• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL

2021

(2)

PENYUSUN

Dr. TORKIS LUBIS, Lc, D.E.S.S.

Dr. KASMAN, MA Dr. KOHAR, MM

Dr. DATUK IMAM MARZUKI, M.A.

NANANG ARIANTO, M.A.

JUREID, M.E. I AHMAD FAISAL, M.H.I JHON TYSON PELAWI, MH

NOVEBRI, M.Pd MUHAMMAD DANIL, M.H

(3)

KATA PENGANTAR

Hamdan wa syukran lillah, shalatan wassalaman ‘ala Rasulillah. Segala puja dan puji kita persembahkan kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dalam melaksanakan tugas dan pengabdian sebagai civitas akademika Stain Madina. Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kiranya kita mampu meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari, Amin.

STAIN Mandailing Natal memiliki visi Terwujudnya Pendidikan Tinggi Islam Moderat Dan Inovatif, dan misi Melaksanakan Pendidikan, Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Yang Moderat Dan Inovatif Dengan Dilandasi Nilai-Nilai Islam.

Untuk itu, Kode Etik Tenaga Kependidikan STAIN Mandailing Natal ini diharapkan menjadi pedoman beraktivitas dan bertingkah laku bagi segenap Tenaga Kependidikan STAIN Mandailing Natal.

Panyabungan, Maret 2021 Ketua,

Dr. Torkis Lubis, Lc, D.E.S.S.

NIP. 196205052001121002

(4)

KEPUTUSAN KETUA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL NOMOR: TAHUN 2021

TENTANG

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL Menimbang

: a. bahwa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri mengemban amanat menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia dan berjiwa amar makruf nahi munkar;

b. bahwa dalam rangka membentuk kepribadian muslim, perlu dilakukan sistem pembinaan yang memperhatikan aspek-aspek keimanan dan keintelektualan dengan memadukan kekuatan pikir dan zikir;

c. bahwa untuk mewujudkan tujuan sebagaimana tersebut dalam butir a dan a, dibutuhkan tenaga kependidikan yang beretika;

d. bahwa untuk keperluan sebagaimana tersebut dalam butir a, b, dan c perlu diterbitkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal tentang Kode Etik Tenaga Kependidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 5859);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4496);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74);

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing

(5)

Natal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 164);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 165);

9. Keputusan Menteri Agama Nomor 27 Tahun 2019 Tentang Statuta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL TENTANG KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan:

a. STAIN Madina adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal.

b. Ketua adalah penanggung jawab utama dan pengambil keputusan tertinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal.

c. Kepala Bagian adalah personil yang bertugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, administrasi umum, keuangan, organisasi, kepegawaian, penyusunan peraturan perundangundangan, administrasi akademik, kemahasiswan, pemberdayaan alumni dan kerjasama dan bertanggungjawab kepada Ketua.

d. Tenaga Kependidikan adalah sumber daya manusia yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk mendukung proses Tri Dharma STAIN Madina pada satuan pendidikan atau penelitian, baik laki-laki maupun perempuan, PNS maupun bukan PNS agar dapat terlaksana secara efektif, efisien dan produktif guna mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang terarah.

e. Unit Kerja adalah seluruh organisasi yang berada di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

f. Kode Etik adalah pedoman sikap, perilaku atau perbuatan perkataan cara berpakaian dan berpenampilan pegawai dalam melaksanakan tugas dan pergaulan sehari-hari yang dituangkan secara tertulis sebagai sebagai pedoman bersama.

g. Kode Etik Tenaga Kependidikan yang dimaksud adalah Kode Etik Tenaga Kependidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal.

h. Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan adalah Dewan Kode Etik yang dibentuk oleh Ketua untuk memberi rekomendasi tentang sanksi bagi tenaga kependidikan PNS atau bukan PNS pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang belum diatur oleh peraturan perundangan tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.

i. Pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan adalah pelanggaran terhadap Kode Etik Tenaga Kependidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal.

j. Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

k. Pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan Ketua atau Dewan Kode Etik atau pejabat yang ditunjuk untuk mencari keterangan dan menemukan bukti-bukti permulaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan setelah

(6)

menerima laporan tertulis dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

l. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan oleh Ketua atas rekomendasi Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan.

