No.500/UN/40.7.D1/LT2013
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Faisal Khoirul Akbar 0900990
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP
KEBERHASILAN USAHA
(Survei Pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi
Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)
Oleh
Faisal Khoirul Akbar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Faisal Khoirul Akbar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd NIP. 19610709 198703 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19600412 198603 1 002 NIP. 19690404 199903 1 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
ABSTRAK
Faisal Khoirul Akbar (0900990), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap
Keberhasilan Usaha (Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka)”. Di bawah bimbingan Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.
Sektor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keberhasilan usaha suatu industri dapat dinilai ketika suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi. Sebagian besar keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki pengusaha karena kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan pengusaha mempertahankan usahanya untuk mencapai keberhasilan.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh temuan mengenai kompetensi kewirausahaan yang dimiliki pengusaha, 2) memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha yang dicapai oleh perusahaan, 3) memperoleh temuan mengenai seberapa besar kompetensi kewirausahaan yang dimiliki pengusaha dapat mempengaruhi keberhasilan usaha baik secara simultan maupun parsial. Objek penelitian ini adalah pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 72 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah path analysis dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kompetensi kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha sebesar 72,4%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis jalur terdapat pengaruh yang signifikan dari kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dalam penelitian ini bahwa kedua variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.
ABSTRACT
Faisal Khoirul Akbar (0900990), "Effect of Entrepreneurship Competencies for Business Success (Survey on Employers in the Tile Industry Jatiwangi Majalengka District)”. Under the guidance of Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.
The industrial sector is a sector that has a major contribution to improving the economy of a region. The success of the business of an industry can be assessed when a company successfully achieve the goals or objectives set an organization. Most of the success of the business is determined by the competence of entrepreneurs as entrepreneurial competencies related to the ability to maintain business entrepreneurs to achieve success. This study aims to 1) obtain findings on entrepreneurial competencies owned by entrepreneurs, 2) obtain discovery regarding business success achieved by the company, 3) obtain discovery regarding how much entrepreneurial competencies owned by entrepreneur can affect the success of the business either simultaneously or partially. Object of this study is a businessman in the Tile Industry Jatiwangi Majalengka District. The independent variable in this study is the entrepreneurial competence to business success as the dependent variable. This type of research is descriptive, verification, and the method used is explanatory survey with random sampling techniques, with a sample of 72 respondents. Data analysis technique used is the tool path analysis with SPSS 21.0 computer software. The results obtained in the study stated that the effect on the success of the entrepreneurial competencies of business 72.4 %. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that entrepreneurial competence has a positive influence on the success of the business.
Based on the results of research through path analysis found a significant effect of entrepreneurial competencies to business success in this study that these two variables have a significant effect either simultaneously or partially.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Rumusan Masalah ... 13
1.4 Tujuan Penelitian ... 13
1.5 Kegunaan Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.1.1 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 15
2.1.1.1 Kompetensi Kewirausahaan dalam kewirausahaan ... 15
2.1.1.2 Pengertian Kompetensi Kewirausahaan ... 18
2.1.1.3 Karakteristik Kompetensi Kewirausahaan ... 23
2.1.2 Konsep Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.2.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 31
2.1.2.3 Dimensi Keberhasilan Usaha ... 34
2.1.3 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha .... 31
2.1.4 Orisinilitas Penelitian ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 41
2.3 Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47
3.2 Metode Penelitian ... 48
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 48
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 50
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 58
3.2.4.1 Populasi ... 59
3.2.4.2 Sampel ... 60
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampling ... 62
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 65
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 65
3.2.6.2 Hasil Pengujian Realibilitas ... 71
3.2.7 Teknik Analisis Data ... 72
3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 73
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif Menggunakan Path Analysis ... 74
3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 85
4.2 Karakteristik Responden ... 88
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 90
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 90
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalam Usaha ... 91
4.3 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan ... 92
4.3.1 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Bisnis (Competency to Manage The Business) ... 93
4.3.2 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Sumber Daya Manusia (Competency to Manage Human Resources) ... 95
4.3.3 Dimensi Kompetensi untuk Mempromosikan Bisnis (Competency to Promote The Business) ... 98
4.3.4 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Penjualan (Competency to Manage Sales Efforts) ... 100
4.3.5 Dimensi Kompetensi untuk Membuat Catatan Bisnis (Competency to Keep Business Records) ... 102
4.3.6 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Keuangan (Competency to Manage The Finances) ... 104
4.3.7 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Kebijakan Kredit Pelanggan dan Penagihan (Competency to Manage Customer Credits and Collection) ... 106
4.3.8 Dimensi Kompetensi untuk Melindungi Bisnis (Competency to Protect the Business) ... 109
4.3.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan ... 111
4.4.1 Dimensi Laba (profitability) ... 115
4.4.2 Dimensi Produktivitas dan Efisiensi ... 117
4.4.3 Dimensi Daya Saing ... 119
4.4.4 Dimensi Kompetensi dan Etika Usaha ... 122
4.4.5 Dimensi Terbangunnya Citra Baik ... 124
4.4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Keberhasilan Usaha ... 126
4.5 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 129
4.5.1 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Secara Simultan ... 129
4.5.2 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Secara Parsial ... 130
4.6 Pembahasan ... 137
4.6.1 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan ... 137
4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha ... 139
4.6.3 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha . 142 4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 143
4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 143
4.7.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 145
4.8 Implikasi Hasil Penelitian Kompetensi Kewirausahaan terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 148
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 151
5.2 Rekomendasi ... 153
DAFTAR TABEL
No
Tabel Nama Tabel Halaman
1.1 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas... 2
1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 ……... 5
1.3 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Produksi Utama Dirinci Per Kecamatan Tahun 2012 ... 6
1.4 Perkembangan Industri Genteng Jatiwangi Kabupaten Majalengka ... 7
1.5 Unit usaha, Tenaga Kerja, Jumlah Produksi, Nilai Produksi Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Tahun 2010-2012... 8
2.1 Orisinilitas Penelitian ... 38
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 51
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 58
3.3 Hasil Pengujian Validitas Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 67
3.4 Hasil Pengujian Validitas Keberhasilan Usaha (Y) ... 69
3.5 Hasil Pengujian Realibilitas ... 72
3.6 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 74
3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 84
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 89
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………... 90
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 91
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 92
4.5 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Bisnis (Competency to Manage The Business) ... 93
4.6 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Sumber Daya Manusia (Competency to Manage Human Resources) ………... 96
4.7 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mempromosikan Bisnis (Competency to Promote The Business) …………... 98
4.8 Tanggapan Responden terhadap kompetensi untuk Mengelola Penjualan (Competency to Manage Sales Efforts) ... 100
No
Tabel Nama Tabel Halaman
4.10 Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Untuk Mengelola
Keuangan (Competency to Manage The Finances) ………... 105
4.11 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Kebijakan Kredit Pelanggan dan Penagihan (Competency to Manage Customer
Credits and Collection) ………...………... 107
4.12 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Melindungi Bisnis
(Competency to Protect The Business) ………... 109
4.13 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel
Kompetensi Kewirausahaan ………... 111
4.14 Tanggapan Respoden terhadap Laba Perusahaan (Profitability) ………... 115
4.15 Tanggapan Respoden terhadap Pencapaian Produktivitas dan Efisiensi
Perusahaan ……….. 117
4.16 Tanggapan Respoden terhadap Daya Saing ………... 120
4.17 Tanggapan Respoden terhadap Kompetensi dan Etika Usaha …………... 122
4.18 Tanggapan Respoden terhadap Terbangunnya Citra Baik ………. 125
4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel
Keberhasilan Usaha ……… 127
4.20 Pengujian Secara Simultan ... 130
4.21 Matriks Korelasi Antara Kompetensi Kewirausahaan (X) dengan
keberhasilan Usaha (Y) ……….. 131
4.22 Pengujian Parsial... 134
4.23 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
dari Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha………… 135
4.24 Hasil Rekapitulasi Dimensi Kompetensi Kewirausahaan ……….. 137
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar Judul Gambar Halaman
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia………... 1
1.2 Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2013 (q-to q) ... 3
1.3 Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2013 (q-to-q)... 4
1.4 Rata-rata Laba Per Bulan Setiap Perusahaan di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Tahun 2010-2012 ………... 9
2.1 Skema Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Suatu Usaha ……….……... 32
2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha …... 45
2.3 Paradigma Penelitian Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha ... 46
3.1 Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y ... 75
3.2 Diagram Jalur Hipotesis ... 76
3.3 Diagram Jalur Substruktur Hipotesis ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Koding Karakteristik Responden Penelitian
Lampiran 3 Koding Variabel X (Kompetensi Kewirausahaan)
Lampiran 4 Koding Variabel Y (Keberhasilan Usaha)
Lampiran 5 Daftar R Product Moment
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X (Kompetensi Kewirausahaan)
Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Keberhasilan Usaha)
Lampiran 8 Daerah Kontinum Variabel X dan Y
Lampiran 9 Daftar Distribusi Tabel T
Lampiran 10 Daftar Distribusi Tabel F
Lampiran 11 Perhitungan F tabel dan T tabel Melalui SPSS 21.0
Lampiran 12 Pengujian Path Analysis pada Responden
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
Lampiran 14 Berita Acara Perbaikan
Lampiran 15 Rekapitulasi Bimbingan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan
perekonomin Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif,
utamanya bila mampu mempertahankan pertumbuhan investasi. Sektor industri
selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia, karena sebagian besar jumlah penduduknya
berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha.
Keterangan: *Proyeksi
Sumber: www.indonesiafinancetoday.com diakses pada 28 April 2013, 19:15 WIB
GAMBAR 1.1
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Berdasarkan Gambar 1.1 kondisi perekonomian Indonesia pada tahun
2012 mencapai 6,3 persen turun 0,2 persen dari tahun 2011 yang mencapai angka
6,5 persen. Sedangkan Badan Pusat Statistik Indonesia memperkirakan
pertumbuhan ekonomi indonesia akan kembali naik pada tahun 2013.
5,6 5,8 6 6,2 6,4 6,6 6,8 7
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu Negara berkembang
adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan
kerja, pemerataan pendapatan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
Salah satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah
pembangunan di sektor industri yang merupakan usaha jangka panjang untuk
memperbaiki struktur ekonomi dan menyeimbangkan antara industri dan
pertanian.
Sektor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar untuk
meningkatkan perekonomian indonesia. Maka pemerintah terus berusaha
meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
TABEL 1.1
LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS (KUMULATIF)
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012
% % %
1 Makanan, Minuman dan Tembakau 2,7805 9,1884 8,1857 2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 1,7667 7,5181 1,4145 3 Brg. Kayu & Hasil hutan lainnya -3,4670 0,3497 -0,8573
4 Kertas dan Barang cetakan 1,6695 1,4958 0,4987
5 Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4,7009 3,9508 9,1917
6 Semen & Barang galian bukan
logam 2,1793 7,1883 6,1073
7 Logam Dasar Besi & Baja 2,3838 13,0567 5,5737 8 Alat Angk., Mesin & Peralatannya 10,3802 6,9999 6,2255
9 Barang Lainnya 3,0026 1,8244 4,2099
Pertumbuhan Industri Pengolahan
Non Migas 5,1165 6,8270 6,1265
Pertumbuhan PDB 6,1954 6,4570 6,3077
Sumber: Statistik Industri Kementrian Perindustrian
Tabel 1.1 menunjukan pertumbuhan industri pengolahan non migas tahun
2011 yaitu sebesar 6,82 persen. Sedangkan penurunan pertumbuhan industri
pengolahan non migas ini mengakibatkan pertumbuhan PDB mengalami
penurunan pada tahun 2012 yaitu menjadi 6,3 persen dibandingkan tahun 2011
yaitu sebesar 6,45 persen. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah harus terus
berupaya untuk meningkatkan kembali industri pengolahan sehingga industri
pengolahan mampu untuk mengalami pertumbuhan positif.
GAMBAR 1.2
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA BARAT
DAN NASIONAL TAHUN 2013 (q-to-q)
Berdasarkan Gambar 1.2 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar
dan sedang di Jawa Barat naik sebesar 0,31 persen, di tingkat nasional pada
triwulan I tahun 2013 (q-to-q) ini mengalami penurunan produksi sebesar -2,25
persen. Penurunan pada triwulan I ini jauh dibawah triwulan sebelumnya yang
mengalami pertumbuhan sebesar 7,65 persen, dimana pada saat yang sama
produksi Jawa barat hanya tumbuh 0,64 persen. Hal ini menunjukan industri
manufaktur besar dan sedang di Jawa Barat perlu diperhatikan sehingga mampu
untuk mengalami pertumbuhan kembali.
GAMBAR 1.3
PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL PROVINSI JAWA BARAT DAN NASIONAL TAHUN
2013 (q-to-q)
Berdasarkan Gambar 1.3 produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK)
mengalami kenaikan pada triwulan I (q-to-q) tahun 2013 sebesar 1,74 persen,
sedangkan Jawa Barat mengalami pertumbuhan lebih tinggi yaitu sebesar 4,78
persen. Secara year on year triwulan I tahun 2013 dibandingkan periode yang
sama tahun 2012 produksi IMK nasional naik sebesar 4,84 persen sesuai dengan
kenaikan produksi Jawa Barat sebesar 6,09 persen. Hal tersebut menunjukan
bahwa perindustrian khususnya untuk mikro dan kecil baik nasional maupun
Provinsi Jawa Barat dalam kondisi pertumubuhan yang baik.
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat
yang sedang mengembangkan kawasan industri. Sektor industri memegang
peranan yang sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu
daerah, karena sektor ini selain dapat meningkatkan nilai tambah juga sangat
besar peranannya dalam penyerapan tenaga kerja.
Angka pencari kerja di Kabupaten Majalengka selama tahun 2012 cukup
kuning di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)
Kabupaten Majalengka. Selama tahun 2012 lalu, dinas telah mengeluarkan
sebanyak 15.608 lembar kartu kuning. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan
permintaan Kartu Kuning tahun 2011 yang hanya mencapai angka di kisaran 12
ribu lembar saja. (Sumber: www.daerah.sindonews.com diakses tanggal 26
Februari 2013, 19:34 WIB)
TABEL 1.2
DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU
TAHUN 2010-2012
Lapangan usaha 2010 2011 2012**
(1) (2) (3) (4)
1 Pertanian 33,52 32,83 33,53
2 Pertambangan dan penggalian 3,17 3,21 3,21
3 Industri Pengolahan 15,58 15,58 14,89
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,50 0,51 0,51
5 Bangunan 4,12 4,34 4,34
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,03 18,54 18,54
7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,98 5,86 5,86
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,13 4,10 4,10
9 Jasa-jasa 14,95 15,02 15,02
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00
Keterangan: **Angka Sementara
Sumber: BPS, Majalengka Dalam Angka 2012
PDRB Kabupaten Majalengka yang terdapat pada Tabel 1.2 menunjukan
bahwa sektor industri pada tahun 2012 mempunyai peranan sebesar 14,88 persen
dan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,58
persen. Peranan sektor industri masih menempati urutan ketiga setelah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 18,54 persen. Sektor pertanian
merupakan penyumbang terbesar pada PDRB Kabupaten Majalengka yaitu
sebesar 33,53 persen. Tabel 1.2 menunjukan Kabupaten Majalengka merupakan
argo industri dan industri manufaktur sehingga keseimbangan pembangunan
industri dan pertanian dapat berjalan baik.
TABEL 1.3
BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT PRODUKSI UTAMA DIRINCI PER KECAMATAN
TAHUN 2012**
No Kecamatan
Produksi utama P a k a ia n M a k a n a n G en te n g J a ri n g a n L is tr ik B u b u k P la st ik B o la S a p u i ju k K er a n ja n g R o ta n L a in n y a
1 Lemahsugih
2 Bantarujeg 1
3 Malausma 1
4 Cikijing 9 1
5 Cingambul
6 Talaga
7 Banjaran 8 Argapura
9 Maja 1
10 Majalengka 1
11 Cigasong 2
12 Sukahaji 11 2
13 Sindang 14 Rajagaluh
15 Sindangwangi 9 1
16 Leuwimunding 4
17 Palasah 5
18 Jatiwangi 1 254 1 1
19 Dawuan 1 62
20 Kasokandel 27 1
21 Panyingkiran 1 1
22 Kadipaten 1
23 Kertajati 6
24 Jatitujuh 1 1
25 Ligung 23
26 Sumberjaya 3 1
Kab. Majalengka 15 7 384 1 3 1 2 14 7
Keterangan: **Angka Sementara
Sumber: Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS Kab. Majalengka
Berdasarkan Tabel 1.3 tahun 2012 jumlah industri besar di Kabupaten
Majalengka sebanyak 10 perusahaan dengan 4.582 orang tenaga kerja yang
terserap sebanyak 15.104 orang. Apabila dilihat dari jenis produksinya, industri
besar/sedang yang berada di Kabupaten Majalengka 88,48 persen merupakan
industri genteng. (Sumber: Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS
Kab. Majalengka)
TABEL 1.4
PERKEMBANGAN INDUSTRI GENTENG JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2012
No Kecamatan Tahun
2010 2011 2012
1 Cigasong 2 2 2
2 Sukahaji 11 11 11
3 Palasah 6 5 5
4 Jatiwangi 251 254 254
5 Dawuan 56 62 62
6 Kasokandel 33 27 27
7 Ligung 21 23 23
8 Sumberjaya 1 - -
Kab. Majalengka 341 384 384 Sumber: Data diolah dari Stat. Produksi BPS Kab. Majalengka
Tabel 1.4 menunjukan terjadi pertumbuhan pada jumlah unit usaha
genteng di Kabupaten majalengka, pada tahun 2010 sebanyak 341 unit usaha dan
pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan menjadi 384 dan pada tahun 2012
industri genteng Kabupaten Majalengka tidak mengalami pertumbuhan dan
penurunan dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini menunjukan perlu
dikembangkan kembali industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka
sehingga mampu terus menjadi sektor industri unggulan untuk meningkatkan
perekonomian di Kabupaten Majalengka dan terus mampu menjadi unggulan
untuk sektor industri genteng dari tanah liat di Indonesia.
Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka merupakan kecamatan yang
dikenal sebagai sentra industri genteng dengan 254 unit usaha. Genteng hasil
Perkembangan industri genteng di Kecamatan Jatiwangi didukung oleh
tersedianya bahan baku tanah liat yang ada di sekitar wilayah Kecamatan
Jatiwangi. Selain itu karena adanya keterampilan penduduk dalam membuat
genteng.
TABEL 1.5
UNIT USAHA, TENAGA KERJA, JUMLAH PRODUKSI, NILAI PRODUKSI INDUSTRI GENTENG JATIWANGI
KECAMATAN JATIWANGI TAHUN 2010-2012
Tahun Unit Usaha (Unit)
Tenaga Kerja (Orang)
Jumlah Produksi (Unit)
Nilai Produksi (Ribu rupiah)
2010 251 8785 84.055.000 58.838.500
2011 254 9.053 85.060.000 59.542.000
2012 254 8988 84.473.000 59.131.100
Sumber: Data diolah 2013
Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukan penurunan industri genteng jatiwangi
di Kecamatan Jatiwangi. Penururan tersebut terjadi pada berbagai sektor di
industri genteng tersebut. Tenaga kerja pada tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi 8988 tenaga kerja dibandingkan tahun 2011. Hal ini dikarenakan citra
baik akan industri genteng jatiwangi semakin menurun sehingga minat kerja pada
kalangan usia remaja untuk bekerja di pabrik genteng semakin menurun. Hal
tersebut menyebabkan pengusaha kesulitan untuk mencari tenaga kerja dan
mempertahankan tenaga kerja yang ada pada perusahaan.
Sejumlah pengusaha genteng di Kabupaten Majalengka mengaku kesulitan
untuk merekrut karyawan di pabrik miliknya. Pasalnya, para karyawan yang ada,
seiring memasuki musim tanam, mereka memilih untuk berganti menjadi buruh di
sawah. (Sumber: http://ekbis.sindonews.com diakses tanggal 28 Februari 2013,
Berdasarkan Tabel 1.5 jumlah produksi pada tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 84.473.000 dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukan
tingkat produktivitas pada industri genteng jatiwangi mengalami penurunan.
Penurunan produktivitas terjadi dikarenakan pengusaha kurang memperhatikan
tingkat efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menyebabkan penuruan
pada produktivitas perusahaan di industri genteng jatiwangi. Nilai produksi
mengalami penurunan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Pengusaha
menyatakan penurunan nilai produksi tersebut dapat mempengaruhi pencapaian
laba yang didapatkan oleh perusahaan di industri genteng jatiwangi.
Sumber: Data diolah dari Pra Penelitian
GAMBAR 1.4
RATA-RATA LABA PER BULAN SETIAP PERUSAHAAN DI INDUSTRI GENTENG JATIWANGI KECAMATAN JATIWANGI
TAHUN 2010-2012
Berdasarkan Gambar 1.4 rata-rata laba per bulan setiap perusahaan
genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi mengalami penurunan, pada tahun 2012
hanya mencapai Rp. 20.782.153,- sedangkan pencapaian laba perusahaan setiap
Rp20.000.000 Rp20.500.000 Rp21.000.000 Rp21.500.000 Rp22.000.000 Rp22.500.000 Rp23.000.000
bulannya pada tahun 2011 mencapai Rp. 21.323.391,- dan pada tahun 2010
mencapai Rp. 22.193.113,- setiap bulannya. Hal ini menunjukan keberhasilan
usaha dalam hal pencapaian laba pada industri genteng di Kecamatan Jatiwangi
Kabupaten Majalengka mengalami penurunan.
Menurut Rue dan Byars dalam Riyanti (2003:24), keberhasilan usaha
dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi.
Sebagian besar keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh faktor wirausaha.
Keberhasilan usaha dapat dinilai ketika suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan organisasi. Tujuan perusahaan salah satunya adalah
dengan peningkatan produktivitas usaha. Kemampuan wirausaha untuk
meningkatkan produktivitas usaha untuk mencapai keberhasilan tidak lepas dari
kompetensi atau kemampuan yang mereka miliki.
Menurut Zimmerer yang dikutip oleh Tunchalong Rungwitoo (2012:247)
menyatakan bahwa:
Entrepreneurs should posses the knowledge with respect to these six guidelines: (1) knowing the business in depth,(2) developing a solid business plan, (3) managing financial resources, (4) understanding financial statement, (5) learning to manage people effectively, (6) monitoring constantly.”seorang wirausaha harus memiliki 6 kompetensi yaitu: (1) mengetahui bisnis, (2) membuat rencana bisnis, (3) mengendalikan keuangan perusahaan, (4) memahami pengelolaan keuangan, (5) mengetahui cara mengorganisasikan manajemen sumber daya manusia, (6) mampu mengontrol perusahaan.
Berdasarkan fenomena-fenomena diatas menunjukan suatu hambatan
dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu menurunnya tenaga kerja, menurunnya
jumlah produksi, dan menurunnya nilai produksi pada industri. Kompetensi
usahanya untuk mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan usaha para
pengusaha genteng jatiwangi harus menerapkan kompetensi-kompetensi
kewirausahaan yang ada.
Berdasarkan data-data dan permasalahan di atas maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang usaha untuk meningkatkan keberhasilan usaha pada
industri genteng jatiwangi. Banyak sekali yang dapat dijadikan pendorong
peningkatan keberhasilan pada sentra industri, namun dalam penelitian ini penulis
hanya akan membahas mengenai “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan
terhadap Keberhasilan Usaha” Disini penulis mencoba meneliti apakah benar
kompetensi kewirausahaan dapat berpengaruh pada keberhasilan usaha pada
perusahaan genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.
1.2 Identifikasi Masalah
Sektor industri selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai
peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, karena sebagian
besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha
baik di sektor tradisional maupun modern.
Kabupaten Majalengka merupakan penghasil genteng dari tanah liat
terbesar di Indonesia. Jumlah perusahaan penghasil genteng dari tanah liat di
Kabupaten Majalengka sebanyak 384 unit usaha pada tahun 2012 atau sebesar
63,68% dari seluruh perusahaan genteng dari tanah liat yang berada di Indonesia.
Kecamatan Jatiwangi merupakan kecamatan yang dikenal sebagai sentra industri
Jatiwangi didukung oleh tersedianya bahan baku tanah liat yang ada di sekitar
wilayah Kecamatan Jatiwangi.
Keberhasilan usaha dari industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten
Majalengka mengalami penurunan pada tahun 2012. Hal ini dapat terlihat dari
menurunnya tenaga dibandingkan tahun 2011, penurunan jumlah tenaga kerja
tersebut dapat terlihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun 2012
menjadi 8988 tenaga kerja dibandingkan tahun 2011 yaitu sebanyak 9.053 tenaga
kerja yang terserap. Selain kemampuan menyerap tenaga kerja yang menurun,
jumlah produksi pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi
84.473.000 dibandingkan tahun 2011 sebanyak 85.060.000 unit genteng. Selain
tenaga kerja dan jumlah produksi yang menurun, nilai produksi industri genteng
Kecamatan Jatiwangi kembali mengalami penurunan pada tahun 2012
dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukan keberhasilan usaha pada industri
genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengalami penurunan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, pengusaha di
industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka perlu memiliki kompetensi
kewirausahaan yang dapat mendukung ke arah kesuksesan sehingga keberhasilan
usaha dapat tercapai secara maksimal.
Maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah ke
dalam tema sentral adalah:
produktivitas dan penurunan laba perusahaan. Sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan usaha pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka diperlukan perbaikan pada kompetensi kewirausahaan yang ada pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabuaten Majalengka. Maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi kewirausahaan dalam kaitannya mencapai keberhasilan usaha.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah untuk diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kompetensi kewirausahaan pada pengusaha di industri
genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka
2. Bagaimana gambaran keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng
jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka
3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap pencapaian
keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi
yang berhubungan dengan kompetensi kewirausahaan pada pengusaha terhadap
keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka dengan tujuan untuk memperoleh temuan
mengenai:
1. Untuk mengetahui gambaran kompetensi kewirausahaan pada pengusaha di
2. Untuk mengetahui gambaran keberhasilan usaha pada industri genteng
jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap
pencapaian keberhasilan usaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Ekonomi, khususnya pada bidang
kewirausahaan.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis (guna laksana) yaitu sumbangan pemikiran bagi para pengusaha di
industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dalam
peningkatan keberhasilan usaha.
3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan
sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
selanjutnya tentang keberhasilan usaha, karena masih banyak faktor-faktor
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai
variabel bebas (independent variable) yaitu Kompetensi Kewirausahaan yang
terdiri dari competency to manage the business, competency to manage human
resources, competency to promote the business, competency to manage sales
efforts, competency to keep business records, competency to manage the finances,
competency to manage customer credits and collection, dan competency to
protect the business. Masalah penelitian yang merupakan variabel terikat
(dependent variable) yaitu keberhasilan usaha yang terdiri dari laba
(profitability), produktivitas dan efisiensi, daya saing, kompetensi dan etika usaha,
dan terbangunnya citra baik.
Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengusaha di
industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Oleh
karena itu akan diteliti pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap
Keberhasilan usaha pada industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten
Majalengka.
Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali
sectional. Menurut Asep Hermawan (2009:19) “penelitian “Cross-Sectional”
seringkali disebut penelitian sekali bidik (“One Snapshot”), merupakan penelitian
yang pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu.”
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk
mengetahui gambaran mengenai konsep kompetensi kewirausahaan terhadap
keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten
Majalengka. Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang
penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono
(2010:11) menyatakan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungan antara satu
dengan variabel yang lain”. Sedangkan menurut Asep Hermawan (2009:16)
menyatakan bahwa “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan
suatu karakteristik tertentu dari suatu fenomena.”
Sedangkan Penelitian verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan
data di lapangan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8) “Penelitian verifikatif
pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan, dimana pengujian hipotesis tersebut
Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Explanatory
Survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:
Explanatory survey dilakukan untuk mengekplorasi siatuasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.
Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode
ini adalah informasi dari sebagian populasi yang dikumpulkan dengan tujuan
untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang
diteliti. Menurut Maholtra (2009:98) “Explanatory Survey ini bertujuan untuk
mengeksplorasi atau meneliti melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman.” Sedangkan Asep Hermawan (2009:173) menyatakan
bahwa “survei merupakan prosedur penelitian untuk mengumpulkan data mentah
(raw data) dalam jumlah besar dengan menggunakan kuisioner dan wawancara.”
Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Riduwan (2012:49) yang dimaksud
dengan penelitian survei adalah:
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kajadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kompetensi kewirausahaan.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keberhasilan usaha.
Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel) yaitu
kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari competency to manage the business
atau kompetensi untuk mengelola bisnis, competency to manage human resources
atau kompetensi untuk mengelola sumber daya manusia, competency to promote
the business atau kompetensi untuk mempromosikan bisnis, competency to
manage sales efforts atau kompetensi untuk mengelola penjualan, competency to
keep business records atau kompetensi untuk membuat catatan bisnis, competency
to manage the finances atau kompetensi untuk mengelola keuangan, competency
to manage customer credits and collection atau kompetensi untuk mengelola
kebijakan kredit pelanggan dan penagihan, competency to protect the business
atau kompetensi untuk melindungi bisnis. Sedangkan variabel terikat (dependent
produktivitas dan efisiensi, daya saing, kompetensi dan etika usaha, dan
[image:32.595.76.565.183.761.2]terbangunnya citra baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONAL VARIABEL
VARIABEL SUB
VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM Variabel (X) Kompetensi Kewirausaha an “Entrepreneurial competencies are defined as underlying characteristics such as generic and specific knowledge, motivies, traits, self-images, social roles and skill which result in birth of venture, its survival, and/or growth.” (S. Anil Kumar, 2008:80) competency
to manage the business (X1)
Kompetensi yang dimiliki seorang wirausaha untuk merencanakan tujuan dan sasaran bisnis, mengelola dan mengembangkan struktur bisnis, mengelola prosedur bisnis. (S. Anil Kumar, 2008:84) Perencanaan tujuan dan sasaran bisnis • Tingkat pengetahuan tentang perencanaan tujuan bisnis dan sasaran bisnis
Interval 1
Prosedur pengelolaan bisnis • Tingkat pengetahuan cara-cara pengelolaan bisnis yang baik
Interval 2
Pengelolaan dan pengembanga n struktur bisnis • Tingkat kemampuan dalam pengelolaan bisnis
Interval 3
competency to manage human resources (X2)
Kompetensi yang dimiliki seorang wirausaha untuk menetukan posisi pekerjaan untuk Perkembanga n karyawan • Tingkat pengetahuan kondisi dan perkembangan karyawan
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM karyawan, memberikan pelatihan kepada karyawan, mengetahui perkembangan karyawan, mengevaluasi karyawan, bekerja sama menyelesaikan masalah. (S. Anil Kumar, 2008:84) Penilaian karyawan •Tingkat kemampuan penilaian terhadap kinerja karyawan
Interval 5
Bekerja sama menyelesaika n masalah •Tingkat kemampuan bekerja sama penyelesaian masalah
Interval 6
competency to promote the business (X3)
Kompetensi untuk mempromosikan bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu membuat rencana promosi bisnis jangka panjang, mampu menggambarkan teknik yang digunakan untuk mempersiapkan iklan dan promosi, mampu menganalisis kegiatan promosi yang kompetitif, mampu mengevaluasi efektivitas promosi, (S. Anil Kumar, 2008:84) Teknik persiapan iklan dan promosi • Tingkat frekuensi promosi yang dilakukan pada produk yang dihasilkan
Interval 7
Penilaian efektivitas promosi • Tingkat kemampuan mengevaluasi efektivitas promosi
Interval 8
• Tingkat pengetahuan dalam memperkirakan permintaan pelanggan
Interval 9
competency to manage sales efforts (X4)
Kompetensi untuk mengelola penjualan usaha diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha Pengembang an rencana penjualan bisnis • Tingkat kemampuan dalam merencanakan penjualan
Interval 10
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM tersebut mampu mengembangkan rencana penjualan bisnis, mampu mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk melayani pelanggan, dan mampu mengembangkan rencana pelatihan untuk para sales penjualan. (S. Anil Kumar, 2008:85) an kebijakan dan prosedur untuk melayani pelanggan kemampuan dalam mengelola penjualan • Tingkat kemampuan melakukan evaluasi terhadap penjualan
Interval 12
competency to keep business records (X5)
Kompetensi untuk membuat catatan bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu menggambarkan pembukuan, mampu memilih jenis catatan, jurnal dan buku besar yang akan digunakan dalam bisnis, dan mampu mengevaluasi catatan bisnis. (S. Anil Kumar, 2008:86) Penggambara n pembukuan • Tingkat kemampuan merencanakan pembukuan perusahaan
Interval 13
Pemilihan jenis catatan, jurnal dan buku besar • Tingkat frekuensi pencatatan untuk setiap pembelian yang dilakukan perusahaan
Interval 14
Penilaian catatan bisnis • Tingkat kemampuan mengevaluasi catatan bisnis
Interval 15
competency to manage the finances (X6)
Kompetensi untuk mengelola keuangan diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu menganalisis masalah dalam pengelolaan Persiapan laporan keuangan • Tingkat kemampuan persiapan laporan keuangan
Interval 16
Penganalisaa n rasio manajemen keuangan • Tingkat frekuensi pengaturan biaya yang dikeluarkan
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM keuangan, mampu menjelaskan bagaimana mempersiapkan laporan keuangan, dan mampu menganalisis rasio manajemen keuangan. (S. Anil Kumar, 2008:86) untuk kegiatan distribusi barang • Tingkat frekuensi pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi barang
Interval 18
competency to manage customer credits and collection (X7)
Kompetensi untuk mengelola kredit pelanggan dan pengumpulan diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu mengembangkan berbagai kredit dan kebijakan penagihan, mampu mengelola informasi, sumber daya dan sistem yang berlaku untuk prosedur kredit dan penagihan. (S. Anil Kumar, 2008:87)
Pengembang an kredit dan kebijakan penagihan • Tingkat frekuensi dalam memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan
Interval 19
Persiapan rencana promosi kredit • Tingkat kemampuan dalam menyusun berbagai kebijakan kredit bagi pelanggan
Interval 20
Pengetahuan tentang informasi, sumber daya dan sistem prosedur kredit dan penagihan • Tingkat kemampuan dalam mengevaluasi program kredit dan kebijakan penagihan
Interval 21
competency to protect the business (X8)
Kompetensi untuk melindungi bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu mempersiapkan kebijakan perusahaan, mampu untuk melakukan perlindungan Persiapan kebijakan perusahaan
• Tingkat Usaha anda dalam menciptakan ide-ide atau gagasan baru guna memajukan usaha
Interval 22
Perlindungan bisnis • Tingkat kemampuan melakukan perlindungan
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM bisnis, mampu memberikan solusi pada kendala dalam bisnis.
(S. Anil Kumar, 2008:87) terhadap bisnis Penyelesaian kendala bisnis • Tingkat kemampuan pemberian solusi pada kendala dalam bisnis
Interval 24
Variabel (Y) Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. (Henry Faizal Noor, 2007:397) Laba (Profitabilit y)
(Y1)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis.
Pendapatan suatu perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksinya. (Henry Faizal Noor, 2007:397) Pencapaian target laba usaha • Tingkat pencapaian laba perusahaan
Interval 25
Perkembanga n laba perusahaan •Tingkat perkembangan pencapaian laba perusahaan
Interval 26
Pencapaian target volume penjualan •Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan laba perusahaan
Interval 27
•Tingkat pencapaian target volume penjualan perusahaan
Interval 28
Produktivita s dan Efisiensi (Y2)
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. (Henry Faizal Noor, 2007:398) Pencapaian produktivitas perusahaan •Tingkat pencapaian produktivitas perusahaan
Interval 29
Perkembanga n produktivitas perusahaan •Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan produktivitas yang dihasilkan
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO
ITEM
Efisiensi •Tingkat pencapaian efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan
Interval 31
•Tingkat pencapaian efisiensi pengelolaan aset produksi perusahaan
Interval 32
Daya saing (Y3)
Daya saing adalah kemampuan atau ketangghuan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen.Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. (Henry Faizal Noor, 2007:400) Kemampuan bersaing perusahaan •Tingkat keunggulan bersaing dengan perusahaan lain
Interval 33
•Tingkat keunggulan produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk yang dihasilkan pesaing
Interval 34
Kesesuaian •Tingkat pencapaian kebutuhan pelanggan
Interval 35
•Tingkat pencapaian pemenuhan keinginan pelanggan
Interval 36
Kompetensi dan Etika Usaha (Y4)
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif meupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan Kesesuian kompetensi •Tingkat pencapaian kesesuaian kompetensi yang dimiliki
Interval 37
•Tingkat pencapaian target perusahaan mengenai kompetensi dan etika usaha yang dimiliki
VARIABEL SUB VARIABEL
KONSEP
VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA
NO ITEM zaman. (Henry Faizal Noor, 2007:401) Kesesuaian etika usaha •Tingkat pencapaian kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dengan kompetensi dan etika yang dimiliki perusahaan
Interval 39
•Tingkat penerimaan masyarakat mengenai etika usaha yang dimiliki
Interval 40
Terbangunn ya citra baik (Y5)
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal adalah amanah atau kepercayaan dari segenap orang yang ada dalam perusahaan dan trust external adalah timbulnya rasa amanah dari segenap stakeholder. (Henry Noor Faizal, 2007:407) Kepercayaan dari pihak internal perusahaan •Tingkat kepercayaan dari pihak internal perusahaan
Interval 41
Kepercayaan dari eksternal perusahaan atau stakeholder •Tingkat kepercayaan dari eksternal perusahaan atau stakeholder
Interval 42
•Tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen kepada kualitas pelayanan perusahaan
Interval 43
•Tingkat kepercayaan dari konsumen kepada produk yang dihasilkan perusahaan
Interval 44
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder. Asep Hermawan (2009:168) menyatakan bahwa:
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuisioner
yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan
dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei pada pengusaha
di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majaengka.
Maholtra (2009:120) mengungkapkan bahwa:
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapai, data ini dapat ditemukan dengan cepat dan tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian.
