SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Putu Anastasya Nurfitri Matahari 0907321
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DAMPAKNYA KEPADA PRESTASI AKADEMIK
Oleh
Putu Anastasya Nurfitri Matahari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Putu Anastasya Nurfitri Matahari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PEMBELAJARAN DAN DAMPAKNYA KEPADA PRESTASI AKADEMIK
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Helmy Firmansyah, M.Pd. NIP.1979122282005011002
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S.Pd. NIP.197405202001121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Batasan Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. Kajian Teoritis ... 10
1. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 10
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Prestasi Akademik ... 27
B. Kerangka Pemikiran ... 29
C. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Lokasi Dan Subyek Penelitian ... 33
1. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 33
2. Subyek Penelitian ... 34
A. Populasi ... 34
B. Sampel ... 34
B. Desain Penelitian Dan Langkah Penelitian ... 35
1. Desain Penelitian ... 35
2. Langkah Penelitian ... 36
C. Metode Penelitian... 37
D. Definisi Operasional... 37
E. Instrumen Penelitian... 38
1. Kebugaran Jasmani ... 38
2. Proses Pembelajaran ... 45
3. Prestasi Akademik ... 46
F. Uji Instrumen Penelitian ... 46
1. Analisis Validitas Instrumen ... 46
2. Analisis Reliabilitas Instrumen ... 48
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Persyaratan Data ... 50
2. Menguji Hipotesis ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Data ... 53
1. Deskripsi Data Kuantitatif ... 53
2. Deskripsi Data Kualitatif ... 58
B. Pembahasan Data ... 58
C. Diskusi Penemuan ... 60
1. Analisis Kebugaran Jasmani ... 61
2. Analisis Keaktifan Siswa saat Proses Pembelajaran ... 62
3. Analisis Prestasi Akademik ... 64
4. Analisis Kebugaran Jasmani terhadap Proses Pembelajaran dan Dampaknya kepada Prestasi Akademik ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
Putu Anastasya Nurfitri Matahari1. Helmy Firmansyah, M.Pd2. Arif Wahyudi, S.Pd3. ”Penulis
Penanggung Jawab”
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
, E-mail: matahari.anastasya@yahoo.com
Abstrak
Kebugaran jasmani dan proses pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi akademik. Metode penelitian menggunakan metode kombinasi dengan model concurrent embedded yaitu 70% kuantitatif dan 30% kualitatif, teknik pengumpulan data melalui TKJI, observasi, wawancara dan raport siswa SMP Pasundan 7 Bandung dengan sample 15% dari 240 yaitu 36 orang. Teknik pengolahan data menggunakan path analysis. Pengujian hipotesis menunjukan bahwa kebugaran jasmani-prestasi akademik serta keaktifan siswa-prestasi akademik memiliki pengaruh positif yaitu sebesar 38%, namun kebugaran jasmani dan prestasi akademik memiliki signifikansi yang rendah yaitu 5,4%. Sedangkan kebugaran jasmani terhadap proses pembelajaran sebesar 54%. Rendahnya pengaruh kebugaran jasmani terhadap prestasi akademik dianalisis sebagai bentuk dari kebugaran jasmani siswa yang harus ditingkatkan, salah satunya dengan rajin berolahraga. Secara bersama-sama kebugaran jasmani dan keaktifan siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik. Pihak sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan tentang pentingnya pembinaan kebugaran jasmani bagi siswanya, karena kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi untuk kesiapan belajar. Guru penjas hendaknya memperhatikan jenis dan macam latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan mampu merangsang meningkatkan prestasi belajar kognitif.
Kata kunci : kebugaran jasmani, proses pembelajaran, keaktifan siswa, prestasi akademik.
1
Mahasiswa tingkat S1 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatandan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
2
Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen FPOK UPI
3
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Faculty of Physical Education and Health Indonesia University of Education
Abstract
Physical fitness and learning effect on academic achievement. The research method using a combination of embedded concurrent model is 70% quantitative and 30% qualitative data collection techniques through TKJI, observation, interviews and report cards Pasundan 7 Bandung junior high school students with a sample of 15% of 240 is 36 people. Data processing techniques using path analysis. Hypothesis testing showed that physical fitness-academic achievement and involvement of the student-academic achievement has a positive effect in the amount of 38%, but physical fitness and academic achievement have low significance is 5.4%. While physical fitness to the learning process by 54%. The low influence of physical fitness on academic achievement were analyzed as a form of physical fitness of students that have to be improved, one with diligent exercise. Taken together, physical fitness and liveliness of the students have a positive influence on academic achievement. The school is recommended to issue a policy on the importance of physical fitness training for students, because physical fitness is a pre-condition for learning readiness. Penjas teachers should pay attention to the type and kind of physical exercise can improve physical fitness and is able to stimulate increases cognitive learning achievement.
1 Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat siswa mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya, sehingga dapat menjadi insan yang bermanfaat dalam kehidupan. Sekolah
sebagai tempat terlaksananya proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh
pada proses tumbuh kembang siswa, baik secara pemikiran, sikap maupun perilaku.
Di sekolah siswa dididik oleh tenaga-tenaga ahli yang dituntut untuk paham
mengenai tujuan pendidikan yang dilakukan. Pendidikan dilakukan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa. Tujuan pendidikan ini dapat dicapai melalui mata
pelajaran yang dimuat dalam kurikulum pendidikan yang berada di sekolah. Mata
pelajaran yang harus diampu oleh siswa, dan mata pelajaran di sekolah amatlah
banyak. Hal ini membuat siswa harus lebih bertanggung jawab lagi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan agar dapat memperoleh hasil pembelajaran yang baik
dan memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil atau prestasi akademik yang baik maka siswa harus
belajar dan belajar. Baik itu di sekolah, dirumah maupun mengikuti bimbingan
belajar dari lembaga bimbingan yang sekarang telah banyak tersedia, dengan beragam
teknik pembelajaran yang menyenangkan agar siswa dapat bertanggung jawab
dengan baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan atau dengan kata lain dapat
lebih berkonsentrasi dan memahami setiap pembelajaran yang diberikan. Selain
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari siswa umumnya mengikuti kegiatan lain seperti ekstra kurikuler (Ekskul) dan
kegiatan lainnya.
Siswa – siswi yang berada di Sekolah Menengah Pertama, khususnya di SMP
Pasundan 7 Bandung kelas VII melakukan proses pembelajaran disiang hari hingga
sore hari, keadaan disiang hari yang lebih bising daripada pagi hari ini membuat
siswa SMP Pasundan 7 harus lebih berkonsentrasi lagi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil survey yang peneliti lakukan sebelum kegiatan penelitian
dilakukan, peneliti mengetahui bahwa siswa kelas VII SMP Pasndan 7 Bandung
memiliki nilai prestasi akademik atau nilai raport yang bagus, sehingga peneliti
tertarik untuk meneliti tingkat kebugaran jasmaninya, apakah kebugaran jasmaninya
juga baik, apakah kebugaran jasmani merupakan salah satu penyebab dari tingginya
nilai raport yang siswa miliki. Kebugaran jasmani yang dapat ditingkatkan melalui
pembelajaran pendidikan jasmani, dan pendidikan jasmani memiliki kontribusi dalam
kesiapan belajar siswa. Berdasarkan pendapat Abduljabar (2010, hlm.20) bahwa
Siswa yang memiliki badan sehat dapat belajar lebih efektif, memiliki energi lebih untuk melaksanakan tugas – tugas kependidikan, dan menunjukkan vitalitas dan usaha tinggi terhadap bukan hanya tugas belajar tetapi juga terhadap kehidupan keseharian mereka.
Siswa yang memiliki energi lebih untuk melaksanakan tugas – tugas
kependidikan dan menunjukan vitalitas dan usaha tinggi ini akan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik dan membuatnya memiliki prestasi yang lebih
baik dibandingkan yang tak memiliki kebugaran jasmani dinamis.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sama dengan mata pelajaran lain
dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Walau tak jarang masyarakat
memandang sebelah mata terhadap mata pelajaran penjas ini. Padahal sesungguhnya
pendidikan jasmani tak melulu mempelajari mengenai fisik saja, akan tetapi lebih dari
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang disampaikan melalui media jasmani ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kemampuan berpikirnya (kognitif), kemampuan siswa dalam
bersikap (afektif), serta mendidik jasmani atau fisik siswa.
Pendidikan jasmani ini sebagai media pendidikan melalui aktivitas jasmani,
yaitu mengembangkan aspek keterampilan gerak, sikap dan pengetahuannya.
Karenanya pendidikan jasmani harus senantiasa sejalan dengan era pendidikan.
Tujuan utama pendidikan jasmani, yaitu “mengembangkan aspek – aspek fisik,
mental, maupun sosial setiap individu secara optimal melalui partisipasi dalam
aktivitas – aktivitas jasmani yang terbimbing dan sistematis, dan yang terpilih sesuai
dengan standar – standar sosial dan kesehatan.” (Abduljabar, 2010, hlm.31).
Program pendidikan jasmani yang terbimbing dan sistematis yang berkualitas
dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan sosial siswa.
Siswa harus sehat agar dapat menjadi individu yang produktif agar dapat menjalankan
aktivitas kesehariannya. Dan kesehatan tersebut dapat di dapatkan salah satunya
melalui pendidikan jasmani. hakikatnya pendidikan jasmani menurut Abduljabar
(2010, hlm.16) ialah:
Pendidikan Jasmani dapat didefinisikan sebagai proses kependidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani memusatkan diri pada pemerolehan keterampilan gerak dan pemeliharaan kebugaran jasmani untuk kesehatan, peningkatan pengetahuan, dan pengembangan sikap positif terhadap aktivitas jasmani maupun olahraga.
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan melalui media pendidikan jasmani
ini siswa dituntut untuk memiliki tubuh yang sehat dan bugar sehingga dia mampu
dan siap untuk melakukan tugasnya. Kebugaran jasmani ini terbagi kedalam beberapa
kategori seperti yang dijelaskan oleh Tarigan (2012, hlm.31) Kebugaran jasmani
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...kelompok kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan ( health-related-fitness) dan kelompok kebugaran jasmani yang berkaitan dengan prestasi (ferformance-related-fitness). Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen yaitu: daya tahan jantung-paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh.
Kebugaran jasmani terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: kebugaran statis, keadaan
yang bebas dari cacat dan sakit; kebugaran dinamis, kemampuan seseorang untuk
bekerja secara efisien yang tidak memerlukan keterampilan khusus; kebugaran
motoris, memerlukan keterampilan khusus seperti kecabangan olahraga.
Orang yang sehat dan tidak sakit ataupun cacat berarti orang itu memiliki
kebugaran jasmani statis, akan tetapi bila dia melakukan aktivitas dia cepat
merasakan kelelahan. Sedangkan kebugaran dinamis adalah orang yang dapat bekerja
secara efisien dan tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Kebugaran jasmani dinamis inilah yang diharapkan dimiliki setiap orang,
Dengan kebugaran jasmani tubuh memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari – hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dan masih memiliki
cadangan energi yang dapat memiliki cadangan energi yang dapat digunakan secara
mendadak setiap saat atau untuk mengisi waktu luang. Dengan memiliki kebugaran
dinamis ini akan membuat siswa dapat menjalankan aktivitas kesehariannya yang
padat. Siswa yang memiliki kebugaran jasmani dinamis ini berarti dia memiliki tubuh
yang sehat dan bugar.
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi akademik atau merupakan suatu
penilaian atau evaluasi dari apa yang telah peserta didik lakukan selama proses
pembelajaran. Menurut Muryono (2000) (dalam Al – Maqassary, 2013) menyebutkan
“prestasi akademik adalah suatu istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar setelah mengikuti proses belajar dari satu program yang telah
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Merujuk dari teori-teori yang tersebut diatas peneliti ingin mengetahui
benarkah penampilan belajar siswa akan menjadi lebih baik bila siswa memiliki
kebugaran jasmani yang baik sehingga membuatnya dapat memiliki energi yang lebih
banyak untuk menjalankan tugas-tugas pendidikannya dapat memiliki prastasi
akademik yang lebih baik. Oleh karenanya peneliti akan melihat kebugaran jasmani
siswa dan mengamati proses belajar siswa, serta melihat prestasi akademiknya.
Adapun bentuk pengamatan tersebut peneliti menggukannya dalam penelitian yang
berjudul: “Pengaruh Kebugaran Jasmani terhadap Proses Pembelajaran dan
Dampaknya kepada Prestasi Akademik”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut munculah beberapa permasalahan.
Salahsatunya adalah banyaknya kegiatan yang dilakukan dan diikuti oleh siswa yang
telah berada di tingkat sekolah menengah pertama yang menjadi salah satu
identifikasi masalah dalam penelitian ini. Kegiatan yang peserta didik selain belajar
adalah mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (Ekskul) maupun kegiatan keorganisasian
lainnya. Belum lagi kegiatan-kegiatan lain yang berada di luar lingkungan sekolah,
seperti bimbingan belajar dan lainnya.
Hal tersebut menyebabkan siswa harus memiliki kesehatan yang baik demi
dapat menjalankan kegiatan kesehariannya dan melaksanakan tugas-tugasnya. Cara
untuk mendapatkan kesehatan yang baik ada beragam, salah satunya adalah dengan
meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik agar tak mengalami kelelahan yang
berarti dan masih memiliki tenaga cadangan setelah menjalankan kegiatan
kesehariannya yang padat.
Dalam kasus ini diperlukan seorang guru (khususnya guru penjasorkes) yang
memiliki profesionalitas yang baik, namun pada umumnya hal ini tak dimiliki dengan
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa tidak dapat menyerap informasi selama pembelajaran dengan baik. Menurut
Tarigan (2012, hlm.25–26) yaitu
Salah satu kelemahan guru pendidikan jasmani dan olahraga akibat rendahnya pemahaman tentang penerapan fisiologi olahraga dan pendidikan jasmani dan olahraga sekolah. Akibatnya para guru tidak pernah melakukan inovasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.hal ini terlihat jelas dari dokumen fortopolio yang saya nilai pada waktu melakukan assessor pendidikan jasmani dan olahraga pada tahun 2008 dalam rangka sertifikasi guru. Selain itu kelemahan lainnya adalah para guru relatif jarang mengikuti pertemuan – pertemuan ilmiah berupa seminar manupun diskusi tentang pendidikan jasmani dan olahraga. Ditemukan pula guru pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah diampu oleh guru kelas yang tidak berlatar belakang pendidikan jasmani dan olahraga.Semuanya ini menyebabkan dampak negatif sehingga ditemukan sangat rendahnya tingkat kebugaran didwa di sekolah.
Ini berdampak pada sikap, pengetahuan dan bahkan keterampilan gerak yang
dimiliki peserta didik sangat minim sehingga kebugaran jasmani, aspek pengetahuan,
aspek sikap dan bahkan psikomotor siswa menjadi rendah dan ini menyebabkan
nilai-nilai pendidikan yang tertuang dalam UU RI No.20 Tahun 2003 belum dapat
disampaikan dengan baik, UU RI No.20 ini berisi mengenai sistem pendidikan
nasional, yaitu
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Selain itu media pembelajaran pun sangat terbatas dan lagi lagi profesionalitas
tenaga pendidik diuji untuk mengeluarkan kreatifitasnya agar pembelajran dapat
berjalan dengan baik dan tanpa keluar dari konsep penjas. Pada dasarnya seorang
tenaga pendidik atau guru itu diharapkan memiliki beberapa keterampilan yaitu
“kompetensi yang harus dimiliki seorang guru pendidikan jasmani antara lain
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan berbagai pengalaman belajar bagi siswanya …” (Tarigan, 2012, hlm.23)
Hal ini menjadi tugas bagi guru penjasorkes untuk memotivasi dan membimbing
siswanya dalam memlihara dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Agar siswa
memiliki tenaga yang lbih untuk melakukan tugas-tugas kependidikannya.
Dewasa ini tingkat kebugaran jasmani di Indonesia sangat rendah. “Dampak
yang lebih parah lagi adalah bahwa Indonesia sudah termasuk 6 besar negara Asia
(China, India, Indonesia, Jepang, Pakistan dan Banglades) yang prevalensi penyakit
hipokinetik (kurang gerak)” (Suherman, 2013 hlm.2).
Kebugaran jasmani yang rendah ini tak sebanding dengan tugas-tugas
kependidikan yang dibebankan kepada siswa. Karena muatan mata pelajaran yang
banyak dalam pembelajaran di sekolah dan siswa dituntut untuk menguasai semua
yang diberikan di sekolah. Ini menyebabkan peserta didik memiliki nilai evaluasi
yang rendah.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dalam bagian latar belakang diatas telah disebutkan sebelumnya bahwa siswa
yang memiliki kebugaran atau kesehatan akan lebih berpotensi untuk mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis
merumuskannya sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh dari kebugaran jasmani terhadap proses pembelajaran?
2. Seberapa besar pengaruh dari kebugaran jasmani terhadap prestasi akademik?
3. Seberapa besar pengaruh proses pembelajaran terhadap prestasi akademik?
D. Tujuan Penelitian
Dalam kegiatan penelitian, tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan
dan mengetahui kebenaran dari suatu hipotesis. Tujuan penelitian dilandasi oleh latar
belakang dan rumusan masalah yang dilakukan sebelumnya. Secara umum tujuan
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang siswa miliki terhadap penampilan belajar siswa dan dampaknya kepada prestasi
akademik. Sedangkan secara khususnya yaitu:
1. Mengetahui pengaruh dari kebugaran jasmani terhadap proses pembelajaran.
2. Mengetahui pengaruh dari kebugaran jasmani terhadap prestasi akademik.
3. Mengetahui pengaruh proses pembelajaran terhdap prestasi akademik.
E. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna untuk diri sendiri maupun
orang lain, demikian pula mengenai penelitian ini. Manfaat yang diambil dari hasil
penelitian ini mungkin berbeda-beda pendapat antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya tergantung pada persepsi dan cara pandang individu
masing-masing terhadap hasil dari studi yang dilakukan ini. Dalam penelitian ini penulis akan
menyusun suatu rangkaian manfaat penelitin yang kemungkinan bisa dijadikan
informasi dan acuan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Praktis
a. Menjadi informasi dan sumbangan keilmuan bagi lembaga pendidikan formal
maupun non – formal
b. Bahan pertimbangan sekolah untuk meningkatkan penampilan siswa pada saat
proses pembelajaran melalui pembelajaran aktivitas jasmani sehingga siswa
memiliki kebugaran jasmani yang baik dan dapat memiliki konsentrasi yang baik
saat proses pembelajaran sehingga membuat prestasi akademiknya dapat
meningkat.
c. Memberi masukkan kepada guru pendidikan jasmani untuk dapat meningkatkan
kreatifitasnya dalam menyampaikan pembelajaran sehingga kebugaran jasmani
siswa dapat terpelihara bahkan meningkat tanpa menghilangkan aspek
kesenangan yang terdapat dalam pendidikan jasmani.
d. Menjadi pedoman bagi siswa untuk meningkatkan kebugaran jasmani sehingga
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya sehingga prestasi akademiknya dapat
membaik.
2. Secara Teoritis
Sebagai tambahan dan penguat teori – teori yang menyatakan bahwa
kebugaran jasmani yang baik dapat membuat siswa mampu untuk menyelesaikan
tugas – tugasnya dan mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga prestasi
akademiknya dapat meningkat.
F. Batasan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini ruang lingkupnya terarah pada tujuan, maka
penulis membatasi penelitian hanya pada masalah mengenai hal-hal berikut:
1. Ruang lingkup penelitian difokuskan pada tingkat kebugaran jasmani yang
dimiliki siswa. Kebugaran jasmani ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran
dan dampaknya kepada prestasi akademik siswa. Dengan melakukan observasi
kepada sampel selama proses pembelajaran berlangsung dan prestasi akademik
dilihat dari nilai akhir siswa secara keseluruhan mata pelajaran atau raport.
2. Populasi dan sampel yang dipilih dalam peneliatian ini yaitu siswa kelas VII di
SMP Pasundan 7.
3. Variabel bebasnya adalah kebugaran jasmani, proses pembelajaran merupakan
variabel terikat bagi kebugaran jasmani dan merupakan variabel bebas bagi
prestasi akademik (variabel intervening), serta prestasi akademik sebagai variabel
terikat dari proses pembelajaran.
33 Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP Pasundan 7 yang beralamat di Jl.Cijerah
Gg.Pelita No.11 Bandung.
b. Waktu Penelitian
Waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan tes TKJI adalah pada bulan
Mei - Juni 2014, dilanjutkan dengan melakukan observasi kepada siswa dalam proses
pembelajaran selama kurang lebih satu minggu, lebih tepatnya mengobservasi
mengenai keaktivan siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran
yang siswa ampu, ini dilakukan setelah melakukan TKJI. Selanjutnya menunggu
raport siswa semester genap dan memasukkan hasilnya.
c. Sasaran Penelitian
Pengaruh kebugaran jasmani terhadap proses pembelajaran dan dampaknya
kepada prestasi akademik ini dilakukan kepada peserta didik tingkat sekolah
menengah, tepatnya sekolah menengah pertama yang berumur 13 - 15 tahun
merupakan karakter yang senang bergerak dan dalam masa pertumbuhan selain itu
siswa sekolah menengah pertama juga memiliki aktivitas yang padat, dari pendidikan
formal hingga non formal dan kegiatan ekstra kulikuler dan kegiatan lainnya,
banyaknya aktivitas yang mereka lakukan ini harus dibarengi dengan kesehatan dan
kebugaran tubuh yang memadai hingga tetap dapat mendapatkan prestasi akademik
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subyek Penelitian
a. Populasi
Populasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah siswa sekolah
menengah, khususnya sekolah menengah pertama (SMP), hal ini dikarenakan pada
tingkatan itu peserta didik telah dianjurkan atau telah dapat melakukan latihan fisik
untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya. menurut Sugiyono (2013, hlm.117)
menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan
olah peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik yang
berada di SMP Pasundan 7 kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 240 orang.
b. Sampel
Sampel yang diambil dari populasi haruslah mewakili dari populasi tersebut.
Hal ini serupa dengan yang dijabarkan oleh Sugiyono (2013, hlm.118) yaitu:
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yan dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus betul – betul representative (mewakili).
Mengenai sampel yang bisa diberlakukan ke dalam populasi ini maka sampel
harus mewakili, dan Arikunto (2006, hlm.134) menyatakan bahwa :
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah
probability sampling. Sugiyono (2013, hlm.120) menjelaskan bahwa, “Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Dalam teknik
pengambilan sampel ini terdapat beberapa jenis cara lagi yang dapat dilakukan untuk
mengambil sampel, namun peneliti menggunakan teknik simple random sampling
karena teknik ini dilakukan dengan sederhana yaitu pengambilan sampel secara acak
dan seluruh anggota populasi dianggap homogen.
Berdasarkan teori – teori yang telah disebutkan maka sampel yang digunakan untuk mewakili populasi yang telah disebutkan yaitu 15% dari 240 orang siswa kelas
VII SMP Pasundan 7 adalah 36 orang.
B. Desain Penelitian Dan Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian
Desain penelitian dibutuhkan dalam sebuah penelitian karena ini merupakan
gambaran mengenai keberlangsungan penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin
mengetahui hubungan dari kebugaran jasmani, melalui proses pembelajaran
mempengaruhi prestasi akademik, dapat digambarkan dalam diagram jalur sebagai
berikut :
X Y Z
Keterangan:
Z = Prestasi Akademik (variabel terikat) bagi Y
Y = Proses Pembelajaran (variabel terikat) bagi X, juga variabel bebas bagi Z
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Pengaruh antar variabel X, Y dan Z
Penggunaan desain penelitian ini diambil berdasarkan contoh yang ada di
dalam buku analisis jalur (Path Analysis) karya Riduwan dan Kuncoro, Engkos
Achmad (2008). Akan tetapi dalam buku dijelaskan dengan variabel X1 dan X2.
Dikarenakan penlis hanya menggunakan satu variabel X, maka desain penelitian
menjadi seperti yang telah digambarkan sebelumnya, dengan jalur yang sama seperti
yang ada dalam buku sumber.
2. Langkah Penelitian
Langkah penelitian diperlukan untuk mendapatkan rancangan mengenai apa saja yang akan dilakukan saat proses penelitian berlangsung. Berdasarkan pada desain penelitian yang digambarkan diatas, maka langkah penelitian ini ialah sebagai berikut:
Gambar 3.2
Langkah Penelitian concurrent embedded Penyajian data hasil penelitian
Analisis Data KUAN dan kual
Pengumpulan dan analisis data KUANTITATIF
Pengumpulan dan analisis data kualitatif Landasan Teori dan Hipotesis
Rumusan Masalah
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber: Sugiyono (2012)
C. Metode Penelitian
Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran
(mixed method) dengan desain atau model concurrent embedded (campuran tidak
berimbang) menururt Sugiono (2012, hlm.537) adalah “metode penelitian yang
menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara
mencampur kedua metode tersebut secara tidak seimbang”. Dalam penelitian kali ini
menggunakan 70% metode kuantitatif dan 30% metode kualitatif. Metode ini
digunakan secara bersama-sama, dalam waktu yang sama dan untuk menjawab
rumusan masalah yang sama.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dibutuhkan demi persamaan persepsi mengenai beberapa
istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kebugaran Jasmani menurut Tarigan (2012, hlm.30) yaitu:
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari – hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hipokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan bersahaja.
2. Peserta didik atau istilah lainnya adalah siswa/mahasiswa/warga belajar/pelajar/murid/atau santri. Sebutan ini diberikan berdasarkan jenjang dan jenis pendidikan yang berkaitan. Siswa digunakan untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah dalam sekolah formal, mahasiswa digunakan untuk peserta didik jenjang perguruan tinggi. Warga belajar digunakan untuk pendidikan nonformal. Pelajar digunakan bagi peseerta didik yang mengikuti sekolah formal dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Murid merupakan istilah lai juga bagi peserta didik baik sekolah formal maupun nonformal. Sedangkan santri digunakan di pesantren atau sekolah salafiyah. Pengertian peserta didik sendiri dalam Wikipedia (t.n. 2013) yaitu
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
3. Proses Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antar siswa dengan
pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan (Kurnia, 2013)
4. Prestasi Akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku,
ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak
disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk
hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan
keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan
menggunakan tes yang terstandar (Sobur (2006) dalam Sahputra, 2009)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat ukur diperlukan dalam sebuah penelitian, karena alat ukur
ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian yang
diteliti. Menurut Sugiyono (2013, hlm.148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”
Keberhasilan penelitian banyak ditemukan oleh instrumen yang digunakan
sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian adalah alat untuk
memperoleh data atau alat untuk mengukur variabel penelitian. Sugiono (2009,
hlm.148) mengemukakan bahwa, “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian.” Jadi instrumen penelitian adalah semua alat yang
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kebugaran Jasmani
Untuk penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia (TKJI). Kebugaran jasmani diukur dengan menggunakan Tes kebugaran
jasmani yang hakekatnya ialah untuk mengukur kemampuan fungsional tubuh.
Menurut Giriwijoyo dkk (2010, hlm.26) yaitu:
Hakekat Tes Kebgaran Jasmani adalah mengukur kemampuan fungsional
maximal yang dimiliki seseorang pada saat dilakukan pengukuran.
Kemampuan fungsional diukur dari besaran kemampuan gerak yang dapat dilakukan. Kemampuan gerak ditentukan oleh kemampuan tubuh menghasilkan daya (energi). Apabila tubuh dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar, maka ia pun dapat menghasilkan daya dalam jumlah kecil, tetapi tidak berarti sebaliknya. Artinya jika tubuh hanya mampu menghasilkan daya dalam jumlah kecil/sedikit, maka besaran gerak besaran gerak yang dapat dihasilkan juga hanya kecil saja, dan ia tidak mungkin dapat menghasilkan gerak dengan intensitas besar/tinggi, kecuali setelah berlatih/dilatih! Apabila kemampuan menghasilkan daya adalah besar, maka berarti ia dapat mewujudkan gerak/kerja dengan intensitas yang besar/tinggi dan juga dengan durasi yang lama.
Tes Kebugaran jasmani yang dilakukan pada siswa sekolah menengah atas ini
diambil dari buku Nurhasan dkk (2007, hlm.120) terdiri dari beberapa item test yang
berfungsi untuk menilai kemampuan anaerobic dan aerobic. Berikut ini merupakan
tata cara pelaksanaan TKJI untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sebagai
berikut:
a. Tes Lari Cepat 50 meter
Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari seseorang
Alat/fasilitas :
a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan
finish 50 meter
b. Peluit
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Bendera start dan tiang panjang
Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri, aba-aba
“ya” subyek lari kedepan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter. Pada saat
subyek menyentuh/ melewati garis finish stopwatch dihentikan.
Kriteria Penilaian :
Tabel 3.1
Penilaian Lari Cepat 50 Meter Sumber : Giriwijoyo (2010)
Nilai Putera Puteri
5 sd –6.7” sd –7.7 “
4 6.8 “ –7.6 “ 7.8 “ –8.7 “
3 7.7 “ –8.7 “ 8.8 “ -9.9 “
2 8.8 “ –10.3 “ 10.0 “ –11.9 “
1 10.4 “ – dst 12.0” – dst
b. Tes Angkat Tubuh (30 detik untuk putri; 60 detik untuk putra)
Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu
Alat/fasilitas :
a. Lantai yang rata dan bersih
b. Palang tunggal yang tinggi rendahnya dapat di atur sehingga
subyek dapat bergantung
c. Stopwatch
d. Formulir pencatat hasil
Pelaksanaan : subyek bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan dan
tungkai lurus. Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Kemudian
subyek mengangkat tubuhnya, dengan membengkokan kedua lengan, sehingga dagu
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 30 detik
untuk putri dan 60 detik untuk putra.
Kriteria Penilaian :
Tabel 3.2
Penilaian Angkat Tubuh Selama 30 Detik Untuk Putri Dan 60 Detik Untuk Putra
Sumber : Giriwijoyo (2010)
Nilai Putera Puteri
5 16 keatas 41 keatas
4 11 – 15 22 – 40
3 6 – 10 10 – 21
2 2 – 5 3 – 9
1 0 – 1 0 – 2
c. Tes Baring Duduk (60 detik)
Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut
Alat/fasilitas :
a. Lantai/lapangan rumput yang bersih
b. Stopwatch
c. Formulir pencatat hasil
d. Alat tulis
Pelaksanaan : subyek berbaring di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk ± 90º.
Kedua tangan dilipat dan diletakan di belakang kepala dengan jari tangan saling
berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman subyek membantu
memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki subyek tidak terangkat.
Pada aba-aba “ya” subyek bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan itu
berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Penilaian Baring Duduk (60 detik) Sumber : Giriwijoyo (2010)
Nilai Putera Puteri
5 38 keatas 28 keatas
4 28 – 37 19 – 27
3 19 – 27 9 – 18
2 8 – 18 3 – 8
1 0 – 7 0 – 2
d. Tes Loncat Tegak
Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosit) otot tongkai
Alat/fasilitas :
a.Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas
b.Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala ukuran cm
yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai
dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150cm
c.Serbuk kapur dan alat penghapus
d.Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
Pelaksanaan : subyek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding berada
di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding
diangkat lurus ke atas telapak tangan dan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping badan
kemudian subyek mengambil sikap awalan dengan membengkokan kedua lutut dan
kedua lengan diayun ke belakang, kemudian subyek meloncat setinggi mungkin
sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding,
sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Subyek diberi kesempatan
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Penilaian :
Tabel 3.4
Penilaian Loncat Tegak Sumber : Giriwijoyo (2010)
Nilai Putera Puteri
5 66 ke atas 50 ke atas
4 53 – 65 39 – 49
3 42 – 52 30 – 38
2 31 – 41 21 – 29
1 0 – 30 0 – 20
e. Tes Lari Jauh (1000 meter untuk putra; 800 meter untuk putri)
Tujuan : mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance)
Alat/fasilitas :
a.Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui panjangnya
mudah untuk menentukan jarak 800-1000 meter
b.Bendera start dan tiang pancang
c.Peluit
d.Stopwatch
e.Nomor dada
f. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
g.Tanda/garis untuk start dan finish
Pelaksanaan : subyek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba “siap” subyek mengambil sikap start berdiri untuk siap lari. Pada aba-aba “ya” subyek berlari menuju garis finish dengan menempuh jarak 800 meter untuk putri dan 1000 meter
untuk putra. Bila ada yang mencuri start maka subyek tersebut dapa mengulangi tes
tersebut.
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
[image:30.612.196.448.123.301.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Penilaian Lari jauh Sumber : Giriwijoyo (2010)
Nilai Putera Puteri
5 sd –3’.04” sd –3’.06”
4 3’.05” –3’.53” 3’.07” –3’.55”
3 3’.54” –4’.46” 3’.56” –4’.58”
2 4’.47” –6’.04” 4’.59” –6’.40”
1 6’.05” ke atas 6’.41” ke atas
Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah berikut :
1. Jumlahkan nilai kelima butir tes (1 – 5)
2. Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma tes kebugaran jasmani
Indonesia di bawah ini:
Tabel 3.6
Norma TKJI Sumber : Giriwijoyo (2010)
Jumlah Nilai Klasifikasi Nilai
22 – 25 Baik sekali
18 – 21 Baik
14 – 17 Sedang
10 – 13 Kurang
5 – 9 Kurang sekali
2. Proses Pembelajaran
Pengukuran pada saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dengan
observasi. Observasi dilakukan untuk melihat tanggung jawab siswa dalam proses
[image:30.612.203.445.416.588.2]Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa. Di SMP Pasundan 7 ini ada 14 mata pelajaran yaitu: Pendidikan
Kewarganegaraan (Pkn), Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Indonesia (BInd),
Bahasa Inggris (BIng), Matematika (MTK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Sosial, Budaya dan Kesenian (SBK), Teknologi
Informatika Komputer (TIK), Bahasa Sunda (BSnd), Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH), Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), Sejarah Jabar (SJ), Penjas. Lembar observasi untuk mengukur tingkat keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran, yaitu sebagai
[image:31.612.107.584.350.676.2]berikut.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi untuk menyusun Lembar Observasi Proses pembelajaran
Definisi Kontesktual Definisi
Operasional Indikator
Butir Soal
Proses pembelajaran
merupakan suatu
proses interaksi antar
siswa dengan pengajar
dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan (Kurnia, 2013) Proses pembelajaran merupakan suatu
proses interaksi dan
proses masuknya
pengetahuan baru
dari sumber belajar
ke dalam diri siswa,
siswa harus aktif
dan kreatif agar
pengetahuan baru
tersebut dapat
berguna dalam
Memiliki keterlibatan secara fisik,
mental, emosional, intelektual, dan
personal dalam proses pembelajaran.
4
Berinteraksi dengan peserta didik,
guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya.
4
Berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut.
4
Proses masuknya
pengetahuan, perilaku
baru atau kegiatan
fisik atau motorik
dengan cepat,
Mengenal, memahami, menganalisis, berbuat, memutuskan, dan berbagi kegiatan belajar lainnya yang mengandung unsur kemandirian yang cukup tinggi.
4
Terlibat secara aktif dalam menciptakan suasana belajar yang
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian
masukan-masukan itu diproeses
di dalam diri. Masukan
itu digunakan dengan
efektif jika diperlukan
harus dapat digunakan
dibanyak bidang, ini
berarti ia harus kreatif,
memberi sumbangan
kepada apa yang ia
pelajari, dengan
demikian akan terjadi
terus pengayaan
pengetahuan dan
praktik. (Supardi,
2013)
banyak bidang. serasi, selaras, seimbang dalam proses belajar dan pembelajaran.
Menjunjung upaya guru menciptakan lingkungan belajar untuk memperoleh pengalaman belajar serta turut membantu mengorganisasi lingkungan belajar itu, baik secara individual maupun secara kelompok.
4
Mencari informasi yang luas dan dalam tentang topic/tema materi yang akan dipelajari dengan menggunakan prinsip alam tak ambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
4
Mengajukan prakarsa, memberikan jawaban atas pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan/masalah dan berupaya menjawabnya sendiri, menilai jawaban dari rekannya, dan memecahkan masalah yang timbul selama berlangsungnya proses pembelajaran tersebut.
4
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
4
Menilai diri sendiri, dan menilai teman dikelas.
4
Mandiri mengerjakan tugas menjawab tes mengisi instrumen penilaian lainnya yang diajukkan oleh guru.
4
Menyusun laporan baik tertulis maupun lisan yang berkenaan dengan hasil belajar.
4
Menilai produk-produk kerja sebagai hasil belajar dan pembelajaran.
4
Berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari kisi-kisi lembar observasi ini, disusunlah pernyataan-pernyataan yang
akan diberikan kepada observer untuk melihat tingkat keaktifan siswa pada saat
proses pembelajaran.
3. Prestasi Akademik
Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui prestasi akademik ini ialah
dengan melihat nilai rapot siswa sebelum dan setelah perlakuan diberikan.
F. Uji Instrumen Penelitian 1. Analisis Validitas Instrumen
Untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir-butir
pertayaan, maka lembar observasi yang telah disusun harus di uji coba terlebih dahulu
selanjutnya akan diperoleh sebuah lembar observasi yang dapat digunakan sebagai
pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba dilaksanakan pada siswa SMP Pasndan 7 Bandung kelas VII-A.
Lembar observasi tersebut diobservasikan untuk siswa kelas VII-A pada saat proses
pembelajaran, dengan jumlah siswa yang diobservasi sebanyak 44 orang sampel.
Sebelum observer mengobservasi siswa saat proses pembelajaran, peneliti
memberikan arahan mengenai cara mengerjakan lembar observasi tersebut.
Dalam mengolah data menentukan validitas instrumen tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor
tertinggi dan terendah.
2. Menentukan 27% responden yang memperoleh skor tinggi (kelompok atas) dan
27% yag memperoleh skor rendah (kelompok bawah).
3. Mencari nilai rata-rata (x̄) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai
rata-rata ( ̄) setiap butir kelompok bawah dengan rumus : x̄= xi
n
Keterangan :
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi = jumlah skor
n = jumlah responden
4. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok
bawah dengan rumus : S = ( − ) 2
�−1
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari
( − )2 = jumlah hasil pengkuadratan nalai skor dikurangi rata-rata
n-1 = jumlah sampel yang dikurangi
5. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan
kelompok bawah dengan rumus : S2 = �1−1 12+ �2−1 22
�1+�2−2
Keterangan :
S2 = variansi gabungan
S1 = simpagan baku kelompok atas
S2 = simpangan baku kelompok bawah
n = sampel
6. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus :
t = 1− 2
1 �1+1 �2
Keterangan :
t = nilai t yang di cari
x̄ = rata-rata suatu kelompok s = simpangan baku gabungan
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Reliabilitas Instrumen
Dalam pengujian tingkat reliabilitas terhadap item tes yang digunakan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode tes belah dua atau siflit half yaitu
metode yang dibagi dua bagian antara butir pernyataan yang bernomor genap menjadi
X dan yang bernomor ganjil menjadi Y, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Dalam pengujian tingkat reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen,
penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:
1. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil
dan bernomor genap.
2. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi variabel
X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap dijadikan variabel Y.
3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan
butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi
Person Produt Moment sebagai berikut:
= � −
� 2 −( )2 � 2 −( )2
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi yang dicari
xy : Jumlah perkalian skor x dan skor y
Σx : jumah skor x Σy : jumlah skor y
n : Jumlah banyaknya soal
4. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus
Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut : ��= 2.
1+
Keterangan :
rii :Koefisien yang dicari
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1+r : satu tambah koefisien korelasi
5. Menguji signifikasi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh
Sudjana yaitu sebagai berikut : = �−2
1− 2 Keterangan :
t : Nilai thitung yang dicari
r : koefisien seluruh tes
n-2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua
Dari hasil perhitungan tersebut Person Product Moment dimasukan ke dalam
rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung nilai rseluruh item tes
yang dihasilkan dimasukan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif atau penelitian yang dihitung hasilnya
berdasarkan angkka maka harus dilakukan sebuah analisis data. Menurut Sugiyono
(2010:147) mengemukakan bahwa:
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain tekumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan date berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukkan.
Kegiatan menganalisis data ini merupakan hal yang penting dalam penelitian
yang dilakukan. Melalui analisis data ini dapat diketahui makna dari data yang
dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data yang dilakukan pada
penelitian kali ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 18.
Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam penelitian iniialah
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memeriksa hasil TKJI dan lembar observasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan; 2) menentukan bobot nilai dengan menggunakan skala penilaian yang
telah ditentukan, kemudian menentukan skornya; 3) melakukan analisis secara
deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data. Dengan ini dapat diketahui
rata-rata, median, standar deviasi dan varians data dari masing-masing variabel; 4)
melakukan uji persyaratan data, dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan
menggunakan uji korelasi dilanjutkan dengan uji regresi dan analisis jalur (path
analysis).
1. Uji Persyaratan Data
Uji persyaratan data menurut Maksum (2012, hlm.160) “ada 3 hal yang umumnya dilakukan, yakni: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas. Uji
normalitas dan homogenitas digunakan untuk persuaratan uji beda, sementara uji
linieritas digunakan untuk persyaratan uji hubungan.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Pengujian
normalitas harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel
yang diteliti adalah normal. Pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov dengan bantuan program SPSS 18. Dengan langkah sebagai berikut; 1) entry
data dan buka file data yang akan dianalisis; 2) pilih menu Analyzed -> descriptives
Statistics -> explore -> plots – normality plots with tests. Data dapat dikatakan normal jika nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan sebagai upaya memastikan linier tidaknya sebaran data
yang ada. uji ini dibutuhkan untuk analisis regresi atau kolerasi yang bersifat sebab
akibat. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan anova melalui program SPSS
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) pilih menu Analyzed -> compare means -> means -> options – test for linierity dalam uji linieritas berlaku ketentuan, jika harga F (deviation from linierity) tidak
signifikan atau lebih besar dari .05, maka hubungan antar predikotr dan kriterium
dinyatakan linier..
2. Menguji Hipotesis
Penelitian ini menganalisis hubungan kausalitas pengaruh variabel-variabel
didalamnya. Hal tersebut dilakukan dengan melihat sejauh mana pengaruh kebugaran
jasmani terhadap proses pembelajaran serta implikasinya pada prestasi akademik.
Metode yang dipilih untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel bebas
(exogenous variable) dan variabel tak bebas (endogenous variable) dalam penelitian
ini adalah Path Analysis Models. Alasan lain dipilihnya metode ini adalah karena
hubungan kausal antar variabel yang hendak diuji dibangun atas dasar kerangka
teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel
tersebut. Hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini berjumlah tiga hipotesis
seperti yang disebutkan sebelumnya. Teknik pengolahan data dengan menggunakan
model Analisis Jalur (Path Analysis Models) ini dibantu dengan program SPSS 18.
Dalam menggunakan analisis jalur ini, hasil dari variabel kebugaran jasmani
yang peneliti dapatkan akan dihubungkan dengan hasil dari observasi pada proses
pembelajaran dan diketahui tingkat hubungannya seperti apa, selanjutnya dari proses
pembelajaran di lihat hubungannya dengan prestasi akademik yang siswa dapatkan,
serta di lihat apakah kebugaran jasmani mempengaruhi terhadap prestasi akademik
siswa secara langsung atau tidak. Selain dengan menggunakan analisis jalur
penelitian ini juga menggunakan proses wawancara guna mendapatkan informasi dari
objek secara lebih mendalam. Untuk mengetahui hubungan antar variabel x terhadap
z dan x terhadap y serta y terhadap z dapat digunakan teknik kolerasi. Analisis
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun interpretasi Koefisien Korelasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti
harga r akan di interpretasikan dengan tabel di bawah ini:
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0.199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
[image:39.612.155.485.233.346.2]0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Tabel 3.8
68 Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, hasil penelitian, analisis data menggunakan statistika maka penulis dapat
memberikan kesimpulan. Kesimpulan ini diperoleh dari fakta yang peneliti temukan
dilapangan dan data yang telah peneliti olah pada bab sebelumnya. Adapun
kesimpulannya adalah: “Terdapat pengaruh yang positif antara kebugaran jasmani, keaktifan siswa dan prestasi akademik”. Meningkatnya kategori kebugaran jasmani
siswa terhadap meningkatnya keaktifan siswa dan prestasi akademik ini disebabkan
oleh kebugaran jasmani merupakan pra-kondisi siswa untuk menghadapai kesiapan
belajar. Peningkatan kebugaran jasmani secara langsung berpengaruh terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Faktor ini menurut beberapa
ahli psikologi pendidikan (Roestiyah, 1982; Usman dan Juhaya, 1993; Ngalim,
1998; dan Abin, 1998) antara lain, disebabkan oleh: faktor siswa beserta
karakteristiknya, baik bersifat fisiologis (kondisi fisik dan panca indra) maupun
psikologis (minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif).
Kesimpulan ini sesuai dengan yang penulis paparkan pada bab sebelumnya, yaitu.
1. Terdapat pengaruh yang positif antara kuat-lemahnya kebugaran jasmani
terhadap keaktifan siswa. Maka, semakin tinggi kebugaran jasmani, semakin tinggi
pula keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Terdapat pengaruh yang positif antara kuat-lemahnya kebugaran jasmani
terhadap prestasi akademik. Walau tidak terlalu signifikan. Kebugaran jasmani yang
sangat rendah kurang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik. Akan
tetapi bila kebugaran jasmani lebih ditingkatkan lagi maka, prestasi akademik yang
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Terdapat pengaruh yang positif antara kuat-lemahnya keaktifan siswa
terhadap prestasi akademik. Maka, semakin tinggi keaktifan siswa, semakin tinggi
pula prestasi akademik yang dapat siswa peroleh.
A. Saran
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi
akademik siswa kelas VII-E SMP Pasundan 7 Bandung, yaitu:
1. Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penyebab meningkatkannya
konsentrasi dan daya tahan belajar, sehingga membawa dampak terhadap
meningkatnya aspek-aspek kondisi psikologis. Kebugaran jasmani juga berpengaruh
terhadap meningkatnya derajat sehat, daya tahan belajar, kemampuan konsentrasi,
motivasi belajar, minat belajar, kemampuan daya ingat, merespon pelajaran,
kemampuan kinerja siswa serta produktivitas siswa dalam menghadapi tugas
sehari-hari sebagai pelajar. Maka harus diperhatikan beberapa hal, seperti:
a. Proses Pembelajaran pendidikan jasmani lebih inovatif dan kreatif lagi sehingga
tujuan pendidikan jasmani dapat tercapai dan kesegaran jasmani siswa dapat
terjaga bahkan meningkat guna menunjang aktivitas kependidikan siswa.
b. Ekstra kulikuler olahraga diaktifkan, sehingga siswa-siswi dapat mengikuti
latihan dalam ekstra kulikuler olahraga.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keaktifan siswa dan pengaruhnya
terhadap prestasi akademik. Dalam hal ini diutamakan adalah peranan guru dalam
merangsang keaktifan siswa dalam pemebelajaran, agar siswa lebih aktif dalam
memahami dan mencari materi pembelajaran sehingga siswa mengerti dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada saat ujian siswa tak
Putu Anastasya Nurfitri Matahari, 2014
Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Proses Pembelajaran Dan Dampaknya Kepada Prestasi Akademik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abduljabar, Bambang. (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani.
Bandung: RIZQI Press
Arikunto, Suharsini. (2006) Prosedur Penelitian (Suatu pendekatan Praktik) Edisi Revisi VI. Jakarta;
PT. Rineka Cipta
Giriwijoyo, Santosa dan Sidik, Dikdik Zafar. (2010) Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) Fungsi
Alat Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Harsono. (1988) COACHING dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakatra: CV.Tambak
Kusuma
Juliantine, Tite. Yudiana, Yunyun. Dan Subarjah, Herman