No.Daftar: 126/UN.40.7.D1/LT/2015
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Berry Lesmana 0803138
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)
Oleh Berry Lesmana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Berry Lesmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(SurveiTerhadap Para Pengusaha di Sentra IndustriTas Kebon Lega kota Bandung)
BERRY LESMANA
0803138
Disetujui dan disahkan oleh:
1. Pembimbing
Heny Hendrayati, S.IP.MM NIP. 197610112005012002
2. Ketua Program Studi
Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM
NIP. . 19720615 200312 1 001
Program StudiManajemen FakultasPendidikanEkonomidanBisnis
Berry Lesmana, 2015
ABSTRAK
Berry Lesmana (0803138), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung)” Di Bawah Bimbingan Ibu Heny Hendrayati, S.ip, M.M
Usaha kecil dan menengah sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang. Peranan sektor Industri kecil dan menengah yang besar terhadap perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu struktur perindustrian yang keberadaanya sering dianggap berkonotasi tradisional, modal yang rendah, skill yang rendah,dan kurang efisien.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui tentang gambaran kompetensi kewirausahaan para pengusaha, 2) Untuk mengetahui tentang gambaran keberhasilan usaha para pengusaha, 3) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha para pengusaha.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah Kompetensi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 53 Responden yang merupakan para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat Kompetensi dan tingkat keberhasilan usaha berada pada kategori sedang. Besarnya pengaruh Kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 42,1%.
Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha di Sentra Industri Pengolahan Tas Kebon Lega Bandung harus mengoptimalkan Kompetensi untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Karena Kompetensi memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.
Berry Lesmana, 2015
ABSTRACT
Berry Lesmana (0803138), "The Influence of entrepreneurship competency towards the business success (Survey On Entrepreneurs Of Bags Industry Center In Kebon Lega Bandung)" Under the Guidance Mrs. Heny Hendrayati, S. Ip, MM
Small and medium enterprises play an important role in the economic growth in a developing country. The role of small and medium industry sector greatly to the national economy, the reciprocation of the industry in Indonesia, who also affect economic growth in Indonesia. Small and Medium Enterprise (SME) is one of the industrial structure connotes that its existence is often considered traditional, low capital, low skills, and less efficient.
Based on this, the goal of this study is 1) To know about the image of the entrepreneur entrepreneurial competence, 2) To know about the image of successful business entrepreneurs, 3) To determine the effect of entrepreneurial competence to business success of entrepreneurs.
This type of research is descriptive and verification. With the method used is explanatory survey. Which became independent variable (X) is competency, while the dependent variable (Y) is the success of the business. The sample size is 53 respondents who were entrepreneurs in the Center of Bags Industry In Kebon Lega Bandung. Mechanical analysis using Pearson product moment correlation coefficient, and simple linear regression analysis.
The results showed that the level of competency and business success rate in middle category. The amount of influence entrepreneurial competency to business success is at 42.1%.
This shows that the entrepreneur in the Center of Bags Industry Kebon Lega Bandung should optimize competency to increase business success. Because competency has a positive influence on the success of the business.
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Abstract ... ii
Kata Pengantar ... iii
Ucapan Terima Kasih ... iv
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 9
1.4 Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 10
1.5.2 kegunaan Praktis ... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Industri ... 12
2.1.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 12
2.1.1.2 Klasifikasi dan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 14
2.1.2 Konsep Kewirausahaan ... 15
2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausahawan ... 15
2.1.2.2 Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan ... 18
2.1.3 Modal Insani Kewirausahaan ... 21
2.1.4 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 22
2.1.4.1 Pengertian kompetensi ... 22
Berry Lesmana, 2015
2.1.5 Konsep Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.5.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.5.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 31
2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha .... 34
2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 37
2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian ... 37
2.3 Hipotesis ... 41
BAB III: METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.3 Variabel Penelitian ... 43
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.5 Sumber Data ... 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 48
3.7.1 Populasi ... 48
3.7.2 Sampel ... 49
3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 50
3.8.1 Rancangan Analisis Data ... 50
3.8.2 Teknik Analisis Data ... 57
3.8.3 Uji Hipotesis ... 65
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Hasil Penelitian ... 67
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67
4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 69
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 69
Berry Lesmana, 2015
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan... 72
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 72
4.1.3.1 Dimensi Pengetahuan ... 73
4.1.3.2 Dimensi Keterampilan ... 77
4.1.3.3 Dimensi Kemampuan Individu ... 82
4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 85
4.1.4 Gambaran Umum Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 87
4.1.4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha 93 4.1.5 Hasil Pengujian Statistik ... 95
4.1.5.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 95
4.1.5.2 Koefisien Korelasi ... 97
4.1.5.3 Analisis Regresi Sederhana ... 98
4.1.5.4 Uji Hipotesis ... 101
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 102
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 107
... Daftar Pustaka ... xv
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR TABEL
1.1 PDRB Kota Bandung Tahun 2011-2013 ... 2
1.2 Potensi Sektor Industri Kota Bandung ... 4
1.3 Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega ... 6
2.1 Kriteria Usaha Micro Kecil dan Menegah ... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ... 36
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.2 Interprestasi Alternatif Jawaban Untuk Kompetensi Kewirausahaan ... 50
3.3 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 51
3.4 Pola Tabulasi Data Penelitian ... 51
3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi 53 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Inovasi (X) ... 54
3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Usaha (Y) ... 55
3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Inovasi dan Keberhasilan Usaha ... 57
3.9 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 58
3.10 Pola Rekapitulasi Data Penelitian ... 59
3.11 Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 60
3.12 Derajat Hubungan Antar Variabel ... 65
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 70
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 72
Berry Lesmana, 2015
4.7 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Dalam Mendelegasikan
Tugas Kepada Karyawan ... 74
4.8 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Keteladanan yang
Ditunjukan Kepada Karyawan ... 75
4.9 Tanggapan Pengusaha TentangTingkat Pengetahuan Dalam Mencari Peluang
... 75
4.10 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Pencatatan/Pembuuan
Keuangan ... 76
4.11 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Memasarkan Produk
... 76
4.12 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Dalam Mengatur Strategi
Usaha ... 78
4.13 Tanggapan Pengusaha Tentang keterampilan dalam memperhitungkan resiko
... 78
4.14 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam
menciptakan desain tas ... 79
4.15 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam mengatur
usaha ... 79
4.16 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat keterampilan dalam mengatur karyawan
... 80
4.17 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat kedekatan dengan karyawan ... 80
4.18 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Berkomunikasi Dengan
Konsumen ... 81
4.19 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Penguasaan Alat Dalam
Berry Lesmana, 2015
4.20 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat Kemampuan memberikan
motivasi kepada karyawan ... 83
4.21 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Untuk Memajukan Usaha . 83
4.22 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Menyelesaikan Pesanan Tepat
Waktu ... 84
4.23 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Pengawasan Seluruh Kegiatan
Usaha ... 84
4.24 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kenaikan Jumlah Modal Dalam 1 Tahun
Terakhir ... 88
4.25 Tanggapan Pengusaha Tentang Jumlah Pendapatan Dalam 1 Tahun Terakhir
... 88
4.26 Tanggapan Pengusaha Tentang Peningkatan Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir
... 89
4.27 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Penambahan Konsumen Baru Dalam 1
Tahun Terakhir ... 90
4.28 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Peningkatan produksi dibandingkan
tahun sebelumnya ... 90
4.29 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan Produk Baru Dalam 1
Tahun Terkhir ... 91
4.30 Tanggapan Pengusaha Tentang Kualitas Kerajinan Tas yang dihasilkan 92
4.31 Tanggapan Pengusaha Tentang Penambahan Jumlah Karyawan Dalam 1 Tahun
Terakhir ... 92
4.32 Output Korelasi ... 97
4.33 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi ... 98
Berry Lesmana, 2015
4.35 Output Koefisien Regresi ... 100
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR GAMBAR
2.1 Skema Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 40
2.3 Paradigma Penelitian ... 41
4.1 Daerah Kriterium Variabel Kompetensi (X) ... 87
4.2 Daerah Kriterium Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 95
Berry Lesmana, 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Kota Bandung dengan luas 167,67 km2 ini berpenduduk 2.483.977 jiwa
(Data BPS tahun 2013) memiliki potensi perekonomian luar biasa. Kota Bandung
memiliki potensi-potensi industri dan perdagangan yang cukup potensial untuk
dikembangkan agar lebih optimal sebagai sumber kesejahteraan rakyat.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Bandung juga dikenal dengan peran
dan fungsinya sebagai Pusat Pemerintahan, Kota Pendidikan, Kota Industri
Kreatif, Kota Pelayanan Jasa/Perdagangan, Kota Tujuan Wisata, dan Kota
Budaya. Maka, tak mengherankan pula bila perkembangan dan perubahan kota
sangat pesat.
Kota Bandung menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan
memanfaatkan secara optimal dan sinergis berbagai potensi dan daya tarik yang
dimiliki dalam era pasar bebas. Kota Bandung menjadi kota yang strategis dalam
memasok kebutuhan masyarakat provinsi jawabarat. Dampak positifnya adalah
ikut berkembangnya sentra-sentra industri di kota Bandung.
Dalam perekonomian Kota Bandung yang sedang berkembang, sektor
industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan untuk membantu
meningkatkan Perekonomian masyarakat. Beralihnya sektor agraris menjadi
sektor industri diharapkan dapat memberikan dampak perekonomian yang lebih
2
Berry Lesmana, 2015
di kota Bandung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang
menjadi indikator untuk menggambarkan keadaan perekonomian penduduk di
suatu wilayah/daerah.
