• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERIKSAAN DARAH RUTIN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

Oleh : Bima Kusuma Jati

G99151038

Pembimbing : drg. Shinta Kartikasari

.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA 2016

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai seorang dokter, perlu keterampilan dalam melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnosa. Pemeriksaan fisik kadang dirasa kurang mampu menegakkan diagnosa atau menyingkirkan diagnosa banding, untuk itu diperlukan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan seorang dokter adalah pemeriksaan darah (Brown, 1993).

Darah mempunyai peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan darah secara tidak langsung dapat memantau keadaan dalam tubuh. Darah merupakan suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M.

Wilson, 2005). Pemeriksaan darah yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan darah rutin dan darah lengkap.

Pemeriksaan darah rutin/hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan yang mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011).

Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan hematologi lengkap penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel yang ada di dalam darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas tubuh dan sel darah merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh (Brown, 1993, Perkins 2003; Adamson, Longo, 2005).

Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pemeriksaan darah rutin yang sering dilakukan oleh seorang dokter dalam pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosa maupun menyingkirkan diagnosa banding.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson : 2005).

Spesimen darah sering digunakan untuk pemriksaan hematologi rutin. Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, RDW, leukosit, hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011). Pada pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap) selalu menggunakan sampel darah segar.

Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk pemeriksaan darah lengkap karena secara fsik dan biologi identik dengan material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007).

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang diperlukan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah. Darah mempunyai peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan darah secara tidak langsung dapat memantau keadaan dalam tubuh. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi lengkap (Brown,1993).

Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin,

(4)

hematokrit, hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hitung jumlah trombosit dan nilai-nilai rata- rata eritrosit. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan hematologi lengkap penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel yang ada di dalam darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas tubuh dan sel darah merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh (Brown, 1993, Perkins 2003; Adamson, Longo, 2005).

Pemeriksaan darah hematologi lengkap (biasanya dirujuk sebagai hitung darah lengkap), mencakup indeks sel darah merah, hitung leukosit dan jenis hitung trombosit, pemeriksaan apus darah, dan Laju Endap Darah (LED) (Niki Diagnostic center, 2013). Hasil normal lengkap pada pemeriksaan darah lengkap dan profil biokimia, menunjukkan tampaknya tidak ada penyakit infeksi atau peradangan. Adanya penyakit keganasan yang samar-samar, yang menyebabkan gejala sistemik, hampir selalu menghasilkan perubahan hematologi reaktif.

Seiring dengan kemajuan teknologi, alat-alat yang dipakai dalam pemeriksaan hematologi juga semakin berkembang.

Para peneliti mengembangkan alat untuk menganalisa populasi sel darah secara otomatik. Alat ini dapat digunakan untuk pemeriksaan hitung eritrosit, hitung leukosit, Hb, Ht, platelet dan nilai-nilai rata- rata eritrosit. Metode yang banyak dipakai pada alat-alat untuk pemeriksaan hematologi adalah metode flow cytometri (Kearns & LaMonica, 2001; Koeswardani dkk., 2001).

Pemeriksaan hematologi dengan metode flow cytometri

(5)

sekarang sudah popular dilakukan. Metode flow cytometri memiliki prosedur yang relatif mudah dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Namun, menurut Perkins metode ini mempunyai tingkat false positive yang cukup tinggi, yaitu 10-25%.

Pemeriksaan hematologi lain yang cukup sering dilakukan adalah pembuatan Sediaan Apus Darah Tepi (SADT). SADT atau blood smear adalah salah satu pemeriksaan untuk mengetahui keadaan populasi sel-sel darah atau kelainan darah lainnya. Pada SADT dapat diketahui morfologi sel-sel darah yaitu ukuran, bentuk, kesan jumlah, apakah ada sel-sel muda dan sebagainya. SADT dapat digunakan sebagai kontrol terhadap pemeriksaan hematologi lain seperti nilai rata-rata eritrosit, Hb, dan lain-lain (Kearns & LaMonica, 2001; Wyrick-Glatzel, Hughes, 2001)

B. Pemeriksaan Darah Rutin 1. Hemoglobin

a. Definisi hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini

(6)

kemudian dipisahkan zat lain dengan menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin.

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.

b. Fungsi hemoglobin

Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :

1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.

2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan baku.

3) Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.

Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen.

Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah.

Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan anemia sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida kedalam dan keluar sel darah merah berdasarkan kadar O2

dalam plasma (untuk tiap klorida yang masuk kedalam sel darah merah, dikeluarkan satu anion HCO3).

Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan

(7)

darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal (Kresno, 1988).

c. Jenis - jenis hemoglobin (Hb)

Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang dipelajari secara mendalam dengan bantuan elektrokoresis. Hb diberi nama dengan simbol alfabeta misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya (Joice, 2008).

Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat ditemukan jenis Hb atau orang yang menemukannya, misalnya ; Hb New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower, dan lain-lain. Hb A (Adult Dewasa) mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan intrauterine janin, pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai β. Hb F (Foetus janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah tinggal sedikit, diganti oleh Hb A. Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F ini mudah dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai T.

d. Sintesis hemoglobin

Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus, yaitu hemoglobin dan setiap hemoglobin dewasa normal (Hb A) terdiri atas empat rantai polipeptida α2 β2, masing-masing dengan gugus

(8)

haemnya sendiri. Berat molekul Hb A adalah 68.000 darah dewasa normal juga berisi jumlah kecil dua hemoglobin lain, Hb F dan Hb A2 yang juga mengandung rantai y dan rantai s masing-masing sebagai pengganti β. 65% hemoglobin disintesis dalam eritroblas dan tiga puluh lima persen hemoglobin disintesis pada stadium retikulosit.

Sintesis haem, terjadi banyak dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil. Koenzim A dibawah aksi enzim kunci data-amino laevulinic acid (Ala) sintase yang membatasi kecepatan. Pridoksal fosfat (Vitamin B) adalah koenzim untuk reaksi ini yang diransang oleh eritro protein dan dihambat oleh hacm. Akhirnya protoporfrin bergabung dengan besi untuk membentuk hacm yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetramer empat rantai globin dengan masing-masing gugus hacmnya sendiri terbentuk dalam “kantong” untuk membangun molekul hemoglobin.

(Hoffbrand, 2005)

e. Struktur hemoglobin

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifn yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen

(9)

(dalam vena) berwarna merah tua. Porifn yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari.

Setiap molekul hemoglobin memiliki 4 gugus hem identik yang melekat pada 4 rantai globin. Keempat rantai globin itu merupakan rantai polipeptida yang terdiri atas dua buah rantai alfa (α) dan dua buah rantai beta (β). Selain itu, hemoglobin uga memiliki 4 molekul nitrogen protoporphyrin IX, dan 4 atom besi dalam bentuk ferro (Fe2+) yang berpasangan dengan protoporphyrin IX untuk membentuk 4 molekul hem.

Hem disintesis di mitokondria eritrosit. Hem terdiri dari 4 struktur 4-karbon berbentuk cincin simetris yang disebut cincin pirol, yang membentuk satu molekul porfrin.

Gugus karbon tersebut berasal dari asam amino glisin dan suknisil koenzim A. perbentuka hem teradi secara bertahap, dimulai dari pembentukan kerangka porfrin, disusul dengan insersi atau pelekatan besi (Fe) ke masing-masing gugus hem. Ugus hem selanutnya akan melekat ke gugus globin, penggabungan ini teradi di sitoplasma eritrosit.

Pembentuka hemoglobin memerlukan bahan-bahan penting, yaitu besi (Fe), vitamin B12 (siano-kobalamin), dan asam folat (asa pteroilglutamat).

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing- masing dua sub unit mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000

(10)

Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memilki kapasitas empat molekul oksigen.

(Hariono, 2006 )

Gambar 2.1, Struktur Hemoglobin (Sumber : Hoffbrand, 1995)

f. Pemeriksaan Hemoglobin

Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam cara dan yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrit dan kolorimetrik visual.

1) Cara sahli

Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu. Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih normal, pada pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%, kelemahan cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain itu

Referensi

Dokumen terkait

Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Unit Layanan PengadaanKabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan. UNIT

Maka masalah yang dihadapi adalah bagaimana menganalisis data mahasiswa periode 2014/2015 di Universitas Siliwangi untuk menentukan pengelompokan UKT dengan menggunakan

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian

memberikan informasi dalam perencanaan program pemuliaan, terutama untuk pembentukan segregasi baru, varietas hibrida, dan sintetik unggul baru atau dapat digunakan oleh pemulia

Berikut ini adalah nama - nama industri kimia , produk yang diproduksi , alamat dan no telp. perusahaan industri kimia yang ada di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi yang mau

Penciptaan karya ornamen Bada Mudiak di Minangkabau merupakan ekspresi dari hasil interpretasi yang berasal dari pengamatan masyarakat terhadap alam lingkungannya

erbatasan dalam penelitian ini. Beberapa keterbatasan penelitian ini, yaitu: 1) Dari kuesioner yang telah disebar, terdapat beberapa kuesioner yang kembali tanpa