• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Dengan Aplikasi Sony Vegas Pro Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Dengan Aplikasi Sony Vegas Pro Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV Sekolah Dasar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: 10.31949/jee.v4i1.3339 e-ISSN 2655-0857

321

Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Dengan Aplikasi Sony Vegas Pro Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Cholilatul Ummah¹*, Andi Wibowo²

1Universitas Islam Raden Rahmat Malang, Malang, Indonesia

2 Universitas Islam Raden Rahmat Malang, Malang, Indonesia

*Corresponding author: lylaumma@gmail.com ABSTRACT

This study is motivated by the current learning situation and conditions related to online learning, the lack of use of learning media and the lack of understanding of students' concepts in thematic learning for IV class in SDN 3 Babadan Ngajum. Therefore, to overcome this problem, researcher has developed thematic learning video media by editing the Sony Vegas Pro application to improve students' conceptual understanding.The type of this study is research-development (R n D) with procedure by Borg And Gall. The subjects in this research were 20 students of IV class at SDN 3 Babadan Ngajum. The instrument to test the feasibility of the product is a questionnaire. Meanwhile, the instrument to test the effectiveness of the media on students' conceptual understanding is the –pretest-posttest.

The results showed that 1) thematic learning video media is suitable for use based on the results of media expert validation. The percentage obtained is 91% with valid qualifications and the results of material expert validation obtain a percentage of 95% with valid qualifications.

While the students' response questionnaire obtained a percentage of 95% with valid qualifications in the small group and 93% with valid qualifications in the large group. 2) Thematic learning video media is effective to improve students' conceptual understanding based on the large group field trial for students of IV class at SDN 3 Babadan Ngajum. The pretest average was 54 with incomplete category and the posttest average was 74 with complete category. While the percentage increase in student learning classically is obtained by 45%.

Keywords: conceptual understanding; thematic learning video media ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi pembelajaran saat ini terkait pembelajaran daring, minimnya penggunaan media pembelajaran serta kurangnya pemahaman konsep siswa pada pembelajaran tematik kelas IV SDN 3 Babadan Ngajum. Maka untuk mengatasi masalah tersebut peneliti mengembangkan media video pembelajaran tematik dengan bantuan editing aplikasi sony vegas pro untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R N D) dengan menggunakan prosedur pengembangan dari Borg And Gall. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 siswa kelas IV SDN 3 Babadan Ngajum. Instrument untuk menguji kelayakan produk adalah angket. Sedangkan instrument untuk menguji tingkat keefektifan media terhadap pemahaman konsep siswa adalah soal pretest-posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) media video pembelajaran tematik dinyatakan layak digunakan berdasarkan hasil validasi ahli media. Persentase yang diperoleh sebesar 91% dengan kualifikasi valid dan hasil validasi ahli materi memperoleh Persentase sebesar 95% dengan kualifikasi valid. Sedangkan angket respon siswa memperoleh Persentase sebesar 95% dengan kualifikasi valid pada kelompok kecil dan 93% dengan kualifikasi valid pada kelompok besar. 2) media video pembelajaran tematik dinyatakan efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan uji coba lapangan kelompok besar siswa kelas IV SDN 3 Babadan Ngajum. Skor rata-rata pretest siswa sebesar 54 dengan kategori kurang tuntas dan skor rata- rata posttest siswa sebesar 74 dengan kategori tuntas. Sedangkan Persentase peningkatan belajar siswa secara klasikal diperoleh sebesar 45%.

Kata Kunci: media video pembelajaran tematik; pemahaman konsep

(2)

322 Pendahuluan

Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 menuntut siswa untuk mampu menguasai beberapa materi pelajaran tema yang sudah ditentukan dalam satu hari. Menurut Mulyasa (2013: 170) adapun pada pembelajaran tematik berbagai macam bidang studi pembelajaran seperti, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan dan lain sebagainya dimuat dalam satu tema, maka siswa akan belajar berdasarkan tema yang sudah ditentukanPembelajaran tematik menuntut siswa untuk lebih aktif karena dalam proses pembelajarannya siswa harus mencari, menggali sampai menemukan solusi dari suatu permasalahan. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Agustiningsih (2015: 56) bahwa pembelajaran kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), dalam proses pembelajaran pendekatan ilmiah memiliki langkah-langkah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

Saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi covid-19. Wabah tersebut mengakibatkan pemerintah menerapkan system work from home (WFH) pada setiap lembaga di Indonesia termasuk dalam lembaga pendidikan. Guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 maka aktifitas tetap dilakukan seperti biasa namun perbedaannya dilakukan di rumah masing masing. Penerapan WFH dalam dunia pendidikan membuat sistem pembelajaran dialihkan kepada sistem pembelajaran online/daring untuk sementara waktu.

Pembelajaran jarak jauh/ daring tentunya menimbulkan kesulitan-kesulitan baru dalam pembelajaran dari mulai keterbatasan fasilitas seperti handpone, kuota internet sampai pada kesulitan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran tematik di SD belum dapat mencapai tujuan yang diharapkan dengan maksimal.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru kelas dan siswa kelas IV SD didapat kesimpulan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tujuan pembelajaran belum tercapai dengan maksimal, di antaranya adalah: minimnya penggunaan media dalam pembelajaran yang membuat siswa seringkali merasa bosan dan mengantuk dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Susanto (2012: 209) bahwa hal- hal yang mempengaruhi terjadinya pemahaman adalah sistematisasi sajian materi pembelajaran, karena materi akan mudah masuk ke otak jika sistematisasi penyampaian materi menarik, pemahaman konsep siswa terhadap materi masih rendah, sehingga siswa mudah lupa terhadap materi yang sudah dipelajari sebelumnya, pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh/daring. Selain beberapa faktor di atas pergantian sistem pembelajaran di kelas menjadi pembelajaran jarak jauh/daring merupakan hambatan baru dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Adapun untuk mengatasi beberapa masalah di atas salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis online. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat merangsang pengetahuan siswa, melatih berfikir logis, analistik, lebih kreatif, efektif dan menyenangkan tanpa terbatas oleh ruang dan waktu (Hardianti, dkk., 2017: 124). Selain beberapa keunggulan di atas terdapat beberapa

(3)

323

keunggulan lain, di antaranya adalah: Pertama, siswa sekolah dasar sudah tidak asing lagi dengan kehadiran video, kebanyakan siswa di masa sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat video di rumah baik video yang terdapat di smartpone ataupun tayangan televisi. Kedua, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Ketiga, pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Keempat, menghemat tenaga guru dalam menjelaskan materi pelajaran di kelas serta mengulang-ulang penjelasan materi yang sama apabila terdapat beberapa siswa yang kurang paham

Media video pembelajaran tematik sendiri adalah sebuah sarana/alat bantu pembelajaran berbasis audio-visual yang berisi penjelasan materi-materi tematik serta beberapa latihan yang harus dilakukan siswa untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Pernyataan tersebut mengacu pada Riyana (2007: 5) yang menyatakan bahwa media video pembelajaran adalah sebuah sarana alat bantu pembelajaran audio-visual yang melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu pemahaman terhadap materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna. Pendapat di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustiningsih (2015: 67) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan video lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan media video.

Kemudian, adapula penelitian yang relevan terkait dengan judul peneliti di atas yakni penenlitian yang dilakukan oleh M. Fadil pada tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Menggunakan Software Soni Vegas Pro Kelas IV Sekolah Dasar”. Selain itu untuk menghasilkan media video pembelajaran Tematik yang menarik, maka diperlukan aplikasi editing video salah satunya yakni sony vegas pro. Terdapat beberapa alasan dipilihnya editing dengan menggunakan aplikasi sony vegas pro antara lain:

Memiliki fitur drag and drop, dalam proses editingnya terdapat multiple monitor, memiliki sistem sound 5.1 untuk recording, mix dan lainnya serta dapat melakukan alpha channel (Rifa’i, dkk. 2013: 36. Hal di atas mendorong peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis video, dengan judul penelitian “Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik dengan Aplikasi Sony Vegas Pro pada Tema 6 Subtema 1 untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Adapula perbedaan yang dilakukan peneliti dengan penelitian lain yakni, kelas yang berbeda, sub materi, penjabaran materi, serta audio visual yang berbeda.

Metode Penelitian

Model penembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peneliian dan Pengembangan RnD (Research and Development) dan menggunakan prosedur penelitian Borg and Gall. Peneliti juga menggunakan teknik wawancara dan observasi guna mengumpulkan data. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2016: 298) prosedur penelitian dan pengembangan terdiri dari 10 langkah yakni: 1) potensi dan masalah. 2) pengumpulan data.

3) desain produk. 4) validasi desain produk. 5) revisi desain produk. 6) uji coba produk. 7) revisi produk. 8) uji coba pemakaian. 9) revisi produk. 10) produksi massal. Namun dikarenakan keterbatan tenaga biaya dan waktu maka peneliti hanya mengambil 9 langkah penelitian dan pengembangan.