m. Pembelaan adalah upaya tenaga kependidikan di depan sidang Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan untuk mengajukan alasan-alasan, saksi-saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi dan tenaga kependidikan PNS sepanjang belum diatur oleh peraturan perundangan tentang mekanisme keberatan dan banding administratif.

n. Rehabilitasi adalah pernyataan pemulihan nama baik dan hak-hak tenaga kependidikan yang telah dijatuhi sanksi atas pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dan dituangkan dalam Keputusan Ketua.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Maksud diberlakukannya Kode Etik Tenaga Kependidikan adalah untuk:

a. Menegakan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan di kampus maupun kehidupan sehari-hari.

b. Memberikan landasan dan panduan kepada tenaga kependidikan dalam bersikap, berkata, berperilaku dan berkarya selama berbakti di STAIN Madina.

c. Menjamin terlaksananya pelayanan prima dan mutu STAIN Madina.

Pasal 3 TUJUAN

Tujuan diberlakukannya Kode Etik Tenaga Kependidikan adalah:

a. Terciptanya suasana yang kondusif untuk keberlangsungan pengelolaan administrasi dan proses belajar mengajar sesuai visi, misi dan tujuan STAIN Madina.

b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kewajiban STAIN Madina sebagai Perguruan Tinggi Islam.

c. Terciptanya iklim administrasi dan akademik yang dilandasi nilai-nilai ke- Islaman, keadaban, kemanusiaan, kemodernan, kebangsaan dan ke- Indonesiaan.

d. Terwujudnya kampus STAIN Madina sebagai wadah berkumpulnya tenaga kependidikan yang berakhlak mulia, taat beragama, kompetitif, profesional, berkepemimpinan dan berintegritas tinggi.

BAB III

KODE ETIK UMUM Pasal 4

1. Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, menjunjung tinggi nilai kebenaran, kejujuran, kemanusiaan, dan keadilan berdasarkan nilainilai yang terkandung di dalam Pancasila, mentaati dan mematuhi hukum yang berlaku.

2. Tenaga Kependidikan wajib menjunjung tinggi peraturan dan tata tertib yang berlaku di STAIN Madina serta wajib menjaga martabat diri dan nama baik STAIN Madina.

3. Tenaga Kependidikan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya wajib mematuhi dan berpedoman pada unsur- unsur Kode Etik sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan STAIN Madina ini.

(7)

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 5 Kode Etik Tenaga Kependidikan meliputi:

a. Etika terhadap diri sendiri.

b. Etika terhadap sesama tenaga kependidikan.

c. Etika dalam berorganisasi (STAIN Mandailing Natal) d. Etika dalam bermasyarakat.

e. Etika dalam bernegara.

Pasal 6

Etika Tenaga Kependidikan terhadap diri sendiri diwujudkan dalam bentuk:

a. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

b. Bersikap santun dan rendah hati dalam perilaku sehari- hari.

c. Proaktif dalam memperluas wawasan dan mengembangkan kemampuan diri sendiri.

d. Menolak pemberian dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pekerjaannya.

e. Menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran dalam setiap perbuatan.

f. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani. dan g. Berpenampilan rapi dan sopan.

Pasal 7

Etika Tenaga Kependidikan terhadap sesama tenaga kependidikan diwujudkan dalam bentuk:

a. Saling menghormati sesama tenaga kependidikan yang berasal dari etnik, ras, dan atau suku yang berbeda.

b. Menjalin kerjasama yang baik dan sinergi dengan pimpinan dan/atau bawahan serta sesama tenaga kependidikan.

c. Menjunjung tinggi keberadaan Korps Pegawai Negeri (KORPRI) sebagai wadah pemersatu tenaga kependidikan.

d. Tanggap, peduli, dan saling tolong menolong dengan tulus ikhlas terhadap sesama tenaga kependidikan.

e. Menghargai pendapat orang lain dan bersikap terbuka terhadap kritik dalam pelaksanaan tugas.

f. Menghargai hasil karya sesama tenaga kependidikan.

