SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur
Oleh :
FEBRYAN EKA DHARMA 1042010052
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FEBRYAN EKA DHARMA 1042010052
Tela h Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skr ipsi
Menyetujui, Pembimbing uta ma
Dr a. Ety Dwi Susa nti, M.si NIP. 196805011994032001
Mengetahui, DEKAN
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan proposal yang berjudul “Strategi Pemasar an Pada Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Sur abaya”.
Sekalipun penulis harus mengalami berbagai kesulitan, tetapi syukurlah bahwa proposal ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan proposal ini banyak terdapat kekurangan – kekurangan. Selesainya kegiatan peneltian lapangan hingga penyusunan proposal ini tidak lepas dari Ibu Ety selaku dosen pembimbing yang dengan segala perhatian dan kesabarannya rela meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, diantaranya :.
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Bisnis maupun staf karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan dan dukungan kepada penulis. 5. Seluruh Pihak Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya yang telah
membantu dalam perijinan penelitian.
6. Kedua orang tua yang penulis sayangi yang selalu sabar memberikan do’a, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7. Adik Aurelia Siska Alicia tersayang yang telah memberikan do’a, dukungan dan semangat.
8. Karina Puspitasary tercinta yang selalu memberikan dukungan serta selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Novandri Pram Aditya selaku sahabat penulis yang tidak pernah lelah dan tidak pernah bosan untuk membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Seluruh teman – teman penulis Sela, Ali, Hana, Fallen, Dio, Sani, Mega, Dedy yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.
Surabaya, Juni 2014
Lembar Per setujuan . . . ii
Lembar Pengesahan . . . iii
Kata Penganta r . . . iv
Daftar Isi . . . vii
Daftar Tabel . . . x
Daftar Gamba r . . . xi
Abstr aksi . . . . . . xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang . . . 1
1.2 BatasanMasalah . . . . . . 6
1.3 RumusanMasalah . . . 6
1.4 TujuanPenelitian . . . 7
1.5 ManfaatPenelitian. . . 7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 PengertianPemasaran . . . 8
2.1.2 Perbedaan Penjualan Dengan Pemasaran . . . . . . 9
2.1.3 ManajemenPemasaran . . . . . . 10
2.1.4 FungsiPemasaran . . . 13
2.1.5 KonsepPemasaran . . . 15
2.1.6 StrategiPemasaran . . . 16
2.2.2 TujuanPromosi . . . 24
2.2.3 BauranPromosi . . . 25
2.3 KerangkaBerpikir . . . 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian . . . 30
3.2 DefinisiOperasionalVariabel . . . 31
3.3 PopulasidanSampel . . . 33
3.4 Informan dan Teknik Penentuan Informan . . .. . . 33
3.4.1 Informan . . . 33
3.4.2 Teknik Penentuan Informan . . . 34
3.5 Teknik Analisis Data. . . 38
3.6 Pengujian Kreddibilitas Data . . . . . . 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah . . . 41
4.1.2 Misi Perusahaan Starbucks Coffee . . . 44
4.1.3 Lokasi Starbucks Coffee . . . 46
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan . . . .. . . 46
4.1.5 Logo Perusahaan . . . 46
4.1.6 Produk beverage dan Non Beverage . . . 49
4.3.2 Strategi Price. . . 67 4.3.3 Strategi Place. . . 68 4.3.4 Strategi Promotion. . . . . . . 69 BAB V KESIMPUL AN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan . . . . . . 71 5.2 Saran . . . 72 DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.2 Costumer rugelar yang berkunjung pada bulan maret 2014. . . 4 Tabel 2.3 Data sales penjualan beverage Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III
Abstr aksi
Strategi pemasaran sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan performance perusahaan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi pemasaran beverage Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang dimana peneliti tidak menguji antar variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel X dan Y. Populasi dalam penelitian ini adalah narasumber yang melakukan aktivitas-aktivitas melalui penelitian dengan wawancara mendalam. Sampel yang digunakan adalah subjek yang dipilih serta mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang diteliti. Teknis analisis data penelitian ini dimulai dengan teknik penentuan informan penelitian (subjek penelitian). Dalam penelitian kualitatif, teknik yang biasa digunakan dalam memilih dan menentukan subjek penelitian dengan menggunakan teknik Purposive Sampling (subjek dan tujuan).
Berdasarkan hasil penelitian secara umum strategi pemasaran yang diterapkan di Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya sudah sesuai. Untuk variabel place masih terdapat kekurangan dari segi fisik dan layoutnya serta variabel promotion masih dibatasi oleh waktu. Variabel product, para responden menyimpulkan bahwa semua variasi produk yang ditawarkan Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya memenuhi semua kebutuhan akan suatu produk yang di inginkan. Variabel
price, harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.
By :
Febryan Eka Dhaarma
Abstraction
The marketing strategy is very important for the company to raise the perfomance of their company. This research has the purpose to know and analyze the marketing strategy of the beverage of Starbucks Coffee at Tunjungan Plaza III Surabaya.
The types of the research that have been used is qualitative where the researcher have not tried among the variable. So that, not of the measurement from X and Y variables. The population of this reasearch is a source that have been doing the activities through in-depth interview. The sample that have done is about phenomena which is happening now. The analyze technique of data of this research began with determining of the subject sources. In the qualitative research, the technique that be used to be chosen and determined some subject of research with Purposive Sampling technique (subject and purpose)
Depending of the result of examination generally, the marketing strategy that have been used in Starbucks Coffee at Tunjungan Plaza III Surabaya is appropiate. The variable place is still less from physical, its layout and variable promotion that have been limited by time. The variable product, the respondent concluded that all variant product that have been offered by Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya fulfilled of all necessity product which have been wanted. The variable price. The price that have been offered is appropriate with the quality of their product.
1.1 Latar belakang masalah
Dewasa ini dunia usaha di indonesia mengalami persaiangan yang semakin ketat di bidang usaha coffee house, hal ini terjadi karena semakin banyak coffee house baru yang menciptakan produk dan jasa dengan jenis yang sama. kenyataan tersebut tidak lain adalah dampak untuk merebut pangsa pasar yang ada.
Dalam bukunya “ THE STARBUCKS EXPERIENCE “ mengungkapkan kesuksesan Starbucks yang genius disebabkan kelihaianya dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang personal, mendorong pertumbuhuan bisnis, menghasilkan provit, membuat karyawan bersemangat, dan menjamin kesetiaan pelanggan – semua itu pada saat yang bersamaan.
cara starbucks dalam :
1. Menggapai seluruh komunitas
2. Mendengarkan para pekerja dan pelanggan secara individiual
3. merangkul peluang pertumbuhan dalam setiap pasar
4. Menciptakan pengalaman unik yang benar – benar memuaskan dan menguntungkan bagi semua orang yang terlibat.
bulannya dan juga pelanggan setia yang berkunjung hingga 12 kali pada setiap bulannya. Starbucks telah meraih kesuksesan besar bagi dirinya sendiri.
Tabel 1.1 total tr ansaksi di Star bucks Coffee Tunjungan Plaza III Sur abaya
Berikut adalah Total Pengunjung atau konsumen regular yang berkunjung di Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Rebecca
Tabel 1.2 Costumer r egular yang ber kunjung pada bulan mar et 2014
Lima prinsip kunci bisnis yang merupakan sumber dari kesuksesannya yang fenomenal. Prinsip – prinsip ini di tawarkan dengan harapan anda dapat menerapkannya pada situasi anda sendiri untuk memperkuat pengaruh kepemimpinan anda dalam bisnis dan lainnya.starbucks experience mencerminkan ajaran yang sederhana, tetapi tidak bermaksud menyederhanakan. semua berorientasi pada hasil dan bisa sangat kuat ketika di terapkan :
1. Lakukan dengan cara anda
2. Semuanya penting
5. Leave your mark
Dampak dari prinsip – prinsip ini melebihi kisah starbucks dan menawarkan kesempatan pada semua pemimpin bisnis untuk meningkatkan kualitas tempat kerja mereka. Prinsip – prinsip ini menunjukan bagaimana semangat kewirausahaan dan kemampuan memimpin yang luar biasa dapat mengembangkan sebuah product , pelayanan , promosi dan bahkan mengubah cara menyajikan product atau pelayanan itu.
Menurut penelitian Starbucks Coffee memiliki brande image yang baik di mata responden dengan image yang paling kuat adalah Starbucks Coffee sebagai perusahaan yang terkenal dan juga sistem pelayanan yang memuaskan serta banyaknya promo yang di lakukan di setiap harinya (sumber: buku THE STARBUCKS EXPERIENCE)
Untuk pelaksanaan penelitian, maka terlebih dahulu peneliti menentukan apa yang sebenarnya akan diteliti. Agar sasaran pembahasan disini dapat tercapai, maka peneliti akan mengungkapkan pembatasan masalah penelitian yaitu : “Strategi Pemasaran Pada Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
”
.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan meningkatnya kemajuan teknologi banyak perusahaan yang dapat dengan mudah beroprasi dalam skala global. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, menawarkan product dengan kuallitas tinggi, memberikan pelayanan yang superior sudah tidak cukup lagi , perusahaan harus menciptakan promo – promo yang berkaitan dengan harga suatu product yang di produksi oleh perusahaan tersebut. Pada akhirnya dengan banyak nya promo harga akan menarik minat konsumen untuk membeli product yang di tawarkan. Dengan melihat latar belakang tersebut maka, dapat ditemukan perumusan masalah sebagai berikut:
Berdasarkan meningkatnya kemajuan teknologi banyak perusahaan yang dapat dengan mudah beroprasi dalam skala global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran pada Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya .
1.5 Manfaat penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2007:2), apabila masyarakat berbicara mengenai pemasaran, umumnya yang dimaksudkan adalah permintaan atau pembelian dan harga.Sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan.
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American Marketing Association 1960 yang dikutip oleh Assauri dalam bukunya
“Manajemen Pemasaran” (2007:3), yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.
Menurut Kotler (2009:9) seperti yang dikutip oleh Fajar Laksana dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2008:4), Pemasaran atau Marketing adalah “is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging
products and services of value with other”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial
Charles F. Philips Ph. D and Delbert J. Duncan Ph. D dalam bukunya “Marketing Principles and Methods” seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2004:1) menyatakan bahwa “Marketing whuch is often referred to as distribution by businessman – includes all the activities necessary to place
tangible goods in the hand of house hold consumers and user”. Artinya
marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) danke konsumen industri.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang diawali dengan proses mengidentifikasi kebutuhan konsumen, perencanaan produksi, menentukan harga produk, menentukan proses promosi yang akan dipakai untuk penyaluran produk tersebut.
2.1.2 Perbedaan Penjualan dengan Pemasaran
Seperti yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam bukunya “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2004:136), perbedaan antara penjualan dan pemasaran ialah :
Penjualan :
1. Menekankan kegiatan pada produk.
3. Manajemen di sini berorientasi pada bagaimana tercapainya volume penjualan sebesar–besarnya.
4. Rencananya biasanya berjangka pendek, dengan kata lain produk sekarang harus dipasarkan sekarang.
Pemasaran :
1. Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen.
2. Perusahaan mula–mula meneliti apa keinginan konsumen, kemudian merancang bagaimana membuat produk tersebut, agar memuaskan selera konsumen.
3. Manajemen berorientasi pada profit, dalam arti laba total, bukan laba per unit barang.
4. Rencana dibuat jangka panjang, dalam arti memikirkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
2.1.3 Manajemen Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2007:12), Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods,
services to create exchange that satisfy individual and organization goals”.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Philip Kotler and Amstrong (1999:11) seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2004:130) menyatakan bahwa ”Marketing management is the analysis, planning, implementation, and control of programs designed of create,
build, and maintain beneficial exchanges with target buyers for the purpose of
achieving organizational objectives”. Artinya Manajemen pemasaran ialah
kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pada umumnya ruang lingkup Manajemen Pemasaran meliputi (Sofjan Assauri “Manajemen Pemasaran” 2007:13-14) :
a. Falsafah Manajemen Pemasaran, yang mencakup konsep dan proses pemasaran serta tugas-tugas manajemen pemasaran.
c. Analisis pasar, yang mencakup cirri-ciri dari masing-masing jenis pasar, analisis produk, analisis konsumen, analisis persaingan dan analisis kesempatan pasar.
d. Pemilihan sasaran (target) pasar, yang mencakup dimensi pasar konsumen, perilaku konsumen, segmentasi pasar dan criteria yang digunakan, peramalan potensi sasaran pasar, dan penentuan wilayah pasar/penjualan. e. Perencanaaan pemasaran perusahaan, yang mencakup perencanaan strategi
jangka panjang pemasaran perusahaan (marketing corporate planning), perencanaan operasional pemasaran perusahaan, penyusunan anggaran pemasaran dan proses penyusunan rencana pemasaran perusahaan.
f. Kebijakan dan strategi pemasaran terpadu (Marketing Mix-Strategy), yang mencakup pemilihan strategi orientasi pasar, pengembangan acuan pemasaran (marketing mix) untuk strategi pemasaran dan penyusunan kebijakan, strategi dan taktik pemasaran secara terpadu.
g. Kebijakan dan strategi produk, yang mencakup strategi pengembangan produk, strategi produk baru, strategi lini produk, dan strategi acuan produk (product mix).
h. Kebijakan dan strategi harga, yang mencakup strategi tingkat harga, strategi potongan harga, strategi syarat pembayaran, dan strategi penetapan harga. i. Kebijakan dan strategi penyaluran, yang mencakup strategi saluran distribusi
j. Kebijakan dan strategi promosi, yang mencakup strategi advertensi, strategi promosi penjualan (sales promotion), strategi personal selling, dan strategi publisitas serta komunikasi pemasaran.
k. Organisasi pemasaran, yang mencakup tujuan perusahaan dan tujuan bidang pemasaran, struktur organisasi pemasaran, proses dan iklim perilaku organisasi pemasaran.
l. Sistem informasi pemasaran, yang mencakup ruang lingkup informasi pemasaran, riset pemasaran, pengelolaan, dan penyusunan system informasi pemasaran.
m. Pengendalian pemasaran, yang mencakup analisis dan evaluasi kegiatan pemasaran baik dalam jangka waktu (tahun) maupun tahap operasional jangka pendek
n. Manajemen penjual, yang mencakup manajemen tenaga penjual, pengelolaan wilayah penjualan, dan penyusunan rencana dan anggaran penjualan
o. Pemasaran Internasional yang mencakup pemasaran ekspor (export marketing), pola-pola pemasaran internasional dan pemasaran dari
perusahaan multinasional.
2.1.4 Fungsi Pemasaran
Commanding, Coordinating, dan Controlling (POC3). Sedangkan Luther Gulick
menyatakan adanya tujuan unsure yang dihimpun dalam kata – kata POSDCORB, yaitu Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.
Persatuan Administrasi Sekolah Amerika Serikat mengemukakan fungsi– fungsi sebagai berikut Planning, Allocating, Stimulating, Coordinating, dan Evaluating.Masih banyak penulis lain mengemukakan fungsi – fungsi
manajemen yang dapat dibandingkan, diantaranya menurut:
Gregg Litchfield Campbell
− Decision making - Decision making - Decision making
− Planning - Programming - Programming
− Organizing - Communicating - Stimulating − Communicating - Controlling - Coordinating − Influencing - Reppraising - Appraising − Coordinating
− Evaluating
Kemudian yang terakhir, lebih popular dan sederhana adalah fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh G. R. Terry dengan istilah POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (untuk pelaksanaan marketing
sebagainya. Fungsi terakhir ialah perlu adanya contr ol dari setiap pekerjaan yang dilakukan).
2.1.5 Konsep Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2007:81), Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang digunakan dalam konsep pemasaran seperti yang diungkapkan oleh Sofjan Assauti dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2007:84), yaitu :
a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segmen pasar yang berbeda, yang tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen pada salah satu segmen pasar yang manapun akan memilih penawaran dari organisasi/perusahaan yang dianggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
Tujuan penggunaan konsep pemasaran menurut Sofjan Assauri dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2007:85) adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderug berkembang.
2.1.6 Strategi Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2007:168), Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang member arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadai lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Menurut Bennett (1988) seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pemasaran” (2008:6), Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implicit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut (Fandy Tjiptono “Strategi Pemasaran” 2008:6).
Menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pemasaran” merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Kemampuan srategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan factor biaya tergantung pada analisis terhadap factor-faktor berikut :
Faktor Lingkungan
Analisis terhadap factor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan factor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.
Faktor Pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan factor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam system distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.
Persaingan
mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.
Analisis Kemampuan Internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya.Penilaian tersebut dapat didasarkan pada factor-faktor seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, penentuan strategi promosi.Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survai.
Analisis Ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba.Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (Break Even Point), penilaian risiko/laba, dan analisis factor ekonomi pesaing.
2.1.7 Baur an Pemasar an
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Menurut Swasthadan Irawan dalam bukunya yang berjudul “ Asas-asas marketing” (2000:10) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variable yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1. Product (Produk)
Suatu sifat yang berwujud dan tidak berwujud yang di dalamnya sudah termasuk warna, kemasan, prestise pabrik/pengecer dan service yang diberikan oleh produsen dan para penjual yang diterima sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap nilai yang sepadan dengan sejumlah uang.
2. Price (Harga)
Sejumlah uang yang mempunyai nilai sepadan dengan yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa dan kelengkapan yang menyertai barang atau jasa tersebut.
3. Place (Tempat distribusi)
Merupakan perantara antara pembeli dan penjual yang dilalui untuk perpindahan milik sejak dari produsen hingga ke konsumen
4. Promotion (Promosi)
A. Strategi Produk ( Product )
Menurut Fandy Tjiptono ( 1997 : 95 ) menyatakan bahwa : “ Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan “.Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan produk sebagai barang dan jasa. Suatu susunan atribut nyata dan tidak nyata, termasuk pengemasan, harga, kualitas dan merek, ditambah pelayanan dan reputasi yang ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi. (sumber http://ueu201212287.student.esaunggul.ac.id/2012/12/27/strategi-produk-dan-jasa
B. Strategi tempat (Place)
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau atau dengan kata lain strategis
(sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39653/4/Chapter%20II.pdf)
C. Strategi Harga ( Price )
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001:172);
a. Skimming Pricing, merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah:
1. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum ada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.
ekonomi dan menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain :
1. Harga yang di kendalikan ( restrained price ), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing – pesaing tertentu ( terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.
( sumber : http://sandyww.wordpress.com/2011/06/26/strategi-penetapan-harga-produk-baru-dan-produk-yang-sudah-mapan/
D. Strategi Promosi ( Promotion )
yang bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan dengan jalan mempengaruhi konsumen secara langsung. Sedangkan menurut cravens dalam bukunya pemasaran stategis, promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
(sumber : http://lindanoer.wordpress.com/2014/01/08/strategi-promosi-penjualan/
2.2 Pr omosi
2.2.1 Pengertian Promosi
Menurut William Shoell (1993:424) seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”(2004:179) menyatakan “Promotion is marketers, effort to communicate with target audiences. Communication is the process of influencing oyhers,
behaviour by sharing ideas, information or feeling with them”. Promosi ialah
usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens.
untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pemasaran” (2008:219) mengemukakan pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian promosi di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi itu dalah sejenis komunikasi yang member penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.
2.2.2 Tujuan Promosi
Menurut Fandy Tjiptono (Strategi Pemasaran2008:221-222), tujuan utama dari promosiadalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Informing (menginformasikan), dapat berupa :
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar. d. Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e. Menginformasikan jasa – jasa yang disediakan oleh perusahaan. f. Meluruskan kesan yang keliru.
g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli. h. Membangun citra perusahaan.
2. Persuading (membujuk pelanggan sasaran)untuk : a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman) 3. Reminding (mengingatkan) dapat terdiri atas :
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
b. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. c. Mengingatkan pembeli akan tempat – tempat yang menjual produk
perusahaan.
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
2.2.3 Baur an Promosi
bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2004:181-188), yaitu :
1. Adverstising
Advertising ialah menyampaikan pesan – pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara–cara yang persuasive yang bertujuan menjual barang, jasa atau ide (John D. Burke 1980:9).
2. Sales promotion
Sales promotion adalah keinginan menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para penjual atau perantara (William F. Schoell, et. At 1993:440).
3. Public relation
Public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun image yang baik terhadap perusahaan, menjaga kepercayaan dari para pemegang saham (William Schoell 1993:441).
4. Personal selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
Menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pemasaran” (2008:222) menyebutkan bauran promosi ada 5, yaitu :
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjualan dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
2. Mass Selling
Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu 3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. 4. Public Relation (Hubungan Masyarakat)
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5. Direct Marketing
Direct marketing adalah system pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
2.3 Kerangka Berpikir
mengetahui strategi pemasaran yang harus dilakukan Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya.Pada penelitian ini tidak menggunakan hipotesis karena penelitian ini menggunakan data kualitatif, sehingga penelitian ini disebut penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang suatu keadaan yang bersifat memberi gambaran terhadap suatu fakta secara teoritis. konsumen dalam jumlah yang lebih banyak
setiap harinya. Serta perpanjangan periode promosi yang dilakukan sehingga konsumen lebih memilih Starbucks Coffee
dari pada Coffee shop yang lain. Serta memperluas space yang ada di Starbucks
Tabel 2.3 data sales penjualan beverage Star bucks Coffee Tunjungan Plaza III Sur abaya pada bulan J anuari, Februar i, Maret pada tahun 2014
Jan Feb M ar
SALES 378,478,129 316,055,912 387,478,905
TOTAL TRANSACTIONS 6,301 5,227 6,106
AT
60,066 60,466 63,459
UPT 419 412 396
DAILY SALES 12,208,972 11,287,711 12,499,320
ADT 205 190 197
NUM BER OFF DAY 31 28 31
FORECAST 446,000,000 373,000,000 369,455,925
Sales : Hasil pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dalam kurun sebulan.
Total Transactions : Hasil transaksi perorangan dalam satu bulan.
AT : Rata – rata transaksi yang diperoleh oleh perusahaan.
Daily Sales : Jumlah pendapatan sales yang diperoleh oleh perusahaan dalam Satu hari
ADT : total rata – rata transaksi dalam satu hari
METODE PENELITIAN
3.1 J enis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dimana peneliti tidak menguji antar variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel X dan Y. Penelitian ini difokuskan pada strategi pemasaran yang di titik beratkan pada Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya. Sehingga peneliti menggunakan metode kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument penelitian dan sebagai instrument harus mencakup sebagai respontif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya dan memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi, mengikhtisarkan serta memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim (Moleong, 2002:121).
Operasional Variabel adalah variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Operasional variabel dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran produk beverage Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya.
Dalam hal ini variabel-variabel yang mempengaruhi bauran pemasaran yaitu product, price, place, promotion. Adapun definisi persepsi atas strategi promosi yang diteliti sebagai berikut :
1. Product
Sesuatu yang ditawarkan ke konsumen untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Indikator yang digunakan adalah : • Variasi produk
• Jenis produk yang disukai 2. Price
Sejumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah barang dan jasa.
Indikator yang digunakan adalah : • Keterjangkauan harga
Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
Indikator yang digunakan adalah : • Pemilihan lokasi
• Layout • Bentuk fisik 4. Promotion
Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk berkomunikasi dan mempromosikan produk target pasar.
Indikator yang digunakan adalah : • Advertising
Merupakan bentuk promosi dengan menggunakan media cetak dan media elektronik
• Personal Selling
Terjadi Interaksi langsung dengan saling bertatap muka antara calon penjual dengan calon pembeli
• Sales promotion
Spradley (2007:38) berpendapat dalam buku metodologi penelitian bahwa istilah populasi dalam penelitian kualitatif “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Pada penelitian ini yang menjadi situasi sosial adalah tempat atau lokasi tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu pada Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya, selanjutnya yang kedua adalah pelaku, pelaku adalah peneliti dan informan. Dan yang ketiga adalah aktivitas, aktivitas yang dilakukan adalah melakukan penelitian dengan wawancara mendalam.
Sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah customer atau konsumen Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya.
3.4Infor man dan Teknik Penentuan Informan
3.4.1 Infor man
Informan penelitian tidak ditentukan berapa jumlahnya, tetapi dipilih yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian ini. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah seberapa jauh penjelasan informasi yang diperoleh dalam menjawab permasalahan (moleong, 2002 : 160)
yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian hingga dapat menghasilkan data berupa kata-kata dan memungkinkan narasumber untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah mereka sendiri.
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti mendapatkan informan yaitu konsumen Starbucks Coffee. sehingga benar-benar terpilih informan yang dapat membantu dalam penelitian ini.
3.4.2 Teknik penentuan informan
• Bp.Agus • Ibu Dian • Ibu Ana • Ibu Rebeccaa
Walau bagaimanapun, penelitian kualitatif tetap dihadapkan pada orang-orang yang dapat mengungkapkan informasi dan oranng itu bisa sedikit dan bisa banyak, bisa homogen sifatnya dan karakteristiknya juga berbeda. Informan yang ditetapkan adalah informen yang sesuai dengan katagori penelitian, tipe yang digunakan adalah purposive sampling (Djam’an Santori dan Komariah, 2009).
Menurut Lincoln dan Guba (1985) ciri-ciri khusus purposive sampling adalah :
1. Emergent sampling Desaign, bersifat sementara sebagai pedoman awal terjun ke lapangan setelah sampai ke lapangan boleh saja berubah sesuai keadaan.
2. Serial selection of sample units, menggelinding seperti bola salju sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari informan-informan yang telah diwawancari
3. Continous adjustment or ‘focusing’ of the sample, siapa yang dikejar sebagai informan baru disesuaikan dengan petunjuk informan sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, unit informan yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan terarahnya fokus penelitian
analisis data menggunakan teknis analisis data model Miles dan Huberman. Teknis analisis data model Miles dan Huberman dilakukan dengan langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data, mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
Teknis analisis data kualitatif yang umum digunakan oleh peneliti. Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan analisa data sampai pada tahap penyajian hasil penelitian serta pengambilan kesimpulan , digambarkan sebagi berikut :
Gambar 3.1 Model teknik Pengumpulan data dan Analisis data Secara Interaktif
Sumber : Miles dan Huberman
Menurut Faisal (1991) dan Moleong (2001) pengumpulan data reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan bukan suatu yang berlangsung secara
Penyediaan Data Penyajian Data
Reduksi Data
bahwa, untuk melakukan analisis data peneliti harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi , wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Makna pada tahap ini, peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan, harus diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Reduksi data berlangsung selama penelitian di lapangan sampai pelaporan penelitian selesai. Reduksi data merupakan analisis data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.
2. Penyajian Data
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan penyajian data sehingga dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan semantara masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif ini berjalana dengan kontinau dan baik maka keilmiahannya hasil penelitian telah diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam Basrowi dan Suwandi (2008:91) analisis data mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwardi (2008:91) proses analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa peneliti melakukan pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga dalam penelitian ini dapat difokuskan strategi pemasaran yang ada di Starbucks Coffee yang berpengaruh pada Promosi, price, place, produk.
secara induktif sehingga diperoleh gambaran dan jawabannya.
3.6 Pengujian Kredibilitas Data
Kabsahan data atau kredibilitas data merupakan proses penting yang diperbaharui dari konsep validitas dan realibilitas. Penelitian merupakan kerja ilmiah untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektivitas, untuk memenuhi kriteria ini dalam penelitian maka validitas dan reliabilitas harus dipenuhi jika tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan keilmiahannya.
Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan penelitian kuantitaif dan kualitatif merupakan bentuk kerja ilmiah setiap penelitian melakukan objektivitas validitas dan realibilitas. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang ditunjukan dalam gambar berikut
Gambar 3.2:
Teknik penjamin keabsahan data penelitian kualitatif
Sumber : Moleong (2001:173) Menjamin
Keabsahan Data
Realibilitas
Objektivitas Validitas 1) Validitas
Internal 2) Validitas
Kredibilitas internal pada dasarnya sama dengan validitas ekstenal. Penjaminan kebsahan data melalui validitas internal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik pemeriksaan dengan cara perpanjangan keikutsertaan, meningkatkan ketekunan pengamatan, triangulasi, perpanjangan keikutsertaan peneliti dilapangan, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, tersedianya referensi dan member chek.
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejar ah
SAZABY Inc. Untuk mengembangkan Starbucks coffee di Jepang. Pada tahun 1996, Starbucks Coffee membuka gerainya di Jepang, Hawaii, Singapore. Tahun 1997 berlokasi di Filipina dan tahn 1998 berlokasi di Taiwan, Thailand, New Zealand dan Malaysia. Pada tahun 1999 – 2000, Starbucks Coffee berlokasi di Cina, Kuwait, Korea, Lebanon, Dubai, Hongkong, shanghai, Qatar, Bahrain, Saudi arabia, dan Australia.
Pada tahun 2022, Starbucks Coffee hadir di Indonesia. Hingga tahun 2005, Starbucks Coffee Indonesia sudah ada di Jakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan Bandung. Sampai saat ini Starbucks Coffee telah mempunyai 7500 gerai di seluruh dunia.
Starbucks Coffee menerapkan self service dalam pelayanan kepada konsumennya. Self service sendiri merupakan sistem pelayanan dimana konsumen melayani dirinya sendiri, mulai dari pemesanan minuman dan makanan, pengambilan minuman dan makanan yang di pesan. pengambilan condiment bar, membuang gelas minuman dan piring makanan setelah selesai menggunakan dan juga pembayaran. Pada hal ini Starbucks Coffee bukan tidak ingin memberikan pelayanan yang prima, tetapi disini pelayanan menurut Starbucks Coffee memiliki arti tersendiri bagi konsumen.
4.1.2 Misi Perusahaan Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Memberi inspirasi dan mendorong semangat manusia – satu orang, cangkir kopi, dan satu lingkungan sekitar di satu waktu yang sama. Berikut adalah prinsip – prinsip yang kami jalani setiap hari, yakni :
• Kopi kami : senantiasa dan selalu mengutamakan kualitas. Kami berhasrat mendapatkan biji kopi yang terbaik secara etis, memanggangnya dengan benar, dan meningkatkan kehidupan petani yang menanamnya, kami sangat peduli dengan semua ini, Pekerjaan kami tak pernah usai.
• Mitra kami : kami disebut mitra karena ini bukan sekedar pekerjaan, ini adalah kecintaan kami bersama, kami merangkul keragaman untuk menciptakan tempat dimana kami dapat menjadi diri kami sendiri. Kami senantiasa saling menghormati dan menghargai. Dan kami berharap setiap orang menerapkan standart tersebut.
• Gerai kami : pelanggan kami merasa memiliki, gerai kami menjadi tempat berteduh, terlepas dari masalah diluar, tempat dimana anda dapat bertemu dengan sahabat. Gerai kami memberikan kenyamanan di tengah cepatnya ritme kehidupan kadang perlahan dan nikmat, kadang cepat. Senantiasa syarat dengan hubungan antar sesama.
• Lingkungan sekitar kami : setiap gerai merupakan bagian dari masyarakat dan kami benar – benar menganggap serius tanggung jawab kami sebagai tetangga yang baik. Kami ingin terlibat dimanapun kami berbisnis. Kami dapat menjadi kekuatan positif yang menghimpun mitra, pelanggan, serta masyarakat untuk memberikan sumbangsih setiap hari. Kini kami menyadari bahwa tanggung jawab dan potensi kami untuk kebaikan/ bahkan lebih besar lagi. Dunia berharap pada Starbucks untuk kembali menetapkan standart baru. Kami akan menjadi teladan.
4.1.3 Lokasi Starbucks Coffee
Adapun lokasi dari Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III surabaya itu sendiri :
• Kantor : Jl. Basuki Rachmat 8 – 21 ,Surabaya – Indonesia • Telp : 62 – 31 – 5459559
• Fax : 62 – 31 – 5459566
• Email : sbysbux58@starbucks.co.id
4.1.4 Struktur Organisasi Per usahaan
Bagan Organisasi Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III
4.1.5 Logo Perusahaan
Logo
Pada tahun 2006, Valerie O'Neil, juru bicara Starbucks, St ore M anager
Barist a Barist a Barist a Barist a
Part -Tim e Part -Time
siren sebagaimana dalam mitologi Yunani". Logo perusahaan berubah seiring waktu. Pada versi pertama, logo ini didasarkan pada potongan kayu "Norse" abad ke-16, siren Starbucks telanjang atas dan menampilkan dua ekor ikannya dengan jelas. Gambar ini juga memiliki tekstur visual yang kasar dan dimirip-miripkan dengan melusine. Pada versi kedua, dipakai tahun 1987–92, buah dada siren tertutupi oleh rambutnya, tetapi pusarnya masih terlihat. Ekor ikannya juga agak terpotong, dan warna utamanya diganti dari cokelat ke hijau, sesuai almamater Bowker, yaitu University of San Francisco. Pada versi ketiga, dipakai antara 1992 dan 2011, pusar dan buah dadanya tidak terlihat sama sekali, dan hanya sebagian ekornya yang terlihat. Logo "potongan kayu" yang asli hanya dipakai oleh kantor pusat Starbucks di Seattle.
Pulitzer karya Colbert I. King di The Washington Post tahun 2002. Perusahaan ini mengumumkan tiga bulan kemudian bahwa mereka akan memakai logo internasional di Saudi Arabia.[93]
Bulan Januari 2011, Starbucks menyatakan akan membuat perubahan kecil terhadap logo perusahaan, menghapus tulisan Starbucks yang mengelilingi siren, memperbesar sirennya, dan memberi warna hijau.
Logo pertama berwarna coklat, 1971–1987.
Logo hijau yang sekarang masih dipakai sebagai logo sekunder, 1987– 2010.
4.1.6 Pr oduk Baverage dan non Beverage
Beverage
Tabel 4.1 Macam – macam harga minuman
Espresso
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Latte 29 33 36
Capuccino 29 33 36
Charamel Machiato 38 44 49
Caffee Mocha 34 39 44
White Chocolate Mocha 34 39 44
Americano 20 23 26
Brewed coffee 16 18 20
Tea
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Tea 16 18 20
Ice Shaken Lemonade Tea 28 30 32
Chocolate
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Signature Chocolate 35,5 39,5 44,5
Caramel Siganture
Chocolate
39,5 44,5 49,5
Hazelnutt Signatur e Chocolae
39,5 44,5 49,5
COFFEE FRAPUCCINO
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Coffee Frapuccino 32 37 42
Vanilla / Caramel / Hazelnutt Fr apuccino 37 42 45
Mocha Frapuccino 37 42 45
Dar k Mocca Frapuccino 39 43 47
J ava Chip Frapuccino 39 43 47
Vanilla / Caramel J elly Coffee Fr apuccino
CREAM FRAPUCCINO
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Vanilla/ Caramel/ Hazelnut Cream Fr apuccino 37 42 45 Double Chocolate Cream Chip Frapuccino 39 43 47
Green Tea Cream Frapuccino 40 46 52
BLENDED TEA FRAPUCCINO
J ENIS TALL GRANDE VENTI
Mango Pation Frapuccino 32 37 40
Rapsber ry Blackcurent Frapuccino 32 37 40
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Penyajian Data
Melihat bahwa hasil penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata atau lisan dari orang – orang yang dianggap mengerti dan memahami konteks penelitian yaitu Starbucks Coffee, sehingga sumber data dalam penelitian ini pihak – pihak yang terkait dengan Starbucks Coffee, yaitu pengunjung dan customer regular Strabucks Coffee TP III Surabaya. Setelah menentukan nara sumber, kemudian peneliti menggali informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian melalui wawancara dimana instrumen peneliti yaitu peneliti sendiri.
Dalam penyajian data ini peneliti menggunakan teknis analisis data model Miles dan Huberman dilakukan dengan langkah – langkah yaitu reduksi data, penyajian data, mengambil kesimpulan kemudian diverifikasi. Berikut ini akan disajikan mengenai hasil wawamcara yang dilakukan oleh peneliti mengenai strategi promosi Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya menurut konsumen seperti pengunjung dan customer Starbucks Coffee itu sendiri yang di tinjau dari bauran pemasaran :
1. Product
Dari hasil wawancaara mendalam terhadap responden yang berasal dari :
kopinya tersebut. Menurut Alfian Putra variasi produk yang di tawarkan cukup banyak, ada minuman jenis kopi maupun minuman jenis non kopi sehingga beliau lebih mudah untuk memilih minuman sesuai dengan seleranya, Ice Chocolate adalah minuman yang paling disukai oleh saudara alfian.
2. Price
relatif terjangkau karena harga sesuai dengan kualitas, packaging atau bentuk kemasan bagus jadi sangat tertarik dan saya tidak merasa rugi. Selain itu rasanya enak sehingga bikin saya puas dan ingin kembali kesini
produknya yang berkualitas sehingga tidak akan rugi apabila mengkonsumsi baverage yang ada di Starbucks Coffee. Disini Bapak Totok juga menyampaikan pendapatnya bahwa harganya sesuai dengan perspektif kualitas baverage yang ada di Starbucks Coffee, harganya terjangkau dan sesuai dengan kualitas produk yang ada karena Starbucks Coffee berbeda dengan coffee shop yang lain, Starbucks Coffee membuat standarisasi sendiri atau menjadi tolak ukur kualitas dengan coffee shop yang lain
3. Place
• Pengunjung Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
dengan kantor. Dekorasinya dan interior seperti lukisan dinding sangat kurang karena di Starbucks yang lain ada. Keterbatasan tempat duduk. • Customer Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Ibu Ana berkomentar Starbucks Coffee yang berada di Tunjungan Plaza III Surabaya sangat strategis karena berada diatas atrium mall, dengan bentuk layout atau penataan ruang yang baik sehingga konsumen dapat mudah menemukan coffee shop ini, dengan adanya fasilitas smoking room tidak akan mengganggu konsumen lain yang tidak merokok. Tetapi tempatnya terlalu kecil sehinnga membuat orang lain kecewa jika tidak dapat tempat duduk. Bapak Agus juga berkomentar bahwa lokasinya sangat strategis dan eyecatching, penataan ruang cukup baik kalo perlu di perbesar karena apabila weekend akan sangat ramai dan kasian apabila konsumen tidak kebagian tempat untuk menikmati produk yang di konsumsi.
yang ada di Tunjungan Plaza III Surabaya ini sangat strategis untuk melakukan bisnis, karena terletak di tengah mall yang merupakan lalu – lalang bagi semua orang yang berada di Tunjungan Plaza dan juga dekat dengan atrium, apabila ada event baik weekend maupun weekday akan sangat ramai dan juga di dukung layout atau penataan ruang yang baik sehingga memudahkan konsumen untuk dapat melihat langsung event yang sedang berlangsung di atrium Tunjungan Plaza III Surabaya.
4. Promotion
lebih di perpanjang sehingga konsumen dapat menikmati promo tersebut.
• Pengunjung Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Seperti apa yang diungkapkan saudara Novandri bahwa pemasangan banner dan X-banner di tempat strategis tidak perlu karena hampir semua orang tahu apa itu Starbucks Coffee dan apa saja yang dijual disana. Namun jika dari pemasangan banner, X-banner dan pemasangan iklan melalui media lain dapat menarik konsumen lebih banyak lagi mungkin promosi melalui media tersebut perlu dilakukan. Untuk pemberian diskon dan bonus sebenarnya juga sangat perlu agar dapat menarik minat konsumen dari kalangan menengah kebawah. Karyawan disini selalu menginfokan promo – promo yang sedang berjalan dan mereka tidak lupa untuk menyarankan untuk mencoba minuman baru atau minuman yang menjadi andalan bagi Starbucks Coffee sendiri
• Customer Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya
Ibu Ana beranggapan tidak perlu adanya promosi melalui media cetak maupun media internet, karena Starbucks Coffee sudah mempunyai nama atau brand image di kalangan usaha coffee shop yang di tunjang oleh lokasi Starbucks Coffe Tunjungan Plaza III Surabaya yang sangat strategis. Untuk diskon atau bonus tidak selalu di berikan pada saat transaksi atau pembelian yang di lakukan, namun sering terdapat banyak promo. Untuk menawarkan produknya karyawan disini selalu dengan ramah dalam menyampaikan produk baru atau produk yang menjadi unggulan dari Starbucks Coffee sendiri yaitu Caramel Maciato. Menurut Bapak Agus tidak perlu apabila adanya media cetak atau media internet sebagai alat promosi karena dari Starbucks Coffe sendiri sudah mempunyai nama di kalangan coffee shop yang sudah dikenal dan di ingat oleh banyak orang, untuk diskon atau bonus pembelian pada saat transaksi mungkin perlu, misalnya diatas pembelian Rp. 100.000,- mendapatkan diskon harga sehingga konsumen lebih menjadi tertarik untuk membeli produk yang ada. Tidak hanya itu karyawan disini tidak pernah berhenti untuk selalu menawarkan produk atau minuman yang jadi unggulannya.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Strategi Produk
Dalam hal ini Starbucks Coffee berusaha memberikan produk yang berkualitas dengan macam – macam variasi minuman kopi maupun non kopi yang di inginkan oleh konsumen. Dari seluruh produk yang ada Starbucks Coffee selalu berusaha untuk memberikan kualitas minuman yang terbaik untuk konsumen. Dari hasil penelitian pada Starbuck Coffee tentang strategi produk para responden dalam hal ini menyimpulkan, bahwa semua variasi produk yang di tawarkan oleh Starbucks Coffee sangat memuaskan bagi konsumennya. Untuk rasa dan kualitas produk yang diberikan oleh Starbucks Coffee sangatlah memuaskan konsumennya, dan konsumen tidak segan – segan untuk berkunjung dan membeli lagi produk yang dijual, serta lebih membeli produk yang di jual di Starbucks Coffee dari pada pergi ke coffee shop yang lain. Dengan adanya kemasan yang baik dan mempunyai ciri kas tersendiri bagi Starbucks Coffee semua konsumen dimudahkan untuk membawa produk – produk yang sudah di beli.
4.3.2 Strategi Harga ( Price )
dijual. Dari situlah para konsumen sangat tertarik dan berminat untuk membeli produk yang dijual daripada membeli di coffee shop yang lain yang tidak jauh beda. Karena harga dari suatu produk itu sangat sesuai dengan kualitas dari produk yang dijual. Dimana konsumen baik regular maupun non regular yang membeli minuman kopi maupun non kopi tidak perlu ragu lagi akan harga dan kualitas produk yang diberikan.
4.3.3 Strategi Tempat ( Place )
sudah dibeli. Sebagian konsumen menginginkan untuk penambahan atau perluasan tempat, karena pada saat weekend konsumennya menjadi dua kali lipat dari pada weekday sehingga banyak konsumen yang kecewa karena tidak kebagian tempat duduk, dan juga penambahan ruang terutama area smooking room bagi para perokok aktif.
4.3.4 Str ategi Pr omosi ( Promotion )
Strategi promosi yang dilakukan oleh Starbucks Coffee untuk menarik konsumen yaitu dengan cara pemasangan x –banner ataupun dari media internet agar dapat memudahkan konsumen untuk mengetahui produk yang dijual dan mengetahui promo – promo yang ada. Dalam meberikan promonya Starbucks Coffee bekerja sama dengan Bank BCA, yaitu dengan menggunakan kredit card BCA terdapat free upgrade size setiap harinya, dan BCA treat a friend untuk event tertentu, dimana BCA treat a friend adalah jika ada minuman yang baru pasti akan ada promosi buy one get one syaratnya dengan pembelian minuman baru akan mendapatkan free minuman yang ditentukan oleh pihak Starbucks Coffee sendiri. Dan untuk Monday treat a friend disetiap hari senin ada promosi buy one get one juga . serta penambahan watu periode promo buy one get one yang ada pada alat pembayaran Starbucks Card yang bertujuan agar semua konsumen menjadi lebih tertarik untuk membeli.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab yang sebelumnya dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Variasi Produk yang ditawarkan oleh Starbucks Coffee mampu memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dari segala kalangan baik anak – anak sampai yang sudah tua sekalipun karena produk dengan kualitas yang memuaskan serta desain kemasan yang kas baik dan rapi. 2. Harga yang diberikan oleh Starbucks Coffee sesuai dengan kemampuan
konsumen sehingga dapat diterima dan dari harga yang terjangkau tersebut konsumen tidak perlu meragukan kualitas produk yang di jual sehingga aman untuk dikonsumsi dan juga untuk digunakan.
3. Untuk pemilihan lokasi dari Starbucks Coffee sangatlah strategis karena berada tepat ditengah – tengah pusat perbelanjaan mall Tunjungan Plaza Surabaya dan juga tepat berada diatas atrium dari mall Tunjungan Plaza III Surabaya itu sendiri, Starbucks Coffee juga perlu melakukan penamabahan ruang smoking room atau non smoking roomnya.
konsumen menjadi semakin penasaran dengan adanya promo yang terjadi di Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya.
5.2 Sar an
Saran yang dapat di berikan peniliti berdarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variasi produk yang di jual lebih diperbanyak serta dilakukan inovasi – inovasi dengan cita rasa kopi yang khas, juga tetap menjaga dan mempertahankan produk dan kualitas produk, juga untuk kemasan bisa di desain lebih menarik lagi agar konsumen semakin penasaran dengan produk yang di jual di Starbucks Coffee.
2. Seharusnya harga dari setiap produk yang dijual di Starbucks Coffee bisa lebih murah lagi dan terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah, namun tanpa mengurangi rasa dan kualitas produk tersebut.
3. Pelebaran atau penambahan ruang smoking room atau ruang non smoking room dirasa sangat – sangat perlu karena melihat intensitas konsumen yang semakin ramai mengunjungi tempat ini pada saat weekday maupun weekend, sehingga tidak menimbulkan rasa kecewa terhadap konsumen yang sudah mengkonsumsi produk yang telah dijual di Starbucks Coffee, agar konsumen menjadi betah sambil menikmati event di atrium Tunjungan Plaza III Surabaya yang sedang berlangsung pada saat itu juga. 4. Lebih menambah lagi untuk promo dan diskon harganya agar pangsa pasar
customer yang baru menjadi customer yang tetap atau regular di Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya. Memperpanjang waktu periode promosinya agar semua orang bisa lebih menikmati promo - promo yang berlangsung.
Strategi pemasaran Starbucks Coffee Tunjungan Plaza III Surabaya sebenarnya tidak hanya ditinjau dari marketing mix atau bauran pemasaran saja. Namun, peneliti juga memberi saran yaitu melalui
1. Strategi dalam melaksanakan pekerjaannya dengan adanya promosi yang sudah ada seharusnya lebih bisa mencapai target yang sudah di tentukan oleh perusahaan.