RINGKASAN PUBLIK
PT BUMI PERSADA PERMAI
Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022
I. PROFIL PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. BUMI PERSADA PERMAI Jenis Badan Hukum : PT (Perseroan Terbatas)
Palembang Office : Jl. H Adam Malik, No 51 Kel. Thehok, Kec Jambi Selatan, Kota Jambi, Prov. Jambi.
Status Permodalan : PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Bidang Usaha : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT)
Penanggung Jawab Kegiatan : Mardohar P Aritonang ( Direktur )
SK AMDAL yang disetujui : Keputusan Bupati Musi Banyuasin No. 1067 Tahun 2007 tentang Kelayakan Lingkungan Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di Hutan Produksi Meranti (S. Batanghari Leko – S. Jernih – S. Sakosuban oleh PT. Bumi Persada Permai di Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin
Izin IUPHHK-HT : a. Keputusan Menteri Kehutanan No : 79/Menhut-II/2009, tanggal 05 Maret 2009, tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan Kayu pada Hutan Tanaman Kelas Perusahaan Kayu Serat PT BPP atas areal seluas 24.050 Ha.
b. Keputusan Menteri Kehutanan No. 24/VI- BPHT/2010 tanggal 02 Maret 2010 tentang Persetujuan Rencana Usaha Pemamfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman Industri Periode 2010 – 2009 An. PT. Bumi Persada Permai di Sumatera Selatan
B. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Terwujudnya pengelolaan sumber daya hutan sebagai ekosistem secara efisien dan profesional guna menjamin kelestarian fungsi produksi, ekologi dan social dalam
membangun hutan tanaman.
MISI
Untuk mencapai visi tersebut maka perusahaan menuangkannya dalam misi sebagai berikut :
• Membangun dan mengelola hutan tanaman dengan tujuan produksi kayu secara optimal dengan menerapkan teknologi tepat guna dan dengan dukungan manajerial dan sumber daya manusia yang handal dan profesional.
• Berupaya mempertahankan mutu lingkungan hidup melalui pengelolaan sumberdaya hutan secara benar.
• Melaksanakan perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya pada areal yang telah ditetapkan dalam tata ruang.
• Mengelola sumberdaya hutan sebagai ekosistem secara partisipatif bersama stakeholders.
• Berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui pelibatan peran serta masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
C. Kebijakan Perusahaan
1. Kebijakan Produksi
Operasional Hutan Tanaman Industri harus memperhatikan segala aspek untuk menjamin kelangsungan produksi yang berkesinambungan mulai dari kegiatan pembukaan wilayah hutan, pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemanenan dan pengembangan yang merupakan komponen dasar dalam kegiatan produksi dimana perusahan menjamin bahwa :
a. Melakukan pemilihan dan penerapan sistem silvikultur yang sesuai dengan kondisi tapak,
b. Melaksanakan penataan ruang (zonasi kawasan) untuk menjamin kepastian luas kawasan produksi,
c. Melaksanakan rekomendasi hasil studi growth & yield untuk mningkatkan produktivitas hasil hutan kayu,
d. Kayu berasal dari sumber yang legal dan diketahui asal-usulnya dengan prinsip lacak balak (CoC),
e. Kayu yang ditebang tidak melanggar hak masyarakat adat serta sipil,
f. Kayu yang dipanen di hutan mempertimbangkan nilai-nilai konservasi tinggi yang dilindungi (HCVF),
g. Limbah kayu dan residu yang dimanfaatkan tidak terdaftar di bawah CR IUCN &
CITES Appendix I sebagaimana diatur oleh peraturan pemerintah,
h. Kayu dari unit pengelolaan hutan bebas dari pohon rekayasa genetika (GMO), i. Kayu yang dipanen sesuai ILO Core Conventions (Human Rights)
j. Mematuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat lokal dan nasional, termasuk berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Kemudian untuk meminimalisir dampak lingkungan dan sosial maka perusahaan akan : a. Melaksanaan PWH, pemanenan serta penyiapan lahan yang ramah lingkungan
dan tidak mengancam kawasan lindung, jenis yang dilindungi serta areal konflik lahan
b. Penyiapan lahan dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek konservasi tanah dan air yang ramah lingkungan dan tidak mengancam kawasan lindung, jenis yang dilindungi serta areal konflik lahan
c. Membuat rencana mikro planning beserta verifikasinya untuk pemanenan kayu d. Menjamin ketersediaan alat penyiapan lahan yang memenuhi aspek legal, e. Menjamin ketersediaan benih yang bukan dari hasil rekayasa genetika,
f. Menyampaikan kebijakan produksi ini kepada semua karyawan, kontraktor dan sub kontraktor serta tamu perusahaan
2. Kebijakan Lingkungan
Kegiatan Operasional Hutan Tanaman Industri memiliki dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Kegiatan tersebut berupa antara lain persiapan areal, penanaman, penebangan, pemuatan dan pengangkutan kayu. Untuk itu perusahaan akan terus menerus mengembangkan segala daya guna menanggulangi pencemaran dengan melakukan pengelolaan lingkungan. Kebijakan lingkungan yang akan dilaksanakan meliputi :
a. Mengkaji, mengelola, memantau dan mengembangkan sumberdaya hutan sesuai dengan prinsip-prinsip kelestarian;
b. Mematuhi, melaksanakan dan mengevaluasi peraturan dan perundangan- undangan serta persyaratan lainnya yang terkait/relevan (CITIES dan Redlist IUCN);
c. Menyampaikan kebijakan lingkungan sesuai dengan tujuan dan target lingkungan kepada seluruh karyawan, mitra kerja dan masyarakat sekitar;
d. Pengembangan sumber daya manusia untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan guna menghindari kerusakan lingkungan dan mengembangkan daya guna lingkungan secara terus menerus;
e. Memelihara dan meningkatkan nilai konservasi pada kawasan yang terindentifikasi sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi (High Conservasion Value Forest) dan areal High Carbon Stock guna melestarikan jenis vegetasi dan satwa yang masuk dalam kategori dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemic didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku
f. Bekerjasama dan menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat sekitar, pemerintah dan kelompok profesional
g. Mewujudkan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk mencapai zero accident.
3. Kebijakan Sosial
Operasional Hutan Tanaman Industri (HTI) memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sosial masyarakat di sekitar wilayah operasional HTI. Masyarakat merupakan stakeholders penting bagi perusahaan berkomitmen untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Dalam hal ini perusahaan menetapkan kebijakan sebagai berikut :
a. Menjalankan prosedur FPIC (Free Prior and Informed Consent)kepada mayarakat adat dan komunitas local;
b. Bertanggungjawab dalam penanganan keluhan sesuai prosedur grievance c. Mengupayakan prosedur resolusi konflik yang bertanggungjawab;
d. Melakukan dialog terbuka dan konstruktif dengan para pemangku kepentingan ditingkat local maupun nasional;
e. Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program pengemban masyarakat atau CSR (Corporate Sosial Responbility);
f. Bekerjasama dengan multi stakeholder dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat sekitar konsesi perusahaan.
g. Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat dan berkontribusi secara positif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
h. Menghindari penggunaan kekerasan dan pemaksaan kerja, dengan tegas menghapus pekerja anak, serta menghapus diskriminasi di dalam pekerjaan dan profesi kerja.
i. Mendukung dan menghormati perlindungan hak asasi manusia dan memastikan bahwa perusahaan tidak mendukung pelanggaran hak asasi manusia;
j. Melarang keras segala bentuk pelecehan seksual dan penyalahgunaan wewenang;
k. Membayar upah/gaji tidak dibawah standar upah minimum yang telah ditetapkan oleh peraturan perundangan;
l. Melakukan perekrutan tenaga kerja yang legal dan sah secara hukum, sesuai dengan hubungan ketenagakerjaan yang diakui dan diikat dalam kontrak kerja;
m. Menyediakan tempat dan fasilitas kerja yang layak bagi pekerja;
n. Memastikan bahwa jam kerja dan hari istirahat sesuai dengan semua peraturan perundangan yang berlaku dan setiap pekerjaan lembur harus bersifat sukarela dan dikompensasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
4. Kebijakan Sumber Daya Manusia
PT Bumi Persada Permai berkomitmen bahwa dalam mengelola Sumber Daya Manusia sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pekerja serta menjamin dan melindungi hak-hak pekerja dan hak asasi manusia di seluruh wilayah konsesinya yang dapat memberikan dampak positif berkelanjutan pada penghidupan dan kesejahteraan pekerja, sesuai yang tertuang dalam konvensi ILO dan telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya PT BPP memastikan bahwa kebijakan ini dikomunikasikan dan dipahami serta dijalankan oleh perusahaan, pekerja, mitra, dan seluruh pihak yang bekerja untuk dan atas nama PT BPP
Untuk mencapai hal tersebut, PT. Bumi Persada Permai berkomitmen :
a. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat lokal dan nasional, termasuk berbagai konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
b. Dalam keadaan dan kondisi apapun untuk tidak melakukan, menggunakan atau dengan cara lain memanfaatkan segala bentuk kerjapaksa atau wajib kerja dalam bentuk apapun terhadap pekerjanya di seluruh aktivitas bisnisnya sesuai dengan konvensi ILO No. 29 tentang Kerja Paksa dan Konvensi ILO No. 105 tentang Penghapusan Kerja Paksa.
c. Mengakui, menghormati dan merealisasikan hak-hak pekerja termasuk memberikan hak kebebasan dalam berserikat dan Perundingan bersama sesuai dengan konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Konvensi ILO No. 98 tentang Hak BerorganisasidanMelakukanPerundinganBersama
d. Menjamin perlakuan yang adil dan setara dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal jenis kelamin, SARA dan Difabilitas mulai dari proses perekrutan, pemberian upah, pekerjaan dan jabatan dengan cara menerapkan standar yang sama tentang perlakuan yang adil dan setara sesuai dengan konvensi ILO No. 100 tentang Pemberian Upah yang sama bagi pekerja pria dan wanita dan Konvensi ILO No. 111 tentangdiskriminasidalampekerjaandanjabatan.
e. Tidak menggunakan tenaga kerja anak-anak di bawah umur dan menghindari serta tidak melakukan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak sesuai usia minimal yang telah dituangkan dalam konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimal dan Konvensi ILO No 182 tentang penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.
f. Membayar upah/gaji tidak dibawah standar upah minimum yang telah ditetapkan dan diatur sesuai undang-undang, peraturan pengupahan dari daerah setempat dan perjanjian bersama termasuk yang terkait dengan kerja lembur.
g. Melakukan perekrutan tenagakerja yang legal dan sah secara hokum dan sesuai dengan hubungan ketenagakerjaan (Kontrak kerja) yang diakui dan ditetapkan melalui undang-undang.
h. Memastikan bahwa jam kerja dan hari istirahat sesuai dengan semua undang- undang yang berlaku terkait jam kerja reguler, dan jam lembur termasuk istirahat, waktu istirahat dan setiap pekerjaan lembur harus bersifat sukarela dan dikompensasi sesuai aturan perundangan yang berlaku.
i. Menyediakan fasilitas bagi karyawan sesuai dengan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama.
j. Melaksanakan program pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tenaga kerja.
k. Menentang keras segala bentuk perbuatan yang mengarah kepada perbuatan pelecehan seksual dan penyalahgunaan wewenang dalam bentuk apapun
5. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Bumi Persada Permai adalah perusahaan yang bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri (HTI) yang mempunyai komitmen dan tekad untuk menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan
dan standar yang berlaku guna melindungi pekerja, property dan proses kerja perusahaan.
Kami percaya bahwa :
1. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dikendalikan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman.
2. Narkoba memberikan pengaruh negative terhadap pekerja, property dan proses kerja perusahaan.
3. Penyakit-penyakit termasuk HIV/AIDS dicegah dan ditanggulangi sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman.
4. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman, harus melibatkan peran aktif setiap orang dalam melaksanakan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Kebijakan kami adalah :
1. Menciptakan dan memelihara kondisi dan keadaan aman dalam bekerja.
2. Memberikan pemahaman kepada semua pekerja mengenai keselamatan dan kesehatan kerja termasuk didalamnya pemahaman tentang HIV/AIDS dan narkoba dan cara pencegahan/ penanggulangannya.
3. Mendorong pekerja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Menegakkan dan memelihara prosedur keselamatan dan kesehatan kerja serta mewajibkan kepada semua pekerja ,kontraktor dan orang yang berada didalamnya untuk mematuhinya.
5. Mengembangkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Guna melaksanakan ini kami berusaha sebaik mungkin untuk :
1. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja pekerja dan semua pihak yang terlibat dengan kegiatan di perusahaan kami.
2. Mencapai dan memelihara standar keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi melalui perbaikan secara terus –menerus, dengan kerjasama seluruh pekerja.
3. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mendukung kebijakan kami.
6. Kebijakan Lacak Balak Kayu
Sebagai perusahaan HTI yang memiliki visi menjadi perusahaan yang terbaik dalam pengelolaan HTI, PT Bumi Persada Permai berkomitmen untuk melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu yang bersumber dari pengelolaan hutan secara lestari dengan berdasarkan atas prinsip-prinsip lacak balak kayu (CoC). Untuk mencapai komitmen tersebut, PT Bumi Persada Permai menerapkan praktik-praktik pemanfaatan hasil hutan sebagai berikut:
1. Mematuhi semua peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang relevan di tingkat local dan nasional, termasuk beberapa konvensi internasional yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
2. Melakukan kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu dengan baik, dengan menjamin hak-hak Negara atas semua hasil hutan kayu, serta menjamin legalitas hasil hutan kayu yang dikelola.
3. Memastikan penerapan prinsip segregasi, penandaan dan proses dokumentasi yang baik, jelas dan konsisten disetiap simpul pergerakan kayu sehingga mampu memberikan informasi dan kepastian terhadap ketelusuran asal kayu.
4. Melakukan perbaikan secara terus menerus melalui kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi pelaksanaan kegiatan CoC.
7. Kebijakan Chemical Management
Sejalan dengan ketetapan managemen tentang pencapaian sertifikasi FSC pada tahun 2016, maka diiperlukan dukungan dan kerjasama semua bagian unuk tercapainya. Salah satu aspek yang penting adalah bahwa Unit Manajemen (UM) PT Bumi Persada Permai dalam mengelola hutannya tidak diperbolehkan menggunakan dan menyimpan jenis-jenis pestisida kategori dilarang menurut standar FSC.
Terkait hal tersebut, bersama ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. PT BPP tidak melakukan pembelian jenis-jenis pestisida kategori dilarang menurut standard FSC sejak 1 Februari 2016
2. Perusahaan tidak menggunakan dan menyimpan jenis-jenis pestisida kategori dilarang termsuk wadah bekasnya, agar dilakkukan tindakan pengelolaan dengan segera mengirimkan kepihak ketiga
3. Jika terdapat perbedaan tetang pelarangan penggunaan jenis-jenis pestisida antara standar FSC dengan standar lain maupun peraturan di Indonesia, maka yang dijadikan acuan adalah standard FSC
4. Melakukan monitoring untuk memastikan penggunaan dan penyimpanan pestisida sesuai dengan prosedur.
5. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit terpadu (Integrated pest &
diseases management)
8. KEBIJAKAN PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR (PLTB)
Untuk melindungi dan mempertahankan sumberdaya lahan PT Bumi Persada Permai menerapkan kebijakan PLTB. Butir-butir kebijakan pokok PLTB adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan memiliki kebijakan PLTB.
2. Perusahaan tidak pernah membuka lahan dengan pembakaran dan berkonsentasi penuh pada pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang disebabkan oleh orang lain.
3. Perusahaan berfokus pada perlindungan tanaman HTI yang sangat penting untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang.
