1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkat kualitas hidup manusia.
Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai pelaksana pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, seorang guru harus mengadakan evaluasi. Keberhasilan suatu program pendidikan ditentukan oleh proses belajar mengajar. Apabila proses tersebut dapat berlangsung dengan baik, maka pendidikan yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik. Begitu pula sebaliknya, jika proses belajar mengajar tidak berlangsung dengan baik maka akan membawa dampak buruk terhadap keberhasilan suatu program pendidikan.
Keberhasilan pendidikan salah satunya dipengaruhi oleh pengajaran.
Menurut Nana Sudjana(1991) pengajaran merupakan usaha guru dalam menyampaikan bahan kurikulum. Pengajaran sebagai satu sistem terdiri dari berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, alat serta penilaian. Dalam hal ini tujuan merupakan posisi penting dalam pengajaran, metode dan alat digunakan sebagai instrument untuk membantu pendidik dalam melakukan pengajaran, penilaian digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran yang diberikan.
Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat- tepatnya tentang siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa mana yang belum menguasai materi. Menurut Suprananto (2012), analisis butir soal dapat dilakukan secara kualitatif (berkaitan dengan isi dan bentuknya) dan kuantitatif (berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya). Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruksi, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran validitas dan reliabilitas butir soal, kesulitan butir soal serta diskriminasi soal. Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan
2
dankelemahan, oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan atau memadukan keduanya.
Sesuai permendikbud nomor 23 tahun 2016 pasal 13 tentang penilaian, disebutkan bahwa Prosedur penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dengan mengkoordinasikan kegiatan dengan urutan: menetapkan KKM; menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran; menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya; melakukan analisis kualitas instrumen;
melakukan penilaian; mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;melaporkan hasil penilaian; dan memanfaatkan laporan hasil penilaian.
Selain prosedur penilaian seorang pendidik juga harus memahami instrumen penilaian yang telah disebutkan pada permendikbud nomor 23 tahun 2016 pasal 14 bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
Setelah mengikuti kegiatan selama waktu tertentu maka untuk mengukur kemampuan siswa melakukan tes menjadi sangat penting, kegiatan menganalisis soal akan mengukur sejauh mana kualitas soal yang diujikan kepada peserta tes.
Kedudukan evaluasi dalam proses belajar mengajar sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Demikian juga, agar proses evaluasi itu berfungsi dengan semestinya dan sesuai tujuan, maka alat evaluasi itu sendiri harus baik. Hal ini seringkali dilupakan oleh para praktisi pendidikan di lapangan, mereka hanya berhenti pada pelaporan hasil evaluasi tanpa merasa perlu untuk mengetahui seberapa baik alat evaluasi yang telah mereka gunakan. Alat evaluasi yang dimaksud adalah tes hasil belajar yang berisi butir-butir soal.
Cara mengetahui kualitas suatu tes yaitu dengan melakukan analisis kualitas tes. Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes (Nana Sudjana, 2008). Kualitas sebuah perangkat tes dapat dilihat dengan melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif merupakan analisis yang dilakukan sebelum tes diberikan kepada peserta tes dengan melihat kesesuaiannya dengan aspek materi, konstruksi dan bahasa, sedangkan analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan
3
dua pendekatan yaitu teori uji klasik dan teori respons butir. Jika tes yang digunakan pendidik kurang baik, hasil yang diperoleh juga kurang baik, ini dapat merugikan siswa. Oleh karena itu, yang digunakan guru harus memiliki kualitas yang baik dilihat dari berbagai segi.
Analisis butir soal dengan teori uji klasik merupakan yang termudah meskipun memeliki beberapa keterbatasan. Beberapa aspek yang diperhatikan dalam uji klasik yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda validitas dan reliabilitas serta pengecoh jawaban (Anas Sudijono, 2008). Teori respons butir merupakan teori pengukuran modern yang biasa digunakan dalam analisis butir soal, dalam teori ini digunakan model matematis untuk menghubungkan karteristik butir soal.
Dengan demikian, kemampuan pendidik menyusun tes dalam proses pembelajaran menjadi suatu yang penting dan menjadi suatu kompetensi yang harus dimiliki pendidik.
Menurut peneliti (Rahmawati, 2012) salah satu cara mengantisipasi adalah dengan jalan melakukan sebuah analisis terhadap butir soal matematika. Apabila analisis item soal dilakukan secara cermat, maka dapat diketahui apakah butir- butir soal tersebut sudah dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil yang memadai atau belum. Analisis setiap soal matematika itu dilakukan dengan harapan akan menghasilkan berbagai informasi yang berharga, guna melakukan perbaikan, pembenahan, dan penyempurnaan terhadap butir-butir item yang telah dikeluarkan dalam tes. Sehingga pada masa-masa yang akan datang tes yang disusun atau dirancang oleh tester(Pendidik) itu betul-betul dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pengukur hasil belajar yang memiliki kualitas yang tinggi.
Matematika merupakan salah satu materi yang diujikan pada UN yang mempunyai peranan penting dalam upaya mewujudkan tujuan sebuah pendidikan.
Matematika merupakan sumber dari ilmu-ilmu lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan perkembangannya bergantung dari matematika.sehingga sangatlah perlu diperhatikan pengujian validasi terhadap soal tersebut saat pembuatannya.
Berdasarkan hasil observasi peliti selama mengikuti kegiatan Progam Magang 3 di SMA Negeri 2 Batu sering dilakukan evaluasi pembelajaran melalui
4
tes tulis, akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa selama ini kegiatan analisis butir-butir soal jarang dilakukan. Itulah sebabnya materi, konstruksi soal, bahasa, validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal yang terdiri dari tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal sering dikatakan rendah.
Lebih tepatnya kualitasnya tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, kegiatan menganalisis butir soal merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak dapat ditinggalkan. Evaluasi menggunakan tes agar sesuai yang diharapkan, maka diperlukan adanya peninjauan kembali terhadap alat evaluasi tersebut.
Hasil wawancara dengan salah satu guru pamong mata pelajaran matematika di SMA Negeri 2 Batu juga menjelaskan, kegiatan menganalisis soal juga jarang dilaksanakan. Kegiatan evaluasi hasil pembelajaran hanya sampai pada pemberian skor pada peserta didik. Maka peneliti bermaksud mengambil judul analisis butir soal ulangan kenaikan kelas mata pelajaran matematika dengan teori tes klasik dan teori respons butir pada kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Batu.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana kualitas butir soal ulangan kenaikan kelas semester genap tahun 2015/2016 kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Batu ditinjau dari segi analisis teoritik?
2. Bagaimana kualitas butir soal ulangan kenaikan kelas semester genap tahun 2015/2016 kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Batu ditinjau dari segi analisis empirik (reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dan model logistik 1 parameter)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan kualitas soal ulangan kenaikan kelas SMA Negeri 2 Batu berdasarkan analisis teoritik.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan kualitas soal ulangan kenaikan kelas SMA Negeri 2 Batu berdasarkan analisis empirik.
5 1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bahan pengetahuan bagi peneliti dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesi keguruan yang akan diemban nantinya.
2. Bagi siswa dengan analisis butir soal akan menghasilkan soal yang baik pada pembuatan soal berikutnya sehingga kemampuan siswa akan dapat diketahui dengan baik.
3. Sebagai pertimbangan guru agar analisis butir soal dilakukan dimasa yang akan datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas butir soal yang kurang baik dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal yang baik. Sehingga dapat dijadikan untuk perbaikan atau peningkatan hasil belajar siswa pada periode berikutnya.
4. Bagi kepala sekolah hendaknya menjadi masukan agar lebih memperhatikan tentang kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru.
5. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan bagi dunia pendidikan khususnya dalam bidang evaluasi.
1.5 Pembatasan Masalah
Agar pengulasan masalah dapat terjawab dan bisa dikaji secara mendalam, maka permasalahan dibatasi pada:
1. Butir soal yang diteliti adalah soal matematika ulangan kenaikan kelas semester genap tahun 2015/2016 kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Batu dan dikhususkan pada soal pilihan ganda.
2. Lembar jawaban siswa yang digunakan dalam menganalisis butir soal untuk mengetahui reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dan model logistik 1 parameter adalah lembar jawaban siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 2 Batu.
3. Perhitungan analisis pada pendekatan teori respon butir hanya pada model logistik 1 parameter dan tidak menggambarkan melalui kurva karakteristik.
6 1.6 Definisi Operasional
1. Analisis butir soal adalah pengujian terhadap mutu soal agar diperoleh informasi tentang karakteristik soal tersebut.
2. Ulangan kenaikan kelas (UKK) adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester.
3. Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari stuktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya.
4. Teori tes klasik adalahteori psikometri yang membolehkan kita untuk melakukan prediksi tentang hasil dari suatu ujian (tes), melalui kemampuan orang yang melakukan tes dan tingkat kesulitan soal yang dikerjakan.
5. Teori respon butir merupakan pendekatan alternatif yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu tes.