• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tokoh, Latar dan Alur Manga Bambino! Dengan Drama Televisi Bambino!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tokoh, Latar dan Alur Manga Bambino! Dengan Drama Televisi Bambino!"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iii

BAB II ANALISIS PERBANDINGAN TOKOH, LATAR DAN ALUR MANGA DAN DRAMA BAMBINO! ... 29

(2)

Universitas Kristen Maranatha

3.2 Latar ... 41

3.2.1 Latar Tempat Manga dan Drama Bambino! ... 41

3.2.1.1 Restoran Trattoria San Mizano ... 41

3.2.1.2 Restoran Trattoria Baccanale ... 42

3.2.1.3 Dapur Restoran Trattoria Baccanale ... 44

3.2.1.4 Ruang Utama Restoran Trattoria Baccanale ... 46

3.2.1.5 Ruangan Kepala Chef Trattoria Baccanale ... 47

3.2.1.6 Rumah Orang Tua Tokoh Utama ... 48

3.3 Alur ... 50

3.3.1 Persamaan Alur Manga dan Drama Bambino ... 50

BAB IV KESIMPULAN ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56

RINGKASAN CERITA ... 57

SINOPSIS

(3)

Universitas Kristen Maranatha SINOPSIS

Pembuka

Dari dahulu sampai sekarang banyak karya sastra yang diciptakan. Hasil karya

kreatif dari seorang penulis memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan

sastra. Manga maupun Drama memiliki unsur intrinsik, unsur intrinsik karya sastra

meliputi tema, amanat, alur, penokohan, latar dan sudut pandang. Dalam skripsi ini

beranalisis membahas yaitu Manga Bambino! maupun Drama Bambino! melalui tiga

unsure intrinsic tokoh, latar dan alur yang turut serta membangun sebuah cerita.

Sedangkan drama Menurut Krauss ( 1999:24) Drama dikelompokan sebagai karya

sastra karena media yang dipergunakan untuk menyampaikan gagasan atau pikiran

pengarangnya.

Manga Merupakan suatu bentuk karya sastra yang menggabungkan gambar

dan teks sehingga membentuk sebuah cerita. Manga maupun drama memiliki unsur

intrinsic. Tetapi unsur intrinsic dalam manga berbeda dengan unsur intrinsik dalam

Drama. Oleh karena itu penulis tidak mengetahui perbedaan unsur intrinsic dalam

manga dan drama. Dalam penelitian ini Perbandingan struktur Manga dengan Drama

Bambino! dianalisis menggunakan metode deskriptif – komparatif yaitu

menganalisis dari segi tokoh, latar dan alur dengan cara menjabarkan secara

terperinci kemudian membandingkan dengan mencari persamaan dan perbedaan

(4)

Universitas Kristen Maranatha ISI

Penulis akan membandingkan Manga dan Drama Bambino karya dari

sekiya tetsuji dari unsur intrinsik. Manga mempunyai unsur intrinsik tersendiri dan

Drama pun mempunyai unsur intrinsic tersendiri sehingga terdapat beberapa

perbedaan. Contoh dari perbedaan tersebut sebagai berikut :

Secara tokoh

tokoh adalah orang yang memainkan peran dalam karya sastra, penokohan

adalah proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, sifat, atau kebiasaan tokoh

pemeran suatu cerita. Watak dan sifat tokoh terlihat dalam lakuan fisik atau tindakan,

ujaran, dan lakuan rohani atau renungan / pikiran.

(1) Jumlah Tokoh

Dalam Manga terdapat 18 tokoh sedangkan dalam Drama terdapat 24

tokoh. Perbedaan tokoh ini di karenakan lebih panjangnya cerita dalam drama,

yang menyebabkan perlunya penambahan beberapa tokoh baru agar jalan

ceritanya lebih menarik.

(2) Penampilan

Dalam Manga penampilan tokoh utama berambut pendek dan

berpakaian tidak rapih sedangkan dalam Drama tokoh utama digambarkan

dengan penampilan berambut panjang dan berpakaian rapih. Berbedanya

(5)

Universitas Kristen Maranatha tokoh utama diceritakan agar terlihat lebih dewasa dibandingkan penampilan

yang ada pada Manga.

(3) Kebiasaan

Dalam manga diceritakan tokoh utama mempunyai kebiasaan sebagai

seorang perokok yang sangat aktif sedangkan dalam Drama tokoh utama

memang diperlihatkan suka merokok tetapi tidak sesering di dalam Manga.

Perbedaan yang terjadi pada kebiasaan tokoh utama ini di karenakan pada

manga diceritakan nakal sedangkan dalam drama tidak.

(4) Sifat

Dalam Manga karakter tokoh utama diceritakan sebagai orang yang

emosional dan tempramen sedangkan dalam serial drama karakter tokoh

utama terlihat lebih sabar dan rajin. Perbedaan sifat karakter tokoh utama

dikarenakan pada Manga di gambarkan masih memiliki sifat yang kekanak –

kanakan sedangkan dalam Drama terlihat lebih dewasa.

。Secara Latar

Latar tidak hanya sebagai background, tetapi juga dimaksudkan untuk

mendukung unsur cerita lainnya. Latar juga dimaksudkan untuk membangun atau

menciptakan suasana tertentu yang dapat menggerakkan perasaan dan emosi pembaca

serta menciptakan suasana batin pembaca. mengelompokan latar, bersama dengan

tokoh dan plot, ke dalam fakta (cerita) sebab ketiga inilah yang akan dihadapi, dan

(6)

Universitas Kristen Maranatha Terdapat perbedaan lokasi pada Manga dan Drama Bambino!Lokasi yang

terdapat dalam Manga terdiri dari restoran, dapur, kamar, dan sekolah. Sedangkan

dalam drama terdapat lebih banyak lokasinya yang terdiri dari restoran, dapur, kamar,

sekolah, taman, pinggir sungai dan tempat karoke. Perbedaan pada latar ini

dikarenakan pada Manga terbatas oleh gambar dan jumlah halaman sehingga tidak

bisa terlalu luas menceritakan situasi yang ada, sedangkan dalam Drama terdapat

lebih banyak latar dikarenakan Drama digambarkan melalui Audio Visual yang dapat

menggambarkan lebih luas dan detail cerita dan situasi yang ada.

。Secara alur

Perbedaan alur seperti halnya latar dalam Drama gambar bergerak

sehingga terlihat lebih jelas dan detail kapan kejadianya yang satu dengan kejadian

lainnya. Sedangkan dalam manga ruang geraknya terbatas pada halaman yang

membuat Manga terlihat lebih singkat.

Penutup

Setelah dilakukan penelitian terdapat beberapa perbedaan dari Manga

dan Drama Bambino, penulis mendapatkan perbedaan dari segi tokoh, latar dan alur.

Tokoh

(1) Dalam Drama Bambino! penokohan dapat diketehui langsung secara visual.

(7)

Universitas Kristen Maranatha tokoh Ban Shogo ( Bambi ). Sedangkan dalam Manga Bambino! tidak

terdapat penjelasan tersebut.

Dalam manga terdapat 18 pemeran tokoh karakter, penampilan tokoh

utama berambut pendek dan berpakaian tidak rapih, kebiasaan tokoh utama

sebagai seorang perokok aktif dan memiliki sifat pemarah dan seperti anak

kecil. Sedangkan dalam drama terdapat 24 tokoh karakter, penampilan tokoh

utama berambut panjang dan rapih, tidak terlalu suka merokok dan memiliki

sifat lebih dewasa dan sabar. Dari hasil penelitian tersebut terdapat beberapa

perbedaan dari tokoh utama Manga dan drama bambino dari segi jumlah

pemeran, penampilan, kebiasaan dan sifat.

(2) Latar

Latar atau setting disebut juga landas tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang

diceritakan. Latar tempat meliputi berbagai lokasi tempat peristiwa

terjadi. Latar waktu berhubungan dengan saat-saat kapan terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah Manga maupun Drama.

Dalam Manga Bambino! dan Drama Bambino! terdapat beberapa

persamaan latar yaitu restoran, dapur, kamar dan sekolah . Akan tetapi dalam

versi Drama terdapat beberapa latar lainnya seperti jalan raya, tempat karaoke

dan sungai. Tidak hanya itu, beberapa latar yang ada di Manga pun mengalami

(8)

Universitas Kristen Maranatha hanya terlihat dari depan dan kelas, di versi Drama diperluas lagi dengan adanya

latar gerbang sekolah dan taman.

Perbedaan ini terjadi karena latar Drama yang tergambarkan secara

visual melalui gambar-gambar bergerak berkelanjutan, sehingga apa yang

terlihat seolah-olah sedang terjadi dalam kehidupan sesungguhnya.

(3) Alur

Dalam manga ruang geraknya terbatas pada halaman yang membuat

Manga terlihat lebih singkat. Sedangkan dalam Drama gambar bergerak

sehingga terlihat lebih jelas dan detail kapan kejadianya yang satu dengan

kejadian lainnya. Dari hasil penelitian penulis mendapatkan perbedaan alur

(9)

Universitas Kristen Maranatha Penutup

Setelah dilakukan penelitian terdapat beberapa perbedaan dari Manga

dan Drama Bambino, penulis mendapatkan perbedaan dari segi tokoh, latar dan alur

sebagai berikut :

MANGA DRAMA

TOKOH

Dalam manga

terdapat 18 tokoh karakter

Dalam drama

terdapat 24 tokoh karakter

Penampilan tokoh

utama berambut pendek dan

berpakaian tidak rapih

lebih dewasa dan sabar

LATAR

R e s t o r a n , d a p u r ,

k a m a r , s e k o l a h

Restoran, dapur,

kamar, sekolah, taman,

jalan dipinggir sungai dan

(10)

Universitas Kristen Maranatha Latar dalam manga

hanya berupa gambar dan

teks

manga terlihat lebih singkat

D a l a m d r a m a

melalui gambar bergerak

sehingga terlihat lebih

jelas dan detail kapan

kejadian satu dengan lain

(11)

Universitas Kristen Maranatha 漫画は絵と台詞を合わせるもので一つの物語になり、文学の一つであ

る。漫画もドラマも本質的なものと外因性のものとを持っている。しかし、

漫画の本質的なものとドラマの本質的なものが異なることがある。本 研究で

は「バンビーノ!」の漫画と ドラマの構成の比較を記述比較の方式で分析し

た。また登場人物、キャラクター作り、背景及び流れという観点を細かく分

析した後、漫画版とドラマ版の共通点と相違点を探し、比較した。

2. 本論

関 谷 哲 司 の 漫 画「 バ ン ビ ー ノ ! 」と そ の 漫 画 を 元 に し て 作 ら れ た ド ラ マ

「バンビーノ!」にある本質的な要素を比較した。漫画にある本質的な要素

とドラマにある本質的な要素の違いを分析した。以下に漫画版及びドラマ版

と違いをしめす。

。キャラクター

(1) キャラクターの数

漫画の中では 18 キャラクターがあり、ドラマでは 24 キャラ

ク タ ー であ る 。主 人 公の 違 いは ド ラマ 版 の 筋立 て の方 は もっ と 長く 、 筋立てはもっと画白くなるように新しい投が新必要である。

(12)

Universitas Kristen Maranatha 漫 画 の 主 人 公 は 髪 の 毛 が 短 く て 服 装も ち ゃ ん と し て い な い 。

逆 に 、 ド ラマ の 主 人公 は 髪 の毛 が 長く て 服 装 もち ゃ ん とし て い る 。

ド ラ マ 版 主人 公 は 漫画 版 の 方よ り もっ と 大 人 つぽ く 写 され る の は 漫

画版の主人公が違う原因である。 (3) 習慣

漫 画 の 中 で は 主 人 公 が よ く タ バ コ を吸 い ま す が 、 ド ラ マ で の

主 人 公 は 漫画 の 主 人公 ほ ど タバ コ を吸 い な い 。主 人 公 の習 慣 が 違 う

の は 漫 画 版の 主 人 公の 性 格 はや ん ちゃ で 幼 く 映さ れ て いる 。 一 方 、

ドラマ版の方はもっと大人びるからである。

(13)

Universitas Kristen Maranatha 漫 画 の 中 の 主 人 公 は 怒 り や す く て 、短 気 で あ り ま す が 、 ド ラ

マ シ リ ー ズの 主 人 公は も っ と真 面 目で 、 お と なし く み える 。 主 人 公

の 習 慣 が 違う の は 漫画 版 の 主人 公 の性 格 は や んち ゃ で 幼く 映 さ れ て

いる。一方、ドラマ版の方はもっと大人びるからである。

。設定

背景としての背景だけでなく、他のストーリー要素をサポートすることを意

図 。 背景 はま た、 構 築し たり 、気 分の リー ダ ーを 作成 する だ けで なく 、気 持 ち

と 感 情リ ーダ ーを 移 動す るこ とが でき 、特 定 の雰 囲気 を作 成 する こと を意 図 し

て い ます 。読 者事 実 に基 づく 物語 を読 むこ と によ って 文字 や プロ ット と共 に 背

景 、 実際 には (物 語 )第 三の 理由 は、 直面 さ れる 、と 想像 力 をグ ルー プ化 し ま

漫画のとドラマの場所の設定が違います。漫画の中ではレストラン、

台 所 、 部 屋 、 と 学 校 のバ ッ ク グ ラ ウン ド に 設 定 さ れ ま す 。ド ラ マ に 設 定

さ れ て い る 場 所 は レ スト ラ ン 、 台 所、 部 屋 、 学 校 、 公 園 、川 辺 、 と カ ラ

オ ケ で あ る 。 一方 ド ラ マ 版で 主 人 公が よ く い る 場 面は レ ス ト ラン , 台 所、

部屋,学校 ,公園、川沼い、カラオケ屋であった。研究の結果によると、ド

ラ マ 版 で の 筋 立 て は 一噌 長 く 、 場 面の 筋 立 て や 状 態 を 視 聴賞 で も っ と 広

(14)

Universitas Kristen Maranatha 。ストーリーの流れ

フローは、因果関係の法則に基づいてイベントです。何が起こったのかにつ

いて話をするだけでなく、流れます。これらのイベントで話を起こりました。物語

は始まり、終わります。始まりとそれが実装されているパスの端部との間。

設定によって話の流れにも少し影響があります。ドラマの中では場所

の設定が動いて、詳細がもっとやすく見えます。しかし、漫画の設定が漫画

のページに限られていて話の流れが短く感じます。

3. 結論

研究を行った結果、漫画版やドラマ版「バンビーノ!」にはいくつ

かの違いがあることがわかった。

。キャラクター

漫画版の中で 18 人の役で主人公の姿は髪が短く、怡好が緩やかで

喫煙者として主人公は気短で幼いであった。一方ドラマ版で 24 人の役で

(15)

Universitas Kristen Maranatha な く 、 性 格 は 大 人 び 、根 気 で あ っ た。 研 究 に よ る と 、 漫 画版 と ド ラ マ 版

違いを分板した結果、投の数、怡好、習慣のことが分かった。

。設定

漫 画 版 の 中 で 、 主 人 公 が よ く い る 場 面 は レ ス ト ラ ン , 台 所 、 部

屋,学校であった。一方ドラマ版で主人公がよくいる場面はレストラン,

台所、部屋,学 校,公園、川沼い、カラオケ屋であ った。研究の結果による

と 、 ド ラ マ 版 で の 筋 立て は 一 噌 長 く、 場 面 の 筋 立 て や 状 態を 視 聴 賞 で も

っ と 広 く 深 く 映さ れ て い るの は 漫 画版 と ド ラ マ 版 が違 う こ と が分 か っ た。

。ストーリーの流れ

漫 画 版 で は 紙 面 は ペ ー ジ で 限 ら れ 、 も っ と 短 い よ う に 見 え る 。 一

方 ド ラ マ 版 の 中 で は 、映 像 が 働 い てい る た め 、 場 面 ず つ はも っ と 明 確 な

よ う に 見 え る で あ っ た。 研 究 の 結 果に よ る と 、 筋 立 て の 期間 だ け は 漫 画

版とドラマ版が違う原因でことが分かった。

(16)

Universitas Kristen Maranatha Tokoh utama Bambino!

Gambar 2 (Manga dan Drama Bambino!)

Perbedaan tampak depan restoran Trattoria San Mizano

(17)

Universitas Kristen Maranatha Perbedaan tampak depan Restoran Trattoria Baccanale

Gambar 4 (Manga dan Drama Bambino!)

Perbedaan dapur restoran Trattoria Baccanale

(18)

Universitas Kristen Maranatha Perbedaan ruang makan utama restoran Trattoria Baccanale

Gambar 6 (Manga dan Drama Bambino!)

Perbedaan ruang kepala Chef Trattoria Baccanale

(19)

Universitas Kristen Maranatha Perbedaan rumah orang tua Ban

Gambar 8 (Drama Bambino!)

(20)
(21)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang masalah

Kesusastraan Jepang sudah ada sejak zaman Jodai (794), dimana saat itu

sastra terdiri atas dua bentuk yaitu tulisan dan lisan. Sastra adalah bagian dari

kesenian yang merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Sastra lahir karena

adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan isi hatinya ataupun pikiran

terhadap setiap masalah. Sastra ( sanskerta: shastra ) merupakan kata serapan dari

bahasa sansekerta ‘Sastra’, yang berarti “ teks yang mengandung instruksi” atau

“pedoman”, berasal dari kata dasar ‘sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan

“tra” yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa

digunakan untuk merujuk pada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang

memiliki arti atau keindahan tertentu.

Teeuw, dalam bukunya Sastera dan Ilmu Sastera (2003:19) menyebutkan,

“Ilmu sastra menunjukan keistimewaan, barang kali juga keanehan yang mungkin

tidak dapat kita lihat pada banyak cabang ilmu pengetahuan lain, yaitu bahwa

objek utama penelitiannya tidak tentu malahan tidak karuan”. Jadi sastra bisa di

artikan sebagai kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau

pengajaran. Sedangkan sebagai karya seni tidak mudah untuk memberikan

batasan yang jelas tentang definisi sastra.

Sastra bukan mencakup seputar tulisan yang bermakna seni saja juga

(22)

Universitas Kristen Maranatha dikatakan Jacob Sumardjo dan Saini K.M serta Melani Budianta, hasil karya dan

aktifitas seni, maka tidak akan lepas hubungan dengan ekspresi serta penciptaan.

Sastra sesungguhnya merupakan hasil kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari

bahasa sanserkerta buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

akal jadi secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan

gagasan, karya dan akal budi manusia yang diciptakannya dengan sengaja dan

terus dikembangkan demi kepentingan, kebutuhan, kesejahteraan, kedamaian,

kemakmuran, kepuasan hidupnya (Tjahjono, 1988:20).

Pada masa modern ini banyak sekali karya-karya sastra yang bermunculan.

Hasil kreatif para penulis tentunya telah memberikan sumbangan yang sangat

berarti bagi perkembangan sastra. Karya-karya sastra sendiri yang umum yaitu

puisi, prosa dan drama dan lain-lain. Hasil karya sastra berupa prosa adalah novel,

cerpen, cerita bergambar atau lebih dikenal dengan komik dan Manga di Jepang.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi manusia, karya

sastra klasik berkembang, berubah, dan bergeser ke arah yang lebih modern.

Karya sastra bergeser menjadi Manga, begitu juga Manga bergeser ke Anime. Di

abad ke-21 masyarakat terbiasa menikmati atau mengapresiasikan suatu karya

dengan mudah. Cerita-cerita rakyat bisa diapresiasikan melalui sarana sinetron

atau film layar lebar.

(http://www.jpf.or.id/artikel/budaya/transformasi-anime-dalam-era-kontemporer. diakses 02 Januari 2015).

Karya-karya sastra mempunyai dua unsur pembangun, yaitu unsur

intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik karya sastra meliputi tema, amanat,

(23)

Universitas Kristen Maranatha belakang penciptaan seperti keadaan masyarakat, ekonomi, sosial, politik dan

pengarang. Penokohan dan latar adalah unsur cerita yang terpenting untuk

memberikan ciri khas tertentu pada sebuah Manga dan membangkitkan

ketertarikan pada pembaca. Latar tidak hanya merupakan tempat bermain sebuah

kejadian, melainkan juga harus bisa membangun karakter para tokoh-tokohnya.

Jadi latar dan tokoh merupakan suatu kesatuan integral sehingga mampu

memberikan kesan ke dalam hati pembacanya.

Tulisan Manga dalam kanji 漫画 dalam hiragana, まんが; dalam katakana

マンガ merupakan sebutan bagi komik dalam bahasa Jepang. Kadang pula kata

Manga tersebut khusus diperuntukan pada komik buatan Jepang (komik selain produk Jepang tetap disebut komik). Manga merupakan suatu hasil karya budaya

populer yang menggabungkan gambar dan teks sehingga membentuk cerita.

Orang yang menggambar Manga disebut Mangaka (漫画家). Manga menyajikan

cerita khayalan-khayalan yang disajikan dikaitkan dengan realita keseharian.

Seperti situasi belajar di sekolah, tentang kota, dan hal lainnya. Dalam setiap

karyanya, para Mangaka selalu menghasilkan Manga yang dapat menggugah

perasaan pembacanya. Kemampuan Mangaka menciptakan, membuat Manga,

tidak ada salahnya bila diteliti dalam hal teknik dan gaya penggambaran dari

Mangaka-mangaka lain. (http://kompas.com/2011/12/31/kebudayaan-jepang-manga-anime-426850.html. Diakses pukul 17:43, minggu, 22 November 2015).

Selain itu Manga pun banyak yang di adaptasi menjadi sebuah film drama,

(24)

Universitas Kristen Maranatha Drama televisi “Bambino” diputar di Jepang pada tanggal 18 April 2007 – 27 Juni

2007. Drama televisi ini merupakan sebuah tayangan populer yang mengangkat

tema komedi, percintaan, horor, cerita detektif dan masih banyak lainnya. Drama

televisi Jepang yang biasanya tampil dalam 4 musim dalam jangka waktu 3 bulan

yang biasanya ditayangkan sekitar jam 9 – 11 malam. Drama televisi Jepang

selalu mengikuti alur musim yang terbagi menjadi 4 musim yaitu drama musim

dingin antara Januari-Maret, drama musim semi April-Juni, drama musim panas

Juli-September, dan drama musim gugur Oktober-Desember.

Drama televisi “Bambino!” yang merupakan adaptasi dari sebuah komik

popular yang ditulis oleh Sekiya Tetsuji, menceritakan tentang seorang pemuda

Jepang bernama Ban Shogo yang ingin mencoba kemampuannya di Tokyo untuk

menjadi soerang Chef ( koki/juru masak) di restoran Italia yang terkenal yang

bernama Bacanale. Sebelumnya pemuda tersebut sudah mengurus sebuah restoran

kecil di kota asalnya, dengan percaya diri pada kemampuanya dia pun diterima di

Baccanale. Percaya diri dan penuh semangat merupakan hal yang sangat baik

dimiliki oleh pemuda ini, akan tetapi hal tersebut justru menjadi bumerang bagi

dirinya di dalam lingkungan kerja baru. Para senior di restoran yang tidak

menyukai sikap pemuda tersebut karena keinginannya yang ingin langsung

menjadi chef di restoran tersebut dan kurangnya rasa hormat pada

senior-seniornya menyebabkan terjadinya konflik antara pemuda tersebut dengan para

seniornya. Akan tetapi perlahan-lahan pemuda tersebut dapat menyesuaikan diri

dan mulai memahami bahwa lingkungan kerja dalam sebuah restoran terkenal

(25)

Universitas Kristen Maranatha karirnya dari bawah diawali dengan waiters, assistant chef, private waiters

(seseorang yang secara khusus melayani seorang tamu VIP atau istimewa) dan

akhirnya berhasil dipromosikan sebagai seorang Chef. Cerita dalam drama televisi

“Bambino!” merupakan salah satu contoh fenomena struktur lingkungan kerja di

Jepang, terdapat keinginan untuk langsung memperoleh suatu posisi yang

diinginkan tanpa memulai karir itu sendiri dari bawah, dan memperoleh respon

yang keras dari rekan dan senior dalam lingkungan kerja. Banyak hal yang

menarik untuk dikaji dalam drama televisi “Bambino!” ini, perihal hirarki dalam

generasi muda Jepang kurang mendapat respon karena generasi muda memiliki

pandangan kemampuan seseorang yang menentukan kedudukan seseorang, pola

pikir lingkungan kerja yang mulai berubah, yaitu hubungan sesama kolega dan

hubungan dengan atasan mulai bergeser kearah hubungan kerja budaya barat,

kondisi lapangan pekerjaan di Jepang yang mulai menaikan standarnya ditengah

gempuran persaingan bisnis yang ada di Jepang sehingga standar menjadi kunci

sukses adalah sebuah usaha, dan sikap profesionalisme di Jepang yang sangat

dituntut oleh setiap organisasi atau perusahaan. (http://www.jpf.or.id.Bambino! 1

[Sekiya Tetsuji] .html. diakses 16 Juni 2015).

Setelah penulis membaca Manga Bambino! dan menonton drama

Bambino! penulis tertarik untuk membandingkan Manga dengan Drama

Bambino! dari segi alur, latar dan tokoh. Sebelumnya pernah ada yang membahas

Manga Bambino! ini oleh Saudara Suhardi Yohari dalam skripsi yang berjudul

(26)

Universitas Kristen Maranatha penulis akan membedah dari sisi lain Manga dan Drama Bambino ini, yaitu dari

unsur intrinsik dalam Manga dan Drama Bambino. Keunggulan dari Manga

Bambino! menurut penulis adalah Manga ini terdiri dari 197 Chapters yang

terbagi dalam 2 Jilid, sedangkan untuk Drama Bambino ini terdiri dari 11 episode

yang setiap episode drama tersebut berdurasi kurang lebih 1 jam atau 60 menit.

Adapun kesulitan penulis dalam penelitian ini adalah, penulis harus membaca

terlebih dahulu semua chapters dalam Manga Bambino! untuk mengetahui

beberapa perbedaan pada unsur intrinsik. Kemudian dilanjutkan dengan menonton

Drama Bambino! untuk mencari perbedaan pada unsur instrinsik.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam sebuah penelitian sangatlah penting. Dengan

adanya pembatasan masalah penelitian dapat menjadi lebih terarah sehingga

permasalahan akan menjadi lebih mudah dipahami dan tidak melebar pada hal-hal

yang sebenarnya ada di luar penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi

pada unsur intrinsik dalam kedua drama dan manga tersebut. Unsur-unsur intrinsik

yang akan dibandingkan dalam penelitian ini adalah alur, tokoh, latar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membedah perbedaan antara Manga Bambino!

dan Drama Bambino! melalui analisa terhadap tokoh, latar dan alur.

(27)

Universitas Kristen Maranatha Metode yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif komparatif,

karena penulis akan mencoba memaparkan terlebih dahulu kata-kata atau

gambar-gambar yang ada pada Manga Bambino! dan Drama Bambino!. Menurut Nawawi

metode deskriptif adalah pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya. (Siswantoro dalam buku metode penelitian sastra

2010:56).

Topik yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah mengenai alur,tokoh

dan latar cerita Manga Bambino! dengan Drama Bambino!. Untuk mencapai tujuan

dari penelitian ini agar terstruktur dan sistematis, penulis menggunakan deskriptif

analisis.

Metode komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau

lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikirian

tertentu. Pada penelitian ini variablenya masih mandiri tetapi untuk sample yang lebih

dari satu atau dalam waktu yang berbeda.

“ Menurut Nazir ( 2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan

menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya fenomena

tertentu. “

Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk

membandingkan 2 kelompok atau lebih dari suatu variable tertentu.

(28)

Universitas Kristen Maranatha

a. Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa

alasan :

• Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau

diselidiki hubungan sebab akibatnya.

Apabila teknik untuk mengadakan variable control dapat menghalangi penampilan

fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara

normal.

Penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala

teknik, keuangan, maupun etika dan normal.

Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju,

membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap

parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.

Kelemahan penelitian komparatif disamping keunggulan-keunggulan, penelitian

komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain :

Karena penelitian komparatif sifatnya ex post focto, maka penelitian tersebut tidak

mempunyai control terhadap variable bebas. Peneliti hanya berpegang pada

penampilan variable sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi

ataupun mengadakan manipulasi terhadap beberapa variable. Karena itu, si peneliti

diharapkan mempunyai cukup banyak alasan dalam mempertahankan hasil

hubungan-hubungan kausal yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesa-hipotesa saingan

untuk membuat justifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.

b. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan

(29)

Universitas Kristen Maranatha

c. Karena faktor-faktor penyebab bukan bekerja secara merdeka, tetapi saling

berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antarfaktor-faktor tunggal

sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan

akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor di luar cakupan

penelitian yang bersangkutan.

d. Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi

belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.

Mungkin saja hubungan variable tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan

dengan faktor-faktor lain di luar itu. Di lain pihak, andai katapun telah

diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab akibat,

tetapi masih sukar untuk dipisahkan, faktor mana sebagai penyebab dan faktor

mana yang merupakan akibat.

e. Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi (misalnya dalam kategori

demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan

perbandingan dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan

yang salah akibat kategori-kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat

kabur, bervariasi, samar-samar, menghendaki valuejudgement dan tidak kokoh.

Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip

Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan

dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur

kerja, tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu ide

atau prosedur kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan

perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus,

(30)

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Organisasi Penulisan

Organisasi penulisan ini terbagi menjadi empat bab yang masing-masing bab

nya terdiri dari beberapa sub-sub bab sebagai berikut.

Bab I, Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, lalu

tujuan penelitian, serta organisasi penulisan.

Bab II, Struktur Manga dan Drama. Bab ini terdiri dari alur, tokoh dan latar Manga

Bambino! dan Drama Bambino!.

Bab III, Perbedaan dalam Manga Bambino! dan Drama Bambino!.

Bab IV, Merupakan hasil kesimpulan dari hasil analisis sesuai dengan tujuan

(31)

Universitas Kristen Maranatha BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis Manga Bambino! dan Drama

Bambino! karya Sekiya Tetsuji dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu menganalisis dari segi tokoh, alur dan latar dengan cara

menjabarkan secara terperinci kemudian membandingkan dengan mencari

perbedaan antara struktur Manga dan Drama Bambino, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

Adapun perbedaan tokoh adalah dalam Manga yaitu terdapat 18 dan

sedangkan dalam serial Drama terdiri dari 24 tokoh, hal ini yang sangat

membedakan dalam susunan tokoh drama dikarenakan terdapat 6 orang tokoh

pemeran pembatu dalam Drama Bambino!. Selain berbeda dari segi penampilan,

adapula yang membedakan karakter tokoh utama pada Manga yaitu mempunyai

kebiasaan sebagai seorang perokok yang sangat aktif, hampir di setiap waktu dan

tempat merokok, kecuali apabila sedang berada di dapur. Sedangkan dalam serial

Drama karakter Ban memang diperlihatkan suka merokok tetapi tidak sesering di

dalam Manga. Selain itu karakter dalam Manga terlihat lebih emosional dan

temperamen, sedangkan dalam serial Drama karakter Ban atau tokoh utama

terlihat lebih penyabar dibandingkan dengan Manga.

Latar tempat Manga dan Drama Bambino! adalah beberapa tempat yang

(32)

Universitas Kristen Maranatha (taman, jalan dan stasiun). Hal ini dikarenakan dalam Drama dapat dilihat secara

visual langsung dan detail.

Dan adapun beberapa tempat yang tidak ada di Manga yaitu jalan di

pinggiran sungai, taman kota dan tempat karaoke. Hal ini dikarenakan dalam

drama dapat menceritakan lebih banyak situasi dibandingkan dengan Manga yang

hanya memerlukan detail dari suatu tempat yang digambarkan.

Perbedaan alur seperti halnya latar dalam Drama gambar bergerak

sehingga terlihat lebih jelas dan detail kapan kejadiannya yang satu dengan

kejadian yang lainnya berlangsung. Sedangkan dalam Manga ruang geraknya

(33)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Budiantara, Melani. (1989). Teori kesastraan. Jakarta. Penerbit PT Gramedia.

Husen, Sundari,. Budiantara, Melani,. Ida,. Budiman,. Dan Wahyu, Ibnu. (2008). Membaca Sastra. Yogyakrta. Penerbit Indonesia Tera.

Hartono, Dick,. Rahmanto, B. (1986). Pemandu di Dunia Sastra. Penerbit

Kanisius.

Mc Cloud, S. (2007). Membuat Komik, Rahasia Bercerita dalam Komik, Manga, dan Novel Grafis. Jakarta : Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Penerbit Gajah Mada University Press.

Rahayu S, Hidayat. (1998). Komik Indonesia. Jakarta. Keperpustakaan Populer Gramedia.

Ratna, Kutha, Nyoman. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta. Penerbit pustaka Belajar.

Semi, M, Atar. (1990). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta. Penerbit Pustaka Pelajar.

Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta. Penerbit Pustaka Pelajar.

Sudjiman, Panuti. (1978). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta. Penerbit Pustaka Jaya.

Sukanda, Made. (1993). Pembinaan Kritik Sastra Indonesia. Bandung. Penerbit Angkasa Anggota Ikapi.

(34)

Universitas Kristen Maranatha Stanton, Robert. (2007). Teori Fiksi. Yogyakarta. Penerbit Pustaka pelajar.

Teeuw, A. (1983). Sastra Dan Ilmu Sastra. Jakarta. Penerbit PT Dunia Pustaka Jaya.

Tjahjono, Tengsoe, Liberatus. (1988). Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Bandung. Penerbit Nusa Indah.

Wellek, Rene,. Warren, Austin. (1949). Theory of Literature. United States of Amerika. Penerbit Harcourt, Brace and world.

Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Jakarta. Balai Pustaka.

Matsura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto. Kyoto Sangyo University Press.

Nelson, Andrew N. (2005). Kamus kanji Modern Jepang-Indonesia. Terjemahan Tim Redaksi Kesaint Blanc. Jakarta. Penerbit PT. Kesaint Blanc Indah Corp.

Zaidan, Rozak, Abdul,. Rustapa, Anita k,. Hani’ah. (2007). Kamus Istilah Sastra. Jakarta. Penerbit Balai Pustaka.

Internet

A, D. (05 Desember 2012). Transformasi Anime Dalam Era Kontemporer. 02 Januari 2015. http://www.jpf.or.id/artikel/budaya/transformasi-anime-dalam-era-kontemporer.

(35)

Universitas Kristen Maranatha Rochmatin, S.Pd. (13 April 2011). Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Karya Sastra.04

Januari 2013. http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/

A, E. (06 Desember 2011). http://www.jpf.or.id. Bambino! 1 [Sekiya Tetsuji]

Gambar

Gambar 1 (Manga dan Drama Bambino!)
Gambar 2 (Manga dan Drama Bambino!)
Gambar 4 (Manga dan Drama Bambino!)
Gambar 6 (Manga dan Drama Bambino!)
+4

Referensi

Dokumen terkait

• 1 gelas susu rendah lemak ber kalsium tinggi (250 ml) • 1 gelas susu kedelai dengan pilihan merk yang lebih sehat • 2 buah ikan sarden kaleng rendah sodium. • 2

Perlakuan terbaik daya terima yoghurt labu kuning dengan penambahan jus buah stroberi terdapat pada perlakuan dengan kombinasi labu kuning 20 g dan tanpa buah

Bununla birlikte, biraz ötede "bu köstekleri onun kendisi (ilkel insan) kendiliğinden bir şey gibi kabul etmiştir" ve "hiçbir zaman bunu kırmayı aramaz" derken,

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh waktu tunda pada model epidemik SEIR hanya mempengaruhi konvergensi dari kestabilan tiap titik keseimbangan dan tidak mempengaruhi

Lokasi pengabdian masyarakat berada di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.,kira-kiraa sekitar 7 km dari pusat kota wonogiri, daerah tersebut merupakan daerah

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 vii DAFTAR TABEL.. Halaman Tabel 1.1 Perkembangan Sarana Kesehatan di

Pengaruh kejadian La Nina terhadap curah hujan di Indonesia selama bulan Juli 1998 lebih luas di banding bulan Juni 1998 dimana selama bulan Juli 1998 efek La Nina mulai bergerak

Penyebab syok neurogenik antara lain: Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal), rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat