• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM JAYAGIRI LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM JAYAGIRI LEMBANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN

SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM

JAYAGIRI LEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh : Desi Setiawati

1000379

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM JAYAGIRI LEMBANG

Oleh Desi Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Desi Setiawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

i Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah Dan Perumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Metode Penelitain ... 6

F. Manfaat penelitian ... 8

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Pengertian Pembelajaran ... 11

3. Strategi, Teknik, Dan Metode Pembelajaran ... 12

a. Strategi Pembelajaran... 12

b. Metode Dan Teknik Pembelajaran ... 13

4. Media Pembelajaran ... 15

a. Arti Media Pembelajaran ... 15

b. Manfaat Media Pembelajaran ... 15

5. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran ... 16

a. Penyusunan Tujuan Pembelajaran ... 16

b. Penyusunan Materi Pembelajaran ... 16

c. Kegiatan Evaluasi / Penilaian ... 17

6. Prinsip-prinsip Belajar ... 18

7. Hasil Pembelajaran... 20

8. Teori Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 21

B. Konsep Kecakapan Hidup ... 23

1. Pengertian Kecakapan Hidup ... 23

2. Tujuan Kecakapan Hidup ... 24

3. Ciri-Ciri Kecakapan Hidup ... 24

4. Kecakapan Hidup Dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 25

C. Konsep Pelatihan ... 26

1. Pengertian Pelatihan ... 26

2. Tujuan Pelatihan ... 28

3. Prinsip- Prinsip Pelatihan ... 29

4. Unsur-Unsur Pelatihan ... 31

(5)

ii Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Konsep Kesetaraan Paket B ... 34

1. Pengertian Kesetaraan Paket B ... 34

2. Tujuan Program Kesetaraan Paket B ... 35

3. Program kesetaraan paket B sebagai salah satu program pendidikan luar sekolah... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

1. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 38

2. Desain Penelitian ... 39

3. Metode Penelitian... 40

4. Definisi Operasional ... 41

5. Instrumen Penelitian ... 42

6. Teknik Pengumpulan Data ... 43

7. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

B. Profil Lembaga ... 52

1. Legalitas PKBM Jayagiri Lembang ... 52

2. Sejarah PKBM Jayagiri Lembang ... 52

3. Visi Dan Misi PKBM Jayagiri Lembang ... 53

4. Program Yang Akan Dikembangkan Di PKBM Jayagiri Lembang ... 54

5. Struktur Organisasi PKBM Jayagiri Lembang ... 56

6. Mitra Kerja PKBM Jayagiri Lembang ... 59

7. Waktu Dan Tempat Pelatihan PKBM Jayagiri Lembang ... 61

8. Peserta Pelatihan PKBM Jayagiri Lembang ... 61

9. Sarana Dan Prasarana PKBM Jayagiri Lembang... 62

C. Hasil Penelitian ... 64

1. Identitas Responden ... 64

2. Deskripsi Hasil Wawancara ... 64

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

Bab V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 103 Daftar Pustaka

(6)

iii Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Judul Tabel Hal

4.1 Tabel Struktur Organisasi PKBM Jayagiri ... 54

4.2 Tabel Uraian Tugas Pengurus ... 55

4.3 Biodata Peserta Didik Kesetaraan Paket B ... 58

4.4 Tabel Kelengkapan Sarana Dan Prasarana PKBM Jayagiri... 59

4.5 Tabel Identitas Responden... 61

4.6 Jawaban Responden Mengenai Waktu Pelaksanaan Pelatihan... 62

4.7 Jawaban Responden Mengenai Tujuan Pelatihan... 63

4.8 Jawaban Responden Mengenai Tahapan Pelaksanaan Pelatihan...64

4.9 Jawaban Responden Mengenai Identifikasi Peserta Pelatihan... 65

4.10 Jawaban Responden Mengenai Sasaran Pelatihan... 66

4.11 Jawaban Responden Mengenai Admistrasi Peserta Pelatihan... 67

4.12 Jawaban Responden Mengenai Dana Pelatihan... 68

4.13 Jawaban Responden Mengenai Jenis Kegiatan...68

4.14 Jawaban Responden Mengenai Kemitraan... 69

4.15 Jawaban Responden Mengenai Strategi Pembelajaran... 70

4.16 Jawaban Responden Mengenai Metode Pembelajaran... 71

4.17 Jawaban Responden Mengenai Penerapan Teknik Membuka... 73

4.18 Jawaban Responden Mengenai Penerapan Teknik Menjelaskan... 74

4.19 Jawaban Responden Mengenai Penerapan Teknik Bertanya... 76

4.20 Jawaban Responden Mengenai Upaya Mengadakan Variasi... 78

4.21 Jawaban Responden Mengenai Penerapan Tehnik Menutup... 78

(7)

iv Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Daftar Gambar

Judul Gambar Hal

(8)

v Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Daftar Lampiran

No. Judul Lampiran

1. Surat Keterangan Bebas Plagiat 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 3. Pedoman Wawancara

4. Surat Dari Pkbm Jayagiri Lembang

5. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi 6. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Fakultas 7. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan 8. Lembar Bimbingan Skripsi

9. Dokumentasi

(9)

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM JAYAGIRI

LEMBANG.

Penelitian ini berupaya menggali informasi mengenai Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B. Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui rancangan program pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi dalam pelatihan.

Landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pembelajaran, konsep pelatihan, konsep kecakapan hidup dan konsep kesetaraan paket B. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Tutor dan Pengelola sebagai nara sumber utama dan 3 (tiga) orang warga belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu Wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi data, sedangkan teknik analisis data dengan mendeskriptifkan data, mereduksi data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil temuan yang diperoleh pada saat penelitian dapat diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut (1) pembelajaran pelatihan tata rias wajah dan salon ini merupakan suatu kegiatan bekal keterampilan dan keahlian peserta didik dalam membuka lapangan pekekerjaan sendiri dengan kemampuan yang dia peroleh selama mengikuti pelatihan. (2) strategi dan metode yang digunakan oleh tutor adalah metode ceramah dan metode tanya jawab selain itu tutor mengunakan startegi pembelajaran juga. (3) proses pembelajaran yang dilakukan oleh tutor pun selalu menerapkan beberapa teknik dalam pembelajarannya yaitu seperti teknik membuka, teknik menjelaskan, teknik bertanya, pemberian penguatan, penerapan mengadakan variasia dan tehnik menutup, kemampuan tutor dalam penerapan pelaksanaan pembelajaran untuk memotivasi peserta berdampak pada peserta memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pembelajaran dan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran. (4) Bentuk evaluasi yang digunakan tutor pada pelatihan ini adalah bentuk evaluasi di awal, pertengahan dan akhir pembelajaran, selain itu bentuk evaluasinya bukan hanya melalui testertulis dan tes praktek tetapi melalui pengamatan tutor selama kegiatan pelatihan berlangsung itulah yang menjadi bahan dasar pertimbangan penilaian tutor kepada peserta didiknya.

(10)

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH DAN SALON DALAM PROGRAM KESETARAAN PAKET B DI PKBM JAYAGIRI

LEMBANG

This study seeks to explore the information about the Learning Skills Face Makeup And Salon In Equality Program Package B. The purpose of this study is the authors wanted to know the design of learning programs, learning strategies, teaching methods, learning and evaluation in training.

Conceptual basis which used in this study is the concept of learning, training concept, the concept of life skills and the concept of packet B. The method that used in this research is descriptive method with qualitative approach. Source of data in this study is Tutor and business as the main resource persons and three (3) people from citizens which learn. Techniques of data collection used were interviews, observation, documentation studies and triangulation of data, while data analysis techniques with description of data, reduce the data and drawing conclusions.

Based on interviews and the results obtained during the study may be attributed to a conclusion as follows: (1) learning makeup training and salon is an activity the provision of skills and expertise of learners in the open field work for themselves with the skills he acquired during training. 2) strategies and method which used by the tutor is a lecture and question and answer method other than that tutors use learning strategies as well. (3) the learning process is carried out by the tutor was always apply some of the techniques in which learning techniques such as opening, explaining techniques, questioning techniques, strengthening the provision, implementation and technical variasia and closing technique, the ability of the tutor in the application of the implementation of learning to motivate participants to have an impact on participants confidence, active in learning and to feel comfortable in the following study. (4) The form of evaluation that used in the tutor training is a form of evaluation at the beginning, middle and end of the lesson, but it forms not only through written test evaluation and practice tests but through tutor observation during training activity takes place that is the base material to the consideration and evaluation of the tutor learners.

(11)

1 Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan kemajuan dan perbaikan kearah tujuan yang ingin di capai. Pelaksaanan pembangunan itu sendiri melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta di tujukan untuk kepentingan manusia. Pembangunan akan berjalan dengan baik apabila kualitas dan kuantitas dari sumber daya manusianya meningkat dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki Jumlah Penduduk yang sangat besar, dengan jumlah yang banyak merupakan salah satu modal dalam peningkatan pembangunan, namun dengan jumlah penduduk yang paling banyak di Asia Tenggara, pembangunan di Indonesia masih dalam tahap jalan ditempat bahkan menurun, ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang malah menurun di tahun 2013 sebesar 5,78% ( Data BPS Februari 2014 ). Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satu penyebabnya angka pengangguran yang masih tinggi di Indonesia. Menurut Data BPS pada bulan februari tahun 2014, jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 125,3 juta orang, dari total tersebut sebanyak 7,2 juta jiwa tidak bekerja/pengangguran. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan orang yang tidak bekerja tersebut, 3,64% berpendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, 7,76% merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebanyak 9,6% luluasan Sekolah Menengah Atas (SMA), 9,87% merupakan luluasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 6,21% berpendidikan Diploma I/II/III dan 5,91% merupakan luluasan Sarjana ( Data BPS Februari 2014 ).

(12)

2

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pelatihan keterampilan dan keahlian. Seperti diketahui setiap Lapangan Pekerjaan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki skil (keahlian) individu yang berkualitas, sehingga bagi para pekerja yang kurang memiliki keahlian individu, maka mereka akan tersisih dari persaingan mendapatkan pekerjaan hingga pada akhirnya mereka tidak bekerja atau menjadi Pengangguran. Sebagian dari mereka sadar akan keterbatasan keahlian mereka, apalagi mereka yang hanya menempuh jenjang pendidikannya hanya sampai Sekolah Dasar (SD). Dikarenakan keterbatasan mereka/para penganggur dalam keahlian (skills) tersebut banyak dari mereka yang tidak ingin mencari pekerjaan.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyelenggarakan program pendidikan Non Formal yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan program pelatihan yang berifat non formal untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki keahlian (skills), sehingga diharapkan dari program pelatihan-pelatihan ini, mereka dapat bersaing dalam dunia kerja maupun dalam dunia wirausaha.

Program-program pelatihan di pendidikan non formal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan arah keberhasilan pembangunan, dimana mempunyai peran sangat penting untuk menjamin perkembangan dan keberlanjutan Bangsa selain itu dapat mengurangi laju penganguran di indonesia.

Pelatihan-pelatihan tersebut merupakan salah satu bagian dalam pendidikan, sehingga pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terhadap laju pembangunan suatu bangsa, pendidikan juga merupakan investasi dalam kehidupan manusia yang akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini pendidikan menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, dijelaskan bahwa Pendidikan dapat diselenggarakan melalui 3 sistem yaitu persekolahan (formal), dikeluarga (informal), dan di luar sistem persekolahan

(nonformal)”.

(13)

3

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memberikan pelayanan kepada sasaran peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Beberapa pendapat menurut para ahli tentang tujuan pembelajaran salah satunya menurut Robert F. Mager (1962) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Selain itu Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Dan menurut Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar (www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-tujuan--pembelajaran.html(8 oktober 2014).

Selain itu definisi tentang pembelajaran Menurut Sudjana (2005:8), bahwa:

”pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap usaha yang sistematik dan

disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu peserta didik(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”. Dengan demikian pembelajaran merupakan upaya yang disengaja, terencana dan sistematis sehingga terjadi perilaku belajar dan perilaku membelajarkan antara warga belajar dengan sumber belajar, dimana kegiatan tidak berlangsung satu arah melainkan semua pihak ikut berperan aktif dalam kerangka berfikir yang sudah masing-masing pahami dan sepakati, sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang diharpakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidian nasional pasal 26 ayat (3) bahwa Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditunjukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

(14)

4

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) merupakan suatu wadah yang dijadikan sebagai upaya membangkitkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol program pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Karena setiap individu membutuhkan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Kehadiran pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di tengah masyarakat diharapkan mampu meningkatkan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.

PKBM Jayagiri Lembang berada di Desa Jayagiri Lembang, sarana dan prasarana di PKBM Jayagiri sudah sangat memadai salah satunya Bangunan Kelas sangat menunjang dalam kegiatan serta peralatan-peralatan untuk melakukan kegiatan praktek sudah sangat memadai, PKBM Jayagiri Lembang sendiri adalah Labsite dari PP-PAUDNI Regional I Bandung. Program-program kegiatan yang banyak diselenggarakan oleh PKBM utamanya adalah Pelatihan, salah satunya Pelatihan Tata Rias Wajah dan Salon. Di PKBM Jayagiri sendiri terdapat Pendidikan Kesetaraan Paket B.

Pada dasarnya Pelatihan Tata Rias Wajah dan Salon ditujukan untuk Peserta didik dari Kesetaraan Paket B serta Masyarakat sekitar PKBM Jayagiri Lembang, namun sekarang ini peserta pelatihan hanya berasal dari Program Kesetaraan Paket B, maka penyelenggara PKBM mengharapkan lulusan dari Program Kesetaraan Paket B selain memiliki kemampuan di pendidikan formal juga memiliki keahlian (skills) Individu dalam Tata rias Wajah dan Salon.

Maka berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penyelenggaraan program pelatihan untuk anak

kesetaraan paket B, Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Pembelajaran

Keterampilan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B Di PKBM Jayagiri Lembang ”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(15)

5

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Program Kesetaraan Paket B Di PKBM Jayagiri Lembang diketahui bahwa ada beberapa permasalahan yang berhasil di identifikasi antara lain:

1. Kurangnya minat warga belajar paket B PKBM Jayagiri Lembang dalam mengikuti proses pembelajaran pelatihan, sehingga terdapat kecenderungan bahwa warga belajar memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dalam proses pembelajaran bukan hanya disebabkan oleh latar belakang, namun kurangnya upaya dari tutor dan pengelola untuk mengajak mereka mengikuti pelatihan ini.

2. Pelatihan ini dilaksanakan di PKBM Jayagiri Lembang sebagai salah satu mata ajar yang harus diikut serta oleh anak putri kesetaraan paket B. 3. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik dalam hal tata rias wajah dan salon, hal tersebut diharapkan bisa membuat peserta didik menjadi seseoran yang mempunyai keahlian pada saat mereka lulus dari kesetaraan paket B.

4. Pelatihan ini memiliki lulusan yang siap untuk bekerja di dunia tata rias wajah dan salon, selain itu mereka pun bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan keahlian yang mereka miliki.

5. Sarana dan prasarana yang ada di PKBM jayagiri ini sangat mendukung untuk program tata rias wajah dan salon, tetapi peserta kesetaraan paket kurang bisa menfaatkan fasilitas tersebut. Sarana dan prasana yang dimiliki PKBM Jayagiri Lembang seperti wash bak untuk memcuci rambut, meja rias, peralatan untuk memotong rambut, berbagai macam sisir, mesin untuk facial muka, dan lain sebagainya.

Mengacu kepada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut “ Bagaimana Penyelengaraan Pembelajaran Pelatihan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program kesetaraan Paket B Di PKBM Jayagiri Lembang”

C. Pertanyaan Penelitian

(16)

6

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana rancangan pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang?

2. Bagaimana strategi pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang ?

3. Bagaimana metode pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang ?

4. Bagaimana proses pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang ?

5. Bagaimana evaluasi pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui rancangan pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri lembang.

2. Untuk mengetahui strategi dan metode pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

3. Untuk mengetahui metode pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon dalam program kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

4. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang

5. Untuk mendeskripsikan evaluasi pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang.

E. Metode Penelitian

(17)

7

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hakekatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secara mendalam mengenain proses dan hasil dari pelatihan tata rias dan wajah untuk anak kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

Nazir (2003:54) menjelaskan definisi metode deskriptif :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifasifat serta hubungan antar fenomenaa yang diselidiki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi. Adapun penjelasanya yaitu :

1. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008 :310) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang snagat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh( benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas. Marshall dalam Sugyono (2008 :310 ) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari periaku tersebut.

2. Wawancara

(18)

8

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 3. Studi dokumentasi

Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan peserta didik dalam melaksanakan pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri lembang untuk anak kesetraan paket B, dengan jalan membaca, menelaah, dan mempelajari dokumen dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling

umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92)

menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Teknik

triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a)

triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d)

triangulasi teoritis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang

didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif.

Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan

berbagai sudut pandang berbeda.

F. Manfaat Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini suatu manfaat yang dapat kita ambil baik secara teoritis maupun praktis seperti di bawah ini :

1. Secara Konseptual Teoritis

a. Manfaat teoritis (dalam aspek ilmu pengembangan), sebagai sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan luar sekolah dalam membantu masalah pendidikan dan pelatihan khusunya dalam program pelatihan tata rias wajah dan salon untuk kesetaraan paket B.

(19)

9

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Kegunaan Praktis

Manfaat praktis dapat dijabarkan seperti di bawah ini:

a. Sebagai wadah pembelajaran bagi penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta memberikan pengalaman dalam penyelenggaraan program pelatihan tata rias wajah dan salon.

b. Memberikan masukan kepada tutor di PKBM Jayagiri mengenai permasalahan yang terjadi dengan peserta didik paket B.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2013:20) sistematika di dalam pembahasan yang dipergunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya ada beberapa komponen-komponen lainnya akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi penulisan skripsi.

BAB II : Kajian pustaka, berisi tentang landasan teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian.

BAB III : Membahas mengenai metode penelitian, mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisi data, kegiatan yang terperinci ini dilakukan oleh penelitian selama penelitian.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembatasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.

(20)

10

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

(21)

38 Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam suatu penelitian ilmiah seorang peneliti harus dapat memilih metode yang cocok untuk digunakan dalam penelitiannya, dan layak untuk diungkapkan secara ilmiah, tidak akan pernah lepas dari metode yang digunakan oleh seorang penulis. Adapun tujuan metode penulisan adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang bagaimana langkah-langkah penelitian dilakukan, sehingga permasalahan dapat dipecahkan da untuk memperoleh hasil peneliti yang baik maka penelitian yang sifatnya ilmiah harus mengunakan seperangkat metode yang tepat.

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Artinya, pada situasi sosial atau obyek penelitian, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu. Tetapi situasi sosial yang menjadi obyek penelitian tidak hanya terdiri atas tiga element, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya.

(22)

39

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel sebagian sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

c. Mereka yang mempunya waktu yang memadai untuk dimintai informasi. Berdasarkan kriteria di atas maka peneliti menentukan lokasi dalam melakukan penelitian ini yaitu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Jayagiri Lembang dimana lembaga ini beeada di tengah-tengah permukiman warga Lembang.

Sumber data penelitaian ini sebanyak lima orang informan : yaitu dari satu orang tutor pelatihan di PKBM Jayagiri Lembang sebagai informan kunci dan empat orang sebagai triangulan yang terdiri dari satu orang pengelola PKBM Jayagiri dan tiga orang peserta didik pelatihan tata rias wajah dan salon.

B. Desain Penelitian

(23)

40

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sedangkan tehnik wawancara dilakukan terhadap tutor pelatihan, pengelola PKBM, dan peserta didik pelatihan tata rias wajah dan salon berdasarkan pedoman wawancara yang telah di sususn agar pernyataan yang dilontarkan oleh peneliti secara sistematis akan mudah dijawab oleh sumber data. Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisi data dengan cara mendeskripsikan data, reduksi data, dan menarik kesimpulan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuain dengan fokus penelitian yang pada hakekatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secar mendalam mengenain proses dan hasil dari pelatihan tata rias dan wajah untuk anak kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

Nazir (2003:54) menjelaskan definisi metode deskriptif :

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifasifat serta hubungan antar fenomenaa yang diselidiki.

Selanjutnya Winarno Surachmad (1990 : 167 ), mengemukakan tentang ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut :

a. Memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual.

(24)

41

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diuraikan pengertian istilah dalam penjelasan berikut :

a. Pembelajaran merupakan upaya yang disengaja, terencana dan sistematis sehingga terjadi perilaku belajar dan perilaku membelajarkan antara warga belajar dengan sumber belajar, dimana kegiatan tidak berlangsung satu arah melainkan semua pihak ikut berperan aktif dalam kerangka berfikir yang sudah masing-masing pahami dan sepakati, sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang diharpakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

b. Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada teori. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelatihan itu adalah suatu proses untuk mendapatkan suatu keahlian atau keterampilan di jalur pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal.

c. keterampilan hidup sering juga disebut kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berprilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang mungkin seseorang mampu menghadapi berbagai tuntuttan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. dari definisi sederhana tersebut, keterampilan-keterampilan yang dapat digolongkan kedalam keterampilan hidup sangat beragam tergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakat setempat. d. Program kesetaraan paket B adalah program pendidikan menengah pertama

(25)

42

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

1. Jenis instrumen

Kualitas data sangat menentukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung dari kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena kualitatif maka yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Sugiyono (2010:59) “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.”oleh karna itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman peneliti tentang metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasanterhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik dan logistiknya. Untuk mendapatkan data dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan jenis instrumen wawancara dan observasi.

2. Penyusunan Instrumen

Dalam menyusun instrumen penelitian ini, terdapat beberapa tahap penyusunan instrumen yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Penyusunan kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan indikator untuk memudahkan dalam pembuatan alat pengumpulan data yang akan digunakan, dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butiran-butiran pertanyaan atau pernyataan.

(26)

43

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu b. Penyusunan Pedoman Wawancara

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman wawancara dimana di dalamnya berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Pedoman wawancara ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan wawancara, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih terarah dan sistematis.

c. Penyusunan Pedoman Observasi

Penyusunan pedoman observasi dilakukan sebelum penulis datang ke lapangan/ objek penelitian,hal tersebut dilakukan agar kedatangan penulis ke lapangan/ objek yang akan di teliti dengan tujuan penelitian, artinya objek yang akan diteliti tidak keluar dari jalur penelitian yang telah ditetapkan. Adapun caranya dengan menetapkan tempat, orang/personal, benda, alat-alat, dan jenis-jenis kegiatan yang berhubungan dengan tujuan penelitian dan merumuskannya ke dalam pedoman observasi.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini. Sedangkan alat yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah alat tulis seperti pulpen dan buku catatan selain itu membawa serta camera foto untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang.

1. Observasi (observation)

(27)

44

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

hubugan interaksi antara warga belajar dengan tutor, warga belajar dengan warga belajar, dan warga belajar dengan pengelola, proses pemeblajaran, dan lain-lain.

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008 :310) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang snagat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh( benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas. Marshall dalam Sugiyono (2008 :310 ) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari periaku tersebut.

Observasi (0bservation) atau pengamatan merupakan suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi partisipatif (partisivatory observation) pengamatan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamatan ikut sebagai pesert rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif

(nonparticipatory observation) pengamatan tidak ikut serta dalam kegiatan, dia

hanya berperan mengamati kegiatan tidak ikut dalam kegiatan.

Dalam penelitian ini peneliti dapat mengamati hal-hal sebagai berikut :

a. Ruangan dan asep fisik pelaksanaan kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon.

b. Orang-orang yang mengikuti pelatihan tata rias wajah dan salon.

c. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dalam kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon baik penyelenggara,tutor maupun warga belajar.

d. Alat-alat dan media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon.

e. Perbuatan atau tingkah laku warga belajar dan tutor yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon.

f. Urutan kegiatan pelatihan tata rias wajah dan salon. 2. Wawancara(interview)

(28)

45

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

terwawancara (responden). Menurut Winarno (1998:162) adalah teknik dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi langsung dengan subyek penelitian, baik di dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.

Pada penelitian ini, pengunaan teknik wawancara dilakukan kepada sumber belajar (tutor), pengelola selaku penanggung jawab pada pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang serta peserta didik kesetaraan paket B selaku peserta pelatihan tata rias wajah dan salon. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan perencanaan program pelatihan, untuk mengetahui pelaksanaan program pelatihan, untuk mengetahui evaluasi program dan untuk mengetahui hasil penyelenggaraan program pelatihan tata rias wajah dan salon untuk anak kesetaraan paket B.

3. Studi Dokumentasi

Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan peserta didik dalam melaksanakan pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri lembang untuk anak kesetraan paket B, dengan jalan membaca, menelaah, dan mempelajari dokumen dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum

digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini

Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat

digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton meliputi: a)

triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d) triangulasi

teoritis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir

fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik suatu

kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

(29)

46

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan

data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

a. Triangulasi Data

Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini

mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha

menggunakan berbagai sumber yang ada. b. Triangulasi Peneliti

Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun

kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh

peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan

menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki

pengetahuan yang mencukupi.

c. Triangulasi Metodologis

Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data

sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006:

93).

d. Triangulasi Teoritis

Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif

lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam

Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti

harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan

permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang bagus.

Selain tehnik pengumpulan data, selanjutnya ada prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, maka prosedur penelitian yang ditempuh sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

(30)

47

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah. Tahap persiapan yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Penelitian

Dalam menyusun rencana penelitian pun umumnya berisi tentang komponen penting dalam penelitian yang disusun kedalam sebuah proposal penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penelitian.

b. Permohonan Izin Penelitian

Pada tahap persiapan selain mempersiapkan rencana penelitian yang dirancang untuk mendapatkan data, peneliti pun perlu melakukan permohonan izin penelitian ke berbagai pihak yang terkait dan berwenang, serta menghubungi responden. Karna dalam melakukan penelitian peneliti pada umumnya tidak dapat dilakukan sendiri, agar memperoleh hasil yang maksimal para peneliti harus mempersiapkan kerja sama yang baik salah satunya dengan melakukan permohonan izin selama melakukan penelitian. c. Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan langkah suatu kegiatan yang sistematis untuk memudahkan penelitian dalam pengumpulan dat. Adapun yang dimaksud kisi-kisi penelitian ini berisikan kolom-kolom yang berisiskan judul penelitian, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti beserta indikator dan sub indikatornya, sumber dat, dan tehnik pengumpuan data.

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:305 dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat pengumpul data adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus ”divalidasi” seberapa jauh

(31)

48

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

literatur, sehingga instrumen peneliti yang perlu digunakan oleh peneliti yaitu berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi.

Sedangkan dalam penyusunan pedoman observasi yaitu berisikan kegiatan yang berhubungan dengan tujuan penelitian itu sendiri, dan untuk memakasimalkan hasil observasi, peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai kondisi lapangan, yaitu berupa buku catatan, yang berisikan objek yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pengamatan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini setelah segala sesuatunya seperti menyusun rencana penelitian, permohonan Izin Penelitian, Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian dan Penyusunan Instrumen Penelitian tahap pelaksanaan adalah kegiatan inti dan setelah mendapatkan perizinan penelitian dari pihak yang berwenang maka meneliti dapat melaksanakan penelitian, di mana tahap pelaksanaan merupakan tahap penggalian data yang lebih spesifikasi dengan melakukan wawancara dan mengadakan observasi pada proses belajar mengajar antara pengelola, tutor, dan warga belajar kesetaraan paket B yang mengikuti pelatihan tata rias wajah dan salon di PKBM Jayagiri Lembang.

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dimaksudkan untuk memudahkan dalam tahap pelaksanaannya, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.

e. Analisi Data

Konsep analisis data kuantitatif sebagaiman diungkapkan oleh Bogdan dan Biklen (Basrowi, 2009 : 193 ) merupakan ,

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola,mengadakan sintesis (memadukan), mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, membuat keputusan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

(32)

49

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ada penghalusan data, penyusunan kategori dan kawasannya serta sudah ada upaya yang dimulai dalam rangka menyusun historis yaitu teoritis sendiri.

Berkaitan dengan proses penganalisaan data kualitatif diatas, telah dikemukakan pula oleh Sudjana (2006 : 214 ) bahwa analisis data dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Yaitu kegiatan menelah kembali seluruh catatan yang diperoleh melalui tehnik observasi, wawancara, dan sebagainya, reduksi data merupakan kegiatan mengabstraksi atau merangkum data dalam suatu laporan evaluasi yang sistematis dan difokuskan pada hal-hal yang inti.

b. Display Data

Yaitu merangkum hal-hal pokok dan kemudian disusun dalam bentuk deskripsi yang naratif dan sistematik sehingga dapat memudahkan untuk mencari tema sentral sesuai dengan fokus atau rumusan unsur-unsur yang dievaluasi serta mempermudah penelitian dalam melihat gambaran usur-unsur yang dievaluasi secara menyeluruh. Display data disajikan dalam berbagai macam tampilan serta matrik, grafik, chart, bagan alur, gambar, dan sebagainya.

c. Verifikasi Data

(33)

99

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di PKBM Jayagiri Lembang terhadap pembelajaran keterampilan tata rias wajah dan salon penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran beedasarkan hasil penemuan dan uraian dari bab-bab sebelumnya, hal tersebut kan di paparkan secara jelas sebagai berikut:

1. Rancangan pelatihan tata rias wajah dan salon dalam progam kesetaraan paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Desain pembelajaran pelatihan tata rias wajah dan salon merupakan awal dalam memberikan kegiatan bekal keterampilan dan keahlian kepada peserta didik untuk lebih mandiri dan dapat terjun ke dunia kerja, selain itu peserta didik mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang di miliki selama mengikuti pelatihan.

Proses penyelenggaraan pembelajaran ini didesain secara sistematis, agar tutor terampil dalam penetapan materi ajar, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran.

Disamping itu pula dilakukan identifikasi kebutuhan pembelajaran kepada peserta didik terutama untuk mengetahui latar belakang kebutuhan mereka. Metode yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan para peserta didik adalah metode tanya jawab saat akan melakukan pelatihan tata rias wajah dan salon.

Materi ajar yang akan disampaikan adalah materi ajar bertahap, tahap dasar meliputi cara mencuci rambut dan mengeringkan rambut, tahap kedua blow variasi dan tahap ketiga pengecatan rambut dan rebonding rambut.

Pembelajaran ini dilaksanaan setiap hari kamis dan diikuti oleh warga belajar (peserta didik) kesetaraan paket B, penyelenggaraannya bekerja sama dengan berbagai pihak agar program pelatihan berjalan sesuai dengan perencanaan

(34)

100

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Strategi Pembelajaran Dalam Pelatihan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

Strategi yang digunakan dalam proses pelatihan tata rias wajah dan salon PKBM Jayagiri adalah menggunakan strategi yang digunakan oleh tutor adalah Student centered. tutor pada awal pertemuan pelatihan mereka menerapkan pola tutor terlebih menyampaikan materi pelatihan dan pada pertemuan berikutnya menerapkan strategi peserta didik memulai terlebih dahulu yang nantinya di sempurnakan oleh tutornya.

3. Metode Pembelajaran Dalam Pelatihan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang.

Penggunaan metode pembelajaran dalam pelatihan tata rias wajah dan salon maka dapat adalah menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab. PKBM Jayagiri Lembang menggunakan 2 metode itu yang di terapkan pada pelatihan tata rias wajah dan salon, karna menurut tutor 2 metode itu sangatlah cocok di aplikasikan di pelatihan ini.

4. Proses Pembelajaran Pada Pelaksanaan Pelatihan Tata Rias Wajah Dan Salon Di PKBM Jayagiri Lembang.

Berdasarkan data yang diperoleh informan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan ini sangatlah bagus karna tutor bisa membawa suasana kelas menjadi lebih aktif dan kondusif, selain itu memberikan variasi dalam mengajar ataupun dalam penyampaian materi.

Tutor pun selalu menerapkan beberapa teknik dalam pembelajarannya yaitu seperti teknik membuka, teknik menjelaskan, teknik bertanya, penerapan mengadakan variasi dan teknik menutup.

(35)

101

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilakukan tutor dengan cara memberikan waktu peserta didik untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan tutor, selain itu tutor seringkali memberikan pertanyaan kepada peserta didiknya. Tutor pun seringkali mengadakan variasi dalam pengajarannya yang bertujuan agar peserta didik tidak bosan atau jenuh dalam mengikuti pelatihan ini. Selanjutnya adalah teknik menutup dengan cara penutupan doa bersama-sama dan tutor tidak lupa memberikan semngat dan motivasi agar peserta didik lebih giat dalam mengikuti pelatihan ini.

Kemampuan tutor dalam penerapan pelaksanaan pembelajaran untuk memotivasi peserta berdampak pada peserta memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pembelajaran dan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran.

5. Evaluasi Pembelajaran Dalam Pelatihan Tata Rias Wajah Dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B Di PKBM Jayagiri Lembang.

Peniliaian proses pada pelaksanaan pelatihan tata rias wajah dan salon yang dilakukan pihak PKBM Jayagiri Lembang dapat disimpulkan bahwa evaluasi dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat diantaranya pengelola, tutor, dan warga belajar.

Bentuk evaluasi yang di gunakan tutor pada pelatihan ini adalah bentuk evaluasi di awal, pertengahan dan akhir pembelajaran, selain itu bentuk evaluasinya bukan hanya melalui tes tertulis dan tes praktek tetapi melalui pengamatan tutor selama kegiatan pelatihan berlangsung, itulah yang menjadi bahan dasar pertimbangan penilian tutor kepada peserta didiknya.

(36)

102

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di PKBM Jayagiri Lembang terhadap penyelenggaraan pembelajaran pelatihan tata rias wajah dan salon, penulis ingin menyampaikan saran kepada beberapa pihak yaitu sebagi berikut :

1. Bagi Lembaga PKBM Jayagiri Lembang

PKBM Jayagiri Lembang adalah suatu wadah untuk masyarakat di berbagai bidang kajian, di harapkan PKBM Jayagiri Lembang lebih meningkatkan mutu pelatihan dan mutu pembelajaran untuk peserta didik dan warga belajarnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil lulusannya, selain itu perlu adanya berbagai inovasi dan motivasi yang bisa meningkatkan pengetahuan peserta didik dan meningkatkan semangat untuk selalu mengikuti kegiatan di PKBM Jayagiri Lembang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(37)

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Anwar, (2004), Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skis Education). Bandung : Alfabeta

Basrowi Dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati, Dan Mudjiono (2002), Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hatimah, I (2003.) Stategi Dan Metode Pembelajaran, Bandung :Andira.

Herry, A (2003) , Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Universitas Terbuka.

Kamil Mustofa. (2010). Model Pendidikan Dan Pelatihan. (Konsep Dan

Aplikasi). Bandung : Alfabeta

Kartika Ikka.(2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif . Bandung : Alfabeta Nasir, Moh, (2003), Metode Penelitin. Jakrta : Galia Indonesia..

Purwanto, M (1990). Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Mutiara Sumber. Sagala, S . (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sudjana,D. (2000) Pendidikan Non Formal .Bandung:Falah Production

. (2005) Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam PLS. Bandung : Falah Production.

. (2007) Sistem Dan Manajemen Pelatihan Teori Dan Aplikasi.Bandung :

Falah

Sugiyono (2006) .Metode Penelitian Administrasi. Bandung :Alfabeta

.(2010) Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). Bandung :Alfabeta.

Surachmad, Winarno, (1990), Pengantar Penelitian Ilmiah . Bandung : Mandar Maju

. (1998). Pengantar Penelitian (Dasar, Metode, Teknik), Bandung : Tarsinto

(38)

Desi Setiawati, 2014

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Widodo (2001). Kamus Ilmiah Populer , Yogyakarta : Absolut Sumber Jurnal dan Karya Ilmiah

Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Monografi Desa Jaya Giri Lembang Tahun 2014

Profil PKBM Jayagiri Lembang tahun 2014

Amalia, Eki. (2013). Penyelenggaraan Pendidikan Keterampilan Dalam

Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket B: Studi Kasus Pada Kelompok Belajar Pembuatan Abon Lele Di PKBM Al-Hikmah Indramayu.

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah PLS UPI

Djedje. (2003), Studi Tentang Pembelajaran Dalam Program Kejar Paket B

Pada Pkbm Alpa Di Kota Bandung. Skripsi Pada Fip Upi . Tidak Diterbitkan

UPI (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Sumber Elektronik/Internet :

www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-tujuan--pembelajaran.html(8 oktober 2014)

Referensi

Dokumen terkait

The writer wants to show the reader about this eleven-year old deliberation of his own conscious that should he murder his uncle to revenge his father death or not, as the story

Respon Masyarakat Terhadap Penentuan Lokasi Rencana Pembangunan Pelabuhan Internasional Cilamaya Dari Aspek Kepadatan Lalu Lintas di Kecamatan Tempuran Kabupaten

Menetapkan kebijakan ekspor dan impor beras dalam rangka menjaga kepentingan petani dan konsumen; Impor beras dapat dilakukan jika ketersediaan beras dalam negeri

Lafran Pane volume puncaknya terjadi pada jam 07.00-08.00 dengan 645.9 smp/jam.Sedangkan hasil analisis untuk kapasitas, kecepatan dan derajat kejenuhan pada saat volume jam

Penelitian yang dilakukan di Belgia oleh Conessa-Botella dkk., yang meneliti hubungan antara kadar vitamin D dengan pemberian ARV yang mengandung NNRTI (nevirapine dan efavirenz)

pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung: tidak diterbitkan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Model struktur menggunakan deck tipe truss dengan 8 kaki sebagai pendukungnya dengan konfigurasi panel tipe hybrid yang merupakan gabungan antara panel-panel konvensional. Untuk

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Program Studi.