• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "PEKERJA RANTAU 60s" (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "PEKERJA RANTAU 60s" (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT "PEKERJA RANTAU 60s"

(ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)

Hery B. Cahyono, Farahilah Maitsa Soraya

Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UNMUH Jember [email protected]

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mempresentasikan kasih sayang yang terdapat pada Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau: 60s. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis Semiotika teori Ferdinand de Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signifier), Sinkroni dan Diakroni, Langue dan Parole, Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik. Peneliti memilih Iklan Layanan Masyarakat berjudul Pekerja Rantau 60s yang di unggah pada akun Youtube KEMENDIKBUD RI sebagai objek penelitian. Iklan ini menunjukkan bagaimana representasi kasih sayang seorang dan ibu dalam menghadapi virus Covid-19.

Penelitian ini diperkuat dengan teori-teori milik para ahli yang menampilkan tanda-tanda kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dan juga sebaliknya. Hasil penelitian ini adalah representasi kasih sayang yang muncul pada Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau: 60s, hal ini terbukti dari tanda-tanda representasi kasih sayang yang ditunjukkan pada scene dan dialog dari iklan yaitu rasa khawatir, kecewa, sedih, rindu dan rela berkorban demi orang yang disayang.

Kata kunci: Representasi Kasih Sayang, Iklan Layanan Masyarakat, &

Semiotika Ferdinand De Saussure

Abstract

This study aims to present the affection contained in the Overseas Workers Community Service Advertisement: 60s. This research uses a type of qualitative descriptive research using semiotic analysis techniques of Ferdinand de Saussure's theory, namely signifiers and signifiers, Synchrony and Diacroni, Langue and

(2)

Parole, Syntagmatic Relationships and Paradigmatic Relationships. The researcher chose a Public Service Advertisement entitled Workers rantau 60s which was uploaded on the Youtube account of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia as the object of research. This ad shows how the representation of the affection of a person and mother in the face of the Covid- 19 virus. This research is reinforced by theories belonging to experts that display signs of a mother's affection for her child and vice versa. The result of this study is the representation of affection that appears in the Rantau Workers' Community Service Advertisement: 60s, this is evident from the signs of representation of affection shown in the scenes and dialogues of the advertisement, namely worry, disappointment, sadness, longing and being willing to sacrifice for the sake of loved ones.

Keywords: Representation of Affection, Public Service Advertising, & Semiotics of Ferdinand De Saussure

Pendahuluan

Di zaman yang cepat seperti saat ini, teknologi dan media massa juga semakin berkembang dan semakin maju dengan pesat. . Media massa adalah salah satu sarana yang memenuhi dapat kebutuhan insan manusia akan berita juga hiburan. Bukan hanya itu media massa saat ini tak jarang dimanfaatkan menjadi ajang promosi oleh berbagai aneka macam pihak dari perusahaan atau lembaga instansi maupun pemerintah dengan bentuk iklan salah satunya yaitu Iklan Layanan Masyarakat. Pemerintah memanfaatkan iklan untuk memberikan atau menyampaikan informasi edukasi memiliki tujuan membangun citra kepada masyarakat di Indonesia. Pada umumnya pada semua iklan terdapat tanda atau biasa disebut dengan (sign) yang mengandung makna tertentu.

Iklan Layanan Masyarakat (ILM) memiliki tujuan untuk memberikan informasi sekaligus mempromosikan program-program atau kegiatan-kegiatan yang sedang diselenggarakan oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat Di dalam iklan layanan masyarakat juga terdapat representasi yaitu makna atau pesan tertentu yang terkandung iklan tersebut.

(3)

Representasi adalah cerita atau urutan yang menyajikan ide, perasaan, fakta, dan sebagainya. Ada tanda-tanda representasi yang dapat dipahami secara budaya.

Representasi adalah interpretasi dari pikiran pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek yang diperoleh dari pengalaman representasi yang ditandai melalui penggantian objek. Bisa dikatakan representasi merupakan makna yang telah disampaikan dengan bahasa yang telah diproduksi dari konsep yang berada dalam pikiran manusia itu sendiri. Representasi bisa juga dikatakan sebagai gambar sesuatu dalam hidup dan diwakili melalui suatu media, salah satu contohnya yaitu representasi kasih sayang alam sebuah media (Vera, 2014).

Kasih sayang merupakan perasaan yang dapat diberikan oleh seseorang dan diterima oleh individu yang lain. kasih sayang dapat di berikan kepada seseorang dengan bentuk usaha agar dapat dirasakan. Contoh nya yaitu dalam bentuk perhatian, memberikan hadiah, berbuat baik, tidak egois, berkorban, dan lain-lain.

Hal ini tercermin dalam cinta ibu kepada anak-anaknya, cinta saudara laki- lakinya kepada saudara perempuannya, dan tentu saja cinta pada pria dan wanita, dan sebaliknya. Selain itu, definisi kasih sayang diberikan tidak hanya di antara manusia, tetapi juga untuk spesies lain. Orang dapat merasakan dan mencintai hewan peliharaan seperti kucing, anjing, dan hewan lainnya.(Go Dok Indonesia, 2018). Seperti kasih sayang juga dirasakan oleh seorang anak kepada orang tuanya, karena merekalah yang sedari kecil membimbing dan menemaninya dengan penuh ketulusan dan kasih sayang. Kasih sayang anak kepada orang tua dapat diungkapkan dengan perbuatan maupun ungakapan kata dan dapat dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi khususnya media massa. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti ditemukannya internet, smartphone, dan media online lainnya sebagai media baru, telah memudahkan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikator.

Seperti sama hal nya dengan salah satu Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau:60s” yang bercerita tentang ke khawatiran sang anak kepada ibunya karena covid-19 dan tersiksanya seorang tokoh ibu karena sangat rindu kepada sang tokoh anak yang merupakan pekerja rantau.

Iklan Layanan Masyarakat "Pekerja Rantau: 60s" ini di produksi oleh Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Budaya) yang di unggah di akun

(4)

youtube milik KEMENDIKBUD RI yang telah ditonton sebanyak 507 ribu kali dalam 1 tahun. Iklan layanan masyarakat ini menceritakan bagaimana kasih sayang seorang anak yang sedang merantau bekerja kepada ibu nya yang dikampung sedang terkena dampak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia saat liburan lebaran telah tiba . Hal ini diperkuat karena adanya dialog antara peran anak dan ibu saat berkomunikasi lewat telepon genggam.

Peneliti tertarik untuk meneliti seperti apa representasi kasih sayang seorang anak terhadap ibunya pada Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau: 60s”.

Sehingga penelitian ini untuk memberikan informasi kepada konsumen Iklan Layanan Masyarakat untuk mengetahui makna kasih sayang yang terkandung dalam Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau: 60s”, dengan sebuah penelitian yang berjudul “Representasi Kasih Sayang Dalam Iklan Layanan Masyarakat

"Pekerja Rantau 60s" (Analisis Semiotika Ferdinand De Seassure)”. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika untuk menjabarkan representasi kasih sayang seorang anak terhadap ibunya pada Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau: 60s”. Penulis menggunakan analisis semiotika dari Ferdinand de Seassure yang melihat penanda (signifier) dan petanda (signified), Sinkroni dan Diakroni, Langue dan Parole, Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik serta tanda kasih sayang menurut fakta sosial yang ada.

Tinjauan Pustaka Representasi

Representasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan mewakili, keadaan mewakili, apa yang mewakili, dan perwakilan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, n.d.). Oleh karena itu, representasi dapat diartikan baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal sebagai penggunaan simbol untuk menunjukkan apa yang diserap, dirasakan, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik. Dan menurut Stuart Hall, representasi merupakan perjalanan proses yang dimana memaknai sesatu pada benda yang nantinya akan

(5)

digambarkan dan juga merupakan salah satu praktek untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam suatu kebudayaan (Hall, 1997).

Representasi adalah penggambaran dari sebuah realitas yang bisa dilihat melalui sebuah tanda, gambar, dan teks (Havis, 2018). Yang dimana di dalam sebuah iklan terdapat tanda, gambar, dan teks yang dapat digambarkan atau di representasikan dari realitas tersebut. Dan secara ringkas, representasi merupakan produksi makna melalui bahasa.

Iklan

Iklan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Menurut (Aslinda & Maldo, 2017) Iklan adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk orang untuk bertindak atas nama pengiklan. Periklanan dimaksudkan untuk mempengaruhi sentimen konsumen, makna, keyakinan, sikap dan citra merek dan produk. Iklan secara umum merupakan segala bentuk promosi atau perkenalan terhadap barang, jasa, tempat dan lain-lain melalui media massa yang tujuannya memberitahukan informasi atau disebarkan pada khalayak umum, yang tujuannya tidak lain tidak bukan agar masyarakat mengetahui dan membeli produk maupun jasa tersebut.

Iklan nyata memiliki konsep kreatif yang menggunakan ide, pemikiran lateral, dan teknik bercerita. Dengan demikian, iklan yang baik memiliki gagasan besar untuk menyampaikan pesan dalam iklan tersebut kepada khalayak, serta memiliki keunikan untuk menarik perhatian dan memudahkan khalayak untuk mengingatnya.

Kasih Sayang

Kasih sayang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cinta kasih, atau bisa diartikan belas kasihan. Kasih sayang tidak harus dengan pasangan tetai bisa dirasakan oleh orang tua terhadap anaknya, dengan teman, hobi, barang kesukaan, bahkan dengan binatang.(Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), n.d.)

Kasih sayang adalah perasaan yang diberikan oleh seseorang dan diterima

(6)

oleh individu yang lain. Rasa cinta anak kepada orang tua dapat diekspresikan dalam tindakan dan perkataan serta dapat dikaitkan dengan perkembangan dan globalisasi teknologi informasi khususnya media massa. Kasih sayang merupakan sebuah kekuatan atau energi yang bisa membuat seseorang menjadi aman, tenang dan nyaman. Kasih sayang merupakan penyeimbang atau bisa dikatakan menjadi kendali emosi pada manusia agar dapat berpikir dengan jernih dalam mengambil sebuah keputusan (Sumartono, 2004a). Kasih sayang juga bisa diartikan sebagai kepedulian terhadap orang lain, diri sendiri, hewan, tumbuhan, dan lingkungan dalam mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan dalam hidup (Sumartono, 2004).

Semiotika

Semiotik (semiotics) berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang berarti

“tanda” atau seme, yang memiliki arti “penafsiran tanda”.(Alex Sobur, 2009).

Semiotika adalah ilmu atau metode analisis yang mempelajari atau dapat mempelajari tanda-tanda. Tanda-tanda ini adalah dasar dari komunikasi. Seseorang dapat berkomunikasi satu sama lain melalui tanda-tanda perantara. Dalam semiotika, tanda dipahami sebagai representasi atau spesifikasi sesuatu selain dirinya sendiri.. (Sobur, 2006).

Istilah kata semiotika dan semiologi (Semiotics and Semiology) masih dipakai sampai saat ini. Semiotika umumnya digunakan untuk menganalisis tanda secara komprehensif baik dalam konteks budaya maupun alam. Semiotika cenderung memusatkan perhatian pada tanda-tanda kebahasaan, terutama dalam konteks komunikasi yang bersifat kultural, yang disebut komunikasi internasional.

Dan pada dasarnya, istilah semiotika dan semiotika memiliki arti yang sama persis, tetapi istilah mana yang paling sering Anda gunakan mewakili imajinasi pemakainya.

Tanda-tanda (signs) Ini adalah dasar dari semua komunikasi. Orang dapat berkomunikasi satu sama lain melalui tanda-tanda. Tanda menunjukkan sesuatu selain dirinya, artinya hubungan antara objek atau ide dengan tanda. Konsep- konsep ini digabungkan dengan teori yang sangat luas yang berhubungan dengan tanda, bahasa, wacana, bentuk linguistik, teori makna, dan struktur tanda, dan

(7)

umumnya terkait dengan semiotika. Singkatnya, semiotika adalah metode yang bertujuan menganalisis dan memberi makna pada tanda.

Semiotika menurut pandangan beberapa para tokoh semiotika : a. Charles Sanders Pierce.

Peirce mempresentasikan teori makna segitiga, atau makna segitiga, yang terdiri dari tiga elemen utama: tanda, objek, dan interpretasi. Tanda adalah bentuk fisik yang dapat dirasakan oleh panca indera manusia dan mengacu (mewakili) sesuatu selain tanda itu sendiri..

b. Ferdinand De Seassure

Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified.

c. Roland Barthes

Roland Barthes adalah penerus ide Saussure. Saussure tertarik dengan cara kompleks di mana kalimat dibentuk dan cara bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kalimat yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda kepada orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Menurut Barthes,

“mitos” berada pada tingkat kedua penanda, sehingga setelah terbentuknya sistem tanda-tanda-tanda, tanda menjadi penanda baru, kemudian tanda kedua, dan terbentuklah tanda baru. Oleh karena itu, ketika tanda dengan makna intensional berkembang menjadi makna intensional, makna intensional menjadi mitos.

d. Ogden & Richard

Teori Semiotika C. K. Ogden dan I. A. Richard merupakan teori semiotika trikotomi yang berkembang dari Teori Saussure dan Teori Barthes yang didalamnya terdapat perkembangan hubungan antara Petanda (signified) dengan Penanda (signifier) dimana Penanda kemudian dibagi menjadi dua yaitu Peranti (Actual Function/Object Properties) dan Penanda (signifier) itu sendiri. Petanda merupakan Konotasi dari Penanda, sedangkan Peranti merupakan Denotasi dari Penanda. Dalam teori ini, simbol adalah makna, konsep, ide, simbol adalah gambar yang menggambarkan perangkat, deskripsi fisik objek, objek / keadaan objek, dan (tetapi tidak selalu)

(8)

supersegmen tertentu (ritme, warna). , Tekstur, dll.) dan perangkat adalah benda/benda/fungsi sebenarnya yang berupa ciri, ruang, permukaan, dan volume. (Christian).

Analisis Semiotika Ferdinand de Seassure

Ferdinand de Seassure merupakan salah satu tokoh yang bisa dianggap telah berjasa dalam perkembangan analisis semiotika. Ferdinand de Seassure juga merupakan seorang ahli ilmu Bahasa yang berasal dari Swiss. Seasurre menjelaskan bahwa Bahasa adalah suatu system tanda yang dapat diungkapkan oleh ide-ide yang dapat dibandingkan dengan tulisan, abjad tuna rungu, ritus simbolik, isyarat militer, bentuk dari sopan santun, dan sebagainya. (Alex Sobur, 2009).

Langue menurut Seassure merupakan suatu fakta sosial dan merupakan suatu kode yang dapat diketahui oleh seluruh masyarakat yang memakai Bahasa tersebut, karena seolah-olah kode tersebut telah disepakati pada masa lalu oleh pemakai bahasa. Begitupun dengan parole yang merupakan penggunaan Bahasa secara individual (Suciati. S.Sos. M.Si, 2017). Bahasa merupakan sistem tanda yang mempunyai sifat abstrak, yang menjadi dasar untuk terungkapnya konkret.

Tanda dari bahasa telah tersimpan pada otak yang terwujud sebagai signifier (petanda) dan signified (penanda). Seassure mengatakan bahwa bahasa adalah tanda, baik itu suara manusia, suara, suara binatang, atau suara di lingkungan kita.

Ketika suara atau timbre dapat mengungkapkan, menjelaskan, menunjukkan, atau menyampaikan makna tertentu, kadang-kadang disebut bahasa. Oleh karena itu, suara ataubunyi harus menjadi bagian dari sebuah sistem konvensi, system kesepakatan dan merupakan bagian dari tanda. Dan juga Saussure memiliki konsep- konsep linguistik yang terdapat dalam buku Ferdinand de Saussure meliputi empat konsep pembahasan dalam teorinya yaitu penanda (signifier) dan petanda (signifier), Sinkroni dan Diakroni, Langue dan Parole, Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan semiotika Ferdinand de Seassure yang menganalisis penanda (signifier) dan petanda (signifier), Sinkroni dan Diakroni, Langue dan Parole, Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik yang muncul dalam iklan ini. Karena peneliti ingin memfokuskan dan menganalisis pada visual dan bahasa komunikasi antara tokoh anak dan tokoh ibu

(9)

pada Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau 60s” yang dimana penelitian ini sangat relevan dan cocok dengan teori Seassure.

Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul “Representasi Kasih Sayang dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau: 60s Analisis Semiotika Kasih Sayang” ini menggunakan jenis penelitian semiotika deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini berisi tentang gambaran orang, tindakan dan komunikasi. Objek dari penelitian ini adalah Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau: 60s dan peneliti akan mengamati talent dalam objek yang diteliti dan berusaha menafsirkan komunikasi, kata-kata dan gambar dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau: 60s yang diunggah oleh akun youtube

KEMENDIKBUD RI dan diambil dari link

https://www.youtube.com/watch?v=aJ1WxfaJqoo. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data pendukung, yang digunakan adalah buku-buku pendukung seperti buku semiotika komunikasi, buku penelitian komunikasi kualitatif, buku media, situs internet dan sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Ferdinand de Saussure

Penulis fokus menganalisis pada bahasa komunikasi dan visual yang dianggap dapat menggambarkan representasi kasih sayang. Komunikasi di Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s akan diklarifikasikan kedalam tanda menurut semiotika Ferdinand de Seassure yaitu Signifer (Penanda) dan Signified (Petanda), Sinkroni dan Diakroni, Langue dan Parole, Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik. Untuk memudahkan penulis untuk mempresentasikan dan melakukan pembahasan pada setiap komunikasi di scene Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s. penulis akan membahas kedalam bentuk tabel untuk mempermudah menganalisa pada setiap scene. Dalam Iklan Layanan Masyarakat

“Pekerja Rantau 60s” penulis akan membagikan tanda-tanda sifat yang menggambarkan atau mempresentasikan kasih sayang.

No Scene Dialog Visual

(10)

1. Scene 1 (0:04 – 0:12)

Bagus: Bu.., mau ngabarin. Kemungkinan lebaran Bagus belum bisa pulang..

Ibu: Loh.., mosok lebaran tidak pulang?

2. Scene 2 (0:12 – 0:17)

Bagus: Bagus pulangnya nunggu virus corona selesai ya, Bu…

Ibu: Ya makanya kamu pulang sekarang.

Dikampung aman kok Gus’

3. Scene 3 (0:24 – 0:33)

Bagus: Bagus pulangnya nunggu virus corona selesai ya, Bu…

Ibu: Ya makanya kamu pulang sekarang.

Dikampung aman kok Gus’

4. Scene 4 (0:34 – 0:39)

Bagus: Bagus tidak mau lihat ibu sakit.., Mohon restu ya bu..

Ibu: Ya Allah..

5. Scene 5 (0:40 – 0:50)

Ibu: Ya Allah.., Semoga virus ini cepat selesai, izin kan anak saya supaya cepat pulang

(11)

Bagus: Iya, Bu.. Amin

6. Scene 6 (0:52 – 0:58)

Teks : Hormati dan sayangi orang tua dengan tidak mudik

Analisis Signifer (Penanda) dan Signified (Petanda) dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s.

Dalam iklan Layanan Masyarakat "Pekerja Rantau 60s" mengenai representasi kasih sayang dengan melihat signifier dan signified yang mana merupakan suatu perasaan yang cenderung memiliki makna ikhlas dan tulus tanpa mengharapkan sesuatu. Pada iklan ini menunjukkan representasi kasih sayang hal ini dibuktikan pada setiap pesan yang terkandung pada iklan, seperti rela berkorban, rasa khawatir, kekecewaan, sedih, sabar, dan ikhlas saat menghadapi situasi dalam menghindari virus Covid-19. Selain itu, kasih sayang memiliki hubungan dengan cinta. Ini adalah kasih sayang yang kuat dan konstan untuk seseorang. Dalam hierarki emosional dan emosional, cinta lebih kuat dan lebih dalam daripada kasih sayang.Sehingga rasa sayang merupakan perasaan yang cenderung bersifat memberi sepenuhnya dan juga rasa rela berkorban demi orang yang disayangnya.

Seperti yang dikatakan oleh Imam Al Ghozali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin yaitu Sesudah kecintaan terhadap Allah tak ada maqam lagi kecuali buah dari perasaan cinta tersebut, yaitu seperti rindu, sayang hati, rela. Ketika seseorang itu tidak mempunyai rasa cinta tersebut, maka ia pun tak akan mempunyai perasan rindu, sayang hati, kerelaan dan kebahagian bertemu.

Analisis Langue dan Parole dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s.

Tanda langue dan parole yang muncul pada iklan ini peneliti lebih meneliti dari sudut keadaan dan cerita yang terjadi pada iklan layanan masyarakat “Pekerja

(12)

Rantau 60s” tersebut. Representasi kasih sayang dengan melihat langue dan parole yaitu sebagai bentuk ungkapan cinta, merasa tulus tanpa mengharapkan sesuatu dan kasih sayang juga merupakan suatu bentuk rasa cinta terhadap orang yang dikasihi. Hal ini ditunjukkan dari beberapa dialog pada iklan layanan masyarakat yang berjudul pekerja rantau 60s ini. Seperti rasa khawatir seorang ibu terhadap tokoh Bagus dan juga sebaliknya.

Analisis Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s.

Representasi kasih sayang dengan melihat Sintagmatik dan Paradigmatik dimulai dari untuk pencegahan penularan Covid-19 dimulai dengan tidak mudik ataupun pulang kampung saat lebaran. Hal ini dikarenakan bahwa penyebaran virus Covid-19 sangat cepat dan rentan terkena kepada orang-orang yang sudah memasuki umur tua. Dengan adanya larangan untuk tidak mudik saat lebaran merupakan salah satu untuk mencegah orang yang kita sayangi tidak terkena virus Covid-19. Hal ini dibuktikan bahwa tokoh anak yaitu Bagus sangat cemas kepada keadaan dan situasinya. Kecemasan itu sendiri merupakan rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang dapat mengancam kesehatan dan kegelisahan karena ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan sesuatu hal buruk akan terjadi pada orang yang disayanginya (Lubis, 2009) .

Analisis Sinkroni dan Diakroni dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s.

Representasi kasih sayang dengan melihat sinkroni dan diakroni pada setiap dialog Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau 60s” ini yaitu rela berkorban untuk orang yang disayangi, tidak mudah putus asa dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan. Seperti yang dialami oleh pemeran Ibu dan tokoh Bagus yang sedang menghadapi rasa rindu tetapi harus tetap sabar dan ikhlas dalam menghadapi virus Covid-19, yang membuat Bagus tidak bisa mudik bertemu dengan orangtuanya yang berada di kampung.

Makna Kasih Sayang dalam Iklan Layanan Masyarakat Pekerja Rantau 60s

(13)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan psikologi dengan melihat tingkah laku dan dialog pada tokoh-tokoh yang terdapat dalam Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau 60s”. Karena melalui psikologi. peneliti dapat menjelaskan proses kreatifitas. Dan berikut adalah makna kasih sayang yang terdapat pada Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau 60s” :

1. Optimis

Optimis adalah orang yang selalu memiliki harapan dan prospek yang baik.

Optimisme adalah percaya dalam segala hal dan memiliki harapan yang baik dalam segala hal (Uyuuni, 2018). Optimisme membawa kekuatan, keberanian, dan keteguhan pada sikap. Berani mengambil keputusan sulit, meski hasilnya berupa tantangan atau penolakan (Septianingtyas, 2017). Pada iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s, peneliti melihat adanya tanda optimis yang ditunjukkan oleh para tokoh. Berikut adalah dialog para tokoh pada Iklan Layanan Masyarakat “Pekerja Rantau 60s” :

a) Pada scene yang berdurasi 0:24 – 0:33, tokoh ibu mengatakan pada sang tokoh anak yang bernama Bagus lewat telepon genggam “Tapi kan kamu masi muda, pasti kuat” yang dimana sang ibu optimis bahwa sang anak akan kuat dalam melawan virus corona saat perjalanan pulang menuju kampung halannya, tetapi pernyataan tersebut mendapat penolakan pada sang anak, karena tokoh Bagus masih dapat menularkan virus Covid-19 pada sang Ibu dan juga tetangga.

2. Sabar

Sabar adalah kesabaran untuk tidak mengeluh dalam menghadapi godaan atau rintangan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan (Mubarok, 2001).

Pada pada iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s ada beberapa scene yang menujukkan bahwa para tokoh sabar dalam menghadapi Covid-19 yang mengakibatkan tokoh anak yang bernama Bagus tidak bisa pulang ke kampung halamannya. Berikut adalah cuplikan dialog yang menunjukkan kesabaran:

a) Scene yang berdurasi 00.12 – 00.17, tokoh Bagus mengatakan pada tokoh ibu melalui telepon genggam, “Bagus pulangnya nunggu virus corona selesai ya, Bu” yang dapat diartikan bahwa tokoh anak sedang sabar

(14)

menunggu virus corona selesai menyebar di lndonesia, untuk pulang ke kampung halamannya agar tokoh anak tidak membawa virus saat perjalanan pulang yang nantinya jika dipaksakan pulang kampung saat corona akan berakibat fatal pada kesehatan ibu dan orang kampung dirumah lainnya.

3. Bijaksana

Inti permasalahan yang ada didalam iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s ini menunjukkan bahwa tokoh anak yang bernama Bagus sangat bijaksana dalam menanggapi dan menghadapi situasi pada era meningkatnya Covid-19 dan memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman untuk menghidari penyebaran virus corona. Arti dari bijaksana sendiri yaitu sikap yang benar untuk menanggapi semua situasi dan peristiwa dari segala jenis, sehingga memunculkan sifat keadilan, ketaatan, dan kejernihan pikiran (Septianingtyas, 2017).

4. Pengorbanan

Pengorbanan dapat diartikan sebagai proses atau sebuah metode pengorbanan.

Pengorbanan juga merupakan tindakan buat merelakan suatu hal yg umumnya ditunjukkan dalam seorang yg memiliki tujuan atau makna berdasarkan tindakan tersebut(Septianingtyas, 2017). Seperti yang ditunjukkan pada scene-scene dan dialog pada iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s, tokoh anak yaitu Bagus rela berkorban untuk tidak pulang kampung untuk merayakan lebaran karena takut menyebarkan atau menularkan virus Covid-19 pada sang ibu, keluarga, dan tetangganya.

5. Peduli

sikap yang ditunjukkan oleh tokoh anak yaitu Bagus dalam scene-scene dan dialog pada iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s yaitu kepedulian.

Hal ini dibuktikan dari keputusan Bagus untuk tidak mudik, karena takut untuk menyebarkan virus corona pada sang ibu, keluarga, dan tetangga-tetangga di kampung. Peduli sendiri merupakan suatu tindakan atas keprihatinan terhadap kasus yg ada dalam orang lain. Sikap peduli ini timbul ditimbulkan sang dorongan berdasarkan dirinya sendiri buat bisa membantu orang lain yg tengah mengalami kesulitan (Uyuuni, 2018).

(15)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang diteliti oleh peneliti mengenai representasi sayang iklan layanan masyarakat yang berjudul Pekerja Rantau 60s yang diuggah pada akun youtube KEMENDIKBUD RI adalah:

a. Signifier (penanda) dan signified (petanda) yang terkandung pada dialog iklan layanan masyarakat “Pekerja Rantau 60s” yaitu menunjukkan bahwa kasih sayang yang ditunjukan pada setiap dialog yaitu rasa khawatir, kekecewaan, sedih, sabar, dan ikhlas saat menghadapi situasi dalam menghindari virus Covid-19. Yang berarti pesan yang terkandung yaitu dengan tidak mudik saat pemerintah memberlakukan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) karena adanya virus Covid-19 adalah bagian dari kasih sayang terhadap orang yang berada dikampung halaman, karena kita rela berkorban untuk tidak liburan saat lebaran karena menghindari virus Covid-19 menyebar dikampung halaman yang menyebabkan orangtua dan para tetangga dikampung terkena virus tersebut.

b. Langue dan parole yang terkandung pada dialog iklan layanan masyarakat

“Pekerja Rantau 60s” yaitu bentuk ungkapan cinta, merasaan kenyamanan, merasa tulus tanpa mengharapkan sesuatu dan kasih sayang juga merupakan suatu bentuk rasa cinta terhadap orang yang dikasihi. Hal itu dapat dilihat bagaimana dialog antara kedua tokoh dalam iklan layanan masyarakat tersebut.

c. Sinkroni dan diakroni yang terkandung pada dialog iklan layanan masyarakat “Pekerja Rantau 60s” yaitu rela berkorban untuk orang yang disayangi, tidak mudah putus asa dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan saat tengah mewabahnya virus Covid-19. Hal ini merupakan juga merupakan tanda dari kasih sayang karena rela berkorban dan sabar demi orang yang disayanginya.

d. Hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik yang terkandung pada dialog iklan layanan masyarakat “Pekerja Rantau 60s” yaitu dimulai dari untuk pencegahan penularan Covid-19 dimulai dengan tidak mudik ataupun

(16)

pulang kampung saat lebaran. Hal ini dikarenakan bahwa penyebaran virus Covid-19 sangat cepat dan rentan terkena kepada orang-orang yang sudah memasuki umur tua. Dengan adanya larangan untuk tidak mudik saat lebaran merupakan salah satu untuk mencegah orang yang kita sayangi tidak terkenak virus Covid-19.

e. Representasi kasih sayang yang ditunjukkan pada tiap dialog dan scene iklan layanan masyarakat “Pekerja Rantau 60s” yaitu optimis, sabar, bijaksana, pengorbanan, dan kepedulian terhadap orang yang disayanginya.

Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti ada beberapa saran yang akan disampaikan agar kedepannya dapat menjadikan bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap tayangan iklan layanan masyarakat di media sosial khususnya youtube, diantaranya:

1. Bagi penonton tayangan iklan layanan masyarakat hendaknya tidak hanya menjadikan iklan layanan masyarakat sebagai bentuk konsumsi saja, tetapi bisa dilihat bagaimana makna yang terkandung dalam pesan iklan layanan masyarakat tersebut karena sebagian besar pesan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat itu merupakan kepentingan milik bersama khususnya masyarakat Indonesia.

2. Bagi pembuat iklan layanan masyarakat di media sosial youtube agar kru pembuatan iklan dan tokoh pemeran dalam iklan dapat dicantumkan lengkap pada deskripsi agar penonton dapat mengetahui siapa saja orang dibalik layar.

Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammdiyah Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, diharapkan pembelajaran mengenai Semiotika terutama Ferdinand de Saussure dapat di ajarkan lebih terperinci agar mahasiswa yang ingin meneliti tentang Semiotika dapat dengan jelas paham mengenai teori tersebut.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, M. S. (2009). Semiotika Komunikasi. : PT Remaja Rosdakarya.

Aslinda, C., & Maldo, M. (2017). Representasi Nilai Islam Pada Iklan Bni Syariah

“Hasanah Titik!” (Studi Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure). Medium:

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi, 6(1), 49–66.

Cruse Alan. (2004). Meaning in Language:An Introduction to Semantics and Pragmatics (Cruse Alan, Ed.). Oxford University Press.

Dedhi Suharto. (2011). Keluarga Qur’an (Dedhi Suharto, Ed.). Gramedia Pustaka Utama.

Go Dok Indonesia. (2018, February 14). Kasih Sayang : Menurut Para Psikolog!

https://kumparan.com/go-dok-indonesia/kasih-sayang-menurut-para-psikolog Hamid, & Farid. (2011). Ilmu Komunikasi. Kencana Pranada media Group.

Havis, D. D. (2018). REPRESENTASI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “ SADARI KANKER. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (n.d.). Arti kata sayang. Retrieved January 10, 2022, from https://kbbi.web.id/sayang

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Retrieved January 9, 2022, from https://kbbi.web.id/representasi

Lubis, N. L. (2009). Depresi : Tinjauan Psikologis (N. L. Lubis, Ed.). Kencana Prenada Media Group.

Moleong, & Lexy J. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Mubarok, A. (2001). Psikologi Qur’ani. Pustaka Firdaus.

NAUFAL, S. H. (2019). REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM IKLAN TOKOPEDIA (ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE IKLAN JADIKAN RAMADHAN KESEMPATAN TERBAIK). Universitas Telkom, S1 Ilmu Komunikasi.

Rachmat Kriyantono, Ph. D. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media Grup.

Septianingtyas, R. (2017). Nilai-nilai Pendidikan Kasih Sayang dalam Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia. Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Suciati. S.Sos. M.Si. (2017). Teori komunikasi dalam Multi Perspektif. Buku Litera

(18)

Yogyakarta.

Sumartono. (2004a). Komunikasi Kasih Sayang (Sumartono, Ed.). PT Alex Media Koputindo.

Sumartono. (2004b). Komunikasi Kasih Sayang (Sumartono, Ed.). PT Alex Media Komputindo.

Uyuuni, S. N. J. (2018). NILAI-NILAI PENDIDIKAN KASIH SAYANG DALAM NOVEL AYAH MENYAYANGI TANPA AKHIR KARYA KIRANA KEJORA. IAIN SALATIGA.

Vera, N. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Penerbit Ghalia Indonesia.

Zaimar, O. K. S. (2014). Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. PT Komodo Books.

Referensi

Dokumen terkait

15 Menurut Masrukhin, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan kelima penderita yang diwawancarai memiliki pandangan psikologis yang sama yaitu perasaan sedih

Hasil penelitian menunjukan bah- wa dengan adanya kolam dasar bu- atan pada kolam berpengaruh nya- ta terhadap biomasa lele masamo, Penggunaan 1,5x luas dasar kolam buatan dan 2x

diketahui pula bahwa semakin tinggi afek negatif suatu keluarga akan semakin tinggi pula konflik orangtua dan perilaku internal yang terjadi pada anak. Berdasarkan hasil

Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik

104 CITEUREUP PUSPANEGARA RW 09 NON PROGRAM - Betonisasi Dan Drainase DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH 105 CITEUREUP KARANGASEM BARAT ds karang asem barat kec.

(1) Pelanggaran sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) a, b, dan c dalam kejuaraan tingkat kabupaten/kota, Pengurus Kabupaten/Kota PBSI berwenang

Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan forward chaining, yakni : sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi, untuk