• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi menyatakan bahwa Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan.

Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial, industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai.(Dewantoro, 2014). Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan sampah yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan di PT. Sanbe Farma Unit II adalah sampah yang berasal dari kegiatan produksi dan juga sampah yang berasal dari kegiatan perkantoran di industri tersebut. Sampah yang berasal dari kegiatan perkantoran adalah kertas yang sudah tidak terpakai, sampah tersebut bernilai ekonomis dan dijual ke pihak ketiga, sedangkan untuk sampah dari kegiatan produksi antara lain yaitu botol pecah, tutup botol yang terbuat dari logam kemasan obat yang terbauat dari alumunium dan kemasan obat dari kardus. Untuk sampah kemasan obat dari kardus dijual ke pihak ketiga, sedangkan untuk sampah kemasan obat yang terbuat dari alumunium, tutup botol yang terbuat dari logam dan pecahan kaca dibuang langsung ke TPA. Untuk sampah tutup botol yang terbuat dari logam rata-rata dihasilkan 3,03625 kg setiap harinya,

(2)

sampah logam tersebut berasal dari proses produksi pembuatan antibiotik cair yang dikemas dalam botol. Sebelum obat tersebut dikemas di dalam botol dilakukan terlebih dahulu pemilihan botol dan tutup botol yang memenuhi syarat untuk kemasan obat tersebut, untuk tutup botol dan botol yang tidak memenuhi syarat kemasan dikumpulkan dan disimpan di TPS limbah domestik yang ada di PT. Sanbe Farma Unit II sebelum dibuang langsung ke TPA tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol, mempunyai titik cair dan titik beku 650oC. Selain sifat-sifat tersebut aluminium mempunyai sifat-sifat yang sangat baik dan bila dipadu dengan logam lain bisa mendapatkan sifat-sifat yang tidak bisa ditemui pada logam lain. Adapun sifat-sifat dari aluminium antara lain ringan, tahan korosi, penghantar panas dan listrik yang baik. Sifat tahan korosi pada aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan oksida aluminium pada permukaaan aluminium.

Daur ulang melibatkan proses pencairan aluminium. Proses peleburan alumunium mengalami proses oksidasi dikarenakan kontak dengan udara selama berlangsungnya proses pelelehan, maka reaksi yang terjadi menjadi oksida aluminium (Al2O3). (Dewi dalam Puspitasari, 2008)

Pencemaran logam berat di Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, baik pada manusia, hewan, dan tanaman, maupun lingkungan. (Juwita, 2013)

(3)

Menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2008 pasal 4 Tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, sehingga sampah yang di hasilkan harus dikelola sedemikian rupa sebelum dibuang ke TPA dengan aman. Adapun upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara industri menerapkan metode produksi bersih atau clean production yaitu pendekatan dengan menggunakan 7R yaitu Refine, Re-think, Reuse, Reduse, Recycle, Reclaim/Recovery, Retrieve to energy. (Dhari, 2015)

Proses daur ulang atau Recycle dapat dilakukan pada benda-benda logam. Logam tersebut dipanaskan hingga berubah bentuk dari padat menjadi cair, kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan. Logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya dan hasil dari pendaur ulangan tersebut dapat bernilai ekonomis. (Fadhilah, 2011)

Menurut Mirawaty dalam kelarutan bahan aluminium pada proses dekontaminasi kimia menggunakan larutan asam dan basa menyatakan bahwa Asam klorida adalah asam kuat dan merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida, asam klorida juga sulit mengalami reaksi redoks dan merupakan reagen pengasam yang sangat baik karena pada konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan konsentrasinya tetap stabil.

Pada konsentrasi pekat asam klorida dapat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen.

Pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Mirawaty mengenai Kelarutan Bahan Aluminium Pada Proses Dekontaminasi

(4)

Kimia Menggunakan Larutan Asam dan Basa, katalis yang digunakan dalam penelitian tersebut antara lain adalah NaOH, HNO3 dan CH3COOH dengan masing-masing konsentrasi 1%, 2% dan 3% pada penelitian tersebut katalis yang paling efektif adalah HNO3 dengan konsentrasi 2% dengan waktu 90 menit karena proses tersebut tidak melalui pembakaran hanya perendaman langsung alumunium, sehingga logam alumunium tersebut dapat terkikis atau dapat larut dalam waktu 90 menit. Sedangkan penelitian yang dilakukan ini melalui proses peleburan, penggunaan HCl disini sebagai katalisator untuk mempercepat naiknya suhu agar alumunium yang dibakar dapat dengan cepat melebur. Penggunaan HNO3 dan HCl memiliki sifat yang mirip yaitu keduannya dapat melarutkan logam dan keduanya pun merupakan mudah terbakar, dapat dibakar atau membakar bahan lain. Oleh karena itu, dipilihlah Asam Klorida (HCl) sebagai katalisator dalam penelitian yang dilakukan ini.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan konsentrasi asam klorida (HCl) pada proses peleburan terhadap penurunan timbulan sampah logam yang dihasilkan dari proses produksi di PT.

Sanbe Farma Unit II berupa tutup botol yang terbuat dari bahan alumunium. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis katalisator dan variasi konsentrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatasi maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Perbedaan Konsentrasi Asam Klorida Pada Proses Peleburan Terhadap Penurunan Timbulan Sampah Logam di PT. Sanbe Farma Unit II ?”

(5)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan konsentrasi asam klorida pada proses peleburan terhadap penurunan timbulan sampah logam di PT. Sanbe Farma Unit II

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui penurunan timbulan sampah logam yang ada di PT. Sanbe Farma Unit II

1.3.2.2 Untuk mengetahui waktu peleburan yang efektif untuk meleburkan logam.

1.3.2.3 Untuk mengetahui konsentrasi asam klorida yang efektif untuk meleburkan logam.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah konsentrasi asam klorida yang digunakan sebagai katalisator peleburan logam. Penelitian ini dilakukan di Industri Sanbe Farma di jalan Leuwigajah No. 162 – Cimahi dilaksankan pada bulan Maret 2017 - Juni 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menambah wawasan tentang pengelolaan sampah khususnya sampah yang mengandung logam dan dapat mengaplikasikan pembelajaran mata kuliah Penyehatan Sampah dan Pengelolaan Sampah.

1.4.2 Manfaat bagi industri yaitu mengetahui penanganan sampah yang mengandung logam.

(6)

1.4.3 Manfaat bagi Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Kesehatan Lingkungan dapat menjadi pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan lingkungan khususnya Pengelolaan Sampah tentang penggunaan larutan kimia sebagai katalisator peleburan logam.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamalan akaun di Perbankan konvensional amat berbeza, yang mana ia tidak terikat dengan konsep Shariah, lalu mereka pasti akan menumpukan pelaburan di dalam

Terdapat korelasi positif namun tidak bermakna antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dengan derajat nyeri sendi pada osteoartritis lutut.. Adanya kecenderungan

Bagi Subjek penelitian, diharapkan bagi subjek yang kurang dalam hal kontrol diri agar dapat lebih mampu mengontrol diri sendiri untuk mampu mengurangi tingkat

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PEMBERONTAKAN

Informasi yang dikumpulkan berupa materi yang diperukan dalam pengembangan produk; (3)Desain Produk, setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah membuat

- Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya. - Melakukan supervisi perawat pelaksana. - Kolaborasi dengan dokter atau

Pengawasan (controlling) dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan kerja sama antara guru, kepala sekolah, konselor, supervisor, dan petugas sekolah

Mengingat pentingnya akan pertumbuhan kerohanian dalam kehidupan pribadi dan pelayanan, GKI Bungur mengundang seluruh aktivis dan jemaat untuk hadir dalam