(4)

324

Rancangan uji coba produk media video pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Subjek uji coba penelitian dan pengembangan ini dibagi menjadi 2 tahap. Subjek uji coba tahap pertama dilakukan pada kelompok kecil yakni 6 siswa kelas IV SD yang dipilih secara acak berdasarkan nilai ulangan siswa disekolah yang dilakukan pada tanggal 6 Juli 2021, selanjutnya subjek uji coba tahap kedua dilakukan pada kelompok besar yakni 20 siswa kelas IV SDN 3 Babadan Nngajum yang dilakukan pada tanggal 7 juli 2021. Pada penelitian dan pengembangan ini data kualitataif diperoleh dari hasil kritik serta saran ahli media, ahli materi serta serta siswa kelas IV SD. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil angket dan soal tes.

Terdapat 3 instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini, yakni: Pertama, observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan pada pendidik dan siswa kelas IV SD. Observasi dilakukan dalam pembelajaran kelas 1V SD. Kedua, angket diberikan kepada 3 responden yakni: pertama, angket uji kelayakan untuk ahli media. kedua, angket uji kelayakan untuk ahli materi. Ketiga, angket uji penggunaan dan keefektifan media untuk siswa. Keempat, tes soal dengan menggunakan soal pretest-posttest. Soal pretest- posttest pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan materi tematik pada tema 6 (cita-citaku) subtema 1 (aku dan cita-citaku) kelas IV SD. Kemudian teknik analisis data yang digunakan didapat dari data angket/kuesioner ahli materi, ahli media, dan siswa yang diolah menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan pada penelitian dan pengembangan ini mengacu pada 9 langkah prosedur pengembangan borg and gall. Berikut hasil dan pembahasan pengembangan media video pembelajaran tematik. Media didesain menggunakan aplikasi sony vegas pro dengan tambahan background gambar animasi, backsound, serta tambahan gambar dan teks lainnya sesuai materi. Media video pembelajaran tematik berisi pembuka, inti pembelajaran dan penutup. Media video pembelajaran tematik dibagi menjadi 6 draft pembelajaran dan dilengkapi dengan buku panduan petunjuk penggunaan media. Berikut bentuk media video pembelajaran tematik:

Tabel 1. Desain Media video Pembelajaran Tematik

Pembuka İnti Penutup

Salam dan pembuka

(5)

325 Penyampaian tujuan

pembelajaran

Penyampaian materi pembelajaran

Slide latihan siswa

Membuat kesimpulan, penyampaian motivasi dan

salam

Selanjutnya dilakukan validasi kepada ahli media dan ahli materi. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kelayakan media video pembelajaran tematik bagi siswa. Selain rekapitulasi perhitungan validasi ahli, kritik dan saran dari validator ahli media dan ahli materi dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki media sebelum di ujicobakan ke lapangan.

Berikut hasil rekapitulasi validasi hasil ahli media dan ahli materi:

Tabel 2. Persentase Kelayakan Media

No Indikator Jumlah Skor Skor Maks Persentase 1 Kesesuaian Media Dengan

Tema 20 20 100%

2 Kemudahan Penggunaan Media

19 20 95%

3 Kesesuaian Media Dengan Tujuan Pembelajaran

18 20 90%

Total Skor 57

Total Persentase 95%

Kualifikasi Valid

Ekuivalen Layak

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat diketahui bahwa hasil validasi ahli media secara keseluruhan memperoleh Persentase skor sebesar 91% dengan kualifikasi valid serta ekuivalen layak.

Tabel 3. Persentase Kelayakan Materi

No Indikator Jumlah Skor Skor Maks Persentase 1 Kesesuaian Media Dengan

Tema

20 20 100%

2 Kemudahan Penggunaan Media

19 20 95%

3 Kesesuaian Media Dengan

Tujuan Pembelajaran 18 20 90%

Total Skor 57

Total Persentase 95%

Kualifikasi Valid

Ekuivalen Layak

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil validasi ahli materi secara keseluruhan memperoleh Persentase skor sebesar 91% dengan kualifikasi valid serta ekuivalen layak.

(6)

326

Selain validasi ahli kepada ahli media dan ahli materi, peneliti juga menggunakan angket respon siswa untuk melihat respon siswa terhadap penggunaan media video pembelajaran tematik dalam pembelajaran. Berikut rekapitulasi angket respon siswa kelompok kecil dan kelompok besar:

Gambar 1. Rekapitulasi Angket Respon Siswa

Dari gambar 1 dapat dijelaskan bahwa tingkat kemudahan dan kemenarikan penggunaan media mendapat skor 96% pada uji coba kelompok kecil dan 93% pada uji coba kelompok besar. Sedangkan tingkat keefektifan media mendapat skor 93% pada uji coba kelompok kecil dan 92% pada uji coba kelompok besar. Skor angket respon siswa kelompok kecil secara keseluruhan diperoleh Persentase sebesar 95% dengan kualifikasi valid serta ekuivalen layak, skor angket respon siswa kelompok besar secara keseluruhan memperoleh Persentase sebesar 93% dengan kualifikasi valid serta ekuivalen layak. Maka dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran tematik mudah dan menarik digunakan serta efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Maka berdasarkan hasil validasi ahli media dan validasi ahli materi serta angket respon siswa dapat dinyatakan bahwa media video pembelajaran tematik layak digunakan untuk siswa kelas IV SD. Hal tersebut sejalan dengan dengan penelitian Krissandi (2018: 76) yang menyatakan bahwa media video tematik layak digunakan setelah dilakukan validasi kepada ahli media, guru dan siswa SD.

Setelah media dinyatakan layak untuk di uji cobakan maka media video pembelajaran tematik dapat diujicobakan ke lapangan. uji coba lapangan dilakukan pada seluruh siswa kelas IV SDN 3 Babadan Ngajum tujuannya untuk melihat tingkat pemahaman konsep siswa kelas IV SD melalui pembelajaran menggunakan media video pembelajaran tematik dengan instrumen soal pretest-posttest. Langkah pertama siswa diberikan soal pre-test, selanjutnya siswa diberikan perlakuan/pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran tematik. Video ditayangkan menggunakan LCD Proyektor di depan kelas. Pada saat pembelajaran berlangsung semua siswa dapat memperhatikan media yang ditampilkan di depan dengan baik. Sebagian besar siswa juga dapat menjawab pertanyaan yang tertera dalam media. Setelah pembelajaran selesai, siswa diberikan soal post-test. Berdasarkan

96%93% 93%92%

0 20 40 60 80 100

penggunaan keefektifan

PRESENTASE

angket respon siswa kel.

Kecil angket respon siswa kel.

Besar

(7)

327

perolehan Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, rincian Persentase peningkatan pemahaman konsep siswa kelompok besar dapat dijelaskan dalam tabel dan diagram berikut ini:

Tabel 4. Persentase Hasil Tes Siswa Kelompok Besar per Indikator

No Indikator No

soal

Skor pre-

test

Skor post- test

Peningkatan Ketuntasan

klasikal 1 Menyatakan ulang sebuah

konsep 1 40% 90% 50%

2 Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain

2 50% 90% 50%

3 Memberi contoh dan non contoh

dari konsep 3 47% 55% 8%

4 4 Mengklasifikasikan sebuah objek-

objek menurut sifat-sifat tertentu 5 60% 77% 17%

6 5 Mengembangkan syarat perlu

atau syarat cukup suatu konsep

7 45% 55% 10%

6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

8 65% 75% 10%

7 Mengaplikasikan konsep 9 77% 85% 8%

10

Berdasarkan tabel 4. di atas dapat diketahui bahwa pada setiap indikator pemahaman konsep yang digunakan Persentase hasil tes siswa secara klasikal meningkat setelah diberikan perlakuan/treatment. Secara keseluruhan Persentase peningkatan hasil tes siswa secara klasikal dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 2. Persentase Peningkatan Hasil Tes Siswa Secara Klasikal

Berdasarkan rekapitulasi data di atas dapat dijelaskan bahwa: ratarata skor pre-test siswa kelompok besar sebesar 54 dengan kategori (kurang tuntas), sedangkan rata-rata skor post-test siswa kelompok besar sebesar 74 dengan kategori (tuntas). Hasil O₂/post-test lebih besar daripada hasil O₁/pre-test setelah diberikan perlakuan/treatment. Maka dapat

30%

75%

0 20 40 60 80 100

pre-test post-test

PRESENTASE

pre-test

post-test 45%

(8)

328

disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan menggunakan mean/nilai sara-rata penggunaan media video pembelajaran tematik SD dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Selanjutnya skor pre-test ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 30% dengan kategori kurang tuntas, sedangkan skor post-test 60 ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 75% dengan kategori tuntas. Dapat disimpulkan pula bahwa setelah diberikan perlakuan/treatment hasil belajar siswa secara klasikal meningkat dengan Persentase sebesar 45%. Maka berdasarkan perhitungan menggunakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal media video pembelajaran tematik dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Kesimpulan

Pengembangan media video pembelajaran tematik dengan aplikasi sony vegas pro pada tema 6 subtema 1 untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SD menggunakan model pengembangan research and development (R n D) serta menggunakan prosedur pengembangan Borg and Gall telah usai dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut:

Pertama, media video pembelajaran tematik berbentuk media audio-visual yang berisi kegiatan pembuka, meliputi salam dan tujuan pembelajaran, kegiatan inti, meliputi materi- materi tematik dan beberapa soal latihan dan kegiatan penutup, meliputi kesimpulan, motivasi dan salam penutup. Kedua, media video pembelajaran tematik dinyatakan layak digunakan dengan revisi berdasarkan dua hasil validasi ahli dan angket respon siswa.

Ketiga, media video pembelajaran tematik dinyatakan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Daftar Pustaka

Agustiningsih. (2015). Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. Pancaran.

Volume 4. Nomor 1. Februari 2015: 55 68 (online). Diakses pada 26 desember dari https://

jurnal.unej.ac.id/index.phb/pancaran/article/view

Amilia. A. (2016). Pengembangan Media Autoplay Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Materi Struktur Tumbuhan Siswa Kelas IV MI Khadijah Malang.

Univeristas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang. Diakses Pada 15 Juli dari http://etheses.uin-malang.ac.id/10348/1

Fadhli, M. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Volume 3. Nomor. 1. Januari 2015

(online). Diakses pada 12 desember dari

https://www.researchgate.net/publication/313860243

Hardianti. & Asri, W. K. (2017). Keefektifan Penggunaan Media Video Dalam Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XII IPA SMA Negri 11 Makasar. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra Volume 1 Nomor 2. Agustus 2017 (Online). Diakses pada 8 desember dari https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/downl oad/4408/2547

(9)

329

Krissandi. A. D. S. (2018). Pengembangan Video Tematik Sebagai Pengantar Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Volume. 8 Nomor. 1 Juni 2018:

68 77 (online). Diakses pada 8 desember dari http://e journal.unipma.ac.id/index.php/

Kustandi & Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Galia Indonesia Karitas.

D. P., Susilawati F., Astuti. I. M. J. (2006). Cita-Citaku : buku guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Majid, A. (2014). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ningsih. Y. (2016). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa Melalui Penerapan Lembar Aktifitas Mahasiswa Berbasis Teori Apos Pada Materi Turunan.

Universitas PGRI Palembang. Palembang: Edumatica. Volume 6 Nomor 1ssn: 2088- 2157(Online). Diakses pada 19 desember dari https://online journal.unja.ac.id/edumati ca/article/view/2994

Peraturan Dierjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Nomor 506/C/Kep/PP/2004 Tahun 2004 Tentang Indikator Pemahaman Konsep. 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Rifai, M N. T. & Tri I. (2013). Pembuatan Bilingual Video Profil Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta. Universitas Surakarta. Surakarta: Jurnal Informatika dan Komputer. Volume 2 Nomor 1 ISSN: 2302-1136 (online). Diakses pada 19 desember dari https://ijns.org/journal/index.php/se runi/article/view/630

Riyana. C. (2007). Pedoman pengembangan media video. Jakarta: P3AI UPL

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R N D. Bandung: Alfabeta Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Utami. K. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Dasar. Universitas Negri Surabaya. Surabaya: JPGSD Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013 0-216 (Online). Diakses Pada 15 juli dari https://riin.info/compress-pdf.html

Referensi

Dokumen terkait

Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice models), yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau

Kebebasan ekonomi seorang wanita itu bukanlah fungsi dari ia berdagang, tetapi karena ia mendapat suatu penghasilan yang teratur dan dapat diandalkan dengan kegiatannya, di rumah

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Sesuai dengan tujuannya maka hal- hal teknis utama yang diperlukan adalah kondisi akustik di dalam gedung konser tersebut, baik secara objektif maupun subjektif

Pekalongan Jawa Tengah Nurhadi, S.Pd Rp 47,000,000.00 47 Jawa Tengah Kota Salatiga SLB Negeri

Disamping peran pemimpin dalam meningkatkan kreativitas karyawan, ada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh (Kusumawati 2009; Deci and Ryan 1991; Amabile 1993, 1985)

Pemyataan kedua pada tabel IV.9 dengan indikator dapat diverivikasi (verifiability), yaitu : Terdapat ketidaksamaan data dalam Laporan Keuangan saat dilakukan verifikasi oleh pihak

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian Analisis Biaya Konstruksi di Pusat Litbang Permukiman 1988 – 1991. Penelitian ini dilakukan