BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Universitas Multimedia Nusantara merupakan perguruan tinggi swasta yang berdiri sejak 20 November 2006 yang terletak di Kelapa Dua Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang. Universitas ini didirikan oleh Kompas Gramedia Group yang dimana bergerak dalam bidang media massa, toko buku, penerbitan, percetakan, hotel hingga jasa pendidikan. Kompas Gramedia tidak hanya mendukung UMN dalam sarana fisik namun juga berupa sarana magang dan juga menyediakan tenaga pengajar. Universitas Multimedia Nusantara menyediakan 7 jurusan mulai dari teknik informatika, sistem informasi, manajemen, akuntansi, ilmu komunikasi, sistem komputer, desain komunikasi visual dan juga perhotelan.
Pendidikan yang diberikan berbasis ICT yaitu Information Communication and Technology, dimana para mahasiswa dan mahasiswi mendapat pelajaran wajib mengenai teknologi sehingga dapat beradaptasi, mengimplementasikan dan bahkan mengembangkan ilmu yang diberikan seiring dengan perubahan zaman yang semakin canggih. Pada saat ini Universitas Multimedia Nusantara memiliki 8975 mahasiswa dengan tenaga pengajar sebanyak 298.
3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi: Universitas Multimedia Nusantara menjadi perguruan tinggi unggulan di bidang ICT, baik di tingkat nasional maupun internasional, yang menghasilkan lulusan berwawasan internasional dan berkompetensi tinggi di bidangnya (berkeahlian) yang disertai jiwa wirausaha serta berbudi pekerti luhur.
Misi: Turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan bangsa melalui upaya penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat), untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
3.1.2 Core Value Perusahaan
Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dibangun, Universitas Multimedia Nusantara memiliki nilai 5C yaitu:
a) Caring
Artinya pada mahasiswa ditunjukkan dengan sikap peduli terhadap semua mahasiswa, para dosen, staff, lingkungan sekitar kampus dan masyarakat sekitar.
b) Credible
Artinya dapat dipercaya dan diandalkan melalui integritas dalam melaksanakan tugas, aktif berpartisipasi dan mematuhi peraturan
dalam berorganisasi maupun dalam kegiatan kampus secara umum, serta menjaga nama baik UMN.
c) Competent
Tercermin dari penguasaan mahasiswa terhadap bidang yang dipelajari melalui kerja profesional, bekerja cerdas dan bekerja untuk hasil yang terbaik.
d) Competitive
Ditunjukkan dengan sikap berani berkompetisi secara sehat untuk mencapai prestasi terbaik. Sikap berani berkompetisi ini dinilai dari kreativitas, inovasi, keinginan bertindak secara cepat dan percaya diri.
e) Customer Delight
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pihak lain dengan sikap berorientasi dan antisipatif terhadap kebutuhan pihak lain serta fleksibel dalam memahami keinginan pihak lain.
3.1.3 Struktur Organisasi
Sumber: Website Universitas Multimedia Nusantara, 2021
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Perusahan
3.2 Desain Penelitian
Menurut Cooper & Schindler (2014) desain riset merupakan cetak biru untuk penuhi tujuan serta menanggapi persoalan, serta dalam memilih desain bisa dilakukan dengan bermacam tata cara, metode, prosedur, protokol, serta rencana pengambilan ilustrasi.
Sedangkan menurut Zikmund, Carr, & Griffin (2009) desain riset merupakan master plan ataupun rencana induk yang memastikan tata cara serta prosedur buat mengumpulkan serta menganalisis data yang diperlukan.
3.2.1 Research Data
Menurut Cooper & Schindler (2014) sumber informasi dibagi jadi dua, yaitu :
1. Primary Data
Ialah karya asli riset ataupun informasi mentah tanpa interpretasi ataupun statement yang mewakili komentar ataupun posisi formal. Yang tercantum dalam primary informasi ialah memo, pesan, wawancara ataupun pidato lengkap dalam format transkrip audio, video, hukum, peraturan, keputusan ataupun standar majelis hukum, serta sebagian besar informasi pemerintah, tercantum sensus, ekonomi, serta informasi tenaga kerja.
2. Secondary Data
Merupakan interpretasi informasi primer (primary informasi) yang
serta postingan surat berita, serta sebagian besar siaran kabar dikira selaku sumber informasi sekunder.
Sumber informasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu primary data dan secondary data. Dalam primary data penulis mendapatkan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa dan mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara, sedangkan dalam secondary data penulis mengumpulkan data dengan menggunakan artikel, buku dan jurnal.
3.2.2 Jenis Penelitian
Menurut Cooper & Schindler (2014) tata cara riset dikelompokkan jadi 2 bagian, yaitu :
1. Qualitative Research (riset kualitatif)
Ialah riset dimana riset ini dirancang untuk mengetahui bagaimana (proses) dan kenapa (arti) suatu terjalin sebagaimana terdapatnya.
2. Quantitative Research (riset kuantitatif)
Ialah riset dimana riset ini dirancang buat mengukur suatu dengan pas. Pada
penelitian ini tata cara riset yang digunakan yaitu quantitative research dengan menyebarkan kuesioner dan diisi oleh responden.
Bagi Cooper & Schindler (2014) tipe riset dikelompokkan jadi 3 bagian, antara lain:
1. Exploratory Research
Ialah riset yang sangat bermanfaat kala para periset tidak mempunyai gagasan yang jelas tentang permasalahan yang hendak mereka temui sepanjang riset serta exploratory research bertujuan untuk meningkatkan konsep lebih jelas, menetapkan prioritas, mengembangkan definisi operasional, exploratory research pula bisa mengirit waktu dan uang.
2. Descriptive Research
Ialah riset yang menggambarkan fenomena yang terpaut dengan populasi subjek ataupun buat memperkirakan proporsi populasi yang mempunyai ciri tertentu.
3. Causal Research
Ialah riset yang berupaya menciptakan efek yang dipunyai suatu variabel terhadap variabel lain atau menjelaskan kenapa hasil tersebut diperoleh.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber dan Cara Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis pengambilan data yang digunakan penulis adalah primary data dan secondary data. Menurut Cooper & Schindler (2014) dalam melakukan penelitian peneliti membutuhkan 2 jenis penelitian, yaitu :
1. Primary Data
Merupakan karya asli riset ataupun informasi mentah tanpa interpretasi ataupun statement yang mewakili komentar ataupun posisi formal.
2. Secondary Data
Merupakan interpretasi informasi primer (primary informasi) yang termasuk secondary informasi ensiklopedia, textbook, handbooks, majalah serta postingan surat berita, serta sebagian besar siaran kabar dikira selaku sumber informasi sekunder.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Bagi Cooper & Schindler (2014) tata cara yang dicoba dalam proses pengumpulan informasi dipecah jadi 2, ialah:
1. Observation Research
Ialah penyelidikan ilmiah yang dilakukan secara khusus buat menanggapi persoalan riset, direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, dengan memakai kontrol yang pas, dan membagikan laporan yang andal serta valid tentang apa yang terjalin.
2. Survey Research
Ialah proses pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data sepanjang wawancara.
Berdasarkan metode pengumpulan informasi diatas penulis menggunakan survey research, dimana survei dilakukan dalam bentuk kuesioner yang disebarkan kepada 120 mahasiswa dan mahasiswi aktif Universitas Multimedia Nusantara.
3.4 Ruang Lingkup Penelitian
3.4.1 Target Populasi
Menurut Cooper & Schindler (2014) populasi ialah partisipan atau objek orang, ataupun campuran dari seluruhnya dalam mengambil pengukuran suatu penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas target populasi dalam penelitian ini dalam mahasiswa dan mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara. Dengan menentukan target populasi tersebut mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.
3.4.2 Sampling Techniques
Menurut Cooper & Schindler (2014) sampling adalah memilih sebagian elemen dalam suatu populasi, sehingga bisa menarik kesimpulan tentang segala populasi.
Metode sampling dibagi jadi 2 ialah probability sampling serta non- probability sampling, yaitu:
1. Probability Sampling
Ialah metode pengambilan ilustrasi di mana setiap konsep pilih acak, prosedur terkendali yang membenarkan kalau setiap elemen populasi
diberi kesempatan pilih yang tidak nol serta menggunakan pemilihan elemen acak buat kurangi ataupun melenyapkan bias sampling.
2. Non- Probability Sampling
Ialah metode pengambilan ilustrasi yang diseleksi bersumber pada pertimbangan individu maupun subyektif.
Bagi Cooper & Schindler (2014) probability sampling dapat dikategorikan jadi 5 tipe, yaitu :
1. Simple Random Sampling
Ialah metode pengambilan dari probability sampling yang tiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi ke dalam ilustrasi serta ilustrasi diambil memakai tabel nomor acak atau generator.
2. Systematic Sampling
Ialah metode pengambilan dari probability sampling yang memilih elemen populasi di dini, serta menjajaki interval pengambilan ilustrasi memilah tiap elemen.
3. Stratified Sampling
Ialah metode pengambilan dari probability sampling dengan membagi populasi jadi subpopulasi ataupun strata dan memakai acak simpel pada tiap strata, hasil bisa ditimbang dan digabungkan.
4. Cluster Sampling
Ialah metode pengambilan dari probability sampling dengan populasi dipecah jadi sebagian sub kelompok yang heterogen dan sebagian diseleksi secara acak.
5. Double Sampling
Ialah metode pengambilan dari probability sampling yang dimana pengumpulan informasi dari ilustrasi memakai metode yang sudah ditentukan tadinya, bersumber pada dari data yang ditemui.
Bagi Cooper & Schindler (2014) non- probability sampling dapat dikategorikan jadi 4 tipe, antara lain:
1. Convenience Sampling
Ialah metode pengambilan dari non-probability sampling yang mempunyai kebebasan buat memilah siapa juga yang mereka temukan dalam mendapatkan sampel.
2. Judgment Sampling
Ialah metode pengambilan dari non-probability sampling di mana dalam memilah anggota ilustrasi wajib penuhi beberapa kriteria.
3. Quota Sampling
Ialah metode pengambilan dari non-probability sampling dimana terdapatnya ciri tertentu yang relevan menggambarkan ukuran populasi.
4. Snowball Sampling
Ialah metode pengambilan dari non- probability sampling yang mempunyai ciri seragam dari orang yang memiliki kesamaan.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti menggunakan non-probability sampling dimana teknik pengambilan sampel tidak dipilih secara acak melainkan sesuai dengan kebutuhan peneliti yaitu mahasiswa dan mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara, tipe sampling yang digunakan peneliti yaitu convenience sampling karena sesuai dengan kebutuhan peneliti.
3.4.3 Sampling Size
Bagi Malhotra, Nunan & Birks (2017) sampling size ialah unit dasar yang memiliki unsur- unsur populasi yang hendak dijadikan ilustrasi. Dalam memastikan jumlah sampel disesuaikan dengan banyaknya item persoalan yang hendak ditanyakan di dalam kuesioner periset.
Dalam sampling size ini terdapat 4 variabel dengan 24 pertanyaan penelitian.
Dengan itu jumlah responden yang akan diambil adalah 120 orang (24 x 5) (Hair, 2014).
3.5 Periode Penelitian
Periode yang dilakukan untuk pengisian kuesioner ini dilakukan mulai 26 April 2021 hingga 23 Mei 2021. Kuesioner tersebut diisi oleh angkatan 2017 dari 4 fakultas di Universitas Multimedia Nusantara dan di isi oleh 120 mahasiswa / mahasiswi yang dimana 30 orang menjadi perwakilan dari setiap fakultas.
3.6 Skala Pengukuran
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pengukuran skala likert yang dimana menurut Cooper & Schindler (2014) skala likert merupakan sesuatu perlengkapan ukur yang digunakan buat mengenali nilai sangat sepakat hingga sangat tidak sepakat dari responden terhadap measurement yang diberikan.
Kemudian untuk mengenali nilainya diberikan skor untuk tiap measurement serta dijumlahkan secara totalitas.
Tabel 3. 1 Skala Interval
Skala Pilihan Jawaban
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Netral
4 Setuju
5 Sangat Setuju
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2021
3.7 Definisi Operasional Variabel
Menurut Zikmund, Carr, & Griffin (2009) definisi operasional ialah definisi yang dinyatakan dalam kriteria khusus buat pengujian ataupun pengukuran. Istilah- istilah ini wajib mengacu pada standar empiris (dimana dalam standar ini kita wajib dapat menghitung, mengukur, ataupun dengan metode lain mengumpulkan data lewat indera kita).
3.7.1 Variabel Dependent
Menurut Zikmund, Carr, & Griffin (2009) variabel dependen adalah sesuatu hasil
oleh variabel lain. Pada penelitian ini dependent variabel yang digunakan penulis adalah entrepreneurial intention (Y). Variabel ini akan menunjukan seberapa mempengaruhinya terhadap variabel independent, variabel ini diukur menggunakan skala likert 1 sampai 5. Pada skala 1 menunjukan rendahnya tingkat entrepreneurial intention pada mahasiswa dan mahasiswi, sedangkan skala 5 menunjukan tingginya tingkat entrepreneurial intention pada mahasiswa dan mahasiswi.
3.7.2 Variabel Independen
Menurut Zikmund, Carr, & Griffin (2009) variabel independen merupakan variabel yang diharapkan buat bisa mempengaruhi variabel dependen dalam sebagian metode. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan yaitu creativity, proactive personality dan entrepreneurial self-efficacy.
3.8 Teknik Pengolahan Analisis Data
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan sejauh mana ukuran atau serangkaian tindakan dengan benar mewakili konsep studi-sejauh mana itu bebas dari kesalahan sistematis atau non-random. Validitas berkaitan dengan seberapa baik konsep didefinisikan oleh ukuran (Hair, 2014).
Sedangkan menurut Zikmund, Babin, Carr, & Griffin (2009) uji validitas yaitu keakuratan ukuran atau sejauh mana skor dengan jujur mewakili sebuah konsep.
Kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu menjelaskan sesuatu yang akan diukur, cara yang digunakan dalam menguji valid atau tidak valid yaitu dengan menggunakan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Menurut Ghozali (2016) Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat dinyatakan valid apabila memenuhi standar berikut:
1. Kaiser-Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO)
Terdapat variasi pada nilai KMO yaitu dari 0 sampai dengan 1. Agar dapat dilakukan analisis faktor, nilai yang dikehendaki harus > 0,50.
2. Measure of Sampling Adequacy (MSA)
Nilai pada Measure of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas >
0,50. Tujuan nilai MSA diatas > 0,50 agar dapat menunjukan kesesuaian pada seluruh matrix atau variabel individu (Hair et al, 2010).
3. Nilai Bartlett of Sphericity Atau Sig
Nilai Barlett of Sphericity Atau Sig merupakan uji statistik untuk mengetahui tingkat signifikan pada keseluruhan korelasi dalam matrix sehingga nilai yang dikehendaki harus < 0,05 (Hair et al, 2010).
4. Nilai Factor Loading
Nilai Factor Loading merupakan korelasi dari sebuah variabel asli dan faktor, hal ini sangat berguna untuk membantu mengetahui sifat yang terdapat pada faktor tertentu sehingga nilai yang dikehendaki harus > 0,50.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan perlengkapan buat mengukur measurement yang digunakan bisa diukur dengan baik ataupun tidak. Kuesioner bisa dikatakan reliabel apabila jawaban dari responden tidak berubah- ubah ataupun normal serta bisa digunakan buat seterusnya. Salah satu tolak ukur yang bisa bisa digunakan buat uji reliabilitas suatu riset merupakan uji statistik Cronbach’s Alpha ≥ 0. 70 (Ghozali, 2016).
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
3.8.3.1 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolinieritas bertujuan untuk mengenali apakah ada korelasi antar variabel leluasa (independen) didalam model regresi yang sudah ditemui. Terdapatnya korelasi antara variabel independen sepatutnya tidak terjalin didalam model regresi yang baik, sebab bila variabel independen silih berkorelasi
hingga variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal bisa dimaksud kalau antara variabel independen ataupun sesama variabel mempunyai nilai korelasi yang sama dengan nol. Nilai Tolerance serta nilai Variance Inflation Factor (VIF) bisa memastikan terdapat ataupun tidaknya multikolonieritas. Bila nilai Tolerance lebih kecil dari 10, hingga bisa disimpulkan kalau antara variabel leluasa dalam riset tersebut memiliki ikatan korelasi ataupun bisa diucap dengan indikasi multikolinieritas.
3.8.3.2 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas bertujuan untuk mengenali apakah ada distribusi wajar didalam model regresi serta variabel residual. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov umumnya digunakan dalam melaksanakan uji normalitas. Dalam riset ini, dasar pengambilan keputusan buat melaksanakan uji normalitas memakai Kolmogorov-Smirnov selaku berikut:
1. Bila informasi terdistribusi wajar hingga nilai signifikansi dari hasil pengujian lebih besar dari 0, 05.
2. Bila informasi tidak terdistribusi secara wajar hingga nilai signifikansi dari hasil pengujian lebih kecil dari 0, 05.
3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastistitas buat mengenali apakah ada ketidaksamaan variance dari residual didalam model regresi. Bila variance dari residual senantiasa hingga hendak diucap dengan homoskedastitas, bila tidak senantiasa ataupun berbeda hingga diucap heteroskedastistas. Model regresi yang baik umumnya diucap homoskedastistas dimana variance dari residul senantiasa.
Grafik scatterplot umumnya dicoba buat memandang ataupun mengetahui terdapat ataupun tidak terdapatnya heteroskedastistas, selaku berikut:
1. Terbentuknya heteroskedastistas bisa dilihat bila ada titik- titik yang membentuk suatu pola tertentu yang tidak tertib.
2. Bila tidak terbentuknya heteroskedastistas hingga tidak terdapat pola yang jelas serta pula pada sumbu Y tidak terdapat titik- titik menyebar diatas serta dibawah angka nol.
Dapat disimpulkan bahwa model regresi yang baik merupakan bila tidak ada pada sumbu Y foto pola yang jelas pada titik- titik yang menyebar diatas serta dibawah angka nol didalam grafik scatterplot.
3. 8. 4 Uji Hipotesis
3. 8. 4. 1 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam riset ini, penulis memakai tata cara analisis regresi linear berganda ataupun
lebih dari satu variabel independen. Dalam riset ini persamaan regresi linier berganda ini bisa dituliskan selaku berikut:
Y = Entrepreneurial Intention
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Creativity
X2 = Proactive Personality
X3 = Entrepreneurial Self-Efficacy
e = Residual (error)
3. 8. 4. 2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Bagi Ghozali (2016) uji statistik t pada dasarnya memiliki tujuan buat membuktikan seberapa dalam pengaruh dari satu variabel independen dalam menerangkan secara individual terhadap seluruh data buat alterasi
variabel dependen. Hipotesis nol yang mau diuji pada sesuatu parameter (b) sama dengan nol, ataupun:
H0 : b = 0 Mengartikan apakah suatu variabel independen tidak termasuk dalam uraian yang signifikan terhadap sesuatu variabel dependen. Hipotesis alternatif parameter ialah dengan tidak sama dengan nol pada suatu variabel.
Ha : b ≠ Mengartikan variabel tersebut termasuk uraian yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kaidah uji hipotesis bisa disimpulkan dengan membandingkan nilai absolut, bila nilai terhitung tabel, hingga nilai H0 ditolak serta H1 diterima, sedangkan bila terhitung tabel, hingga nilai H0 diterima serta H1 ditolak.