Menurut Riduwan (2012:69) menyatakan bahwa “pengambilan data yang
dihimpun langsung oleh peneliti disebut primer, sedangkan apabila melalui tangan
kedua disebut sekunder.” Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam
[image:39.595.111.515.233.767.2]penelitian ini ditunjukan pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data Jenis Data Sumber Data
1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sekunder www.indonesiafinancetoday.co m
2 Laju pertumbuhan industri pengolahan non migas (kumulatif)
Sekunder Statistisk industri kementrian perindustrian
3 Perbandingan pertumbuhan produksi industri
No. Data Jenis Data Sumber Data manufaktur besar dan
sedang provinsi jawa barat dan nasional tahun 2013 (q-to-q)
4 Perbandingan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil provinsi jawa barat dan nasional tahun 2013 (q-to-q)
Sekunder Sumber: Berita Resmi Statistik Jawa Barat No.22/05/32/Th.XV
5 Distribusi persentase produk domestik regional bruto Kabupaten
Majalengka atas harga berlaku tahun 2010-2012
Sekunder BPS, Majalengka dalam angka 2012
6 Banyaknya perusahaan industri besar dan sedang menurut produksi utama dirinci per kecamatan tahun 2012
Sekunder Stat. produksi (survei industri besar/sedang) BPS Kab. Majalengka
6 Perkembangan industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2009-2012
Sekunder Stat. produksi BPS Kab. Majalengka
7 Unit usaha, tenaga kerja, jumlah produksi, nilai produksi industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi tahun 2010-2012
Sekunder Dinas Perindustrian dan Perdangan Kab. Majalengka
8 Tanggapan responden terhadap kompetensi kewirausahaan industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi
Primer Responden
9 Tanggapan responden terhadap keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi
Primer Responden
Sumber: Hasil Pengolahan Data
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.4.1Populasi
Populasi adalah sejumlah objek yang dapat dijadikan sumber penelitian.
atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Riduwan (2012:54) menjelaskan bahwa “populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
batasan populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi
terbatas. Menurut Riduwan (2012:55) “Populasi terbatas adalah populasi yang
mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat
dihitung jumlahnya.” Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam
penelitian ini adalah Pengusaha di Industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka sebanyak 254 (Sumber: Stat. produksi BPS
Kab. Majalengka tahun 2012)
3.2.4.2Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Riduwan (2012:55)
menyatakan bahwa:
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal
ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
2. Keterbatasan Tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia
Oleh karena itu diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi
yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain
yang tidak diteliti.
Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan di atas, maka sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian,
yaitu sebagian pengusaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi
Kabupaten Majalengka.
Untuk menetukan ukuran sampel digunakan rumus dari Taro Yamane
yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2012:44), yaitu ukuran
sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan persentase
kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang
masih ditolerir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah
sebesar 10% adapun rumusnya adalah:
n=
.
Keterangan:
n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d= Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk penelitian
n =
.
=
.( , )=
.( , )=
,=
71,75 ≈ 72 respondenBerdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini ditetapkan 72 responden.
3.2.4.3Teknik Penarikan Sampling
Sampel merupakan sebagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Riduwan (2012:56) menyatakan “karena tidak semua data dan
informasi akan diproses dan tidak semua data dan informasi akan cukup dengan
menggunakan sampel yang mewakilinya.” Hal ini menunjukan bahwa sampel
harus representatif dan dalam melakukan penelitian wajib mengerti tentang
ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam sampel.
Menurut Riduwan (2012:57) teknik penarikan sampel atau teknik
sampling adalah:
Suatu cara mengambil sample yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Menurut Sugiyono (2010:117) Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi
penelitian, penulis mengambil teknik simple random sampling atau pengambilan
adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak
tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.”
Teknik simple random sampling atau pengambilan sample secara acak
digunakan karena populasi dianggap homogen pada pengusaha di industri genteng
jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.
Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan menggunakan
teknik simple random sampling sebagai berikut :
1. Menentukan populasi dengan menginventarisasi pengusaha di industri
genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Dalam penelitian
ini populasi berjumlah, 254 pengusaha.
2. Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 72
responden (hasil perhitungan menggunakan rumus dari Taro Yamane).
3. Menentukan sampel yang dipilih dari populasi dengan cara memberi
nomor atau mencatat nama-nama pengusaha yang terdapat dalam populasi.
Kemudian kertas catatan-catatan tersebut digulung dan dimasukkan ke
dalam kotak. Selanjutnya dikocok sampai merata dan sejumlah diambil
sampel sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data mengacu pada cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Riduwan (2012:69) “metode
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data.” Untuk memperoleh data yang lengkap dalam
penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut:
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari kompetensi kewirausahaan
dan keberhasilan usaha
2. Angket dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan kepada
responden yaitu pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan
Jatiwangti Kabupaten Majalengka. Dalam kuisioner ini penulis
mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran
indikator variabel X (Kompetensi kewirausahaan) dan Variabel Y
(Keberhasilan usaha). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan
disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden
hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada
penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai
dengan skala interval.
Langkah-langkah penyebaran angket adalah sebagai berikut:
a. Menyusun daftar pertanyaan.
c. Penyebaran dilakukan dengan observasi langsung pada industri genteng
jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.
3. Studi literatur
Studi Literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang
diteliti yang terdiri dari Kompetensi Kewirausahaan dan Produktivitas usaha.
Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu a) Perpustakaan
UPI, Sekolah Manajemen Bisnis ITB, UNPAR b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi
dan bisnis d) Media cetak (majalah) e) Media Elektronik (internet).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, karena
data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk
hipotesis. Benar atau tidaknya sebuah data akan menentukan mutu hasil
penelitian. Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu Valid dan
Reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product
for Service Solutions) 21,0 for window.
3.2.6.1 Pengujian Validitas
Penelitian mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap
kompetensi kewirausahaan (X) ada pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha (Y),
dengan menafsirkan data yang terkumpul dari responden melalui angket.
Riduwan (2012:97) menyatakan bahwa “valid itu mengukur apa yang
hendak diukur (ketepatan).” Menurut Maholtra (2009:282) “The Validation of
scale may be defined as the extent to which differences in observed scale score
reflect true differences among on the characteristic being measured”. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan
fungsi ukuranya, atau memberikan hasil ukuran sesuai dengan makna dan tujuan
diadakannya tes tersebut.
Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuisioner
yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap
item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang
mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan
adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai
berikut:
∑ (∑ ) (∑ )
{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }
Sumber : Sugiyono (2010:255)
Keterangan:
r = Koefesien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor d