PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA SMA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA PEMBELAJARAN TITRASI ASAM BASA
DENGAN METODE PRAKTIKUM
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia
oleh
Hanifah Ratih Pratiwi NIM 1002344
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Hanifah Ratih Pratiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Hanifah Ratih Pratiwi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Batasan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Kimia ... 8
B. Penilaian Dalam Pembelajaran ... 9
C. Pengertian Kinerja ... 11
D. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ... 12
E. Tugas (Task) Penilaian Kinerja ... 18
F. Rubrik Penilaian Kinerja ... 20
G. Kualitas Instrumen Penilaian Kinerja... 21
H. Langkah Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja ... 23
I. Langkah Pengembangan Tugas Penilaian Kinerja ... 25
J. Langkah Pengembangan Rubrik Penilaian Kinerja ... 27
K. Deskripsi Materi Titrasi Asam Basa ... 29
L. Keterampilan Praktikum Titrasi Asam Basa ... 34
M. Penelitian Yang Relevan ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
DAFTAR ISI
Halaman
D. Instrumen Penelitian ... 42
E. Alur Penelitian ... 43
F. Prosedur Penelitian ... 44
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Siswa ... 51
B. Pengukuran Kualitas Instrumen Penilaian Kinerja Siswa ... 64
C. Analisis Hasil Pelaksanaan Penilaian Kinerja Siswa ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Siswa SMA (Performance Assessment) Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Dengan
Metode Praktikum”. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja berupa task (tugas) dan rubrik yang telah diuji coba dalam menilai kinerja siswa pada praktikum titrasi asam basa yang disajikan berbentuk lembar observasi. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research dan development). Pengembangan instrumen mengikuti langkah pengembangan instrumen penilaian kinerja menurut Stinggis (1987). Pengembangan task mengikuti langkah pengembangan yang dilakukan oleh Johnson (2009) dan pengembangan rubrik mengikuti langkah pengembangan yang dilakukan oleh Stevens (2005). Instrumen tersebut divalidasi oleh ahli menggunakan pendekatan kuantitatif validasi isi CVR sebelum diujicobakan. Data diperoleh melalui observasi menggunakan instrumen penilaian kinerja dan wawancara dengan guru kimia SMA. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memiliki validitas yang tinggi sebesar 0,84 dan reliabilitas yang sangat tinggi sebesar 0,91. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan dapat mengungkap kinerja siswa sehingga kinerja siswa dikategorikan menjadi sangat baik, baik, kurang dan tidak melakukan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat sebagai alat evaluasi yang baik sehingga layak digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kurikulum 2013, merupakan kurikulum yang kini diberlakukan di Indonesia. Tujuan dari kurikulum tersebut adalah mencetak lulusan yang memiliki peningkatan dankeseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) danmanusia yang memiliki kecakapan serta pengetahuan untuk
hidup secara layak (hardskills) meliputi aspek kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap.Hal ini sejalan dengan Permendikbud No 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang tercantum bahwa aspek kompetensi lulusan SMA yang diharapkan yaitu siswa memiliki keseimbangan
antara soft skills dan hard skills meliputi aspek-aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kurikulum menuntut proses pembelajaran setiap jenjang pendidikan khusunya SMA harus diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach)yang mendukung semua kompetensi siswa meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan.Pendekatan ilmiah (scientificapproach) dalam pembelajaranmeliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran termasuk kimia didalamnya. (Komara, 2013).
Hakikat kimia yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa kimia berdasarkan hakekatnya tidak hanya menyangkut isi atau kontennya
saja, tetapi juga prosesnya yang jauh lebih penting. Dalam pandangan kimia sebagai proses, siswa dapat menemukan suatu konsep melalui kerja ilmiah yang memungkinkan untuk memperoleh berbagai keterampilan diantaranya mengamati, menafsirkan, berhipotesis,dan memecahkan masalah, berbagai keterampilan
Djamarah dan Zain (2013)mengungkapkan dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses. Siswa dapat mengembangkan secara langsung semua keterampilan yang dimilikinya sehingga kegiatan praktikum di laboratorium ini menjadi penting khususnya dalam kimia. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hofstein dan Naaman (dalam Koranteng,2013) bahwa kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan eksperimental sehingga praktikum laboratorium adalah satu-satunya tempat yang
mampu mengembangkan pengolahan keterampilan proses ilmiah siswa. Hasil belajar yang didapatkan dari kegiatan praktikum berbentuk kinerja siswa yang menggambarkan seluruhpengetahuan, keterampilan, serta sikap siswa dalam mempersiapkan, melakukan dan mengakhiri praktikum.
