TBK PERIODE 2017 - 2019
DISUSUN OLEH : KHAIRUNI YUSRAN
172101041
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
Tugas Akhir ini dengan baik yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk Peride 2017 - 2019”. Tugas akhir ini diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Peneliti menyadari tanpa adanya bantuan, pengarahan, bimbingan, serta motivasi dari berbagi pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku ketua Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP.,MBA. selaku sekretaris Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku dosen pembimbing peneliti yang telah memberikan waktu dan bimbingan serta arahan yang bermanfaat bagi peneliti.
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian...4
1.4 Manfaat Penelitian...4
1.5 Jadwal Kegiatan...5
1.6 Sistematika Penelitian………..….5
BAB II PROFIL PT.TOBA BARA SEJAHTERA TBK 2.1 Sejarah Perusahaan...7
2.2 Visi dan Misi Perusahaan...10
2.3 Logo Perusahaan...11
2.4 Struktur Organisasi...12
2.5 Job Description...13
2.6 Rencana Kinerja Perusahaan...24
2.7 Strategi Usaha Perusahaan...26
2.8 Sejarah Pencatatan Perusahaan………27
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan...28
3.2 Tujuan Laporan Keuangan...29
3.3 Manfaat Laporan Keuangan...30
3.4 Keterbatasan Laporan Keuangan...31
3.5 Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan…...31
3.6 Jenis-Jenis Laporan Keuangan... 32
3.7 Jenis-Jenis Rasio Keuangan...33
3.8 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan...35
3.9 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan...40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan...53
4.2 Saran...55
DAFTAR PUSTAKA...56
2.1 Pencatatan Saham ... 27
3.1 Laporan Posisi Keuangan ... 35
3.2 Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 36
3.3 Laporan Laba Rugi ... 38
3.4 Laporan Laba Rugi Lanjutan ... 39
3.5 Perhitungan Current Ratio ... 40
3.6 Perhitungan Quick Ratio ... 42
3.7 Perhitungan Cash Ratio... 43
3.8 Perhitungan Debt Ratio ... 44
3.9 Perhitungan Debt To Equity Ratio ... 46
3.10 Perhitungan Long Term Dbet To Equity Ratio ... 47
3.11 Perhitungan Return On Asset ... 49
3.12 Perhitungan Return On Equity ... 50
3.13 Standar Industri Rasio Keuangan ... 52
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang baik membuat terjadinya berbagai jenis persaingan perusahaan. Hal ini membentuk setiap perusahaan agar bisa membuat hasil yang professional untuk perkembangan perusahaan itu sendiri. Dengan adanya persaingan berbagai jenis perusahaan baik perusahaan jasa maupun barang diperlukan adanya penampilan kinerja keuangan yang baik dari setiap perusahaan yang bersaing dan ditunjang dengan berbagai jenis strategi dari perusahaan itu sendiri.
Manajemen keuangan berpengaruh dalam setiap aktivitas dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dibutuhkan dan diharapkan mampu menunjukkan kinerja dari perusahaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat memberikan kinerja dan pengelolaan operasional secara baik dan efektif sehingga dapat memberikan pertumbuhan dalam setiap aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah informasi kuantitatif keuangan suatu entitas dalam periode tertentu, dan merupakan suatu proses akuntansi. Laporan keuangan disusun guna menyediakan informasi terkait dengan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan kinerja suatu entitas sehingga laporan keuangan tersebut memberikan manfaat bagi para pengguna dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi atau suatu perusahaan meliputi laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari sekian banyaknya transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan tersebut. Sirait (2016:2).
Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial (keuangan) dicatat, digolongkan dan diringkas dengan cara tepat dalam satuan uang yang kemudian ditafsirkan untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan yang disusun untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Penggunaan Modal Keja dan juga Laporan Arus Kas.
Dalam laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban suatu perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan pada saat terkini. Kemudian laporan keuanganlah yang akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahan untuk saat sekarang dan kedepannya dengan melihat berbagai persoalan yang ada dalam laporan keuangan tersebut.
Analisis rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya, perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kasmir (2008:104).
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) merupakan jenis perusahaan perseroan terbatas terbuka yang bergerak dalam bidang investasi pada
pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit melalui anak perusahaannya.
Perusahaan muai beroperasi secara komersial pada tahun 2010, setelah akuisisi anak perusahaan dari PT. Toba Sejahtera.
Penelitian pada Perusahaan ini bertujuan untuk menganalisis rasio keuangan sehingga dapat mengetahui kondisi keuangannya yakni dari segi rasio likuiditas didapat kondisi perusahaan tidak dalam keadaan likuid atau baik, artinya perusahaan belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar hal ini diakibatkan oleh besarnya peningkatan hutang lancar dibandingkan dengan aktiva lancar. jika dilihat dari rasio solvabilitas didapat kondisi keuangan yang kurang baik dalam melunasi hutang, ini mengartikan bahwa perusahaan masih dalam kondisi yang tidak stabil atau belum sepenuhnya mampu mengelola utang jangka pendek dan hutang jangka panjang nya dengan baik serta jika dilihat dari bagian rasio aktivitas dikarenakan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk bukanlah perusahaan berbasis industri maka peneliti tidak membahas lebih lanjut rasio aktivitas tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya data yang diperoleh dari perusahaan. Serta profitabilitas perusahaan menghasilkan laba/keuntungan cukup baik pada dua tahun yakni 2018 dan 2019.
Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari perusahaan saat ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap PT. Toba Bara Sejahtera Tbk dan menuliskannya dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Analisis Rasio Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk Peride 2017 - 2019”
1.2 Rumusan Masalah
Rasio Keuangan merupakan salah satu cara untuk mengukur dari laporan keuangan perusahaan. Melalui Rasio keuangan tersebut maka dapat dianalisis baik buruknya keadaan posisi keuangan dari perusahaan tersebut dari satu periode ke periode berikutnya. Maka adapun yang menjadi perumusan masalah sehubungan dengan analisis rasio keuangan perusahaan yang dilakukan oleh peneliti adalah
“Bagaimana kondisi keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk berdasarkan dari analisis rasio keuangan pada tahun 2017, 2018, dan 2019?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Rasio keuangan pada PT. Toba Bara Sejahtera Tbk pada tahun 2017– 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penulisan iniadalah:
1. Bagi Peneliti
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang Analisis Laporan Keuangan.
2. Bagi PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
Sebagai bahan tambahan masukan dan informasi bagi PT. Jasa Toba Bara Sejahtera Tbk guna melihat perkembangan perusahaan dalam menyusun rencana dan kebijakan keuangannya pada masa yang akan datang.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan referensi bagi peneliti-peneliti
yang nantinya dapat memberikan perbandingan lain untuk melihat masalah yang sama pada masa yang akan datang.
1.5 Jadwal Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 11 Februari 2020 sampai dengan 29 Juli 2020
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian laporan tugas akhir ini terdiri dari 4 bab, antara lain:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, jadwal serta sistematika panelitian.
BAB II : PROFIL PT. TOBA BARA SEJAHTERA, TBK
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, rencana kinerja
No Kegiatan Apr-20 Mei-20
Juli 2020 III IV I II III IV I I II III
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Dosen
Pembimbing
3 Pengumpulan Data 4 Penyusunan Tugas Akhir 5 Bimbingan Tugas Akhir 6 Penyelesaian Tugas
Akhir
perusahaan, strategi usaha perusahaan, dan sejarah pencatatan perusahaan.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab penulis menguraikan tentang Laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan, pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan, jenis-jenis laporan keuangan, jenis-jenis rasio keuangan, penyajian laporan keuangan perusahaan serta memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil pengujian seperti analisis rasio keuangan perusahaan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT. Toba Bara Sejahtera Tbk.
BAB II
PROFIL PT. TOBA BARA SEJAHTERA TBK 2.1. Sejarah Perusahaan
PT Toba Bara Sejahtra Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama PT Buana Persada Gemilang berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 3 Agustus 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Tintin Surtini, S.H., M.H, M.Kn, sebagai pengganti Surjadi SH, Notaris di Jakarta. Selanjutnya, PT Buana Persada Gemilang berubah nama menjadi PT Toba Bara Sejahtra berdasarkan Akta Nomor 173 tanggal 22 Juli 2010 yang dibuat dihadapan notaris Jimmy Tanal, S.H., sebagai pengganti dari Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M. Kn, Notaris di Jakarta.
Perseroan merupakan salah satu produsen batubara termal di Indonesia dengan lokasi konsesi di Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas konsesi Perseroan sekitar 7.087 hektar terdiri dari 3 tambang. Total estimasi cadangan batubara sebesar 63,9 juta ton dan sumber daya batubara sebesar 236 juta ton berdasarkan laporan JORC per 2018. Ketiga konsesi tambang yang memiliki lokasi saling bersebelahan dioperasikan oleh 3 anak perusahaan yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU). IM dikembangkan sebagai aset greenfield pada tahun 2007, disusul dengan ABN pada tahun 2008, dan TMU yang mulai dikembangkan pada tahun 2011. Lokasi konsesi tambang yang saling bersebelahan menjadi keunggulan Perseroan karena dapat mengintegrasikan sistem logistik dan infrastruktur sehingga dapat menggunakan infrastruktur secara kolektif untuk mengoptimalkan efisiensi biaya.
Pada tahun 2012, Perseroan melakukan penawaran umum perdana dengan jumlah saham sebesar 210.681.000 lembar, senilai Rp1.900 per saham. Pada 6 Juli 2012, Perseroan resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka dengan jumlah saham sebesar 2.012.491.000 lembar dengan kode saham TOBA. Saat ini, pemegang saham terbesar Perseroan adalah Highland Strategic Holdings Pte.
Ltd (HSH) yang merupakan perusahaan investasi dari Singapura dengan fokus investasi antara lain di sektor energi. Pada 2013, Perseroan menambah lini usaha di bidang pengolahan minyak kelapa sawit dengan mengakuisisi PT Perkebunan Kaltim Utama I (PKU) dalam rangka penyelesaian tumpang tindih lahan. Guna memaksimalkan perkebunan kelapa sawit tersebut, Perseroan membangun pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton per jam untuk memproses hasil perkebunan. Pabrik kelapa sawit telah beroperasi sejak pertengahan tahun 2016.
Pada tahun 2016, Perseroan mulai memantapkan langkah untuk mengembangkan usaha di bidang kelistrikan sebagai strategi menjadi perusahaan energi terintegrasi. Perseroan mendirikan anak perusahaan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) untuk mengelola proyek ketenagalistrikan dan mulai berpartisipasi dalam sejumlah lelang proyek yang dilaksanakan oleh PLN melalui skema Independent Power Producer (IPP) sebagai bagian dari program 35.000 MW.
Pada bulan Juli 2016, GLP menandatangani Perjanjian Jual-Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN untuk pengembangan proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x50 MW Sulbagut-1 di Provinsi Gorontalo.
Pada tahun 2017, Perseroan mendirikan anak perusahaan kedua di bidang kelistrikan yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL). MCL difokuskan pada pengembangan proyek PLTU Sulut-3 2x50 MW di Provinsi Sulawesi Utara.
Penandatangan PPA terkait proyek Sulut-3 antara MCL dengan PLN telah dilakukan pada bulan April 2017 dan selanjutnya telah diubah pada bulan Januari 2018. Kedua proyek tersebut dijadwalkan sudah beroperasi atau COD (Commercial Operation Date) pada tahun 2021. Pada tahun 2018, Perseroan mengakuisisi 100% saham PT Batu Hitam Perkasa (BHP) yang memegang 5%
kepemilikan PT Paiton Energy (PE), IPP terbesar di Indonesia yang mengoperasikan tiga unit PLTU dengan total kapasitas 2.045 MW di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dengan memiliki sebagian saham di PE, Perseroan memiliki sumber pendapatan baru yang stabil sekaligus mendapat kesempatan untuk meningkatkan kompetensi untuk mengelola PLTU skala besar. Selaras dengan visi Perseroan untuk menjadi perusahaan energi terintegrasi, Perseroan akan terus mencari peluang pengembangan usaha dengan mengkaji proyek-proyek potensial dan atau akuisisi aset yang sudah beroperasi, baik di sektor kelistrikan maupun pertambangan. Di sektor kelistrikan, Perseroan fokus pada pengembangan pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan energi bersih terutama pembangkit listrik tenaga air (hydropower), angin (wind turbine), panel surya (solar panel) serta bisnis pendukungnya.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Adapun Visi dan Misi PT. Toba Bara Sejahtera Tbk adalah sebagai berikut:
2.2.1 Visi
“Menjadi salah satu perusahaan energi terintegrasi terbaik di Indonesia yang berfokus pada pertumbuhan dan sustainability melalui pembentukan kompetensi”
2.2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, maka ada 7 (Tujuh) Misi di PT. Toba Bara Sejahtera yang harus dilaksanakan yaitu:
a. Menciptakan shareholder value yang berkelanjutan melalui dari proper mining practices
b. Membangun sumber daya manusia yang berkelanjutan
c. Investasi pada anak perusahaan dan usaha lainnya yang berhubungan yang akan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham
d. Mengelola biaya operasional penambangan secara efektif
e. Meningkatkan integrasi rantai pasokan batubara untuk memastikan kehandalan dan efisiensi
f. Membangun hubungan yang kuat dengan mitra usaha kami dan dengan komunitas keuangan
g. Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dalam mendukung pengembangan komunitas dan mengimplementasikan praktik tata kelola perusahaan yang baik
2.3 Logo Perusahaan
Sumber:www.TobaBaraSejahtera.com,Tahun 2020
Gambar 2.1
Logo PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber:www.PT. Toba Bara Sejahtera, Tahun 2020
Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. TOBA BARA SEJAHTERA, TBK
Struktur organisasi merupakan jabatan lengkap dari keseluruhan bagian- bagian yang ada dalam suatu organisasi baik berupa instansi maupun kantor.
Dengan adanya struktur organisasi maka akan kelihatan pembagian tugas dan tanggungjawab untuk memudahkan dan menuntun serta mengawasi pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Struktur organisasi pada PT. Toba Bara Sejahtera Tbk adalah berbentuk garis dan staff ini terbukti dengan adanya satu pimpinan Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dengan menggunakan alat-alat teknologi serta terkait dengan peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada pencapaian tujuanyang diinginkan.
2.5 Job Description
Berikut ini adalah Job Description pada PT. Toba Bara Sejahtera Tbk 1. Komite Audit
Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Perusahaan. Komite Audit dipimpin oleh seorang kepala yang disebut ketua Komite Audit, berkedudukan di Kantor Pusat Perusahaan. Secara struktural bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan mempunyai hubungan fungsional dengan Internal Audit. Ketua Komite Audit adalah Komisaris Independen dari Perusahaan.
Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Dewan Komisaris, dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Komisaris. Agar Komite Audit dapat berperan secara efisien dan efektif, maka tugas, tanggung jawab, dan kewenangannya diatur seperti di bawah ini.
1) Penelaahan Atas Informasi Keuangan
Penelaahan atas informasi keuangan seperti laporan Keuangan yang akan dipublikasikan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya dilakukan untuk mendorong agar informasi keuangan yang akan dipublikasikan oleh Perusahaan akurat, handal, dan dapat dipercaya.
2) Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan
Komite Audit memantau untuk memastikan bahwa kegiatan operasi Perusahaan dijalankan dengan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan operasi Perusahaan.
3) Seleksi, Penunjukkan, dan Pengawasan Pekerjaan Auditor Independen Dalam rangka audit umum (general audit) atas laporan keuangan Perusahaan Komite Audit berperan untuk melaksanakan:
1. Seleksi dan Penunjukkan Auditor Independen
a. Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon auditor independen yang akan mengaudit laporan keuangan Perusahaan kepada Dewan Komisaris; dan
b. Dalam proses seleksi auditor independen, Komite Audit harus mengacu pada ketentuan-ketentuan mengenai legalitas,
kompetensi, ruang lingkup penugasan, biaya (fee) dan independensi akuntan publik yang berlaku di Indonesia.
2. Pengawasan Pekerjaan Auditor Independen
a. Melakukan review Audit Planning dan kecukupan program audit serta memantau pelaksanaan audit di lapangan;
b. Memantau pembahasan temuan audit yang dilakukan oleh auditor internal dengan manajemen dan hal penting lainnya yang perlu mendapat perhatian, jika ada, harus dilaporkan kepada Dewan Komisaris secara tertulis;
3. Pemberian pendapat independen
Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan auditor independen atas jasa yang diberikannya, maka Komite Audit akan memberikan pendapat independen atas perbedaan tersebut. Dalam hal ini Komite Audit dapat meminta pihak ketiga untuk membatu pemberian pendapat ini.
4) Persetujuan Awal (Pre-Approval) Jasa Non-Audit
Melakukan evaluasi untuk memberikan persetujuan awal (pre- approval) terhadap jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada auditor
independen yang sedang ditugasi untuk memberikan jasa audit, untuk mengevaluasi independensinya. Berkaitan dengan aspek independensi, Komite Audit harus memperhatikan jasa-jasa non-audit yang menurut ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia maupun
di Perusahaan dapat mengganggu independensi auditor independen. Jasa- jasa non-audit yang mengganggu independensi adalah:
a. Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau laporan keuangan.
b. Jasa desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c. Jasa audit internal.
d. Jasa konsultasi manajemen.
e. Jasa konsultasi sumber daya manusia.
f. Jasa penasihat keuangan.
g. Jasa perpajakan, kecuali telah memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Komite Audit. Persetujuan Komite Audit tersebut tidak termasuk jasa perpajakan untuk mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar pengadilan perpajakan dan/atau bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam perhitungan dan pelaporan perpajakan; atau h. Jasa-jasa lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
5) Efektivitas Pengendalian Intern
Komite Audit melakukan penelaahan terhadap desain dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai efektivitas pengendalian intern agar salah saji material laporan keuangan, penyalahgunaan aset dan perbuatan melanggar peraturan perundangan dapat dicegah.
1. Pemahaman pengendalian intern diperoleh dari presentasi manajemen Perusahaan mengenai desain dan implementasi pengendalian intern.
2. Komite Audit harus mendapat laporan audit internal secara berkala dari lnternal Audit sebagai bahan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal.
3. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian internal, Komite Audit dapat memberikan masukan kepada manajemen Perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja lnternal Audit.
4. Komite Audit harus berkoordinasi dengan lnternal Audit untuk:
a. Mengadakan pertemuan reguler (misalnya setiap bulan) untuk membahas temuan internal auditor dan atau hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian internal, termasuk kekeliruan penerapan standar akuntansi;
b. Jika diperlukan, Komite Audit dapat meminta Internal Audit untuk memperluas review-nya untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak kelemahan signifikan pengendalian intern serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan; dan
c. Melakukan pengawasan atas tindak lanjut oleh Direksi terhadap t emuan auditor internal.
5. Dalam proses penelaahan terhadap efektivitas pengendalian intern, Komite Audit dapat mempergunakan laporan dari auditor independen untuk melakukan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal.
6. Setiap awal tahun Komite Audit mereview dan memberikan masukan atas PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan) yang disusun oleh Internal Audit.
7. Pemberitahuan maupun penunjukkan Kerja lnternal Audit atau perubahan struktur organisasi Internal Audit dengan memperhatikan saran Dewan Komisaris/Komite Audit.
6) Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajemen Resiko
Komite Audit melakukan overview terhadap proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh manajemen Perusahaan. Komite Audit memastikan bahwa Internal Audit dalam perencanaan auditnya telah memperhatikan aktivitas-aktivitas Perusahaan yang memiliki risiko tinggi.
7) Penanganan pengaduan atau pelaporan sehubungan dengan proses akuntansi dan dugaan pelanggaran terkait pelaporan keuangan jika dari hasil penelaahan terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan ternyata benar,
8) Benturan Kepentingan
Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan PT Toba Bara Sejahtra Tbk.
9) Pelaksanaan Tugas Khusus
1. pemberian tugas khusus kepada komite audit oleh dewan komisaris dilakukan melalui perintah tertulis yang menerangkan:
a. Nama anggota Komite Audit yang diberti tugas;
b. Sifat dan lingkup pekerjaan;
c. Tujuan dan sasaran pekerjaan;
d. Waktu penugasan; dan
e. Hal-hal administratif yang berkaitan dengan tugas khusus ini.
10) Pemeriksaan Keputusan Rapat Direksi
Atas permintaan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan dalam keputusan rapat Direksi atau penyimpangan dalam pelaksanaan hasil keputusan Direksi.
11) Menjaga Kerahasiaan Dokumen
Anggota Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perusahaan.
12) Melaksanakan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Komite Audit melakukan self assessment terhadap efektifitas pelaksanaan tugasnya, dan memutakhirkan secara periodik Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter).
Wewenang Komite Audit
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap dokumen, data, dan informasi, karyawan, dana, aset, dan sumber daya Perusahaan yang diperlukan, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dan wajib bekerja sama dengan satuan Kerja internal Audit dan/atau manajemen.
2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit.
3. Mekanisme kerja sebagaimana butir b di atas harus mengikuti prosedur kerja sesuai peraturan yang berlaku.
4. Jika diperlukan melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit untuk membantu pelaksanaan tugasnya dengan persetujuan Komisaris dan melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
5. Apabila diperlukan, dengan persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat mempekerjakan tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu Komite Audit, atas biaya Perusahaan.
6. Mengkaji independensi, objektifitas serta merekomendasikan eksternal auditor yang akan dipilih oleh Perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan, untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan maupun anak Perusahaan.
2. Audit Internal
Unit Audit Internal bertugas memberikan layanan keyakinan dan konsultasi yang bersifat independendan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola Perusahaan. Agar Unit Audit Internal dapat berperan secara efisien dan efektif, maka tugas dan tanggung jawab diatur seperti di bawah ini:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan;
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Komite Audit;
6. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;
7. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan;
8. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;
9. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;
10. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Komite Audit;
11. Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan;
12. Bekerja sama dengan Komite Audit dan Auditor Eksternal; dan 13. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Wewenang Audit Internal
Dalam melaksanakan tugasnya, Unit Internal Audit mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Mengakses seluruh infomasi yang relevan tentang Perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya;
b. Mengakses komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit;
c. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan
d. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
3. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perisahaan bertanggung jawab atas tata laksana dokumen dan informasi yang terkait dengan kepatuhan Perseroan terhadap undang-undang dan peraturan pasar modal. Kegiatan dan kinerja Sekretaris Perusahaan turut mendukung akuntabilitas pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada pemangku kepentingan. Seluruh tugas dan tanggung jawab yang dilakukan Sekretaris Perusahaan berlandaskan asas keterbukaan informasi
dengan memastikan tersedianya informasi mengenai kinerja Perseroan yang akurat dan tepat waktu kepada para pemangku kepentingan, termasuk penyediaan laporan triwulanan, laporan tahunan dan informasi lainnya mengenai Perseroan.
Sekretaris Perusahaan diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam kegiatan operasional, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan melakukan proses komunikasi yang efektif dan responsif antar organ Perseroan, antara Perseroan dengan OJK, pasar modal, pemegang saham serta antara
Perseroan dengan pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya. Fungsi Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk:
1. Mengikuti perkembangan pasar modal dan memastikan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan pasar modal.
2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dalam kaitannya dengan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal.
Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan, antara lain keterbukaan informasi kepada publik (termasuk ketersediaan informasi pada situs website Perseroan), penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu, penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham, penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris
2.6 Rencana Kinerja Perusahaan
Komposisi kebutuhan tenaga listrik nasional tahun 2019-2035 diperkirakan akan didominasi oleh sektor industri, diikuti oleh sektor rumah tangga, bisnis, publik, dan transportasi. Potensi pasar tenaga listrik sektor industri akan tumbuh seiring dengan berkembangnya kawasan industri di seluruh wilayah Indonesia. Dalam kurun waktu 2015-2019, terdapat 20 kawasan industri yang sedang dikembangkan dengan total luas area 42.988 hektar dengan kebutuhan listrik sebesar 8.825 MW. Dari 20 kawasan industri tersebut, sebanyak 14 kawasan telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional. Hingga saat ini sudah ada 7 kawasan industri yang sudah beroperasi dan 14 lainnya dalam tahap persiapan. Para pelaku usaha yang berlokasi di kawasan industri sebagian besar merupakan industri yang membutuhkan energi listrik yang besar. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi PLN dan IPP untuk menyediakan pasokan tenaga listrik dengan jaminan kontinuitas dan keandalan pasokannya.
Wilayah Sulawesi, di mana pembangkit listrik Perseroan beroperasi, memberikan potensi pertumbuhan kebutuhan listrik yang tinggi. Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah (Palu dan Morowali) dan Gorontalo kaya dengan sumber daya mineral sehingga mengundang investasi di sektor pertambangan dan pabrik pengolahan bijih (smelter). Selain itu, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan pengembangan pariwisata Manado juga akan membutuhkan pasokan energi listrik yang besar.
Selaras dengan visi Perseroan sebagai perusahaan energi, Perseroan akan terus mencari peluang potensi pengembangan usaha dengan mengkaji proyek-
proyek potensial dan atau akuisisi aset yang sudah beroperasi, baik di sektor kelistrikan maupun pertambangan. Di segmen kelistrikan, Perseroan fokus pada pengembangan pembangkit listrik EBT dan energi bersih terutama pembangkit listrik tenaga air (hydropower) dan sampah (waste to energy/WTE) serta bisnis pendukungnya. Di dalam RUPTL PLN 2019-2028, porsi pemanfaatan EBT ditargetkan sebesar 23% dari target bauran energi pembangkitan tenaga listrik pada tahun 2025 yang terdiri dari batubara (54,6%), gas alam (22%), bahan bakar minyak (BBM) (0,4%) dan EBT (23%). Target EBT 23% pada tahun 2025 sangat rasional mengingat potensi EBT di Indonesia seperti panas bumi, air, bioenergi (biogas dan biomassa), sinar matahari (surya) dan angin (bayu) sangat melimpah.
Secara total, potensi EBT Indonesia mencapai 443,2 GW, sedangkan yang telah termanfaatkan saat ini baru sekitar 2% atau sebesar 8,8 GW. Di segmen pertambangan, Perseroan menargetkan produksi batubara tahun 2020 antara 4,0- 4,5 juta ton dengan rasio pengupasan 13,13x. Perseroan optimis tetap dapat mencapai target penjualan dengan mengandalkan jaringan yang sudah ada saat ini dan adanya beberapa kontrak yang terbawa (carry-over) dari tahun 2019.
Perseroan berencana untuk membangun pasar tujuan yang terdiversifikasi dengan baik dan memperluas basis pelanggan batubara. Strategi inti Perseroan adalah menjaga kualitas produk dan pengiriman tepat waktu, serta mengoptimalkan harga batubara yang menguntungkan ke dalam ASP Perseroan.
Dalam kegiatan pertambangan, Perseroan tetap berkomitmen untuk menerapkan excellence mining practice yang tidak hanya memperhatikan aspek keselamatan pertambangan, tetapi juga aspek keberlanjutan dan lingkungan.
2.7 Strategi Usaha PT. Toba Bara Sejahtera, Tbk
a. Memaksimalkan penggunaan infrastruktur bersama dan manajemen biaya.
Ini dilakukan dengan melakukan integrasi secara operasional dari ketiga tambang serta melakukan pengelolaan tingkat produksi yang berkelanjutan.
b. Memaksimalkan penjualan melalui strategi diversifikasi pelanggan untuk memitigasi risiko penjualan kepada satu jenis pelanggan. Ini dilakukan dengan melakukan penguatan dan pengembangan hubungan dengan customer base yang ada dan yang baru.
c. Berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan lingkungan bagi masyarakat di sekitar lokasi tambang, dengan memberikan perhatian yang berkelanjutan terhadap aspek kesehatan, keselamatan, serta lingkungan yang terwujud melalui praktik-praktik CSR.
d. Melakukan ekspansi usaha ke sektor kelistrikan (fossil fuel-based dan energi terbarukan) dengan melakukan diversifikasi dan pengembangan usaha melalui sektor hilir.
e. Melakukan optimalisasi mine plan dan berperan aktif dalam meningkatkan cadangan batu bara melalui potensi akuisisi. Ini dilakukan dengan menjaga keberlangsungan aktivitas operasional serta meningkatkan cadangan dan sumber daya batu bara.
2.8 Sejarah Pencacatan Saham
Tabel 2.1 Pencatatan Saham
https://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-tob/tahun2020.
Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan
Saham Perdana @ Rp1.900,- 210.681.000 06-Jul-2012 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 1.801.810.000 06-Jul-2012
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan (2015: 28) Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antara perusahaan sejenis.
Menurut Sirait (2016: 9) Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagia ikhtisar dari transaksi-transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per 12 bulan.
Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi).
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Di samping itu, dengan adanya
laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.
Menurut Wahyudiono (2014: 11) Analisis laporan keuangan adalah untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan perusahaan dengan membandingkan, mengevaluasi dan menganalisis kecenderungan dari berbagai aspek keuangan perusahaan.
Menurut Muhadi (2012: 13) Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu. Laporan posisi keuangan terdiri atas 3 (tiga) elemen utama yaitu aset, liabilitias dan ekuitas.
Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:
1. Merencanakan 2. Mencari
3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan dan 4. Memaksimalkan nilai perusahaan.
3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2014: 87) Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya.
3.3 Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Fahmi (2011: 109) Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu:
a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.
c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak stakeholder organisasi.
3.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2014: 16) Laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan teretentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan yaitu:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang. Bukan hanya untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan- pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
3.5 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Menurut Syahrial dan Purba (2013: 9) Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berebagai pihak, baik pihak
internal maupun external perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu:
1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)
Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.
2. Manajemen (Management)
Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.
3. Kreditor (Creditor)
Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.
4. Pemerintah (Goverment)
Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, sudah barang tentun berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan jujur.
3.6 Jenis Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan (2015: 29) Jenis laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas (PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang di peroleh perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi, investasi dan pendanaan.
3.7 Jenis Rasio Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2015: 74) Pada dasarnya analisis rasio dikelompokkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur segala mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas).
3.8 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Tabel 3.1
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 (Dalam Jutaan Rupiah)
ASET Per 31 Des 2019 Per 31 Des 2018 Per 31 Des 2017
ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang
usaha 20.915.825 57.389.309 57.947.205
Pihak ketiga, neto
Piutang lain-lain 16.043.010 19.887.032
11.793.134
Pihak ketiga 956.715 12.271.360 487.631
Persediaan, neto 43.369.309 49.794.723 24.661.871
Aset biologis 107.374 46.730 -
Pajak dibayar di muka - 78.310 35.202
Biaya dibayar di muka 1.252.671 832.351 394.034
Uang muka 1.868.278 1.642.329 2.594.453
Piutang derivatif 25.512 - 2.437.650
Total Aset Lancar 84.538.694 141.942.144 100.351.180
ASET TIDAK LANCAR Kas di bank yang dibatasi Penggunaannya
21.124.561 24.825.512 16.752.269
Piutang lain-lain
Pihak berelasi 29.817.021 28.329.079 26.790.053
Pihak ketiga 5.526.735 5.432.730 5.643.345
Biaya dibayar di muka 731.205 2.511.007 1.054.787
Uang muka 826.913 28.116.324 40.006.452
Piutang yang belum difakturkan - pihak
ketiga 279.829.820 56.310.017 14.221.868
Estimasi tagihan pajak 1.188.989 132.525 3.413.536
Investasi saham 62.951.275 62.951.275 -
Tanaman produktif, neto 10.671.590 11.244.209 12.562.426
Properti investasi 8.945.173 6.225.995 -
Aset tetap, neto 37.415.373 42.035.437 46.554.610
Aset eksplorasi dan evaluasi 4.846.532 4.846.532 4.846.532
Properti pertambangan, neto 63.526.809 62.852.680 65.700.296
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha - pihak ketiga 32.048.635 44.810.241
35.509.606
Utang lain-lain - pihak ketiga 1.370.335 12.685.911 1.991.801
Utang dividen 1.265.839 40.839 40.695
Beban akrual 36.839.561 22.836.355 3.849.510
Utang derivatif
Liabilitas imbalan 50.171 2.752.186
683.468
kerja jangka pendek 700.076 5.669.167 5.219.996
Utang pajak 1.485.668 8.987.514 8.111.712
Uang muka pelanggan Bagian
liabilitas jangka 243.218 1.581.969
271.998 panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun:
Utang bank 17.918.691 16.573.729 10.023.813
Sewa pembiayaan 7.522 20.857 74.987
Total Liabilitas Jangka pendek 91.929.716 115.958.768 65.777.586
Sumber : http://www.tobabara.com/id/hubungan-investor-1/laporan-tahunan/2020.
Tabel 3.2
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 (Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : http://www.tobabara.com/id/hubungan-investor-1/laporan-tahunan/2020.
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa aset (assets) perusahaan terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar perusahaan terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan neto, asset biologis, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, uang serta piutang derivatif. Sementara aset tidak lancar terdiri
EKUITAS
EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK Modal saham
Modal saham - nilai nominal Rp50 per saham
(2018: Rp200 per saham) Modal dasar -
24.000.000.000 saham (2018: 6.000.000.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh - 8.049.964.000 saham
(2018: 2.012.491.000 saham) 44.077.885 44.077.885 44.077.885
Tambahan modal disetor 130.131.454 130.131.454 130.131.454
Selisih transaksi dengan pihak
non-pengendali (89.625.730) (89.625.730) (89.625.730)
Saldo laba
Dicadangkan 2.449.030 2.071.173 1.856.787
Belum dicadangkan 120.177.212 94.300.168 55.723.043
Penghasilan komprehensif lain 2.683.630 2.195.465 3.223.819
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk, neto 209.893.481 183.150.415 145.387.258
Kepentingan non-pengendali 54.246.406 32.473.457 29.412.165
TOTAL EKUITAS 264.139.887 215.623.872 174.799.423
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 634.640.456 501.883.194 348.338.028
2019 2018 2017
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
Utang bank
240.332.549 138.464.826
88.700.620
Sewa pembiayaan - 18.012 36.749
Utang lain-lain - pihak ketiga Provisi
untuk reklamasi 2.247.375 7.521.321 6.412.238
dan penutupan tambang
Liabilitas program 7.244.699 6.087.436
5.749.253
imbalan pasti 6.402.459 5.538.539 6.071.915
Liabilitas pajak tangguhan 22.343.771 12.670.420 790.244
Total Liabilitas Jangka
Panjang 278.570.853 170.300.554 107.761.019
TOTAL LIABILITAS 370.500.569 286.259.322 173.538.605
dari kas di bank yang dibatasi penggunaanya, estimasi tagihan pajak, tanaman produktif neto, property pertambangan neto, goodwill. Dilihat dari nilai aset lancar setiap tahun perusahaan mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya, Sedangkan untuk aset tidak lancar mengalami peningkatan setiap tahun pada aset tidak lancarnya. Laporan Posisi Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk dapat dilihat total aset pada tahun 2017 sebesar 348.338.028, lalu pada tahun 2018 sebesar 501.883.194 dan pada tahun 2019 sebesar 634.640.456.
pada bagian kewajiban (Liabilities) perusahaan terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek terdiri dari utang usaha pihak ketiga, utang dividen, beban akrual, utang derivative, liabilitas imbalan, kerja jangka pendek, utang pajak, utang muka pelanggan bagian liabilitas jangka panjang yang satu tempo, utang bank, sewa pembiayaan dan untang lain-lain pihak ketiga. Sedangkan kewajiban jangka panjangnya terdiri dari utang bank, sewa pembiayaan, imbalan pasti, liabilitas pajak tangguhan, dan lain-lain. Untuk kewajiban lancar nilai nya tidak stabil. Dimana pada tahun 2018 mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2019 terjadi penurunan.
Untuk kewajiban jangka panjang nya perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Laporan Posisi Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk dapat dilihat Liabilitas pada tahun 2017 sebesar 173.538.605, lalu pada tahun 2018 sebesar 286.259.322 dan pada tahun 2019 sebesar 370.500.569.
Pada bagian modal (equity) perusahaan terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih transaksi, saldo laba dicadangkan, belum dicadangkan, penghasilan komprehensif lain, ekuitas yang dapat diatribusikan
serta kepentingan non pengendali. Untuk nilai equity perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya, Laporan Posisi Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk. Total ekuitas tahun 2017 sebesar 174.799.423, lalu pada tahun 2018 sebesar 215.623.872 dan tahun 2019 sebesar 634.640.456 serta total liabilitas dan ekuitas pada tahun 2017 sebesar 348.338.028, 2018 sebesar 501.883.194 dan tahun 2019 sebesar 634.640.456.
Tabel 3.3
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : http://www.tobabara.com/id/hubungan-investor-1/laporan-tahunan/2020
2019 2018 2017
PENDAPATAN 525.524.499 438.444.319 310.709.476
BEBAN POKOK PENDAPATAN (433.828.971) (314.348.777) (216.601.137)
LABA BRUTO 91.695.528 124.095.542 94.108.339
Beban umum dan administrasi (26.811.700) (34.661.278) (29.725.335)
Beban penjualan dan pemasaran (859.616) (1.024.058) (507.108)
Laba (rugi) selisih kurs (780.623) 1.149.537 (35.570)
Pendapatan dividen 955.800 13.411.871 -
Pendapatan lain-lain, neto 18.855.794 4.814 301.448
Beban bank (538.302) (625.849) (517.361)
LABA OPERASI 82.516.881 102.350.579 63.601.385
Pendapatan keuangan 2.491.183 4.596.371 2.125.585
Beban keuangan (22.138.896) (9.665.328) (5.531.463)
LABA SEBELUM
BEBAN PAJAK 62.869.168 97.281.622
60.195.507
BEBAN PAJAK
Beban pajak (19.123.468) (29.191.826) (18.825.616)
LABA TAHUN BERJALAN 43.745.700 68.089.796 41.369.891
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan direklasifikas ke laba rugi periode berikutnya
Pengukuran kembali liabilitas program
imbalan pasti (757.710) 1.230.656 (224.745)
Pajak penghasilan terkait pengukuran kembali
liabilitas program imbalan pasti 197.740 (271.500) 38.866
Tabel 3.4
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019
(Dalam Jutaan Rupiah)
Sumber : http://www.tobabara.com/id/hubungan-investor-1/laporan-tahunan/2020.
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat laporan laba rugi yang menunjukkan perusahaan mengalami rugi atau untung. Dari tabel tersebut terdapat pendapatan, beban, laba usaha yang rugi ataupun untung untuk setiap tahunnya selama tiga tahun berturut-turut. Sehingga dengan disajikannya laporan laba rugi perusahaan diatas perusahaan dapat melihat trend perusahaan dari tahun ke tahun apakah meningkat ataupun menurun. Pada tahun 2017 laba tahun berjalan perusahaan berada dikisaran Rp41.369.891 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 yang mengalami kenaikan sebesar Rp68.087.796. Namun pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar Rp43.745.700. Dengan ini dapat dikatakan laba tahun
2019 2018 2017
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan entitas anak (926.525) 1.283.859 (168.362)
Bagian efektif atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif – lindung
nilai arus kas 2.729.622 (4.962.424 ) 14.012.748
Pajak penghasilan terkait (566.580 1.105.055 (3.634.327)
PENGHASILAN (RUGI) 1.236.517 (2.573.510) 10.210.059
KOMPREHENSIF LAIN
TAHUN BERJALAN 676.547 (1.614.354) 10.024.180
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 44.422.247 66.475.442 51.394.071
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
26.549.065 37.785.670 21.438.589
Kepentingan non-pengendali 17.196.635 30.304.126 19.931.302
43.745.700 68.089.796 41.369.891 Total penghasilan komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk
26.743.066 37.444.150 26.235.040
Kepentingan non-pengendali 17.679.181 29.031.292 25.159.031
44.422.247 66.475.442 51.394.071 Laba per saham dasar yang dapat
diatribusikan
kepada: Pemilik entitas induk 0,0033 0,0047 0,0107
berjalan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk tidak stabil dengan mengalami naik dan turun setiap tahunnya.
Laporan Laba Rugi PT. Toba Bara Sejahtera Tbk. Total laba komprehensif tahun berjalan pada tahun 2017 berada dikisaran sebesar 51.394.071 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 yang mengalami kenaikan sebesar 66.475.442.
Namun pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan yang jauh ataupun signidikan dari dua tahun sebelumnya menjadi sebesar 44.422.247.
3.9 Analisis Rasio Keuangan PT. Toba Bara Sejahtera Tbk 1. Rasio Likuiditas
A. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2014: 119) rumus menghitung current ratio adalah sebagai berikut:
Berikut ini disajikan hasil perhitungan current ratio PT. Toba Bara Sejahtera Tbk, untuk tahun 2017 hingga 2019 yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
PT. Toba Bara Sejahtera Tbk
Perhitungan Current Ratio Tahun 2017 – 2019 (dalam juta Rp) Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
(Rasio Lancar) 2017 100.351.180 65.777.586 152.5%
2018 141.942.144 115.958.768 122.4%
2019 84.538.694 91.929.716 91.9%
Sumber: Data Diolah (2020)
Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2017, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 152.5% aktiva lancar. Pada tahun 2018, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancer dengan 122.4%
aktiva lancar. Dan Pada tahun 2019, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 91.9% aktiva lancar. Dari tahun 2017 sampai 2018 rasio perusahaan mengalami penurunan sebesar 30.1% Sedangkan pada tahun 2018 sampai 2019 rasio perubahan mengalami penurunan kembali sebesar 30.5%.
Meskipun rasio lancar perusahaan mengalami penurunanan, namun perusahaan mampu membayar hutang lancarnya dengan jaminan aktiva lancar setiap tahun.
Kasmir (2014: 134) Standar Rasio Keuangan untuk Current Ratio adalah 200%, dimana suatu perusahaan dikatakan likuid jika rasio perusahaan tersebut diatas standar tersebut. Namun dapat dilihat dari analisis diatas bahwa perusahaan hanya mampu menghasilkan 152.5% tahun 2017, 122.4% tahun 2018 dan 91.9% pada tahun 2019. Dengan kata lain PT. Toba Bara Sejahtera Tbk belum mampu memenuhi standar rasio keuangan yang ditetapkan.
B. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Menurut Kasmir (2014: 120) untuk menghitung quick ratio digunakan rumus sebagai berikut: