluruhnya terpenuhi.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang dahulu pernah menimba ilmu di sekolah tersebut, siswa yang belajar di ruang kelas yang letaknya dekat dengan jalan raya lebih terganggu dengan suara kebisingan saat kegiatan belajar berlangsung, bila dibandingkan dengan siswa yang belajar di ruang kelas yang letaknya jauh dari jalan raya. Konsentrasi belajar siswa dapat terganggu dengan kebisingan yang terpapar di ruang kelasnya, terutama bagi siswa yang tempat duduknya di belakang atau berada di dekat jendela yang langsung menghadap ke jalan raya. Sehingga apabila terganggu konsentrasi belajarnya, dapat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa itu sendiri.

(11)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memiliki standarisasi dan sertifikasi produk sebagaimana pada alat Sound

Level Meter, software ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai

paparan tingkat kebisingan dalam suatu area.

Kemudian belum adanya penelitian mengenai akibat yang ditimbulkan oleh kebisingan lalu lintas terhadap di SMA Negeri 13 ini, membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian terkait hubungan antara kebisingan, konsentrasi belajar dan hasil belajar di lingkungan sekolah ini. Kondisi lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya membuat persoalan dan penanganan terhadap masalah kebisingan tidak dapat dijadikan hal yang sepele. Sehingga penelitian ini dapat menjadi titik awal dalam penelitian-penelitian yang membahas tentang kebisingan pada lingkungan pendidikan pada umumnya, dan khususnya pada lingkungan SMA Negeri 13 Bandung.

Dari beberapa paparan uraian di atas menjadi hal-hal yang melatarbelakangi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas terhadap Konsentrasi Belajar dan Implikasinya dalam Hasil Belajar

Siswa pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi mengenai permasalahan yang peneliti temukan sehingga dapat menjadi bahan kajian untuk diteliti, antara lain :

(12)

b. Kebisingan yang timbulkan akibat arus lalu lintas di Jl. Raya Cibeureum cukup mengganggu kegiatan belajar siswa. Pada jam-jam tertentu intensitas kebisingan dapat sangat mengganggu, misalnya pada saat jam berangkat kantor (sekitar pukul 07.00-08.00 WIB).

c. Siswa yang ruang kelasnya berdekatan dengan Jl. Raya Cibeureum lebih terganggu akan suara bising akibat aktivitas lalu lintas.

d. Terganggunya konsentrasi siswa akibat kebisingan lalu lintas dan dapat mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa pada berbagai mata pelajaran dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung.

e. Pelunya kajian penggunaan software sebagai peralatan alternatif selain SLM dalam mengukur tingkat kebisingan. Namun dalam penggunaannya software ini tidak dapat dijadikan acuan utama, karena belum melalui proses standarisasi dan sertifikasi produk.

1.3Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat dibuat pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Bangunan sekolah mengacu pada standar bangunan pendidikan yang sesuai Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2007, dan pembahasan mengenai lingkungan sekolah dibatasi pada tahap analisis dan rekomendasi dalam strategi penanganan kebisingan.

(13)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengaruh kebisingan lalu lintas dilihat pada tingkat persepsi konsentrasi belajar siswa yang diidentifikasikan melalui penyebaran angket.

4. Lingkungan sekolah yang menjadi objek penelitian dibatasi pada area depan sekolah yang letaknya dekat dengan jalan raya. Populasi penelitiannya adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas 13 Bandung yang belajar pada ruang kelas di area depan tesebut.

5. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kelas dengan tingkat kebisingan tertinggi1. 6. Hasil belajar siswa dilihat pada hasil ulangan harian dan Ujian Tengah

Semester (UTS) pada mata pelajaran tertentu yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas.

7. Nilai hasil ulangan (harian dan UTS) dibatasi hanya pada ranah kognitif saja, nantinya yang digunakan adalah perolehan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran yang diukur tingkat kebisingannya selama pembelajaran berlangsung. 8. Kegiatan pengukuran tingkat kebisingan dilaksanakan pada tiga fase waktu pengukuran2, yaitu : pagi hari (07.00-09.30 WIB); setelah istirahat I (09.45-12.00 WIB); dan setelah istirahat II (12.30-15.00 WIB).

9. Mata pelajaran yang dipilih berdasarkan jenis mata pelajaran pokok yang dibutuhkan untuk penjurusan siswa (IPA, IPS, Bahasa), sehingga perolehan hasil belajar pada mata pelajaran tambahan (LH, Kesenian dan Agama) atau pelajaran yang dilaksanakan di luar kelas (TIK dan Olahraga) tidak digunakan dalam penelitian ini.

10. Software yang digunakan sebagai alat tambahan dalam pengukuran tingkat kebisingan adalah software Euterpe (free).

1

Maknun, Johar, dkk. Pengaruh Lalu Lintas terhadap Evektifitas Proses Belajar Mengajar. 2008. Jurnal Online.

2

(14)

1.3.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kebisingan yang terjadi pada area depan sekolah dan

bagaimana pengaruhnya terhadap (persepsi) konsentrasi belajar siswa?,

2. Bagaimana implikasi dari kebisingan dan konsentrasi belajar ini terhadap perolehan hasil belajar siswa pada ruangan kelas di lingkungan SMA Negeri 13 Bandung yang memiliki paparan kebisingan lalu lintas tinggi?,

3. Bagaimana hasil penggunaan software Euterpee (free) sebagai alat tambahan dalam pengukuran tingkat kebisingan?, Apakah hasil pengukurannya mendekati hasil pengukuran dengan menggunakan SLM?.

1.4Penjelasan Istilah dalam Judul

Di bawah ini akan diuraikan definisi operasional dari istilah yang digunakan, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti daya yang ada atau

timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak seseorang. 2. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu.

(Satwiko, 2005). Kebisingan lalu lintas adalah kebisingan yang berasal dari arus lalu lintas sebagai sumber bising luar (Doelle, L., 1973).

3. Konsentrasi belajar

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan

(15)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. (Slameto, 2003).

4. Implikasi

Implikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keterlibatan atau

keadaan terlibat, yang termasuk atau tersimpul. 5. Hasil belajar

Hasil belajar berarti perubahan tingkah laku, dalam lingkup bidang kognitif,

afektif dan psikomotoris. (Nana Sudjana, 2006).

Jadi, pengertian judul pada penelitian ini adalah “Sejauh mana pengaruh gangguan yang ditimbulkan oleh suara bising akibat aktivitas lalu lintas terhadap

daya pemusatan pikiran siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, dan

bagaimana pula keterlibatan antara keduanya (kebisingan dan konsentrasi

belajar) terhadap perolehan hasil belajar siswa di ruang kelas yang dekat dengan

jalan raya sebagai sumber bising utama”.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa besar tingkat kebisingan (dalam Decibell) dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, dan mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dari kebisingan lalu lintas tersebut terhadap konsentrasi belajar pada siswa yang ruang belajarnya memiliki paparan kebisingan tinggi. 2. Mengetahui seberapa besar implikasi dari kebisingan lalu lintas dan

(16)

dalam lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, sehingga diketahui perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan tiga fase pengukuran, yaitu: pagi hari (07.00-09.30 WIB); setelah istirahat I (09.45-12.00 WIB); dan setelah istirahat II (12.30-15.00 WIB).

3. Mengetahui efektivitas penggunaan software Euterpee (free) dalam mengukur tingkat kebisingan dibandingkan dengan penggunaan Sound Level Meter (SLM). Sehingga selanjutnya software jenis ini dapat digunakan dalam pada lingkungan pendidikan sebagai alat alternatif pengganti SLM.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di SMA Negeri 13 Bandung, terkait hubungan antara kebisingan lalu lintas, konsentrasi belajar dan hasil belajar.

a. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui berbagai penyebab terganggunya konsentrasi belajarnya, terutama yang berasal dari kebisingan lalu lintas yang kerap terjadi di lingkungan sekolahnya. Sehingga dengan kondisi lingkungan sekolah yang demikian, siswa dapat terus meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Bagi sekolah

(17)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kebisingan terhadap konsentrasi belajar siswa, dan bagaimana implikasinya terhadap hasil belajar siswa di lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, yang notabene adalah sekolah tempat dahulu peneliti pernah menimba ilmu. Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui penerapan fisika bangunan dalam aplikasi praktis pada sebuah bangunan, khususnya bangunan pendidikan.

d. Bagi guru, dosen dan staf pengajar lainnya

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Penelitian Deskriptif (Analitik). Metode penelitian deskriptif adalah penelitian

yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian (Sudjana, N. dan Ibrahim, 2010: 64).

Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional. Desain studi korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh yang terjadi antarvariabel. Lalu ada data dari variabel tertentu yang diperbandingkan (komparatif), sehingga dapat diketahui pengaruh yang ditimbulkan dari variabel.

(19)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, sampel, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah (Sudjana, N. dan Ibrahim, 2010: 11). Variabel penelitian dalam penelitian yang diambil dari permasalahan dalam judul penelitian yaitu:

-Variabel 1 : Kebisingan Lalu Lintas -Variabel 2 : Konsentrasi Belajar -Variabel 3 : Hasil Belajar

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap

kedua. Tahap penelitain ini maksudnya adalah tahap pengumpulan data variabel,

sehingga dapat diperoleh data-data pada variabel berikutnya, namun tahapan ini bukan mengacu pada satuan waktu. Pada tahap pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel kebisingan lalu lintas terhadap variabel konsentrasi

belajar siswa. Dan pada tahap kedua, dilakukan untuk mengetahui keterlibatan

(implikasi) antara variabel kebisingan lalu lintas dan variabel konsentrasi belajar mengenai pengaruhnya terhadap variabel hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel Penelitian Tahap Pertama Tahap Kedua Kategori Kode Kategori Kode 1. Kebisingan Lalu

Lintas Independen X Independen X

2. Konsentrasi Belajar Dependen Y1 Independen Y1

(20)

Dikarenakan penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, maka hubungan ketiga variabel penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Hubungan variabel dalam dua tahap penelitian

Keterangan :

X = Variabel Kebisingan Lalu Lintas Y1 = Variabel Konsentrasi Belajar

Y2 = Variabel Hasil Belajar Siswa

3.2.2 Paradigma Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, sehingga paradigma penelitiannya dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

Gambar 3.2 Paradigma penelitian tahap pertama TAHAP PERTAMA

* Ruang kelas yang dipilih berdasarkan tingkat kebisingan yang digunakan sebagai sampel untuk kegiatan penelitian

(21)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Paradigma penelitian tahap kedua

Dalam tahap kedua ini, adanya proses implikasi pada variabel Y2 yang

dipengaruhi oleh variabel X dan Variabel Y1 dapat diungkapkan di dalam dua

aspek yang peneliti coba temukan jawabannya. Kedua aspek ini adalah: - Jam pelajaran

Melalui perbedaan waktu jam pelajaran ini, apakah terjadi perbedaan perolehan hasil belajar dalam rentang waktu pelajaran, yakni sama dengan tiga waktu pengukuran tingkat kebisingan.

- Letak tempat duduk siswa di kelas

Dengan mengetahui letak tempat duduk siswa, apakah dapat mempengaruhi konsentrasi belajarnya dan bagaimana perolehan hasil belajarnya.

Kelas

* Ruang kelas yang dipilih berdasarkan tingkat kebisingan yang digunakan sebagai sampel untuk kegiatan penelitian

** Tujuh perilaku ketekunan siswa: fokus pandangan, konsentrasi perhatian, sambutan lisan, menyanggah/ membandingkan, menjawab, memberikan pernyataan, sambutan psikomotorik, sambutan ekspresif penyerta (Makmun, A. 2005. Psikologi Kependidikan. Rosdakarya: Bandung).

(22)

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa :

1. Hasil pengukuran tingkat kebisingan

Data pengukuran rata-rata tingkat kebisingan yang diperoleh pada tahap I pengumpulan data, termasuk jenis data berskala rasio. Namun data yang digunakan sebagai data statistik adalah data yang diubah kedalam skala ordinal, yakni pengelompokan siswa berdasarkan baris tempat duduknya. Kemudian data tersebut dapat diubah ke dalam skala interval atau menjadi pengelompokan saja dengan dengan desain faktorial.

2. Konsentrasi belajar

Data mengenai tingkat konsentrasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat fokus dan perhatian siswa dalam belajar, agar diketahui pengaruhnya terhadap kebisingan pada ruang kelas. Data tingkat konsentrasi siswa ini termasuk jenis data berskala interval. Data untuk variabel konsentrasi belajar diperoleh dari pengumpulan data tahap III, yakni melalui penyebaran angket.

3. Hasil belajar

Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dari guru mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai perolehan hasil belajar hanya pada ranah kognitif saja. Data hasil belajar ini termasuk jenis data berskala ordinal. Data hasil belajar siswa diperoleh dari pengumpulan data tahap IV, nilai rata-rata hasil belajar siswa diambil berdasarkan mata pelajaran yang diukur tingkat kebisingannya.

(23)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

parametrik yang sesuai dalam penelitian ini. Misalnya untuk variabel hasil belajar, data yang diperoleh adalah data dalam skala ordinal sehingga perlu diubah menjadi data berskala interval. Untuk lebih jelasnya mengenai pengubahan skala data, dapat dilihat pada bab berikutnya.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 13 Bandung yang ruang kelas yang terletak di area depan sekolah. Pada area depan sekolah ini memiliki beberapa karakteristik yang menjadi fokus dalam penelitian ini, antara lain : - Kebisingan akibat arus lalu lintas yang mengganggu kebiatan belajar - Jarak antara ruang kelas dengan jalan raya

Pada area depan sekolah ini terdapat enam ruang kelas, yakni kelas X2, X3, X4, X5, X6 dan X7 dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut.

Tabel 3.2 Jumlah siswa pada ruang kelas di area depan sekolah

No. Kelas Jumlah Siswa (orang)

1. X2 38

2. X3 39

3. X4 38

4. X5 37

5. X6 38

6. X7 38

Total 224 siswa

Sumber: Pengumpulan data tahap II

3.4.2 Sampel

(24)

tingkat kebisingan tertinggi (kondisi ekstrem) dibandingkan kelas lainnya pada area depan sekolah. Kemudian kelas dengan tingkat kebisingan tertinggi ini disebut dengan “Kelas Penelitian”.

Teknik penarikan sampel yaitu menggunakan jenis Non-probability

sampling dengan teknik purposive sampling. Non-probability sampling adalah

teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. Sedangkan teknik purposive

sampling adalah teknik sampling yang digunakan jika peneliti mempunyai

pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Nana dan Ibrahim, 2008: 61).

Teknik yang diambil dalam penarikan sampel adalah teknik purposive

sampling, dengan kata lain penarikan sampel bertujuan. Teknik ini digunakan

apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya (Nana dan Ibrahim, 2008: 96).

(25)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Nana dan Ibrahim, 2008:69). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuisoner atau angket

Penggunaan instrumen angket ini digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap konsentrasi belajar, dan juga persepsi siswa mengenai gangguan kebisingan arus lalu lintas terhadap kelangsungan kegiatan belajar mengajar.

2. Observasi atau pengamatan

Observasi ini dilakukan untuk mengukur tingkat kebisingan di lingkungan SMA Negeri 13 Bandung, khususnya pada area depan sekolah, yang meliputi area pinggir jalan raya dan enam ruang kelas. Kegiatan pengamatan juga dilaksanakan di dalam kelas ketika kegiatan pelajaran tengah berlangsung.

3. Dokumentasi

(26)

3.5.2 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi dalam empat tahap penelitian, yaitu:

1. Tahap I: Pengukuran dan penilaian tingkat kebisingan

Dalam tahap ini, peneliti mengukur tingkat kebisingan yang ada pada dua area, yaitu sekitar jalan raya; dan area ruang kelas. Pengukuran pada kedua area ini menggunakan alat Sound Level Meter (SLM), software Euterpe, Handcouter,

Microphone, dan jam tangan. Pengukuran dicatat dalam lembar pengamatan.

Selain itu, dicatat pula berapa jumlah kendaraan yang melintasi jalan saat pengukuran.

Setelah selesai kegiatan pengukuran, maka selanjutnya adalah kegiatan penilaian terhadap tingkat kebisingan pada ruang-ruang kelas tersebut. Acuan dasar penilaian adalah Kep.Men. LH No. 48 Th. 1996, dengan batas ambang kebisingan sebesar 55 dB untuk lingkungan pendidikan. Bila dalam pengukuran melebihi batas ambang tersebut, maka dapat diberi penilaian bahwa area tersebut termasuk ke dalam area bising.

(27)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - Pagi hari (07.00-09.00 WIB)

- Setelah istirahat I (09.30-12.00 WIB) - Setelah Istirahat II (12.00-15.00 WIB)

Ruang kelas yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi nantinya disebut sebagai kelas penelitian. Selain diketahui berapa Decibel tingkat kebisingannya, perlu diketahui pula elemen-elemen yang terdapat dalam kelas tersebut yang diperlukan dalam penelitian. Elemen-elemen ini nantinya digunakan peneliti untuk mengetahui dan membuat beberapa strategi penangan kebisingan yang memungkinkan dapat dilakukan pada ruang kelas. Elemen tersebut adalah :

- Dimensi ruang kelas

- Material bangunan yang digunakan dalam ruang kelas - Jarak antara ruang kelas dan jalan raya

2. Tahap II: Pengumpulan data siswa kelas penelitian

Setelah dipilih kelas yang menjadi kelas penelitian, maka siswa yang belajar di dalam ruang kelas tersebut menjadi sampel penelitian. Siswa yang menjadi sampel penelitian ini akan dicari segala informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Informasi yang diperlukan dari siswa adalah :

- Daftar perolehan nilai hasil ulangan harian dan UTS siswa dalam mata pelajaran pokok saja, yakni IPA, IPS dan Bahasa. Nilai mata pelajaran tambahan (Agama, Kesenian dan LH) dan pelajaran yang dilaksanakan di luar kelas (Penjaskes dan Komputer) tidak termasuk dalam data yang diperlukan.

(28)

3. Tahap III: Pembagian angket

Setelah waktu tengah semester berakhir, maka dilakukan pembagian angket kepada para siswa. Pembagian angket ini dilakukan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kebisingan yang ada pada kelas dimana mereka belajar, sehingga diperoleh data mengenai persepsi konsentrasi belajar.

Penyebaran angket dilaksanakan satu kali kepada sampel, yakni siswa dari kelas penelitian. Angket ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

- Bagian A, untuk mengetahui persepsi terhadap konsentrasi belajar siswa, yang

dirasakan siswa dari perilaku siswa saat di belajar. Data yang diperoleh dalam angket A ini akan digunakan untuk analisis data tahap I hingga tahap II, dengan melalui uji statistik.

- Bagian B, untuk mengetahui persepsi siswa terhadap keadaan lingkungan

belajar dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Pada Angket B ini, data yang telah valid dan reliabel akan disajikan kembali dalam bentuk diagram sebagai data tambahan dalam penelitian.

Penilaian angket dilakukan dengan cara penghitungan skor jawaban siswa terhadap tiap item pernyataan soal tipe positif, dengan pilihan jawaban :

- Sangat Setuju (SS) dengan pernyataan soal : 4 poin - Setuju (S) dengan pernyataan soal : 3 poin - Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan soal : 2 poin - Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pernyataan soal : 1 poin

(29)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Tahap IV: Pengolahan dan analisis data

Setelah semua data terkumpul, maka tahap selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data. Pengolahan data adalah langkah untuk mengolah data mentah menjadi data yang siap digunakan untuk analisis data. Instrumen penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat dilanjutkan ke dalam tahap pengujian selanjutnya sesuai dengan pengolahan Parametrik atau Non-Parametrik.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, sehingga data mentah yang diperoleh dalam penelitian diubah menjadi bentuk angka. Dan dapat dilanjutkan dalam proses analisis data menggunakan analisis statistik. Dalam proses analisis, data yang telah diolah tersebut kemudian diambil kesimpulan dan dikaitkan dengan teori yang menjadi landasan penelitian.

Sesuai dengan paradigma penelitian, maka pada tahap analisis data ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu:

- Tahap I. Untuk mengetahui pengaruh Kebisingan Lalu Lintas (variabel 1)

terhadap Konsentrasi Belajar Siswa (variabel 2). Analisis dilaksanakan dari uji validitas dan uji reliabilitas instrumen hingga uji regresi. Bila hipotesis terbukti, maka dapat dilanjutkan ke tahap II.

- Tahap II. Untuk mengetahui implikasi yang ditimbulkan akibat Kebisingan

Lalu Lintas (variabel 1) dan Konsentrasi Belajar (variabel 2) terhadap

Perolehan Hasil Belajar (variabel 3). Apabila hipotesis terbukti, maka

kesimpulan dalam penelitian dapat terjawab.

(30)

3.6 Alur Penelitian

Alur penelitian ini terdiri dari tahap: (1)Persiapan; (2)Pengukuran data kebisingan; (3)Pemilihan kelompok sampel, (4)Pengamatan dan pengumpulan dokumen; (5)Analisis data; dan (6)Penarikan kesimpulan. Digambarkan lebih jelas dalam diagram berikut.

Gambar 3.4 Alur Penelitian

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam empat tahap pengumpulan data di atas, maka dapat diperoleh instrumen-instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut antara lain :

Tabel 3.3 Instrumen pengumpul data

No. Tahapan pengumpulan data Jenis instrumen yang digunakan 1. Pengukuran tingkat kebisingan  Lembar pengamatan

Alat pengukuran (SLM, Software

Euterpe, Handcouter, Microphone

dan Jam tangan) 2. Pengumpulan data siswa Daftar nilai siswa

3. Pembagian angket Angket

4. Pengolahan dan analisis data -

Persiapan

Pengukuran data kebisingann

Pemilihan kelompok sampel

Pengamatan dan pengumpulan dokumen

Pengolahan dan Analisis data

Penarikan kesimpulan

Persiapan

Pengumpulan Data

(31)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen angket dalam pengumpulan datanya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, angket ini digunakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap konsentrasi belajar dan mengenai kebisingan yang terjadi di kelasnya. Berikut adalah kisi-kisi pembuatan instrumen angket pada Tabel 3.3

Tabel 3.4 Kisi-kisi pembuatan instrumen angket

Variabel Aspek Indikator No. soal

Konsentrasi - sambutan ekspresif penyerta

1, 2, 3

- Mengikuti bimbingan belajar - Jam belajar

Pengujian validitas instrumen penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat kebenaran data yang dikumpulkan instrumen. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen yang berbeda bagi tiap variabelnya, namun belum semua instrumen tersebut valid dan reliabel sehingga perlu diuji terlebih dahulu dengan pengujian validitas dan reliabilitasnya. Instrumen pengumpul data pada penelitian ini adalah:

- Pengukuran tingkat kebisingan. Karena menggunakan alat Sound Level Meter

(32)

dilakukan oleh alat ini adalah valid dan reliabel, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

- Angket. Pengumpulan data untuk mengetahui persepsi siswa menggunakan

angket perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Angket terbagi dalam dua tipe, sehingga tiap tipe angket perlu dilakukan pengujian. - Nilai hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa peneliti dapatkan dari guru

mata pelajaran yang bersangkutan, dan tentunya instrumen yang digunakan dalam perolehan hasil belajar siswa adalah dengan tes. Instrumen tes yang digunakan oleh guru juga telah melalui beberapa tahap dalam proses penyusunannya, sehingga untuk perolehan nilai hasil belajar tidak perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian. Agar data yang diperoleh valid, maka instrumen ini perlu dilakukan beberapa tahap pengujian instrumen, antara lain:

3.8.1 Uji Validitas

Setelah data dapat ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson Product momen (Riduwan, 2008: 98) adalah :

r hitung = n (Ʃ XY) . (ƩX) . (ƩY)

√{n. ƩX2(ƩX)2}.{ n. ƩY2(ƩY)2

} Dimana: r

hitung : koefisien korelasi Ʃ Xi : jumlah skor item

(33)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana: t : nilai t hitung

r : koefisien korelasi hasil t hitung

n : jumlah responden Selanjutnya dihitung dengan uji- t dengan rumus:

t hitung = r √ n – 2 1 – r2

distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan dk = n-2, dengan kaidah keputusan :

jika t hitung > t tabel berarti valid

jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

jika instrumen itu valid, dilihat kriteria penafsiran terhadap indeks korelasi (r) sebagai berikut (Riduwan, 2008) :

antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup tinggi antara 0,200 sampai dengan 0,399 = sedang

antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak valid)

apabila instrumen dikatakan valid, maka dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji reliabilitas instrumen.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk instrumen angket menggunakan metode Split Half

Method (Metode belah dua), yaitu pengujian butir-butir instrumen dengan

membagi pertanyaan ke dalam dua kelompok, yaitu genap-ganjil dan awal-akhir (Riduwan, 2008: 102).

Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (single-test-single-trial-method). Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui relibilitas setengah tes saja. Jika untuk mengetahui

(34)

reliabilitas seluruh tes harus menggunakan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2008).

r11 = 2.rb 1 + rb

3.9 Teknik Analisis Data

Sebelum memasuki tahap analisis data, maka skala data yang harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval atau rasio agar dapat dilakukan analisis statistik parametrik. Adapun rumus untuk merubah skala data yaitu:

Ti = 50 + 10 (Xi – x) s

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji regresi. Langkah-langkah dalam uji normalitas data (Riduwan, 2008: 121) adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil

Langkah 2. Mencari nilai Rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

Langkah 3. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n (rumus Sturgess)

Langkah 4. Mencari panjang kelas (i)

i = R / BK

Langkah 5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

Dimana :

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item rb = korelasi Product-moment antara belahan (sumber: Riduwan, 2008)

(sumber: Riduwan, 2008)

(35)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah 6. Mencari rata-rata (man)

ẋ= ƩfXi / n

Langkah 7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

s = n.ƩfXi2 –(ƩfXi)2 n. (n-1)

Langkah 8. Membuat daftar frekuensi harapan

Langkah 9. Mencari chi-kuadrat hitung

χ2 =

Ʃ

(fo – fe)2 fe

Langkah 10. Membandingkan χ2hitung dengan χ2 tabel

3.9.2 Uji Korelasi

Uji korelasi menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Momen (PPM). Teknik PPM ini termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak, data berdistribusi normal, data berpola linear dan pasangan data memiliki jumlah yang sama. Kalau salah satu persyaratan tidak terpenuhi, maka analisis korelasi tidak dapat dilakukan (Riduwan, 2008: 138).

Rumus korelasi adalah sebagai berikut.

r hitung = n (ƩXY) . (ƩX) . (ƩY) √{n. ƩX2–(ƩX)2}.{ n. ƩY2–(ƩY)2}

Interpelasi nilai r sebagai berikut.

antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi

antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup tinggi

(sumber: Riduwan, 2008: 121) (sumber: Riduwan, 2008: 121)

(sumber: Riduwan, 2008: 121)

(36)

antara 0,200 sampai dengan 0,399 = sedang

antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak valid)

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut.

KP = r2 x 100 % dimana : Kp = Nilai koefisien determinan

r = Nilai koefisien korelasi

3.9.3 Uji Regresi Linear

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Riduwan, 2008:147). Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Bila satu variabel bebas mempengaruhi satu variabel terikat, disebut regresi linear. Dan apabila dua atau lebih variabel bebas mempengaruhi satu variabel terikat, dinamakan regresi ganda.

Analisis regresi dan analisis korelasi pada dasarnya mempunyai hubungan yang kuat dan mempunyai keeratan. Setiap analisis regresi otomatis ada analisis korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu dapat diuji regresi atau diteruskan dengan analisis regresi (Riduwan, 2008: 148).

Persamaan regresi dirumuskan (Riduwan, 2008) : Ŷ = a + bX, dimana :

Ŷ = (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu

a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

(37)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemudian nilai a dan nilai b, diketahui dari rumus dibawah ini :

3.9.4 Uji Chi-Kuadrat (Uji χ2)

Uji ini digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek, kejadian dan lain-lain. oleh karena itu dalam chi-kuadrat datanya bersifat nominal (kategorial) dan bukannya interval (Atmaja, S., 2008). Rumus yang digunakan untuk Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut.

χ2= Ʃ

(O – E)2 dimana : O = frekuensi hasil penelitian

E E = frekuensi harapan

3.9.5 Uji Hipotesis

Dari hasil pengujian-pengujian data sebelumnya dapat diperoleh jawaban apakah hipotesis-hipotesis penelitian tersebut ditolak atau diterima. Seperti telah disebutkan dalam BAB II, hipotesis dalam penelitian ini antara lain :

a. Ho : ρ = θ1 (Hipotesis nol), artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa.

b. Ho : ρ = θ12 (Hipotesis nol), artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara kebisingan lalu lintas dan konsentrasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. c. Ha : ρ ≠ θ1 (Hipotesis alternatif), artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa.

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar dan implikasinya pada perolehan hasil belajar siswa, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Tingkat kebisingan rata-rata pada area depan sekolah sebesar 60 dB dan pada

kelas penelitian sebesar 71,5 dB. Dengan tingkat kebisingan yang demikian maka dapat dikategorikan bahwa area-area tersebut adalah BISING. Tingkat kebisingan rata-rata pada fase II lebih tinggi dibandingkan dengan fase lainnya, yakni 72,6 dB. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu jarak ruang kelas dengan jalan raya, dan persentase luas bukaan pada dinding luar bangunan yang cukup besar.

2. - Berdasarkan analisis data, diperoleh temuan bahwa kondisi ruang kelas (kebisingan lalu lintas) dan konsentrasi belajar siswa dapat berimplikasi pada perolehan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari letak tempat duduk siswa yang dimana siswa yang letak tempat duduknya dekat jendela luar cenderung memiliki skor konsentrasi dan nilai rata-rata ulangan yang rendah (dibawah KKM).

(39)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa, perolehan hasil belajar siswa pada fase I (07.00-09.30 WIB) lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan hasil belajar pada dua fase lainnya dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 69,6. Hal ini disebabkan oleh tingkat konsentrasi belajar yang masih baik, dan intensitas kebisingan yang tidak terlalu tinggi ketika pagi hari.

3. Hasil pengukuran dengan menggunakan software Euterpe (free) pada pengumpulan data tahap I dan tahap II, secara umum mengalami perbedaan sebesar 16%. Hal ini disebabkan oleh perbedaan setelan instrumen yang digunakan saat pengumpulan data tahap I dan tahap II. Walaupun demikian, secara umum software Euterpe (free) ini cukup efektif digunakan sebagai instrumen sekunder pengukur tingkat kebisingan. Tetapi bila digunakan dalam

full version mode, software ini cukup layak untuk digunakan.

5.2 Saran

1. Bagi siswa

Dengan kondisi lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya, membuat siswa harus terbiasa dengan bunyi bising pada ruang kelas saat kegiatan belajar berlangsung. Apabila dari pihak sekolah tidak menerapkan upaya penanggulanagan kebisingan, maka dari pihak siswa sendiri dapat melaksanakan upaya-upaya untuk mereduksi dampak yang diakibatkan oleh kebisingan. Beberapa saran yang dapat dilakukan siswa diantaranya: menutup

rapat jendela kelas, melakukan rotasi tempat duduk, dan yang lebih ekstrem

adalah menggunakan headphone yang langsung terhubung dengan suara guru

(40)

2. Bagi guru, dosen, staf pengajar lain

Kondisi lingkungan sekolah dapat menentukan strategi pembelajaran yang dipilih oleh pendidik, tidak hanya guru, tetapi juga dosen dan staf pengajar lainnya. Kondisi ruang kelas yang bising membuat energi yang digunakan untuk menerangkan materi pelajaran menjadi dua kali lipat bila dibandingkan dengan kondisi ruang kelas yang tenang. Sehingga dari pihak pendidik juga dapat melaksanakan upaya-upaya dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kondisi ruang kelas yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Upaya-upaya tersebut diantaranya: melakukan rotasi tempat duduk siswa,

melakukan pergerakan posisi saat tengah menerangkan materi (dapat

dilaksanakan di tengah barisan tempat duduk siswa), dan mengurangi metode

ceramah saat menerangkan materi pembelajaran karena volume suara bising

saat kendaraan yang melintas dapat menutupi volume suara guru.

3. Bagi sekolah

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus dapat mewadahi semua kebutuhan peserta didiknya, agar siswa tersebut mendapatkan pembelajaran yang sebaik mungkin. Kondisi sekolah yang dekat dengan jalan raya membuat langkah-langkah penanganan kebisingan menjadi hal yang wajib untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis kondisi riil dan kondisi ideal yang ada di SMA Negeri 13 Bandung, dibuat beberapa masukan berupa

rekomendasi desain sebagai implementasi strategi penanganan kebisingan yang

(41)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai berikut (selengkapnya dapat dilihat dalam Pedoman stratgei penanganan kebisingan di SMA Negeri 13 Bandung).