Kinerja siswa memiliki definisi yang luas, sebagaimana yang diungkapkan Ellis dkk. (1998) bahwa kinerja merupakan reaksi aktif siswa yang diamati dari respon baik secara langsung atau tidak langsung melalui produk permanen. Kinerja merupakan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat mengungkapkanpemahaman tentangkonsep danketerampilan melaksanakan tugas. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwakinerja dalam kegiatan praktikum yaitu seperangkat hasil pelaksanaan tugas yang mencerminkan keterampilan berpraktikum, namun tidak sebatas keterampilan menggunakan alat saja tetapi juga harus memahami langkah berpraktikum serta bagaimana menggunakan alat dan bahan tertentu. Menurut Basuki (2011) aspek kinerja yang dapat dilihat pada kegiatan praktikum yaitu bentuk penguasaan keterampilan
dasar bereksperimen yang terdiri dari subaspek: menyiapkan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, melakukan pengamatan atau observasi, pengumpulan atau pencatatan data danmenyimpulkan.
Kinerja siswa dalam praktikum dapat dinilai dengan penilaian kinerja
3
yang jelas untuk mengambarkan kinerja yang dinilai. (Kulm, dkk. dan O'Neil (dalam Slater, 1998)).Penilaian kinerjamemenuhi standar penilaian yang tercantum pada Permendikbud Nomor 66 tahun 2011,yang menegaskan bahwa penilaian harus mengukur semua kompetensi siswa berdasarkan proses dan hasil. Selain itu, penilaian kinerja juga memilikirelevansi yang kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 karena mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain (Sulipan, 2013).
Dalam science penilaian kinerjatelah banyak digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum. Druker dan Shavelson (dalam Ruiz dan Shalvelson,1996)mengungkapkan bahwa 3 dari 4 guru IPA telah mengubah penilaian praktikum dengan penilaian paper-pencil ke penilaian kinerja. Penilaian
kinerja dapat mengatasi kelemahan dari tes tradisional (pilihan ganda dan essay) karena dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja siswa. Dalam kimia, penilaian kinerja cocok untuk menilai berbagai kegiatan praktikum salah satunya pada pokok materi titrasi asam basadengan kompetensi dasar yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa karena dapat mengukur level wawasan konseptual dan prosedural siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. (Slater, 1998).
Berdasarkan kenyataan di lapangan, penilaian kegiatan praktikum masih belum dilakukan secara maksimal. Hasil wawancara peneliti denganlima guru kimia SMA di Bandung menunjukan bahwa kinerja siswa padapraktikum kimia khususnyatitrasi asam basa hanya sebatas pada pengamatan tidak terstruktur, tanpa menggunakan instrumen penilaian dan hanya meliputi beberapa aspek
keterampilan, serta ada juga guru yang memakai penilaian tes saja untuk melihat kemampuan siswa pada praktikum titrasi asam basa ini. Penilaian menjadi kurang baik, karena dapat saja aspek keterampilan yang dinilai pada setiap peserta didik berbeda diakibatkan tidak adanya instrumen penilaian yang dijadikan acuan. Dari
Penelitian mengenai penilaian kinerja (performance assessment) telah dilakukan. Walker (2011) mengemukakan bahwa penggunaan penilaian berbasis kinerja balloon raspada materi reaksi pembatas dapat menilai pemahaman konseptual siswa terhadap dampak kuantitas reaktan dalam reaksi kimia. Penelitian tersebut juga memberikan gambaran tentang bentuk instrumen penilaian kinerja. Berdasarkan analisis penulis pada penelitian yang dilakukan oleh Ma’ruf (2010) dan Fatimah (2012) terlihat bahwa penilaian kinerja dalam praktikum titrasi asam basa masih menggunakaninstrumen penilaian kinerja dengan kriteria penilaian yang kurangjelas dan tidak terperinci. Mulyaningtias
(2010) mengemukakan bahwa perangkat penilaian kinerja pada materi pokok meliputi sifat koligatif larutan (kenaikan titik didih larutan dan penurunan titik beku larutan) dan sel elektrokimia (sel volta, sel elektrolisis, korosi, dan penyepuhan) yang telah dikembangkan mencapai tingkat validitas 93%, namun
masih belum mencakup seluruh kriteria kinerja yang dibutuhkan dan efektivitas penggunaan perangkat penilaian ini masih perlu diteliti lebih lanjut melalui kegiatan implementasi di kelas.Sejauh ini, masihbelum adapenelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja untuk menilai kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, terdapat beberapa permasalahan diantaranya: 1. Penerapan penilaian kinerjayang belum dilakukan secara maksimal
2. Pengembangan instrumen penilaian kinerjayang valid dan reliabel pada praktikum titrasi asam basa
Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah pengembanganinstrumen penilaian kinerja yang valid dan reliabel untuk menilai kinerjasiswa pada praktikum titrasi asam basa sesuai dengan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian kinerja pada jurnal Design and Development of Performance Assessment
(Stiggins, 1987).
C. Rumusan Masalah Penelitian
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kualitas
instrumen penilaian kinerja siswa (performance assessment) yang dikembangkanpada praktikum titrasi asam basa?”.
Agar lebih terarah, maka permasalahan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa (performance assessment) untuk praktikum titrasi asam basa?.
2. Bagaimana kelayakaninstrumen penilaian kinerja siswa yang dikembangkanuntuk praktikum titrasi asam basa dilihat dari aspek validitas dan reliabilitasnya?.
3. Apakah instrumen penilaian kinerja siswa yang dikembangkan dapat mengungkap kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa?.
D. Batasan Masalah
1. Kinerja siswa yang dinilai pada kegiatan praktikum meliputi: menyiapkan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, melakukan pengamatan atau observasi, pengumpulan atau pencatatan data dan menyimpulkan (Basuki,
2. Kualitas instrumen penilaian kinerja siswa pada praktikum tittrasi asam basa yang dikembangkan dilihat dari aspek validitas dan reliabilitas.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengembangkan instrumen penilaian kinerja siswa pada praktikum titrasi asam basa.
2. Menguji kualitas instrumen penilaian kinerja yang telah dikembangkan untuk menilai kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa.
3. Mendapatkan instrumen penilaian kinerja pada praktikum titrasi asam basaberupa lembartugas dan rubrik yang memiliki kualitas yang baik dilihat dari aspek validitas dan reliabilitas.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan memberi manfaat diantaranya: 1. Bagi Guru
a. Memberikan model atau contoh dan acuan instrumen penilaian kinerja untuk menilai kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa
b. Memberikan masukan dalam pengembangan instrumen penilaian kinerja untuk pembelajaran pada pokok bahasan lainnya.
2. Bagi Siswa
Siswa akan lebih termotivasi dan tertarik untuk ikut berpartisipasi aktif dan serius dalam pembelajaran kimia.
3. Bagi Peneliti Lain
7
G. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Siswa SMA (Performance Assessment) Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Melalui Metode Praktikum”ini terdiri dari 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian , batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II merupakan tinjauan pustaka yang memaparkan kajian teori dan kedudukan masalah penelitian. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan serta menyusun
kerangka pemikiran peneliti. Bab III merupakan metode penelitian yang memaparkan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian,definisi operasional,instrumen penelitian, alur penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan serta pengolahan data.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode research and development(R&D) yang artinya penelitian dan pengembangan. Penelitian ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dalam penelitian ini berupa task dan rubrik yang dapat menilai kinerja siswa pada praktikumtitrasi asam basa dan menguji coba keefektifan produk tersebut.
Langkah penelitian dengan metode R&Dini terdiri dari 10 langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi potensi dan masalah 2. Pengumpulan data
3. Desain produk 4. Validasi desain 5. Revisi desain 6. Uji coba produk 7. Revisi produk 8. Uji coba pemakaian 9. Reviisi produk 10.Produksi massal
(Sugiono, 2014). Penelitian ini hanya mengikuti langkah 1-7 metode R&D, denganuji coba terbatas untuk menghasilkan produk instrumen penilaian kinerja berupa task dan rubrik yang telah diuji coba.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI dalam rangka mengembangkan instrumen penilaian kinerja dan juga pada salah satu
41
siswa kelas XI IPA 3 dan kelas XI IPA 4 di SMA tersebut. Subjek penelitian adalah kinerja siswa terhadap praktikum titrasi asam basa yang dilakukan kepada siswa yang berbeda dengan dua tahapan:
1. Tahap uji coba I
Pada tahap uji coba I, sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 4 SMAN 13 Bandung yang telah mempelajari materi titrasi asam basa namun belum melakukan praktikum di laboratorium. Sampel berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi 6 kelompok kerja.
2. Tahap uji coba II
Pada tahap uji coba II, sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 3 SMAN 13 Bandung yang telah mempelajari materi titrasi asam basa namun belum melakukan praktikum di laboratorium. Sampel berjumlah 31 orang yang dibagi menjadi 7 kelompok kerja.
C. Definisi Operasional
1. Kinerja dalam kegiatan praktikum kimia dapat diartikan sebagai seperangkat hasil pelaksanaan tugas dalam kegiatan praktikum yang mencerminkan keterampilan berpraktikum namun tidak sebatas keterampilan menggunakan alat saja tetapi harus memahami betul langkah berpraktikum serta bagaimana menggunakan alat dan bahan tertentu. Aspek kinerja yang dapat dilihat pada kegiatan praktikum yaitu bentuk penguasaan keterampilan dasar bereksperimen yang terdiri dari subaspek: menyiapkan alat dan bahan, menggunakan alat dan bahan, melakukan pengamatan atau observasi, pengumpulan atau pencatatan data dan menyimpulkan. (Basuki, 2011).
2. Penilaian (assessment) adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Gronlund (dalam Zaenal 2012).
demonstrasi tugas tertentu yang bersifat nyata dan mencerminkan penerapan keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tersebut selama maupun setelah melaksanakan tugas meliputi pengetahuan prosedural dan konseptual.
4. Metode praktikum (eksperimen) adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode praktikum memberikan siswa kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan mengenai suatu
objek, keadaan atau proses (Djamarah dan Zain, 2013).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian disusun berdasarkan kriteria instrumen penilaian
kinerja untuk menilai kinerja siswa selama praktikum berlangsung yaitu task (tugas) dan rubrik yang merupakan produk dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar validasi, lembar ini digunakan untuk memvalidasi (melihat kesesuaian indikator kemampuan dengan task dan kesesuaian task dengan rubrik) agar diperoleh instrumen penilaian kinerja yang valid. Lembar ini diisi oleh para ahli yang kompeten dalam memvalidasi instrumen yang dikembangkan.
43
Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan
E. Alur pelitian
Alur penelitian sebagaimana disajikan dalam gambar dibawah ini :
Analisis KI dan KD kurikulum 2013
Analisis buku kimia SMA dan textbook
kimia
Kajian literatur penilaian kinerja dan pengembangan instrumen penilaian kinerja
siswa dalam kimia Survei lapangan
Rancangan pembelajaran dengan metode praktikum
Tahap perencanaan
Penyusunan kisi-kisi instumen penilaian kinerja
Perancangan instrumen penilaian kinerja
Validasi isi instrumen kinerja
Tahap uji coba I
Hasil uji coba
Analisis temuan
Tahap uji coba II
Pengolahan data
Analisis data
Temuan dan pembahasan
Produk akhir Revisi I Wawancara Tahap pengembangan Tahap pelaksanaan Optimalisasi Revisi II Revisi III Penentuan materi titrasi asam basa dan
tuntutan KI 3 dan 4 serta KD 3.11 dan
4.11
Konsep dasar titrasi asam basa dan
keterampilan praktikum titrasi
[image:17.595.58.568.161.753.2]asam basa
Gambaran dan landasan tori penilaian kinerja dan pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa dalam
kimia
Gambaran penilaian kinerja pada praktikum
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dijelaskan sebagai berikut : 1. Survei Lapangan
Survei lapangan bertujuan untuk mengetahui keadaan yang terjadi di lapangan yaitu bagaimana guru-guru kimia selama ini memberikan penilaian pada kinerja siswa pada suatu pembelajaran dengan metode praktikum. Survei dilakukan pada lima guru kimia pada SMAN 17 Bandung, SMAN 13 Bandung, SMAN 18 Bandung dan SMA 1 Margaasih. Data survei didapat melalui hasil wawancara.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan mengkaji teori yang ada mengenai penilaian kinerja dan proses pengembangan
instrumenpenilaian kinerja pada praktikum. Selanjutnya dilakukan analisis KI dan KD kimia pada kurikulum 2013 untuk SMA kelas XI semester II dan berbagai buku teks kimia SMA. Setelah proses analisis tersebut, ditentukan materi pokok yang akan dijadikan bahan penelitian. Pemilihan materi pokok tersebut didasarkan pada ada atau tidaknya indikator praktikum karena sesuai dengan konten penilaiannya, dan melihat juga hasil dari survei lapangan serta hasil kajian teori.Berdasarkan kajian tersebut, materi pokok yang dipilih titrasi asam basa. Selanjutnya diturunkan indikator umum dan indikator spesifik sesuai dengan kriteria kinerja siswa yang akan dinilai pada praktikum titrasi asam basa.
3. Rancangan Pembelajaran dengan Metode Praktikum
45
4. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja
Instrumen penilaian kinerja berupa task dan rubrik yang berisi butir butir pernyataan tugas yang harus dikerjakan siswa dan rubrik untuk menilai kinerja siswa. Instrumen penilaian kinerja mengakomodir berbagai keterampilan siswa dalam berpratikum mulai dari tahap persiapan praktikum, pelaksanaan praktikum dan tahap setelah praktikum. Instrumen yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi dan dikaji lebih dalam sampai memperoleh persetujuan. Setelah itu, task yang disusun dioptimalisasi untuk memperoleh task yang benar.
5. Validasi Isi (Expert Judgement)
Sebelum memasuki tahap uji coba, maka instrumen penilaian kineerja divalidasi terlebih dahulu oleh ahli yang kompeten. Tujuan validasi isi
instrumen penilaian kinerja adalah untuk mengukur apakah instrumen yang dikembangkan sudah tepat, jelas, dan melihat kesesuaian antara indikator kemampuan dengan task serta melihat kesesuaian task dengan rubrik. Hasil validasi isi dari beberapa ahliberupa saran yang menyatakan valid atau tidaknya instrumen yang dikembangkan. Hasil tersebut diolah dengan menggunakan metode CVR.
6. Tahap Uji Coba I
Uji coba I ini, dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dikembangkan layak digunakan atau tidak, dan untuk melihat sejauh mana instrumen yang digunakan dapat mencapai sasaran dan tujuan. Sampel yang digunakan berjumlah 32 orang yaitu siswa siswi kelas XI IPA 4 di SMAN 13
Bandung. Hasil uji coba sampel ini dianalisis untuk dilakukan perbaikan terhadap instrumen yang dikembangkan.
7. Tahap Uji Coba II
dalam hal ini siswa kelas XI IPA 3 di SMAN 13 Bandung. Dalam tahap ini dilakukan penilaian kinerja siswa oleh observer menggunakan instrumen penilaian kinerja yang telah diperbaiki untuk mengungkap kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa.
8. Analisis Data
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokan menjadi data validasi, data uji coba dan data wawancara. Data-data tersebut dianalisis dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing sebagai dasar untuk mengambil
kesimpulan.
9. Produk Akhir
Produk akhir penelitian berupa instrumen penilaian kinerja yang terdiri
dari lembar task dan rubrik yang telah diuji coba dan teruji tingkat validitas serta reliabilitasnya.
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dari pengisian lembar validasi, instrumen penilaian kinerja yang dinilai oleh observer, dan hasil wawancara.Penilaian kinerja dalam praktikum dilakukan melalui pengamatan beberapa observer dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja yang memberi nilai kinerja setiap siswa sesuai dengan kinerja pada tingkatan skala penilaian 1-4. Pengisian lembar validasi dilakukan oleh ahli dengan metode cheklist, dan data yang lain diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kimia yang direkam menggunakan voice recorder. Data-data yang diperoleh diolah
dengan cara sebagai berikut :
47
2. Mengubah skor mentah ke dalam bentuk nilai persentase berdasarkan rumus:
∑ � �ℎ
∑ � � � 100% =�� �� � � � �
[image:21.595.152.513.294.346.2]3. Melakukan tabulasi nilai siswa
Tabel 3.1 Format Nilai Kinerja Siswa Pada Pelaksanaan Praktikum Berdasarkan Instrumen Penilaian Kinerja Siswa
No Nama Siswa
No Task Skor
total
Nilai Persentase
Nilai
1 2 3 ...20
Kategori nilai disesuaikan dengan kategori penilaian menggunakan PAN
(pedoman acuan norma) yang disesuaikan dengan nilai yang diperoleh siswa dengan membuat rentang skala dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Nilai total merupakan penjumlahan dari nilai kinerja selama praktikum, dan nilai produk praktikum berupa laporan kelompok dengan bobot nilai
80% untuk nilai kinerja selama praktikum berlangsung dan 20% untuk laporan. Kemudian nilai total dirubah menjadi nilai konversi yaitu nilai akhir yang akan diterima oleh siswa. Nilai konversi merupakan hasil pengubahan nilai total yang diolah dengan PAN yang dibuat menjadi 5 kelas interval 85, 83, 80, 77 dan 75.
4. Melakukan interpretasi instrumen penilaian kinerja siswa terhadap praktikum dengan cara membuat kategori.
Tabel 3.2. Tabel Kategori Persentase Kinerja
Persentase Kategori
86%-100% Sangat baik
76%-85% Baik
Persentase Kategori
55%-59% Kurang
≤54% Kurang sekali
(Purwanto, 2006)
5. Menghitung Validitas Isi Dengan Metode CVR
Validasi isi untuk instrumen penilaian kinerja siswa yaitu pendekatan kuantitatif validasi isi dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio). Menurut Lawshe (1975), CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui kesesuaian item dengan domain yang
diukur berdasarkan judgement para ahli.
Berdasarkanvalidasipakarataupanelisdapatdilakukanrevisiinstrumendanda patditentukanbesarvaliditasisinyaberdasarkanrumus Gregory ataupunrumus CVRsebagai berikut :
��� = � − � 2 �
2
dengan:
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya
N : total respon
Ketentuan:
Saat kurang dari ½ total reponden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = -
Saat ½ dari total responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = 0 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini
diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
49
6. Validitas Instrumen Penilaian Kinerja
Validitas instrumen penilaian kinerja ditentukan dengan teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. Validitas dihitung menggunakan rumus :
= �∑ −(∑ )(∑ )
{� ∑ 2 − ∑ )2 {� ∑ 2−(∑ )2 }
dengan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan
� = Jumlah siswa uji coba
X = Skor tiap butir task untuk setiap siswa uji coba Y = Skor total tiap siswa uji coba
(Arikunto, 2013)
[image:23.595.187.473.501.610.2]Untuk mengetahui kriteria dari validitas, dapat digunakan pedoman kriteria penafsiran validitas yang disajikan pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3. Kriteria Penaftsiran Validitas
Nilai Validitas Kriteria Validitas 0,00-0,19 Sangat rendah
0,20-0,39 Rendah
0,40-0,59 Cukup
0,60-0,79 Tinggi
0,80-1,00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2006)
7. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kinerja
kemudian dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
11 =
2 1 21 2 (1 + 1
21 2 )
dengan:
11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan 1
21 2
= Koefisien korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
(Arikunto, 2013)
[image:24.595.211.510.401.516.2]Untuk mengetahui kriteria dari reliabilitas, dapat digunakan pedoman kriteria penafsiran reliabilitas yang disajikan pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4. Kriteria Penaftsiran Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran 0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
<0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2006)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi kriteria sebagai alat evaluasi yang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengembangan instrumen penilaian kinerja pada praktikum titrasi asam basa
mengikuti langkah pengembangan instrumen penilaian kinerja menurut Stinggis (1987) yang terdiri dari 4 langkah utama yaitu memperjelas tujuan penilaianpraktikum titrasi asam basa, menentukan kinerja yang akan dinilai yang diturunkan dari indikator kemampuan praktikum titrasi asam basa dan
disajikan pada kisi-kisi penilaian, mendesain tugas (task)serta merencanakan desain penskoran kinerja. Pengembangan taskpada praktikum titrasi asam basa mengikuti langkah pengembangan (Johnson, 2009) yang terdiri dari beberapa langkah utama seperti meninjau spesifikasi kinerja, menentukan standar content/materi dan keterampilan praktikum titrasi asam basa, dan menyusun struktur task. Pengembangan rubrik penilaian kinerja pada praktikum titrasi asam basa mengikuti langkah pengembangan (Stevens, 2005) yang terdiri dari beberapa langkah yaitumenyusun skala penilaian (1-4), mendefinisikan setiap tingkatan skala dan deskriptor dasar serta mendeskripsikan kinerja di masing-masing level. Sebelum uji coba, instrumen divalidasi oleh ahli dengan metode CVR. Hasil pengembangan instrumen penilaian kinerja berupa task dan rubrik untuk praktikum titrasi asam basa yang disajikan dalam bentuk lembar
observasi.
2. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memiliki validitas sebesar 0,84 dan reliabilitas sebesar 0,91 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dapat dikatakan telah memenuhi kriteria alat evaluasi yang baik sehingga layak
3. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan dapat mengungkap kinerja siswa dalam praktikum titrasi asam basa sehingga kinerja siswa dikategorikan menjadi sangat baik, baik, kurang dan tidak melakukan kinerja pada setiap tahapan praktikum meliputi tahapan persiapan praktikum, pelaksanaan praktikum dan setelah praktikum.
B. Saran
Penilaian kinerja siswa dalam praktikum merupakan penilaian yang sangat penting sehingga perlu untuk dikembangkan. Setelah melakukan penelitian ini,
peneliti menyarankan agar:
1. Untuk guru: Guru dapat menerapkan instrumen penilaian kinerja siswa pada pembelajaran praktikum sebagai salah satu alat evaluasi dan mengembangkan instrumen penilaian kinerja pada materi kimia lainnya. Penelitian juga
memberikan masukan bagi guru untuk lebih menekankan cara membaca buret dengan benar dan menarik kesimpulan dari praktikum yang dilakukan.
2. Untuk peneliti lainnya:
a. Penerapan penilaian kinerja menggunakan instrumen yang dikembangkan sebaiknya digabungkan dengan pelaksanaan teknik penilaian peer assessment/self assessment atau gabungan keduanya.
b. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan sebaiknya digunakan untuk menilai individual.
DAFTAR PUSTAKA
American University In Cairo. (1998).Assessment a guide to developing and implementingeffective outcomes assessment. Cairo: Institutional Planning, Assessment, Research, and Testing (IPART).
Arifin, Z.(2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S.(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S.(2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Edisi 2.Jakarta: Bumi Aksara.
Basset,dkk.(1989).Vogel’s textbook of quantitative chemical analysis.Fifth Edition. New York: Longman Scientific &Technical.
Basuki, Ari.(2011).Karakteristik instrumen asesmen dan pola kinerja siswa pada
kegiatan praktikum kimia.[Online]. Tersedia di:
http://arikhemist.blogspot.com/2011_12_01_archive.html. [Diakses 10 April 2014].
Brady, J. E.(1999). Kimia universitas asas dan struktur. Bandung: Binarupa Aksara.
Chang, R. dan Overby, J. (2011). General chemistry. sixth edition. New York: Mc Graw Hill.
Dickson, T. R.(1983). Laboratory experiments for introduction to chemistry. Fouth edition. New York: Mc Graw Hill.
Djamarah, S.B. dan Zain, A.(2013).Strategi belajar mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Doran dkk.(2002).Science educator’s guide to laboratory assessment.Virginia: NSTA Press.
Ellis, P. dkk. (1998).High school science performance assessments: an examination of instruments for massachusetts._____: Education Development Center, Inc.
Espinosa, A. A. dkk. (2013). Career-oriented performance tasks in chemistry:
Effects on students’ critical thinking skills.Hindawi Publishing
Fatimah, S. (2012).Penerapan self dan peer assessment pada penilaian kinerja siswa SMA dalam praktikum titrasi asam-basa. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ferianti, R. (2012). Significant figures. [Online]. Tersedia di: http://azumitensai.blogspot.com.[Diakses 20 Maret 2014].
Gronlund dan Lin. (1995). Measurement and assessment in teaching. 7th edition. New Jersey : Englewood Cliffs.
Gronlund, N.E. (1985). Measurement and evaluation in teaching. Fifth Edition. New York: Mc Millan Publishing Co.,Inc.
Harvey,D.(2000).Modern analytical chemistry.New York North America: MC Graw Hill.
Johnson,R. L. dkk. (2009). Assessing performance:designing, scoring and validating performance tasks. New York: Guilford.
Jonsson, A. dkk. (2007).The use of scoring rubrics: reliability, validityand educational consequences.Sweden : School of Teacher Education, Malmo University.
Klassen,S. (2006).Contextual assessment inscience education: background, Issues, and policy. Canada : University of Winnipeg.
Komara, Endang. (2013).Pendekatan scientific dalam kurikulum. [Online]. Tersedia di : http://endangkomarasblog.blogspot.com/2013/10/pendekatan-scientificdalam-kurikulum.html.[Diakses 20 Maret 2014].
Koranteng,K.B.O. (2013).Improving senior high school students’ performance in organic chemistry using laboratory based method in ledzokuku krowor minicipal assemly.Winneba: University Of Science Education.
Lawshe, CH.(1975).Aquantitative approach to content validity.Phrsonnhl Pyschoi.Ogy.28.563-575.
Majid dan Firdaus. (2014). Penilaian autentik proses dan hasil belajar. Bandung: Interes.
Ma’ruf, Nanat. (2012).Penerapan peer assessment untuk menilai kinerja siswa
Mulyaningtias, Y. (2010). Pengembangan perangkat penilaian kinerja laboratorium mata pelajaran kimia SMA/ma kelas XII semester I.(Skripsi). MIPA, Universitas Malang, Malang.
Nitko, A.J.(1996). Educational assessment of student. Second Edition. New Jersey: Englewood Cliffs.
Palm, T.(2008). Performance assessment and authentic assessment:a conceptual analysis of the literature.Practical Assessment, Research & Evaluation. Vol.13, hlm. 4.
Parkes, K. A. (2010).Performance assessment: lessons from performers. International Journal Of Teaching And Learning In Higher Education.Vol. 22, nomor 1, hlm. 98-106.
Purwanto, Ngalim. (2006). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ruiz, P. M. dan Shalvelson R. J.(1996). Rhetoric and reality in science performance assessment: an update. Journal Of Research In Science Teaching. Vol. 33, hlm. 1045-1063.
Rustaman, N.Y.(2005).Strategibelajarmengajarbiologi.Malang: UniversitasNegeri Malang.
Shavelson, R. J. dan Baxter. G. P.dkk. (1991).Performance assessment in science. Santa Barbara: University of California.
Shalvelson dkk. (1993) .On the stabitity performance assessment. Journal Of Educational Measurement.Vol 30, hlm 41-53.
Silvestrone,J. M. (2005). Performance-based assessment:improving the value of laboratory and skills examinations. New Directions For Teaching And Learning, no. 100.
Slater, T. F.(1998).Performance assessment. Montana:Department of Physics Montana State University.
Stevens, D. and Levi A. (2005). Introduction to rubrics. Sterling, VA: Stylus 6.
Stiggins, R. J.(1987). Design and development ofperformance assessments. Lincoln: NCME Instructional Module on University of Nebraska.
Sulipan. (2013). Penilaian autentik dalam kurikulum.[Online]. Tersedia di :
http://sulipan.wordpress.com/2013/07/30/penilaian-autentik-dalam-kurikulum-2013/. [Diakses 21 Maret 2014].
Walker, J. P. dkk. (2011). A performance-based assessment for limiting reactants. American Chemical Society and Division of Chemical Education, Inc. pubs.acs.org/jchemeduc.Vol 88, hlm. 1243-1246.
Whittendkk. (2004).General chemistry. seventh edition.Brooks Cole-Thomson Learning.