• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHADIJAH BINTI KHUWALID SOSOK WANITA TERAGUNG SE-JAGAT RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KHADIJAH BINTI KHUWALID SOSOK WANITA TERAGUNG SE-JAGAT RAYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KHADIJAH BINTI KHUWALID SOSOK WANITA TERAGUNG SE-JAGAT RAYA

Agung Ibrahim Setiawan

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Agungibrahims@gmail.com

ABSTRACT

Khadijah was the first woman married by the Prophet Muhammad Saw. Khadi- jah is a very noble woman of his position in the historical development of Muslim civilization. Is a figure of women who are tough, persistent, have high morale, in- sight, and very religious.Thefigure of Khadijah who loves her husband with all her feelings. Everytime always provide every means that can give peace and plea- sure to her husband. The figure of a wife who is willing to sacrifice anything even property, emotions, feelings, to the husband.His generosity is actually seen from his way of life since the beginning long before he married the Prophet's marriage.

Khadijah is a woman who chooses a simple life amid rich family wealth. Khadijah is an ideal woman example not only as a wife but also as a mother, and also a ca- reer woman.

Keywords: Khadijah, Figure, Great Women PENDAHULUAN

Islam sebagai agama yang sempurna sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan. Jauh sebelum munculnya isu tentang kesamaan gender dan hak-hak perempuan,Islam telah lebih dulu memposisikan kedudukan seo- rang perempuan pada kedudukan yang mulia. Dalam peradaban Yunani, Ro- mawi, India, Yahudi, dan Arab Jahiliah, perempuan dipandang hanya sebagai bakteri yang tidak layak untuk sekedar hidup. Bahkan dalam peradaban barat modern sekalipun, kaum perempuan hanya dijadikan sebagai komoditas dan ti- dak sedikit dijadikan sebagai pelampiasan nafsu semata.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab Jahiliah dalam keadaan rusak di- mana hati manusia telah membuta, jiwanya merana, penyembah patung-patung dan berhala,serta Rasulullah sendiri telah menyaksikan manusia merendahkan martabat kemanusiaannya, melihat manusia menggemari minuman keras dalam batas kewajaran, hingga menyaksikan adat kebiasaan buruk, kebodohan, kenis- taan merata, sehingga manusia benar-benar butuh penolong untuk keluar dari

(2)

kesengsaraan, penderitaan, dan penindasan pada saat itu.1Islam hadir untuk mengangkat kedudukan masyarakat yang hina pada jaman Jahiliyah menjadi mulia dan terhormat. Perjuangan Nabi dalam menjalankan dakwah tidak me- nemui jalan yang mulus, banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi oleh beliau dalam proses tersebut. Pada saat setelah datangnya Islam,masing-masing khabi- lah sedang berkonflik.Dengan kedatangan Rasulullahmampu menyatukan me- reka dan menjadikan mereka umat yang besar.Meskipun mendapat tantangan, ancaman bahkan siksaan yang sangat keji dari orang-orang Quraisy, menyebab- kan mereka sangat menderita.Apapun dilakukan oleh kaum Quraisy untuk memperingatkan, menganiaya bahkan menyiksa Rasul beserta kaum pengikut- nya.

Pada saat seperti inilah munculah seorang wanita yang agung sejagat raya yang sangat berjasa dalam proses penyiaran agama Islam dan ikut berkontribusi dalam membantu Nabi Muhammad Saw dalam menjalankan misi dakwahnya.

Wanita pilihan yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam kadarnya, bahwa wanita akan menjadi pendamping seorang utusan Allah SWT, yang nantinya akan memperbalki akhlak kaumnya dan mengangkat derajat kaumnyayang terjeru- mus dalam kesesatan. Wanita pertama yang masuk Islam, orang pertama yang shalat bersama rasul, wanita pertama yang mendapatkan jaminan masuk surga, sosok wanita yang berpikiran matang, cerdas, pandai menjaga kesuciannya, dan terpandang.Dia adalah wanita paling agung sejagat raya dan sekaligus istri manu- sia paling agung sepanjang zaman.Sosok wanita hebat tersebut adalah Khadijah istri pertama Nabi Saw.

Biografi Khadijah Binti Khuwalid

Khadijahmerupakan wanita yang sangat mulia kedudukannya dalam per- kembangan sejarah peradaban umat muslim. Dia adalah Ummu Al-Qasim binti Khuwailid bin Asad Bin Abdul „Uzza Bin Qushai Bin Kilad. Khadijah berasal dari keturunan Quraisy dari keluarga Bani Asad.Lahir di Mekkah pada tahun 556 M sekitar 15 tahun sebelum tahun Gajah dan meninggal dunia pada tahun 619 M atau tahun ketiga sebelum hijrah dan dimakamkan di Al-Hayun, beliau menda- patkan gelar At-Thohiroh yang artinya perempuan yang suci dan bersih. Az- Zubair bin Bakkar berkata, “Pada masa Jahiliah, Khadijah dijuluki At- Thohiroh” (wanita suci).Ibunya bernama Fatimah binti Za‟idah Al-Amiriyah,

1Abu Laila dan M. Tahrir, Keagungan Muhammad Rasulullah, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1989), 32.

(3)

masing-masing ayahhanda dan ibunya merupakan keturunan Quraisy.

Pada tahun 575 ditinggalkan oleh ibunya dan menyusul sepuluh tahun ke- mudian oleh ayahnya, menyusul Khadijah dan saudara-saudaranya mewarisi ke- kayaan keluarga.2Khadijah memiliki saudara sepupu yang bernama Waraqah bin Naufal. Beliau merupakan salah satu dari hanif di Mekkah.Ia adalah kerabat dan keluarga Khadijah yang tertua.Iabesar di lingkungan keluarga yang mulia sehing- ga beliau tumbuh menjadi seorang perempuan yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang lu- hur.Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.Di antara keutaman-keutamaan Khadijah yaitumerupakan istri pertama Rasululla- hyang selalu setia mendampingi rasul dalam keadaan suka maupun duka, Khadi- jahjuga merupakan perempuan yang mampu memberikan keturunan kepada beliau.

Nabi Muhammad Saw tidak menikah dengan wanita lain selama Khadijahmasih hidup dan tidak pula memiliki budak wanita hingga Khadijah meninggal dunia. Beliau sangat merasa kehilangan saat kepergian Khadijah dari sisinya, karena dia merupakan pendamping hidup yang baik dimata ra- sul.Khadijahrela mengorbankan hartanya untuk kepentingan beliau, sementara beliau sendiri mengambil alih perniagaannya.Khadijahpernah beberapa kali me- lakukan pernikahan. Suami pertamanya Abu Halah bin Zurarah At-Tamimi.

Setelah meninggal, ia menikah lagi dengan Atiq bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Kemudian menikah lagi dengan Nabi Sawyang kala itu berusia 25 tahun, sedangkanusia Khadijahberusia 40 tahun, lebih tua 15 tahun dari Na- bi.3Khadijahmerupakan manusia pertama yang memeluk agama Islam, sebelum dia tidak seorangpun laki-laki maupun perempuan yang meyakini Islam dan Na- bi Muhammad Saw.

Keistimewaan Khadijah sebagai Istri Nabi

Khadijahadalah sosok perempuan yang tangguh, gigih, memiliki semangat juang tinggi, berwawasan luas, dan sangat religius, beliau juga merupakan orang yang bersih dan suci.Kemulian seorang perempuan tidak hanya dilihat dari fisik- nya saja namun juga kebijksanaan dan kejujuranya.Sosok Khadijah merupakan

2 Rashid Ahmad Chaudhry, Hazrat Sayyedah Khadijah, (Islamabad:Islam International Publication Ltd, 2009), 3-4

3Siyar A’laam An-Nubalaa’, Imam Adz-Dzahabi, Vol. 2, 109-111, dengan sedikit peru- bahan redaksi.

(4)

perempuan yang menggambarkan sosok perempuan yang anggun, lemah lem- buh, namun tetap mandiri serta bijaksana. Bukti kebijaksanaan, kepintaran dan kecerdikan Khadijah ketika menjatuhkan pilihanya kepada Nabi saw. Sebagai pendamping hidupnya pada saat itu, Nabi Saw hanyalah laki-laki miskin semen- tara dirinya adalah janda kaya dan memiliki kedudukan sosial yang tinggi.

Banyak laki-laki yang ingin menjadikan Khadijah sebagai seorang istri, na- mun ditolak oleh beliau.Hal ini disebabkan karena kebanyakan dari mereka mempunyai motif yang negatif yaitu bertujuan ingin menguasai harta benda mi- lik Khadijah sebagaimana yang telah telah kita ketahui ia hidup dengan ke- kayaan yang melimpah, dengan mengenakan pakaian pilihan dan perabotan mewah.4Dan harta tersebut dia kelola dan diurus sendiri bersama ayahnya dan beberapa orang sanak familinya yang dapat dipercaya.Penolakan tersebut juga- berdasarkan kebijaksanaan dan kematangan pikirannya bahwa kesempurnaan jati diri seoarang laki-laki lebih kepada kemuliaan hati dan kebaikan sifatnya.

Sesungguhnya Khadijah ingin mencari kepuasan dan kekayaan dalam ben- tuk lain. Yaknikepuasan jiwa, kekayaan hati, dan kemuliaan akhlak, semua itu tidak mungkin dimiliki secara sempurna oleh seseorang selain Nabi Muhammad Saw.5Pada dasarnya Khadijah memilih Nabi Muhammad Saw bukan dengan perasaan hawa nafsu melainkan memilih dengan hati dan dengan perasaan yang mendapatkan ilham. Sebenarnya ia memilih untuk keabadian rumah tangganya.

Dengan usianya yang sudah mencapai 40 tahun Khadijah telah mencapai kema- tangan secara emosional.Dia bukan lagi seorang gadis yang emosional dan bukan pula orang tua yang renta yang sudah tidak mampu berpikir sehat. Dipihak lain, Nabi Muhammad Saw tidak akan menerima tawaran Khadijah walaupun sean- dainya dia adalah wanita paling kaya di dunia, jika saja beliau tidak melihat wani- ta tersebut memiliki pemikiran matang dan bijaksana. Ia juga mendengar kesak- sian dari kaumnya bahwa Khadijah wanita yang mulia, pandai menjaga kehor- matan diri, suci, dan dari garis keturunan yang terpandang.

Berdasarkan faktor-faktor itulah, cinta Khadijah dan Muhammad bersatu dan berakhir di pelaminan.6Nabi Muhammad Saw tidak pernah meleset ketika menebak kepribadian seorang Khadijah. Beliau menjadi sosok istri yang ideal dan pendukung yang setia.Kematangan secara sikapdan perilaku menjadi kunci uta-

4H. Ruslan Depag RI, Op.Cit,4.

5 Muhil Dhofir Lc, 35 Sirah Shahabiyah, (Jakarta Timur: Al-Itsihom Cahaya Utama, 2009),24-25.

6Ibid

(5)

ma yang mendorong Khadijah beriman kepada risalah Nabi Muhammad Saw.Dan menjadi pengikut dalam praktek keimanan dan ketaatan dalam ajaran Islam.

Pada suatu ketika, Rasullulah kembali ke rumah setelah medapatkan wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril tentang cara melaksanakan sha- lat.Baginda Nabi Saw amat terguncang setelah menerima wahyu pertama itu, namun dengan cekatan Khadijah memapah, menyelimuti dan menenangkan goncangan psikologis Nabi Muhammad Saw.Ia merasa amat yakin, apa yang menimpa suaminya adalah bagian dari amanat Allah SWT. Rasul menceritakan pertemuannya dengan Jibril. Kemudian Khadijah berkata “Tunjukan kepadaku apan yang ditunjukkan Jibril kepadamu”. Saat itu juga, Rasul memperagakan dan mengajarkan cara shalat kepadanya. Khadijahpun mengikuti gerakan terse- but dan shalat bersama.Kemudian setelah selesai Khadijah seraya berkata “Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah”.7

Sosok Khadijah yang sangat mencintai suaminya dengan segenap pera- saan.Cinta kepada suami yang mulia dan mencerminkan setiap akhlak yang mu- lia. Membina rumah tangga sekian lama membuat Khadijah tahu betul bagai- mana cara memanjakan Nabi Saw. Beliau setiap saat selalu menyediakan setiap sarana yang dapat memberi ketenangan dan kesenangan kepada suaminya. So- sok istri yang rela mengorbankan apapun bahkan harta, emosi, perasaan, kepada sang suami. Khadijah juga berusaha menyukai orang-orang yang menyukai sua- minya.Ia sangat menghormati orang-orang yang suka kepada Muhammad, se- hingga membuat hati suaminya sangat bahagia dan senang.8

Imam Ibnu Katsir rahimatullulah, menyebutkan beberapa keistimewaan Khadijah.“Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi Muham- mad saw dan menurut pendapat yang shahih, Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepadanya”.9

Hal-hal yang lain yang merupakan keistimewaan Khadijah sebagai orang pertama yang mengalami dan melakukannya antara lain:

1. Orang pertama yang shalat bersama Nabi Saw.

2. Wanita pertama yang memberi keturunan pada Nabi Saw.

3. Wanita pertama, diantara istri-istri Nabi Saw yang mendapat berita dijamin

7Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab Al-Ishaabah, Vol. 4, 274. Dikutipdari buku Rijaal wa Nisaa’ Haula Ar-Rasuul, karya Dr. Abdul Hamid Hindawi.

8Nisaa’ Ahlil Bait, 30-31, dengan perubahan redaksi.

9Al-Fushuul, hlm. 234.

(6)

masuk kedalam surge.

4. Orang pertama yang menerima ucapan salam dari Allah SWT.

5. Wanita pertama yang masuk kategori shiddiq. 6. Istri Nabi Saw yang pertama meninggal dunia.

7. Orang pertama yang kuburannya dipersiapkan oleh Nabi Saw.

Imam Az-Zuhri rahimatullulah berkata, “Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Allah. Ketika Rasullulah menerima risalah dari Allah dan sedang berjalan menuju rumahnya, setiap pohon dan batu yang dilaluinya men- gucapkan salam kepadanya. Setelah sampai dan bertemu Khadijah, beliau berka- ta „apa pendapatmu tentang mimpi yang pernah kuceritakan kepada- mu.Sesungguhnya, yang datang dalam mimpi yang pernah kuceritakan kepada- mu itu adalah Jibril.Ia telah telah menampakan dirinya kepadaku.‟Rasul mence- ritakan tentang wahyu yang diturunkan kepadanya.Kemudian, Khadijah berka- ta, „Berbahagialah, demi Allah, Allah tidak mungkin memperlakukanmu dengan buruk.Dia hanya mengiginkan kebaikan untukmu. Terimalah apa yang disam- paikan oleh Allah kepadamu. Sesungguhnya itu adalah kebenaran”.10

Sosok Istri Setia Selalu Bersama Nabi Muhammad

Kesetian Khadijah sebagai seorang istri yang mendampingi Rasul baik da- lam suka maupun duka, selalu ada dalam dekapan Nabi ketika beliau merasa sedih, dan selalu menjadi yang terdepan dikala Rasul dalam kedaaan susah. Kha- dijah mendampingi sang suami hampir seperempat abad. Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah, Siti Khadijah begitu setia menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka.Setiap kali suaminya ke Gua Hira, ia pasti menyiapkan semua bekal dan keperluannya. Seandainya Rasulullah agak lama tidak pulang, ia akan datang menengok untuk memastikan keselamatan sang suami. Sekiranya Rasulullah khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga suaminyapulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam kea- daan gelisah, sekuat diri ia menenteramkan dan menghiburkan hati suaminya sampai-sampai diliputi ketenangan.

Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama.Khadijah tampil men- dampingi Rasulullah dengan penuh kasih sayang, cinta, dan kelembu- tan.Wajahnya senantiasa membiaskan keceriaan, dan bibirnya meluncur kata- kata jujur.Setiap kegundahan yang Rasulullah lontarkan atas perlakuan orang- orang Quraisy selalu didengarkan oleh Khadijah dengan penuh perhatian untuk

10 Taarikhul Islam, Adz-Dzahabi,Vol. 1 hlm. 128.

(7)

kemudian dia memotivasi dan menguatkan hati Nabi Muhammad Saw. Bersa- ma Rasulullah, Khadijah turut menanggung kesulitan dan kesedihan, sehingga tidak jarang dia harus mengendapkan perasaan agar tidak terekspresikan pada muka dan mengganggu perasaan suaminya. Yang keluar adalah tutur kata yang lemah lembut sebagai penyejuk dan penawar hati.Khadijah adalah tempat ber- lindung bagi Rasulullah. Dari Khadijah, beliau memperoleh keteduhan hati dan keceriaan wajah istrinya yang senantiasa menambah semangat dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarluaskan agama Allah ke seluruh penjuru.11Malah dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah Saw, Siti Khadijah dipastikan selalu ada bersama dan membantu baginda dari mulai hal kecil seperti menye- diakan air untuk mengambil wudu.Kecintaan Khadijah bukanlah sekadar kecin- taan kepada suami, sebaliknya yang jelas adalah berlandaskan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah.Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keridlaan Allah.

Khadijah selalu menyertai Nabi dalam melaksanakan shalat yang dite- tapkan saat itu, yakni shalat dua rakaat di waktu pagi dan dua rakaat di waktu malam. Saat itu, shalat lima waktu belum diwajibkan karena kewajibannya dite- tapkan pada saat malam peristiwa Isra dan Mi‟raj. Khadijah hanya melaksanakan shalat dua rakaat, karena sampai ia meninggal, shalat-shalat lima waktu dan ke- tentuannya belum diwahyukan. Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang perihal Khadijah yang meninggal sebelum ditetapkan sekian banyak kewajiban dan hukum agama. Rasulullah menjawab “Aku sedang melihatnya sedang berada ditepi salah satu sungai surga.Tepatnya di dalam se- buah rumah yang terbuat dari bamboo (mutiara) yang tidak berisik dan tidak melelahkan”.Rasulullah Saw pula ditanya tentang nasib Abu Thalib, apakah Ra- sulullah dapat membalas kebaikannya?Belum menjawab,“Aku mengeluarkan- nya dari dalam kerak neraka hingga berada di permukaan”.12

Alif Al-Kindi menjelaskan, “Sejak dulu aku bersahabat dengan Abbas bin Abdul Muththalib. Abbas sering datang ke Yaman untuk membeli minyak wan- gi dan menjualnya pada saat musim haji.Ketika aku dan Abbas berada di Mina, kemudian datang seorang laki-laki yang sudah berusia matang.Ia berwudhu den-

11 http:/Sirah Khadijah binti Khuwaild _ ArtikelMuslimah.com.html di akses pada tanggal 22/03/18

12Al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa’id, No. 15274.Hadist ini diri- wayatkan oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Kabiir secara ringkas. Para pera- wi dalam kedua riwayatnya tersebut adalah para perawi kitab Ash-Shahiih, selain Mujalid bin Sa’id.

(8)

gan sempurna lalu shalat. Selain laki-laki tersebut, ada seorang wanita yang lang- sung ikut berwudhu dan shalat.Kemudian, datang seoarang anak-anak yang su- dah baligh.Ia wudhu lalu berdiri disamping laki-laki tersebut dan shalat dengan- nya. Aku bertanya kepada Abbas,‟Wahai Abbas, agama apa ini?‟ Abbas menja- wab, „Itu adalah agama Muhammad bin Abdullah, keponakanku. Ia mengaku telah diutus oleh Allah sebagai rasul. Sedangkan anak kecil itu adalah kepona- kanku juga, namanya Ali bin Abu Thalib. Ia mengikuti agama Muhammad. Dan wanita itu adalah istri Muhammad, namanya Khadijah.Ia juga mengikuti agama suaminya”.13Perkataan Alif Al-Kindi membuktikan bahwa beliau adalah sosok istri yang setia menemani kemanapun rasul pergi.

Khadijah Sosok Wanita Karir yang Dermawan

Diantara sederetan nama pengusaha muslimah, Khadijah adalah salah satu contoh pengusaha sukses dalam masanya. Jauh sebelum hadirnya para pengusa- ha sukses saat ini, nama Khadijah sudah terukir dalam sejarah sebagai enterpre- neur wanita yang memiliki banyak aset dan perusahaan. Kesuksesan seorang Khadijah tidak hanya dilihat dari materi yang dikumpulkan, lebih dari itu beliau adalah gambaran makna kesuksesan yang sebenarnya.Terlahir dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan mendapatkan warisan dari mantan suami tidak membuat Khadijah duduk santai dan berfoya-foya menikmati kemewahan seba- liknya malah Khadijah sangat ulet dalam mengelola usaha yang diwariskan oleh keluarga dan mantan suaminya dikarenakan itu merupakan sebuah amanah yang harus selalu dijaga dan dipelihara.

Cerita kesuksesan seorang Khadijah dalam berbisnis memang sangat mena- rik. Bayangkan saja, ia berhasil mengelola perusahaan dengan tangannya sendiri bahkan mempekerjakan para lelaki dengan profesiaonal. Khadijah merupakan orang yang konsisten dalam menjalankan aktivitasnya, bisnis Khadijah tidak ser- ta merta sukses begitu saja butuh kerja keras, ketekunan dan kejujuran dalam menjalankannya. Sejak ia menikah dengan suami pertama, kedua, kemudian bercerai, hingga menikah lagi dengan Rasulullah. Motivasinya begitu tinggi hing- ga ia mampu merintis usaha dan meraih kesuksesan.14

Salah satu kunci sukses seorang Khadijah yaitu kedemawanannya. Keder- mawanan beliau sebenarnya terlihat dari cara hidupnya sejak awal jauh sebelum ia menikah dengan menikah Nabi Saw. Khadijah adalah wanita yang memilih

13 ‘Uyuunul Atsar, Vol.1,116 dan As-Sirah Al-Halabiyah, Vol. 1, 436.

14Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad Saw, (Bandung: Mizan. 2008), 35.

(9)

hidup sederhana ditengah kekayaan keluarga yang melimpah. Mungkin karena itu pula Khadijah mendapatkan gelar kebanggaan sebagai wanita suci di antara wanita-wanita Jahiliyah lain. Setelah menikah dengan Nabi Saw., Khadijah pun menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dakwah Nabi.Potret keder- mawanannya semakin terlihat ketika menjalani kehidupan rumah tangga. Selain mengasuh Ali bin Abu Thalib, keponakan Nabi yang sengaja beliau ambil dari pamannya, Khadijah juga pernah mengasuh Zubair ibn Al-Awwam yang diting- gal mati oleh ayahnya dan mengasuh Zaid ibn Haristah yang menjadi anak ang- kat Rasullullah.15

Pada saat suaminya memutuskan untuk mengasuh Ali bin Abu Thalib, Khadijah menerimanya dengan hati yang lapang dan penuh kasih sayang, se- hingga Ali merasa seolah-olah diasuh oleh Ibu kaandungnya sendiri karena Kha- dijah memperlakukan Ali bin Abu Thalib sama seperti anak kandungnya sendiri.

Begitupun ketika Khadijah merasa suaminya menyukai Zain bin Haritsah, maka ia segera menghibahkan Zaid kepadanya. Sikap seperti ini membuat beliau me- miliki kedudukan tinggi di hati Rasullulah.Khadijah melihat kecintaan Zaid ke- pada Nabi Saw tidak dapat diukur oleh dunia dan seisinya.

KESIMPULAN

Khadijah adalah contoh wanita yang ideal tidak hanya sebagai seorang istri namun juga sebagai seorang ibu, dan juga wanita karir.Khadijah adalah istri Nabi yang pertama dan menjadi istri satu-satunya sebelum dia meninggal. Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah., menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad penyebaran agama Allah kepada seluruh umat manusia. Sosok yang sangat dermawan, rendah hati, setia, mulia, penuh kasih sayang, penyabar dan cerdas.Khadijah juga meliki peranan yang penting dalam ikut serta memban- tu Rasulullah dalam menyiarkan agama Islam.Beliau membantu Nabi tanpa mengenal pamrih baik dari segi materi dan psikis.Iarela mengorbankan harta benda dalam perjuangan Nabi Saw tanpa mengeluh sedikitpun.

15 Khairul Amru Harahap, Rahasia Sukses Bisnis Khadijah, 138.

(10)

DAFTAR PUSTAKA Adz-Dzabani.Miizaanul I‟tidaal.

Ahmad, Rashid Chaudhry. 2009. Hazrat Sayyedah Khadijah, Islamabad:Islam International Publication Ltd.

Al-Haitsami.Majma‟uz Zawaa‟id wa Manba‟ul Fawaa‟id. Ath- Thabari.Taariikhul Umam wal Muluuk.

Dhofir,Muhil Lc. 2009.35 Sirah Shahabiyah, Jakarta Timur: Al-Itsihom Cahaya Utama.

Hindawi, Abdurahman.Rijal wa Nisaa‟ Haula Ar-Rasuul Saw.

http:/SirahKhadijahbintiKhuwaild_ArtikelMuslimah.com.html di akses pada tanggal 22/03/18

Khairul Amru Harahap, Rahasia Sukses Bisnis Khadijah, Tangerang; Qultum Media. 2008

---, Nisaa‟ Ahlil Bait

---. Al-Fushuul fii Ikhtisar Siirah Ar-Rasuul

Laila, Abu Laila dan M. Tahrir.1989. Keagungan Muhammad Rasulullah. Jakar- ta: Pustaka Jaya

Trim, Bambang.2008. Business Wisdom of Muhammad Saw. Bandung: Mizan.

Referensi

Dokumen terkait