Tabel 5.1 Rekomendasi desain sebagai implementasi strategi penanganan kebisingan

(42)

Re- zonasi

lingkungan sekolah:

- Area depan: ruang

komputer, ruang guru, ruang BK, dll.

-Area dalam: ruang

kelas, perpustakaan, laboratorium.

Sumber: analisis strategi penanganan kebisingan

4. Bagi penelitian lebih lanjut

Demi kesempurnaan suatu hasil penelitian maka menjadi hal yang lumrah apabila dilaksanakan penelitian-penelitian lebih lanjut dengan pengembangan permasalahan, agar terjadi continual improvement dalam penelitian pendidikan. Saran bagi penelitian lanjutan, umumnya penelitian pada sekolah dengan kondisi paparan kebisingan yang melebihi batas normal, dan khususnya penelitian lanjutan mengenai dampak kebisingan di SMAN 13 Bandung ini: - Menggunakan instrumen dan fase pengukuran tingkat kebisingan yang

lebih lengkap sehingga hasil pengukuran yang didapat lebih maksimal; - Menggunakan data random siswa pada seluruh kelas yang terkena dampak

kebisingan agar data yang didapat lebih maksimal; dan

(43)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. (2004). Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Bandung 2013. Bandung: Pemerintah Kota Bandung.

Chrysta, Nolan K. (2010). Pengaruh Kebisingan Arus Lalu Lintas terhadap

Konsentrasi Belajar Siswa. .Penelitian terhadap siswa SMP Negeri 15

Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur – FPTK Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Doelle, L.L. (1972). Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga.

Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Frick, H., Ardiyanto, A. dan Darmawan, AMS. (2008). Ilmu Fisika Bangunan. Yogyakarta: Kanisius.

Makmun, A. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maknun, Johar, dkk. Pengaruh Lalu Lintas terhadap Evektifitas Proses Belajar

Mengajar. 2008. Jurnal Online. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1968030819 93031-JOHAR_MAKNUN/kebisingan-ruang-kelas.pdf. [21 Maret 2012.]

Mangunwijaya, Y.B. (1981). Pasal-Pasal Penghantar Fisika Bangunan. Jakarta: Gramedia.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku

Tingkat Kebisingan. [Online]. Tersedia :

http://staff.undip.ac.id/env/semesterganjil/files/2009/08/Kepmen-LH-No.48-Tahun-1996-Baku-Tingkat-Kebisingan.pdf. [21 Maret 2012].

(44)

Berhubungan dengan Kesehatan. E-mail kepada Ibnu Candra (ibnucandra395@gmail.com).

Pedoman Kosntruksi Bangunan – Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan dai Kawasan Perkotaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2004. [Online] Tersedia:

http://binamarga.pu.go.id/perpustakaan/Panduan_Penentuan_Klasifikasi_F ungsi_Jalan_Di_Wilayah_Perkotaan.pdf [22 Januari 2013].

Peraturan Menteri Perhubungan No. 14 tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. [Online] Tersedia:

http://hukum.unsrat.ac.id/men/menhub_14_2006.pdf [22 Januari 2013].

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. [online] Tersedia:

http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/hukum/pm29-2006.pdf [22 Januari 2013]

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana tahun 2006 tentang Sarana dan Prasarana tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). [Online] Tersedia: http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/24.pdf [21 Januari 2013].

Purnanta, Arief, dkk. Pengaruh Bising terhadap Konsentrasi Belajar Murid Sekolah Dasar. 2008. Jurnal Online. [Online]. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id/593/1/%288%29A.pdf. [21 Maret 2012].

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Satwiko, P. (2005). Fisika Bangunan I Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(45)

Ibnu Candra Triwibowo, 2013

Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Belajar Dan Implikasinya Dalam Hasil Belajar Siswa Pada Lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suprian, A.S. (2007). Statistika. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum, dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Sumber internet lainnya:

Gambar

Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Gambar 3.1 Hubungan variabel dalam dua tahap penelitian
Gambar 3.3 Paradigma penelitian tahap kedua
Tabel 3.2 Jumlah siswa pada ruang kelas di area depan sekolah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III

PEM ERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA.. BIDANG CIPTA KARYA DPU

REHAB SEDANG GEDUNG LABORATORIUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS Jl.. Conge

Apabila ada peserta yang keberatan atas pengumuman ini dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE kepada Panitia Pengadaan mulai tanggal 17 - 21 September 2012. Demikian

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN.. JL Sulaw

untuk mengajukan sanggahan secara Online melalui portal LPSE (http://lpse.jatengprov.go.id) kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kelet - Jepara,

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang sedang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. ©