• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Suplay Air Minum Otomatis Pada Baterry Room Farm Menggunakan Mikrokontroller 8535.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Suplay Air Minum Otomatis Pada Baterry Room Farm Menggunakan Mikrokontroller 8535."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Semakin berkembangnya kehidupan manusia pada era globalisasi manusia dituntut untuk dapat bekerja lebih professional dalam melakukan semua pekerjaannya sehinnga di butuhkan sebuah sistem yang dapat mengurangi peran manusia itu sendiri.

Pada peternakan itik menggunakan baterry room farm sangat di butuhkan tingkat kebersihan kandang yang baik karena untuk mendapat hasil itik yang sehat dan terbebas dari penyakit ternak yang akan berdampak pada waktu panen dan tingkat ekonomi peternak. Dengan menggunakan sistem ini peternak tidak akan lupa untuk memberi minum pada ternaknya karena semua dikerjakan oleh sistem, dan peternak dapat mencari tambahan pendapatan lain dari bercocok tanam dan sejenisnya

Sistem suplay air minum itik otomatis adalah sistem otomatisasi menggunakan mikrokontroller ATMega 8535 dan menggunaka bahasa C untuk pemrogamannya, sistem ini di rancang untuk memudahkan peternak dalam menyuplay air minum dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil itik. Sistem ini dapat berjalan selama masa pembesaran, penggemukan dan panen, dan suplay air sudah terjadwal pada jam-jam tertentu saja.

Dalam pengujian sistem membutuhkan tahap dari pengujian mikro, rangkaian RTC, rangkaian LCD dan rangkaian pompa DC. Kesimpulannya adalah tingkat keberhasilan sistem untuk menyuplay air minum pada baterry room farm adalah pada inputan yang di simpan dalam rangkaian RTC dan rangkaian mikrokontroller selanjutnya sistem akan melakukan perhitungan usia itik untuk menentukan banyaknya suplay air ke dalam baterry room farm, dampak terhadap pertumbuhan itik dalam penggunaan sistem ini di bandingkan dengan menggunakan sistem tradisional adalah itik dapat tahan terhadap penyakit dan berdampak pada hasil panen yang memuaskan karena itik dapat panen sesuai dengan waktunya .

Kata kunci : Mikrokontroller ATMega 8535, RTC, Ternak Itik, Battery room farm

(2)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang ... 1

1.2.

Perumusan Masalah ... 2

1.3.

Batasan Masalah ... 2

1.4.

Tujuan ... 3

1.5.

Manfaat ... 3

1.6.

Metodologi Penelitian ... 4

1.7.

Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 10

2.1.

Mikrokontroller ... 10

2.1.1.

Mikrokontroller ATMega 8535 ... 10

2.1.2.

Konfigurasi Pin ATMega 8535 ... 11

2.1.3.

Fitur Mikrokontroller ATMega 8535 ... 13

2.1.4.

Arsitektur ATMega 8535 ... 14

2.1.5.

Minimum Sistem ATMega 8535 ... 15

2.2.

RTC (real time clock) ... 16

2.3.

LCD (liquid crystal display) ... 17

2.4.

Bahasa C ... 18

(3)

2.4.5.

Bahasa C Pada Mikrokontroller ATMega 8535 ... 26

2.5.

Software Pemrogaman Dan Software Downloader ... 27

2.5.1.

Code Vision AVR ... 28

2.6.

Ternak Itik ... 31

2.6.1.

Itik Tiktok ... 32

2.6.2.

Kandang Dan Pakan Ternak Itik ... 34

2.6.3.

Baterry Room Farm Pada Itik ... 35

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 38

3.1.

Perancangan Simulasi Sistem Kandang Baterry Room Farm ... 38

3.2.

Perancangan Sistem ... 39

3.3.

Perancangan Sistem Hardware ... 42

3.3.1.

Rangkaian Keseluruhan Sistem ... 43

3.3.2.

Rangkaian Minimum Sistem ATMega 8535 ... 43

3.3.3.

Rangkaian Real Time Clock ... 44

3.3.4.

Rangkaian LCD ... 45

3.3.5.

Rangkaian Catu Daya ... 46

3.3.6.

Rangkaian Switching Daya Dari Tegangan AC Ke

Tegangan DC ... 47

3.4.

Perancangan Software ... 48

3.4.1.

Algoritma Sistem Suplay Air Minum Itik Otomatis ... 48

3.4.2.

Flowchart Sistem Suplay AirMinum Itik Otomatis ... 50

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK ... 54

4.1.

Pengujian Rangkaian Perangkat Lunak ... 54

4.1.1.

Pembuatan File Project Pada Code Vision AVR ... 54

(4)

4.2.3.

Pengujian Rangkaian LCD ... 64

4.2.4.

Pengujian Rangkaian RTC ... 66

4.2.5.

Pengujian Pompa Air ... 68

4.2.6.

Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 70

BAB V UJ I COBA... 72

5.1.

Lingkungan Uji Coba ... 72

5.2.

Skenario Uji Coba ... 73

5.3.

Pelaksanaan Uji Coba ... 74

5.3.1.

Pelaksanaan Uji Coba Simulasi Kandang Baterry Room

Farm ... 74

5.3.2.

Pelaksanaan Uji Coba Switching Daya ... 75

5.3.3.

Pelaksanaan Uji Coba Setting Jam Sekarang ... 76

5.3.4.

Pelaksanaan Uji Coba Setting Tanggal Sekarang ... 78

5.3.5.

Pelaksanaan Uji Coba Proses Pengisian Air Minum Itik .. 80

5.3.6.

Perbandingan Sistem Ternak Itik Tradisional Dengan

Baterry Room Farm Terhadap Berat Badan Itik ... 82

BAB VI PENUTUP ... 84

6.1.

Kesimpulan ... 84

6.2.

Saran ... 85

(5)

Gambar 2.3. Blok Diagram Fungsional ATMega 8535 ... 14

Gambar 2.4. Minimum System ATMega 8535 ... 16

Gambar 2.5. RTC Address Map ... 17

Gambar 2.6. LCD (Liquid Crystal Display) ... 18

Gambar 2.7. Proses Kompilasi-Linking Dari Program C ... 21

Gambar 2.8. Alur Pemrogaman Code Vision AVR ... 31

Gambar 2.9. Gambar Itik Tik Tok ... 33

Gambar 2.10. Gambar Kandang Itik ... 35

Gambar 2.11. Skema Baterry Room Farm ... 36

Gambar 3.1. Rancangan Simulasi Sistem Kandang Baterry Room Farm ... 39

Gambar 3.2. Diagram Blok Sistem Suplay Air Minum Itik Otomatis ... 40

Gambar 3.3. Desain Sistem Suplay Air Minum Itik Otomatis ... 42

Gambar 3.4. Gambar Skematik Minimum Sistem ATMega 8535 ... 44

Gambar 3.5. Skematik RTC DS1307 ... 45

Gambar 3.6. LCD 16x2 ... 46

Gambar 3.7. Rangkaian Catu Daya Penurun Tegangan... 46

Gambar 3.8. Rangkaian Switching Daya ... 48

Gambar 3.9. Gambar Flowchart Sistem Suplay Air Minum Itik Otomatis ... 51

Gambar 3.10. Gambar Flowchart Mikrokontroller ... 52

Gambar 4.1. Tampilan Menu Pada Code Vision AVR ... 55

Gambar 4.2. Menu Wizard Pada Code Vision AVR ... 55

Gambar 4.3. Inisialisasi Pada Menu Wizard ... 56

Gambar 4.4. Hasil Compile Pada Program ... 57

Gambar 4.5. Proses Download Program Ke Dalam Mikrokontroller ... 58

(6)

Gambar 4.10. Gambar Rangkaian Push Button ... 63

Gambar 4.11. Gambar Hasil Dari Pengujian Rangkaian LCD ... 66

Gambar 4.12. Gambar Hasil Dari Pengujian Rangkaian RTC ... 68

Gambar 4.13. Gambar Hasil Dari Pengujian Pompa Air ... 70

Gambar 4.14. Rangkaian Catu Daya ... 71

Gambar 5.1. Uji Coba Simulasi Sistem Kandang Baterry Room Farm ... 75

Gambar 5.2. Uji Coba Rangkaian Switcing Daya ... 76

Gambar 5.3. Menu Setting Jam Sekarang ... 77

Gambar 5.4. Menu Setting Jam, Menit, Detik ... 78

Gambar 5.5

Menu Setting Tanggal Sekarang ... 79

Gambar 5.6. Menu Setting Tanggal, Bulan Dan Tahun... 79

Gambar 5.7. Informasi Waktu Dan Tanggal Sekarang ... 80

(7)

Tabel 5.2. Tabel Perkembangan Itik Pada Sistem Ternak Tradisional ... 82

(8)

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya kehidupan manusia pada era globalisasi

manusia dituntut untuk dapat bekerja lebih professional dalam melakukan semua

pekerjaanya, dengan didukung ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin

pesat manusia dituntut untuk memanfaatkan kemajuan tersebut untuk

mempermudah dalam melakukan pekerjaanya, sehingga semua pekerjaan yang

dikerjakan manusia dapat dilakukan dengan aman tanpa mengurangi faktor

keselamatanya dalam melakukan aktifitasnya serta dapat meningkatkan hasil

produktivitas yang ingin di capai.

Melihat kemungkinan dan kenyataan yang ada maka diciptakan suatu alat

yang dapat mengatur suplay air minum ternak itik pada battery room farm, agar

ternak tidak kekurangan serta kelebihan suplay air minum serta suplay air minum

dapat di sesuaikan dengan umur itik tersebut, dan tentu semua faktor tersebut akan

berdampak pada berkurangnya produktivitas hasil ternak itik tersebut.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin menciptakan suatu sistem yang

dapat mengatur suplay air minum secara otomatis, sesuai kebutuhan dan dapat

berjalan selama masa pertumbuhan itik, sistem ini di lengkapi dengan pompa air

minum yang dapat menyuplai air ke dalam tempat minum ternak, sistem ini juga

di lengkapi dengan sistem yang terus bekerja selama masa pertumbuhan itik dan

(9)

dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik, mengurangi dampak

terjangkitnya penyakit ternak itik dan tentu yang paling penting adalah tepat

waktu masa panen.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dari Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana membuat sistem yang dapat menyuplay air minum pada

baterry room farm.

b. Bagaimana dapat membuat sistem yang dapat menyuplay air minum

pada baterry room farm yang sesuai dengan kebutuhan itik yaitu sesuai

dengan usia itik tersebut.

c. Bagaimana dapat membuat sistem yang dapat berjalan secara terus

menerus sampai masa panen itik.

d. Bagaimana dapat membuat sistem pemasok air minum yang dapat di

setting tanggal masa starter hingga masa panen.

1.3. Batasan Masalah

Agar tidak terlalu menyimpang dari rumusan masalah yang telah penulis

buat, maka dalam pembuatan Tugas Akhir ini, ruang lingkup permasalahan hanya

akan dibatasi pada:

(10)

b. Sistem ini hanya sebatas untuk pengisian air minum saja.

c. Sistem ini menggunakan pompa air dengan tegangan searah dengan

kapasitas 90 liter perjam serta berjalan dalam masa sebelum masa

panen itik yaitu sekitar 30 hari.

d. Itik pada sistem ternak ini dalam kondisi yang sehat dan tidak dalam

masa karantina.

1.4. Tujuan

Mengacu pada perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam

penyusunan Tugas Akhir ini adalah Merancang dan membuat sebuah sistem yang

dapat menyuplay air minum secara otomatis dan sesuai kebutuhan itik.

1.5. Manfaat

Manfaat dari Tugas Akhir “Sistem Pemasok Air Minum Otomatis Pada

Batter y Room Far m Menggunakan Mikr okontroller 8535” ini terbagi menjadi

3 yaitu bagi pengguna, bagi universitas dan bagi penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagi Pengguna

Mempermudah dalam mengontrol kebutuhan air minum itik serta

mengurangi peran peternak karena sudah terganti dengan sistem otomatis

sehingga peternak bisa mencari hasil pendapatan lain misalnya bercocok

tanam, meningkatkan hasil produtivitas ternak itik tersebut serta

(11)

b. Bagi Universitas

Sebagai tambahan perbendaharaan perpustakaan dan bahan

masukan bagi penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama serta

memberikan tambahan untuk dapat digunakan sebagai tambahan ilmu

pengetahuan khususnya tentang pemrogaman mikrokontroller

menggunakan bahasa C.

c. Bagi Penulis

Dapat dijadikan pembelajaran dalam penerapan bahasa C dalam

pemrogaman mikrokontroller, sehingga dapat menambah wawasan yang

sangat penting bagi penulis di masa yang akan datang.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan

(Surachmad, 1976). Adapun metode yang dipakai adalah:

1. Libr ar y Resear ch

Library Research adalah pengumpulan dokumen-dokumen,

referensi-referensi, buku-buku, sumber dari internet, atau sumber-sumber lain yang

diperlukan untuk merancang dan mengimplementasikan aplikasi. Tujuannya

untuk mendukung teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang muncul.

(12)

dan artikel mengenai mikrokontroller 8535 dan bahasa pemrograman C.

Mempelajari program aplikasi yang sudah ada untuk memberikan gambaran

yang jelas mengenai bahasa pemrogaman C dalam mikrokontroller, sebagai

acuan dalam perencanaan dan pembuatan Tugas Akhir ini.

2. Analisis dan Per ancangan Sistem

Setelah tahap Library Research dibuat deskripsi umum sistem serta

dilakukan analisa kebutuhan sistem. Dalam melakukan perancangan awal

sistem hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan perancangan sistem arsitektur

Merupakan gabungan dari proses-proses dan praktek-praktek untuk

menghasilkan sebuah sistem yang efektif.

2. Pembuatan Algoritma Sistem dan Flow chart.

Pembuatan algoritma dan flow chart ini bertujuan untuk

memudahkan penulis dalam pembuatan program serta memudahkan

memahami alur sistem.

3. Pembuatan Perancangan Sistem

Pembuatan perancangan sistem ini dibuat untuk merancang sistem

yang sesuai dengan kebutuhan petani itik di dalam baterry room farm yang

(13)

3. Pembuatan Sistem

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan

waktu karena model dan rancangan aplikasi yang telah dibuat

diimplementasikan dengan menggunakan Bahasa Pemrogaman C .

4. Uji Coba

Uji coba ini dilakukan dalam rangka untuk memastikan apakah sistem

yang telah selesai dibuat telah sesuai dengan yang direncanakan dalam tahap

analisa dan perancangan sistem serta dievaluasi untuk kelayakan pemakaian

sistem dengan mempertimbangkan kemungkinan kesalahan yang terjadi.

5. Penyusunan Buku Sk r ipsi

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Skripsi. Buku

ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Skripsi. Dari

penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin

menyempurnakan dan mengembangkan sistem ini lebih lanjut.

6. Revisi

(14)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam

beberapa bab dan sub bab. Adapun pembagian bab nya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang yaitu uraian tentang landasan pemikiran

timbulnya suatu masalah yang mendorong untuk melakukan

penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan,

manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang

digunakan dalam laporan skripsi ini.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab kedua akan dijelaskan mengenai semua landasan teori

yang terkait dengan skripsi ini. Semua penjelasan meliputi

pembahasan bahasa pemrograman C, software pemrogaman,

software downloader, mikrokontroller, mikrokontroller ATMega

8535, rangkaian real time clock, rangkaian liquid crystal display,

jenis-jenis itik termasuk di dalamnya jenis penyakit, konsumsi air

minum dan pakan, serta sistem pengandangan itik secara

tradisional dan baterry room farm termasuk didalamnya

pembahasan mengenai rangkaian elektronika, perangkat

(15)

Bab III Analisa Dan Perancangan Sistem

Pada bab ketiga diuraikan mengenai desain sistem yang akan

dibuat, arsitektur sistem, pembuatan rangkaian elektronika di

antaranya rangkaian minimum sistem mikrokontroller, rangkaian

real time clock, rangkaian catu daya yang di gunakan, algoritma, flow chart sistem dan flowchart sistem yang ada di dalam

mikrokontroller serta penjelasan pemrogaman mikrokotroller

menggunakan bahasa C.

Bab IV Implementasi

Pada bab keempat ini akan membahas tentang implementasi

program dari hasil analisa dan perancangan sistem pada bab tiga

yang telah di terapkan dalam bab ini termasuk di dalamnya di

jelaskan cara membuat file project dalam software pemrogaman

dan setting yang di lakukan pada software compiler dan perangkat

downloader, serta bagaimana cara sistem tersebut dijalankan.

Bab V Uji Coba

Bab ini menjelaskan mengenai lingkungan uji coba, skenario uji

coba dan pelaksanaan uji coba.

BAB VI Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari program yang telah

diimplementasikan dan dievaluasi sehingga pada akhirnya

(16)

pengembangan dari sistem yang dibuat serta saran untuk keperluan

(17)

2.1. Mikr okontroller

Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan

mikrokomputer yang merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan

transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang sangat

kecil, Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu atau

beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (Personal Computer)

yang memiliki beragam fungsi. Tidak seperti sistem komputer yang mampu

menangani berbagai macam program aplikasi, mikrokontrler hanya bisa

digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja, perbedaan lainnya terletak pada

perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan

ROM nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang

RAM yang relatif besar, sedangkan antar muka perangkat keras disimpan dalam

ruang ROM yang kecil, Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM

dan RAM –nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM

(Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan

RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk

register-register yang digunakn pada mikrokontroler yang bersangkutan.

2.1.1. Mikr okontroler ATMega8535

(18)

menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O,

Memori bahkan ADC, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai

pemroses data (Heryanto, dkk, 2008:1). Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s

Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam

kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock atau

dikenal dengan teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara

umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga AT90Sxx,

keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan

masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan fungsinya (Heryanto, dkk,

2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa

dikatakan hampir sama. Berikut ini gambar Mikrokontroler Atmega8535.

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535

2.1.2. Konfigurasi Pin ATMega8535

Secara umum konfigurasi dan fungsi pin ATMega8535 dapat dijelaskan

(19)

1. VCC Input sumber tegangan (+)

2. GND Ground (-)

3. Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC

(Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai

port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.

4. Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port

PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan

SCK yang dipergunakan pada proses downloading.

5. Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah.

6. Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port

PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang

dipergunakan untuk komunikasi serial.

7. RESET Input reset.

8. XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke

sirkuit clock internal.

9. XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.

10.AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.

(20)

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

2.1.3. Fitur Mikr okontr oller ATMega 8535

Adapun kapabilitas detail dari ATmega8535 adalah sebagai

Berikut:

1) Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal

16 MHz.

2) Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan

EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memori)

sebesar 512 byte.

3) ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4) Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5

Mbps.

(21)

2.1.4. Ar sitektur ATMega 8535

Gambar 2.3 Blok Diagram Fungsional Atmega8535

Dari gambar blok diagram tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535

memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

1) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.

2) ADC 8 channel 10 bit.

(22)

4) CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5) Watchdog timer dengan osilator internal.

6) SRAM sebesar 512 byte.

7) Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.

8) Interrupt internal dan eksternal

9) Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).

10)EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11)Antarmuka komparator analog.

12)Port USART untuk komunikasi serial.

2.1.5. Minimum Sistem Atmega 8535

Disebut sistem minimal karena pemakaian komponen hardware yang

digunakan merupakan kebutuhan yang paling minimal agar sebuah processor

dapat bekerja. Sebetulnya sebuah IC ATMega 8535 saja sudah dapat dikatakan

sebagai sebuah sistem minimal, karena dalam satu keping IC ATMega 8535 sudah

Mencakup processor, RAM, ROM dan I/O, sehingga cukup dengan

menambahkan osilator (sumber clock) dan catu daya saja akan bisa membuat

sistem ini bekerja. Namun untuk kepentingan mempermudah pembelajaran, pada

sistem minimal sering di tambahkan beberapa rangkaian khusus yang sebetulnya

tidak mutlak di perlukan tetapi bermanfaat untuk mendukung simulasi atau

(23)

Gambar 2.4 Minimum System ATMega 8535

2.2. Real Time Clock (RTC)

RTC adalah jenis pewaktu yang bekerja berdasarkan waktu yang

sebenarnya atau dengan kata lain berdasarkan waktu yang ada pada jam kita. Agar

dapat berfungsi, pewaktu ini membutuhkan dua parameter utama yang harus

ditentukan, yaitu pada saat mulai (start) dan pada saat berhenti (stop). DS1307

merupakan salah satu tipe IC RTC yang dapat bekerja dalam daya listrik rendah.

Di dalamnya berisi waktu jam dan kalender dalam format BCD. Waktu jam dan

kalender memberikan informasi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun.

Untuk bagian jam dapat berformat 24 jam atau 12 jam. Pendeteksi sumber listrik

juga disediakan untuk mendeteksi kegagalan sumber listrik dan langsung

mengalihkannya ke sumber baterai. Data waktu dan tanggal tersimpan dalam

memori masing masing 1 byte , mulai dari alamat 00H sampai 07H. Sisanya

(24)

Gambar 2.5 RTC Address Map

2.3. Liquid Cr ystal Display (LCD)

Dalam kamus besar bahasa ke wikepedian, arti dari LCD (Liquid Crystal

Display atau dapat di bahasa Indonesia-kan sebagai tampilan Kristal Cair )adalah

suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil

utama. LCD bisa memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak

sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah

titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak

memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD

adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.

Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk

tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena

pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya

(25)

Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses

dan control yang terjadi dalam suatu program mikrokontroller kita sering

menggunakan LCD juga. Yang sering digunakan adalah LCD dengan banyak

karakter 16x2. Maksudnya semacam fungsi tabel di ms office. 16 menyatakan

kolom dan 2 menyatakan baris. Bila kita beli di pasaran, LCD 16x2 masih

kosongan, maksudnya kosongan yaitu butuh driver lagi supaya bisa dikoneksikan

dengan system minimum dalam suatu mikrokontroler. Driver yang disebutkan

berisi rangkaian pengaman, pengatur tingkat kecerahan backligt maupun data,

serta untuk mempermudah pemasangan di mikrokontroler.

Gambar 2.6 LCD (Liquid Crystal Display)

2.4. Bahasa C

Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh

Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken

Thompson yang kemudian mengembangkan bahasa yang disebut dengan B

pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C

(26)

(sekarang adalah AT&T Bell Laboratories). Bahasa C pertama kali

digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang

menggunakan sistem operasi UNIX.

Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi,

kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam

bahasa C. Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak

dibuat untuk komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi

standar, ANSI (American National Standards Institute) membentuk suatu komite

(ANSI committee X3J11) pada tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar

ANSI untuk bahasa C. Standar ANSI ini didasarkan kepada standar UNIX yang

diperluas.

Kelebihan bahasa C :

a. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis computer.

b. Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis

computer.

c. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya terdapat 32 kata

kunci.

d. Proses executable program bahasa C lebih cepat

e. Dukungan pustaka yang banyak.

f. C adalah bahasa yang terstruktur.

g. Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah penempatan ini hanya

menegaskan bahwa C bukan bahasa pemrograman yang berorientasi pada

(27)

pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat secepat

bahasa mesin. Inilah salah satu kelebihan C yaitu memiliki kemudahan dalam

menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam

mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

Kekurangan bahasa C :

a. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang

membingungkan pemakai.

b. Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.4.1. Pr oses Kompilasi Dar i Linking Pr ogr am C

Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh

komputer, program haruslah diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun

penerjemah yang digunakan bisa berupa interpreter atau kompiler. Interpreter

adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris intsruksi untuk

setiap saat. Keuntungan pemakaian interpreter, penyusunan program relatif lebih

cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara

kaidah dalam program. Sedangkan kelemahannya, kecepatannya menjadi lambat

sebab sebelum suatu instruksi dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih

dahulu. Selain itu, saat program dieksekusi interpreter juga harus berada dalam

(28)

Gambar 2.7 Proses Kompilasi-Linking Dari Program C

Proses dari bentuk program bahasa C hingga menjadi program yang

executable sistem operasi yang dipakai. Kode obyek berbentuk kode mesin, oleh

karena itu tidak dapat dibaca oleh pemrogram. Akan tetapi kode ini sendiri juga

belum bisa dipahami komputer. Supaya bisa dimengerti oleh komputer, maka

kode obyek bersama-sama dengan kode obyek yang lain dan isi file

pustaka/library file perlu dikaitkan (linking) dengan menggunakan linker,

membentuk sebuah program yang executable. Program hasil linker ini disimpan

(29)

2.4.2. Str uktur Penulisan Pr ogr am C

Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi. Sebuah

program minimal mengandung sebuah fungsi. Fungsi pertama yang harus ada

dalam program C dan sudah ditentukan namanya adalah main(). Setiap fungsi

terdiri atas satu atau beberapa pernyataan, yang secara keseluruhan

dimaksudkan untuk melaksanakan tugas khusus. Bagian pernyataan fungsi

(sering disebut tubuh fungsi) diawali dengan tanda kurung kurawal buka ({)

dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal tutup (}). Di antara kurung kurawal itu

dapat dituliskan statemen-statemen program C. Namun pada kenyataannya,

suatu fungsi bisa saja tidak mengandung pernyataan sama sekali.Walaupun

fungsi tidak memiliki pernyataan, kurung kurawal haruslah tetap ada. Sebab

kurung kurawal mengisyaratkan awal dan akhir definisi fungsi. Berikut ini

adalah struktur dari program C

Main()

{

Statemen-statemen ; fungsi utama

}

Fungsi-fungsi lain()

{

Statemen-statemen; fungsi-fungsi lain yang di tulis oleh pemrogr am

(30)

Bahasa C dikatakan sebagai bahasa pemrograman terstruktur karena

strukturnya menggunakan fungsi-fungsi sebagai program-program bagiannya

(subroutine). Fungsi-fungsi yang ada selain fungsi utama (main()) merupakan

program-program bagian. Fungsi-fungsi ini dapat ditulis setelah fungsi utama

atau diletakkan di file pustaka (library). Jika fungsi-fungsi diletakkan di file

pustaka dan akan dipakai di suatu program, maka nama file judulnya (header

file) harus dilibatkan dalam program yang menggunakannya dengan

preprocessor directive berupa #include.

2.4.3. Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar

a. Fungsi main()

Fungsi main() harus ada pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi

titik awal dan titik akhir eksekusi program. Tanda { di awal fungsi

menyatakan awal tubuh fungsi dan sekaligus awal eksekusi program,

sedangkan tanda } di akhir fungsi merupakan akhir tubuh fungsi dan sekaligus

adalah akhir eksekusi program. Jika program terdiri atas lebih dari satu fungsi,

fungsi main() biasa ditempatkan pada posisi yang paling atas dalam

pendefinisian fungsi. Hal ini hanya merupakan kebiasaan. Tujuannya untuk

memudahkan pencarian terhadap program utama bagi pemrogram. Jadi

bukanlah merupakan suatu keharusan.

b. Fungsi printf().

Fungsi printf() merupakan fungsi yang umum dipakai untuk

(31)

Selamat belajar bahasa C misalnya, pernyataan yang diperlukan berupa:

printf(“Selamat belajar bahasa C”);

Pernyataan di atas berupa pemanggilan fungsi printf() dengan argumen

atau parameter berupa string. Dalam C suatu konstanta string ditulis dengan

diawali dan diakhiri tanda petik- ganda (“). Perlu juga diketahui pernyataan dalam

C selalu diakhiri dengan tanda titik koma (;). Tanda titik koma dipakai sebagai

tanda pemberhentian sebuah pernyataan dan bukanlah sebagai pemisah antara

dua pernyataan.Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf()

mempunyai makna yang khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan

karakter khusus seperti karakter baris-baru ataupun karakter backslash (miring

kiri). Jadi karakter seperti \n sebenarnya menyatakan sebuah karakter. Contoh

karakter yang ditulis dengan diawali tanda \ adalah:

\” menyatakan karakter petik-ganda

\\ menyatakan karakter backslash

\t menyatakan karakter tab

Dalam bentuk yang lebih umum, format printf() printf(“string kontrol”,

daftar argumen); dengan string kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter

yang akan ditampilkan ataupun berupa penentu format yang akan mengatur

penampilan dari argumen yang terletak pada daftar argumen. Mengenai penentu

format di antaranya berupa:

%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)

%f untuk menampilkan bilangan titik-mengambang (pecahan)

(32)

%s untuk menampilkan sebuah string

Contoh :

#include <stdio.h>

main( ) {

printf(“No : %d\n”, 10);

printf(“Nama : %s\n”, “Ali”);

printf(“Nilai : %f\n”,80.5);

printf(“Huruf : %c\n”,‘A’);

}

2.4.4. Pengenalan Pr aprosesor #Include

#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor

directive). Pengarah praprosesor ini dipakai untuk membaca file yang di antaranya

berisi deklarasi fungsi dan definisi konstanta. Beberapa file judul disediakan

dalam C. File-file ini mempunyai ciri yaitu namanya diakhiri dengan ekstensi

.h. Misalnya pada program #include <stdio.h> menyatakan pada kompiler agar

membaca file bernama stdio.h saat pelaksanaan kompilasi.

Bentuk umum #include:

#include “namafile”

Bentuk pertama (#include <namafile>) mengisyaratkan bahwa pencarian

file dilakukan pada direktori khusus, yaitu direktori file include. Sedangkan

bentuk kedua (#include “namafile”) menyatakan bahwa pencarian file dilakukan

(33)

tidak ditemukan pencarian akan dilanjutkan pada direktori lainnya yang sesuai

dengan perintah pada sistem operasi. Kebanyakan program melibatkan file

stdio.h (file-judul I/O standard, yang disediakan dalam C). Program yang

melibatkan file ini yaitu program yang menggunakan pustaka I/O (input-output)

standar seperti printf().

2.4.5. Bahasa C Pada Mikr okontr oller ATMega 8535

Pemrograman mikrokontroler ATMega8535 dapat menggunakan low

level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA,dll)

tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler mikrokontroler AVR

memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis

mikrokontroler AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai

pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis mikrokontroler AVR. Namun

bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari dari pada bahasa C.

Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang

lama serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki

keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware

serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C memiliki

keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir

semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan

bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa

(34)

2.5. Softwar e Pemr ogaman Dan Softwar e Downloader

Kebanyakan pengguna mikrokontroler menggunakan Bahasa C dalam

pemrogramannya, dengan alasan efisien. Dibanding dengan bahasa pemrograman

lainnya, untuk program yang sama, Bahasa C memang menghasilkan hex code

yang lebih kecil. Untuk lingkungan mikrokontroler yang memiliki ruang program

memory terbatas, maka efisiensi menjadi sebuah keharusan. Untuk mikrokontroler

AVR, terdapat beberapa compiler Bahasa C yang dapat disarankan.

Yang pertama adalah CodeVisionAVR. Compiler komersial ini banyak

digunakan di Indonesia. Dokumentasi dalam bentuk buku pun cukup banyak. Ini

menjadi suatu pertanyaan tersendiri kenapa banyak penulis yang menggunakan

rujukan CodeVision AVR, yang notabene produk berbayar, CodeVision AVR

versi evaluasi dapat di-download di halaman situs http://www.hpinfotech.com/,

dan dapat digunakan secara gratis meskipun dengan kemampuan yang di batasi.

Yang kedua adalah WinAVR, produk open source yang menggunakan

AVRLibc dan GCC sebagai mesin utamanya. Penggunaannya menggunakan

sebuah pola, yang bagi pemula, mungkin tidak terlalu nyaman. Popularitasnya

terus naik, karena didukung oleh banyak komunitas. Dalam perjalanannya, produk

ini cukup stabil. Dokumentasi berupa buku, tidak banyak. WinAVR menyediakan

plug-in untuk AVRStudio, sehingga proses penulisan, kompilasi dan download ke

chip dapat dilakukan melalui IDE ini.

Yang ketiga adalah ICC AVR dari ImageCraft. Produk komersial ini

(35)

pendidikan, menggunakannya. ICC AVR menggunakan rujukan ANSI C dan

menyediakan plug-in untuk penggunaan di lingkungan AVRStudio. Versi demo

dapat digunakan selama 45 hari.

Yang keempat adalah MikroC for AVR dari Mikroelektronika. Produk ini

mudah digunakan, namun tidak sedikit bugs yang ditemukan, terutama dalam

penanganan kasus logika yang cukup rumit, semisal implementasi PID pada robot

line following. Versi evaluasi dibatasi sampai 2k saja.

Tetapi di sini penulis menggunakan codevision AVR sebagai software

kompiler sekaligus software downloader/programmer, karena beberapa

kelebihannya di banding software-software yang lain.

2.5.1. CodeVision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated

Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang

didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat

dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP.

Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C,

sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur

untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada

sistem embedded. File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk

keperluan debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel,

(36)

berupa software AVR Chip In-System Programmer yang memungkinkan untuk

melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroler setelah sukses

melakukan kompilasi secara otomatis. Software In-System Programmer didesain

untuk bekerja dengan Atmel STK500/AVRISP/AVRProg, Kanda Systems

STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR

dan MicroTronics ATCPU/Mega2000 programmers/development boards. Untuk

keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan komunikasi serial,

IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain library standar

C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk:

1) Modul LCD alphanumeric

2) Bus I2C dari Philips

3) Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor

4) Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan

DS1307 dari Maxim/Dallas Semiconductor

5) Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor

6) Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas

Semiconductor

7) Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor

8) EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor

9) SPI

10) Power Management

11) Delay

(37)

CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator bernama

CodeWizardAVR, yang mengijinkan kita untuk menulis, dalam hitungan menit,

semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi berikut:

1) Set-up akses memori eksternal

2) Identifikasi sumber reset untuk chip

3) Inisialisasi port input/output

4) Inisialisasi interupsi eksternal

5) Inisialisasi Timer/Counter

6) Inisialisasi Watchdog-Timer

7) Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer

yang digerakkan oleh interupsi

8) Inisialisasi Pembanding Analog

9) Inisialisasi ADC

10)Inisialisasi Antarmuka SPI

11)Inisialisasi Antarmuka Two-Wire

12)Inisialisasi Antarmuka CAN

13)Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, Thermometer/Thermostat

DS1621 dan Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan

DS1307

14)Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20

(38)

Gambar 2.8 Alur Pemrogaman Code Vision AVR

2.6. Ter nak Itik

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya

berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard.

Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara

sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Peternakan itik umumnya

untuk menghasilkan telur. Tetapi itik yang telah lewat masa produksinya maupun

itik jantan, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi itik potong.

Masyarakat kita, saat ini semakin menggemari daging itik/bebek. Hal ini dapat

dilihat dari menjamurnya rumah makan yang menyajikan nasi bebek. Akan tetapi

pemenuhan kebutuhan bebek potong masih amat tradisional dan dalam bentuk

bebek petelur afkir atau pejantan pejantan yang dipelihara seadanya. Untuk

memenuhi kebutuhan dan kegemaran masyarakat akan daging itik tersebut, perlu

diusahakan suatu usaha peternakan itik potong yang dapat menjamin pemenuhan

kebutuhan masyarakat.

Pengembangan dan pemeliharaan itik potong agar tercapai efisiensi

[image:38.612.136.505.107.240.2]
(39)

lewat masa produksinya maupun itik jantan. Hal ini dimaksudkan karena itik

jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi

ekonomisnya. Untuk harga bibit, itik jantan lebih murah jika dibandingkan itik

betina, karena masyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan

dari itik betina sebagai petelur. Pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang

lama, hanya dalam waktu 2-3 bulan sudah dapat dipetik hasilnya. Ini disebabkan

karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik

betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan

memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai

berat yang lebih dibutuhkan. Hal ini sangat menguntungkan konsumen jika

dibandingkan dengan itik afkir. Pemotongan pada umur yang relatif muda,

menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

2.6.1. Itik Tik tok

Itik Tiktok merupakan hasil persilangan antara Entok jantan asal Taiwan

dengan itik Alabio betina. Kedua itik ini berasal dari jenis yang berbeda sehingga

sulit dikawinkan secara alami. Perkawinannya menggunakan bantuan inseminasi

buatan. Bibit itik tiktok ini dapat dibeli langsung di Balitnak Ciawi, Bogor.

Pemeliharaan itik ini dapat dilakukan secara sederhana dan mudah dilaksanakan

baik sistem perkandangan dan pakan maupun perawatan itik. Meskipun

pemeliharaan dilakukan secara sederhana tetapi pelaksanaannya harus sesuai

(40)

Kandang yang digunakan merupakan sistem ren dan tidak membutuhkan

halaman bermain (playangan) karena kegiatan makan dan minumnya dilakukan di

dalam kandang. Kelembaban kandang harus dijaga dengan cara mengatur

sirkulasi udara dan cahaya matahari. Lantai kandang dialas dengan sekam padi

atau serbuk gergaji. Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah itik yang

dipelihara dan dianjurkan populasinya tidak terlalu padat. Setiap 8 ekor menepati

ruangan seluas 1 m2 pada masa starter.

Gambar 2.9 Gambar Itik Tik Tok

Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan itik

dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Meskipun pakan yang diberikan berasal

dari bahan baku lokal (dedak, sagu, jagung, limbah ikan, bungkil kelapa) yang

diolah sendiri oleh peternak. Jumlah pakan yang harus disiapkan sampai panen

untuk satu ekor 6-7 kg. Itik umur 1-16 hari membutuhkan protein 21% dan pada

umur 17-30 hari kadar proteinnya diturunkan hingga 15,5-16%. Itik tiktok dipilih

[image:40.612.244.431.287.498.2]
(41)

1) Tahan terhadap serangan penyakit, kematian anak itik biasanya hanya

disebabkan oleh terjepit di kandang atau basah tersiram air minum.

2) Mortalitas hanya 2-5%.

3) Lama pemeliharaan selama 1 –1,5 bulan dengan bobot badan saat

panen mencapai 1 – 2 kg per ekor.

4) Berdaging tebal, warna coklat muda dengan tekstur lembut dan bercita

rasa gurih.

Meskipun itik ini mempunyai keunggulan sebagai itik pedaging tetapi juga

mempunyai kelemahan , seperti daya tetas rendah, dari 100 butir telur yang

menetas hanya 30 –40 % dan bibit belum tersebar di setiap daerah, masih

didatangkan dari Jawa.

2.6.2. Kandang Dan Pakan Ter nak Itik

Sistem perkandangan dan pemberian pakan merupakan hal terpenting

untuk melaksanakan peternakan secara intensif. Perkandangan itik potong jantan,

seperti halnya ayam broiler dengan sistem kandang kering, dimana luas per ekor

sekitar 0,25 m2. Separuh bagian kandang ditutup dengan atap rumbia, genteng

atau yang lainnya sebagai pelindung dan tempat istirahat. Sedangkan separuh

bagian yang lain digunakan sebagai tempat untuk makan,minum atau bermain

dalam bentuk kandang terbuka. Pakan itik jantan yang disiapkan sebagai itik

potong perlu diperhatikan atas periode pertumbuhannya. Pertumbuhan itik jantan

(42)

Untuk mencapai pertumbuhan maksimal pada fase starter, perlu ditunjang dengan

pemberian pakan yang mengandung protein tinggi, yaitu berkisar antara 20-25%.

Agar tercapai nilai efisien dan ekonomis, harga pakan dapat ditekan serendah

mungkin dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat, murah

harganya dan nilai gizi yang cukup tinggi. Misalnya protein yang didapat secara

murah, yakni melalui pemanfaatan limbah-limbah hasil kelautan atau tambak,

daging bekicot dan lain-lain. Bisa juga dengan menambahkan enzym-enzym

pencernaan agar didapatkan pertumbuhan yang lebih cepat.

Gambar 2.10 Gambar Kandang Itik

2.6.3. Bater r y Room Far m Pada Itik

Metode baterry room farm adalah metode pengandangan yang baru dalam

ternak itik dan merupakan modifikasi dari sistem kandang ren dimana semua

kegiatan makan dan minum itik di lakukan di dalam kandang tanpa ada halaman

untuk bemain itik, penggunaan metode ini masih jarang di gunakan karena hanya

(43)

yang bisa memakai metode ini dalam peternakannya, metode ini akan terus

berkembang karena para peternak akan terus berusaha menyempurnakan metode

ini untuk hasil yang lebih maksimal kedepannya.

Metode ini juga berbeda dengan metode kandang baterry biasa yang

sistemnya terdiri dari kandang panjang yang tebuat dari jaring kawat dan di pilah

satu itik satu tempat saja. Metode ini menempatkan itik dalam satu ruangan

dengan luas sekitar 3 m2 dengan kapasitas 15 ekor itik, di dalam ruangan ini itik

harus selalu dalam keadaan steril, makanan, minuman dan udara agar itik selalu

sehat dan tepat waktu masa panen, skema kandang baterry room farm dapat di

lihat pada Gambar 2.11.

[image:43.612.146.495.389.676.2]
(44)

Suplay air minum sangat penting dalam penerapan metode ini karena

kebiasaan itik yang suka dengan tempat becek dan terkesan kotor, jadi air minum

di suplay sesuai dengan kebutuhan itik agar tidak ada air yang tertumpah di dalam

kandang. Kebutuhan itik yang di maksud di sini adalah kebutuhan air minum

berdasarkan usia itik, itik belum dewasa kebutuhan air minumnya akan berbeda

dengan itik yang sudah dewasa jadi perlu di adakan pengamatan terhadap

(45)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab sebelumnya telah dibahas teori pendukung yang diperlukan

untuk Tugas Akhir ini. Selanjutnya akan dibahas mengenai Analisa dan

Perancangan sistem “Sistem Pemasok Air Minum Otomatis Pada Batter y

Room Far m Menggunakan Mikr okontr oller 8535”. Dapat disimpulkan bahwa

analisa dan perancangan sistem adalah suatu proses memahami sistem kemudian

merancang sistem tersebut yang bertujuan agar dapat mengatasi berbagai masalah

yang terjadi.

3.1. Per a ncangan Simulasi Sistem Kandang Bater r y Room Far m

Pada perancangan simulasi sistem kandang battery room farm dapat di

jelaskan bagaimana merancang sistem kandang yang hampir sama dengan sistem

kandang battery room farm, pada kandang simulasi di buat dengan ukuran

panjang 90 cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm, di buat dengan bahan plastik bening

dan di berikan alas berupa serutan kayu agar menyerupai kandang aslinya dan

dapat di tinggali itik pada usia yang masih muda. Untuk perancangan simulasi

(46)

Gambar 3.1 Rancangan Simulasi Sistem Kandang Baterry Room Farm

3.2. Per a ncangan Sistem

Pada perancangan sistem pemasok air minum ini dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

1) Bagian input,

Bagian input merupakan sumber perintah yang diproses

mikrokontroler sumber perintah ini berasal dari inputan user yang di

simpan di dalam real time clock dan mikrokontroller.

2) Bagian pemroses

Pada bagian pemroses terdapat rangkaian mikrokontroler

ATMega8535 yang memiliki fungsi sebagai pengatur atau pengolah

data yang masuk melalui bagian input, selanjutnya akan diolah dan

[image:46.612.138.503.105.331.2]
(47)

3) Bagian output

Bagian output merupakan hasil perhitungan atau alur kerja setelah

diproses oleh mikrokontroler dan menghasilkan sebuah output berupa

visualisasi ataupun langkah kerja. Berikut blok sistem pemasok air minum

otomatis itik.

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Pemasok Air Minum Itik Otomatis

Sistem pemasok air minum itik otomatis ini memiliki perancangan

perangkat keras sebagai berikut: Mikrontroller ATMega8535,1 buah rangkaian

Real Time Clock, 1 buah adaptor AC-DC, 1 buah pompa air DC, 1 buah LCD

16x2, 1 buah tempat air minum ternak. Dan berikut penjelasan dari

(48)

1) Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungi untuk mengubah tegangan dari AC ke DC yang

masuk ke dalam komponen-komponen dalam sistem pemasok air minum

otomatis ini, tegangan yang di gunakan adalah 10v.

2) Mikrokontroler

Mikrokontroler ATMega8535 merupakan komponen rangkaian utama

yang berfungsi sebagai pengolah data sistem suplai air minum otomatis

ini, data yang diterima mikrokontroler sebagai input akan diproses

untuk selanjutnya akan menjadi output sesuai program algoritma yang

telah ditetapkan.

3) Real Time Clock

Rangkaian real time clock adalah komponen yang berfungsi untuk

menyimpan satuan waktu yang selanjutnya akan di proses oleh

mikrokontroler, satuan waktu yang dapat di simpan adalah tanggal, bulan,

tahun, jam, dan detik.

4) Liquid Crystal Display

Liquid Crystal Display atau yang biasa di singkat dengan LCD

berfungsi untuk memberikan informasi pada user berupa tanggal, bulan,

tahun, jam dan detik yang telah di inputkan dan proses yang sedang

berjalan.

5) Pompa Air DC

Rangkaian ini adalah rangkaian output yang menyuplai air sesuai

(49)

yaitu mikrokontroller yang telah di buat sebelumnya, pompa air ini

memiliki kapasitas suplai air sekitar 90 liter air perjam.

3.2. Perancangan Sistem Har dwar e

Sistem pemasok air minum ini memiliki dimensi 10x15 cm . Rangkaian

sistem ini di tempatkan dalam box, di box tersebut terdapat LCD yang

menunjukkan informasi waktu dari suplay air minum itu sendiri, informasi waktu

terdiri dari tanggal, bulan, tahun, jam dan detik. Di dalam rangkaian tersebut

terdapat tombol dan saklar untuk setting waktu suplay air minum. Desain sistem

pemasok air minum itik otomatis dapat di lihat pada Gambar 3.2.

[image:49.612.132.511.390.673.2]
(50)

3.2.1. Rangkaian Keselur uhan Sistem

Rangkaian keseluruhan sistem dari sistem suplai air minum otomatis ini

dapat dibagi menjadi 3 bagian utama seperti yang telah di jelaskan pada poin

sebelumnya yaitu: bagian input, bagian pemroses dan bagian output.

Bagian pemroses yang terdiri dari minimum sistem mikrokontroler

merupakan bagian dimana inputan user akan diproses sesuai dengan program

yang digunakan kemudian diteruskan ke bagian output. Bagian input merupakan

button dan saklar yang digunakan untuk penyetingan waktu suplay air minum itik

otomatis yang kemudian akan menjadi dasar dari berjalannya sistem. Bagian

input terdiri dari 4 buah button dan saklar untuk setting waktu,serta real time

clock untuk menyimpan waktu secara real time. Bagian output terdiri dari 1

buah LCD 16x2 untuk mengetahui hasil inputan user dan informasi waktu

terdiri dari tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detik, 1 buah pompa air DC

untuk mengalirkan air minum dari penampungan ke tempat air minum ternak itik.

3.2.2. Rangkaian Minimum Sistem ATMega 8535

Sistem minimum yang di gunakan adalah sistem minimum

mikrokontroller ATMega 8535 buatan inovative electronics. Sistem minimum ini

telah terintegrasi dengan 32 jalur I/O dari mikrokontroler ATMega8535, dapat

digunakan untuk mem-download-kan program ke mikrokontroler dengan

interfacing USB serta dapat digunakan dengan power supply sebesar 5 volt atau

7-24 volt. Port I/O yang di gunakan untuk sistem pemasok air minum itik

(51)

16x2, port B di gunakan untuk interfacing push button, port C di gunakan untuk

interfacing pompa air DC dan interfacing real time clock. Skema rangkaian

minimum sistem ATMega 8535 bisa di liha pada Gambar 3.4.

Ga mbar 3.4 Gambar Skematik Minimum Sistem ATMega 8535

3.2.3. Rangka ian Real Time Clock

DS1307 merupakan Real-time clock (RTC) menggunakan jalur data

parallel yang dapat meyimpan data-data detik, menit, jam, tanggal, bulan, hari

dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100. 56-byte, battery-backed, RAM

[image:51.612.157.507.202.470.2]
(52)

1) Real-time clock (rtc) menghitung detik, menit, jam,tanggal,bulan dan

hari dan tahun valid sampai tahun 2100.

2) Ram 56-byte, nonvolatile untuk menyimpan data.

3) 2 jalur serial interface (i2c).

4) Output gelombang kotak yang diprogram.

5) Automatic power-fail detect and switch

6) Konsumsi arus hanya 500na pada batery internal.

7) Mode dengan oscillator running.

8) Temperature range: -40°c sampai +85°c.

Gambar 3.5 Skematik RTC DS1307

3.2.4 Rangka ian LCD

LCD yang di gunakan dalam sistem ini adalah LCD 16x2, maksud dari

16x2 adalah 16 kolom dan 2 baris, Modul LCD memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1) Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

(53)

3) Terdapat 192 macam karakter.

4) Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maksimal 80karakter).

5) Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit atau dengan 4 bit.

6) Dibangun dengan osilator lokal.

7) Satu sumber tegangan 5 volt.

8) Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

9) Bekerja pada suhu 0oC sampai 55oC.

Gambar 3.6 LCD 16x2

3.2.5. Rangka ian Catu Daya

Rangkaian catu daya dirancang untuk berfungsi sebagai sumber listrik

yang digunakan untuk menyuplai seluruh kebutuhan listrik dari rangkaian yang

ada pada sistem ini. Sumber tegangan pada rangkaian ini berasal dari tegangan

AC atau bolak balik. Akan tetapi karena mikrokontroler membutuhkan tegangan

5 volt dengan tegangan DC atau searah maka dibutuhkan juga catu daya yang bisa

merubah tegangan AC menjadi DC dengan tegangan 5 V, untuk membuat

rangkaian ini dibutuhan 1 buah IC regulator 7805 yang berfungsi untuk

merubah arus dari AC menjadi DC dan menurunkan tegangan menjadi 5V serta

(54)

tegangan ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Rangkaian Catu Daya Penurun Tegangan

3.2.6. Rangka ian Switching Daya Dar i Tegangan AC Ke Tegangan DC

Rangkaian switching daya berfungsi untuk merubah atau memindah

sumber tegangan dari tegangan AC menjadi sumber tegangan DC, hal ini untuk

mengantisipasi jika ada kerusakan atau hilangnya sumber tegangan AC kemudian

sistem akan otomatis merubah sumber tegangan ke sumber tegangan DC sehingga

sistem tidak akan terganggu dan dapat berjalan secara terus menerus.

Begitupun sebaliknya jika sumber tegangan AC sudah dapat berjalan

kembali sistem secara otomatis akan merubah sumber tegangan ke dalam

tegangan AC, dan sumber tegangan DC tidak di pergunakan lagi. Sumber

tegangan DC hanya dapat bertahan selama 7 hari tanpa pengisian daya. Gambar

(55)

Ga mbar 3.8 Rangkaian Switching Daya

3.3. Per a ncangan Softwar e

Perancangan software merupakan proses perancangan pembuatan

program yang nantinya akan dijalankan oleh mikrokontroler. Program ini

nantinya akan menjadi rutin yang akan selalu dijalankan ketika

mikrokontroler dinyalakan. Program ini akan disimpan pada EEPROM yang ada

didalam mikrokontroler, sehingga hanya perlu sekali men-download- kan

program ke mikrokontroler, walaupun sumber tegangan dimatikan program

masih tersimpan pada EEPROM.

3. 3.1. Algor itma Sistem Pemasok Air Minum Itik Otomatis

[image:55.612.134.513.107.346.2]
(56)

lapangan yang akan digunakan, adapun jalannya sistem ditunjukkan pada

algoritma berikut ini:

1) Mulai.

2) Inisialisasi waktu sekarang.

a. Masukkan tanggal sekarang.

b. Masukkan bulan sekarang.

c. Masukkan tahun sekarang.

3) Masukkan waktu masuk itik.

a. Masukkan tanggal.

b. Masukkan bulan.

c. Masukkan tahun.

4) Jika waktu sekarang > waktu masuk itik maka “periksa tanggal masuk

apakah sudah benar”.

5) Jika waktu sekarang > waktu masuk itik maka ke no 6.

6) Hitung umur itik.

a. Umur 0-6 hari, nyalakan pompa selama 45 detik.

b. Umur 7-14 hari, nyalakan pompa selama 95 detik.

c. Umur 15-22 hari, nyalakan pompa selama 135 detik.

d. Umur 23-30 hari, nyalakan pompa selama 220 detik.

7) Inisialisasi jam.

a. Jam 6.

b. Jam 10.

(57)

d. Jam 18 .

8) Hitung kapasitas air.

a. 0,5 liter.

b. 1 liter.

c. 1,5 liter.

d. 2 liter.

9) Jika umur 0-6 hari maka ke 6 a.

10)Jika umur 7-14 hari maka ke 6 b.

11)Jika umur 15-22 hari maka ke 6 c.

12)Jika umur 23-30 hari maka ke 6 d dan kembali ke 4.

3. 3.2. Flowchar t Sistem Pemasok Air Minum Itik Otomatis

Berdasarkan Algoritma yang telah di buat pada sub bab sebelumnya maka

selanjutnya di buat Flowchart dari sistem pemasok air minum itik otomatis.

Flowchart ini akan menunjukan arah dan tujuan terhadap program yang dibuat

untuk sistem pemasok air minum itik otomatis dan akan memudahkan dalam

pembuatan program pada bab berikutnya karena alur program sudah ada dan siap

di terapkan dalam code program, flowchart juga berguna bagi pembaca untuk

mengetahui alur dari program yang akan di buat. Flowchart sistem pemasok air

minum itik otomatis ada dua yaitu flowchart sistem secara keseluruhan dan

(58)

Gambar 3.9 Gambar Flowchart Sistem Pemasok Air Minum Itik Otomatis

Dari gambar flowchart di atas dapat di lihat proses sistem yang akan di

buat nanti di mulai dari memasukkan waktu sekarang berupa tanggal, bulan ,

tahun dan waktu sekarang berupa jam dan menit di lanjutkan dengan proses

memasukkan waktu masuk itik ke dalam kandang baterry room farm, selanjutnya

sistem melakukan perhitungan dan menentukan usia itik serta menentukan

[image:58.612.259.380.101.476.2]
(59)
[image:59.612.139.499.100.682.2]
(60)

Flowchart di atas merupakan rancangan sistem suplai air minum itik

otomatis dan akan mempermudah untuk membuat program karena di sini dapat

terlihat jelas gambaran atau alur sistem yang akan di buat nanti, dapat di lihat

pada flowchart proses perhitungan usia itik dan penentuan seberapa banyak

suplay air minum yang akan di alirkan dengan rangkaian pompa DC ke dalam

tempat air minum ternak.

Pada rancangan sistem ini berupa flowchart juga dapat terlihat jadwal

pembagian waktu penyuplaian air minum ternak itik ini, yaitu pada jam-jam yang

telah di rencanakan, pada pukul 6 pagi, 10 siang, 2 siang dan 6 sore dan sistem ini

akan terus berjalan dalam masa pertumbuhan itik. Di harapkan dengan pembuatan

flowchart sistem ini, akan mempermudah pembuatan program pada bab

(61)

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil

analisa dan perancangan sistem pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut

dijalankan.

4.1. Pengujian Rangkaian Per angkat Lunak

Pengujian perangkat lunak bertujuan untuk memastikan semua program dapat

berjalan dengan baik di dalam rangkaian perangkat keras, sehingga di butuhkan

pengaturan untuk memastikannya berjalan dengan baik.

4.1.1. Pembuatan File Pr oject Pada Code Vision AVR

Pada sub bab ini akn di jelaskan cara membuat suato project yang di

dalamnya terdapat source code yang akan di download ke dalam rangkaian

mikrokontroller.

Untuk memulai membuat project baru, pada menu bar, pilih File New, dan

pilih project seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Pilihan project di sini

(62)

Gambar 4.1 Tampilan Menu Pada Code Vision AVR

Langkah selanjutnya adalah code vision AVR akan menanyakan apakah

anda akan melalui proses wizard untuk memilih jenis mikrokontroller yang anda

pakai, tampilan menu wizard bisa di lihat pada Gambar 4.2.

[image:62.612.147.495.110.319.2] [image:62.612.156.486.451.663.2]
(63)

Pada menu wizard terdapat banyak pilihan mennu untuk men

setting mikrokontroller yang akan di pakai, di antaranya berapa besar

clock yang akan di pakai, setting port yang akan di pakai dan masih

banyak lagi setting dan akan membuat mikrokontroller dapat bekerja

dengan baik.

Untuk selanjutnya adalah melakukan settting inisialisasi port pada

menu wizard ini, pada mikrokotroller ATMega 8535 terdapat 4 port yaitu

port A, port B, port C dan port D, di sini penulis akan menentukan mana

saja port yang akan di pakai, dan setting sebagai port inputan atau port

output, proses menu inisialisasi dapat di lihat pada Gambar 4.3.

[image:63.612.259.410.367.611.2]
(64)

Setelah setting selesai di lakukan untuk selanjutnya dapat di simpan pada

menu File, Generate, Save And Exit. Dan untuk memudahkan dalam pembuatan

project dan menghindari file project tidak teratur dalam satu tempat maka dalam

pembuatan project ini sebaiknya file project ini di simpan dalam satu folder.

Setelah proses penulisan code selesai untuk proses selanjutnya adalah

meng compile code yang telah di buat, hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya

kesalahan atau error dalam pembuatan program.

Gambar 4.4 Hasil Compile Pada Program

Jika dalam tahap compiling tidak terjadi masalah maka tahap selanjutya

[image:64.612.245.418.290.574.2]
(65)

Gambar 4.5 Proses Download Program Ke Dalam Mikrokontroller

Proses di atas adalah proses download progam jika tidak ada kesalahan

dalam setting maupun perangkat mikrokontroller ataupun downloader, pada

Gambar 4.6 dapat di lihat kegagalan proses dowload program ke dalam

mikrokontroller.

Gambar 4.6 Pesan Error Dalam Proses Download Program

Jika muncul pesan error seperti di atas kemungkinan yang terjadi adalah

[image:65.612.130.514.382.535.2]
(66)

downloader belum di nyalakan atau kerusakan pada mikrokoteroller yang penulis

gunakan.

4.1.2. Instalasi USB AVR Downloader

Pada sub bab ini di jelaskan bagaimana melakukan instalasi USB AVR

downloader dengan code vision AVR, agar dapat di gunakan untuk mendownload

program yang telah di buat ke dalam mikrokontroller.

Berikut ini di jelaskan proses setting USB AVR Downloader di dalam code

vison AVR, operating system yang di gunakan adalah windows profesional xp sp3

dan menggunakan code vision versi 2.05.0 :

1) Hubungkan Perangkat downloader dengan PC atau laptop, windows

akan mengenali adanya hardware baru yang terkoneksi dengan PC

atau laptop, setelah itu pilih mode “yes ,this time only”

2) Tunggu proses instalasi driver sampai selesai, setelah selesai tekan

finish. Untuk memastikan apakah perangkat downloader sudah

terinstall d

Gambar

Gambar 2.8 Alur Pemrogaman Code Vision AVR
Gambar 2.9 Gambar Itik Tik Tok
Gambar 2.11 Skema Baterry Room Farm
Gambar 3.1 Rancangan Simulasi Sistem Kandang Baterry Room Farm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, pada P2.4, P2.5, P2.6, dan P2.7 dihubungkan rangkaian driver motor yang akan menggerakkan motor stepper untuk menutup ataupun membuka atap sesuai dengan

u4tlt Mrytol.,\ 6elt ahti M.dyu. Jnrus,n

Laporan akhir ini berjudul “Rancang Bangun Pendeteksi Kelayakan Air Minum dan Pengisian Ke Dalam Gelas Secara Otomatis Pada Dispenser”.. Tujuannya adalah untuk

Pada sistem oven ini akan dibuat oven yang dapat mengatur suhu secara otomatis dengan memanfaatkan sensor suhu LM35DZ sebagai inputan dan timer pada

Adapun cara kerja rangkaian pembaca kartu RFID pada di atas adalah ketika ada kartu pasif RFID didekatkan pada RFID Reader ID-12 maka RFID reader akan mendeteksi

Selama ini peternak ayam memberikan minum secara manual dengan berjalan melihat tempat penampung air minum pada masing masing kandang ayam, hal ini yang membuat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Nciho

Maka pada tugas akhir ini dibuat rangkaian inverter yang dapat mengendalikan besar kecepatan motor induksi dengan berdasarkan frekuensinya agar kecepatan awal