3. 8. 4. 3 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Bagi Ghozali (2016) uji statistik F digunakan buat mengenali apakah ada pengaruh pada variabel independen yang dimasukan kedalam suatu model yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang dicoba secara bersama-sama. Uji statistik F ini mempunyai prosedur yang bisa digunakan di dalam pengambilan keputusan dengan metode memandang besarnya F- value dibandingkan dengan tingkatan signifikansi sebesar 0, 05 ataupun 5%, serta metode lain bisa dicoba dengan ketentuan apabila sudah dikenal hasil dari uji F diatas 4 hingga hendak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama maupun simultan. Oleh karena itu kriteria dalam pengambilan keputusan pada uji statistik F ini bisa disimpulkan selaku berikut:
a. Tingkatan signifikansi 0, 05 hingga Ha diterima ataupun F > 4
b. Tingkatan signifikansi 0, 05 hingga Ha ditolak ataupun F < 4
3. 8. 4. 4 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) ialah perlengkapan ukur buat mengenali seberapa besar keahlian yang dipunyai model buat menerangkan alterasi variabel dependen. Nilai yang ada pada R2 antara nol serta satu. Bila nilai R Square (R2) kecil hingga membuktikan keahlian variabel independen sangat terbatas dalam menerangkan data buat memprediksi alterasi variabel dependen. Bila nilai R Square (R2) lebih besar ataupun mendekati satu hingga variabel independen sanggup menerangkan seluruh data buat memprediksi alterasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Kelemahan yang terjalin di dalam koefisien determinasi merupakan kala terdapatnya bias didalam jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Terjalin kenaikan pada nilai R Square (R2) kala terdapatnya pertambahan pada satu variabel independen dengan tidak memperdulikan apakah variabel independen tersebut bisa mempengaruhi secara signifikan maupun tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena
itu, dianjurkan buat mengevaluasi model regresi terbaik dengan memakai nilai Adjusted R Square (Ghozali, 2016).
3.9 Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Indikator Jurnal Refensi Teknik Skala
1 Creativity
Creativity merupakan ide baru yang bermanfaat sehingga menjadi ketentuan bagi karyawan untuk bekerja sehingga dapat melampaui persyaratan yang diberikan (Cheung Wong, 2011).
1. Saya sering datang dengan solusi kreatif untuk masalah
2. Saya pandai memberikan pendekatan baru terhadap masalah 3. Saya sering mendapatkan ide-ide baru dan praktis
4. Saya sering memiliki ide-ide baru dan inovatif
(Kumar & Shukla, 2019)
Likert Scale 1-5
5. Saya pandai menghasilkan ide-ide kreatif
6. Saya sering mempromosikan dan memperjuangkan ide kepada orang lain
2 Proactive Personality Proactive personality merupakan orang yang bisa mengenali kesempatan, dengan menampilkan inisiatif dalam mengambil aksi serta bisa bertahan hingga terjalin pergantian
1. Saya terus mencari cara baru untuk mengembangkan diri saya
2. Tidak ada yang lebih menarik daripada melihat ide-ide saya dapat direalisasikan
(Kumar & Shukla, 2019)
Likert Scale 1-5
yang berarti (Stephen P. Robbins &
Timothy A. Judge, 2017).
3. Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya sukai, saya
memperbaikinya
4. Tidak peduli seberapa besar kemungkinannya, Jika saya percaya pada sesuatu, saya akan
melakukannya hingga menjadi kenyataan
5. Saya senang apabila ide saya lebih baik daripada orang lain
6. Saya unggul dalam mengidentifikasi peluang
7. Saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu
8. Jika saya percaya pada sebuah ide, tidak ada halangan yang akan
menghalangi saya mewujudkannya 9. Saya bisa melihat peluang bagus jauh sebelum orang lain bisa
3 Entrepreneurial Self- Efficacy
Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki, dimana kemampuan tersebut dapat memproses, mengatur dan menjalankan suatu tindakan sehingga mencapai hasil yang maksimal (Wang et al, 2006).
1. Saya akan dapat mentolerir
perubahan tak terduga dalam kondisi bisnis
2. Saya akan dapat bereaksi dengan cepat untuk memanfaatkan bisnis peluang
3. Saya akan dapat menghasilkan ide dan produk bisnis baru
(Kumar & Shukla, 2019)
Likert Scale 1-5
4. Saya akan dapat membuat produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi
5. Saya tidak memiliki keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk sukses sebagai pengusaha 6. Saya akan dapat mengembangkan rencana dan presentasi yang baik untuk calon investor
4 Entrepreneurial Intention
Entrepreneurial intention ataupun hasrat kewirausahaan bisa dimaksud selaku langkah dini dari sesuatu proses
1. Tujuan profesional saya adalah menjadi seorang pengusaha
(Kumar & Shukla, 2019)
Likert Scale 1-5
pendirian suatu usaha yang biasanya bersifat jangka panjang (Lee & Wong, 2004).
2. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memulai dan
menjalankan perusahaan saya sendiri 3. Saya memiliki niat yang kuat untuk memulai perusahaan suatu hari nanti