• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN Halong 1 Kelas / Semester : VI (Enam) / 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN Halong 1 Kelas / Semester : VI (Enam) / 2"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Halong 1 Kelas / Semester : VI (Enam) / 2 Tema 7 : Kepemimpinan Sub Tema 2 : Pemimpin Idolaku

Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PPKn (PPKn yang disimulasikan)

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 10 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) PPKn

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator

1 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-nilai Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.

1.1.1 Memahami nilai-nilai kepemimpinan dan contoh kegiatan dengan benar.

2 2.1 Bersikap penuh tanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.1 Menerapkan nilai-nilai persatuan dengan benar.

3 3.1 Menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

3.1.1 Mengidentifikasi nilai-nilai kepemimpinan dan contoh kegiatan dengan benar.

4 4.1 Menyajikan hasil analisis

pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

4.1.1 Menjelaskan nilai-nilai persatuan dengan benar.

(2)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai kepemimpinan dan contoh kegiatan dengan benar.

2. Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu menjelaskan nilai-nilai persatuan dengan benar.

3. Melalui kegiatan mandiri, siswa dapat menyusun konsep urutan isi pidato.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius Nasionalis Mandiri

Gotong Royong Integritas D. MATERI PEMBELAJARAN

 Berdiskusi untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepemimpinan dan contoh kegiatan yang sesuai.

 Menjelaskan nilai-nilai persatuan dari sikap kepahlawanan E. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah

Model : Discovery Learning F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. Religius

 Menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”

bersama-sama. Nasionalis

 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

 Guru mengajak siswa bersyukur atas kesehatan

 Guru memberi pertanyaan sederhana untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan jawaban peserta didik. Apersepsi

 Menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dibelajarkan yaitu tentang

”Kepemimpinan”.

 Guru mengajak siswa tepuk semangat. Ice Breaking

2 menit

(3)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Inti

Stimulasi

Identifikasi masalah Pengumpulan Data

Pengolahan data

Pembuktian

Penarikan Kesimpulan.

 Guru memperlihatkan gambar salah satu pahlawan Indonesia yaitu “ Jenderal Sudirman”

MENGAMATI

 Guru meminta siswa menyimak bacaan pada buku Model Tematik yang menceritakan tokoh Jenderal Sudirman.

 Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang perjalanan hidup dan perjuangan Jenderan Sudirman saat melawan Belanda. MENANYA

 Guru menanyakan apa saja nilai kepemimpinan yang bisa dijadikan panutan/idola dari sosok Jenderan Sudirman ? (nilai keagamaan, nilai keppribadian dan nilai sosial)

 Guru memberikan lembar kerja pada tiap kelompok

 Seluruh siswa berdiskusi pada kelompoknya masing-masing untuk merangkum nilai-nilai kepemimpinan yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila dan contoh kegiatannya sesuai LK yang diberikan. Hasilnya menjadi karya kelas dan dapat dipajang pada dinding kelas. MENCOBA

 Siswa diminta menuliskan hasil jawabannya pada kertas karton yang disediakan, berupa peta konsep (Mind Mapping). MENALAR

 Persentasi kelompok tentang hasil lembar kerjanya.

 Diskusi membahas hasil kerja kelompok masing- masing. MENGKOMUNIKASIKAN

 Penarikan kesimpulan akhir tentang jawaban yang seharusnya .

6 menit

Penutup Bersama-sama siswa melakukan refleksi, penguatan dan menyimpulkan pelajaran.

Guru memyampaikan kegiatan belajar untuk pertemuan selanjutnya

Nasehat dan pesan dari guru

Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius

2 menit

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Pedoman Guru Tema : Kepemimpinan Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

(4)

Buku Siswa Tema : Kepemimpinan Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

Modul Tematik SD/MI Kelas VI (Pendamping Modul Tematik Terpadu).

H. PENILAIAN 1. Penilaian Sikap:

 Sikap siswa saat proses diskusi kelompok

No Nama

Perubanan Tingkah Laku

Teliti Cermat Percaya Diri K C B SB K C B SB K C B SB

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2 3 dst

Keterangan:

K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4 2. Peniilaian Pengetahuan:

 Hasil Jawaban Lembar Kerja Kelompok Lembar kerja terlampir

3. Penilaian Keterampilan:

 Kemampuan berdiskusi memecahkan masalah

NO Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu

Bimbingan 1 Isi dan kreatifitas jawaban

yang dipaparkan 2 Komunikasi (ejaan,

kelancaran dan tata bahasa siswa pada saat diskusi dan presentasi)

3 Partisipasi (aktif berpendapat pada saat teman setelah presentasi)

Mengetahui

Kepala SD SDN Halong 1

SUTARDI, S.Pd.SD

NIP.19680325 198608 1 001

Halong, 25 Januari 2022 Guru Kelas VI

NORMAINI, S.Pd

NIP : 19830514 200604 2 019

(5)

LAMPIRAN MATERI

JENDERAL SUDIRMAN

Jendral Sudirman adalah seorang pahlawan pembela kemerdekaan. Dia adalah seorang Pemuda Pemberani yang selalu menggelorakan semangat kebangsaan terhadap para pemuda. Dia adalah pahlawan yang memiliki kesholehan yang luar biasa. Ia mengatakan kepada para pemuda ada dua pilihan penting dalam kehidupan yang dijalani saat ini, pertama Isykariman yakni hidup yang mulia, kedua syahidan yakni mati syahid. Kalau memilih iskariman harus selalu beribadah dan berjuang untuk agama, dan jika memilihmu syahidan harus berjuang melawan setiap bentuk kebatilan dan perjuangan untuk memajukan agama. Kedua pilihan itu seimbang akan mendapatkan semua, sebab seseorang yang mendapatkan kemuliaan tentu harus berlaku sesuai ajaran dan berjuang dijalan agama. Salah satu musuh penghalang yang saat ini adalah penjajah, karena itu agar pemuda mendapatkan kemuliaan maka harus bersiap untuk berjuang siap Syahid untuk mendapatkan kemerdekaan para pemuda harus berani jihad fisabilillah.

Sebenarnya beliau awalnya seorang guru, namun terpanggil untuk memerdekakan bangsanya.

Sudirman juga ikut dalam barisan PETA. Dala PETA ini Sudirman mendapat kesempatan mengikuti pendidikan militer di Bogor. Setelah tamat, Sudirman langsung diangkat menjadi Komandan Batalyon yang bertugas di daerah Kroya, Jawa Tengah. Ketika pasukan Sekutu datang ke Indonesia dan mempersenjatai kembali tentara Belanda yang menjadi tawanan perang, Sudirman mengirim pasukan yang dipimpin Letnan Kolonel Isdiman untuk mengusir pasukan sekutu. Misi berhasil dan pasukan penjajah mundur ke Ambarawa. Atas prestasinya itu, Sudirman diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Di usianya yang ke-29, Sudirman terpilih sebagai Panglima Besar TKR atau Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia melalui Konferensi TKR yang dilaksanakan pada 2 November 1945. Akhir November 1945, Sudirman kembali memerintahkan Letnan Kolonel Isdiman untuk menyerang pasukan sekutu di Ambarawa. Kali ini serangan Divisi V TKR dilumpuhkan oleh serangan udara dan tank-tank sekutu, sehingga memaksa Divisi V mundur. Letnan Kolonel Isdiman gugur dalam pertempuran itu. Sudirman yang merasa geram dengan kekalahan pasukannya lalu memimpin Divisi dalam serangan lain dengan tujuan memporak-porandakan pasukan Sekutu. Sudirman memimpin pasukannya di garis depan sambil memegang sebuah katana. Pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur dari Ambarawa. Pada 12 Desember, Sudirman dan pasukannya mengepung Ambarawa selama empat hari, yang menyebabkan pasukan Sekutu mundur ke Semarang. Keberhasilan Sudirman dalam pertempuran Ambarawa membuatnya semakin mendapat perhatian serius dari Bung Karno.

Pada saat Belanda melakukan Agresi Militer II di Yogyakarta, Sudirman yang saat itu sedang sakit juga berada di Nagari dalem Sultan Hamengkubuwana IX. Kondisinya sangat lemah karena penyakit paru-paru akut yang dideritanya. Meski begitu, semangat Sudirman untuk mempertahankan kemerdekaan tak surut. Saat Yogyakarta berhasil diduduki Belanda, Sudirman membawa pasukannya keluar dari Yogyakarta untuk melakukan “Perang Gerilya” melawan penjajah Belanda. Selama tujuh bulan, Sudirman dan pasukannya keluar-masuk hutan untuk mempertahankan kedaulatan tanah air.

Meski dalam keadaan payah karena terbatasnya obat dan makanan, Sudirman berhasil menggelorakan semangat juang rakyat Indonesia dari atas tandu. Dia tak peduli dengan penyakit yang semakin lama semakin menggerogoti tubuhnya. Meski suaranya parau, tenaganya semakin lemah, tapi jiwanya sekokoh karang. Berkat pemikiran-pemikirannya yang cerdas dan bernas, akhirnya kedaulatan Indonesia dapat dipertahankan meski nyawanya sendiri harus menjadi tumbal. Pada Desember 1949, Sudirman pindah ke Magelang. Di saat yang bersamaan, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Mendengar kabar gembira itu, Sudirman merasa tugasnya sudah selesai. Sudirman mengembuskan napas terakhirnya di Magelang pada 29 Januari 1950 Masehi. Sudirman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Semaki, Yogyakarta.

(6)

LEMBAR KERJA KELOMPOK

PPKn

Pamanku, Lurah Idola

Ini cerita tentang pamanku, Badi namanya. Ia seorang lurah di desanya. Warga biasa memanggilnya dengan sebutan Pak Lurah.

Tetapi, aku tahu mereka mengenal dekat, hormat, serta sayang kepada beliau.

Walau menjabat sebagai lurah, pamanku hidup sederhana. Gaji dan fasilitas yang diperolehnya tidak digunakan untuk kepentingan pribadinya. Rumahnya tetap mungil sederhana, hanya berlantai semen.

“Ah, untuk apa rumah mewah, berlantai keramik? Yang penting bersih dan nyaman saja. Lantai semen justru terasa lebih dingin kan?” ujarnya ketika aku mengomentari rumahnya.

Ternyata, dari cerita bibi aku tahu. Paman menyisihkan gajinya justru untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Dibangunnya balai belajar sederhana untuk tempat warga belajar membaca. Paman ingin warganya maju. Ia ingin warganya melek informasi.

Membaca merupakan salah satu cara untuk membuka pintu informasi. Bergantian dengan bibi, di sore hari, paman mengajar membaca di balai belajar. Ia sabar dan penuh canda, sehingga warga tak sungkan belajar dengannya. Kadang warga seperti lupa, bahwa sang guru adalah lurah, pejabat pemerintahan desa. Paman sedikit demi sedikit juga menyediakan berbagai buku di balai belajar. Berbagai buku disediakan, seperti buku bercocok tanam, pemeliharaan hewan, atau buku pengetahuan umum tersedia di sana. Ia selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli buku di pasar buku bekas.

Bukan hanya memikirkan kesejahteraan warganya, pamanku juga selalu bermusyawarah dengan warga sebelum menentukan kebijakan. Aku ingat, pernah sekali waktu sekelompok investor datang menemui paman.

Mereka ingin membangun toko swalayan di desa. Sebagai lurah, paman dapat saja langsung menyetujui, tetapi paman justru mengumpulkan warga untuk berdiskusi. Dikemukakannya dampak positif dan negatif jika ada toko swalayan di desa mereka.

Sebagian besar warga tidak setuju karena khawatir akan mengalahkan usaha kecil warga. Warung dan pasar tradisional akan tersaingi. Tanpa ragu paman pun menolak rencana pembangunan toko swalayan tersebut. Aku yakin, banyak warga yang ingin dipimpin oleh lurah seperti Pak Badi, pamanku. Seorang pemimpin yang memilih untuk tidak menjulang tinggi di tengah kesederhanaan warganya. Seorang pemimpin yang memilih untuk berjuang maju bersama warganya.

TUGAS:

Diskusikan apa saja nilai kepahlawanan yang dimiliki Pak Bada sesuai dengan sila ketiga Pancasila.

(Buatkan dalam bentuk peta konsep/ Mind Mapping).

Referensi

Dokumen terkait

Argumentasi yang dapat dikemukakan dan sebagai saran untuk perbaikan pendidikan Islam ke depan, di antaranya: perlu ditinjau kembali sistem pendidikan Islam yang saat ini

1. Florentina Yuni Apsari, M.Si., Psikolog. selaku Dekan Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti

Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi nilai- nilai kepemimpinan dan contoh kegiatan dengan benar... Melalui kegiatan mengamati, siswa

Melalui pengamatan, siswa dapat mempraktikkan rangkaian gerak dominan, bertumpu, tolakan, putaran, dan mendarat pada guling ke depan..

Dengan tanya jawab dan membaca teks, siswa dapat menjelaskan rangkaian gerak dominan, bertumpu, tolakan, putaran, dan mendarat pada guling ke depan.. Melalui pengamatan,

Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi berbagai contoh keberagaman wirausaha dalam kehidupan sehari-hari secara terperinci.. Dengan membaca teks

Berdasarkan hasil studi dokumentasi sekolah, dapat dipaparkan bahwa SMA Negeri 10 Jemursari Surabaya sudah lumayan lama didirikan yaitu sejak tahun 1977 dan

Dengan kegiatan mengamati gambar yang ditampilkan oleh pendidik, peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai contoh keberagaman wirausaha dalam kehidupan