Tabel 1.1
PDRB KOTA BANDUNG TAHUN 2011 - 2013
No Lapang Usaha
atas dasar harga berlaku(dalam Jutaan rupiah dan persen)
2011 % 2012 % 2013 %
22.482.061 23,51 25.062.739 22,55
28.074.055 21,56 5 perdagangan,hotel dan
restauran
39.436.088 41,25 46.304.473 41,67
55.212.099 42,40 6 pengangkutan dan
komunikasi
11.841.320 12,38 13.854.501 12,47
17.333.449 13,31
Sumber : BPS Kota Bandung
Dilihat dari tabel 1.1 industri pengolahan dan perdagangan merupakan
penyumbang terbesar untuk perekonomian Kota Bandung. Kontribusi industri
perdagangan merupakan yang terbesar memberikan 42,40 % untuk PDRB Kota
Bandung. Sedangkan Industri pengolahan memegang 21,56 % untuk PDRB di
3
Berry Lesmana, 2015
Berkembangnya sektor pedagangan memainkan peranan penting akan
pertumbuhan ekonomi Kota Bandung disamping terus berkembangnya sektor
industri pengolahan. Sektor Indutri pengolahan di Kota bandung seluruhnya
berasal dari subsektor non migas yang terdiri dari komoditi tekstil produk tekstil
(TPT), barang dari kulit dan alas kaki.
Kota Bandung sekarang ini menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi
industri Kreatif yang semakin berkembang. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha
yang sekarang ini sengaja memilih bisnis Factory Outlet (FO), Clothing Company
(CC), maupun Distro (distribution store).Tingginya kreativitas dan nilai seni yang
dimiliki masyarakat Bandung, menjadi modal utama bagi mereka untuk
mengembangkan sektor industri desain yang semakin tumbuh subur di daerah
tersebut. Melihat banyaknya peluang usaha kreatif yang terdapat di daerah
Bandung, tidaklah heran bila Kota Bandung menjadi gudangnya para pebisnis
kreatif dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut serta mendukung
pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional.
Sektor industri khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah
satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam perekonomian
nasional. Dengan ketersediaan Sumber daya manusia yang besar sektor IKM
seharusnya mampu memberikan dampak terhapat kesejahteraan masyarakat
khususnya di Kota Bandung.
Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk
impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung lagi
4
Berry Lesmana, 2015
dibutuhkan pengembangan usaha yang berdaya saing tinggi serta serangkaian
langkah strategis untuk tetap memperkuat prioritas kebutuhan dalam menggerakan
sektor riil.
Tabel 1.2
Potensi Sektor Industri Kota Bandung
Kriteria Unit usaha Tenaga Kerja
2012 2013 2012 2013
Industri Besar 146 152 10.281 10.605
Industri
Menengah 211 216 7.376 7.406
Industri Kecil 3.164 3.170 51.366 51.420
Industri Kecil
Non formal 12.266 6.328 43.321 20.572
JUMLAH 15.787 9.866 112.344 90.003
Sumber : BPS Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja di
Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan. Dapat dilihat kriteria
industri kecil menyerap tenaga kerja paling banyak 51.420 tenaga kerja dengan
jumlah unit usaha 3.170. Sedangkan dalam kriteria industri kecil non formal
terjadi pernurunan Unit usaha dari 12.266 menjadi 6.328 dan penyerapan tenaga
kerja dari 112.344 menjadi 90.003.
Hal ini menggambarkan tingginya daya saing yang mengakibatkan sulitnya
para pelaku usaha dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Selain itu
semakin bertambahnya produk impor menjadi ancaman terhadap pelaku usaha
dalam mengembangkan usahanya.
5
Berry Lesmana, 2015
kawasan sentra industri dan perdagangan yang sangat berpotensi memberikan
kontribusi ekonomi tinggi kawasan sentra industri dan perdagangan. Mengingat
Jumlah kawasan sentra industri di Kota Bandung sebenarnya berjumlah 30 sentra
industri. Kawasan ini memiliki potensi sebagai tempat ’wisata industri’ (Industrial
Tourism) di masa yang akan datang. Dimana pengunjung tidak hanya datang
untuk belanja, tapi juga dapat melihat secara langsung proses produksi sampai
terciptanya produk. Sentra dalam hal ini diartikan sebagai tempat alokasi usaha
tertentu yang menghasilkan produk yang relatif sama.
Sentra perdagangan dan industri di Kota Bandung merupakan asset
potensial dan keberadaannya diyakini bisa menunjang pertumbuhan
perekonomian kota dan mengatasi persoalan ketenagakerjaan. Oleh karenanya,
sebagai kawasan yang cukup lama dikenal masyarakat baik lokal, regional,
bahkan mancanegara, kawasan industri sekaligus kawasan wisata belanja di Kota
Bandung ini perlu ditingkatkan, dan harus memberikan kenyamanan.
Sentra Industri Tas kebon Lega Terletak dikomplek leuwisari, kecamatan
Bojongloa Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai jenis
tas. Macam-macam Tas yang diproduksi diantaranya Tas sekolah, Tas kerja,tas
laptop, Tas untuk sovenir dll. Sentra tas kebon lega berdekatan dengan sentra
Industri sepatu Cibaduyut yang lebih terkenal dan berkembang. Jika Cibaduyut
berada di sebelah Selatan Terminal Leuwi Panjang, maka Kebon Lega berada
berada di kawasan Leuwi Panjang.
Sebagian besar tas yang diproduksi digunakan untuk mencukupi pasar luar
6
Berry Lesmana, 2015
Selaian dipasarkan secara langsung, para pengrajin di kawasan ini biasanya
memproduksi tas untuk kepentingan order dari instansi, baik pemerintah maupun
swasta.
Tabel 1.3
Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega
Tahun 2011 2012 2013
UNIT Usaha 73 69 53
Kap produksi 1.684.370 1.653.280 1.271.760
Investasi 1.781.000.000 1.753.000.000 1.432.000.000
Tenaga Kerja 655 637 472
Sumber: Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.3 dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi
penurunan yang signifikan. Menurut data diatas dari tahun 2011 sekitar 1.684.370
tas mengalami penurunan produksi menjadi 1.653.280 pada tahun 2012 kemudian
turun kembali menjadi 1.271.760 tas ditahun 2013. Penurunan jumlah produksi ini
terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan akan produk tas di kebon
lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan pengusaha.
Penurunan jumlah produksi ini merupakan salah satu hal yang
mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha
yang merupakan visi dan misi setiap pelaku kewirausahaan dapat di ukur dalam
perkembangan dan pertumbuhan modal, pendapatan, volume penjualan, jumlah
tenaga kerja dan produksi.
Menurut Ketua Dewan Pakar Forum Ekonomi Jawa Barat Ina Primiana,
7
Berry Lesmana, 2015
terdapatnya merek dan sistem pengemasan yang kurang baik mengurangi nilai
jual dari produk. Selain itu beliau menambahkan para pelaku usaha kurang
mengetahui informasi pasar yang tepat. Guna Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015 perlu dilakukannya penyebaran informasi pasar agar para
pengusaha dapat bersaing dalam kegiatan usahanya. Hal tersebut dapat
memperlebar peluang bisnis usaha kecil dan menengah(bandung.bisnis.com,
2014).
Usaha kecil sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kepribadian pemilik
usaha karena pada dasarnya pengusaha atau pemilik usaha berperan untuk
mengatur seluruh kegiatan usaha agar tercapainya tujuan usaha secara efektif.
Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi kewirausahan agar dapat bersaing dengan kompetitor dalam
melaksankan pekerjaan/kegiatan usahanya.
Menurut Suryana (2008:5), “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil,
karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil”.
Tingkat Pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu dikenal dengan
istilah kompetensi kewirausahaan. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan
oleh Michael Harris (2000:19) yang dikutip oleh suryana (2013:81).
“… wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang
memiliki kompetensi, yaitu yang memiiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah
8
Berry Lesmana, 2015
Untuk itu, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan tersebut diharapkan
dapat menciptakan keberhasilan usaha. Kompetensi tersebut berupa pengetahuan,
keterampilan serta kemampuan individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan
terciptanya keberhasilan usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut
permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul:
”Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha
(Survei Pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota
Bandung)”
1.2.Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah bagaimana
perkembangan Sentra Industri Tas Kebon Lega dalam mengembangkan usahanya.
Penurunan jumlah produksi terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan
akan produk tas di kebon lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan
para pengusaha.
Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk
impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung.
Apalagi dengan diadakannya MEA tahun 2015 dipastikan produk impor semakin
menambah daya saing wirausahawan untuk terus mengembangkan produk dan
usahanya. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan para pengusaha apabila
tidak dapat meningkatkan daya saing. Untuk itu perlunya meningkatkan kopetensi
9
Berry Lesmana, 2015
Keberhasilan suatu usaha merupakan visi dan misi setiap pelaku usaha.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh keberhasilan
suatu usaha. Kompetensi kewirausahaan dalam hal ini merupakan salah satu
faktor yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mencapai keberhasilan usaha. Hal ini
dibutuhkan agar pelaku usaha mempunyai daya saing dalam kegiatan usahanya.
Kompetensi tersebut berupa pengetahuan, keterampilan serta kemampuan
individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan terciptanya keberhasilan usaha.
Pengetahuan sangat diperlukan agar para pelaku usaha mengetahui
informasi pasar yang berpotensi meningkatkan penjualan dari produk yang
dihasilkan. Selain itu agar para pelaku usaha dapat mengetahui perubahan trend
yang diinginkan oleh pasar. Untuk menciptakan nilai tambah dibutuhkan
keterampilan sehingga produk memiliki keunggulan dan kualitas yang baik, yang
akan menambah nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan. Kemudian
kemampuan individu yang dibutuhkan untuk mengelola usahanya, sehingga
keberhasilan usaha dapat terus ditingkatkan.
Dengan faktor kompetensi kewirausahaan tersebut diharapkan para
pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega dapat meningkatkan keberhasilan
usahanya
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
10
Berry Lesmana, 2015
2. Bagaimana tingkat keberhasilan usaha pengusaha di Sentra industri tas
Kebon Lega?
3. Bagaimana Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap Keberhasilan
usaha pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega?
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pengusaha di Sentra
industri tas Kebon Lega.
2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha di Sentra
industri tas Kebon Lega.
3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega.
1.5.Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu akan berguna bagi pihak yang
berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menjelaskan faktor kompetensi kewirausahaan dalam mendukung
11
Berry Lesmana, 2015
1.5.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada
pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan
Berry Lesmana, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai kompetensi kewirausahaan terhadap
keberhasilan usaha pada sentra industri Tas Kebon Lega Bandung. Objek dalam
penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau
independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat atau
dependent variabel (Y). Sedangkan subjek penelitian yang dijadikan responden
adalah para pengusaha khususnya pengrajin di Sentra Industri Tas Kebon Lega
Kota Bandung.
3.2. Metode Penelitian
Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan
verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif
adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tingkat kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha pada pengusaha kecil
di Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung.
43
Berry Lesmana, 2015
dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui
pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan
untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi kewirausahaan terhadap
keberhasilan usaha.
Menurut Sugiyono (2008:5), “Metode penelitian bisnis dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.
Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif, maka penulis
menggunakan metode survey explanatory, yaitu metode yang digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengadakan wawancara terstruktur, kuesioner, test, dsb. (Sugiyono, 2008:11)
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga
metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian
dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak
berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang”. (Husain Umar, 2003:45)
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai
variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai
variabel terikat atau dependent variabel (Y), sedangkan pengukurannya
44
Berry Lesmana, 2015
Menurut Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa: “Variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya’.
(1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)
Adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependen (terikat). Suatu variabel dikatakan sebagai variabel
bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi
menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat.
(2) Variabel Terikat atau Dependent variabel (Y)
Adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung atas variabel lain.
Suatu variabel dikatakan variabel terikat apabila hubungannya dipengaruhi
oleh variabel bebas
DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA
Kompetensi Kewirausahaan (X) diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah
orang yang selalu berorientasi
Pengetahuan Pengetahuan
45
Keterampilan Keterampilan
konseptual
46 dalam proses produksi
Ordinal
keberhasilan dari bisnis dalam
mencapai tujuannya.
Henry Faizal Noor (2007:
397)
Akumulasi
modal
Tingkat kenaikan
jumlah modal dalam 1 tahun terakhir
Ordinal
Pendapatan Jumlah pendapatan
47 baru dalam 1 tahun
terakhir
Tingkat kualitas
kerajinan tas yang dihasilkan
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan
dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2008:402), “sumber data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data
48
Berry Lesmana, 2015
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan
data dapat dilakukan melalui:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara
mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dan berkaitan dengan
masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat
dijadikan landasan teori.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai
wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan
mempunyai hubungan langsung dengan objek yang diteliti.
3. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara
langsung berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan
lain-lain.
4. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah
serponden yaitu para pengusaha/pengrajin Tas di Sentra Industri Tas
Kebon Lega Kota Bandung.
3.7.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.7.1.Populasi
49
Berry Lesmana, 2015
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil adalah populasi dari
pengusaha khususnya pengrajin Tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota
Bandung yaitu sebanyak 53 unit usaha
3.7.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:56) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan definisi populasi
tersebut, kita dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan
menggunakan teknik sampel yang cukup representatif dari sifat-sifat populasi.
Teknik sampling merupakan teknik dalam proses pengambilan sampel.
Teknik sampling terbagi 2, yaitu Probability Sampling, dan Non Probability
Sampling. Probabilit sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi dan Non Probability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik
Sampling Jenuh yang merupakan bagian dari Non Probability Sampling yaitu
teknik penentuan sampel yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Mengingat jumlah populasi Kurang dari 100, maka dalam penelitian ini
50
Berry Lesmana, 2015
Bandung. Yang berarti seluruh populasi tersebut sekaligus dijadikan sebagai
sampel.
3.8. Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.8.1. Rancangan Analisis Data
Setelah data atau kuesioner terkumpul dari responden, langkah selanjutnya
adalah mengolah dan menafsirkan data untuk mengetahui pengaruh kompetensi
kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y). Pengolahan data dilakukan
sebagai berikut:
1. Mengecek lembar jawaban yang telah diisi oleh responden untuk
mengetahui kelengkapan hasil jawaban yang akan menentukan layak atau
tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diolah lebih lanjut.
2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan empat pilihan jawaban.
Klasifikasi pilihan jawaban tertuang dalam tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2
Interpretasi Alternatif Jawaban untuk Kompetensi Kewirausahaan
Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif
Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/ Sangat Dekat/ Sangat
Menguasai/ Sangat Mampu / Sangat Berkulitas
5
Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu/ Berkualitas 4
Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/ Cukup Dekat/ Cukup
Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup Berkuliatas
3
Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang Dekat/ Kurang
Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas
2
Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/ Tidak Dekat/
Tidak Menguasai/ Tidak Mampu/ Tidak Berkualitas
51
Berry Lesmana, 2015
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran
yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan
batas-batas disajikan dalam bentuk tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak seorangpun
2 1%-25% Sebagian kecil
3 26%-49% Hampir setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51%-75% Sebagian besar
6 76%-99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan
Variabel Y (Keberhasilan Usaha)
4. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam tabel 3.4 dibawah ini:
Tabel 3.4
Pola Tabulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … N
1
2
…
52
Berry Lesmana, 2015
5. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada
responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap sejumlah sampel di
luar jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa
ketika kuesioner disebarkan kepada responden atau seluruh sampel, kuesioner
tersebut telah memenuhi syarat valid dan reliabel.
- Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”
Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya dari
suatu kuesioner yang disebar, artinya bahwa kuesioner yang dipakai
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu
dengan cara mengkorelasikan bulir item dengan skor total.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
� =
� ∑ − ∑ ∑√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
... (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
N = Jumlah Responden
53
Berry Lesmana, 2015
∑X = Jumlah Skor X
∑Y = Jumlah Skor Y
(∑X)2 = Kuadrat Jumlah Skor X
(∑Y)2 = Kuadrat Jumlah Skor Y
Pengujian keberartian koefisien korelasi (rxy) dilakukan dengan
membandignkan rhitung terhadap rtabel dengan taraf signifikansi 5% adalah
sebagai berikut:
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung > rtabel.
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
valid jika rhitung < rtabel.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
yang tertera pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
54
Berry Lesmana, 2015
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 for
windows. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada rtabel dengan
taraf kepercayaan 95% atau α=0.05 dengan dk = n-2 (dk = 25-2 = 23) dengan
ketetapan nilai rtabel 0,413, jika rhitung> rtabel maka item tersebut dinyatakan valid
dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan SPSS
17 for windows.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas
Variabel Kompetensi Kewirausahaan
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Pengetahuan tentang kerajian tas 0,758 0,413 Valid
2 Pengetahuan dalam mendelegasikan
tugas kepada karyawan 0,482 0,413 Valid
3 Keteladanan yang ditunjukan pada
karyawan 0,556 0,413 Valid 4 pengetahuan dalam mencari peluang 0,730 0,413 Valid 5 Pengetahuan pencatatan atau
pembukuan keuangan 0,623 0,413 Valid
6 Pengetahuan tentang memasarkan
produk 0,865 0,413 Valid 7 Keterampilan dalam mengatur strategi 0,543 0,413 Valid
8 Keterampilan dalam memperhitungkan
resiko 0,440 0,413 Valid
9 Keterampilan dalam menciptakan
desain tas 0,482 0,413 Valid 10 Keterampilan dalam mengatur usaha 0,465 0,413 Valid 11 Keterampilan dalam mengatur
karyawan 0,831 0,413 Valid 12 Kedekatan dengan karyawan 0,630 0,413 Valid
13 Keterampilan berkomunikasi dengan
konsumen 0,851 0,413 Valid 14 Penguasaan alat dalam produksi 0,808 0,413 Valid
15 Kemampuan memberikan motivasi
kepada karyawan 0,869 0,413 Valid 16 Kemampuan untuk memajukan usaha 0,892 0,413 Valid
17 Kemampuan penyelaian pesanan tepat
waktu 0,685 0,413 Valid 18 Kemampuan pengawasan seluruh
55
Berry Lesmana, 2015
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Tingkat kenaikan modal dalam 1 tahun
terakhir 0,648 0,413 Valid 2 Jumlah pendapatan dalam 1 tahun
terakhir 0,526 0,413 Valid
3 Peningkatan penjualan dalam 1 tahun
terakhir 0,648 0,413 Valid
4 Peningkatan konsumen baru dalam 1
tahun terakhir 0,645 0,413 Valid
5 Peningkatan jumlah produksi
dibandingkan tahun sebelumnya 0,633 0,413 Valid 6 Penambahan produk baru dalam 1 tahun
terakhir 0,632 0,413 Valid 7 Kualitas kerajinan tas yang dihasilkan 0,587 0,413 Valid
8 Penambahan jumlah karyawan dalam 1
tahun terakhir 0,437 0,413 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.6 dan 3.7 diatas dapat dilihat bahwa rhitung yang dihasilkan
dari hasil pengolahan menggunakan SPSS 17 for windows lebih besar dari rtabel
sebesar 0,413. Jadi bisa dikatakan bahwa kuesioner yang disebar kepada
responden baik pada variabel X yaitu kompetensi kewirausahaan maupun
variabel Y yaitu keberhasilan usaha dinyatakan valid. Artinya,
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.
- Uji Reliabilitas
Menurut Suharismi Arikunto (2006:178), menyatakan bahwa reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
56
Berry Lesmana, 2015
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan
rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:
�� =
�−�−
∑ ��� ... (Arikunto, 2006: 171)
Dimana:
Cα = Cronbach Alpha (Reliabilitas Instrumen)
k = Banyaknya item angket
∑σb2 = Jumlah Varians Bulir
σ12 = Varians Total
Untuk mencari varians per item digunakan rumus varians sebagai berikut:
�
�=
∑ −∑ ��� ... (Arikunto, 2006: 196)
Dimana:
σ2 = Varians
∑x = Jumlah skor
N = Jumlah responden
Menetapkan keputusan pengujian sebagai berikut:
Hasil perhitungan r11 dibandingkan rtabel pada taraf nyata 5%. Dengan
kriteria pengujian:
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel
jika r hitung > r tabel
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
reliabel
57
Berry Lesmana, 2015
Dimana r11≤ 0,70 : Instrumen penelitian tidak reliabel.
r11 > 0,70 : Instrumen penelitian reliabel.
Keterangan : 0,70 merupakan standar minimal reliabilitas instrumen penelitian
yang dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham & Black (1998:88).
Berikut hasil pengujian reabilitas instrumen yang dilakukan dengan
menggunakan batuan program SPSS 17 for windows.
Tabel 3.8
Hasil Pengujiaan Reliabilitas Kompetensi Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha
No. Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan
1 Kompetensi Kewirausahaan 0,935 Reliable 2 Keberhasilan Usaha 0,738 Reliable
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.8 16 menunjukan bahwa hasil tingkat reliability pada variabel
kompetensi kewirausahaan sebesar 0,935 dan variabel keberhasilan usaha 0,738.
Hal ini menujukan bahwa realibilitas dari ketiga variabel penelitian tersebut
reliable, dikarenakan tingkat reliabilitas lebih besar 0,700.
3.8.2. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner/angket ini terkumpul dari
seluruh responden, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data yang masih
berupa data ordinal variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Y (Keberhasilan
Usaha). Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah,
menganalisis serta menafsirkan data tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh
antara variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dengan variabel Y (Keberhasilan
Usaha). Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang
58
Berry Lesmana, 2015
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis
serta jawaban masalah yang diajukan.
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan cara sebagai berikut:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian
angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih lanjut.
2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative jawaban
dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola pembobotan untuk
coding adalah:
Tabel 3.6
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
No Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan Positif
1
Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/
Sangat Dekat/ Sangat Menguasai/ Sangat mampu/ Sangat
berkualitas
5
2
Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu
/ Berkualitas
4
3
Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/
Cukup Dekat/ Cukup Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup
Berkualitas
3
4
Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang
Dekat/ Kurang Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas 2
5
Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/
59
Berry Lesmana, 2015
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah kedua ke dalam
tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pola Rekapitulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … n
1
2
…
n
Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara
lengkap untuk seluruh item setiap variabel.
A. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam
operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul
terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan
Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data
transformasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan
60
Berry Lesmana, 2015
frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan
penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap
pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut:
Scale Value = Area Below Upper Limit - Area Bellow Lower LimitDencity at Lower Limit - Dencity at Upper Limit
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat
dalam tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Pengubahan Data Ordinal ke Interval
Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5
Frekuensi
Proporsi
Proporsi Kumulatif
Nilai
Scale Value
Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1
61
Berry Lesmana, 2015
mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk
menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari
variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK = ST x JB x JR
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan
jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket
dengan menggunakan rumus:
∑ �� = � + � + � + … … … ��
Dimana:
xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y
x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontinum
Tinggi = ST x JB x JR
Sedang = SD x JB x JR
Rendah = SR x JB x JR
Dimana:
SR = Skor tertinggi
SD= Skor terendah
JB = Jumlah bulir
JR = Jumlah responden
62
Berry Lesmana, 2015
dan variabel keberhasilan usaha (Y).
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3.1
Garis Kontinum Variabel X dan Y
B. Analisis Regresi
Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen
dengan variabel independen. Regresi yang digunakan adalah analisis regresi
sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Ŷ= α + bX ... (Sugiyono, 2008: 270)
Dimana:
Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka
terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai
berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien
a dan b yaitu ∑xi, ∑Yi, ∑xiYi, ∑xi2, ∑Yi2 serta mencari nilai a dan b.
63
Berry Lesmana, 2015
= ∑ � ∑ � − ∑ � ∑ � �
� ∑ � − ∑ �
=� ∑� ∑� � − ∑ � ∑ �
� − ∑
Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana
dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk
melakukan prediksi bagaimana individu dalam variabel dependent akan terjadi
apabila individu dalam variabel independent ditetapkan.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap perubahan Y
dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (r2), koefisien
determinasi merupakan cara untuk mengukur ketepatan garis regresi. Rumus
koefisien determinasi adalah:
� = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
KD = (rxy)
C. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah
menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan satu
buah variabel bebas, yakni (X) sehingga analisis korelasi yang digunakan
koefisien korelasi. Penggunaan koefisien korelasi digunakan untuk menguji
hubungan satu variabel bebas (X) terhadap Y.
64
Berry Lesmana, 2015
� = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas antara x dan y
x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
y = Skor total
∑ x = Jumlah skor dalam distribusi x
∑ y = Jumlah skor dalam distribusi y
∑ x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
∑ y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y
n = Banyaknya responden
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y, nilai
koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif
menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel
yang berarti. Setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan
nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.
Jika r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif.
Jika nilai r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat
dan negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang
65
Berry Lesmana, 2015
Tabel 3.12
Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2008:250)
3.8.3 Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada
akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan dan penolakan dari pada
hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji
hipotesis yaitu signifikansi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis parsial yang
tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:215),
adapun perhitungannya adalah :
� = �√� −− �
Keterangan:
66
Berry Lesmana, 2015
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:
1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan.
2. Jika thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak signifikan.
Ketentuannya adalah:
Ho: r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang
dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y
(Keberhasilan Usaha).
Ha: r ≠ 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan
Usaha).
Kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan
Berry Lesmana, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji
pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Survei
Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung),
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada para
pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan
termasuk pada kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah
keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan
bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah
kerajinan tas. Keterampilan utama dalam kerajinan tas adalah
pembuatan desain / model tas yang harus terus menerus mengikuti
perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi
kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan
individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung
kemampuan intelektual dalam hal ini mental dan kemampuan fisik yang
dimiliki para pengusaha.
2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha
kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk
107
Berry Lesmana, 2015
telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut
belum mencapai maksimal dan masih bisa ditingkatkan oleh para
pengusaha.
3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap
keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon
Lega. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada
pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi
pula.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh
kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini
mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada
penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:
1. Para pengusaha atau pun orang yang akan memulai bisnis tas di Sentra
Industri Tas Kebon Lega diharapkan terus dapat meningkatkan
kompetensi kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal
intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila
tidak memiliki kompetensi kewirausahaan maka para pengusaha sulit
untuk mengembangkan bisnisnya yang dapat berdampak kepada
108
Berry Lesmana, 2015
2. Para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan agar
dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan
apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain
Tas yang baru, mengembangkan desain yang berbeda dengan para
pesaing agar memiliki nilai tambah, serta mengikuti perkembangan
dunia fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.
3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi
terhadap Sentra Industri Tas Kebon Lega secara luas lagi seperti
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku Teks
Basrowi, 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astamoen, Moko P. 2008. Entrepreneurship, Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. . Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.
Umar. Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.
Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: Salemba Empat.
Berry Lesmana, 2015
2. Sumber Karya Ilmiah
Dwisari Rahmayani (2011). Perngaruh Kompetensi pengusaha terhadap keberhasilan usaha (studi kasus sentra Industri Rajut binong Jati Bandung).
Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung
Aria Hadi Nugraha (2010). Pengaruh Kompentensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada RM. Nasi Bancakan Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Skripsi Unikom Bandung.
Tersedia di: elib.unikom.ac.id
Irman Widya Pratama (2011). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya). Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung.
3. Sumber Lain
www.bandungkota.bps.go.id . Diakses tanggal 15 Januari 2015.
http://sebandung.com/2014/10/belanja-tas-murah-dan-berkualitas/. Diakses
tanggal 15 Januari 2015.