Pasal 8

Etika Tenaga Kependidikan dalam menjalan tanggungjawab yang diberikan diwujudkan dalam bentuk :

a. Melaksanakan tugas dan fungsi dan penuh tanggung jawabnya.

b. Memegang teguh rahasia jabatan.

c. Memenuhi standar operasional prosedur kerja.

d. Bekerja penuh dengan inovasi dan visioner.

e. Memberikan pelayanan prima kepada setiap orang yang berkepentingan selama kepentingan itu sesuai peraturan.

f. Mematuhi jam kerja sesuai ketentuan.

g. Menghormati dan menghargai sesama tenaga kependidikan dan orang lain dalam bekerja sama.

h. Menyampaikan laporan kepada atasan apabila terjadi penyimpangan prosedur kerja yang dilakukan.

i. Tidak melakukan pemalsuan data dan informasi kedinasan.

j. Bersedia menerima tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab.

(8)

Pasal 9

Etika Tenaga Kependidikan dalam bermasyarakat diwujudkan dalam bentuk:

a. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain.

b. Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan.

c. Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat.

d. Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan dan mengganggu keharmonisan masyarakat.

e. Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar.

f. Berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan.

g. Membudayakan sikap tolong menolong dan bergotong royong di lingkungan masyarakat.

Pasal 10

Etika Tenaga Kependidikan dalam bernegara diwujudkan dalam bentuk:

a. Mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara konsisten dan konsekuen.

b. Menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

d. Menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan negara.

e. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

f. Menggunakan keuangan negara dan barang milik negara sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

g. Mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan.

h. Berperan aktif dalam mensukseskan pembangunan nasional.

i. Memegang teguh rahasia negara.

j. Menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.

k. Menggunakan sumber daya alam secara arif dan bertanggungjawab.

BAB V

TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 11

Tugas dan kewajiban tenaga kependidikan meliputi:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

b. Taat beribadah dan menjalankan ajaran agama.

c. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

d. Menaati segala peraturan perundangan tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.

e. Menjunjung tinggi hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

f. Menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab.

g. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, objektivitas, kritis, kreatif, inovatif, berprestasi, tidak lekas puas, toleran, pandai bersosialisasi, santun, selalu menghormati sesama manusia, dan selalu ingin mengembangkan ilmu.

h. Berusaha untuk senantiasa berguna untuk agama, masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan.

i. Menjunjung tinggi profesionalisme secara bertanggung jawab baik pada taraf nasional maupun internasional.

(9)

j. Menjalankan tugas-tugas sebagai tenaga kependidikan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dengan semangat dan ikhlas.

k. Menjaga nama baik, harkat, dan martabat STAIN Madina.

l. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

m. Menumbuhkembangkan suasana akademik di lingkungan kerja.

n. Menempatkan diri sebagai anggota keluarga dan masyarakat yang baik.

o. Meningkatkan kualitas ketakwaan dan moral sesuai dengan keyakinan masing-masing.

p. Menjaga hubungan baik dalam pergaulan dengan sesama teman sejawat baik di dalam maupun di luar kedinasan.

q. Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

r. Menghormati dan menghargai teman sejawat baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan sehari- hari.

s. Menjadi teladan, membangun kreatifitas dan memberikan dorongan yang positif kepada teman sejawat.

t. Membantu upaya mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan teknologi, budaya dan seni yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

u. Membantu pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran dengan tulus, ikhlas, kreatif, komunikatif, inovatif, berpegang pada akhlak yang baik, profesional dan tidak diskriminatif.

v. Mendukung kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran.

w. Mengimplementasikan Visi, Misi dan tujuan STAIN Madina.

x. Menempatkan kepentingan STAIN Madina atau lembaga di atas kepentingan diri sendiri.

y. Memberikan layanan akademik dengan cara terbaik, penuh dedikasi, disiplin, arif dan bijaksana.

z. Memberikan kontribusi nyata bagi STAIN Madina dan masyarakat.

aa. Melaksanakan kegiatan dengan tulus ikhlas dan dengan penuh tanggungjawab.

Pasal 12 Hak Tenaga Kependidikan :

a. Memperoleh gaji/imbalan atas tugas yang dibebankan sesuai peraturan yang berlaku.

b. Memperoleh pembinaan kepegawaian dari STAIN Madina dan Program Studi.

c. Mendapatkan pelayanan administrasi sesuai peraturan yang berlaku, termasuk pelayanan bagi yang berkebutuhan khusus.

d. Menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab.

e. Memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan akademik dan non- akademik.

f. Menyampaikan pendapat dan saran secara bebas, santun, damai, bertanggung jawab, dengan tetap menghormati hak-hak orang lain.

g. Memperoleh penghargaan atas karya dan prestasi.

h. Memperoleh kesempatan pengembangan karir.

i. Memperoleh bantuan hukum dan perlindungan hukum.

j. Memperoleh fasilitas kesejahteraan.

k. Bergabung dalam kegiatan lembaga serta organisasi profesi.

l. Mengundurkan diri sebagai tenaga kependidikan.

(10)

BAB VI

BENTUK PELANGGARAN Pasal 13

Seorang tenaga kependidikan dinilai melakukan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan apabila melakukan salah satu atau lebih dari perbuatan di bawah ini, baik di dalam maupun di luar kampus:

a. Melanggar salah satu larangan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan.

b. Mengucapkan kata-kata kotor dan tidak sopan.

c. Mengucapkan kata-kata atau melakukan gerakan anggota tubuh yang menyerang atau menyakiti perasaan orang lain atau menimbulkan permusuhan.

d. Melanggar standar busana, tata cara berbusana dan berpenampilan.

e. Melakukan perbuatan yang mengganggu proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

f. Melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban, kebersihan, keindahan, keamanan dan kenyamanan kampus sesuai peraturan STAIN Madina.

g. Berdusta.

h. Merokok di dalam gedung Kampus.

i. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan kebisingan, kegaduhan, dan keributan yang mengganggu aktifitas STAIN Madina.

j. Menginap di dalam kampus di luar keperluan dinas.

k. Menebang atau mencabut pohon atau tanaman dalam kampus tanpa izin.

l. Mencoret-coret tembok dan fasilitas kampus lainnya.

m. Menyiksa binatang.

n. Berkelahi.

o. Melakukan perusakan sarana atau prasarana kampus.

p. Mencemarkan nama baik seseorang atau lembaga.

q. Berpegangan tangan atau bersentuhan dengan lawan jenis di luar batas kesopanan.

r. Berkhalwat dengan lain jenis.

s. Berkhalwat dengan sesama jenis dengan tujuan negatif.

t. Melakukan pernikahan tanpa pencatatan oleh Petugas Pencatat Nikah.

u. Menolak menjadi saksi atas perkara pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

v. Melakukan perbuatan yang bersifat fitnah, provokasi, dan agitasi.

w. Berjudi.

x. Mengancam atau menzalimi orang lain.

y. Melakukan tindakan bully.

z. Melakukan penipuan.

aa. Memalsukan nilai atau dokumen akademik lainnya.

bb. Memalsukan dokumen.

cc. Melakukan tindakan anarkis.

dd. Membiarkan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan tanpa melaporkan kepada pihak terkait.

ee. Membiarkan terjadinya tindak pidana.

ff. Melakukan perbuatan yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum, kesehatan umum, moralitas umum, dan keamanan umum.

gg. Melakukan kolusi dan nepotisme.

hh. Melakukan korupsi.

ii. Menerima atau memberikan suap.

jj. Menerima gratifikasi.

kk. Membawa atau menggunakan senjata tajam.

ll. Membawa atau menggunakan senjata api.

(11)

mm. Membawa atau menggunakan benda-benda yang dapat mengganggu atau mengancam keselamatan diri sendiri atau orang lain.

nn. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan atau mempergunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau obat-obatan terlarang lainnya untuk diri sendiri atau orang lain di luar tujuan pengobatan yang sah sesuai resep/petunjuk dokter.

oo. Membawa atau mengkonsumsi minuman keras atau minuman yang memabukkan.

pp. Memalsukan tanda tangan.

qq. Melakukan tindakan plagiarisme atau penjiplakan karya.

rr. Melakukan pencurian, perampasan atau pemalakan.

ss. Melakukan perampokan atau pembegalan.

tt. Membawa atau menggunakan bahan peledak.

uu. Melakukan pergaulan bebas.

vv. Melakukan zina.

ww. Melakukan tindakan asusila, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.

xx. Melakukan aborsi atau membantu melakukan aborsi.

yy. Melakukan perkosaan atau membantu melakukan perkosaan.

zz. Membunuh orang atau melakukan upaya pembunuhan atau membantu orang lain melakukan pembunuhan atau upaya pembunuhan.

