• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status sosial ekonomi dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih : studi kasus RSU. Panti Baktiningsih, Klepu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan status sosial ekonomi dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih : studi kasus RSU. Panti Baktiningsih, Klepu."

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

x

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN PELAYANAN JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANTI

BAKTININGSIH

Studi kasus: RSU. Panti Baktiningsih, Klepu

Vincentia Florie Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Hubungan ada hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat kekayaan (2) ada hubungan antara pemahaman pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat kehormatan, (3) ada hubungan antara pemahaman pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat pendidikan.

Populasi penelitian ini seluruh pasien di ruamah sakit Panti Baktiningsih. Sampel penelitian ini sejumlah 100 pasien diambil dengan metode accidental

sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, studi

pustaka. Untuk menguji hipotesis penelitian meggunakan metode chi square dengan signifikansi 5%.

(2)

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ECONOMICAL AND SOSIAL STATUS AND THE HEALTH SERVICES IN PANTI BATININGSIH

HOSPITAL, KLEPU

A Case Study on :The Panti Baktiningsih, Klepu Hospital

Vincentia Florie Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The research aims to know whether : (1) there is any relationship between understanding the health services and the level of wealth; (2) there is any relationship between understanding the health services and the degree of respect; (3) there is any between understanding the health services and the level of education.

The population of the research was all the patients in Panti Baktiningsih Klepu hospital.The samples were 100 resonpondents taken by using accidental sampling technique. The data were gathered by questionnaire, interviews, and literature study.The data were analyzed by appliying chisquare analysis with level 5% significant level.

(3)

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN PELAYANAN JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANTI

BAKTININGSIH

Studi kasus: RSU. Panti Baktiningsih, Klepu

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Vincentia Florie

041334050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN PELAYANAN JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANTI

BAKTININGSIH

Studi kasus: RSU. Panti Baktiningsih, Klepu

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Vincentia Florie

041334050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

Motto Dan Persembahan

Percayakan hidupmu PadaNya,maka semua akan

menjadi baik adanya

Setiap awan selalu memiliki garis peraknya sendiri

Demikian juga masalah, selalu ada jalan keluarnya

asalkan kita mau berusaha

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantissa menguatkan langkahku

Bapak, dan ibuku tersayang,terimakasih atas doa dan kasihsayangnya

selama ini.

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Maret 2010 Penulis

(9)

vi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Vincentia Florie

Nomor Mahasiswa : 041334050

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN

PELAYANAN JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PANTI BAKTININGSIH

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengam sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 9 Maret 2010 Yang menyatakan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas bimbingan dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan di Rumah Sakit Panti Baktiningsih, Klepu ”.Tujuan penulisan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Ir. P. Wiryono, SJ serta staf karyawan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(11)

viii

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Unversitas Sanata Dharma.

5. Bapak Drs.Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan, saran dan meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu Cornerlio Purwantini, S.Pd., M.SA., selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

7. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

8. Bapak Dr. Yosafat Suryono, MM dan staf RSU Panti Baktiningsih terimakasih atas kerjasamanya.

9. Kedua orang tuaku yang kucinta dan kusayang bapak Agustinus Saminto dan ibu M.G Supartini serta mas Andry yang selalu memberikan doa yang tiada hentinya, dukungan, semangat dan perhatian kepada penulis selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini. Semua itu sangat berarti....

10.Keluarga besar simbah Harjosuparto diBoro, simbah Yoso diKlaten dan keluarga diwonosobo yang telah memberikan semangat, doa dan perhatian selama penyelesaian skripsi.

(12)

ix

non...), dek Siwi, ika, desi mbak yani, dan tawon, terimakasih buat tawa dan tanggis kita selama kurang lebih enam tahun dijogja. Terimakasih karena semua begitu indah sehingga penulis tetap bisa semangat dalam menjalani hari-hari dijogja. Tidak lupa buat mas iwan (terimakasih karena pernah memberikan warna dihidupku dan membantu saat penelitian. Kapan ya bisa lihat pesawat lagi????...)

12.Teman-teman Pak ’04 yang tidak dapat saya sebut satu- persatu, terimakasih telah menjadi bagian cerita hidup penulis.

13.Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang sudah menyediakan berbagai macam buku dan media yang membantu penyusunan skripsi ini.

14.Semua pihak yang telah memberikan semangat dukungan dan membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 9 Maret 2010 Penulis

(13)

x

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN PELAYANAN JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANTI

BAKTININGSIH

Studi kasus: RSU. Panti Baktiningsih, Klepu

Vincentia Florie Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Hubungan ada hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat kekayaan (2) ada hubungan antara pemahaman pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat kehormatan, (3) ada hubungan antara pemahaman pelayanan jasa kesehatan dengan tingkat pendidikan.

Populasi penelitian ini seluruh pasien di ruamah sakit Panti Baktiningsih. Sampel penelitian ini sejumlah 100 pasien diambil dengan metode accidental

sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, studi

pustaka. Untuk menguji hipotesis penelitian meggunakan metode chi square dengan signifikansi 5%.

(14)

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ECONOMICAL AND SOSIAL STATUS AND THE HEALTH SERVICES IN PANTI BATININGSIH

HOSPITAL, KLEPU

A Case Study on :The Panti Baktiningsih, Klepu Hospital

Vincentia Florie Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The research aims to know whether : (1) there is any relationship between understanding the health services and the level of wealth; (2) there is any relationship between understanding the health services and the degree of respect; (3) there is any between understanding the health services and the level of education.

The population of the research was all the patients in Panti Baktiningsih Klepu hospital.The samples were 100 resonpondents taken by using accidental sampling technique. The data were gathered by questionnaire, interviews, and literature study.The data were analyzed by appliying chisquare analysis with level 5% significant level.

(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemahaman ... 7

B. Kualitas Jasa Pelayanan ... 8

1. Pengertian Kualitas Jasa Pelayanan ... 8

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Jasa Buruk ... 10

C. Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit ... 12

1. Arti Rumah Sakit ... 12

2. Jenis-jenis Rumah Sakit ... 12

3. Karakteristik Rumah Sakit ... 14

4. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ... 17

D. Kepuasan Pasien ... 19

1. Definisi Kepuasan Pasien ... 19

2. Pengukuran Kepuasan Pasien ... 20

E. Status Sosial Pasien ... 21

F. Kerangka Berpikir ... 25

1. Hubungan Tingkat Kekayaan Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 26

2. Hubungan Tingkat Kehormatan Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 26

3. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 27

(17)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 30

D. Metode Pengumpulan Data ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Teknik Sampling ... 32

G. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 32

H. Pengujian Instrumen ... 40

I. Teknik Analisis Data ... 45

1. Statistik Deskriptif ... 45

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 45

3. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah PelayananKesehatan Panti Baktiningsih,Klepu... 52

1. Periode Tahun 1961-1965 ... 52

2. Periode Tahun 1966-1970 ... 52

3. Periode Tahun 1971-1972 ... 55

4. Periode Tahun 1973-1987 ... 57

5. Periode Tahun 1988-1996 ... 58

(18)

xv

Sakit Panti Baktiningsih ... 62

1. Falsafah Rumah sakit Panti Baktiningsih ... 62

2. Visi Rumah sakit Panti baktiningsih ... 63

3. Misi Rumah Sakit Panti Baktingsih ... 63

4. Tujuan Rumah Sakit Panti Baktiningsih ... 63

5. Peran Rumah Sakit Panti Baktiningsih ... 64

6. Motto Rumah sakit Panti Baktiningsih ... 64

7. Struktur Rumah Sakit Panti Baktiningsih ... 64

8. Macam-macam atau Jenis-jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih ... 66

9. Personalia Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih ... 67

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 68

B. Analisis Data ... 71

C. Pembahasan ... 81

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ……… 92

(19)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Model Likert... 35

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 36

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Status Sosial Ekonomi Pasien .. 41

Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Untuk Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ……… ... 43

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 45

Tabel 3.6 Interprestasi ... 51

Tabel 5.1 Sebaran Klasifikasi Tingkat Kekayaan Pasien ... 69

Tabel 5.2 Sebaran Klasifikasi Tingkat Kehormatan Pasien ... 70

Tabel 5.3 Sebaran Klasifikasi Tingkat Pendidikan Pasien ... 70

Tabel 5.4 Sebaran Klasifikasi Status Sosial Ekonomi ... 71

Tabel 5.5 Sebaran Klasifikasi Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 72

Tabel 5.6 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ... 73

Tabel 5.7 Chi Square Tingkat Kekayaan Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 75

Tabel 5.8 Chi Square Tingkat Kehormatan Dengan Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan ... 77

(20)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiarn 1. Surat Ijin Penelitian ... 94

Lampiran 2. Kuesioner ... 99

Lampiran 3. Data Mentah Validitas dan Reliabilitas ... 108

Lampiran 4. Output Validitas dan Reliabilitas ... 111

Lampiran 5. Data Penelitian ... 118

Lampiran 6. Rangkuman Data Penelitian ... 125

Lampiran 7. Output Normalitas ... 129

Lampiran 8. Output Chi Square ... 130

Lampiran 9. Deskripsi Data Pedoman Acuan Patokan II ... 134

Lampiran 10.Tabel r Product Moment ... 137

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini sasaran pembangunan adalah terselenggaranya pelayanan publik yang semakin bermutu dan merata. Salah satu pelayanan publik yang terus ditingkatkan kualitas sumber dayanya adalah pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan secara umum cenderung belum mencapai kualitas optimal. Hal ini karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat, sementara praktik penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak mengalami perbaikan yang berarti. Instansi kesehatan memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan kesehatan yang buruk berarti menunjukan ketidakmampuan instansi kesehatan dalam memenuhi harapan masyarakat akan kesehatan. Berbagai upaya telah di lakukan untuk meningkatkan pembangunan kesehatan yang lebih efisien sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, meningkatkan ketrampilan tenaga kerja, membenahi peralatan dan obat-obatan serta memperbaiki penampilan dari lembaga kesehatan.

(22)

pelayanan kesehatan yang memegang peranan penting bagi masyarakat agar dapat memahami pelayanan jasa yang akan atau telah diterimanya. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan atau pengobatan terhadap segala macam jenis penyakit yang bersifat dasar sampai spesialistik. Adapun tugas pokok dari rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan. (Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.983 tahun 1992)

(23)

dimaksud dengan rumah sakit berkualitas adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien (Azwar:1996). Semakin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan. Tingkat kepuasan dapat tercapai apabila kenyataan yang diterima pasien sesuai dengan pelayanan jasa kesehatan yang di harapkan sebelumnya.

Pemberian pelayanan kesehatan yang baik akan secara tidak langsung menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta peran lembaga kesehatan lainnya yang ada dalam masyarakat. Masyarakat akan merasa kebutuhannya diperhatikan sehingga rasa kesetiaan terhadap suatu instansi tersebut muncul dengan sendirinya. Masyarakat akan dengan sendirinya berperan dalam hal mempromosikan jasa pelayanan rumah sakit. Dengan adanya perbaikan lembaga kesehatan yang berkesinambungan dan merata diseluruh daerah diharapkan kesehatan masyarakat meningkat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

(24)

obyek tertentu. Persepsi tersebut merupakan proses pemahaman seseorang. Pemahaman mengahasilkan penilaian yang sama atau berbeda, meskipun objek yang dinilai sama.

Berdasarkan ulasan diatas, penulis melihat adanya hubungan status sosial ekonomi dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan yang diberikan lembaga kesehatan, khususnya rumah sakit umum dengan berdasarkan latar belakang pasien yaitu, tingkat kekayaan, tingkat kehormatan serta tingkat pendidikan. Maka penulis melakukan penelitian ilmiah dengan judul “HUBUNGAN

STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMAHAMAN PELAYANAN

JASA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PANTI

BAKTININGSIH”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa rumah sakit umum Panti Baktiningsih, Klepu berdasarkan tiga aspek yaitu tingkat kekayaan, tingkat kehormatan, dan tingkat pendidikan.

C. Rumusan Masalah

(25)

2. Apakah ada hubungan antara tingkat kehormatan pasien dengan pemahaman terhadap pelayanan jasa kesehatan?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemahaman terhadap pelayanan jasa kesehatan?

D. Tujuan Penelitian

Dengan berdasar pada latar belakang diatas penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara tingkat kekayaan pasien dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan?

2. Apakah ada hubungan antara tingkat kehormatan pasien dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemahaman palayanan jasa kesehatan?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga Kesehatan

(26)

sehingga pasien merasa puas pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pembuatan karya ilmiah yang kasusnya serupa serta menjadi pengetahuan bagi pembaca karya ilmiah yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan universitas Sanata Dharma terutama Prodi Pendidikan Akuntansi.

3. Bagi Penulis

Penulisan ini dapat memberi pengetahuan tentang pemberian pelayanan jasa kesehatan di rumah sakit umum yang berhubungan langsung dengan masyarakat serta dapat bermanfaat untuk menambah pengalaman nyata selain pengetahuan teoritis yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

(27)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemahaman

Pemahaman merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pemahaman memberikan makna stimulus indrawi. Pemahaman tergantung atas ruang dan waktu. Berubahnya dimensi ruang dan waktu akan mengubah bentuk persepsi dari asalnya. Pemahaman akan berkaitan erat dengan persepsi. Teori selektivitas menyatakan bahwa persepsi sebagai proses pengindraan yang menghasilkan pemahaman dan cara pandang seseorang terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan preferensi masing- masing. Pemahaman merupakan suatu pengertian, pendapat, dan menguasai sesuatu hal. Dalam hal ini, erat kaitannya dengan persepsi (Sri suryaningsum, 2002 ).

(28)

Wagilto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum” persepsi

merupakan suatu proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melalui reseptornya. Stimulus yang diterimanya akan diteruskan ke otak sehingga individu tersebut menyadari apa yang dilihatnya, didengar, dirasakan, dan sebagainya. Oleh karena itu, proses penginderaan tidak lepas dari proses persepsi. Sedangkan menurut Kartini Kartono dalam bukunya yang

berjudul “Psikologi Umum” persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

B. Kualitas Jasa Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Jasa Pelayanan

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan pada pelanggan untuk terus menjalin hubungan dengan suatu instansi tertentu. Dengan kualitas yang baik akan menciptakan kesetiaan pelanggan. Sebenarnya bukan hal yang mudah mendefinisikan kualitas dengan tepat. Para ahli Manajemen seperti Deming, Crosby, dan M.Juran mendefinisikan kualitas sebagai berikut;

Menurut Deming kualitas yaitu apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

(29)

M.Juran mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif suatu jasa yang terdiri dari kualitas desain. Kualitas ini sering berhubugan dengan jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari pemakai jasa tersebut. Jasa sendiri sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata

“jasa” (service) mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi

(service personal) sampai jasa sebagai suatu produk. Jasa pelayanan merupakan suatu produk tidak berwujud. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Gronroos yang dikutip oleh Raminto dan Atik Septi Winarsih

dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pelayanan” mengatakan

(30)

Dari pendapat beberapa ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan pengertian jasa pelayanan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh pemberi jasa (instansi) kepada pelanggan atau konsumen dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hasil yang akan diterima pelanggan tidak berwujud suatu produk.

2. Faktor Yang Menyebabkan Kualitas Jasa Buruk

Ada berbagai faktor yang menyebabkan kualitas jasa menjadi buruk. Faktor-faktor tersebut meliputi (Fandy Tjiptono,2000:85-88): a. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan

Salah satu karakteristik jasa yang penting yaitu inseparability, artinya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Dengan kata lain pemberian jasa dibutuhkan kehadiran dan partisipasi dari pelanggan. Beberapa kekurangan yang ada pada karyawan pemberi jasa berpengaruh pada persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa tersebut misalnya:

1) Tidak terampil dalam melayani pelanggan. 2) Tutur kata tidak sopan.

3) Kurang senyum pada pelanggan. b. Intensitas kerja yang tinggi

(31)

c. Dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai

Sumber daya manusia dalam suatu instansi yang merupakan karyawan merupakan faktor utama dalam penentuan kualitas jasa yang diberikan. Supaya karyawan dapat memberikan jasa yang efektif, maka mereka perlu mendapatkan dukungan dari fungsi-fungsi utama manajemen. Dukungan tersebut dapat berupa peralatan yang lengkap, pelatihan ketrampilan, ataupun informasi yang akurat.

d. Kesenjangan-kesenjangan komunikasi

Komunikasi merupakan faktor penting selain karyawan. Komunikasi ini merupakan penghubung antara pemberi jasa dengan penerima jasa. Bila terjadi kesenjangan dalam komunikasi, maka timbul penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas jasa tersebut.

e. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara sama

Dalam hal interaksi dengan pemberi jasa, tidak semua pelanggan menerima jasa yang sama (standardized service). Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan pemberi jasa untuk memberikan jasanya secara khusus sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

f. Perluasan atau pengembangan jasa secara berlebihan

(32)

g. Visi bisnis jangka pendek

Visi jangka pendek dapat merusak kualitas jasa yang sedang dibentuk untuk jangka panjang.

C. Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit

1. Arti Rumah Sakit

Rumah sakit secara umum merupakan tempat merawat orang sakit, atau tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.539/MenKes/SK/VI/1994, rumah sakit didefinisikan sebagai unit organisasi di lingkungan departemen kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada dirjen pelayanan medik, yang dipimpin oleh seorang kepala rumah sakit dan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta melaksanakan upaya rujukan.

2. Jenis-jenis Rumah Sakit

(33)

pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota, dan rumah sakit umum milik TNI/Polri, rumah sakit umum swasta milik yayasan, dan rumah sakit BUMN milik perusahaan-perusahaan (www. pikiran rakyat.com/cetak/2007/012007).

a. Rumah Sakit Umum

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui disuatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini dapat bervariasi bergantung pada penyelenggaranya.

b. Rumah Sakit Terspesialisasi

(34)

c. Rumah sakit penelitian/pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tertinggi. Biasanya rumah sakit ini digunakan untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyarakat.

d. Rumah sakit lembaga/perusahaan

Rumah sakit lembaga/perusahaan adalah rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karayawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian rumah sakit ini adalah berkaitan dengan kegiatan lembaga/perusahaan tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.

3. Karakteristik Rumah Sakit

(35)

dapat berkembang. Agar suatu rumah sakit dapat berkembang perlu upaya penciptaan kepuasan pada pelanggan (pasien). Ukuran kepuasan pelanggan berhubungan erat dengan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, perbaikan kualitas pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan mendasar.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan rumah sakit sebagai sebuah sarana tinggal yang menyediakan pelayanan medik singkat atau lama, yang meliputi pelayanan pengamatan, diagnostik, pengobatan dan pemulihan untuk mereka yang menderita penyakit atau cedera dan untuk yang melahirkan. Rumah sakit dapat menyediakan dan dapat juga tidak menyediakan pelayanan untuk pasien rawat jalan.

a residential establishment which provides short and long term medical

care, consisting of observational, diagnostic, therapeutic and

rehabilitative services for persons suffering from a disease or injury and

for parturiants. It may or may not also provides for ambulatory patiens on

out patient basis”

(36)

diakibatkan oleh karena rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat komplek karena padat sumber daya manusia, padat modal, padat teknologi dan ilmu pengetahuan.

Karakteristik rumah sakit tersebut meliputi :

a. Uncertainty atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan

rumah sakit tidak bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Sifat inilah yang menyebabkan timbulnya respon penyelenggaran mekanisme asuransi di dalam pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme deterimanya di dalam masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.

b.Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit

berada pada posisi yang lebih lemah sedangkan rumah sakit mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang

“dijualnya”. misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak

memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan. Kondisi ini sering dikenal dengan consumer ignorance atau konsumen yang bodoh.

c. Externality, bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak

saja mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian

(37)

4. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.983/MENKES/SK/XI/1992, tugas umum rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.164/MenKes/PER/II/1998, fungsi rumah sakit adalah :

a. Fungsi Profesional

1) Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, palayanan keperawatan, pelayanan rehabilitas kesehatan, pencegahan serta peningkatan kesehatan

2) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan tenaga medis dan paramedis.

3) Sebagai tempat penelitian dan pengembang ilmu dan teknologi bidang kesehatan.

b. Fungsi Sosial

(38)

melaksanakan fungsi sosialnya. Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus memberikan fasilitas keperawatan pada penderita yang tidak mampu. Rumah sakit umum pemerintah harus menyediakan 75% dari tempat tidur yang ada untuk pasien yang tidak mampu, sedangkan rumah sakit non pemerintah (swasta) wajib menyediakan 25% dari kapasitas tempat tidur untuk pasien yang tidak mampu.

c. Fungsi Rujukan

Fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik vertikal maupun harisontal. Ada dua sistem rujukan yang digunakan, yaitu :

1) Rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan bantuan sarana, teknologi, keterampilan, kegiatan langsung melakukan survei epidemiologi.

(39)

D. Kepuasan Pasien

1. Definisi Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu komponen yang

penting dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan berkaitan dengan kesembuhan pasien. Hal itu berkaitan dengan konsekuensi sifat pelayanan kesehatan itu sendiri, berkaitan pula dengan sasaran dan outcome pelayanan. Kepuasan pasien berkaitan erat dengan mutu dari pelayanan. Apabila pasien merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan, maka hal tersebut merupakan indikator bahwa mutu dari pelayanan termasuk baik. Tingkat kepuasan pasien juga merupakan suatu alat ukur penting yang mendasar bagi mutu layanan. Hal ini karena memberikan informasi tercapai tidaknya tujuan pelayanan kesehatan.

Kepuasan merupakan tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan seseorang. Kepuasan pelanggan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan lainnya dipengaruhi banyak faktor, antara lain dengan pendekatan dan perilaku petugas serta mutu informasi yang diterima, prosedur perjanjian, waktu tunggu, fasilitas umum yang tersedia, mutu makanan, pengaturan kunjungan, outcome terapi, dan perawatan yang diterima (wijono, 2003).

(40)

berkali-kali dari organisasi yang sama, karena pelanggan tersebut merasa puas. Kepuasan itu sendiri akan berakibat pada terjadinya suatu perbaikan kualitas dalam organisasi.

2. Pengukuran Kepuasan Pasien

Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek kualitas pelayanan dibagi menjadi lima dimensi yaitu :

a. Sarana fisik (tangible)

Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan, ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat komunikasinya.

b. Kehandalan (reliability)

Kehandalan meliputi kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu. c. Ketanggapan (Responsiveness)

Ketanggapan yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

d. Jaminan/keyakinan (assurance)

(41)

resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran.

e. Kepedulian (empathy)

Kepedulian meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, memahami kebutuhan konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

E. Status Sosial Pasien

(42)

kekuasaan besar. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi disebut Social stratification. Kata stratification berasal dari stratum yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A.Sorokin yang dikutip oleh Soerjono

soekanto dalam bukunya yang berjudul “Sosiologi Suatu pengantar”

mengartikan social stratification sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hiarkis).

Kriteria yang biasanya digunakan untuk menggolongkan masyarakat kedalam suatu lapisan adalah sebagai berikut (Seorjono soekanto,1990:262-263) :

a. Ukuran Kekayaan

Masyarakat yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya menggunakan pakaian, kebiasaan berbelanja barang mahal dan sebagainya.

b. Ukuran kekuasaan

(43)

keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya.

c. Ukuran Kehormatan

Orang yang disegani dan dihormati dalam suatu masyarakat mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini biasanya, banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya golongan tua atau mereka yang pernah berjasa terhadap daerah tersebut akan menduduki lapisan teratas.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Tingkat pendidikan digunakan sebagai ukuran, dipakai dalam masyarakat yang mengahargai pendidikan. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi diharapkan dapat hidup dengan layak. Dengan tingkat pendidikan seseorang dapat dibedakan dalam kelas sosial. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dianggap lebih mampu memenuhi tingkat kebutuhannya sehari-hari.

Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa indonesia menjelaskan bahwa tingkat adalah tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan peradaban dan sebagainya) dan pendidikan adalah perbuatan (hal, cara) mendidik. Jadi dapat dikatakan tingkat pendidikan adalah tinggi rendahnya seseorang dalam menyelesaikan proses pendidikan.

(44)

“ Menurut pengertian umum, berdasarkan apa yang didapat kita saksikan dalam semua macam pendidikan, maka teranglah bahwa yang dinamakan pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”

Di dalam tulisannya mengenai pengertian pendidikan tersebut diatas pendidikan berarti daya upaya untuk mengembangkan pikiran dan jasmani anak agar selaras dengan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat terus maju dan memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia sekitar tanpa bertolak belakang dengan alamnya.

Proses pendidikan ini membutuhkan waktu yang lama agar suatu tujuan yang telah direncanakan tercapai. Adapun hasil dari pendidikan yang ditempuh adalah pengetahuan akan suatu hal yang dipelajari sebagai modal dalam kehidupan. Pendidikan yang ditempuh bersifat formal dan terstruktur.

(45)

Dalam penelitian ilmiah ini, penulis mengukur status sosial ekonomi dari tiga aspek yaitu ukuran kekayaan dan ukuran ilmu pengetahuan/tingkat pendidikan.

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan deskripsi teoritik yang telah diuraikan diatas lebih lanjut akan diajukan kerangka berpikir.

Jasa merupakan kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak pada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan hanya dapat dirasakan hasilnya apabila kegiatan ini telah diterima oleh konsumen. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang menawarkan pelayanan kesehatan pada konsumen yaitu pasien.

Pemahaman terhadap pelayanan jasa kesehatan rumah sakit akan berhubungan dengan kepuasan pasien . Pasien akan merasa puas apabila kinerja rumah sakit sesuai dengan harapan, sebaliknya pasien tidak puas jika kinerja rumah sakit dibawah harapannya, Tingkat pemahanman tehadap pelayanan jasa kesehatan rumah sakit tersebut akan berbeda menurut status sosial ekonomi pasien tersebut.

(46)

1. Hubungan tingkat kekayaan dengan pemahaman pelayanan jasa

kesehatan rumah sakit.

(47)

2. Hubungan tingkat kehormatan dengan pemahaman pelayanan jasa

kesehatan rumah sakit.

Tingkat kehormatan akan menpengaruhi bagaimana perilaku seseorang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh, cara pandang masyarakat terhadap dirinya yang akan berpengaruh pada pola hidup sehari-hari. Tingkat kehormatan seseorang dapat dilihat dari peran serta dalam masyarakat. Misalnya; seberapa sering diundang dalam kegiatan dimasyarakat. Semakin sering seseorang berperanserta dalam kegiatan masyarakat, maka pengetahuannya akan terus berkembang. Kegiatan kemasyarakat tentang kesehatan diri dan lingkungan akan secara tidak langsung memberikan pengetahuan tentang pelayanan jasa kesehatan yang baik. Bagi orang yang tingkat kehormatannya tinggi akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pelayanan jasa kesehatan dibandingkan orang yang memiliki tingkat kehormatan rendah.

3. Hubungan tingkat pendidikan dengan pemahaman pelayanan jasa

kesehatan rumah sakit.

(48)

G. HIPOTESIS

Dalam penelitian ini hipotesis penelitianya adalah:

1. Terdapat hubungan antara tingkat kekayaan dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan rumah sakit umum.

2. Terdapat hubungan antara tingkat kehormatan dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan rumah sakit umum.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan meliputi : 1. Deskriptif

Deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari keadaan. Metode deskriptif digunakan untuk mencari fakta dengan interprestasi yang tepat dengan tujuannya adalah mencari gambaran yang sistematis, fakta yang akurat mengenai pemahaman pelayanan jasa kesehatan di rumah sakit umum disebabkan karena adanya variabel tingkat kekayaan, tingkat kehormatan dan tingkat pendidikan.

2. Studi Kasus

Yaitu penelitian tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan Rumah sakit umum Panti Baktiningsih, Klepu

(50)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada periode November 2008 – Februari 2009

C. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah status sosial ekonomi pasien yaitu tingkat kekayaan, tingkat kehormatan, dan tingkat pendidikan.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini meliputi pasien yang berobat di rumah sakit umum Panti Baktiningsih.

D. Metode Pengumpulan Data

Sebagai metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode: 1. Kuesioner

(51)

wawanca. Data yang hendak diperoleh melalui kuesioner yakni pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa rumah sakit umum berdasar tingkat kekayaan/kepemilikan, tingkat kehormatan dan tingkat pendidikan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan mengadakan tanya jawab secara sistematis dengan pihak yang berkepentingan. Wawancara ini bertujuan untuk mempeoleh data tentang obyek penelitian terutama data tentang rumah sakit umum Panti Baktinigsih, Klepu.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka meupakan mengumpulkan data sehubungan dengan topik yang didapat dari kepustakaan, yaitu dari buku-buku atau referensi lainnya.

E. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Cooper (1996: 214) adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.dapat diduga. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien yang berobat di rumah sakit umum Panti Baktiningsih, Klepu.

(52)

yang dapat di peroleh sebanyak 100 pasien dari jumlah populasi. Sampel tersebut didasarkan pada perbedaan tingkat kekayaan, tingkat kehormatan dan tingkat pendidikan.

F. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah metode sampling asidental. Sampling asidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelitian dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

G. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

(53)

penelitian ini variabel dibagi menjadi variabel bebas (Independen

Variabel) dan variabel terikat (Variabel dependent).

a. Variabel bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi yaitu tingkat kepemilikan/kekayaan (X1), tingkat kehormatan (X2), dan tingkat pendidikan pasien (X3). Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi operasionalisasi variabel status sosial pasien.

No Indikator No Pertanyaan

1. Pendidikan terakhir pasien 1

2. Tingkat kehormatan pasien 2, 3, 4 3. Kekayaan Pasien 5,6,7,8,9,10,11,12,13,14

Skor setiap pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala Likert dengan model multiple choice.

Deskripsi Item Skor Pertanyaan

1. Pendidikan terakhir anda :

a. Tamat SD 1

b. Tamat SLTP 2

c. Tamat SLTA 3

d. Tamat Diploma / Sarjana 4

2. Seberapa sering anda diundang rapat lingkungan:

a. Tidak pernah 1

b. Kadang-kadang 2

c. Sering 3

d. Selalu 4

3. Seberapa sering anda ditunjuk menjadi panitia suatu acara:

a. Tidak pernah 1

b. Kadang-kadang 2

c. Sering 3

d. Selalu 4

(54)

a. Tidak pernah 1

b. Kadang-kadang 2

c. Sering 3

d. Selalu 4

5. Status rumah anda :

a. Menumpang saudara 1

b. Sewa tanah 2

c. Kontrak rumah dan tanah 3

d. Milik sendiri 4

6. Luas rumah anda :

a. Kurang dari 36 m2 1

b. 37 m2– 75 m2 2

c. 76 m2– 100 m2 3

d. Lebih dari 100 m2 4

7. Atap rumah anda terbuat dari :

a. Genteng kripik 1

b. Genteng asbes 2

c. Genteng pres 3

d. Genteng semen 4

8. Dinding rumah anda terbuat dari :

a. Gedeg 1

b. Papan biasa (bukan jati) 2

c. Setengah Tembok 3

d. Tembok 4

9. Lantai rumah anda terbuat dari :

a. Semen / Plesteran 1

b. Tegel biasa 2

c. Keramik 3

d. Marmer 4

10.Langit-langit rumah anda terbuat dari :

a. Tidak ada langit- langit 1

b. Gipsum 2

c. Triplek 3

d. Anyaman bambu 4

11.Pagar rumah anda terbuat dari:

a. Tanaman hidup 1

b. Bambu 2

c. Besi 3

d. Baja 4

12.Alat transportasi yang anda miliki:

a. Tidak punya 1

b. Sepeda 2

c. Motor 3

(55)

13.Tempat belanja yang sering anda kunjungi:

a. Warung 1

b. Pasar 2

c. Swalayan 3

d. Supermarket 4

14. Barang-barang yang dimiliki : Barang yang

dimiliki Jumlah dan Perkiraan harga

Skor Pertanyaan a. Mesin Cuci a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 b. Kulkas a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 c. Sepeda motor 2 – 3 buah, perkiraan harga :

a)Rp 5.000.000-Rp 10.000.000 b)Rp 10.000.000-Rp 20.000.000 c)Rp 20.000.000-Rp 35.000.000 d)> Rp 35.000.000

1 2 3 4 d. Sepeda a. < Rp 100.000

b. Rp 100.000 – Rp 500.000 c. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 d. > Rp 1.000.000

1 2 3 4 e. Komputer a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 f. Televisi a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 g. VCD player a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 h. Hand Phone a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4

b. Variabel terikat (variabel dependent) (Y)

(56)
[image:56.595.87.514.247.763.2]

kesehatan rumah sakit umum Panti Baktiningsih, Klepu adalah suatu proses penerimaan, mengorganisasikan dan menginterprestasikan pelayanan jasa yang di berikan rumah sakit pada pasien. Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengukur variabel pemahaman pelayanan jasa rumah sakit umum Panti Baktiningsih, Klepu adalah berupa pernyataan tentang pelayanan jasa rumah sakit umum dengan menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Model Likert

Pernyataan Responden Skala Penilaian

Sangat Rendah 1

Rendah 2

Tinggi 3

Sangat Tinggi 4

Untuk lebih jelasnya, penulis sajikan operasional variabel penelitian kepuasan pasien terhadap pelayanan jasa rumah sakit umum sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub-Indikator No. Item

Pemahaman masyarakat terhadap pelayanan jasa

1. Tangibles

(Ketampakan Fisik)

a. Rumah sakit memiliki

peralatan lengkap dan siap pakai

(57)

rumah sakit umum

2. Reliability (Keandalan)

3.Responsivenes

b. Dokter, bidan, dan perawat berpakaian dan berpenampilan rapi c. Kondisi ruangan perawat pasien sehat (ditunjang sirkulasi udara dan penerangan memadai) a. Obat-obatan dan makanan yang diberikan pasien sesuai petunjuk dokter dan tepat waktu. b. Dokter, bidan dan perawat memberikan pemeriksaan kepada pasien dengan benar dan teliti.

c. Dokter, bidan, dan perawat membuat catatan pada diri pasien secara benar. a. Bila pasien

(58)

(Daya Tanggap)

4. Assurance

(Jaminan/Keamanan)

memiliki masalah, dokter, bidan dan perawat bersikap simpatik dan sanggup menenangkan pasien.

b. Dokter, bidan, dan perawat selalu bersedia

membantu pasien. a. Pelayanan yang diberikan dokter, bidan, dan perawat dapat dipercaya b. Rumah sakit menjamin

(59)

5. Empathy

(Perhatian Pribadi)

mendiagnosa penyakit sehingga dapat menjelaskan dan menjawab pertanyaan pasien tentang

penyakitnya beserta solusinya. a. Dokter, bidan dan perawat memberikan perhatian secara khusus kepada pasien

b. Dokter, bidan dan perawat memperhatian keluhan pasien.

27

28

Hubungan antar variabel penelitian, apabila digambarkan dalam paradigma penelitian sebagai berikut:

Keterangan: X1

Y X2

(60)

X1 = Tingkat kekayaan X2 = Tingkat kehormatan X3 = Tingkat pendidikan

Y = Pemahaman pelayanan jasa kesehatan

H. Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini uji coba instrumen penelitian yang akan dilakukan meliputi :

1. Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. Dalam hal ini yang diuji adalah butir-butir pertanyaan. Untuk menguji kesahihan kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus statistik koefisien korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson. Dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,2002:146):

rxy =

2 2 2 2 Y Y N X X N Y X -XY N Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi setiap item X = Nilai dari setiap item

(61)

Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

Jika

r

hitung

r

tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka instrumen tersebut valid.

Jika

r

hitung

r

tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka instrumen tersebut tidak valid.

Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan jumlah 30 pasien di Rumah Sakit St.Yusup, Boro. Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel status sosial ekonomi pasien dan pelayanan jasa kesehatan rumah sakit. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga lima puluh lima (55) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi

[image:61.595.88.515.162.761.2]

Ada dua puluh satu (14) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk status sosial ekonomi pasien adalah sebagai berikut (lampiran)

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas untuk Status Sosial Ekonomi Pasien

Butir No. r tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0,563 Valid

2 0,361 0,480 Valid

3 0,361 0,510 Valid

4 0,361 0,365 Valid

5 0,361 0,457 Valid

6 0,361 0,477 Valid

7 0,361 0,710 Valid

(62)

9 0,361 0,398 Valid

10 0,361 0,449 Valid

11 0,361 0,434 Valid

12 0,361 0,413 Valid

13 0,361 0,747 Valid

14 0,361 0,650 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel status sosial ekonomi pasien menunjukkan bahwa sebanyak sembilan belas (14) butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan ( ) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361.

b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Pelayanan Jasa Kesehatan

[image:62.595.170.515.114.235.2]

Ada tiga puluh empat (34) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk pelayanan jasa kesehatan adalah sebagai berikut (lampiran)

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas untuk Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan

Butir No. R tabel N=30/σ= 5% Nilai r hitung Status

1 0,361 0.589 Valid

2 0,361 0.494 Valid

3 0,361 0.430 Valid

4 0,361 0.558 Valid

5 0,361 0.497 Valid

6 0,361 0.479 Valid

7 0,361 0.651 Valid

8 0,361 0.584 Valid

[image:62.595.83.518.133.749.2]
(63)

10 0,361 0.664 Valid

11 0,361 0.651 Valid

12 0,361 0.558 Valid

13 0,361 0.584 Valid

14 0,361 0.423 Valid

15 0,361 0.511 Valid

16 0,361 0.426 Valid

17 0,361 0.437 Valid

18 0,361 0.465 Valid

19 0,361 0.457 Valid

20 0,361 0.480 Valid

21 0,361 0.713 Valid

22 0,361 0.621 Valid

23 0,361 0.650 Valid

24 0,361 0.550 Valid

25 0,361 0.431 Valid

26 0,361 0.458 Valid

27 0,361 0.502 Valid

28 0,361 0.405 Valid

29 0,361 0.545 Valid

30 0,361 0.432 Valid

31 0,361 0.629 Valid

32 0,361 0.616 Valid

33 0,361 0.505 Valid

34 0,361 0.407 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel pelayanan jasa kesehatan yang diberikan rumah sakit menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh empat butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan ( ) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361. Dari hasil perhitungan diperoleh tiga puluh empat butir pernyataan bahwa keseluruhan nilai

r

(64)

menunjukkan angka lebih besar dari nilai

r

tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tiga puluh empat butir pernyataan variabel pemahaman pelayanan jasa kesehatan adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Rumus Alpha dari Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 1987:236).

Dengan rumus sebagai berikut:

2 1 2 1 1 b n k k r Keterangan:

r

n : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

b : Jumlah varians butir 2

1 : Varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dapat dikerjakan dengan program SPSS for windows

versi 16.0. Dari hasil yang didapat tabel r untuk N= 30 dan taraf signifikansinya 5% maka diperoleh

r

tabel = 0,361. Hasil perhitungan nilai r untuk variabel status sosial ekonomi pasien nilai

r

hitung = 0,891. Sementara pada variabel pemahaman pelayanan jasa kesehatan nilai

r

(65)

Tabel 3.5

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Status Sosial Ekonomi Pasien

0,361 0,864 Reliabel

Pemahaman Pelayanan Jasa Kesehatan

0,361 0,934 Reliabel

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel.

I. Teknik analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,1998:112). Untuk mendeskripsikan hubungan status sosial ekonomi pasien dengan pelyanan jasa kesehatan menggunakan pengujian statistik deskriptif (Sri Mulyono,1991)

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

(66)

sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan

bantuan program SPSS 16.0. Jika hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah = 0,05, maka distribusi data tersebut tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Gozali,2002:36), sebagai berikut:

D = Maksimum [

F

o (

x

1) -

S

n(

x

1)] Keterangan :

D = Deviasi maksimum

F

o (

x

1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

S

n = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai

F

hitung > dari nilai

F

tabel pada taraf signifikansi 5% ( = 0,05) maka distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya jika nilai

F

hitung < dari nilai

F

tabel maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3. Pengujian Hipotesis

Variabel yang diuji:

1) Hubungan tingkat kekayaan dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan.

2) Hubungan tingkat kehormatan dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan.

(67)

Karena dalam pengujian normalitas didapatkan data yang tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan alat uji statistik non parametris dengan menggunakan chi square dengan bantuan SPSS 16 for windows. Adapun langkah-langkahnya sebagi berikut :

a. Rumusan Hipotesis

Hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ho : β ≥ 0 : Tidak ada hubungan antara tingkat kekayaan pasien dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan. Hα : β≤ 0 : Ada hubungan antara tingkat kekayaan pasien

dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan. 2. Ho : β≥ 0 : Tidak ada hubungan antara tingkat kehormatan pasien

dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan. Hα : β≤ 0 : Ada hubungan antara tingkat kehormatan pasien

dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan. 3. Ho : β≥ 0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan

pasien dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan.

Hα : β≤ 0 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan pasien dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan.

b. Pengujian Hipotesis

1. Apabila distribusi data normal

(68)

Adapun langkah yang digunakannya untuk uji korelasi ganda adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis b. Menentukan taraf keyakinan

Taraf keyakinan yang digunakan adalah 95% atau alpha 5% c. Mencari persamaan regresi dengan menggunakan rumus :

3 3 2 2 1

1X b X b X

b a Y

Keterangan :

Y = variabel terikat X = variabel bebas a = Nilai konstanta b = koefisien regresi d. Perhitungan R hitung

2 3 3 2 2 1 1 ... Y Y X b Y X b Y X b Y X b

R n n

Keterangan :

R = Koefisien korelasi berganda

e. Mencari koefisien korelasi ganda

(69)

F = signifikasi koefisien korelasi ganda R = koefisien determinasi 2

N = jumlah responden m = jumlah variabel bebas f. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi ganda tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel F dengan didasarkan pada dk pembilang dan dk penyebut (N-m-1). Jika dihasilkan Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya. 2. Apabila distribusi data tidak normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi Square (X2), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) b. Memilih level kepercayaan

Level kepercayaan yang digunakan adalah 95% c. Taraf signifikansi

Taraf signifikansi adalah 5%, nilai kritis (Df) Df = (k-1)(b-1)

Dimana :

(70)

fh fh

fo 2

2 ( )

Keterangan : 2

= Chi Square

Fo = frekuensi yang diobservasi (fianasial, sosial, yuridis) Fh = frekuensi yang diharapkan (minat)

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus; mdanbaris jumlahkolo s jumlahbari x m jumlahkolo fh

e. Mengukur taraf hubungan, menggunakan koefisien kontigensi dengan rumus (I Nyoman Susila, 1986:216) :

N X X c 2 2

Keterangan :

C = koefisien kontigensi

Χ2

= harga Chi-kuadrat yang diperoleh N = jumlah total

Semakin besar nilai C, semakin tinggi taraf hubungannya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan hasil C dengan Cmaks. Rumus pembanding tersebut adalah :

k k

(71)

Keterangan :

Cmaks = harga C paling besar k = jumlah kolom

[image:71.595.84.523.100.658.2]

Cmaks merupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin dekat jumlah C mendekati Cmaks semakin besar tingkat pengaruh yang terjadi yang telah dihitung dengan Chi-kuadrat.

Tabel 3.6 Interpretasi

No Harga Nilai koefisien Tingkat Keterhandalan 1 C maks ≥ 0,80 Sangat tinggi

2 C maks 0,60 < 0,80 Tinggi

3 C maks 0,40 < 0,60 Sedang

4 C maks 0,20 < 0,40 Rendah

5 C maks < 0,20 Sangat rendah

f. Membuat kesimpulan

1) Berdasarkan pada perbandingan Chi Square (χ2) hitung dengan Chi Square (χ2) tabel:

a) Apabila χ2hitung <χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Apabila χ2 hitung >χ2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2) Berdasarkan pada probabilitas (signifikansi): a) Ho diterima apabila > 0,05

(72)

52

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Pelayanan Kesehatan Panti Baktiningsih Klepu

1. Periode tahun 1961-1965

Dalam rentang waktu tahun 1961-1965, Pemerintah kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bercita-cita mendirikan sebuah pusat pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah ini yang memadai. Pelayanan kesehatan yang bermaksud adalah berujud poliklinik dan rumah bersalin. Namun keingginan luhur ni selalu dirintangi oleh aktivitas PKI, yang senantiasa tidak sependapat dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga keinginan luhur ini mengalami kemacetan/terhenti beberapa waktu yaitu sebagai puncak kemacetan itu meletus G 30 S/PKI tahun 1965. Tetapi pada tahun 1966, seiring dengan konsesus nasional, Bangsa Indonesia membasmi PKI.

2. Periode tahun 1966-1970

(73)

melanjutkan cita-cita semula yaitu mendirikan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang berwujud poliklinik dan rumah bersalin.

Untuk pengelolaannya kerena kalurahan Sendangmulyo dan pihak lain tidak bersedia kemudian pemerintahan kalurahan dan DPRKGR menyerahkan kepercayaan kepada pihak paroki Klepu. Dalam hal ini paroki Klepu menerima kepercayaan itu demi kesejahtraan masyarakat. Atas kepercayaan itu, pemerintah kalurahan Sendangmulyo menyediakan tanah kas desa yang terletak disebelah utara pastoran Katolik Klepu seluas 3000m2. Penyerahan tanah kkas desa kepada yayasan terjadi pada jumat,5 mei 1967, nomor : 2/P/V/67, dari bapak H.J Hardjawardaja selaku ketua DPRKGR kalurahan Sendangmulyo, yang diketahui/disaksikan oleh bapak Prodjosastramihardja selaku camat Minggir. Tanah kas desa untuk YKKR dari Dinas Agraria DIY Nomor : 27/PD/Agr./1969, tertanggal 2 januari 1970, mengukuhkan tanah kas desa yang sudah ditukar tersebut untuk tempat membangun poliklinik dan rumah bersalin.

(74)

1) Pendiri Yayasan : Henri Antonius Marie Task S.J. selaku Pastor Paroki Klepu

2) Ketua Umum : Dr. Raden Agustinus Krisman Tjahjana

3) Ketua Umum I : Raden Fransiskus Xaverius Marta Sapradja (alm).

4) Ketua Umum II : Raden Gerardus Harjoadisumarto (alm). 5) Penulis : Ignasius Sumantri.Bsc.

6) Bendahara : Micael Gimin Pratiwowijoyo 7) Pembantu : Fransiskus Xaverius Hadisubroto.

Setelah urusan dan status tanah jelas, persiapan pembangunan gedung Poliklinik dan rumah bersalin mulai dirintis. Semangatumat paroki Klepu mengumpulkan batu-batu kali untuk bangunan gedung merupakan andil besar.Bukan hanya material banguanan saja yang dikumpulkan, melainkan tenaga untuk kerja bakti mengali lubang foundasi bangunan secara bergantian.

(75)

agustus 1970, antara pukul 10.00-11.00. Pembangunan gedung poliklinik dan rumah sakit bersalin dikoordinir oleh pastor H.A.M. Task, S.I selaku pendiri yayasan, sedangkan pengawasan sehari-hari oleh bruder Matheus Tirtosumarto, S.J.

Pembangunan gedung memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan sejak agustus 1970 sampai januari 1971.

3. Periode tahun 1971-1972

a. Persiapan Peresmian Pembuk

Gambar

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Model Likert
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas untuk Status Sosial Ekonomi Pasien
Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas untuk Pemahaman Pelayanan Jasa
Tabel 3.6 Interpretasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan deskripsi dan pengertian bermain yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa permainan aksara hijaiyah adalah kegiatan bermain menggunakan huruf hijaiyah

zó általános adatok. 1827-ben Károly Lajos főherceg építtetett egy kas- télyt Kneževoban, és áttette ide a birtok igazgatási központját is.. A kamara a jövedelem

Di dalamnya dibahas Kontribusi pengawas madrasah terhadap kinerja guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Bone, menganalisis berbagai permasalahan guru

(9) Strategi pembangunan Fasilitas Kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Parangtritis-Depok- Kuwaru dan sekitarnya sebagaimana

tingkat kesalahan untuk indikator posisi tangan dilakukan oleh 2 siswa peserta ekstrakurikuler dan untuk indikator gerakan posisi tangan yang benar dilakukan oleh 28

Model pembelajaran guided inquiry memberikan pengaruh dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah peserta didik karena dalam model pembelajaran guided inquiry

Dalam hal peserta lelang yang bersangkutan tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka penawarannya dapat digugurkan dan jaminan penawarannya disita untuk

Prinsip ukur adalah mudah. Untuk menghasilkan pelan atau peta, dua titik di atas permukaan bumi dipilih dan jarak diantaranya diukur. Jarak di antara dua titik yang telah