4. Pembakaran sangat dilarang di semua operasi standar perusahaan.
5. Perusahaan memiliki peralatan pemadam kebakaran untuk membantu pemerintah desa dan desa sekitar.
9. Komitmen Penerapan FCP-APP
Dalam rangka memenuhi Kebijakan Konservasi Hutan atau Forest Conservation Policy (FCP) - APP dan untuk memenuhi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari maka dengan ini PT Sumber Hijau Permai berkomitmen :
1. Menghentikan pembukaan hutan alam sementara hingga selesainya pelaksanaan penilaian High Conservation Value (HCV) & High Carbon Stock (HCS)
2. Melakukan pengelolaan lahan gambut yang bertanggungjawab melalui Best Management Practice.
3. Mengikut sertakan saran dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil, untuk menerapkan prinsip-prinsip berikut:
a. Free, Prior and Informed Consent (FPIC) dari masyarakat asli dan komunitas lokal atau Padiatapa (Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan) b. Penanganan keluhan yang bertanggung jawab
c. Pemecahan konflik yang bertanggung jawab
d. Dialog yang terbuka dan konstruktif dengan para pemangku kepentingan lokal, nasional dan internasional
e. Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat f. Penghormatan terhadap hak asasi manusia
g. Mengakui dan menghormati hak-hak karyawannya
h. Kepatuhan terhadap hukum, prinsip dan kriteria sertifikasi bertaraf internasional yang relevan.
4. Memproduksi kayu dengan mendukung prinsip manajemen hutan yang bertanggungjawab dan kayu dapat dilacak asal usulnya / lacak balak serta memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Kayu berasal dari areal yang tidak melanggar hak-hak sipil & tradisional b. Areal telah dilakukan penilaian HCV/NKT (Penilaian Nilai Konservasi Tinggi) c. Kayu bukan dari jenis yang dilindungi (sesuai dengan peraturan yang berlaku
seperti IUCN dan Appendix I Cites )
d. Kayu bukan hasil rekayasa genetik (Genetic Modified Trees) e. Mematuhi ILO (International Labour Organization)
f. Melakukan penilaian HCS (High Carbon Stock)
10. Komitmen Penerapan FSC-CW
PT Bumi Persada Permai berkomitmen akan menerapkan persyaratan prinsip dan kriteria FSC Controlled Wood (CW) yang terdiri dari :
a. Kayu yang dihasilkan tidak berasal dari pembalakan liar atau perdagangan kayu dan hasil hutan secara illegal, atau kayu telah diperiksa serta terbukti secara legal asalnya dan lacak balak (COC).
b. Kayu berasal dari areal yang tidak melanggar hak – hak sipil dan hak masyarakat adat.
c. Kayu yang dipanen di hutan dimana nilai-nilai konservasi tinggi yang dilindungi oleh kegiatan pengelolaan hutan penilaian HCV /NKT (Nilai Konservasi Tinggi).
d. Tidak akan melakukan konversi hutan alam secara signifikan menjadi hutan tanaman atau ekosistem berhutan menjadi non hutan
e. Kayu bukan berasal dari hasil rekayasa genetika /GMO (Genetic Modified Organism)
f. Kayu yang di panen Tidak melanggar ILO Core Convention (International Labour Organization).
Demikian Komitmen Manajemen Hutan yang bertanggung jawab ini dibuat dan diharapkan kepada seluruh bagian terkait untuk dapat mendukung dan menjalankan komitmen perusahaan.
II. KONDISI UMUM
A. Lokasi & Penataan Ruang
Secara Administrasi pemerintahan areal IUPHHK-HT PT. Bumi Persada Permai terletak pada Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Demikian pula secara administrasi kehutanan termasuk kelompok hutan Sungai Batang – Sungai Jernih dan Sungai Sako Suban, wilayah KPHP Meranti, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, areal tersebut terletak pada:
Blok I : 1030 00’ – 1030 13’ BT dan 20 19’ – 2028’ LS Blok II : 1030 20’ – 1030 26’ BT dan 20 24’ – 2030’ LS Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
Blok I
Sebelah Utara : Propinsi Jambi dan Kawasan IUPHHK-RE PT. Restorasi Eksosistem Indonesia
Sebelah Timur : IUPHHK-HT PT Sentosa Bahagia Bersama
Sebelah Selatan : HPT Meranti – Sakosuban dan HPH Meranti – S. Batang.
Sebelah Barat : HP Meranti – S. Batang dan IUPHHK-HTI PT. Buana Sriwijaya Sejahtera.
Blok II
Sebelah Utara : HPT Meranti – Sakosuban
Sebelah Timur : HPT Meranti – Sakosuban dan HL Sungai Kademba Sebelah Selatan : HP Meranti – Sungai Merah
Sebelah Barat : HPT Meranti - Sakosuban B. Tata Ruang
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan No : SK.
8717/MenLHK-PHPL/UPH/HPL.1/12/2018, tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTI) tahun 2019 – 2028 atas nama PT. Bumi Persada Permai dengan luas areal 23.570,82 Ha. Adapun rencana tata ruang disajikan pada tabel berikut.
Tabel II-1. Keadaan Umum Areal Kerja PT. Bumi Persada Permai
No Deskripsi Tata Ruang
Luas (Ha) %
1. Luas Areal Kerja IUPHHK-HT 23.570.82 100
2. Kelerengan:
a. Datar (0 – 8 %) b. Landai (8 – 15 %)
c. Agak Curam (15 – 25 %) d. Curam (25 – 40 %) e. Sangat Curam (>40%)
- 16.758,82 6.479,00 81,00 525,00
- 71,10 27,49 0,34 1,07 3. Kawasan Lindung;
a. Bufferzone Hutan Lindung Sungai Kademba b. Kawasan Perlindungan Satwa Liar
c. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah d. Sempadan Sungai
e. Lereng E (>40%)
105,73 4.309,09 1.603,01 1.938,71 252,39
0,45 18,28 6,80 8,23 1,07
Jumlah 8.208,93 34,83
4. Tanaman Pokok;
a. Tanaman Pokok b. Pinjam Pakai
Jumlah
10.394,34 42,74 10.437,08
44,10 0,18 44,28 5. Tanaman Kehidupan
a. Tanaman Kehidupan b. Sarana Prasarana
Jumlah
4.755,81 169,00 4.924,81
20,18 0,72 20,89 Sumber: RKU PT. Bumi Persada Permai 2018
C. Penentuan Jenis Tanaman dan Penanaman
Kegiatan penanaman diawali dengan penyiapan lahan tanpa bakar (PLTB), pengangkutan bibit, pelaksanaan penanaman sampai monitoring dan penyulaman. Jarak tanam yang diterapkan untuk jenis Acacia mangium dan Acacia crassicarpa adalah 3 m x 2,5 m, yaitu 3 m jarak antar jalur dan 2,5 m jarak pohon. Untuk jenis Eucalyptus sp. jarak tanamnya 3 m x 2 m. Dalam menunjang kegiatan monitoring penanaman, perusahaan melakukan Plantation Progress Assessment (PPA) yang dilaksanakan sejak awal dimulai proses tanam.
D. Keanekaragaman Tumbuhan dan Satwa Liar
Secara garis besar flora atau vegetasi alam di areal IUPHHK-HT PT BPP mencerminkan flora khas daratan Sumatera, baik vegetasi yang berada di lantai hutan maupun vegetasi pohon dengan dimater dan tinggi yang cukup besar. Vegetasi alam tersebut antara lain keruing (Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Jelutung (Dyera costulata), Artocarpus anisophyllea, palem (Pholidocarpus sumatranus) dan lain sebagainya.
Di areal kerja PT BPP ditemukan beberapa jenis satwa liar, baik dari jenis reptil, burung dan mamaliar. Satwa dari jenis reptil yang mempunyai nilai konservasi tinggi (NKT) terdapat 12 spesies, jenis burung (aves) terdapat 20 spesies, sementara untuk mamalia terdapat 12 spesies termasuk 3 spesies merupakan satwa endemik. Satwa liar yang hidup di areal IUPHHK-HT PT BPP yang mempunyai nilai konservasi tinggi
III. KEGIATAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI
Kegiatan pengelolaan hutan lestari PT. Bumi Persada Permai dilakukan dengan sistem Silvikultur Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB), yaitu proses kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi kegiatan penyemaian/pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan penebangan yang bertujuan untuk menghasilkan kayu. Pengelolaan hutan dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologi dan sosial untuk memproduksi hasil yang berkualitas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Pembangunan hutan tanaman PT. Bumi Persada Permai ditujukan dalam memenuhi kebutuhan kayu serat (Pulp).
Salah satu pertimbangan terpenting dalam pembangunan hutan tanaman adalah pemilihan jenis pohon yang akan ditanam. PT Bumi Persada Permai dalam hal ini memilih jenis pohon Acacia mangium, Acacia crassicarpa dan Eucalyptus pellita. Sejalan dengan penerapan sistem silvikultur THPB perusahaan mengupayakan penyediaan bibit tanaman melalui persemaian (nursery) untuk menjamin berlangsungnya regenerasi tegakan tanaman pokok guna proses produksi yang berkelanjutan. Disamping regenerasi tanaman pokok, sejalan dengan komitmen pelestarian ekosistem, perusahaan juga tetap berupaya memperbaiki kondisi hutan alam pada kawasan lindung. Hal ini dilakukan dengan mendatangkan bibit spesies lokal. Adapun jenis tanaman lokal yang didatangkan adalah jenis pulai, jabon, waru, jelutung, merawan. Dengan adanya upaya penanaman tanaman local pada kawasan lindung diharapkan kondisi tutupan lahan alami dapat diperbaiki/dipertahankan sehingga regenerasi hutan dapat berjalan secara berkesinambungan dari sisi produksi dan ekologi.
Untuk memastikan produksi yang berkelanjutan dan berkesinambungan, maka berikut disampaikan tabel tegakan kelas umur permasing-masing jenis.
Tabel III - 1. Data Sebaran Kelas Umur PT. Bumi Persada Permai tahun 2021
Uraian Acacia
Sp. Ep Sub-Total
Tananaman berumur 0 - 1 (2021) - 2,262 2,262
Tananaman berumur 1 - 2 (2020) - 1,385 1,385
Tananaman berumur 2 - 3 (2019) 48 964 1,011
Tananaman berumur 3 - 4 (2018) - 880 880
Tananaman berumur lebih dari 4 tahun - 507 507 Sumber : Bagian perencanaan PT. BPP
A. ASPEK PRODUKSI 1. Perencanaan
Sebagai dasar kegiatan operasional, PT. Bumi Persada Permai telah menyusun Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT). RKUPHHK ini menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan perusahaan. RKT selanjutnya menjadi dasar legal di dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasional hutan tanaman dalam satu tahun.
2. Penataan Batas Areal Kerja
Penataan areal kerja adalah pembagian areal kerja yang menjadi bagian-bagian areal sesuai dengan peruntukannya, untuk keperluan penyusunan perencanaan, pemantauan dan pengawasan kegiatan pengusahaan hutan. Kegiatan ini mencakup kompartemenisasi dan pembagian wilayah kerja dalam unit kelestarian (resort, blok RKT, petak dalam blok RKT).
3. Pembukaan Wilayah Hutan Dan Pengadaan Sarana Prasarana
Pembangunan sarana prasarana meliputi pembangunan jalan dan kanal serta infrastruktur berupa bangunan seperti kantor, camp, persemaian, TPN/TPK, dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk operasional perusahaan. Sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan pembangunan hutan tanaman di antaranya adalah perkantoran, Base camp beserta penunjang lainnya serta pengadaan mobilitas dan alat berat.
Tabel III - 2. Data infrastruktur di PT. Bumi Persada Permai tahun 2021
No Infrastruktur Existing Satuan
1 Camp 4 Unit
2 Kantor 1 Unit
3 Gudang Material 1 Unit
4 Klinik 1 Unit
5 Masjid 1 Unit
6 Workshop 1 Unit
7 Jalan
Jalan Utama 122,5 Kilometer
Jalan cabang 259,7 Kilometer
Sumber: General Affairs PT. Bumi Persada Permai,
4. Pembibitan
Untuk menjaga kestabilan kegiatan operasional, maka ditingkatan yang paling awal perlu dipikirkan persoalan ketersedian bibit tanaman. Dalam upaya menjaga ketersediaan jumlah kebutuhan bibit maka dilakukan kegiatan-kegiatan pengadaan bibit.
Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai dan tata waktu yang tepat, terutama kebutuhan bibit tanaman pokok Acacia spp dan Eucalyptus, maka PT. Bumi Persada Permai melakukan kerjasama dalam pembelian bibit (MoU) dengan mitra seperti PT SHP, PT BPP dan PT RHM, untuk mensupply kebutuhan bibit.
Bibit yang didatangkan merupakan bibit bukan berasal dari hasil rekayasa genetika /GMO (Genetic Modified Organism).
Tabel III - 3. Realisasi Pengadaan bibitan PT. BPP
Realisasi Pengadaan Bibit
Tahun RKT Realisasi (bibit)
2021 1.413.151
Sumber: Bagian Perencanaan PT. BPP 5. Penyiapan Lahan dan Pemanenan
Kegiatan penyiapan lahan bertujuan untuk mempersiapkan lahan yang akan ditanami agar bersih dari pohon dan/atau tanaman pengganggu. Kegiatan awal penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari pohon, semak belukar, gulma, dan vegetasi lainnya yang tumbuh di areal tanaman. Kegiatan penyiapan lahan HTI PT. Bumi Persada Permai, menerapkan prinsip Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Tabel III - 4. Realisasi pemanenan PT. BPP
Realisasi Pemanenan
Tahun RKT Keterangan Realisasi
2021 Luas (Ha) 1.107
Volume (m3) 152.830
Sumber: Bagian Perencanaan PT. BPP 6. Penanaman
Kegiatan penanaman diawali dengan penyiapan lahan, pengangkutan bibit, pelaksanaan penanaman sampai monitoring dan penyulaman. Jarak tanam yang diterapkan untuk jenis Acacia mangium dan Acacia crassicarpa adalah 3 m x 2,5 m, yaitu 3 m jarak antar jalur dan 2,5 m jarak pohon. Untuk jenis Eucalyptus sp. jarak tanamnya 3 m x 2 m. Dalam menunjang kegiatan penanaman, perusahaan melakukan Plantation Progress Assessment (PPA) yang dilaksanakan sejak awal dimulai proses tanam.
Tabel III - 5. Realisasi kegiatan penanaman
Realisasi Penanaman
Tahun RKT Realisasi (Ha)
2021 2.262
Sumber: Bagian Perencanaan PT. BPP
7. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman mengacu pada Standard Operating Procedure meliputi kegiatan pemupukan, penyulaman, pemangkasan cabang (singling), dan penyiangan (weeding). Pelaksanaan pemeliharaan tanaman (luas dan waktunya) mengikuti jadwal penanaman dan jadwal teknis silvikultur HTI. Material yang di gunakan pada kegiatan pemeliharaan mengacu pada material seperti pupuk, pestisida yang bersifat ramah lingkungan, dengan tidak menggunakan jenis-jenis pestisida kategori yang dilarang oleh FSC.
8. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Sebagai bentuk dari konsekuensi yang ditimbulkan akibat kegiatan pembangunan hutan tanaman, maka Perusahaan melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan terutama berkenaan dengan aktifitas perusahaan. Pengelolaan dapat dilakukan dalam bentuk reduksi, pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan dan atau penyimpanan sementara limbah B3 dapat dilakukan sendiri oleh penghasil limbah B3 untuk selanjutnya disampaikan kepada perusahaan yang memiliki izin pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3.
Sebagai bentuk upaya penaatan terhadap regulasi terkait pengelolaan limbah B3, PT. BPP telah memiliki Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 yang digunakan untuk tempat penyimpanan limbah B3 yang dihasilkan.
9. Potensi Tegakan Hutan Tanaman
Inventori (PHI – Pre Harvesting Inventory) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi/data density dan potensi tegakan tanaman Hutan Tanaman Industri pada suatu petak tanam atau blok pada suatu waktu tertentu. Pre-Harvesting Inventory (PHI) dilakukan pada tanaman umur satu tahun sebelum tebang untuk mengetahui stocking dan potensi tegakan tanaman untuk perencanaan hutan selanjutnya. Selain bertujuan untuk mengetahui potensi tegakan HTI, juga sekaligus untuk mengetahui keadaan lapangan pada umumnya yang diperkirakan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, (misal topografi, tumbuhan bawah, kondisi lahan, serangan hama/penyakit dll).
B. ASPEK EKOLOGI
Dasar kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. Bumi Persada Permai yaitu berdasarkan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Dokumen AMDAL yang telah disetujui oleh Bupati Musi Banyuasin nomor 1067 Tahun 2007.
1. Pengelolaan Kawasan Lindung
Alokasi Kawasan Lindung berdasarkan dokumen RKUPHHK-HT adalah Kawasan Lindung sebagai sempadan sungai sekitar (KSS) seluas 1.938,71 Ha, Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) seluas 1.603,01 Ha, Kawasan Perlindungan Satwa Liar (KPSL) seluas 4.309,09 Bufferzone Hutan Lindung Sungai Kademba 105,73 Ha dan Lereng E (>4 %) seluas 252,39 Ha.
2. Pengelolaan dan Pemantauan Flora dan Fauna
Pada areal kawasan lindung terdapat sejumlah jenis vegetasi yang tersebar di sekitar areal berhutan Diatara vegetasi-vegetasi tersebut teridentifikasi jenis tumbuhan yang dilindungi berdasarkan CITES, IUCN, serta peraturan lokal yang mengaturnya.
3. Pengelolaan dan Pemantauan HCV
Penilaian HCVF di areal PT. Bumi Persada Permai sudah dilakukan pada tahun 2014 oleh Ekologika Konsultan. Dari hasil identifikasi di lapangan dapat diketahui nilai-nilai konservasi yang terdapat atau tidak ada pada kawasan-kawasan hutan yang ada di dalam UM, yaitu :
Tabel III - 8. Hasil Identifikasi HCV PT. BUMI PERSADA PERMAI
Kategori Nilai Konservasi Tinggi
Sub- kategori
Deskripsi NKT
Temuan
NKT 1 –
Keanekaragaman Hayati Penting
1.1 Keanekaragaman hayati di dalam kawasan perlindungan
atau konservasi ADA
1.2 Spesies hampir punah ADA
1.3 Populasi spesies yang terancam, memiliki penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup (viable population).
ADA
1.4 Spesies atau sekumpulan spesies yang menggunakan
suatu habitat secara temporer TIDAK ADA
NKT 2 – Lanskap &
Dinamika Alamiah
2.1 Bentang lahan luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga
proses dan dinamika ekologi secara alami TIDAKADA
2.2 Kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus
(berkesinambungan)
TIDAK ADA
2.3 Kawasan yang mengandung populasi dari perwakilan
spesies ADA
NKT 3 – Ekosistem Langka atau Terancam Punah
3 Ekosistem langka atau terancam punah ADA
NKT 4 – Jasa Lingkungan
4.1 Jasa penyediaan air dan pencegahan banjir untuk
masyarakat hilir ADA
4.2 Jasa pencegahan erosi dan sedimentasi
TIDAK ADA 4.3 Jasa sekat alam untuk mencegah meluasnya
kebakaranhutanataulahan ADA
NKT 5 –Kebutuhan Dasar untuk Masyarakat
5 Kebutuhan dasar masyarakat lokal ADA
NKT 6 – Identitas Budaya
Masyarakat
6 Identitas budaya masyarakat tradisional lokal ADA
Sumber : Laporan Penilaian NKT PT BPP 2014
4. Perlindungan Hutan
Beberapa potensi gangguan terhadap kawasan hutan areal kerja adalah bahaya serangan hama dan penyakit tanaman, adanya kegiatan Illegal logging, serta bahaya kebakaran hutan. Berdasarkan hasil pemantauan secara priodik terhadap perkembangan serangan hama dan penyakit tanaman, maka pemantauan tersebut menemukan adanya 2 (dua) jenis hama tanaman yang menyerang. Jenis-jenis hama yang menyerang tersebut ditemukan serangan dari jenis Ulat daun dan Helopeltis serta ditemukan jenis penyakit Root-rot. Namun berdasarkan kriteria intensitas serangan penyakit tanaman semuanya tergolong pada intensitas serangan kecil/rendah. Termasuk di dalamnya untuk tingkat Intensitas serangan penyakit tanaman yang menyerang semuanya masih berada di bawah baku mutu ambang batas ekonomi.
Dalam pengelolaan hutan, tidak ada terjadi gangguan berupa kegiaitan illegal logging di PT Bumi Persada Permai. Sebagai tindak lanjut jika terjadi kegiatan illegal logging, maka perusahaan melaporkan kebagian terkait termasuk kepihak kepolisian dan instansi pemerintahan sebagai upaya untuk penanggulangan dan pencegahan kegiatan illegal logging di dalam kawasan perusahaan.
C. ASPEK SOSIAL
1. Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan
Hutan merupakan areal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar PT. BPP, sebagian besar masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya yang bergantung dengan hutan, misalnya dengan pengelolaan lebah madu hutan, penggunaan air sungai sebagai konsumsi dan mencari ikan untuk sumber protein bagi mereka. Oleh karena itu, perusahaan telah melaksanakan pengelolaan dan memberikan binaan terhadap masyarakat yang ada di areal sekitar hutan dalam mengelola HHBK baik dalam bentuk sarana pengelolaan maupun pelatihannya.
Pengelolaan dan pemantauan untuk kebutuhan dasar masyarakat ini perlu kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan guna tetap terjaganya areal hutan sebagai kebutuhan dasar masyarakat, upaya yang dilakukan perusahaan terhadap kelompok tani
yang mengelola HHBK madu yaitu melaksanakan monitoring sistem pemanenan agar dapat dikelola secara terus menerus (berkelanjutan),
Selain pengelolaan HHBK madu, sungai juga merupakan objek yang terpenting bagi kehidupan masyarakat, selain sebagai sumber air bersih bagi kebutuhan konsumsi masyarakat, juga sebagai sumber pendapatan langsung yaitu menjual ikan hasil tangkapannnya.
2. Tanaman Kehidupan
PT Bumi Persada Permai telah mengalokasikan areal tanaman kehidupan sesuai dengan peruntukannya berdasarkan tata ruang yang ada. Tanaman kehidupan menjadi salah satu bentuk penyelesaian konflik (resolusi konflik) yang dalam konsep pelaksanaannya mengacu ke pola kemitraan. Alokasi tanaman kehidupan dalam konsesi ini bertujuan untuk meminimalisir konflik dengan masyarakat baik konflik pemanfaatan hasil hutan maupun konflik kawasan hutan, serta mendorong terciptanya kondisi masyarakat yang mandiri dalam membangun wilayah desanya. Dalam pelaksanaannya, pihak masyarakat berkewajiban mebukan yamatuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku untuk bersama – sama dengan perusahaan melakukan perlindungan dan pengamanan areal tersebut atas kegiatan yang dilarang (illegal) serta berpedoman pada aturan dan kesepakatan yang disepakati bersama.
IV. MONITORING DAN EVALUASI TAHUN 2021
A. Aspek Produksi
Tabel IV – 1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Aspek Produksi Tahun 2021
No Parameter Realisasi Evaluasi
1 Tanam (Ha) 2.262 Sebelum RKT diterbitkan, alat
dan tenaga kerja perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan
2 Tebang (Ha) 1.107 Sebelum RKT diterbitkan, alat
dan tenaga kerja perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan
3 Produksi (M3) 152.830,53 Sebelum RKT diterbitkan, alat dan tenaga kerja perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan
4 Pengadaan Bibit 1.413.151 Sebelum RKT diterbitkan, alat dan tenaga kerja perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan
Sumber : RKT 2022 1. Tanam
Kegiatan penanaman diawali dengan penyiapan lahan, pengangkutan bibit, pelaksanaan penanaman sampai monitoring dan penyulaman. Jarak tanam yang diterapkan untuk jenis Acacia mangium dan Acacia crassicarpa adalah 3 m x 2,5 m, yaitu 3 m jarak antar jalur dan 2,5 m jarak pohon. Untuk jenis Eucalyptus sp. jarak tanamnya 3 m x 2 m. Dalam menunjang kegiatan penanaman, perusahaan melakukan Plantation Progress Assessment (PPA) yang dilaksanakan sejak awal dimulai proses tanam
Realisasi tanam tahun 2021 sebesar 2.262 Ha, realisasi ini berdasarkan dari rencana RKT tahun 2021. Secara umum pencapaian tanam ini masih perlu ditingkatkan dan masih belum maksimal dikarenakan ada beberapa kendala yaitu masih kurangnya tenaga kerja tanam untuk mencapai target tanam yang sudah ada. Sehingga sebagai bahan evaluasi mendatang sebelum RKT diterbitkan, perlu penyiapan tenaga kerja yang dibutuhkan yang sudah disesuaikan dengan rencana kerja tahun berjalan.
2. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman mengacu pada Standard Operating Procedure meliputi kegiatan pemupukan, penyulaman, pemangkasan cabang (singling), dan penyiangan (weeding). Pelaksanaan pemeliharaan tanaman (luas dan waktunya) mengikuti jadwal penanaman dan jadwal teknis silvikultur HTI. Material yang digunakan pada kegiatan pemeliharaan mengacu pada material seperti pupuk, pestisida yang bersifat ramah lingkungan, dengan tidak menggunakan jenis-jenis pestisida kategori yang dilarang
Adapun material yang digunakan secara rinci dijelaskan pada Tabel berikut ini : Tabel IV.2 Daftar Jenis Pestisida Yang digunakan
JENIS MATERIAL SATUAN TOTAL
FERTILIZER:ANO,KCL,60%,1%,COARSE KG 26,995
FERTILIZER;ANO,NPK,13,6,27+4Mgo+0.65B,GR KG 10,718
FERTILIZER;ANO,NPK,15,15,15,GRN KG 64,378
FERTILIZER;ANO,NPK,30,10,10,3MgO+TE,WS KG 50
FERTILIZER;ANO,TSP,46%,40%,5%,GRN KG 781,695
FERTILIZER;ANONPK8,27,8,80%P205,2%CA,GRN KG 426,104
FERTILIZER;ORG,COMPOST,7,12-30,5.5,10,GR KG 572,787
HERBICIDE;ANO,FLUROXYPYR,480g/l,EC,LIQ ML 1,426,453
HERBICIDE;ANO,GLYPHOSATE 480g/l,AS,LIQ L 19,911
HERBICIDE;ANO,SAFLUFENACIL,70g/l,WG,GRN G 5,000
HERBICIDE;INDAZIFLAM+IODOSULFURON,22WG G 2,300
HERBICIDE;METHYL METSULFURON,20%,WDG,GRN G 2,950
HYDROGEL;85%-90%,0.85,1.10g/cm3,8-10,PWD KG 75
INSECTICIDE;CLOTHIANIDIN 600g/l,EC,SYS ML 177,534
SURFACTANT;ANO,TRISILOXANE,S240,LIQ ML 183,898
Sumber : PT. BPP, 2022
3. Tebang dan Produksi
Kegiatan penyiapan lahan bertujuan untuk mempersiapkan lahan yang akan ditanami agar bersih dari pohon dan/atau tanaman pengganggu. Kegiatan awal penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari pohon, semak belukar, gulma, dan vegetasi lainnya yang tumbuh di areal tanaman. Kegiatan penyiapan lahan HTI PT. Bumi Persada Permai, menerapkan prinsip Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Realisasi penebangan tahun 2021 sebesar 1.107 Ha dan Realisasi Produksi yaitu sebesar 152.830,53 m3, realisasi ini berdasarkan dari rencana RKT tahun 2021. Secara umum pencapaian ini masih belum maksimal dan perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan ada beberapa kendala yaitu Kekurangan Alat & Tenaga kerja. Sehingga sebagai bahan evaluasi mendatang sebelum RKT diterbitkan, alat dan tenaga kerja perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk memastikan produksi yang berkelanjutan dan berkesinambungan, maka berikut disampaikan tabel tegakan kelas umur permasing-masing jenis.
Tabel IV – 3. Data Sebaran Kelas Umur PT. Bumi Persada Permai tahun 2021
Uraian Acacia
Sp. Ep Sub-Total
Tananaman berumur 0 - 1 (2021) - 2,262 2,262
Tananaman berumur 1 - 2 (2020) - 1,385 1,385
Tananaman berumur 2 - 3 (2019) 48 964 1,011
Tananaman berumur 3 - 4 (2018) - 880 880
Tananaman berumur lebih dari 4 tahun - 507 507 Sumber : Bagian perencanaan PT. BPP
4. Chain of Custody
Untuk menjamin legalitas kayu yang dihasilkan perusahaan, maka perusahaan juga berkomitmen bahwa kayu yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diketahui asal usulnya secara fisik dan legal dengan prinsip lacak balak kayu (Chain of Custody/CoC), memastikan penerapan prinsip segregasi, penandaan dan proses dokumentasi yang baik, jelas dan konsisten disetiap simpul pergerakan kayu sehingga mampu memberikan informasi dan kepastian terhadap ketelusuran kayu.
Agar lebih jelas, berikut ditampilkan flowchart alur CoC untuk distrik bintialo
Gambar 1. Flowchart Bisnis Proses CoC PT Bumi Persada Permai
5. Efisiensi pemanfaatan hutan
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan hutan lestari, pada hakekatnya merupakan tata kelola di sektor hulu dalam rangka menjamin kepastian berusaha, dalam pelaksanaan pemanfaatannya perusahaan telah memiliki kebijakan dari perusahaan salah satunya yaitu terkait dengan produksi, adanya penanggung jawab, prosedur dan implementasi yang terdokumentasi serta dapat dipertanggung jawabkan.
6. Potensi Tegakan Hutan Tanaman
Inventori (PHI – Pre Harvesting Inventory) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi/data density dan potensi tegakan tanaman Hutan Tanaman Industri pada suatu petak tanam atau blok pada suatu waktu tertentu. Pre-Harvesting Inventory (PHI) dilakukan pada tanaman umur satu tahun sebelum tebang untuk mengetahui stocking dan potensi tegakan tanaman untuk perencanaan hutan selanjutnya. Selain bertujuan untuk mengetahui potensi tegakan HTI, juga sekaligus untuk mengetahui keadaan lapangan pada umumnya yang diperkirakan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, (misal topografi, tumbuhan bawah, kondisi lahan, serangan hama/penyakit dll).
Berikut hasil Inventory yang dilakukan sampai dengan bulan Desember tahun 2021 PT. Bumi Persada Permai II Blok Sei Merah rata-rata tiap spesiesnya:
Tabel 1. Rata-rata Pre Harvesting Inventory PT. Bumi Persada Permai II
DBH Tinggi
Jml (ph/ha) % Cm M
Eucalyptus sp 947.12 1238 92.86% 12.01 17.56 95.68 29.29
Total 947.12 1238 92.86% 12.01 17.56 95.68 29.29
Potensi (m³/ha)
MAI (m³/ha/th) Bintialo
Blok Species Luas Stocking
Hasil dari Pre - Harvesting Inventory (PHI) tanaman HTI PT.Bumi Persada Permai II sampai dengan bulan Desember 2021. PHI yang telah dilakukan adalah seluas 947.12 Ha stocking rata-ratanya 92.86 % dengan potensi 95.68 m³/ha dan rata – rata MAI 29.29 m³/ha/th.
7. Pengadaan Bibit
Realisasi pengadaan bibit tahun 2021 sebesar 1.413.151, realisasi ini berdasarkan dari rencana RKT tahun 2021 (s/d November 2021). Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai dan tata waktu yang tepat, terutama kebutuhan bibit tanaman pokok Acacia sp terutama jenis crasicarpa serta dan tanaman kehidupan, maka PT. Bumi Persada Permai melakukan kerjasama dalam pembelian bibit (MoU) dengan mitra seperti PT BPP I (unit Selaro – Mendis) dan lainnya
untuk mensupply kebutuhan bibit. Selain itu juga membangun kegiatan nursery transit di lokasi PT. Bumi Persada Permai.
B. Aspek Ekologi
Monitoring dan evaluasi pengelolaan lingkungan PT. Bumi Persada Permai berjalan sesuai dengan rencana, meliputi pengelolaan kawasan lindung, vegetasi dan satwa dilindungi, pengelolaan tanah dan air, serta perlindungan hutan.
Tabel IV - 5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Lingkungan/Ekologi Tahun 2021
No Kegiatan Lokasi Rencana Realisasi Monev
Pengelolaan Lingkungan A. Kawasan Lindung
1. Survey HCVF
Areal Kawasan Lindung dan Desa Sekitar
1x 1 x
Terdapat Laporan final hasil Study HCV yang disusun oleh Tim Ekologika 2. Rekosntruksi Batas
Kawasan Lindung
KPPN, KSS dan Kawasan Lindung Bufferzone HL Kademba
5.000 4.520
Melakukan kegiatan pemeliharaan tanda batas dilapangan
3.
Pemasangan plang himbauan di
Kawasan Lindung
KPPN, KPSL, KSS dan Bufferzone
5 Pc 10 Pc
Melakukan kegiatan pemeliharaan plang himbauan kawasan lindung yang telah terpasang.
4. Sosialisasi
PADIATAPA Desa Binaan 4 x 4 x
Sosialisasi terhadap masyarakat sekitar dengan materi tentang, RKT, Perlindungan Hutan dan Program Sosial
5.
Pembuatan &
Pemasangan Papan Larangan Membakar
HTI & Batas
Konsesi 10 Pc 10 Pc
Pemasangan Papan Larangan
Membakar 10 PC dalam konsesi dan batas konsesi.
6.
Pemasangan papan informasi satwa dilindungi, dan larangan berburu
Camp Kontraktor dan Area l Produksi
1 pc 1 Pc
Bahan informasi bagi pekerja dilapangan.
7.
Pemasangan papan lintasan satwa
Jalan-jalan
Produksi - -
Bahan informasi bagi pekerja dilapangan.
B. Tanah dan Air 1.
Pendugaan nilai erosi tanah metode USLE
Konsesi HTI 2 kali (Semester)
2 kali
(Semester) Metode USLE
2.
Penggunaan pupuk, herbisida &
pestisida sesuai rekomendasi
Konsesi HTI Harian Setiap Hari
Untuk pemakaian pupuk dan herbisida disesuaikan dengan rekomendasi
standar yang berlaku.
3. Pengelolaan
Limbah B3 TPS Limbah B3 12 x 12 x
Mencatat keluar masukanya limbah dalam Logbook laporan dan menyampaikan keinstasi teknis setiap 3 bulan sekali.
C. Pengamanan dan Perlindungan Hutan
1 Patroli Seluruh konsesi Harian Setiap Hari Untuk Patroli dilaksankan pada setiap hari oleh scurity dan karyawan dan direkap dalam bentuk lapaoran 1x dalam satu bulan (Patroli Scurty, RPK, dan secara
bersama)
No Kegiatan Lokasi Rencana Realisasi Monev
Pemantauan Lingkungan Kawasan Lindung
1.
Pemantauan flora dan fauna,
identifikasi flora dan fauna dilindungi
Buffer Zone, KSS
Kayu Aro Dua Jalur Dua Jalur
Untuk pemantauan flora dan fauna dilaksanakan 1 x dalam satu tahun.
2.
Monitoring
Perjumpaan satwa liar di areal HPHTI
Seluruh konsesi Harian Laporan Bulanan
Melihat pola penyebaran satwa Tanah dan Air
1.
Pemantauan fisik tanah dan
Pengambilan sample tanah.
Areal Tanaman Pokok
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Melihat tingkat kesuburan kualitas tanah
2. Pengambilan sample air permukaan
Sei. Batang Hari Leko (In-Out), Sungai Jernih, Sungai Kapas, Sungai Singkuk
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Melihat dampak pembangunan HTI terhadap kualitas air
3. Pengukuran debit air dan sedimentasi
Sei. Batang Hari Leko (In-Out), Sungai Jernih, Sungai Kapas, Sungai Singkuk
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Setiap semester di 2 lokasi
Blok 1 dan blok 2
Melihat dampak pembangunan HTI terhadap kualitas air
4. Pengukuran erosi
tanah Areal TP Semester Semester
Menghitung laju erosi menggunakan metode USLE
5. Pengukuran iklim
Mikro SPIM Harian Setiap Hari
Mencatat Curah Hujan, Suhu rata-rata dan Kelembaban udara.
6. Kualitas Udara Ambien
Jalur angkutan logging
1 sekali setahun
1 sekali setahun
Mengukur tingkat kualitas udara ambient.
7. Uji Emisi Gas Buang Genset 1 sekali setahun
1 sekali setahun
Mengukur emisi gas buang.
8. Pengelolaan Limbah
B3 TPS Limbah B3 12 x 12 x
Untuk penanganan dan pelaporan dilakukan 1 x dalam 1 bulan dan dilaporkan ke istansi terkait dalam laporan
semesteran 1 x dalam 3 bulan.
9. Biota Perairan
Sei. Batang Hari Leko (In-Out), Sungai Jernih, Sungai Kapas, Sungai Singkuk
Setiap semester di 2 lokasi
Setiap semester di 2 lokasi
Melihat kualitas Biota Perairan
A. Pengamanan dan Perlindungan Hutan
1 Patroli hutan Seluruh konsesi 12 x 12 X
Untuk Patroli dilaksanakan pada setiap hari oleh security dan karyawan dan direkap dalam bentuk lapaoran 1x dalam satu bulan (Patroli Scurty, RPK, dan secara bersama)
2 Monitoring hama dan penyakit tanaman
Tanaman pokok &
nursery Harian Setiap Hari
Untuk monitoring Hama & penyakit dilaksanakan setiap ada lapaoran tanaman terserang hama &
penyakit.
3 Monitoring rawan
kebakaran Seluruh konsesi Harian Setiap Hari
Untuk patroli hal kebakaran
dilaksanakan pada setiap hari.
C. Perlindungan Hutan
Beberapa potensi gangguan terhadap kawasan hutan areal kerja adalah bahaya serangan hama dan penyakit tanaman, adanya kegiatan Illegal logging, serta bahaya kebakaran hutan. Berdasarkan hasil pemantauan secara priodik terhadap perkembangan serangan hama dan penyakit tanaman, maka pemantauan tersebut menemukan adanya 2 (dua) jenis hama tanaman yang menyerang. Jenis-jenis hama yang menyerang tersebut ditemukan serangan dari jenis Ulat daun dan Helopeltis serta ditemukan jenis
penyakit Root-rot. Namun berdasarkan kriteria intensitas serangan penyakit tanaman semuanya tergolong pada intensitas serangan kecil/rendah. Termasuk di dalamnya untuk tingkat Intensitas serangan penyakit tanaman yang menyerang semuanya masih berada dibawah baku mutu ambang batas ekonomi.
Dalam pengelolaan hutan, tidak ada terjadi gangguan berupa kegaitan illegal logging di PT Bumi Persada Permai. Sebagai tindak lanjut jika terjadi kegiatan illegal logging, maka perusahaan melaporkan kebagian terkait termasuk kepihak kepolisian dan instansi pemerintahan sebagai upaya untuk penanggulangan dan pencegahan kegiatan illegal logging di dalam kawasan perusahaan.
D. Aspek Sosial
Program CSR yang dilaksanakan di PT. BPP tahun 2021 ini dilaksanakan di Dusun VII Desa Lubuk Bintialo, sako suban, Lubuk Bintialo. Evaluasi terhadap program CSR di PT Bumi Persada Permai relatif stabil dari tahun-tahun sebelumnya. Program kegiatan CSR di bagi menjadi lima aspek kegiatan yaitu aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek keagamaan, aspek pendidikan dan aspek kesehatan.
Pada tahun 2021 PT. Bumi Persada Permai mencanangkan Program Sosial berupa ”Desa Makmur Peduli Api” (DMPA). Program DMPA tersebut adalah bentuk kerjasama sosial antara pihak perusahaan dengan pihak masyarakat yang intinya membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan membangun rasa tanggungjawab bersama terhadap pengendalian bahaya kebakaran.
Dalam pelaksanaannya baik program CSR maupun DMPA, kegiatan ini telah melibatkan beberapa desa sekitar, kelompok tani dan masyarakat sekitar perusahaan.
Agar kegiatan ini dapat tercapai dengan baik maka perusahaan juga melibatkan beberapa aparat desa dan dari beberapa instansi terkait untuk mendukung berlangsungnya pelaksanaan CSR
1. Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan
Hutan merupakan areal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar PT. BPP, sebagian besar masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya yang bergantung dengan hutan, misalnya dengan pengelolaan lebah madu hutan, penggunaan air sungai sebagai konsumsi dan mencari ikan untuk sumber protein bagi mereka. Oleh karena itu, perusahaan telah melaksanakan pengelolaan dan memberikan binaan terhadap masyarakat yang ada di areal sekitar hutan dalam mengelola HHBK baik dalam bentuk sarana pengelolaan maupun pelatihannya.
Pengelolaan dan pemantauan untuk kebutuhan dasar masyarakat ini perlu kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan guna tetap terjaganya areal hutan sebagai kebutuhan dasar masyarakat, upaya yang dilakukan perusahaan terhadap kelompok tani yang mengelola HHBK madu yaitu melaksanakan monitoring sistem pemanenan agar dapat dikelola secara terus menerus (berkelanjutan), Selain pengelolaan HHBK madu, sungai juga merupakan objek yang terpenting bagi kehidupan masyarakat, selain sebagai sumber air bersih bagi kebutuhan konsumsi masyarakat, juga sebagai sumber pendapatan langsung yaitu menjual ikan hasil tangkapannnya.
Kegiatan pengelolaan hutan yang lestari hanya akan terwujud jika didukung tiga pilar kelestarian yaitu : kelestarian produksi, kelestarian lingkungan atau ekologi, dan kelestarian sosial. Terkait dengan kelestarian sosial perusahaan memiliki kebijakan social sebagaimana yang tertuang dalam bagian sebelumnya. Salah satu program kelola social yang dilakukan adalah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat desa sekitar hutan. Arah dari program tersebut adalah terjadinya minimalisasi konflik dengan masyarakat baik konflik pemanfaatan hasil hutan maupun konflik kawasan hutan, serta mendorong terciptanya kondisi masyarakat yang mandiri dalam membangun wilayah desanya.
Manajemen PT Bumi Persada Permai telah berupaya dalam mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar sehingga diharapkan dapat memacu berputarnya roda perekonomian desa. Program tersebut dilaksanakan dalam rangka mengubah ketergantungan masyarakat terhadap hutan melalui pemanfaatan secara optimal. Sejauh ini unit manajemen telah memberikan peluang usaha kepada masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam pengelolaan hutan melalui sistem kerjasama sebagai kontraktor, misalnya untuk kegiatan penanaman, pemanenan dan pembibitan. Selain itu pengembangan pemanfaatan HHBK oleh masyarakat sekitar areal konsesi PT. Bumi Persada Permai, juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Jenis HHBK yang dimanfaatkan masyarakat diantaranya adalah lebah madu.
2. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT. Bumi Persada Permai hingga akhir semester 2 Tahun 2021 berjumlah 104 orang yang merupakan karyawan tetap perusahaan. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja menurut asal daerah, untuk pegawai atau pekerja tetap yang berjumlah 104 orang, mereka berasal dari daerah lokal (Sumatera Selatan dan Jambi) sebanyak 96 orang (92%), sedangkan yang berasal dari luar daerah sebanyak 8 orang (8%).
3. Tanaman Kehidupan
PT Bumi Persada Permai telah mengalokasikan areal tanaman kehidupan sesuai dengan peruntukannya berdasarkan tata ruang yang ada. Tanaman kehidupan menjadi salah satu bentuk penyelesaian konflik (resolusi konflik) yang dalam konsep pelaksanaannya mengacu ke pola kemitraan. Alokasi tanaman kehidupan dalam konsesi ini bertujuan untuk meminimalisir konflik dengan masyarakat baik konflik pemanfaatan hasil hutan maupun konflik kawasan hutan, serta mendorong terciptanya kondisi masyarakat yang mandiri dalam membangun wilayah desanya. Dalam pelaksanaannya, pihak masyarakat berkewajiban mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk bersama-sama dengan perusahaan melakukan perlindungan dan pengamanan areal tersebut atas kegiatan yang dilarang (illegal) serta berpedoman pada aturan dan kesepakatan yang disepakati bersama.
V. RENCANA KELOLA TAHUN 2022
A. Aspek Produksi
Rencana kelola produksi berdasarkan rencana RKT 2022 PT. Bumi Persada Permai, dengan periode waktu pada bulan Januari - Desember. Berikut disajikan rencana kelola aspek produksi untuk tahun 2022.
Tabel V - 1. Rencana Kegiatan Aspek Produksi PT. BPP II Bintialo Tahun 2022
No Parameter Rencana
1. Tanam (Ha) 1.564
2. Tebang (Ha) 947
3. Produksi (M3) 118.359
4. Jumlah Produksi Bibit (Batang) 2.294.828
Sumber: RKT PT BPP, 2022
B. Aspek Ekologi
Berdasarkan hasil studi AMDAL dan HCVF, telah diketahui dampak-dampak yang akan muncul dari kegiatan Hutan Tanaman Industri di PT. Bumi Persada Permai dan di dalamnya mencakup rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. Rencana Kegiatan Lingkungan tahun 2022 dijelaskan pada tabel berikut Tabel V - 2. Rencana Kegiatan Lingkungan/Ekologi Tahun 2022
No Komponen Lingkungan Frekuensi
A Komponen Fisik Kimia
1. Iklim Mikro Bulanan
2. Fisik Kimia Tanah (Kualitas Tanah) Semester
3. Pendugaan nilai erosi Semester
4. Kualitas Air Semester
5. Hidrologi Semester
6. Bahaya Kebakaran lahan Bulanan
B Komponen Biologi
1. Pemantauan flora dilindungi dan habitatnya Tahunan 2. Pemantauan fauna dilindungi dan habitatnya Tahunan
3. Biota Perairan Tahunan
4. Potensi tegakan hutan tanaman Semester
5. Hama dan Penyekit Tanaman Bulanan
6. Areal Tanaman Kehidupan Semester
C Pengelolaan Areal HCV Bulanan
D Pengelolaan Areal HCS Bulanan
Sumber: Bagian lingkungan, 2022
C. Aspek Sosial
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, aspek kelola Program CSR Tahun 2022 lebih difokuskan pada kegiatan yang berbasis usaha produktif dan ekonomi berkelanjutan. Hal ini adalah merupakan salah atu perwujudan dari Kebijakan Konservasi Hutan yaitu dengan melibatkan masyarakat lokal secara konstruktif dalam upaya menyelesaikan konflik sosial dan juga memberdayakan masyarakat secara bertanggungjawab.
Dalam mewujudkan Kebijakan Konservasi Hutan, terdapat beberapa tantangan, dan salah satunya adalah tantangan dinamika sosial kemasyarakatan. Pada dinamika sosial kemasyarakatan, masih banyak ditemukannya perambahan hutan, kegiatan pencurian kayu , snegketa tata batas wilayah , pemanfaatan sumber daya hutan dan praktik pertanian oleh masyarakat yang tidak memperhatikan kelestarian hutan.
VI. PENUTUP
Ringkasan pengelolaan Hutan PT. Bumi Persada Permai disusun dan didistribusikan kepada para pihak, supaya para pihak dapat mengetahui dan memperoleh informasi tentang Pengelolaan Hutan yang ada di wilayah PT. Bumi Persada Permai menurut aspek ekonomi (produksi), aspek lingkungan (ekologi) dan aspek sosial.
Ringkasan Pengelolaan Hutan PT Bumi Persada Permai ini disusun berdasarkan hasil kerja yang dilaksanakan oleh PT Bumi Persada Permai pada tahun 2021 dan rencana kegiatan untuk tahun 2022. Kami menyadari masih banyak hal yang harus dan perlu diperbaiki dalam pengelolaan hutan yang ada pada PT. Bumi Persada Permai.
Oleh karena itu kami sangat berharap adanya saran/masukan dari para pihak sehingga kami dapat mengelola hutan menuju lestarinya fungsi Produksi, Ekologi dan manfaat Sosial secara seimbang.