• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : survei terhadap para pengusaha di sentra industri Tas Kebon Lega.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : survei terhadap para pengusaha di sentra industri Tas Kebon Lega."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar: 126/UN.40.7.D1/LT/2015

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Berry Lesmana 0803138

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)

Oleh Berry Lesmana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Berry Lesmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(SurveiTerhadap Para Pengusaha di Sentra IndustriTas Kebon Lega kota Bandung)

BERRY LESMANA

0803138

Disetujui dan disahkan oleh:

1. Pembimbing

Heny Hendrayati, S.IP.MM NIP. 197610112005012002

2. Ketua Program Studi

Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM

NIP. . 19720615 200312 1 001

Program StudiManajemen FakultasPendidikanEkonomidanBisnis

(4)

Berry Lesmana, 2015

ABSTRAK

Berry Lesmana (0803138), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung)” Di Bawah Bimbingan Ibu Heny Hendrayati, S.ip, M.M

Usaha kecil dan menengah sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang. Peranan sektor Industri kecil dan menengah yang besar terhadap perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu struktur perindustrian yang keberadaanya sering dianggap berkonotasi tradisional, modal yang rendah, skill yang rendah,dan kurang efisien.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui tentang gambaran kompetensi kewirausahaan para pengusaha, 2) Untuk mengetahui tentang gambaran keberhasilan usaha para pengusaha, 3) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha para pengusaha.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah Kompetensi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 53 Responden yang merupakan para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat Kompetensi dan tingkat keberhasilan usaha berada pada kategori sedang. Besarnya pengaruh Kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 42,1%.

Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha di Sentra Industri Pengolahan Tas Kebon Lega Bandung harus mengoptimalkan Kompetensi untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Karena Kompetensi memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.

(5)

Berry Lesmana, 2015

ABSTRACT

Berry Lesmana (0803138), "The Influence of entrepreneurship competency towards the business success (Survey On Entrepreneurs Of Bags Industry Center In Kebon Lega Bandung)" Under the Guidance Mrs. Heny Hendrayati, S. Ip, MM

Small and medium enterprises play an important role in the economic growth in a developing country. The role of small and medium industry sector greatly to the national economy, the reciprocation of the industry in Indonesia, who also affect economic growth in Indonesia. Small and Medium Enterprise (SME) is one of the industrial structure connotes that its existence is often considered traditional, low capital, low skills, and less efficient.

Based on this, the goal of this study is 1) To know about the image of the entrepreneur entrepreneurial competence, 2) To know about the image of successful business entrepreneurs, 3) To determine the effect of entrepreneurial competence to business success of entrepreneurs.

This type of research is descriptive and verification. With the method used is explanatory survey. Which became independent variable (X) is competency, while the dependent variable (Y) is the success of the business. The sample size is 53 respondents who were entrepreneurs in the Center of Bags Industry In Kebon Lega Bandung. Mechanical analysis using Pearson product moment correlation coefficient, and simple linear regression analysis.

The results showed that the level of competency and business success rate in middle category. The amount of influence entrepreneurial competency to business success is at 42.1%.

This shows that the entrepreneur in the Center of Bags Industry Kebon Lega Bandung should optimize competency to increase business success. Because competency has a positive influence on the success of the business.

(6)

Berry Lesmana, 2015

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.5.2 kegunaan Praktis ... 11

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Industri ... 12

2.1.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 12

2.1.1.2 Klasifikasi dan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 14

2.1.2 Konsep Kewirausahaan ... 15

2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausahawan ... 15

2.1.2.2 Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan ... 18

2.1.3 Modal Insani Kewirausahaan ... 21

2.1.4 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 22

2.1.4.1 Pengertian kompetensi ... 22

(7)

Berry Lesmana, 2015

2.1.5 Konsep Keberhasilan Usaha ... 30

2.1.5.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 30

2.1.5.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 31

2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha .... 34

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 37

2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian ... 37

2.3 Hipotesis ... 41

BAB III: METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Objek Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.3 Variabel Penelitian ... 43

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.5 Sumber Data ... 47

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

3.7.1 Populasi ... 48

3.7.2 Sampel ... 49

3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 50

3.8.1 Rancangan Analisis Data ... 50

3.8.2 Teknik Analisis Data ... 57

3.8.3 Uji Hipotesis ... 65

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 69

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 69

(8)

Berry Lesmana, 2015

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan... 72

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 72

4.1.3.1 Dimensi Pengetahuan ... 73

4.1.3.2 Dimensi Keterampilan ... 77

4.1.3.3 Dimensi Kemampuan Individu ... 82

4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 85

4.1.4 Gambaran Umum Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 87

4.1.4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha 93 4.1.5 Hasil Pengujian Statistik ... 95

4.1.5.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 95

4.1.5.2 Koefisien Korelasi ... 97

4.1.5.3 Analisis Regresi Sederhana ... 98

4.1.5.4 Uji Hipotesis ... 101

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 107

... Daftar Pustaka ... xv

(9)

Berry Lesmana, 2015

DAFTAR TABEL

1.1 PDRB Kota Bandung Tahun 2011-2013 ... 2

1.2 Potensi Sektor Industri Kota Bandung ... 4

1.3 Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega ... 6

2.1 Kriteria Usaha Micro Kecil dan Menegah ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 36

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.2 Interprestasi Alternatif Jawaban Untuk Kompetensi Kewirausahaan ... 50

3.3 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 51

3.4 Pola Tabulasi Data Penelitian ... 51

3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi 53 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Inovasi (X) ... 54

3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Usaha (Y) ... 55

3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Inovasi dan Keberhasilan Usaha ... 57

3.9 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 58

3.10 Pola Rekapitulasi Data Penelitian ... 59

3.11 Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 60

3.12 Derajat Hubungan Antar Variabel ... 65

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 70

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 72

(10)

Berry Lesmana, 2015

4.7 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Dalam Mendelegasikan

Tugas Kepada Karyawan ... 74

4.8 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Keteladanan yang

Ditunjukan Kepada Karyawan ... 75

4.9 Tanggapan Pengusaha TentangTingkat Pengetahuan Dalam Mencari Peluang

... 75

4.10 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Pencatatan/Pembuuan

Keuangan ... 76

4.11 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Memasarkan Produk

... 76

4.12 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Dalam Mengatur Strategi

Usaha ... 78

4.13 Tanggapan Pengusaha Tentang keterampilan dalam memperhitungkan resiko

... 78

4.14 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam

menciptakan desain tas ... 79

4.15 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam mengatur

usaha ... 79

4.16 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat keterampilan dalam mengatur karyawan

... 80

4.17 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat kedekatan dengan karyawan ... 80

4.18 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Berkomunikasi Dengan

Konsumen ... 81

4.19 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Penguasaan Alat Dalam

(11)

Berry Lesmana, 2015

4.20 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat Kemampuan memberikan

motivasi kepada karyawan ... 83

4.21 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Untuk Memajukan Usaha . 83

4.22 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Menyelesaikan Pesanan Tepat

Waktu ... 84

4.23 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Pengawasan Seluruh Kegiatan

Usaha ... 84

4.24 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kenaikan Jumlah Modal Dalam 1 Tahun

Terakhir ... 88

4.25 Tanggapan Pengusaha Tentang Jumlah Pendapatan Dalam 1 Tahun Terakhir

... 88

4.26 Tanggapan Pengusaha Tentang Peningkatan Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir

... 89

4.27 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Penambahan Konsumen Baru Dalam 1

Tahun Terakhir ... 90

4.28 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Peningkatan produksi dibandingkan

tahun sebelumnya ... 90

4.29 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan Produk Baru Dalam 1

Tahun Terkhir ... 91

4.30 Tanggapan Pengusaha Tentang Kualitas Kerajinan Tas yang dihasilkan 92

4.31 Tanggapan Pengusaha Tentang Penambahan Jumlah Karyawan Dalam 1 Tahun

Terakhir ... 92

4.32 Output Korelasi ... 97

4.33 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien

Korelasi ... 98

(12)

Berry Lesmana, 2015

4.35 Output Koefisien Regresi ... 100

(13)

Berry Lesmana, 2015

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 40

2.3 Paradigma Penelitian ... 41

4.1 Daerah Kriterium Variabel Kompetensi (X) ... 87

4.2 Daerah Kriterium Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 95

(14)

Berry Lesmana, 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Kota Bandung dengan luas 167,67 km2 ini berpenduduk 2.483.977 jiwa

(Data BPS tahun 2013) memiliki potensi perekonomian luar biasa. Kota Bandung

memiliki potensi-potensi industri dan perdagangan yang cukup potensial untuk

dikembangkan agar lebih optimal sebagai sumber kesejahteraan rakyat.

Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Bandung juga dikenal dengan peran

dan fungsinya sebagai Pusat Pemerintahan, Kota Pendidikan, Kota Industri

Kreatif, Kota Pelayanan Jasa/Perdagangan, Kota Tujuan Wisata, dan Kota

Budaya. Maka, tak mengherankan pula bila perkembangan dan perubahan kota

sangat pesat.

Kota Bandung menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan

memanfaatkan secara optimal dan sinergis berbagai potensi dan daya tarik yang

dimiliki dalam era pasar bebas. Kota Bandung menjadi kota yang strategis dalam

memasok kebutuhan masyarakat provinsi jawabarat. Dampak positifnya adalah

ikut berkembangnya sentra-sentra industri di kota Bandung.

Dalam perekonomian Kota Bandung yang sedang berkembang, sektor

industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan untuk membantu

meningkatkan Perekonomian masyarakat. Beralihnya sektor agraris menjadi

sektor industri diharapkan dapat memberikan dampak perekonomian yang lebih

(15)

2

Berry Lesmana, 2015

di kota Bandung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang

menjadi indikator untuk menggambarkan keadaan perekonomian penduduk di

suatu wilayah/daerah.

Tabel 1.1

PDRB KOTA BANDUNG TAHUN 2011 - 2013

No Lapang Usaha

atas dasar harga berlaku(dalam Jutaan rupiah dan persen)

2011 % 2012 % 2013 %

22.482.061 23,51 25.062.739 22,55

28.074.055 21,56 5 perdagangan,hotel dan

restauran

39.436.088 41,25 46.304.473 41,67

55.212.099 42,40 6 pengangkutan dan

komunikasi

11.841.320 12,38 13.854.501 12,47

17.333.449 13,31

Sumber : BPS Kota Bandung

Dilihat dari tabel 1.1 industri pengolahan dan perdagangan merupakan

penyumbang terbesar untuk perekonomian Kota Bandung. Kontribusi industri

perdagangan merupakan yang terbesar memberikan 42,40 % untuk PDRB Kota

Bandung. Sedangkan Industri pengolahan memegang 21,56 % untuk PDRB di

(16)

3

Berry Lesmana, 2015

Berkembangnya sektor pedagangan memainkan peranan penting akan

pertumbuhan ekonomi Kota Bandung disamping terus berkembangnya sektor

industri pengolahan. Sektor Indutri pengolahan di Kota bandung seluruhnya

berasal dari subsektor non migas yang terdiri dari komoditi tekstil produk tekstil

(TPT), barang dari kulit dan alas kaki.

Kota Bandung sekarang ini menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi

industri Kreatif yang semakin berkembang. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha

yang sekarang ini sengaja memilih bisnis Factory Outlet (FO), Clothing Company

(CC), maupun Distro (distribution store).Tingginya kreativitas dan nilai seni yang

dimiliki masyarakat Bandung, menjadi modal utama bagi mereka untuk

mengembangkan sektor industri desain yang semakin tumbuh subur di daerah

tersebut. Melihat banyaknya peluang usaha kreatif yang terdapat di daerah

Bandung, tidaklah heran bila Kota Bandung menjadi gudangnya para pebisnis

kreatif dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut serta mendukung

pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional.

Sektor industri khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah

satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam perekonomian

nasional. Dengan ketersediaan Sumber daya manusia yang besar sektor IKM

seharusnya mampu memberikan dampak terhapat kesejahteraan masyarakat

khususnya di Kota Bandung.

Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk

impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung lagi

(17)

4

Berry Lesmana, 2015

dibutuhkan pengembangan usaha yang berdaya saing tinggi serta serangkaian

langkah strategis untuk tetap memperkuat prioritas kebutuhan dalam menggerakan

sektor riil.

Tabel 1.2

Potensi Sektor Industri Kota Bandung

Kriteria Unit usaha Tenaga Kerja

2012 2013 2012 2013

Industri Besar 146 152 10.281 10.605

Industri

Menengah 211 216 7.376 7.406

Industri Kecil 3.164 3.170 51.366 51.420

Industri Kecil

Non formal 12.266 6.328 43.321 20.572

JUMLAH 15.787 9.866 112.344 90.003

Sumber : BPS Kota Bandung

Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja di

Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan. Dapat dilihat kriteria

industri kecil menyerap tenaga kerja paling banyak 51.420 tenaga kerja dengan

jumlah unit usaha 3.170. Sedangkan dalam kriteria industri kecil non formal

terjadi pernurunan Unit usaha dari 12.266 menjadi 6.328 dan penyerapan tenaga

kerja dari 112.344 menjadi 90.003.

Hal ini menggambarkan tingginya daya saing yang mengakibatkan sulitnya

para pelaku usaha dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Selain itu

semakin bertambahnya produk impor menjadi ancaman terhadap pelaku usaha

dalam mengembangkan usahanya.

(18)

5

Berry Lesmana, 2015

kawasan sentra industri dan perdagangan yang sangat berpotensi memberikan

kontribusi ekonomi tinggi kawasan sentra industri dan perdagangan. Mengingat

Jumlah kawasan sentra industri di Kota Bandung sebenarnya berjumlah 30 sentra

industri. Kawasan ini memiliki potensi sebagai tempat ’wisata industri’ (Industrial

Tourism) di masa yang akan datang. Dimana pengunjung tidak hanya datang

untuk belanja, tapi juga dapat melihat secara langsung proses produksi sampai

terciptanya produk. Sentra dalam hal ini diartikan sebagai tempat alokasi usaha

tertentu yang menghasilkan produk yang relatif sama.

Sentra perdagangan dan industri di Kota Bandung merupakan asset

potensial dan keberadaannya diyakini bisa menunjang pertumbuhan

perekonomian kota dan mengatasi persoalan ketenagakerjaan. Oleh karenanya,

sebagai kawasan yang cukup lama dikenal masyarakat baik lokal, regional,

bahkan mancanegara, kawasan industri sekaligus kawasan wisata belanja di Kota

Bandung ini perlu ditingkatkan, dan harus memberikan kenyamanan.

Sentra Industri Tas kebon Lega Terletak dikomplek leuwisari, kecamatan

Bojongloa Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai jenis

tas. Macam-macam Tas yang diproduksi diantaranya Tas sekolah, Tas kerja,tas

laptop, Tas untuk sovenir dll. Sentra tas kebon lega berdekatan dengan sentra

Industri sepatu Cibaduyut yang lebih terkenal dan berkembang. Jika Cibaduyut

berada di sebelah Selatan Terminal Leuwi Panjang, maka Kebon Lega berada

berada di kawasan Leuwi Panjang.

Sebagian besar tas yang diproduksi digunakan untuk mencukupi pasar luar

(19)

6

Berry Lesmana, 2015

Selaian dipasarkan secara langsung, para pengrajin di kawasan ini biasanya

memproduksi tas untuk kepentingan order dari instansi, baik pemerintah maupun

swasta.

Tabel 1.3

Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega

Tahun 2011 2012 2013

UNIT Usaha 73 69 53

Kap produksi 1.684.370 1.653.280 1.271.760

Investasi 1.781.000.000 1.753.000.000 1.432.000.000

Tenaga Kerja 655 637 472

Sumber: Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

Berdasarkan Tabel 1.3 dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi

penurunan yang signifikan. Menurut data diatas dari tahun 2011 sekitar 1.684.370

tas mengalami penurunan produksi menjadi 1.653.280 pada tahun 2012 kemudian

turun kembali menjadi 1.271.760 tas ditahun 2013. Penurunan jumlah produksi ini

terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan akan produk tas di kebon

lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan pengusaha.

Penurunan jumlah produksi ini merupakan salah satu hal yang

mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha

yang merupakan visi dan misi setiap pelaku kewirausahaan dapat di ukur dalam

perkembangan dan pertumbuhan modal, pendapatan, volume penjualan, jumlah

tenaga kerja dan produksi.

Menurut Ketua Dewan Pakar Forum Ekonomi Jawa Barat Ina Primiana,

(20)

7

Berry Lesmana, 2015

terdapatnya merek dan sistem pengemasan yang kurang baik mengurangi nilai

jual dari produk. Selain itu beliau menambahkan para pelaku usaha kurang

mengetahui informasi pasar yang tepat. Guna Menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) 2015 perlu dilakukannya penyebaran informasi pasar agar para

pengusaha dapat bersaing dalam kegiatan usahanya. Hal tersebut dapat

memperlebar peluang bisnis usaha kecil dan menengah(bandung.bisnis.com,

2014).

Usaha kecil sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kepribadian pemilik

usaha karena pada dasarnya pengusaha atau pemilik usaha berperan untuk

mengatur seluruh kegiatan usaha agar tercapainya tujuan usaha secara efektif.

Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki

kompetensi kewirausahan agar dapat bersaing dengan kompetitor dalam

melaksankan pekerjaan/kegiatan usahanya.

Menurut Suryana (2008:5), “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil,

karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil”.

Tingkat Pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu dikenal dengan

istilah kompetensi kewirausahaan. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan

oleh Michael Harris (2000:19) yang dikutip oleh suryana (2013:81).

“… wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang

memiliki kompetensi, yaitu yang memiiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah

(21)

8

Berry Lesmana, 2015

Untuk itu, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan tersebut diharapkan

dapat menciptakan keberhasilan usaha. Kompetensi tersebut berupa pengetahuan,

keterampilan serta kemampuan individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan

terciptanya keberhasilan usaha.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut

permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul:

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha

(Survei Pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota

Bandung)

1.2.Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah bagaimana

perkembangan Sentra Industri Tas Kebon Lega dalam mengembangkan usahanya.

Penurunan jumlah produksi terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan

akan produk tas di kebon lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan

para pengusaha.

Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk

impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung.

Apalagi dengan diadakannya MEA tahun 2015 dipastikan produk impor semakin

menambah daya saing wirausahawan untuk terus mengembangkan produk dan

usahanya. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan para pengusaha apabila

tidak dapat meningkatkan daya saing. Untuk itu perlunya meningkatkan kopetensi

(22)

9

Berry Lesmana, 2015

Keberhasilan suatu usaha merupakan visi dan misi setiap pelaku usaha.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh keberhasilan

suatu usaha. Kompetensi kewirausahaan dalam hal ini merupakan salah satu

faktor yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mencapai keberhasilan usaha. Hal ini

dibutuhkan agar pelaku usaha mempunyai daya saing dalam kegiatan usahanya.

Kompetensi tersebut berupa pengetahuan, keterampilan serta kemampuan

individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan terciptanya keberhasilan usaha.

Pengetahuan sangat diperlukan agar para pelaku usaha mengetahui

informasi pasar yang berpotensi meningkatkan penjualan dari produk yang

dihasilkan. Selain itu agar para pelaku usaha dapat mengetahui perubahan trend

yang diinginkan oleh pasar. Untuk menciptakan nilai tambah dibutuhkan

keterampilan sehingga produk memiliki keunggulan dan kualitas yang baik, yang

akan menambah nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan. Kemudian

kemampuan individu yang dibutuhkan untuk mengelola usahanya, sehingga

keberhasilan usaha dapat terus ditingkatkan.

Dengan faktor kompetensi kewirausahaan tersebut diharapkan para

pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega dapat meningkatkan keberhasilan

usahanya

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

(23)

10

Berry Lesmana, 2015

2. Bagaimana tingkat keberhasilan usaha pengusaha di Sentra industri tas

Kebon Lega?

3. Bagaimana Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap Keberhasilan

usaha pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega?

1.4.Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui:

1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pengusaha di Sentra

industri tas Kebon Lega.

2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha di Sentra

industri tas Kebon Lega.

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha

pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega.

1.5.Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu akan berguna bagi pihak yang

berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

menjelaskan faktor kompetensi kewirausahaan dalam mendukung

(24)

11

Berry Lesmana, 2015

1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada

pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan

(25)

Berry Lesmana, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai kompetensi kewirausahaan terhadap

keberhasilan usaha pada sentra industri Tas Kebon Lega Bandung. Objek dalam

penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau

independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat atau

dependent variabel (Y). Sedangkan subjek penelitian yang dijadikan responden

adalah para pengusaha khususnya pengrajin di Sentra Industri Tas Kebon Lega

Kota Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan

verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif

adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran

tingkat kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha pada pengusaha kecil

di Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung.

(26)

43

Berry Lesmana, 2015

dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui

pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan

untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi kewirausahaan terhadap

keberhasilan usaha.

Menurut Sugiyono (2008:5), “Metode penelitian bisnis dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.

Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif, maka penulis

menggunakan metode survey explanatory, yaitu metode yang digunakan untuk

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi

peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

mengadakan wawancara terstruktur, kuesioner, test, dsb. (Sugiyono, 2008:11)

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga

metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian

dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang”. (Husain Umar, 2003:45)

3.3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai

variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai

variabel terikat atau dependent variabel (Y), sedangkan pengukurannya

(27)

44

Berry Lesmana, 2015

Menurut Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa: “Variabel adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya’.

(1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)

Adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya

variabel dependen (terikat). Suatu variabel dikatakan sebagai variabel

bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi

menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat.

(2) Variabel Terikat atau Dependent variabel (Y)

Adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung atas variabel lain.

Suatu variabel dikatakan variabel terikat apabila hubungannya dipengaruhi

oleh variabel bebas

DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA

Kompetensi Kewirausahaan (X) diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah

orang yang selalu berorientasi

 Pengetahuan  Pengetahuan

(28)

45

 Keterampilan  Keterampilan

konseptual

(29)

46 dalam proses produksi

Ordinal

keberhasilan dari bisnis dalam

mencapai tujuannya.

Henry Faizal Noor (2007:

397)

Akumulasi

modal

Tingkat kenaikan

jumlah modal dalam 1 tahun terakhir

Ordinal

Pendapatan Jumlah pendapatan

(30)

47 baru dalam 1 tahun

terakhir

Tingkat kualitas

kerajinan tas yang dihasilkan

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan

dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (2008:402), “sumber data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data

(31)

48

Berry Lesmana, 2015

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan

data dapat dilakukan melalui:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara

mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dan berkaitan dengan

masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat

dijadikan landasan teori.

2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai

wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan

mempunyai hubungan langsung dengan objek yang diteliti.

3. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara

langsung berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan

lain-lain.

4. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah

serponden yaitu para pengusaha/pengrajin Tas di Sentra Industri Tas

Kebon Lega Kota Bandung.

3.7.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.7.1.Populasi

(32)

49

Berry Lesmana, 2015

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil adalah populasi dari

pengusaha khususnya pengrajin Tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota

Bandung yaitu sebanyak 53 unit usaha

3.7.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:56) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan definisi populasi

tersebut, kita dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan

menggunakan teknik sampel yang cukup representatif dari sifat-sifat populasi.

Teknik sampling merupakan teknik dalam proses pengambilan sampel.

Teknik sampling terbagi 2, yaitu Probability Sampling, dan Non Probability

Sampling. Probabilit sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi dan Non Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

Sampling Jenuh yang merupakan bagian dari Non Probability Sampling yaitu

teknik penentuan sampel yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Mengingat jumlah populasi Kurang dari 100, maka dalam penelitian ini

(33)

50

Berry Lesmana, 2015

Bandung. Yang berarti seluruh populasi tersebut sekaligus dijadikan sebagai

sampel.

3.8. Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.8.1. Rancangan Analisis Data

Setelah data atau kuesioner terkumpul dari responden, langkah selanjutnya

adalah mengolah dan menafsirkan data untuk mengetahui pengaruh kompetensi

kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y). Pengolahan data dilakukan

sebagai berikut:

1. Mengecek lembar jawaban yang telah diisi oleh responden untuk

mengetahui kelengkapan hasil jawaban yang akan menentukan layak atau

tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diolah lebih lanjut.

2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan empat pilihan jawaban.

Klasifikasi pilihan jawaban tertuang dalam tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi Alternatif Jawaban untuk Kompetensi Kewirausahaan

Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif

Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/ Sangat Dekat/ Sangat

Menguasai/ Sangat Mampu / Sangat Berkulitas

5

Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu/ Berkualitas 4

Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/ Cukup Dekat/ Cukup

Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup Berkuliatas

3

Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang Dekat/ Kurang

Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas

2

Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/ Tidak Dekat/

Tidak Menguasai/ Tidak Mampu/ Tidak Berkualitas

(34)

51

Berry Lesmana, 2015

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran

yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan

batas-batas disajikan dalam bentuk tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden

No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak seorangpun

2 1%-25% Sebagian kecil

3 26%-49% Hampir setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51%-75% Sebagian besar

6 76%-99% Hampir seluruhnya

7 100% Seluruhnya

3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan

Variabel Y (Keberhasilan Usaha)

4. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4

Pola Tabulasi Data Penelitian

Responden Item Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 … N

1

2

(35)

52

Berry Lesmana, 2015

5. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada

responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap sejumlah sampel di

luar jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa

ketika kuesioner disebarkan kepada responden atau seluruh sampel, kuesioner

tersebut telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

- Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya dari

suatu kuesioner yang disebar, artinya bahwa kuesioner yang dipakai

benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu

dengan cara mengkorelasikan bulir item dengan skor total.

Adapun rumusnya sebagai berikut:

� =

� ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

... (Arikunto, 2006: 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

N = Jumlah Responden

(36)

53

Berry Lesmana, 2015

∑X = Jumlah Skor X

∑Y = Jumlah Skor Y

(∑X)2 = Kuadrat Jumlah Skor X

(∑Y)2 = Kuadrat Jumlah Skor Y

Pengujian keberartian koefisien korelasi (rxy) dilakukan dengan

membandignkan rhitung terhadap rtabel dengan taraf signifikansi 5% adalah

sebagai berikut:

 Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika

rhitung > rtabel.

 Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak

valid jika rhitung < rtabel.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan

yang tertera pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(37)

54

Berry Lesmana, 2015

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 for

windows. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada rtabel dengan

taraf kepercayaan 95% atau α=0.05 dengan dk = n-2 (dk = 25-2 = 23) dengan

ketetapan nilai rtabel 0,413, jika rhitung> rtabel maka item tersebut dinyatakan valid

dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan SPSS

17 for windows.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas

Variabel Kompetensi Kewirausahaan

No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Pengetahuan tentang kerajian tas 0,758 0,413 Valid

2 Pengetahuan dalam mendelegasikan

tugas kepada karyawan 0,482 0,413 Valid

3 Keteladanan yang ditunjukan pada

karyawan 0,556 0,413 Valid 4 pengetahuan dalam mencari peluang 0,730 0,413 Valid 5 Pengetahuan pencatatan atau

pembukuan keuangan 0,623 0,413 Valid

6 Pengetahuan tentang memasarkan

produk 0,865 0,413 Valid 7 Keterampilan dalam mengatur strategi 0,543 0,413 Valid

8 Keterampilan dalam memperhitungkan

resiko 0,440 0,413 Valid

9 Keterampilan dalam menciptakan

desain tas 0,482 0,413 Valid 10 Keterampilan dalam mengatur usaha 0,465 0,413 Valid 11 Keterampilan dalam mengatur

karyawan 0,831 0,413 Valid 12 Kedekatan dengan karyawan 0,630 0,413 Valid

13 Keterampilan berkomunikasi dengan

konsumen 0,851 0,413 Valid 14 Penguasaan alat dalam produksi 0,808 0,413 Valid

15 Kemampuan memberikan motivasi

kepada karyawan 0,869 0,413 Valid 16 Kemampuan untuk memajukan usaha 0,892 0,413 Valid

17 Kemampuan penyelaian pesanan tepat

waktu 0,685 0,413 Valid 18 Kemampuan pengawasan seluruh

(38)

55

Berry Lesmana, 2015

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha

No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 Tingkat kenaikan modal dalam 1 tahun

terakhir 0,648 0,413 Valid 2 Jumlah pendapatan dalam 1 tahun

terakhir 0,526 0,413 Valid

3 Peningkatan penjualan dalam 1 tahun

terakhir 0,648 0,413 Valid

4 Peningkatan konsumen baru dalam 1

tahun terakhir 0,645 0,413 Valid

5 Peningkatan jumlah produksi

dibandingkan tahun sebelumnya 0,633 0,413 Valid 6 Penambahan produk baru dalam 1 tahun

terakhir 0,632 0,413 Valid 7 Kualitas kerajinan tas yang dihasilkan 0,587 0,413 Valid

8 Penambahan jumlah karyawan dalam 1

tahun terakhir 0,437 0,413 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 3.6 dan 3.7 diatas dapat dilihat bahwa rhitung yang dihasilkan

dari hasil pengolahan menggunakan SPSS 17 for windows lebih besar dari rtabel

sebesar 0,413. Jadi bisa dikatakan bahwa kuesioner yang disebar kepada

responden baik pada variabel X yaitu kompetensi kewirausahaan maupun

variabel Y yaitu keberhasilan usaha dinyatakan valid. Artinya,

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

- Uji Reliabilitas

Menurut Suharismi Arikunto (2006:178), menyatakan bahwa reliabilitas

menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

(39)

56

Berry Lesmana, 2015

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan

rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:

�� =

�−

∑ ��

� ... (Arikunto, 2006: 171)

Dimana:

Cα = Cronbach Alpha (Reliabilitas Instrumen)

k = Banyaknya item angket

∑σb2 = Jumlah Varians Bulir

σ12 = Varians Total

Untuk mencari varians per item digunakan rumus varians sebagai berikut:

=

∑ −∑ ��

� ... (Arikunto, 2006: 196)

Dimana:

σ2 = Varians

∑x = Jumlah skor

N = Jumlah responden

Menetapkan keputusan pengujian sebagai berikut:

Hasil perhitungan r11 dibandingkan rtabel pada taraf nyata 5%. Dengan

kriteria pengujian:

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel

jika r hitung > r tabel

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak

reliabel

(40)

57

Berry Lesmana, 2015

Dimana r11≤ 0,70 : Instrumen penelitian tidak reliabel.

r11 > 0,70 : Instrumen penelitian reliabel.

Keterangan : 0,70 merupakan standar minimal reliabilitas instrumen penelitian

yang dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham & Black (1998:88).

Berikut hasil pengujian reabilitas instrumen yang dilakukan dengan

menggunakan batuan program SPSS 17 for windows.

Tabel 3.8

Hasil Pengujiaan Reliabilitas Kompetensi Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha

No. Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

1 Kompetensi Kewirausahaan 0,935 Reliable 2 Keberhasilan Usaha 0,738 Reliable

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 3.8 16 menunjukan bahwa hasil tingkat reliability pada variabel

kompetensi kewirausahaan sebesar 0,935 dan variabel keberhasilan usaha 0,738.

Hal ini menujukan bahwa realibilitas dari ketiga variabel penelitian tersebut

reliable, dikarenakan tingkat reliabilitas lebih besar 0,700.

3.8.2. Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner/angket ini terkumpul dari

seluruh responden, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data yang masih

berupa data ordinal variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Y (Keberhasilan

Usaha). Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah,

menganalisis serta menafsirkan data tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh

antara variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dengan variabel Y (Keberhasilan

Usaha). Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang

(41)

58

Berry Lesmana, 2015

ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis

serta jawaban masalah yang diajukan.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan cara sebagai berikut:

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi

oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian

angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih lanjut.

2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative jawaban

dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola pembobotan untuk

coding adalah:

Tabel 3.6

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

No Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan Positif

1

Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/

Sangat Dekat/ Sangat Menguasai/ Sangat mampu/ Sangat

berkualitas

5

2

Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu

/ Berkualitas

4

3

Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/

Cukup Dekat/ Cukup Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup

Berkualitas

3

4

Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang

Dekat/ Kurang Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas 2

5

Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/

(42)

59

Berry Lesmana, 2015

3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah kedua ke dalam

tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pola Rekapitulasi Data Penelitian

Responden Item Pertanyaan Total

1 2 3 4 5 … n

1

2

n

Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara

lengkap untuk seluruh item setiap variabel.

A. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam

operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul

terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data

transformasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pernyataan.

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan

(43)

60

Berry Lesmana, 2015

frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan

penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap

pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut:

Scale Value = Area Below Upper Limit - Area Bellow Lower LimitDencity at Lower Limit - Dencity at Upper Limit

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan

persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat

dalam tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Pengubahan Data Ordinal ke Interval

Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kumulatif

Nilai

Scale Value

Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1

(44)

61

Berry Lesmana, 2015

mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk

menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari

variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai

berikut:

a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK = ST x JB x JR

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan

jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket

dengan menggunakan rumus:

∑ �� = � + � + � + … … … ��

Dimana:

xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y

x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum

Tinggi = ST x JB x JR

Sedang = SD x JB x JR

Rendah = SR x JB x JR

Dimana:

SR = Skor tertinggi

SD= Skor terendah

JB = Jumlah bulir

JR = Jumlah responden

(45)

62

Berry Lesmana, 2015

dan variabel keberhasilan usaha (Y).

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 3.1

Garis Kontinum Variabel X dan Y

B. Analisis Regresi

Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen

dengan variabel independen. Regresi yang digunakan adalah analisis regresi

sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Ŷ= α + bX ... (Sugiyono, 2008: 270)

Dimana:

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada

variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai

berikut:

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien

a dan b yaitu ∑xi, ∑Yi, ∑xiYi, ∑xi2, ∑Yi2 serta mencari nilai a dan b.

(46)

63

Berry Lesmana, 2015

= ∑ � ∑ � − ∑ � ∑ � �

� ∑ − ∑ �

=� ∑� ∑� � − ∑ � ∑ �

� − ∑

Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana

dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk

melakukan prediksi bagaimana individu dalam variabel dependent akan terjadi

apabila individu dalam variabel independent ditetapkan.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap perubahan Y

dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (r2), koefisien

determinasi merupakan cara untuk mengukur ketepatan garis regresi. Rumus

koefisien determinasi adalah:

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

KD = (rxy)

C. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah

menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan satu

buah variabel bebas, yakni (X) sehingga analisis korelasi yang digunakan

koefisien korelasi. Penggunaan koefisien korelasi digunakan untuk menguji

hubungan satu variabel bebas (X) terhadap Y.

(47)

64

Berry Lesmana, 2015

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

Keterangan:

rxy = Koefisien validitas antara x dan y

x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

y = Skor total

∑ x = Jumlah skor dalam distribusi x

∑ y = Jumlah skor dalam distribusi y

∑ x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x

∑ y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y

n = Banyaknya responden

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y, nilai

koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif

menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel

yang berarti. Setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan

nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.

 Jika r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel

sangat kuat dan positif.

 Jika nilai r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat

dan negatif.

 Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang

(48)

65

Berry Lesmana, 2015

Tabel 3.12

Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2008:250)

3.8.3 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat

dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada

akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan dan penolakan dari pada

hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji

hipotesis yaitu signifikansi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis parsial yang

tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:215),

adapun perhitungannya adalah :

� = �√� −− �

Keterangan:

(49)

66

Berry Lesmana, 2015

r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan.

2. Jika thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak signifikan.

Ketentuannya adalah:

Ho: r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang

dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y

(Keberhasilan Usaha).

Ha: r ≠ 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan

Usaha).

Kriteria penolakan hipotesis adalah:

Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan

(50)

Berry Lesmana, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji

pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Survei

Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung),

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada para

pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan

termasuk pada kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah

keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan

bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah

kerajinan tas. Keterampilan utama dalam kerajinan tas adalah

pembuatan desain / model tas yang harus terus menerus mengikuti

perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi

kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan

individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung

kemampuan intelektual dalam hal ini mental dan kemampuan fisik yang

dimiliki para pengusaha.

2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha

kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk

(51)

107

Berry Lesmana, 2015

telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut

belum mencapai maksimal dan masih bisa ditingkatkan oleh para

pengusaha.

3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap

keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon

Lega. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada

pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi

pula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh

kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini

mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada

penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:

1. Para pengusaha atau pun orang yang akan memulai bisnis tas di Sentra

Industri Tas Kebon Lega diharapkan terus dapat meningkatkan

kompetensi kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal

intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila

tidak memiliki kompetensi kewirausahaan maka para pengusaha sulit

untuk mengembangkan bisnisnya yang dapat berdampak kepada

(52)

108

Berry Lesmana, 2015

2. Para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan agar

dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan

apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain

Tas yang baru, mengembangkan desain yang berbeda dengan para

pesaing agar memiliki nilai tambah, serta mengikuti perkembangan

dunia fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.

3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi

terhadap Sentra Industri Tas Kebon Lega secara luas lagi seperti

(53)

Berry Lesmana, 2015

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Buku Teks

Basrowi, 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astamoen, Moko P. 2008. Entrepreneurship, Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Suryana. 2013. . Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

Umar. Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: Salemba Empat.

(54)

Berry Lesmana, 2015

2. Sumber Karya Ilmiah

Dwisari Rahmayani (2011). Perngaruh Kompetensi pengusaha terhadap keberhasilan usaha (studi kasus sentra Industri Rajut binong Jati Bandung).

Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung

Aria Hadi Nugraha (2010). Pengaruh Kompentensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada RM. Nasi Bancakan Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Skripsi Unikom Bandung.

Tersedia di: elib.unikom.ac.id

Irman Widya Pratama (2011). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya). Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung.

3. Sumber Lain

www.bandungkota.bps.go.id . Diakses tanggal 15 Januari 2015.

http://sebandung.com/2014/10/belanja-tas-murah-dan-berkualitas/. Diakses

tanggal 15 Januari 2015.

Gambar

Tabel 1.1 PDRB KOTA BANDUNG TAHUN 2011 - 2013
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan (dua jam pelajaran) atau disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana

Mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap sebuah proyek.. yang akan

Gejolak Politik Di Akhir Kekuasaan Presiden : Kasus Presiden Soekarno (1965-1967) dan Soeharto Dalam Pandangan Surat Kabar Kompas. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kelemahan sistem pengendalian intern dan temuan kepatuhan terhadap opini audit atas laporan keuangan kabupaten/kota

Bab ini berisi pendeskripsian hasil penelitian mengenai pergolakan politik pada masa berakhirnya kekuasaan Pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto, serta

” Analisis Nilai-Nilai Pendidikan pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”.. e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa

[r]

siklus II, peneliti mengulang kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I. temuan pada tahap refleksi pada siklus I digunakan untuk memperbaiki. RPP dan pembelajaran pada siklus