aaa. Melakukan teror.

bbb. Terlibat dalam gerakan teror atau terorisme.

ccc. Melakukan kekerasan fisik atau mental.

ddd. Terlibat dalam ideologi terlarang.

eee. Terlibat dalam organisasi terlarang.

fff. Melakukan perbuatan pidana atau membantu terjadinya tindak pidana.

ggg. Menjual, membeli, mengagunkan, menyewa, menyewakan atau meminjamkan aset, dokumen, atau surat berharga milik Negara dan/atau milik STAIN Madina secara tidak sah.

hhh. Menghambat berjalannya tugas STAIN Madina.

iii. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia Negara atau STAIN Madina yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.

jjj. Bertindak secara tidak profesional atau selaku perantara bagi pelaku usaha atau golongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau pihak lain.

kkk. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya.

BAB VII

KATEGORI SANKSI Pasal 14

(1) Sanksi pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang bersifat pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil diberikan sesuai peraturan perundangan.

(2) Sanksi pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan bukan PNS dan PNS yang belum diatur dalam peraturan perundangan bersifat akademik dan non-akademik.

(3) Sanksi pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan sebagai mana dimaksud ayat (2) terdiri atas:

a. Sanksi ringan berupa teguran lisan atau tertulis;

b. Sanksi sedang, yaitu berupa peniadaan hak memperoleh sebagian atau seluruh pelayanan akademik, administrasi dan kesejahteraan;

c. Sanksi berat, yaitu berupa usulan penurunan pangkat, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan, pembebasan dari jabatan,

(12)

pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai tenaga kependidikan sesuai ketentuan perundangan.

Pasal 15

(1) Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan diberikan sanksi ringan, sedang atau berat.

(2) Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang merupakan pelanggaran disiplin PNS atau pelanggaran pidana, diberikan sanksi akademik, administrasi, kesejahteraan dan atau sanksi pelanggaran disiplin PNS dan diproses sesuai hukum.

(3) Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan kategori sanksi ringan, apabila dilakukan berulang-ulang atau dua perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan kategori sanksi ringan dilakukan sekaligus, maka akan naik menjadi pelanggaran kategori sanksi sedang.

(4) Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan kategori sanksi sedang, apabila dilakukan berulang-ulang atau dua perbuatan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan kategori sanksi sedang dilakukan sekaligus, maka akan naik menjadi pelanggaran kategori sanksi berat.

BAB VIII

PENERAPAN KATEGORI SANKSI Pasal 16

(1) Pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan sebagaimana disebut pada Pasal 5 nomor urut 2 sampai dengan 12 adalah pelanggaran kategori sanksi ringan.

(2) Pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan sebagaimana disebut pada Pasal 5 nomor urut 13 sampai dengan 22 adalah pelanggaran kategori sanksi sedang.

(3) Pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan sebagaimana disebut pada Pasal 5 nomor urut 23 sampai dengan 64 adalah pelanggaran kategori sanksi berat.

BAB IX

PROSES PENETAPAN SANKSI Pasal 17

Penetapan sanksi atas pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pelaporan tertulis kepada Ketua Program Studi atau Kepala Bagian atau Ketua atas dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dari sesama tenaga kependidikan, dosen, mahasiswa, dan/ atau pihak lain.

b. Pemeriksaan terhadap laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan beserta bukti-bukti permulaan dilakukan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari setelah laporan dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan diterima.

c. Pemeriksaan terhadap pelaku terduga pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dan saksi-saksi dilakukan, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

d. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) selambat-lambatnya 21 (duapuluh satu) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

(13)

e. Penetapan oleh Ketua Program Studi atau Kepala Bagian atau Ketua tentang status dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan sebagai pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil atau sebagai Pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan, selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

f. Pembentukan dan pengangkatan Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan oleh Ketua Program Studi atau Ketua selambat-lambatnya 31 (tiga puluh satu) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan apabila dugaan pelanggaran itu bukan merupakan pelanggaran disiplin PNS.

g. Penyerahan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Ketua Program Studi atau Kepala Bagian atau Ketua kepada Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan, selambat-lambatnya 35 (tiga puluh lima) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

h. Pelaksanaan pemeriksaan perkara oleh Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikn selambat-lambatnya 42 (empat puluh dua) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

i. Penyampaian rekomendasi oleh Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan kepada Ketua Program Studi atau Ketua selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

j. Penetapan sanksi oleh Ketua Program Studi atau Ketua dengan surat keputusan selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

k. Penyampaian surat keputusan penetapan sanksi kepada pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan selambat-lambatnya 55 (lima puluh lima) hari setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

l. Pelaksanaan ketetapan sanksi oleh pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dan semua pihak terkait.

m. Proses pemeriksaan, pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan pemeriksaan oleh Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan terhadap tenaga kependidikan terduga pelaku pelanggaran yang bertugas pada kantor lembaga atau unit kerja di bawah Ketua dilakukan oleh Ketua, baik pada tingkat pemeriksaan pertama maupun pemeriksaan atas pengajuan keberatan.

Pasal 19

(1) Tenaga kependidikan yang bertugas pada Program Studi yang telah mendapatkan ketetapan sanksi dengan keputusan Ketua Program Studi dapat mengajukan surat keberatan tertulis kepada Ketua dengan tembusan kepada Ketua Program Studi, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan tersebut.

(2) Tenaga kependidikan yang bertugas pada kantor lembaga atau unit kerja di bawah Ketua yang telah mendapatkan ketetapan sanksi dengan keputusan Ketua dapat mengajukan surat keberatan tertulis kepada Ketua dengan tembusan kepada Kepala Bagian, selambat-lambatnya 11 (sebelas) hari setelah menerima surat keputusan tersebut.

(3) Ketua melakukan pemeriksaan terhadap surat keberatan ketetapan sanksi pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan beserta bukti-buktinya, selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah menerima surat keberatan tersebut.

(14)

(4) Setelah Ketua menilai adanya alasan atau bukti baru bagi keberatan tersebut, dalam waktu 20 (dua puluh) hari setelah diterimanya surat keberatan, Ketua membentuk dan mengangkat Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan.

(5) Penyerahan surat keberatan oleh Ketua kepada Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan, selambat -lambatnya 24 (dua puluh empat) hari setelah diterimanya surat keberatan tersebut.

(6) Pelaksanaan pemeriksaan perkara keberatan sanksi oleh Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan, tanpa menghadirkan tenaga kependidikan yang mengajukan keberatan dan saksi-saksi selambat-lambatnya dalam 29 (dua puluh sembilan) hari setelah diterimanya surat keberatan.

(7) Penyampaian rekomendasi oleh Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan kepada Ketua selambatlambatnya dalam 34 (tiga puluh empat) hari setelah diterimanya surat keberatan.

(8) Penetapan diterima atau ditolaknya keberatan oleh Ketua dengan surat Keputusan dengan tembusan kepada Ketua Program Studi, selambatlambatnya dalam 38 (tiga puluh delapan) hari setelah diterimanya surat keberatan.

(9) Penyampaian surat keputusan Ketua tentang ditolak atau diterimanya keberatan dimaksud kepada tenaga kependidikan yang mengajukan keberatan, selambat-lambatnya dalam 42 hari setelah diterimanya surat keberatan.

(10) Apabila berdasarkan rekomendasi Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan bahwa surat keberatan diterima, Ketua mencantumkan di dalam surat keputusannya tentang rehabilitasi nama baik dan hak-haknya sebagai tenaga kependidikan selambat-lambatnya dalam 50 (lima puluh) hari setelah diterimanya surat keberatan.

Pasal 20

(1) Dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dengan kategori sanksi ringan, dinyatakan kadaluarsa apabila 3 (tiga) bulan sejak terjadinya pelanggaran, laporan tertulis tidak diterima oleh Ketua Program Studi atau Kepala Bagian atau Ketua.

(2) Dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dengan kategori sanksi sedang, dinyatakan kadaluarsa apabila pelaku dugaan pelanggaran tidak lagi berstatus sebagai tenaga kependidikan.

(3) Dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidika kategori sanksi berat tidak memiliki masa kadaluarsa.

(4) Dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan kategori sanksi ringan, sedang atau berat yang merupakan bagian dari pelanggaran disiplin PNS dan atau tindak pidana dinyatakan kadaluarsa sesuai ketentuan peraturan perundangan.

BAB X

SIDANG DEWAN KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 21

(1) Keanggotaan Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan bagi pemeriksaan terhadap tenaga kependidikan terduga pelaku pelanggaran yang bertugas pada Program Studi diangkat oleh Ketua dengan mempertimbangkan keterkatian Program Studi dan pihak-pihak terkait lainnya.

(2) Keanggotaan Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan bagi pemeriksaan terhadap tenaga kependidikan terduga pelaku pelanggaran yang bertugas di kantor lembaga atau unit kerja di bawah Ketua diangkat dari Kepala Bagian dan pejabat yang ditunjuk oleh Ketua.

(15)

(3) Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan bersidang secara tertutup, dengan menghadirkan terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan dan saksisaksi untuk sidang Dewan Kode Etik Program Studi.

(4) Terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang bertugas pada Program Studi/ Pascasarjana diberi kesempatan pembelaan dalam sidang Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan dengan mengemukakan informasi, argumen, atau saksi yang meringankan dalam sidang Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan di Program Studi.

(5) Terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang bertugas pada lembaga atau unit kerja di bawah Ketuaat diberi kesempatan pembelaan dalam sidang Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan dengan mengemukakan informasi, argumen, atau saksi yang meringankan dalam sidang Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan yang dibentuk oleh Ketua.

(6) Keanggotan Dewan Kode Etik Tenaga Kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, terdiri atas seorang ketua dan selebihnya anggota.

(7) Pemeriksaan terhadap tenaga kependidikan terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan yang bertugas pada lembaga atau unit kerja di bawah Ketuaat, untuk mengajukan pemeriksaan tingkat pengajuan keberatan dilakukan oleh Dewan Kode Etik Tenaga kependidikan yang berbeda.

(8) Dewan Kode Etik dibentuk dan bertugas untuk menangani satu perkara dugaan pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan.

BAB XI

PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI Pasal 22

Ketua, Ketua Program Studi, Kepala Bagian, Kepala Lembaga, dan Kepala UPT melakukan sosialisasi dan pembinaan tentang Kode Etik Tenaga Kependidikan di lingkungan STAIN Madina.

Pasal 23

(1) Ketua Program Studi dan Kepala Bagian di Program Studi melakukan monitoring pelaksanaan penanganan perkara pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan serta rapat evaluasi pelaksanaan tugas-tugas Dewan Kode Etik pada tingkat Program Studi paling kurang setahun sekali.

(2) Ketua dan Kepala Bagian melakukan monitoring pelaksanaan penanganan perkara pelanggaran Kode Etik Tenaga Kependidikan serta rapat evaluasi pelaksanaan tugas-tugas Dewan Kode Etik pada tingkat Ketuaat paling kurang setahun sekali.

(16)

BAB XII PENUTUP

Pasal 24

Kode Etik Tenaga Kependidikan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki jika terdapat kekeliruan dikemudian hari.

Ditetapkan di Panyabungan Pada tanggal Maret 2021 KETUA STAIN MADINA,

TORKIS LUBIS

Referensi

Dokumen terkait

bahwa model atau teknik analisis panel yang diguakan adalah Random Effect Model. Koefisien intersep sebesar 2,856464 hal ini menunjukan jika variabel kepemilikan manajerial,

Laporan Tahunan Satuan Polisi Praja Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2015 disusun dengan maksud untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan atas

Dengan pertimbangan seperti yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana tingkat ketelitian hasil ukuran cara trigonometris dengan menggunakan

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara | Rencana Strategis (Renstra) II.25 Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kepala UPT Benih Tanaman Pangan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani pada atlet PUSLATKOT Kediri cabang olahraga terukur menuju PORPROV VII Tahun 2021 dalam masa COVID-19 memiliki

Holcim Indonesia Tbk merupakan satu-satunya perusahaan yang diprediksi mengalami masalah keuangan dihitung dengan metode Altman Z-Score dengan hasil tahun 2014 berada pada

Perbedaan itu dimungkinkan oleh beberapa faktor antara lain, tingkat ketaatan seseorang terhadap ajaran agama, pendiidkan pengalaman hidup, lingkungan pergaulan, bahkan

PESERTA LOLOS SELEKSI KOMPETENSI DAN POTENSI, SERTA BERHAK MENGIKUTI SELEKSI KESEHATAN TAHAP 1 TANGGAL 30 OKTOBER 2012 DI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA